Anda di halaman 1dari 49

UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN DIBAGIAN NON

FOOD (PAKAIAN REMAJA) PEREMPUAN DENGAN CARA


MENDISPLAY BARANG SECARA HORIZONTAL DI
RAMAYANA KEBAYORAN LAMA DEPARTEMENT STORE
KARYA TULIS

Diajukan sebagai salah satu syarat guna mengikuti Ujian Sekolah

Tahun Ajaran 2018/2019

Disusun Oleh:

Nama Siswa : VANYSHA FAJAR GUNTARI

NIS/NISN : 5007/0004820603

Kelas : XII

Bidang Studi Keahlian : Bisnis Dan Manajemen

Program Studi Keahlian : Tata Niaga

Kompetensi Keahlian : Pemasaran

SMK HARNASTO INSTITUT

JL. CIDODOL RAYA NO 40 KEBAYORAN LAMA

JAKARTA SELATAN
LEMBAR TIM PENGUJI

Setelah mendapat persetujuan dari pembimbing materi dan teknik serta di syahkan
oleh Kepala Sekolah, maka penulis akan mempertanggung jawabkan dihadapan
Tim Penguji pada :

Hari : ………………………………….

Tanggal :……………………………….

Penguji I Penguji II

(………..) (………….)
KATA PENGANTAR

Puji dan syuur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini pada tepat waktu. Penulis berharap semua laporan ini dapat
memberikan keputusannya. Laporan ini juga menjadi bukti bahwa penulis telah
melakukan/melaksanakan Praktik Kerja Industri UPAYA MENINGKATKAN
PENJUALAN BAGIAN NON FOOD (PAKAIAN REMAJA
PEREMPUAN)DI RAMAYANA DEPARTEMENT STORE KEBAYORAN
LAMA.

Laporan Praktik Kerja Industri disusun memenuhi salah satu syarat


kelulusan oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya, kepada :

1. Widuri Indah Widyanarti, SE selaku Ketua Yayasan Harnasto Institut

2. Drs. Sumadi Dwijo Saptomo selaku Kepala Sekolah SMK Harnasto Institut

3. Lilik Suryawan S. pd selaku Wakil Kurikulum SMK Harnasto Institut

4. Mailina S. Pd selaku Ketua Program Pemasaran, dan wali kelas XII Pemasaran

5. Ibu Novi Selaku Pembimbing Di Ramayana Departement Store

6. Orang Tua tercinta yang telah membei dukungan Moril maupun Material
selama penulis melaksanakan Praktik Kerja Industri.

7.Dan teman teman yang membantu dalam penysunan karya tlis ini tidak mungin
penulis sebutan satu persatu.
Berdasarkan data yang penulis kumpulkan, penulis telah menyusun karya
tulis ini dengan baik, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan-
kekurangan didalam penyajian. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun guna penyempurnaan karya tulis
ini. Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi temen-temen SMK Harnasto Institu serta pembaca.

Jakarta, Januari 2019

(Penulis)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL :

LEMBAR PENGUJI :

LEMBAR PERSETUJUAN :

KATA PENGANTAR :

DAFTAR ISI :

BAB I PENDAHULUAN

A. Pembatasan masalah

B. Alasan pemilihan judul

C. Tujuan Prakerin/Tujuan Job Training

D. Metode pengumpulan data

E. Sistematika penyusunan karya tulis

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pelanggan

B. Pengertian Label Harga

C. Pengertian pembukuan Barang

D. pengertian Counter MOI

E. Istilah Dalam Pertokoan

F. Pengertian Sub Penjualan


G.Pengertisn Display

BAB III UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN DIBAGIAN


NON FOOD (PAKAIAN REMAJA PEREMPUAN)DI
RAMAYANA DEPARTEMENT STORE
KEBAYORAN LAMA

A. Sejarah Singkat Ramayana Departement Store


B. Struktur Organisasi
C. Ruang Lingkup Kegiatan Ramayana Departemnt Store
D. Syarat Syarat Formal Pembukuan
E. Macam Macam Pembukuan
F. Macam Macam Pelanggan
G. Jenis Barang Yang Dibeli
H. Tipe Barang Yang Akan Dibeli
I. Syarat Pembayaran
J. Latar Belakang Departement Strore
K. Proses Kegiatan Selama Prakerin
L. Sejarah Singkat Ramayana Departement Store

BAB IV LAPORAN STUDY TOUR JOGYAKARTA

A. Profil Jogyakarta

B. Kunjungan Industri

C. Kunjungan Wisata

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pembatasan Masalah

Dalam karya tulis ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, oleh karena itu untuk menjaga agar tidak terlalu luasnya
materi dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam penyusunan penulis
membatasi masalah kegiatan melayani dibagian “UPAYA
MENINGKATKAN PENJUALAN DIBAGAN NON FOOD (PAKAIAN
REMAJA PEREMPUAN) DENGAN CARA MENDISPAY BARANG
SECRA HORIZONTAL DI RAMAYANA DEPARTEMENT STORE
KEBAYORAN LAMA”

Tujuan penyusunan membatasi masalah adalah sebagai berikut :

1. Agar tidak terlalu luasnya materi yang akan dibahas

2. Agar tidak terjadi simpang siur dan tumpang tindih

3. Agar lebih focus dalam membahas masalah

B. Alasan Pemilihan Judul

Penulis memilih judul “UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN


DIBAGAN NON FOOD (PAKAIAN REMAJA PEREMPUAN)DENGAN
CARA MWNDISPAY BARANG SECRA HORIZONTAL DI
RAMAYANA DEPARTEMENT STORE KEBAYORAN LAMA ”
Dengan alasan sebagai berikut :

1. Sesuai dengan program keahlian yang penulis memiliki yaitu program


keahlian “ Tata Niaga”.
2. Penulis harus bisa memahami kegiatan “ Mendisplay pakaian re,aja
perempuan di Ramayana Departement Store Kebayoran Lama “

3. Sesuai dengan apa yang telah penulis kerjakan pada waktu melakukan
(PRAKERIN) di Ramayana Departement Store Kebayoran Lama

C. Tujuan Prakerin/Tujuan On The Job Training

1. Membekali siswa dengan pengalaman yang sebenernya sebagai persiapan


guna menyusuaikan diri dalam dunia kerja dan masyarakat

2. Memantapkan Keterampilan siswa yang diperoleh pada pendidikan dan


pelatihan disekolah

3. Memantapkan disiplin dan tanggung jawab siswa dalam pekerjaan


dibidangnya

4. Memperluas wawasan siswa terhadap jenis jenis pekerjaan dibidang


bersangkutan dibidang kerja

5. Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta

6. Memperoleh umpan balik dari dunia kerja untuk memantapkan dan


mengembangkan program pendidikan sekolah

7. Penjajakan dunia kerja akan kebutuhan tenaga kerja dan kemampuan


yang dimiliki oleh siswa
D. Metode Pengumpulan Data

Untuk menyusun karya tulis prakerin ini penulis dibantu oleh pegawai
yang bekerja di Ramayan Departement Store Kebayoran Lama khususnya
ditempat yang penulis tempati dan penulis dapat dari masukan-masukan atau
informasi sebagai berikut :

1. Metode interview atau wawancara yaitu dengan menanyakan secara


langsung antara penulis dengan pembimbing lapangan atau dengan
karyawan dan karyawati ditempat prakerin yaitu Di Ramayana
Departement Store Kebayaran Lama

2. Metode study literature atau pustaka yaitu melengkapi data data yang
diperoleh dari Ramayana Departement Store Kebayoran Lama sebagai
landasan teori dan dari perpustakaan sekolah.

3. Metode observasi yaitu menggunakan metode langsung dalam perusahaan

dan mendapatkan informasi dari yang berkepentingan dan juga

mendapatkan pengarahan dari karyawan dan karyawati serta semua pihak.

E. Sistematika Penulis

Dalam penyusunan karya tulis ini penulis mempunyai harapan agar


pembaca dapat dan mudah memahaminya, maka karya tulis ini dibagi 5 bab
yang saling berkaitan dan merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan,
rangkaian tersebut terdiri dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memberi pengantar mengenai penulis ugas akhir


yang di berikan antara lain pembahasan masalah,alasan
pemilihan judul,tujuan on the job traning,tujuan penulis
atau penyusunan karya tulis,metode pengumpulan data
dan sistematika penyusunan karya tulis,metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis mengenali beberapa perhatian yang


menghubungkan dengan anatara lain pengertian pembukaan
barang,pengertian pembukuan barang,pengertian
pelanggan,pengertian penjualan,pengertian lebel harga,pengertian
counte MOI,pengertian Grocery.

BAB III :UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN BAGIAN


NON FOOD (PAKAIAN REMAJA PEREMPUAN)
DI RAMAYANA DEPARTEMENT STORE
KEBAYORAN LAMA

Dalam bab ini penulis telah melakukan kegiatan pelayanan di


bagian Grocery Non Food (Pakaian Remaja Perempuan)di
Ramayana Departement Srore Kebayoran Lama serta mengetahui,
sejarah singkat Ramayana Kebayoran Lama,Struktur Organisasi,
Ruang Lingkup kegiatan Ramayana,latar belakang yang dibeli
,tipe barang yang akan dibeli, syarat pembayaran yang akan
dibeli, syarat pembayaran persiapan sebelum penjualan lokasi
pembeli potensial, melakukan penjualan, teknik teknik penjualan,
persiapan sebelum penjualan, sikap seorang penjulan, proses
kegiatan selama prakering, sistem pelayanan Visi , Misi.

BAB IV : LAPORAN STUDY TOUR YOGYAKARTA

Profil Yogyakarta, Kunjungan Industri, Kunjungan Wisata

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini memuata kesimpulan dan saran


DAFTAR PUSAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

A.PENGERTIAN PELANGGAN

Pelanggan atau langganan merujuk pada individu atau rumah
tangga, perusahaan yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan
dalam ekonomi. Secara spesifik, kata ini sering pula diartikan sebagai seseorang
yang terbiasa untuk membeli barang pada suatu toko tertentu. Dalam berbagai
pendekatan, tergantung dari sifat dari industri atau budaya, pelanggan bisa disebut
sebagai klien, nasabah, pasien. Maknanya adalah pihak ketiga di
luar sistem perusahaan yang karena sebab tertentu,
membeli barang atau jasaperusahaan. Khusus untuk nasabah, istilah ini digunakan
mewakili pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk keperluannya sendiri
maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain.

Dalam kegiatan usaha, seorang pemasar atau penjual, mendekati prospek.


Prospek dipahami sebagai relasi bisnis yang membangun hubungan
dengan perusahaan. Prospek adalah relasi yang bisa sudah menjadi pelanggan
ataupun belum. Dalam pengertian yang lebih luas, relasi bisnis menyangkut
hubungan bisnis dengan semua pihak ketiga di luar perusahaan. Termasuk dalam
kriteria ini : penyedia/vendor, bank, atau pihak lainnya.

Kebutuhan pelanggan dapat didefinisikan sebagai barang atau jasa yang


dibutuhkannya untuk mencapai tujuan tertentu. Pelanggan memiliki kebutuhan
yang berbeda tingkatannya dan pengharapan pelanggan biasanya dipengaruhi oleh
nilai-nilai budaya, iklan, pemasaran, serta bentuk komunikasi lain, baik
dari pemasok maupun sumber-sumber lainnya.

Kebutuhan maupun pengharapan pelanggan dapat ditentukan


melalui wawancara, survei, perbincangan, penggalian data, atau metode-metode
pengumpulan informasi lainnya. Pelanggan mungkin tak memiliki pemahaman
jelas mengenai kebutuhannya. Bantuan untuk menentukan kebutuhan dapat
menjadi suatu layanan yang berharga bagi pelanggan. Pada proses ini,
pengharapan dapat diatur atau disesuaikan dengan kemampuan produk atau jasa
tertentu.

Secara garis besarnya terdapat tiga jenis pelanggan , yaitu pelanggan internal,
pelanggan perantara dan pelanggan eksternal ketiga jenis pelanggan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:

1. Pelanggan Internal
Pelanggan internal merupakan pelanggan yang tidak mengonsumsi suatu
barang ataupun jasa secara langsung. Pelanggan tipe ini membeli barang
ataupun jasa untuk dijual kembali oleh orang lain. Pelanggan jenis ini
dapat berupa produsen suatu barang ataupun agen penjualan yang bekerja
sama dengan perusahaan penyedia barang ataupun jasa. Pelanggan jenis
ini akan didapatkan oleh perusahaan dengan jalan memberikan berbagai
keuntungan untuknya. Dengan memberikan keuntungan yang lebih untuk
pelanggan ini, maka pelanggan ini akan tetap setia menjadi pelanggan
perusahaan Kita.

2. Pelanggan Perantara
Pelanggan perantara (intermediate costumer) adalah setiap orang yang
berperan sebagai perantara produk, bukan sebagai pemakai. Komponen
distributor, seperti agen-agen Koran yang memasarkan Koran, atau toko-
toko buku merupakan contoh pelanggan perantara.
Misalnya Penerbit Armico Bandung memerima pesanan buku dari toko
buku untuk dijual kepada siswa SMK maka dalam hal ini Penerbit
Armikco bertindak sebagai pemasok, toko buku sebagai pelanggan
perantara, dan siswa SMK sebagai pelanggan akhir atau pelanggan nyata
(real costumer).

3. Pelanggan Eksternal
Pelanggan eksternal (external costumer), adalah setiap orang atau
kelompok orang pengguna suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan
oleh perusahaan bisnis. Pelanggan eksternal inilah yang berperan sebagai
pelanggan nyata atau pelanggan akhir. Jika materi/bahan ini berguna bagi
anda silahkan copy, dan tolong anda klik iklan yang ada sebagai
Donasi/sumbangan anda.

B. Pengeertian Label Harga

Label adalah salah satu bagian dari produk berupa keterangan baik gambar
maupun kata-kata yang berfungsi sebagai sumber informasi produk dan
penjual. Label umumnya berisi informasi berupa nama atau merek produk,
bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal
kedaluwarsa ,isi produk dan keterangan legalitas.

Ketentuan mengenai pemberian label pada produk diatur dalam Undang-


undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Label pangan adalah setiap
keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke
dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan.

Tujuan penetapan harga:

1. Mendapatkan laba maksimum

Untuk mendapatkan laba maksimum ini yang sangat perlu


untuk diperhatikan tentu saja daya beli dari konsumen.
Semakin tinggi daya beli maka semakin mudah bagi
penjual untuk menetapkan tingkat harga yang tinggi.
Dengan demikian besar harapan bagi penjual untuk
mendapatkan laba yang besar.

2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan


atau pengembalian pada penjualan bersih

Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan


pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur.
Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya
bisa diambilkan dari laba perusahaan, dan laba hanya bisa
diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari jumlah
biaya seluruhnya.

3. Mencegah atau mengurangi persaingan

Persaingan dapat dicegah atau dikurangi melalui


kebijaksanaan harga. Hal ini bisa terjadi, karena para
penjual menerapkan harga yang sama untuk barangnya.
Jadi tidak akan mungkin timbul persaingan karena harga
yang sama tersebut. Persaingan dapat berupa servis atau
pelayanan yang lain. Persaingan jenis ini disebut
persaingan bukan harga (non-price competition).

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share

Memperbaiki market share hanya mungkin dilaksanakan


bilamana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan
masih cukup longgar, selain kemampuan pemasaran,
keuangan, dan sebagainya. Jadi karena itu faktor harga
dalam hal ini sangat penting. Bagi perusahaan kecil
dengan kemampuan yang terbatas, penentuan harga
ditujukan untuk sekedar mempertahankan market share.
Memperbaiki market share kurang diutamakan, terutama
tatkala persaingan sangat ketat.
C. Pengertin Pembukaan Barang

Pembukuan dalam perusahaan bisnis adalah dasar dari sistem akuntansi. Menurut
UU Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 28, pembukuan adalah suatu proses pencatatan
yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan
yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga
perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.
 
Terdapat beberapa metode umum dalam pembukuan yaitu sistem pembukuan
masukan-tunggal dan pembukuan berpasangan. Kedua sistem ini dapat dilihat
sebagai pembukuan nyata. Sistem pembukuan masukan-tunggal adalah sumber
catatan pembukuan primer seperti buku kas. Hal ini sama dengan daftar rekening
koran dan menempatkan pendapatan dan pengeluaran ke berbagai akun
pendapatan dan pengeluaran. Sistem ini bekerja hanya jika Anda bergerak dalam
perusahaan kecil dengan volume transaksi yang rendah. Sedangkan Sistem
Berpasangan cocok untuk perusahaan berukuran besar dan memiliki
kompleksitas. Dengan sistem ini, Anda dapat membuat dua entri untuk setiap
transaksi. Debit dibuat ke satu akun dan sebuah kredit dibuat ke akun lainnya. Ini
adalah kunci dari sistem berpasangan. Bentuk pembukuan ini lebih baik daripada
pembukuan masukan-tunggal.
 
Semua bisnis membutuhkan sebuah pembukuan dalam menjalankan bisnis.
Berikut ini adalah beberapa manfaat penting dari aktivitas pembukuan keuangan
bagi kondisi bisnis.
 
Mengetahui Besarnya Keuntungan atau Kerugian
Hal ini bisa disebut sebagai hal terpenting dalam menjalankan sebuah bisnis.
Karena memang dalam menjalankan sebuah bisnis yang dicari ialah keuntungan.
Jika terjadi kerugian maka haruslah segera dicari solusi pemecahannya agar tidak
selalu mengalami kerugian yang bisa berimbas pada matinya atau berakhirnya
bisnis yang telah dijalankan. Dengan mengetahui setiap transaksi yang ada pada
setiap harinya serta mengetahui arus distribusi uang dan barang dalam perusahaan,
maka Anda dapat mengetahui estimasi untung yang akan didapat atau rugi yang
akan diderita. Dari pencatatan setiap transaksi yang ada, maka akan terdapat
angka-angka yang bisa menunjukkan bagaimana perkembangan keuangan bisnis.
D. Pengertian counter MOI
Counter MOI adalah tempat dimana menaruh atau memajang pakaian
remaja perempuan .
Adapun tuga dari bagian counter MOI diantaranya :
1. Membersihkan seluruh sisi ruangan yang ada di MOI.
2. Merapihkan barang (forweding).
3. Memajang barang (display).
4. Memajang kembali barang yang tidak jadi di beli.
5. Mengisi kembali baramg yang telah habis di jual.
6. Mempromosikan produk barang yang dalam masa promosi atas harga
baru.
7. Menempelkan lebel harga. Barcode dan tanggal masuk barang.
8. Memajang barang yang baru datang dar gudang.

E. Istilah dslam pertokoan


1. Survey
Kegiatan yang dilakukan secara sistem mastis guna mengumpulkan data
data sesuai dengan kebutuhan yang di ingkinkan, survey ini dapat di
lakukan sendiri atau perkelompok dalam sutu hari atau lebih.
2. Order
Suatu kegiatan memesan barang yang telah habis terjual untuk dikirim
kembali agar dapat memnuhi kebutuhan para pelanggan yang telah
mengkonsumsi barang tersebut dan dapat memberukan pelayanan dan
kepuasan bagi para pelanggan si toko tersebut.
3. Display
Kegiatan mencatat barang yang dilakukan oleh para karyawan maupun
karyawati unyuk mengetahui barang barang yang telah habis terjual,
maka dari itu barang yan tela habis terbeli pelanggan secepatnya
karyawan untuk melakukan pengambilan barang tersebut. Ada pun
cara dalam pengisian kembali barang yang telah habis terjual dan
apabila barang tersebut masih ada dalam stock gudang maka wajib
para karyawan untuk mengambil barang tersebut dan di tata kembali
pada tempatnya masing masing.
F. Pengetian Sub Bagian Penjualan
Penjualan datang ke toko-toko pelanggan untuk mendata barang-
barang apa saja yang akan dibeli dan mendata toko tersebut. Data-data
tersebut dibawa ke direktur, kemudian direktur akan mengkonfirmasi
data tersebut. Jika direktur setuju maka penjualan akan menyetujui
toko tersebut untuk menjadi anggota jika toko tersebut belum menjadi
anggota. Jika sudah diterima, penjualan akan membuat nota
penjualan dan akan memberikan nota penjualan ke kasir.Kasir akan
membuat Bukti pembayaran penjualan rangkap (putih dan merah).
Bukti pembayaran rangkap kedua akan diberikan ke kepala gudang.
Kemudian kepala gudang akan membuat surat jalan dan mengirim
barang sesuai dengan bukti pembayaran tersebut. Surat jalan dan bukti
pembayaran rangkap kedua akan diberikan kepada bagian pengiriman
untuk mengirim barang. Setelah barang dikirim maka bagian
pengiriman akan meminta tanda tangan pelanggan pada surat jalan
dan memberikan bukti pembayaran rangkap kedua kepada pelanggan
tersebut. Jika ada retur barang maka bagian pengiriman akan
mengembalikan barang tersebut ke kepala gudang, dan kepala
gudang akan membuat surat retur penjualan, surat dimintabarang dan
surat jalan yang baru

G. Pengertian display

Definisi display atau pengertian display produk adalah penataan barang


dagangan ditempat tertentu dengan tujuan menarik minat konsumen,
memudahkan konsumen untuk melihat serta memilih dan akhirnya membeli
produk atau barang yang ditawarkan.
Dari definisi display diatas, Jika kita uraikan lebih lanjut akan terlihat seperti
dibawah ini;
Display adalah penataan barang atau produk
Display adalah kegiatan menata produk atau barang dagangan dengan cara dan
strategi tertentu sesuai kondisi tertentu. Kondisi disini berhubungan erat dengan
jenis produk atau barang dagangan, Tempat dan situasi.
Ditempat tertentu
Ditempat tertentu, Ini sangat berhubungan erat dengan lokasi, Luas tempat yang
akan digunakan untuk mendisplay produk, Posisi tempat, Jumlah dan macam
barang yang akan di pajang.
Display produk dilakukan untuk menarik minat konsumen, memudahkan
konsumen untuk melihat serta memilih produk
Display atau penataan barang dilakukan bukan hanya sekedar barang tersedia
didalam toko atau tempat menjual. Namun lebih dari itu, Display produk
dilakukan agar konsumen dengan mudah bisa melihat dan memilih produk yang
ditawarkan. Sehingga diharapkan konsumen akan leluasa dan nyaman agar terjadi
pembelian produk yang ditawarkan.
Demikian artikel dari bagaimana cara mendisplay dengan tema definisi display
atau pengertian display produk.
BAB IV

LAPORAN STUDY YOGYAKARTA

A. PROFIL JOGYAKARTA

1. Batas Wilayah

Kota Jogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan


merupakan satu-satumya daerah tingkat II yang berstatus kota disamping
itu daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten.

Kota Jogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-


batas wilayah sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kabupaten Sleman

 Sebelah Timur : Kabupaten Bantul & Sleman

 Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul

 Sebelah Barat : Kabupaten & Sleman


Wilayah Kota Jogyakarta terbentang antara 110º 24¹ 19 110º 28¹ 53

Bujur Timur dan 7º 15¹ 24 sampai 7º 49¹ 26 Lintang Selatan dengan

ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut

2. Keadaan Alam

Secara garis besar Kota Jogyakarta merupakan daratan rendah dimana

dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan kemiringan ± 1

derajat, serta terdapat 3(tiga) sungai yang melintas Kota Jogyakarta, yaitu:

 Sebelah timur ada Sungai Gajah Wong

 Bagian tengah adalah Sungai Code

 Sebelah barat adalah Sungai Winogo

3. LUAS WILAYAH

Kota Jogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan

daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 KM² yang berarti 1,025% dari luas

wilayah Propinsi DIY dengan luas 3.250 H tersebut terbagi menjadi 14

Kecamatan, 45 Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh

489.000 jiwa (data per Desember 1999) dengan kepadatan rata-rata 15.000

jiwa/KM².
4. Tipe Tanah

Kondisi tanah Kota Jogyakarta cukup subur dan memungkinkan

ditanami berbagai macam tanaman pertanian maupun perdagangan,

disebabkan oleh letaknya yang berada didaratan rlereng Gunung Merapi

(fluvia volcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung tanah regosol

atau tanah vulkanis muda. Sejalan dengan perkembangan perkotaan dan

pemungkiman yang pesat, lahan pertanian kota setiap tahun mengalami

penyusutan. Data tahun 1999 menunjukkan 7,85% dari luas area Kota

Jogyakarta (3.249,75) karena beralih fungsi (lahan pekarangan).

5. Iklim

Tipe iklim “ AM dan AW”, cerah hujan rata-rata 2.012 mm/thn dengan

119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2ºC dan kelembaban rata-rata 24,7%.

Angin pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup

angin barat daya dengan arah 220º bersifat basah dan mendatangkan hujan,

pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering

dengan arah ±90º-140º dengan rata-rata kecepatan 5-16 knot/jam.

6. Demografi

Pertambahan penduduk Kota dari tahun ke tahun cukup tinggi, pada

akhir tahun 1999 jumlah penduduk kota 490.433 jiwa dan sampai akhir juni

2000 tercatat penduduk Kota Jogyakarta sebanyak 493.903 jiwa dengan

tingkat kepadatan rata-rata 15.197/Km². Angka harapan hidup penduduk


Kota Jogyakarta menurut jenis kelamin, laki-laki usia 72,25 tahun dan

perempuan usia 76,31 tahun.

B. Sejarah Jogyakarta

Antara tahun 1568-1586 di Pulau Jawa bagian tengah, berdiri Kerajaan

Pajang yang diperintah oleh Sultan Hadiwijaya, dimana semasa mudanya

beliau terkenal dengan nama Jaka Tingkir. Dalam pertikaian dengan Adipati

dari Jipang yang bernama Arya Penangsang, beliau berhasil muncul sebagai

pemenang atas bantuan dari beberapa orang panglima perangnya, antara lain

Ki Angeng Pemanahan dan putra kandungnya yang bernama Bagus

Sutawijaya, seorang Hangabehi yang bertempat tinggal disebelah utara pasar

dan oleh karenanya beliau mendapat sebutan “ Ngabehi Loring Pasr”. Sebagai

balas jasa kepada Ki Ageng Pemanahan dan putranya itu, Sultan Pajang

kemudian memberikan anugerah sebidang daerah yang disebut Bumi

Menatok, yang masih berupa hutan belantaran, dan kemudian dibangun

menjadi subuah “ Tanah Perdikan”. Sesurut Kerajaan Pajang, Bagus

Sutawijaya yang juga menjadi putra angkat Sultan Pajang, kemudian

mendirikan Kerajaan Mataram diatas Bumi Mentaok dan mengangkat diri

sebagai Raja dengan gelar Panembahan Senopati.

Salah seorang putera beliau dari perkawinannya dengan Retno Dumilah,

putrid Adipati Madiun memerintah Kerajaan Mataram sebagai Raja ketiga,

dan bergelar Sultan Agung Hanyorokusumo beliau adalah seorang patriot

sejati dan terkenal dengan perjuangan beliau merebut Kota Batavia yang
sekarang disebut Jakarta dari kekuasaan VOC., suatu organisasi dagang

Belanda waktu terus berjalan dan peristiwa silih berganti.

Pada permulaan abad ke-18, Kerajaan Mataram diperintahi oleh Sri Sunan

Paku Buwono ke II . Setelah beliau mangkat, terjadilah pertikaian keluarga,

antara salah satu seorang putra beliau dengan salah seorang adik beliau yang

merupakan pula hasil hasutan dari penjajahan Belanda yang berkuasa saat itu.

Pertikaian itu dapat diselesaikan dengan baik melalui perjanjian Ginyanti yang

terjadi pada tahun 1755, yang isi pokoknya adalah Palihan Nagari yang artinya

pembagian Kerajaan menjadi dua, yakni Kerajaan Surakarta Hadiningrat

dibawah pemerintah putra Sunan Pakubuwono ke-III dan Kerajaan

Ngayogyakarta Hadiningrat dibawah pemerintahan adik kandung Sri Sunan

Pakubuwono ke-II yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I.

Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat ini kemudian lazim disebut sebagai

Yogyakarta dan sering disingkat menjadi Jogja.

Pada tahun 1813, Sri Sultan Hamengkubuwono I, menyerahkan sebagian

dari wilayah Kerajaannnya yang terletak disebelah barat sungai Progo, kepada

salah satu seorang putranya yang bernama Pangeran Notokusumo untuk

memerintah di daerah itu secara bebas, dengan kedaulatan yang penuh.

Pangeran Notokusumo selanjutnya bergelar sebagai Sri Paku Alam I,

sedangkan daerah kekuasaan beliau disebut Adikarto. Setelah proklamasi

Kemerdekaan RI, beliau menyatakan sepenuhnya berdiri dibelakang Negara

Persatuan Republik Indonesia, yang selanjutnya berstatus Daerah Istimewa

Yogyakarta (setingkat dengan Propinsi) sampai sekarang.


C. Kota Pelajar

Antara awal tahun 1946 sampai akhir tahun 1949, selama lebih kurang 4

tahun. Yogyakarta menjadi Ibu Kota Negara RI. Pada masa itu pimpinan bangsa

Indonesia berkumpul di Kota perjuangan ini. Seperti layaknya sebuah Ibu Kota.

Jogja memikat kedatangan para kaum remaja dari seluruh penjuru tanah air yang

ingin berpartisipasi dalam mengisi pembangunan Negara ini yang baru saja

merdeka. Namun untuk membangun suatu Negara diperlukan tenaga-tenaga ahli,

terdidik dan terlatih. Dan karena itulah yang melatar belakangi pemerintah RI

untuk mendirikan sebuah Universitas yang kita kenal dengan nama Universitas

Gajah Mada, merupakan Universitas Negri pertama yang lahir pada masa

kemerdekaan.

Selanjutnya diikuti dengan berdirinya akademik dibidang kesenian

(Akademik Seni Rupa Musik Indonesia), serta sekolah tinggi di bidang agama

islam (Perguruan Tinggi Agama Islam Negri, yang selanjutnya menjadi IAIN

Sunan Kalijaga). Pada waktu selanjutnya juga berdiri lembaga-lembaga

pendidikan baik negri maupun swasta di Kota Yogyakarta, sehingga hamper

tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di kota ini. Hal ini

menjadikan kota Jogja tumbuh menjadi kota pelajar dan pusat pendidikan. Sarana

mobilitas paling populer di kalangan pelajar, mahasiswa, karyawan, pegawai,

pedagang dan masyarakat umum adalah sepeda dan sepeda motor, yang

merupakan sarana transportasi yang digunakan baik siang maupun dimalam hari.

Hal ini menjadikan Jogja dikenal dengan sebutan kota sepeda.

D. Pusat Kebudayaan
Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah selalu terdapat di

lingkungan kraton dan daerah sekitarnya. Sebagai bekas suatu Kerajaan yang

besar, maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang tinggi dan

bahkan merupakan pusat sumber seni budaya Jawa. Hal ini dapat kita lihat dari

peninggalan seni budaya yang dapat kita saksikan pada pahatan monument-

monumen peninggalan sejarah seperti candi-candi, istana Sultan dan tempat-

tempat lain yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Dan sebagai dapat

disaksikan pada museum-museum budaya.

Kehidupan seni tari dan seni lainnya juga masih berkembang pesat di kota

Jogja serta nilai-nilai budaya masyarakat Jogja terukap pula dalam bentuk

arsitektur rumah penduduk, dengan bentuk joglonya yang banyak dikenal di

seluruh Indonesia. Andhong antic di Jogja memperkuat kesan, bahwa Yogyakarta

masih memiliki nilai-nilai tradisional. Seniman terkenal dan seniman besar yang

ada di Indonesia saat ini, banyak yang terdidik dan digembleng di Yogyakarta.

Sederetan nama seniman seperti Affandi, Bagong, Kusdiharjo, Edi Sunarso,

Saptoto, Amri Yahya, Kuswadji Kawindro Susanto dan lain-lain merupakan

nama-nama yang ikut memperkuat peranan Yogyakarta sebagai pusat

kebudayaan.

E. Daerah Dan Tujuan

Pada masa sekarang, seluruh predikat Yogyakarta luluh menjadi satu dan

berkembang menjadi satu dimensi baru. Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata

keramahan tamahan yang tulus, khas Yogyakarta akan menyambut para

wisatawan disaat mereka datang, dan kemesraan yang dalam akan mengiringi
saat mereka meninggalkan Jogja, dengan membawa kenangan manisnya tidak

akan mereka lupakan sepanjang masa.

Perananya sebagai Kota perjuangan, daerah pelajar dan pesat pendidikan

serta daerah kebudayaan, ditunjang oleh paronama yang indah, telah mengangkat

Yogyakarta sebagai daerah yang menarik untuk dikunjungi dan mempesona

untuk disaksikan.

Yogyakarta juga memiliki berbagai fasilitas dengan kualitas yang

memadai yang tersedia dalam jumlah yang cukup. Kesemuanya itu akan bisa

memperlancar dan member kemudahan bagi para wisatawan yang berkunjung ke

Kota Jogja. Sarana Transportasi, akomodasi dan berbagai sarana penunjang

lainnya, seperti santapan makanan-minuman yang lezat, serta aneka ragam

cindramata mudah diperoleh dimana-mana.

B. Kunjungan Industri

1. Pabrik Gula Madukismo

Mengunjungi Pabrik Gula Madukismo, anda akan merasakan nuansa awal

era industry. Sebuah bangunan besar berusia tua dengan halaman luas, mesin-

mesin kuno serta rel-rel kereta yang menjadi jalan kereta yang menjadi jalan

kereta pengangkut tebu akan menyapa dan menguatkan kesan itu. Pabrik ini

menawarkan kenikmatan berwisata yang berbeda tempat lainnya. Seluruhnya

dikemas dalam paket Agrowisata Madukismo, anda bisa menikmatinya

dengan mendaftarkan dulu sebagai peserta wisata jauh hari sebelumnya karena

paket wisata ini tak bisa dinikmati setiap saat.


Begitu sampai anda akan disambut di Gedung Madu Chandya yang

terletak tak jauh dari area pabrik. Anda akan mendapat penjelasan tentang

proses pembuatan gula. Sedikitnya, penjelasan yang diberikan akan membantu

anda menikmati proses produksi didalam pabrik. Tak perlu merasa bosan

karena penjelasan dikemas secara audio visual sehingga menarik untuk

disaksikan perjalanan menggunakan kereta api tua bisa dinikmati usai

mendapat penjelasan tentang proses prosuksi. Anda bisa merasakan nuansa

perjalanan dengan kereta api masa lampau ketika berada didalam gerbong

yang ditarik oleh lokomotif tua bermesin disel buatan Jerman. Dengan kereta

itu, anda akan diantar dari Madu Chandya menuju area pabrik melewati rel-rel

tua dan perkebunan yang ada didekat pabrik.

Begitu turun dari kereta, anda akan menuju lokasi Pabrik Gula

Madukismo. Jika datang pada bulan mei-september, anda akan bisa

menyaksikan proses produksi gula secara langsung. Produksi gula melewati

tahap pemerahan nira untuk mendapatkan sari gula, pemurnian nira dengan

sulfitasi, penguapan nira, kristalisasi, puteran gula dan pengemasan. Sambil

mencermati proses produksinya, anda juga bisa melihat mesin-mesin tua yang

menjadi alat produksi di pabrik ini.

Keluar dari lokasi gula, anda akan menuju lokasi Pabrik Spiritus

Madukismo yang terletak disebelah barat pabrik gula. Di pabrik yang berdiri

di pada tahun yang sama dengan pabrik gula ini, anda juga bisa melihat

seluruh proses produksi spiritus yang meliputi tahap pengeceran bahan baku,

peragian atau fermentasi dan penyulingan. Spiritus dan produk alcohol lainnya
yang dihasilkan oleh pabrik ini diolah dari tetes tebu, hasil samping produksi

gula.

Meski paket wisata telah usai sehabis mengunjungi pabrik spiritus, anda

tak perlu terburu-buru pulang. Masih banyak obje menari lainnya yang perlu

dinikmati, misalnya dengan berkeliling ke wilayah disekitar pabrik. Anda bisa

melakukan napak tilas melewati rel-rel kereta yang dulu digunakan untuk

mengangkut tebu dari desa-desa di wilayah Bantul ke lokasi pabrik sambil

melihat pemandangan sawah yang hijau. Di wilayah sebelah timur pabrik,

anda juga bisa menemukan gerbong-gerbong pengangkut tebu yang kini juga

sudah tidak terpakai.

Besi-besi bekas dari lokasi pabrik ini pernah diangkut ke Thailand untuk

membangun Jembatan Sungai Kwai, jembatan penghubung Thailand dan

Burma yang merupakan lokasi pertempuran seru pada masa perang Dunia ke 2

dan perna diangkat dalam film The Bridge Of The River Kwai yang

memenangkan 7 Oscar pada tahun 1957, termasuk Best Movie. Kini, jembatan

yang dibangun dari besi-besi bekas Madukismo menjadi salah satu objek

wisata ziarah andalan Thailand karena mengingatkan tragedy penyerbuan oleh

sekutu dan para pekerja romusa.

Jika datang pada awal masa penggilingan tebu (mei-september), anda

dapat menyaksikan ritual cembengan yang diadakan oleh warga sekitar dan

karyawan pabrik. Ritual tersebut bertujuan memohon berkat agar proses

penggilingan dapat berlangsung dengan lancar. Selama ritual itu berlangsung,

anda bisa menyaksikan kirab tebu temanten dan penggilingan pertama,


kesenian jathilan, pasar rakyat, penanaman kepala kerbau dan sapi, sesajian,

pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan pegelaran wayang kulit selama

semalam suntuk. Selesai mengunjungi pabrik ini, anda bisa langsung menuju

Desa Wisata Kasongan yang letak beberapa kilometer kearah selatan pabrik.

2. Pabrik Bakpia 25

Bakpia merupakan makanan khas Jogja biasanya berisi kacang hujau, keju

atau kacang merah, dibungkus dengan kulit tepung. Karena rasanya yang enak

dan isinya yang lembut, banyak wisatawan yang berkunjung ke Jogja

menjadikan kue bakpia sebagai bakpia Pathuk . Karena Bakpia ini berasal dari

daerah Pathuk Yogyakarta. Sehingga sering disebut Bakpia Pathok.

Untuk membuat kue bakpia kita perlu membuat kulit dan isinya. Bahan-

bahannya sederhana dan tidak terlalu banyak, pasti anda bisa dengan mudah

membuat kue bakpia ini. Berikut cara pembuatan bakpia

1. Bahan Kulit Bakpia

 125 gram tepung terigu

 65 gram tepung terigu tinggi protein

 100 ml air

 2 sendok makan gula pasir

 1/2 sendo makan garam

 200 ml minyak sayur

 (untuk campuran adonan 50 ml dan untuk rendaman 150 ml)

2. Bahan Lapisan Bakpia


 65 gram tepung terigu rendah protein

 25 ml minyak sayur

 1/2 sendok makan margarine

3. Bahan Isian Bakpia

 100 gram kacang ijo/kacang hijau yang telah dikupas (rendam

semalaman)

 15 ml santan (dari 1/2 butir kelapa)

 1/8 sendok teh garam

 1 lembar dau pandan

 25 gram gula pasir

 50 gram gula merah atau gula jawa

 1 sendok minyak makan

Cara pembuatan Bakpia Pathok khas Jogja

1. Membuat bahan isian bakpia : Kukus kacang ijoyang sudah ditiriskan, selama

kurang lebih 20 menit sampai kacang mengembang, lalu angkat

2. Masukan gula pasir, gula merah, garam, santan dan daun pandan, masak

hinggan mengental rata (kalis), tambahkan minyak sebelum api dimatiakn.

Aduk campuran tersebut hingga mengental rata (kalis) dan licin. Angkat lalu

tunggu sampai agak dingin lalu bentuklah menjadi bola-bola kecil

3. Membuat bahan lapisan bakpia : aduk semua bahan lapisan hingga rata, lalu

sisihkan
4. Membuat bahan kulit bakpia : panaskan air tidak sampai mendidih, masukan

gula aduk sampai gula larut semua dan merata, tuangkan air larutan gula sedikit

demi sedikit sambil diuleni hingga merata

5. Tuangkan minyak sayur sambil diuleni hingga merata dan kalis

6. Ambil adonan kira-kira 10 gram. Pipihkan adonan, lalu ambil sedikit adonan

lapisan, ratakan diatas permukaan adonan sebelumnya hingga rata

7. Lipat adonan dan rekatkan ujungnya membentuk bulatan

8. Rendam adonan bulat ke dalam minyak yang tersisa selama kira-kira 15 menit

9. Pipihkan adonan sampai agak tipis, lalu isi dengan adonan bahan isian, bentuk

bulat pipih

10. Panggang adonan yang sudah diisi kedalam oven dengan temperature 200º C

sampai matang kira-kira 15-20 menit, agar warna kuning merata dibagian atas

bakpia anda bisa membolak-balik adonan. Sekiranya sudah sesuai keinginan

angkat.

C. Kunjungan Wisata

1. Goa Pindul

Objek wisata berupa goa yang terletak di Desa Bejiharjo, Kec

Karangmojo, Kab Gunung Kidul. Goa pindul dikenal karena cara

menyusuri goa yang dilakukan dengan menaiki ban pelampung diatas aliran
sungai bawah tanah didalam goa, kegiatan ini dikenal dengan cave tubing.

Aliran sungai bawah tanah dimulai dari mulut goa sampai bagian akhir goa,

didalam goa terdapat bagian sempit yang hanya bisa dilewati satu ban

pelampung, sehingga biasanya wisatawan akan bergantian satu per satu

untuk melewati bagian ini. Panjang goa pindul adalah 350 m dengan lebar 5

m dan jarak permukaan air dengan atap goa 4 m. Penelusuran goa pindul

memakan waktu kurang lebih selama satu jam. Aliran sungai yang berada

didalam Goa Pindul berasal dari mata air Gedung Tujuh. Objek wisata Goa

Pindul diresmikan pada 10 Oktober 2010.

A. Letak Geografis

Goa Pindul (Pindul Cave) terletak di Padukuhan (Dusun) Gelaran,

Desa Bejiharjo, Kec Karangmojo, Kab Gunung kidul, Daerah Istimewa

Yogyakarta. Koordinat GPS : S7º55¹42 M1 10º38¹53. Desa Bejiharjo

merupakan salah satu Desa wisata di Kab Gunung Kidul yang berhasil

menyabet predikat sebagai Desa wisata terbaik Nasional tahun 2012

dan mendapat penghargaan dari Kemenparekat.

2. Malioboro

Dalam bahasa sangsekerta, kata “MALIOBORO” bermakna karangan

bunga. Itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Keraton

mengadakan acara besar maka jalan malioboro akan dengan bunga. Kata

malioboro juga berasal dari nama seorang kolonil Inggris yang bernama

“MARLBOROUGH” yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1861 M.


Pendirian jalan malioboro bertepatan dengan pendirian Keraton Yogyakarta

(Kediaman Sultan).

Perwujudan awal yang merupakan bagian dari konsep kota di Jawa, jalan

Malioboro ditata sebagai sumbu imaginer utara-selatan yang berkorelasi

dengan Keraton ke Gunung Merapi di bagian utara dan laut selatan sebagai

sumber supranatural. Di era colonial (1790-1945) pola perkotaan itu terganggu

oleh Belanda yang membangun benteng Vredeburg (1790) di ujung selatan

jalan malioboro.

Selain membangun benteng Belanda juga membangun Dutch Club (1822),

The Dutch Governor’s Residence (1830), Java Bank dan kantor pos untuk

mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta. Perkembangan pesat terjadi

pada masa itu yang disebabkan oleh perdagangan antara orang Belanda dengan

orang Cina. Dan juga disebabkan adanya pembagian tanah di subsegmen jalan

malioboro oleh Sultan kepada masyarakat Cina dan kemudian dikenal sebagai

Distrik Cina.

A. Letak Geografis

Tengan dan Samudra Hindia. Daerah Istimewa yang memiliki luas

3.185,80 km² ini terdiri atas satu kota dan empat kabupaten, yang terbagi

lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa/kelurahan.

3. Borobudur
Candi Borobudur merupakan warisan budaya Indonesia yang sudah

terkenal samapai keseluruh dunia bangunan ini merupakan candi Budha

terbesar didunia dan ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh

UNESCO. Bentuknya yang megah dan detail arsitekturnya yang unik

membuat semua orang ingin mengunjungi Borobudur yang penasaran dengan

ceritanya, Borobudur mencuri perhatian dunia sejak HC Cornelius

menemukan lokasinya atas perintah Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun

1814. Pekerjaan menggali lokasi juga diduga monument besar kemudian

dilanjutkan oleh Hotman salah satu penjabat pemerintah Belanda yang saat

itu para arkeolog berlomba-lomba mencari tahu asal-usul candi Budha

terbesar didunia ini.

A. Asal Usul Candi Borobudur

Candi Borobudur diyakini merupakan peninggalan kerajaan

Dinasti Sailendra masa pemerintahan Raja Samaratungga dari kerajaan

Mataram Kuno dan selesai dibangun pada abad ke-8 banyak sekali

misteri Candi Borobudur yang belum terkuak apa sebenernya nama asli

Candi Borobudur tidak ada prastasi atau buku yang menjelaskan dengan

pasti tentang pembangunan Borobudur, ada yang mengatakan nama

tersebut berasal dari nama samara budha memiliki arti gunung yang

lerengnya terletak teras-teras

ada juga yang mengatakan Borobudur berasal dari ucapan pada budha

yang mengalami pergeseran satu-satunya tulisan yang menyebutkan

Borobudur pertama kali adalah Thoams.


Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya yang berjudul sejarah

pulau Jawa. Para ahli sejarah memperkirakan Sir Thomas Stamford

Raffles menyebut Borobudur dari kata “Bore dan Budur” Bore artinya

ialah sebuah desa yang terletak didekat lokasi letak Candi Borobudur

ditemukan, sedangkan Budur artinya ialah purba.

Sejarah berdirinya Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada tahun

750 Masehi oleh kerajaan Syailendra yang pada waktu itu menganut

agama budha, pembangunan itu sangat misterius karena manusia pada

abad ke-7 belum mengenal perhitungan arsitektur yang tinggi tetapi

Borobudur dibangun perhitungan arsitektur yang canggih. Hingga kini

tidak satupun yang dapat menjelaskan bagaimana cara pembangunan dan

sejarah Candi Borobudur ini. Sudah banyak ilmuan dari penjuru dunia

datang namun tidak satupun yang berhasil mengungkapkan misteri

pembangunan Candi Borobudur.

Salah satu pertanyaan yang membuat para peneliti penasaran adalah

dari mana asal batu-batu besar yang ada di Candi Borobudur dan

bagaimana menyusunnya dengan posisi dan arsitekturnya yang sangat

rapi. Ada yang memperkirakan batu berasal dari Gunung Merapi namun

bagaimana membawanya dari Gunung Merapi menuju lokasi Candi

mengingat lokasinya berada diatas bukit.

Candi Borobudur memiliki 72 stupa yang berbentuk lonceng ajaib,

Srupa terbesar terletak di puncak Candi sementara yang lain mengelilingi


stupa hingga kebawah. Ketika ilmuan menggambar denah Candi

Borobudur, mereka menemukan pola-pola

aneh yang mengarah pada fungsi Candi Borobudur sebagai jam

matahari, jarum jamnya berupa bayangan stupa yang besar dan jatuh tepat

di stupa lantai bawah namun belum diketahui secara pasti bagaimana

pembagian waktu yang dilakukan dengan menggunakan Candi

Borobudur, ada yang mengatakan jam pada Candi Borobudur

menunjukan tanda kapan masa bercocok tanam atau masa panen.

B. Misteri Candi Borobudur dan Angka 1

Bagian dalam rangka arsitektur Candi Borobudur bila diamati secara

matematik ada misteri yang menari yang mengarah dari angka satu,

beberapa bilangan yang berada di Candi bila dijumlahkan angkanya akan

selalu menghasilkan angka satu bagaimana ceritanya, sebelum

menceritakan misteri angka satu perlu diketahui tentang tingkatan ranas

spiritual budha yang ada di Candi Borobudur.

Tingatan pertama adalah Kemadhatu yaitu dunia yang masih dikuasai

oleh kama atau nafsu rendah bagian ini sebagian besar tertutup tumpukan

batu yang dibuat untuk memperkuat kontruksi Candi. Tingkatan kedua

adalah Rupadhatu yaitu dunia sudah bisa membebaskan diri dari nafsu

tetapi masih terikat rupa dan bentuk area tersebut adalah 4 pundak teras

yang membentuk korang kriling yang ada pada dindingnya dihiasi gallery

relief lantai yang berbentu persegi pada 4 lorong itu ada 1.400 gambar

relief panjang, relief seluruhnya 2 ½ km dengan 1.212 panel dekoratif.


Tingkatan ketiga adalah Arupadhatu merupakan tingkatan tertinggi

yang melambangkan ketiadaan wujud yang sempurna pad area ini denah

lantai yang berbentuk lingkaran yang melambangkan bahwa manusia

telah bebas dari segala keinginan dari ikatan bentuk dan rupa namun

belum mencapai Nirwana pertama Candi

Borobudur memiliki 10 tingkatan jika dijumlahkan 1 ditambahn 0

hasilnya 1 angka satu lainnya muncul. Pada area Arupadhatu area ini ini

adalah 4 tingkatan paling atas Candi, pada tingkat pertama terdapat 1

Candi, tingkat kedua terdapat 16 Candi, tingkat ketiga 24 Candi tingkat

keempat terdapat 34 Candi. Jumlah candi yang berada di area Arupadhatu

adalah 73 buah jika dijumlahkan 7 dan 3 hasilnya adalah 10 dan jika

dijumlahkan lagi 1 dengan 0 hasilnya 1. Angka satu yang terakhir muncul

pada jumlah keseluruhan pada patung Candi Borobudur ada 505 buah

patung disana bila angkanya dijumlahkan hasilnya juga angka satu.

C. Letak Geografis

Koordinat 7.608ºLS 110.204ºBT menunjukan letak Candi

Borobudur dalam bujur dan lintang bumi. Secara geografis Candi

Borobudur terletak diwilayah Kab Magelang, Jawa Tengah, sekitar

42km barat Yogyakarta.

4. Budaya Sokoliman

Pusaka Budaya Bangsa Sebelum menjadi dusun Sokoliman seperti


sekarang, daerah Sokoliman pada awalnya masih berupa hutan belantara.
Namun dari penelitian yang dilakukan oleh Badan Suaka Peninggalan Sejarah
dan Purbakala (SPSP) Yogyakarta berdasarkan peninggalan-peninggalan yang
ada, dahulu diperkirakan sudah ada kehidupan. Menurut buku Mozaik Pusaka
Budaya Yogyakarta yang diterbitkan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta, di
sekitar Cekungan Wonosari, termasuk Sokoliman, telah ada pemukiman
penduduk sejak zaman madya maupun zaman muda. Zaman madya terjadi
pada masa ± 2000 tahun sebelum Masehi, yaitu pada zaman batu besar atau
Megalitikum. Sedangkan zaman muda terjadi ± 1000 tahun sebelum Masehi
sampai akhir masa prasejarah di abad ke-4 Masehi. Zaman muda disebut juga
zaman perundagian, karena manusia sudah mengenal alat-alat dari besi dan
sudah tinggal menetap dengan cara mengembangkan pertanian.
Patung-patung dari Situs Sokoliman yang telah berusia lebih dari 4000
tahun, menandakan bahwa Desa Sokoliman telah dihuni penduduk pada zaman
Purba. Bukti Peninggalan Sokoliman Purba Adapun bukti-bukti bahwa daerah
Sokoliman pada masa purba telah dihuni oleh manusia yaitu berupa kubur batu,
arca, batu tegak, punden berundak, petirtaan, reruntuhan candi, tempat
pemujaan, manik-manik serta artefak-artefak terakota. Yang paling menonjol
adalah ditemukannya batu tegak atau menhir di tanah lapang Sokoliman. Batu
tersebut diperkirakan sebagai tempat pemujaan orang-orang pada zaman itu
atau juga sebagai simbol dari kekuasaan seseorang atau simbol kejadian-
kejadian tertentu yang tidak biasa seperti perang. Jumlah batu yang ditemukan
kurang lebih 140 buah, dengan lima di antaranya lebih besar dari yang lain.
Lima batu yang besar ini disebut Saka Lima yang artinya lima tiang dan
ditengarai sebagai asal mula nama Sokoliman. Sebagian sudah dipindahkan dan
disatukan dengan kubur batu dan sisanya masih terkubur di tanah lapang.
Salah satu batu tegak yang masih dalam posisi berdiri di kebun penduduk.
Gambar kedua merupakan batu tegak dari alun-alun Sokoliman yang telah
dikumpulkan di Situs.
Kedua, berupa arca kepala megalitik yang ditemukan di sekitar kubur batu
dan di sekitar alun-alun. Patung tersebut dipahat dengan polos yang
menunjukkan ciri-ciri zaman purba sebagai simbol roh nenek moyang. Patung
tersebut tanpa hiasan kalung, anting, pakaian kebesaran, hiasan mahkota, sabuk
dan sebagainya. Alat yang digunakan untuk membuat patung berupa kapak
lonjong, kapak perimbas dan batu cadas pipih. Patung demikian dikenali oleh
para ahli purbakala sebagai peninggalan prasejarah. Dalam konsep agama
Budha, patung yang polos tanpa hiasan, sebagaimana patung di Candi
Borobudur, menunjukkan kesempurnaan hidup manusia. Manusia lahir tanpa
membawa pakaian dan perhiasan apapun, demikian pula ia akan menghadap
Tuhan tanpa membawa embel-embel keduniaan, kecuali ketaqwaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Agama Hindu dan Budha memang telah masuk ke
Jawa sejak sebelum atau awal masehi melalui tokoh-tokoh politik dan
ruhaniawan dari India.
Ciri khas patung batu dari zaman Sokoliman Purba : berbentuk manusia
tanpa tangan, polos dan sederhana. Ketiga, peninggalan yang berupa kubur
batu. Kubur batu ini terletak di sebelah barat daya alun-alun, kurang lebih 300
m, tepatnya di Nginong, Mbangkan. Kubur batu ini merupakan tempat untuk
mengubur jenazah yang terbuat dari beberapa lempengan batu dengan formasi
2 di bagian samping kanan kiri, 1 di bagian atas dan 1 di bagian bawah.
Menurut laporan penelitian Balai Arkeologi pada tahun 1982, 1989, dan 1995,
posisi jenazah kepala menghadap timur laut dan kaki menghadap barat daya.
Sementara itu, bekal kubur yang ditemukan antara lain anting-anting, gelang
tangan, dan gelang kaki. Kompleks kuburan kuno ini disebut warga sekitar
sebagai kuburan Budha.
Nisan batu yang merupakan ciri khas makam Zaman Prasejarah. Peragaan
lengkap mengenai cara pemakaman dan makna simbol lihat di Museum
Sonobudoyo Yogyakarta. Pada agama purba, setiap orang meninggal selalu
dibuatkan patung sebagai simbol ruhnya yang abadi. Patung tersebut ditanam
di dekat kubur batu dan di hadapan patung tersebutlah ahli warisnya melakukan
sesaji dan berdoa.

Batu yang ditakik dari Kubu Batu di Sokoliman. Patung kepala sebagai
simbol ruh nenek moyang. Ciri khas kubur batu Sokoliman adalah
menggunakan sistem takikan, yang berfungsi untuk menguatkan susunannya.
Hal ini tidak terjadi pada kubur batu yang ditemukan di kota lain seperti Tuban,
Bojonegoro dan Kuningan di Jawa Barat. Artinya, Wonosari Kuno telah
mengenal teknologi yang lebih maju dibanding dengan daerah lain. Akan tetapi
mungkin tidak ditemukan kubur batu yang lengkap dari sekitar 22 kubur batu
yang ada di Sokoliman. Jika ingin melihat replika yang lengkap, dapat
mengunjungi Museum Sonobudoyo di Yogyakarta.

Replika Kubur Batu Gunungkidul di Musium Sono Budoyo keempat,


punden berundak : terletak di sebelah utara kubur batu kurang lebih sekitar 500
m, berdekatan dengan sumber air yang terkenal dengan sebutan Sumur Gedhe.
Punden berundak ini berfungsi sebagai tempat pemujaan. Pada salah satu sisi
bagian sebelah barat terdapat prasasti berupa lempengan batu dengan ukuran
lebar 60 cm, tinggi 30 cm dan tebal 10 cm. Namun sayangnya, belum sampai
prasasti tersebut terbaca sudah hilang dicuri tangan-tangan jahil yang tidak
bertanggung jawab.

Kelima, peninggalan berupa kompleks Sumur Gedhe kurang lebih 300 m


di sebelah barat alun-alun. Sumur Gedhe yang luasnya sekitar 60 x 60 m2 ini
merupakan petirtaan kuno yang didesain sebagai tempat mengambil air, mandi,
mencuci, memberi minum binatang piaraan dan sebagainya. Sumur ini berusia
sama dengan kubur batu yang digunakan oleh manusia Sokoliman Purba. Di
sekitar Sumur Gedhe ini dahulu terdapat beberapa Watu Lesung yaitu batu
yang berwujud mirip lesung, yang biasa digunakan untuk tempat minum
lembu, kambing atau kuda. Kompleks ini belum ditetapkan sebagai situs dan
belum terawat dengan baik, padahal justru kompleks ini yang menurut hemat
penulis paling menarik sebagai tempat wisata.

Situs Sumur Gedhe berada di sebelah barat alun-alun Sokoliman. Adalah


sebuah sumur berukuran 4 x 4 meter beserta bekas pemandian umum
merupakan bangunan kuno yang telah berusia lebih dari seribu tahun. Sumur
Gedhe sampai saat ini terlindungi oleh beberapa pohon, salah satunya adalah
pohon Epek raksasa. Di samping Epek tersebut, terdapat sebuah pohon Soka,
yang menurut sebagian kalangan merupakan pohon yang disucikan dan
ditengarai juga sebagai asal mula kata Sokoliman. Anehnya pohon-pohon ini
dari tahun ke tahun hampir tidak menunjukkan perkembangan yang berarti
sehingga ukurannya sama saja. Sampai kini Sumur Gedhe masih menyimpan
air yang tidak kering hampir sepanjang tahun. Pada sudut timur laut, terdapat
padupan yang disebut Mbah Manto Pawiro, penjaga Situs Sokoliman sebagai
Watu Jeli. Fungsinya adalah sebagai tempat pemujaan. Bentuknya berupa
rumah-rumahan kecil yang terbuat dari batu-batuan. Tanah di Sumur Gedhe ini
tidak ada yang memilikinya secara pribadi sehingga terjaga. Apalagi dengan
suasananya yang wingit, membuat kompleks ini lebih aman dari campur tangan
yang tidak diperlukan.
Padupan atau Watu Jeli di sudut Sumur Gedhe sebagai tempat pemujaan.
Kini dihuni oleh manuk gemak atau burung puyuh, sehingga dikenal dengan
nama omah gemak. Pohon Epek dan Soka di jantung Sumur Gedhe, menjadi
saksi sejarah lahirnya Desa Sokoliman. Keenam, merupakan reruntuhan candi
kuno. Terletak di pinggir hutan kesambi yang dikenal sebagai kompleks Watu
Lumbung. Di samping batuan besar yang mirip lumbung, terdapat reruntuhan
candi yang lumayan besar. Candi ini terbuat dari bebatuan putih dan berusia
agak muda. Cirinya adalah adanya patung yang mendekati ciri-ciri arca Durga
Mahisa Suramardini, dewa Hindu yang mengendarai lembu. Ukuran lembu
tersebut sepanjang 15 cm, dan patungnya yang kini sudah hilang, diperkirakan
tiga kali lebih panjang.
Padepokan Pendita DurnaTemuan benda arkeologis di Sokoliman yang
lain berupa kapak batu, kapak besi dan terakota. Hal ini sejenis dengan temuan
pada 24 situs kuno di Gunungkidul yang 22 di antaranya berada di Cekungan
Wonosari seperti Situs Gunungbang, Gondang, Nglemuru, Ngasinan, Ngawis,
Gedangan, Wiladeg, Karangduwet, Jatiayu dan Munggur di Kecamatan
Karangmojo. Situs Wonobudho, Bleberan, Playen, Kali Beji, Gading dan
Plembutan di Kecamatan Playen. Situs Candi Risan dan Situs Sungai Oya di
kecamatan Semin, serta Situs Kepil, Wareng, Kajar, di kecamatan Wonosari.
Penemuan beberapa alat-alat dari besi menunjukkan manusia pada masa
tersebut telah mengenal teknologi pembuatan dan pengolahan besi, meskipun
sederhana. Berarti manusia pada zaman itu bukan lagi manusia nomaden yang
hidup berpindah-pindah, sebaliknya telah mengembangkan perumahan dan
bertani, meski tidak meninggalkan kegemaran berburu binatang sama sekali.
Secara sosiologis, Max Weber mengatakan aktivitas pertanian merupakan
cikal-bakal manusia modern. Oleh karena adanya data-data arkeologis
demikian, di Sokoliman ini dulu diduga sebagai sebuah desa yang cukup besar
dengan tanah pertanian yang subur. Sedangkan di sekitar alun-alun merupakan
aktivitas ritual, ditandai adanya mitos Padepokan Pendita Durna yang masih
melekat di masyarakat sampai saat ini. Meskipun padepokan kuno ini sulit
dibuktikan secara akademis, namun mitos yang berkembang di masyarakat
tentu ada alasan-alasannya yang rasional maupun irasional, sebagaimana kata
pepatah bahwa ada asap ada api. Mitos sebagai asapnya, sedangkan kenyataan
yang pernah ada pada masa lampau sebagai titik apinya. Untuk itu, penulis
mencoba perlu untuk merekonsruksi padepokan kuno tersebut sebagai
gambaran awal tentang pentingnya melacak jejak sejarah ini. Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang apa yang terjadi di masa lampau lebih terang
jika terdapat batu tulis atau prasasti. Sayangnya, adanya benda arkeologis yang
berupa prasasti diduga telah dicuri orang sehingga tidak ada petunjuk yang
lebih gamblang untuk mengungkap misteri tersebut. Oleh sebab itu, para
arkeolog dari Universitas Gadjah Mada maupun Balai Kajian Sejarah dan
Purbakala Yogyakarta yang telah beberapa kali melakukan ekskavasi, berbeda
pendapat dalam menyimpulkan angka tahun adanya pemukiman kuno ini. Akan
tetapi, yang pasti adalah bahwa mereka telah mengenal pertanian, pemujaan
ruh nenek moyang dan juga mengenal alat-alat dari besi yang merupakan ciri
khas perundagian, yang kurang lebih terjadi tahun 2000 Sebelum Masehi
hingga awal masa prasejarah pada abad ke-4 Masehi.
Di Gunungkidul juga banyak ditemukan peninggalan jaman prasejarah yang
lebih tua lagi, yaitu pada situs gua-gua prasejarah. Kawasan karst Gunung
Sewu atau bagian selatan Pulau Jawa, gua-gua di kawasan ini telah menjadi
hunian manusia sejak 10.000 tahun yang lalu. Terbukti ditemukan peninggalan
di Gua Braholo, Song Banyu, serta gua-gua di Pacitan, Ponorogo,
Tulungagung, dan Jember. Dari kerangka manusia atau peninggalan tersebut
diperkirakan adalah ras Austronesia, nenek moyang masyarakat Jawa sekarang
ini. Situs gua ini menunjukkan keberadaan manusia purba yang masih tinggal
di gua-gua dan hidup dari berburu dan meramu.
Menurut Von Koeningswald, yang meneliti Gunungkidul pada tahun
1935, temuan-temuan kerangka binatang jenis Tapirus dan Rhinoceros di gua-
gua Gunungkidul berasal dari zaman Plestosin Tengah. Gunungsewu pada saat
itu merupakan kawasan basah yang berhutan lebat. Dan tidak heran, bahwa
jenis tumbuhan yang besar pun masih banyak ditemukan di dasar-dasar luweng
besar, seperti misalnya di Luweng Jomblang, Desa Pacarejo, Semanu. Di
beberapa gua, para peneliti masih sering menemukan kerangka binatang,
tinggal menunggu para ahli arkeologi untuk mengungkap jenis dan menentukan
umurnya. Kembali ke desa Sokoliman, dalam kisah wayang purwa yang sangat
digemari warga Sokoliman, terdapat Pandita Durna yang tinggal di pertapan
Sakalima atau Sukalima. Gelar yang disandang sang begawan adalah dang
hyang Durna, artinya orang yang dekat dengan dewa. Sementara para dewa di
kahyangan disebut dengan gelar sang hyang. Dang hyang dalam sebutan
masyarakat lokal menjadi danyang. Danyang diartikan sebagai tokoh yang
pertama kali membuka alas dan bertempat tinggal di suatu wilayah sehingga
menjadi cikal-bakal seluruh penduduk di wilayah tersebut.
Pertanyaan berikutnya adalah kapan musnahnya pemukiman ini dan apa
sebabnya. Beberapa teori menyebutkan kemusnahan desa Sokoliman Purba
disebabkan oleh peperangan, sebagaimana ditemukannya beberapa artefak alat-
alat perang di sebelah timur laut desa Sokoliman. Teori kedua mengatakan
bahwa musnahnya pemukiman purba ini karena bencana kelaparan atau banjir
besar Kali Oya. Hal ini ditengarai dengan banyaknya temuan benda arkeologis
di bantaran sungai Oya. Mungkin benda-benda milik penduduk terkikis oleh
banjir yang melanda kawasan itu. Demikian juga penduduknya banyak yang
mati dan melarikan diri. Akan tetapi, mengapa kemudian tidak kembali lagi
menempati desa itu lagi? Untuk pertanyaan terakhir ini mudah dijawab, karena
pada kepercayaan kuno yang sudah turun-temurun yang intinya jika di suatu
wilayah, telah terjadi sebuah musibah yang menghancurkannya hingga binasa,
maka daerah itu dipercaya tidak baik untuk ditempati lagi karena sulit untuk
mendapatkan kemakmuran sebagaimana yang telah dicapai sebelum bencana.
Sebagai contoh, setiap kerajaan Jawa hancur entah oleh musibah alam atau
peperangan, mereka membangun istana kerajaan baru di wilayah lain. Misalnya
saat kota Mataram Kuno di sekitar Prambanan-Borobudur hancur akibat
bencana gunung berapi pada tahun 1006, mereka pindah ke Jawa Timur dan
mendirikan kerajaan Medang-Kahuripan. Demikian pula saat Kraton Mataram
di Pleret-Bantul dihancurkan oleh pemberontakan Trunajaya pada tahun 1677,
maka Sunan Amangkurat kemudian memindahkannya ke Wonokerto yang kini
dikenal dengan nama Kartasura. Demikian pula saat Kartasura hancur akibat
Geger Pacinan pada tahun 1742, maka Sunan Paku Buwono memindahkan
istana ke desa Solo dan sampai saat ini dikenal dengan nama Kraton Surakarta
Hadiningrat. Alkisah, berabad-abad kemudian, desa Sokoliman Purba ini telah
menjadi hutan belantara dan disebut Alas Sokoliman yang gung liwang-liwung,
gawat keliwat-liwat, jalma mara jalma mati. Pohon-pohon besar dan binatang
hutan bersemayam dengan aman dan nyaman. Yang terdengar kemudian
hanyalah bunyi ayam alas berkokok, geram macan tutul, serta makhluk-
makhluk halus yang berpesta di malam sepi.
Asal Mula Nama Sokoliman. Dari uraian di atas, tersirat beberapa asal
mula nama desa Sokoliman. Pertama, berasal dari kata soko yang artinya batu
tegak atau tiang, yang berjumlah lima. Maka soko + lima digabung menjadi
kata Sokoliman. Adapun batu tegak seperti tiang tersebut dahulu terdapat di
alun-alun Sokoliman. Mengenai jumlahnya, sebagaimana paparan di muka,
lebih dari 140 buah. Diperkirakan, terdapat 5 buah yang jauh lebih besar dari
yang lain dan letaknya membentuk segilima. Kedua, berasal dari kata soko dan
liman. Liman di sini berasal dari bahasa Sansekerta artinya gajah. Jadi terdapat
tiang yang sebesar gajah. Namun analisis ini sedikit mengaburkan fakta tentang
jumlah batu besar yang lima.
Ketiga, kata Sokoliman berasal dari nama soka + lima. Soka di sini
mengacu pada nama pohon, bukan batu tiang. Analisis ini juga masuk akal
mengingat di Sokoliman terdapat pohon khas yang sangat langka, yakni pohon
Soka. Adapun mengenai jumlahnya bisa jadi dahulu berjumlah lima, namun
karena merupakan peninggalan hidup atau ekofak, maka mungkin mengalami
kepunahan dan kini tinggal satu buah yang paling langka, yakni yang terdapat
di Sumur Gedhe. Namun, entah nama Sokoliman berasal dari kata apapun, dan
telah berapa generasi pun yang musnah-berganti sebagai penghuni desa ini,
satu hal yang tetap abadi adalah semangatnya untuk berjuang menghadapi alam
kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Pemujaan terhadap ruh nenek moyang di
zaman purbakala, penyembahan terhadap dewa-dewa di zaman Hindu-Buda,
dan sembahyang lima waktu para pemeluk agama Islam, pada hakikatnya
merupakan pengabdian diri sebagai makhluk di hadapan Sang Khalik. Agama
tauhid yang datang di belakang hari di desa ini, telah meluruskan akidah dan
jalan hidup menuju kehidupan yang bahagia dunia akherat. Amin

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Lengkap : Vanysha Fajar Guntari

Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 12 Desember 2000

NIS/NISN : 5007/0004820603

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. H.Minun rt 06/rw 06 no.34 Bintaro

Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : 1. SDN Manggahang 1 Baleendah Bandung 2013

2. SMPN 178 Jakarta Selatan 2016

3. SMK Harnasto Institut sedang ditempuh

Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebener-benarnya.

Hormat Saya

Vanysha Fajar

Anda mungkin juga menyukai