Anda di halaman 1dari 4

SANITASI AIR BERSIH

Penyebab stunting menurut World Health Organization (WHO) disebabkan oleh


faktor langsung maupun tidak langsung, dimana faktor secara tidak langsung bisa disebabkan
oleh faktor air, sanitasi dan lingkungan sebagai penyebab kejadian stunting (Lamid, 2015).
Akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang buruk dapat meningkatkan kejadian
penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada
perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya
pertumbuhan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan rata-rata nasional
persentase Rumah Tangga yang memiliki akses sanitasi layak pada tahun 2020 sebesar
79,53%.
Sebagian besar bukti hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa faktor air
mencakup sumber air minum unimproved, pengolahan air minum dapat meningkatkan
kejadian stunting pada balita (Badriyah & Syafiq, 2017; Fikru & Doorslaer, 2019; Hasanah
& Susanti., 2018; Irianti S, et al., 2019; Otsuka et al., 2019; Rahayu et al., 2018; Siswati,
2019; Torlesse. et al, 2016; Hasan & Kadarusman., 2018; Nasrul, 2018; Zairinayati &
Purnama, 2019). Sebagian besar balita stunting tinggal di wilayah pedesaan yang mengalami
kesulitan dalam mengakses sumber air minum yang aman.
Hasil penelitian Otsuka et al, (2018), mengungkapkan bahwa rumah tangga yang
mengkonsumsi air minum bersumber dari air ledeng dapat meningkatkan kejadian stunting
pada anak dibandingkan dengan rumah tangga yang menggunakan air tangki dan sumur. Hal
ini dapat terjadi apabila kualitas air ledeng yang digunakan oleh rumah tangga, tidak
memenuhi syarat kualitas fisik dibandingkan dengan air tangki dan sumur. Berdasarkan
permenkes RI No. 32/2017, kualitas fisik air minum harus memenuhi syarat kesehatan yaitu
tidak keruh/ jernih, tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak kontaminasi dengan zat kimia
serta bebas dari berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan anak mengalami
stunting.
Beberapa bukti temuan di Indonesia, memiliki kesamaan dengan hasil temuan dari
luar negeri yang mengungkapkan bahwa air (water) unimproved meningkatkan kejadian
stunting pada balita. Temuan di Ethiopia mengungkapkan bahwa sumber air minum
berhubungan dengan kejadian stunting pada anak balita (Kwami., et al, 2019). Penelitian
Batiro et al, (2017) di Ethiopio mengungkapkan bahwa mengkonsumsi air dari sumber
unimproved, beresiko tujuh kali meningkatkan kejadian stunting pada anak. Penelitian lain
mengatakan sumber air minum yang tidak aman, jarak sumber air dari tempat pembuangan,
kuantitas, kualitas, penyimpanan, pengolahan dan keterjangkauan air berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita (Cumming & Cairncross, 2016; Dodos et al, 2017).
Ketersediaan air minum yang unimproved berasal dari sumber unimproved, jarak
sumber air terlalu dekat dengan jamban, pengolahan air yang tidak sesuai sebelum
dikonsumsi dapat menyebabkan gangguan gizi pada anak-anak. Hal ini terjadi karena air
mengandung mikroorganisme patogen dan bahan kimia lainnya, menyebabkan anak
mengalami penyakit diare dan EED (Aguayo & Menon, 2016). Jika diare berlanjut melebihi
dua minggu mengakibatkan anak mengalami gangguan gizi berupa stunting (Akombi et al.,
2017). Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dari semua pihak terutama keluarga terhadap
kebutuhan air minum yang aman di mulai dari sumber air terlindungi, kuantitas, kualitas,
penyimpanan dan pengolahan air terutama pada 1000 HPK untuk mencegah dan mengurangi
kejadian stunting pada balita di Indonesia.

Daftar Pustaka

Eka Mayasari, Fitri Eka Sari, Vera Yulyani, 2022, ‘Hubungan Air dan Sanitasi Dengan
Kejadian Stunting Diwilayah Kerja Upt Puskesmas Candipuro Kabupaten Lampung Selatan
Tahun 2021’, Indonesian Journal of Health and Medical, Vol. 2 No. 1, Hal. 51-59.

Annita Olo, Henny Suzana Mediani, Windy Rakhmawati, 2021, ‘Hubungan Faktor Air dan
Sanitasi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia’, Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol 5 Issue 2, Hal 1113-1126.
KUESIONER

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
a. Tidak lulus sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
a. Ibu Rumah Tangga
b. Petani
c. Buruh Tani
d. Swasta
e. PNS
5. Jumlah anggota keluarga :
B. Identitas Anak
1. Nama :
2. Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Berat Badan : Kg
5. Tinggi Badan : Cm

Kuesioner Sanitasi Air Bersih

1. Sumber air apa yang digunakan?


a. Air PAM (3)
b. Air sungai (1)
c. Air sumur/Mata air (2)
2. Apakah air minum yang dikonsumsi keluarga setiap hari selalu dimasak?
a. Ya (2)
b. Tidak (1)
3. Bagaimana kondisi air minum di keluarga?
a. Keruh, berasa dan berbau (1)
b. Bening, tidak berasa dan berbau (2)
c. Bening, tidak berasa dan tidak berbau (3)
4. Apakah air untuk kebutuhan minum diperoleh dengan mudah sepanjang tahun?
a. Ya (3)
b. Sulit di musim kemarau (2)
c. Sulit sepanjang tahun (1)
5. Berapa kali keluarga menguras bak penumpangan air mandi/ember besar/drum yang
digunakan untuk menampung air mandi yang ada di rumah?
a. > 1 kali dalam seminggu (3)
b. Satu kali dalam seminggu (2)
c. 1 – 3 kali dalam sebulan (1)
d. Tidak pernah (1)
6. Sumber air bersih yang keluarga gunakan mampu mencukupi kebutuhan keluarga
a. Ya (2)
b. Tidak (1)

Anda mungkin juga menyukai