Anda di halaman 1dari 14

KRITIK SASTRA POSMODERNIS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kritik Sastra

Dosen Pengampu

Siswanto, M.A.

Oleh

Dian Anggraeni (180210402013)

Jeby Dwiki D. (180210402017)

Jinggan Tirai Kasih (180210402021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam. Atas ijin dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan tepat waktu tak kurang suatu apapun.

Makalah ini disusun guna memenuhui tugas mata kuliah Kritik Sastra. Banyak hambatan
yang menimbulkan beberapa kesulitan dalam penyusunan makalah ini, tetapi berkat bantuan dan
dorongan banyak pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Tak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada Bapak Siswanto, M.A. selaku dosen pengampu Kritik Sastra yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca sebagai bahan kajian
ataupun referensi pembuatan tugas matakuliah yang serupa. Demikian yang dapat kami
sampaikan.

Jember, November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ ii

Daftar Isi..................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1

1.3 Tujuan......................................................................................................... 1

1.4 Manfaat....................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Posmoderis................................................................................ 3

2.2 Analisis Kritik Sastra Posmodernis Pada Novel Maryamah Karpov Karya
Andrea Hirata............................................................................................... 3

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 9

3.2 Saran........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 10

iii
iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kritik satra adalah salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya satra.
Karya sastra yang sudah di buat oleh berbagai ilmuan sangat berguna bagi penerus bangsa. Dan
mulai berkembang bagaimana cara pembuatan isi dari sebuah karya dengan menggunakan
bahasa yang dahulu pernah dipakai dan menjadi fana hingga menggunakan bahasa modern yang
sekarang marak terjadi.

Teori postmodern atau postmodernism (Felluga, 2007) merupakan sebuah gerakan


intelektual yang lahir sebagai respon terhadap beberapa tema yang dikemukakan oleh kaum
modern atau modernis yang diartikulasikan pertama kali selama masa Pencerahan. Era
postmodernisme sendiri hanya dibatasi pada akhir abad 20. Beberapa ahli terkadang
menyebutkan bahwa era postmodernisme dimulai setelah Perang Dunia II berakhir karena
adanya kekecewaan eksistensial akibat terjadinya Holocaust.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana konsep kritik sastra posmodernis?
2.2.1 Bagaimana analisis kritik sastra posmodernis pada novel Maryamah Karpov karya
Andrea Hirata?

1.3Tujuan Penulisan

1.3.1 Mengetahui dan memahami konsep kritik sastra posmodernis


2.3.1 Mengetahui dan memahami contoh kritik sastra posmodernis pada novel Maryamah
Karpov karya Andrea Hirata.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Untuk penulis, selain sebagai salah satu tugas mata kuliah kritik sastra, manfaat lain yang
didapat adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kritik sastra
posmodernis.
2.4.1 Untuk pembaca, selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai model
tafsir emansipatoris, juga memungkinkan untuk ke depannya dapat digunakan sebagai bahan

1
ajar serta bisa mengembangkan materi pembahasan apabila suatu saat membuat karya tulis
ilmiah dengan tema serupa.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Posmodernis

Posmodern menurut Lyotard (dalam Nadhif, 2012) merupakan suatu pemutusan


hubungan (diskontuinitas) dengan kultur modern, bukan hanya sekedar koreksi atas berbagai
pemikiran kultur modern. Posmodernisme yang disampaikan oleh Louis Lehay menyebutkan
bahwa posmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman
modern (Leahy, 1985: 271). Emanuel juga berpendapat bahwa posmodernisme adalah
keseluruhan usaha yang bermaksud merevisi kembali paradigm modern (Emanuel, 2006:93).

Maka dapat disimpulkan Bahwa posmodernisme merupakan suatu pemikiran yang


menolak ataupun termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada yaitu teori
modernisme yang dianggap telah gagal dan bertanggung jawab atas kehancuran manusia.

2.2 Analisis Kritik Sastra Posmodernis Pada Novel Maryamah Karpov Karya Andrea
Hirata

Kritik sastra posmodernis pada novel Maryamah Karpov karya Andrea Hirata ini
dianalisis menggunakan teori aspek dan ciri posmodernis yang dikemukakan oleh Jean
Francois Lyotard (dalam Sarup, 2007:222-226).

2.2.1 Aspek-Aspek posmodernis pada novel Maryamah Karpov karya Andrea Hirata.
a) Elektisime

Elektisime dapat dicermati dari kebiasaan kebudayaan asing ke dalam kebudayaan


bangsa sendiri. aktifitas tersebut dapat dilakukan dimana saja. Pengapdosian perilaku atau
penggunaam benda dari Negara lain menjadi ciri utama dari elektisime. Adapun kutipan yang
menunjukkan elektisisme, ialah:

“kadang kala tombol tuning radio Philips kecil itu diputar Ayah menuju
Hilversum, Holland, atau mennuju London. BBC samar-samar, sayup-
sayup sampai, naik turun serupa gelombang sinus, menggambarkan
berita dari tempat-tempat asing yang tak kukenal” (MP/007/2008)
Pada kutipan tersebut menggambarkan aktifitas tokoh yang menggunakan radio dan
saluran transmisi luar negeri, namun dinikmati di negeri sendiri. Radio philips produksi Cina
merambah pasar Indonesia, konsumen philips yang rata-rata orang Indonesia menjadikan
benda ini sebagai refleksi dari ekskletisisme. Pada kutipan “kadang kala tombol tuning radio

3
philips kecil itu diputar ayah menuju Hilversum, Hollan, atau menuju London BBC” dapat
diartikan sebuah perilaku tokoh seorang warga lokal dengan penggunaan benda dari negara
lain.

b) Parodi

Parodi dapat dicermati melalui bentuk dialog, cerita berupa teks atau verbal yang
mengekspresikan perasaan puas, tidak senang, tidak nyaman berkenaan dengan intensitas
gaya seperti sindiran atau humor yang dibangun berdasarkan perasaan. Parodi terbentuk dari
sifat mendramatisasi kejadian yang dibangun dari perasaan manusia, sindiran-sindiran dalam
parody digunakan seabagaian orang untuk menjelaskan suatu hal yang tidak di hiraukan oleh
orang kebanyakan. Adapun kutipan parody terdapat dalam kutipan

“Persoalan gigi bukan perkara sederhana. Ini perkara serius, Boi! Bagaimana
kalian bisa bersaing dengan daerah lain pada masa pembangunan ini kalau gigi-
gigi kalian tonggos begitu!” (MP/AP/095/2008)
Pada kutipan di atas diceritakan ketua Karmun yang menjabat sebagai kepala desa tidak
tahu lagi dengan cara apa membujuk warganya untuk memeriksakan gigi mereka di klinik.
Model sindiran dalam kutipan di atas digunakan untuk menyadarkan warganya yang masih
enggan memeriksakan giginya, sebagian besar warga Belitong lebih mempercayakan
penyakitnya pada dukun daripada dokter. Pada kutipan ”bagaimana kalian bisa bersaing
dengan daerah lain pada masa pembangunan ini kalau gigi-gigi kalian tonggos” dapat pula
diartikan sebagai bentuk sindiran dengan interpretasi lain. Ketua Karmun sebagai Kepala
Desa di daerah terpencil menginginkan warganya untuk menunjukkan “gigi” dan mampu
bersaing dengan daerah lain, gigi dalam artian kemampuan yang harus dimiliki setiap orang
agar memiliki daya saing yang semakin kompetitif.

c) Pastiche

Teks pastiche mengimitasi teks-teks masa lalu untuk mengangkat dan


mengapresiasikannya. Tokoh ayah dalam novel “Maryamah Karpov” digambarkan sebagai
tokoh yang memetaforakan rasa patuh pada orang tuanya dalam setiap kata-katanya.
Gambaran tentang perilaku yang dimilikai oleh tokoh kepatuhan dan ketaatan yang harus
dijunjung tinggi . hal tersbut terdapat dalam kutipan:

“Katanya, ia selalu menempatkan setiap kata ayah bundanya di atas nampan


pualam, membungkus dengan tilam” (MP/AP/001/2008)”

4
Pada kutipan di atas mencerminkan adanya imitasi murni. Teks pastiche mengimitasikan
benda menjadi gambaran kata-kata. Pada kutipan di atas tokoh ayah mengatakan akan selalu
menempatkan setiap kata orang tuanya di atas nampan pualam, membungkus dengan tilam.
Tokoh ayah selalu mematuhi perintah orang tuanya, dan menganggap setiap kata yang
diberikan orang tuanya sebagai petuah yang harus dijunjung tinggi. Arti kata menaruh di atas
nampan pualam yaitu menjunjung tinggi. Nampan pualam biasanya dalam adat Melayu
sebagai tempat makanan yang terbaik dan diletakkan ditempat tertinggi. Membungkus
dengan tilam berarti menyimpan erat-erat dalam hati, tilam yang dalam adat melayu adalah
sebuah daun pepohonan di dalam hutan di sekitar Belitong yang digunakan untuk
membungkus nampan pualam.

d) Ironi
Merupakan kejadian yang bertentangan dengan yang diharapkan atau yang seharusnya
terjadi. Adapun kutipan dalam novel “Maryamah Karpov” ialah:
“Oleh karena itu, seumpama di korankoran tersiar berita tentang seorang pria yang sedang
bersepeda santai pada minggu pagi yang cerah ceria, tra la la, tri li li, sekonyong-konyong,
tak tahu kenapa, sepedanya oleng dan ia tertungging ke dalam sumur angker gelap gulita, tak
dapat dipakai lagi, dalamnya dua belas meter, perigi sarang jin, bekas tentara Jepang
mencemplungkan pribumi. Lelaki periang itu pun berteriak-teriak panik minta tolong. Tak
ada yang mendengar jeritannya, selama empat puluh hari empat puluh malam”
(MP/AP/001/2008).
Kutipan tersebut menggambarkan sebuah peristiwa menghebohkan yang di alami
seseorang yang sedang dalam perjalanan. Pada kutipan di atas pria yang sedang bersepeda
tidak mengharapkan kejadian sepedanya yang oleng sampai jatuh ke dalam sumur angker
gelap gulita bekas tentara Jepang membunuh pribumi. Tidak ada yang mendengar
teriakannya selama empat puluh hari empat puluh malam. Tidak ada satu orang pun yang
menginginkan peristiwa tersebut menimpa hidupnya, akan tetapi takdir tidak bisa ditebak.
Dapat di ibaratkan orang tersebut mengalami kejadian seperti yang ada dalam sebuah pepatah
”sudah jatuh tertimpa tangga”.

e) Camp
Merupakan pengelabuhan identitas dan penopengan. Camp hanya dipakai untuk
menampilkan susasana sebagai pembentukan kesan saja yang dapat dilihat pada gaya
arsitektur yaitu penggunaan elemen-elemen dekoratif yang indah. Hal itu terdapat dalam
kutipan:

5
“Ruang ujian sidang tesis itu sendiri terletak di ujung selasar dalam bangunan
yang terpisah semacam paviliun, tapi atapnya menjulang mancung mirip atap
gereja-gereja Anglikan” (MP/AP/018/2008)
Pada kutipan di atas esensi camp sebagai wacana reaksi tampak pada gerakan arsitektur
dalam yang timbul karena kritik terhadap industri modern. Pengadopsian gaya arsitektur
tanpa mengubah desain merupakan sesuatu yang bersifat massal.dalam dunia arsitektur
tradisi peniruan di pandang menyelamatkan esesnsi dan makna desain menjadi lebih berjiwa
dan eksklusif. Arsitektur tersebut menggamabrkan kemiripan atau penopengan dalam bentuk
bangunan yang mengado[psi gaya arsitektur bangunan lain.

2.2.2 Ciri-Ciri posmodernis pada novel Maryamah Karpov karya Andrea Hirata.
a) Menekankan pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia
Setiap peristiwa yang terdapat dalam novel “Maryamah Karpov” ini memiliki
keunggulan yaitu menekankan pentingnya penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-
hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi, dan bersifat mutlak agar interaksi yang
diinginkan dapat terjalin dengan baik. Adapun kutipan yang menunjukkan pentingnya
bahasa dala novel ini ialah:
“Rasanya baru kemarin aku tiba di terminal bus Gallieni bersama sepupuku Arai, terbata-
bata membaca nama stasiun metro, kesana kemari membawa Pocket Reference Dictionary,
mencocok-cocokkan beberapa kata Inggris padanan Prancis dengan penjual kebab imigran
Turki. Belajar tersendat-sendat menyengaukan-nyengaukan suara agar orang Prancis paham”
(MP/CP/032/2008)
Tokoh Ikal dalam kutipan di atas menyadari betapa pentingnya sebuah bahasa agar
komunikasi dapat terlaksana dengan baik dan tidak satu arah. Dengan mengetahui dan
memahami bahasa, manusia akan sangat terbantu untuk mencapai tujuannya. Sosialisasi
dengan orang lain sangat tergantung dengan bahasa yang digunakan. Tokoh Ikal
menyiasati kekurangannya dalam beberapa bahasa dengan membawa kamus yang
digunakan sebagai panduan dalam memahami bahasa orang lain
b) Mengurangi kekaguman terhadap ilmu pengetahuan, kapitalisme, dan teknologi
Tokoh dalam novel ini mencerminkan rasa antipasti pada kemajuan teknologi dan
perekmbangan ilmu pengetahuan, hal tersebut terdapat dalam kutipan
“kasihan bang Zaitun, ditinggalkan istri-istri, dikhianati teknologi musik” (MP/CP/065/2008)
Pada kutipan di atas Tokoh Zaitun menjadi korban dari teknologi musik yang
semakin berkembang pesat. Sebagai pimpinan orkes musik Melayu di kampung Belitong
dirugikan oleh perkembangan teknologi musik yang lebih modern. Peralatan musik yang

6
digunakan oleh kelompok orkes musik Melayu pimpinan Tokoh Zaitun masih sederhana,
akhirnya orkes Melayu seperti itu kurang mendapat perhatian dan cenderung ditinggalkan
oleh masyarakat, hal itu yang menyebabkan orkes Tokoh Zaitun menjadi bangkrut karena
tidak ada lagi yang berminat dan menggunakan jasanya. Keuangan keluarga yang selama
ini mengandalkan dari bermusik otomatis terhenti, apalagi Ia harus menghidupi empat
orang istri. Akhirnya istri-istri yang selama ini setia mendampingi meninggalkannya
karena ia tidak memiliki pekerjaan. Modernisasi menjadi penyebab rusaknya tatanan
sosial yang selama ini terjalin, manusia menjadi individualistik dan cenderung kebarat-
baratan

c) Menerima dan peka terhadap agama baru (agama lain)


Novel “Maryamah Karpov” ini memeliki kelebihan dalam hal pluralisme dan
keterbukaannya dalam menyikapi dan berinteraksi dengan agama maupun keyakinan
tertentu. Adapun kutipan yang menunjukkan hal tersebut, terdapat dalam kutipan:
“suku sawang dengan agama kepercayaan mereka, sudah buang sial ke laut lewat ritual
muang jong yang magis itu”(MP/CP/112/2008)
Kutipan di atas menunjukkan masyarakat peka dan peduli terhadap lingkungannya,
dimana setiap bulan Maret mereka mengetahui jika suku sawangan melakukan ritual
agama dan kepercayaannya. Masyarakat Belitong angat menghargai perbedaan yang ada
diantara mereka. Bagi masyarakat Belitong kebersamaan lebih diutamakan, dengan
prinsip tenggang rasa dan saling menerima atas semua perbedaan menciptakan kerukunan
yang tidak semu.

d) Mendorong kebangkitan golongan tertindas seperti golongan ras, kelas social yang
tersisihkan.

Terdapat peristiwa dalam novel ini yang menggambarkan kepedulian tokoh yang satu
dengan tokoh yang lain. Seperti tokoh ikal yang sangta tersentuh dan peka terhadap
lingkungannya saat melihat penderitaaan orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan:

“Tak percaya, bahwa akhirnya setelah membanting tulang-belulang tiga puluh satu tahun,
ada juga orang yang membicarakan soal kedudukannya. Selama tiga puluh satu tahun itu
Ayah tak pernah naik pangkat, tak pernah, sejak ia menjadi kuli meskapai dari usia
belasan”(MP/CP/003/2008)
Kutipan di atas menggambarkan tokoh Ikal yang sangat miris melihat kehidupan
ayahnya yang tidak pernah naik pangkat selama tiga puluh satu tahun pengabdiannya

7
mendulang timah. Tokoh Ikal pun mendorong ayahnya untuk mengemban amanah yang
diberikan mandornya karena itu merupakan hak setiap pekerja. Mendorong golongan
tertindas serta termajinalkan memang kental terdapat dalam novel ”Maryamah Karpov”.
Kebersamaan orang-orang yang terpinggirkan lebih terjaga karena tidak memiliki
kepentingan politis, dan solidaritas serta soliditasnya tanpa pamrih.

8
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Posmodernis merupakan pemikiran yang dibuat untuk mengantikan paham
sebelumnya yaitu modernisme. Posmoderenis berarti merupakan suatu pemikiran yang
menolak ataupun termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada yaitu teori
modernisme.

Jadi dalam novel “Maryamah Karpov” karya Andrea Hirata ini terdapat konsep
dan ciri dari posmodernis. Adapun konsep posmodernis yang ada dalam nove adalah
elektisime, parody, pastiche, ironi dan camp. Sedangkan ciri posmodernis yang terdpat
dalam novel adalah menekankan pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia,
mengurangi kekaguman terhadap ilmu pengethauan, kapitalisme, dan teknologi,
menerima dan peka terhadap agama baru, dan mendorong kebangkitan golongan
tertindas, seperti golongan ras, kaum termarjinalkan, dan kelas social tersisihkan.

3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan dalam
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan dari penyusun. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk
dijadikan bahan evaluasi untuk kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Faisal, R. (2013). Kajian Postmodernisme pada Novel "Maryamah Karpov" Karya Andrea
Hirata. Faisal, Radfan. 2013. Artikel. Kajian Posmodernisme pada Novel “Maryamah
Karpov” Karya Andrea Hirata.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jib/article/download/1278/1367 (Diakses 30
November 2020).

Setiawan, J. (2018). Pemikiran Postmodernisme Dan Pandangannya Terhadap Ilmu


Pengetahuan. Jurnal Filsafat. https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/33296
(Diakses 30 November 2020)

Fitriana, D. N. (2017). Identitas Budaya dalam Novel Kembar Keempat Karya Sekar Ayu
Asmara: Kajian Postmodernisme. Academica.
http://ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/academica/article/view/770 (Diakses 30
November 2020)

10

Anda mungkin juga menyukai