Anda di halaman 1dari 102

4 LANGKAH PRAKTIS

MENGHITUNG WARISAN

1
4 LANGKAH PRAKTIS
MENGHITUNG WARISAN

PENULIS
Muhammad Mujianto

PENERBIT
FAHIMNA PUBLISHING

CETAKAN PERTAMA
Dzul Qa’idah 1443H/Juni 2022M

ALAMAT PENERBIT
http://kitabfahimna.blogspot.com
metodefahimna@gmail.com

HP PEMESANAN: 0895-3528-86439

Dilarang memperbanyak buku ini tanpa izin


tertulis dari FAHIMNA PUBLISHING

2
PENGANTAR PENYUSUN
‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬
‫احلمد هلل رب العاملني والصالة والسالم على أشرف األنبياء واملرسلني وعلى آله وأصحابه أمجعني‬
‫أما بعد‬

Ilmu waris (Ilmu Faraa-idh/ Ilmu Mawaarits) adalah ilmu tentang


cara membagi harta warisan secara fikih dan hitungan matematika.
Mempelajari Ilmu waris hukumnya fardhu kifayah. Jika sudah ada
sejumlah orang yang cukup untuk mempelajarinya, maka sunnah
hukumnya bagi yang lain.

Buku tentang ilmu waris telah cukup banyak ditulis. Artikel tentang
hitung waris pun banyak dijumpai di internet. Kajian dan pelatihan
ilmu waris juga sudah banyak diselenggarakan.

Namun, sudahkah kita paham kaidah dasar menghitung warisan?


Sudahkah kita bisa melakukan hitung waris sendiri?

Insya Allah, lewat buku ini, pembaca akan diajarkan langkah-langkah


praktis dalam menghitung warisan. Agar lebih mudah dipahami, akan
diberikan beberapa contoh perhitungan waris.

Diantara target yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini


adalah:

1. Paham kaidah dasar hitung waris.


2. Bisa menghitung waris untuk kasus umum yang biasa terjadi
di masyarakat.
3. Bisa menggunakan aplikasi hitung waris.

Dalam buku ini, pembaca hanya akan diajarkan cara menghitung


warisan berdasarkan pada kaidah hitung waris yang sudah dijelaskan

3
oleh para ulama. Buku ini tidak membahas dalil-dalil yang
melatarbelakangi munculnya kaidah hitung warisan.

Sebab, untuk pelajar pemula, cara belajar yang efektif saat mengkaji
ilmu waris adalah dengan terlebih dahulu belajar cara berhitung.
Bukan mengkaji dalil-dalil.

Insya Allah, kalau dasar perhitungan waris sudah paham, saat


membahas dalil akan lebih mudah mengerti. Dan untuk mengetahui
dalil-dalil pendukung munculnya kaidah hitung waris, silakan nanti
pembaca bisa membaca sendiri buku-buku seputar ilmu waris tingkat
lanjutan.

Materi buku ini secara umum merujuk ke buku saya yang sudah lebih
dahulu terbit berjudul PANDUAN MEMAHAMI ILMU WARIS
BERDASARKAN SYARIAT ISLAM. Pembahasannya lebih
diringkas dan ada beberapa penambahan penjelasan yang belum ada
di buku sebelumnya. Untuk mendapatkan contoh yang lebih banyak
dan penjelasan lebih rinci, pembaca bisa merujuk ke buku
sebelumnya.

Semoga kita semua diberi kemudahan untuk mempelajari dan


memahami ilmu waris ini.

‫وصلى اهلل وسلم على نبينا حممد وعلى آله وأصحابه أمجعني‬

Bogor, Dzul Qo’idah 1443H/Juni 2022M


Muhammad Mujianto

4
DAFTAR ISI

PENGANTAR PENYUSUN
DAFTAR ISI

BAGIAN 1
LANGKAH 1
MEMASTIKAN RUKUN, SYARAT,
& PENGHALANG BAGI WARIS

1. Rukun, Syarat, & Penghalang Bagi Waris (9)

BAGIAN 2
LANGKAH 2
MENENTUKAN AHLI WARIS

1. Mengenal Ahli Waris (13)


2. Pengelompokan Ahli Waris Berdasarkan Posisi (15)
3. Pengelompokkan Ahli Waris Berdasarkan Bagiannya (17)
4. Urutan Ashobah (20)
5. Pengelompokan Ashobah (22)

BAGIAN 3
LANGKAH 3
MENCORET AHLI WARIS YANG TERHIJAB

1. Hijab (29)

BAGIAN 4
LANGKAH 4
MENENTUKAN BAGIAN AHLI WARIS

1. Bagian 1/2 (35)

5
2. Bagian 1/4 (40)
3. Bagian 1/8 (42)
4. Bagian 2/3 (43)
5. Bagian 1/3 (50)
6. Bagian 1/6 (53)

BAGIAN 5
LATIHAN PEMANTAPAN

1. Latihan Pemantapan 1 (65)


2. Latihan Pemantapan 2 (66)
3. Latihan Pemantapan 3 (67)

BAGIAN 6
JAWABAN LATIHAN PEMANTAPAN

1. Jawaban Latihan Pemantapan 1 (71)


2. Jawaban Latihan Pemantapan 2 (73)
3. Jawaban Latihan Pemantapan 3 (75)

PENUTUP
LAMPIRAN
1. Teknis Bagi Waris (81)
2. Kasus Khusus (85)
3. Tabel Hijab Hirman (88)
4. Tabel Ahli Waris & Bagiannya (93)

SELESAI

6

LANGKAH 1
MEMASTIKAN RUKUN, SYARAT,
& PENGHALANG BAGI WARIS

7
8
BAB 1
RUKUN, SYARAT, & PENGHALANG
BAGI WARIS

Waris-mewarisi baru akan terjadi jika terpenuhi rukun dan syarat


bagi waris, serta terbebas dari penghalang terjadinya bagi waris.

>>> RUKUN BAGI WARIS


1. Muwarrits (Pemberi harta warisan)
Si mayit yang hartanya akan diwariskan.

2. Waarits (Penerima harta warisan)


Orang yang berhak menerima harta warisan. Biasa dikenal
dengan sebutan Ahli Waris.

3. Mauruts (Harta warisan)


Harta peninggalan muwarrits setelah semua hal yang
berkaitan dengan hartanya diselesaikan, seperti:
• Biaya pengurusan jenazah.
• Pelunasan hutang.
• Pelaksanaan wasiat.

>>> SYARAT BAGI WARIS


1. Kematian muwarrits
Muwarrits haruslah orang yang sudah meninggal dunia, atau
dihukumi sudah meninggal (misalnya orang yang mati tenggelam
dan jasadnya tidak ditemukan, atau orang yang hilang sangat lama
tanpa ada berita).

2. Hidupnya ahli waris saat wafatnya muwarrits


Ahli Waris haruslah orang yang masih hidup saat muwarrits
meninggal dunia, atau dihukumi hidup (misalnya janin yang masih
berada dalam kandungan).

9
3. Diketahui adanya hubungan sebab pewarisan, seperti hubungan
nasab atau pernikahan.

>>> PENGHALANG BAGI WARIS


1. Perbudakan
Seorang yang berstatus budak tidak berhak untuk mewarisi.
Sebab semua harta budak milik tuannya.

2. Pembunuhan
Orang yang membunuh muwarrits tidak berhak mendapatkan
harta warisan dari muwarrits yang dibunuhnya.

3. Perbedaan agama
Orang Muslim tidak mewarisi orang kafir, dan orang kafir
tidak mewarisi orang Muslim.

10

LANGKAH 2
MENENTUKAN AHLI WARIS

11
12
BAB 1
MENGENAL AHLI WARIS
Tidak semua kerabat muwarrits otomatis menjadi Ahli Waris.
Adapun kerabat muwarrits yang menjadi Ahli Waris adalah sebagai
berikut:

>>> AHLI WARIS LAKI-LAKI


Ahli waris dari kalangan laki-laki ada 15:
1. Anak laki
2. Cucu laki dari jalur anak laki (dan terus ke bawah dari jalur
laki-laki)
3. Ayah
4. Kakek dari jalur ayah (dan terus ke atas dari jalur laki-laki)
5. Saudara kandung (seayah & seibu dengan si mayit)
6. Saudara seayah
7. Saudara seibu
8. Anak laki dari saudara kandung
9. Anak laki dari saudara seayah
10. Paman kandung dari jalur ayah
11. Paman seayah dari jalur ayah
12. Anak laki dari paman kandung
13. Anak laki dari paman seayah
14. Suami
15. Laki-laki yang membebaskan mayit dari perbudakan

>>> AHLI WARIS WANITA


Ahli waris dari kalangan wanita ada 10:
1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari jalur anak laki (dan terus ke bawah dari
jalur laki-laki)
3. Ibu
4. Nenek dari jalur ayah (dan terus ke atas dari jalur laki-laki)
5. Nenek dari jalur ibu (dan terus ke atas dari jalur perempuan)

13
6. Saudari kandung
7. Saudari seayah
8. Saudari seibu
9. Istri
10. Perempuan yang membebaskan mayit dari perbudakan

CATATAN:
Jika semua ahli waris ada, maka yang mendapatkan warisan hanya 5
kelompok:
1. Suami/Istri
2. Anak laki
3. Anak wanita
4. Ayah
5. Ibu

Yang lain terhijab (terhalangi).

14
BAB 2
PENGELOMPOKAN AHLI WARIS
BERDASARKAN POSISI
Agar lebih mudah dihafal, ahli waris bisa dikelompokan berdasarkan
posisi mereka masing-masing ditinjau dari posisi si mayit.

>>> POSISI PUSAT


Yang berada di pusat (sejajar dengan posisi mayit) adalah:
• Suami
• Istri

>>> POSISI ATAS (USHUL)


Yang termasuk kelompok ushul adalah:
• Ayah
• Ibu
• Kakek (Jalur ayah)
• Nenek (Jalur ayah & ibu)

>>> POSISI BAWAH (FURU’)


Yang termasuk kelompok furu’ adalah:
• Anak (Laki/Perempuan)
• Cucu (Laki/Perempuan) dari jalur anak laki

>>> POSISI SAMPING (HAWASYI)


• Saudara (Kandung/Seayah/Seibu)
• Saudari (Kandung/Seayah/Seibu)
• Anak laki saudara (Kandung/Seayah)
• Paman (Kandung/Seayah) dari jalur ayah
• Anak laki paman (Kandung/Seayah) dari jalur ayah

15
CATATAN:
1. Kalau disebut -misalnya- furu’ (saja), maka maksudnya: Anak
(laki/perempuan) dan cucu (laki/perempuan).
2. Namun, kalau disebut furu’ laki-laki, maka maksudnya: Anak
laki-laki dan cucu laki-laki.

16
BAB 3
PENGELOMPOKAN AHLI WARIS
BERDASARKAN BAGIANNYA
Berdasarkan bagian yang didapat dari harta warisan, ahli waris dibagi
menjadi dua kelompok:

>>> ASHABUL FURUDH


Ahli waris yang mendapatkan harta warisan dengan bilangan tertentu
(1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/3, 1/6).

>>> BAGIAN 1/2 (ADA 5)


Anak Perempuan (1) Cucu Perempuan (1) Saudari Kandung (1)
Saudari Seayah (1) Suami

>>> BAGIAN 1/4 (ADA 2)


Suami Istri

>>> BAGIAN 1/8 (ADA 1)


Istri

>>> BAGIAN 2/3 (ADA 4)


Anak Perempuan (1>) Cucu Perempuan (1>)
Saudari Kandung (1>) Saudari Seayah (1>)

>>> BAGIAN 1/3 (ADA 2)


Ibu Saudar/i Seibu (1>)

17
>>> BAGIAN 1/6 (ADA 7)
Ibu Nenek Cucu Perempuan
Saudari Seayah Ayah Kakek
Saudara/i Seibu (1)

Penjelasan rincinya akan diberikan nanti.

>>> ASHOBAH
Ahli waris yang mendapatkan harta warisan sisa setelah harta
diberikan kepada ashabul furudh. Mereka adalah:

• Furu’ laki-laki (Anak & cucu)


• Ushul laki-laki (Ayah & kakek)
• Hawasyi laki-laki selain saudara seibu (Saudara kandung &
anak laki-lakinya, saudara seayah & anak laki-lakinya, paman
kandung & anak laki-lakinya, dan paman seayah & anak laki-
lakinya)

Jadi, dalam pembagian waris, harta warisan diberikan terlebih dahulu


kepada ashabul furudh. Jika masih ada sisa, maka diberikan kepada
ashobah.

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami dan 1 anak laki. Harta warisnya
sebanyak Rp. 4.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Suami 1/4 Rp. 1.000.000,-
Anak laki SISA Rp. 3.000.000,-
JUMLAH Rp. 4.000.000,-

18
CATATAN:
1. Ada ahli waris yang kadang mendapat bagian tertentu &
kadang mendapatkan bagian sisa, yaitu: anak perempuan,
cucu perempuan, saudari (kandung & seayah), ayah dan
kakek.
2. Ada ahli waris yang kadang mendapat bagian tertentu
sekaligus bagian sisa, yaitu: ayah dan kakek.

19
BAB 4
URUTAN ASHOBAH
Jika masih ada sisa harta warisan setelah diberikan kepada ashabul
furudh, maka harta sisa diberikan kepada ashobah dengan urutan
pembagian:

1. Anak laki.
2. Cucu laki dari anak laki.
3. Ayah.
4. Kakek.
5. Saudara kandung.
6. Saudara seayah.
7. Anak laki saudara kandung.
8. Anak laki saudara seayah.
9. Paman kandung.
10. Paman seayah.
11. Anak laki paman kandung.
12. Anak laki paman seayah.
13. Tuan yang memerdekakan muwarrits dari perbudakan.

Ashobah yang berada pada posisi atas menghalangi ashobah yang


berada di bawahnya. Jadi, jika ada anak laki-laki -misalnya-, maka
ashobah yang lain tidak dapat bagian dari harta sisa.

Kecuali ayah dan kakek yang bisa mendapatkan harta warisan


dengan bagian tertentu (ashabul furudh).

20
CONTOH:
1. Fulan wafat meninggalkan: istri dan 1 anak laki. Harta warisnya
sebanyak Rp. 8.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Istri 1/8 Rp. 1.000.000,-
Anak laki SISA Rp. 7.000.000,-
JUMLAH Rp. 8.000.000,-

2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak laki dan 1 cucu laki


dari anak laki. Harta warisnya sebanyak Rp. 8.000.000,-

AHLI WARIS BAGIAN PEROLEHAN


Suami 1/4 Rp. 2.000.000,-
Anak laki SISA Rp. 6.000.000,-
Cucu laki TERHALANG 0
JUMLAH Rp. 8.000.000,-

21
BAB 5
PENGELOMPOKAN ASHOBAH
ASHOBAH adalah ahli waris yang mendapatkan bagian sisa setelah
harta warisan dibagikan kepada ashabul furudh.

Ashobah bisa dikelompokan menjadi tiga:

>>> ASHOBAH BI NAFSIHI (KODE: A)


Ahli waris yang mendapatkan bagian sisa dengan sendirinya (bukan
karena bersama ahli waris yang lain). Mereka adalah:

1. Anak laki.
2. Cucu laki dari anak laki.
3. Ayah.
4. Kakek.
5. Saudara kandung.
6. Saudara seayah.
7. Anak laki saudara kandung.
8. Anak laki saudara seayah.
9. Paman kandung.
10. Paman seayah.
11. Anak laki paman kandung.
12. Anak laki paman seayah.
13. Tuan yang memerdekakan.

>>> ASHOBAH BI GHOIRIHI (KODE: AB)


Ahli waris yang mendapatkan bagian sisa karena bersama ahli waris
lain yang mendapatkan bagian sisa. Mereka adalah:

1. Anak perempuan (ketika bersama anak laki-laki)


2. Cucu perempuan (ketika bersama cucu laki-laki)
3. Saudari kandung (ketika bersama saudara kandung)
4. Saudari seayah (ketika bersama saudara seayah)

22
CATATAN:
Bagian laki-laki dan perempuan = 2:1

CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan
kakek.
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4 3/12 3 / 12
Anak perempuan 1/2 6/12 6 / 12
Kakek 1/6 + SISA 2/12 + 1/12 3 / 12
JUMLAH 1 12/12 12 / 12

2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 3 anak laki-laki, 1 anak


perempuan, dan kakek.
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4 3/12 3/12 3/12
Anak laki 1 (2) 2/7 x 7/12 2/12
Anak laki 2 (2) 2/7 x 7/12 2/12
SISA 7/12
Anak laki 3 (2) 2/7 x 7/12 2/12
Anak pr (1) 1/7 x 7/12 1/12
Kakek 1/6 2/12 2/12 2/12
JUMLAH 1 12/12 12/12 12/12

CATATAN:
1. Perbandingan bagian laki-laki dengan bagian perempuan
adalah 2:1. Jadi setiap anak laki-laki dapat bagian 2 kali lipat
bagian anak perempuan.

23
2. Angka 1 & 2 dalam kurung adalah poin yang didapat oleh
ahli waris yang harus berbagi saat mengambil jatah warisan.
Pada kasus di atas, anak laki mendapatkan poin 2, sedangkan
anak perempuan mendapatkan poin 1.

>>> ASHOBAH MA’A GHOIRIHI (KODE: AM)


Ahli waris yang mendapatkan bagian sisa karena bersama ahli waris
lain yang tidak mendapatkan bagian sisa. Mereka adalah:

1. Saudari kandung bersama Furu’ Perempuan (Anak/Cucu)


2. Saudari seayah bersama Furu’ Perempuan (Anak/Cucu)

CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, dan 1
saudari kandung.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 1/4
Anak pr 1/2 2/4
Saudari kandung SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4

2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 saudari


seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 1/4
Anak pr 1/2 2/4
Saudari seayah SISA 1/4
JUMLAH 1 4/4

24
3. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 anak perempuan, 1 cucu
perempuan, dan 1 saudari seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12
Anak pr 1/2 6/12
Cucu pr 1/6 2/12
Saudari Seayah SISA 1/12
JUMLAH 1 12/12

CATATAN:
Untuk langkah ke-2 ini yang paling penting adalah:
• Mengenal siapa saja yang termasuk ahli waris
• Mengenal siapa saja yang termasuk ashabul furudh dan
ashobah (beserta urutannya).

Sebisa mungkin untuk dihafalkan!

25
26

LANGKAH 3
MENCORET AHLI WARIS YANG TERHIJAB

27
28
BAB 1
HIJAB
Dalam ilmu waris, yang dimaksud dengan hijab adalah penghalang
dari mendapatkan harta warisan, baik sebagian maupun seluruhnya.

Hijab ada dua macam:

>>> HIJAB NUQSHON


Penghalang dari mendapatkan bagian besar harta warisan. Misalnya,
anak adalah hijab nuqshon bagi ibu untuk mendapatkan bagian 1/3.
Jika ada anak, maka ibu bagiannya berkurang menjadi 1/6.

>>> HIJAB HIRMAN


Penghalang dari mendapatkan seluruh harta warisan.

Berikut ini penjelasan hijab hirman secara ringkas:

• HIJAB KE BAWAH
Anak laki menghijab cucu (laki-laki/perempuan)

• HIJAB KE ATAS
1. Ayah menghijab kakek dan nenek (dari jalur ayah)
2. Ibu menghijab nenek (dari jalur ayah dan ibu)

• HIJAB KE SAMPING
1. Furu’ (laki dan perempuan) dan ushul laki-laki menghijab
saudar/i seibu.
2. Furu’ laki-laki dan ushul laki-laki menghijab semua ahli waris
posisi samping (kanan & kiri) dan tuan yang memerdekakan
budak.

29
• HIJAB DI SAMPING
1. Saudara kandung menghijab saudara/i seayah dan yang
posisinya berada di bawah saudara seayah dalam urutan
ashobah.
2. Saudara seayah menghijab ahli waris yang posisinya berada
di bawahnya dalam urutan ashobah.
3. Selanjutnya, hijab mengikuti urutan ashobah.

CATATAN:
1. Ahli waris yang tidak bisa terhijab dan tidak bisa menghijab
adalah: Suami dan istri.
2. Ahli waris yang tidak bisa terhijab, namun bisa menghijab
adalah: Ayah, ibu, dan anak.
3. Ahli waris urutan bawah (dalam urutan ashobah) terhijab oleh
ahli waris di atasnya. Misalnya, paman kandung terhijab oleh
anak laki saudara seayah dan yang di atasnya.
4. Ahli waris perempuan yang bisa menghijab hirman:
• Ibu menghijab nenek.
• Anak perempuan yang sudah mendapatkan 2/3 menghijab
cucu perempuan.
• Saudari kandung yang sudah mendapatkan 2/3 menghijab
saudari seayah.
• Saudari kandung yang menjadi ashobah ma’a ghoirihi
menghijab saudara/i seayah (dan orang-orang yang berada
di posisi bawahnya berdasarkan urutan ashobah).
• Saudari seayah yang menjadi ashobah ma’a ghoirihi
menghijab anak laki saudara kandung (dan orang-orang
yang berada di posisi bawahnya berdasarkan urutan
ashobah).

30
CONTOH:
Fulan wafat meninggalkan: anak laki, cucu laki dan perempuan (dari
jalur anak laki), saudara dan saudari kandung, ibu, nenek dari jalur
ibu, dan nenek dari jalur ayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak laki SISA 5/6
Cucu (Laki & Pr) Terhalang oleh anak laki 0
Saudara/i kandung Terhalang oleh anak laki dan cucu laki 0
Ibu 1/6 1/6
Nenek dari ibu Terhalang oleh ibu 0
Nenek dari ayah Terhalang oleh ibu 0
JUMLAH 1 6/6

CATATAN:
Tabel ahli waris yang menghijab dan yang terhijab bisa dilihat di
bagian lampiran.

31
32

LANGKAH 4
MENENTUKAN BAGIAN AHLI WARIS

33
34
BAB 1
BAGIAN 1/2
Anak Perempuan (1) Cucu Perempuan (1) Saudari Kandung (1)
Saudari Seayah (1) Suami

>>> ANAK PEREMPUAN


NO SYARAT
Apabila tidak ada anak Kalau ada anak laki, maka
1
laki. menjadi ashobah bighoirihi.
Apabila tidak ada anak Apabila ada anak perempuan lain,
2
perempuan lain. maka mendapatkan 2/3.

CONTOH:

AHLI WARIS BAGIAN


Anak perempuan 1/2
Paman SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8
Anak Laki
SISA (2:1)
Anak Perempuan
Paman TERHALANG ANAK LAKI

35
>>> CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI DAN
SETERUSNYA KEBAWAH DARI GARIS KETURUNAN LAKI-
LAKI

NO SYARAT
Apabila tidak ada cucu
Apabila ada cucu perempuan lain,
1 perempuan lain (dari anak
maka mendapatkan 2/3.
laki).
Apabila tidak ada cucu Kalau ada cucu laki, maka
2
laki (dari anak laki). menjadi ashobah bighoirihi.
Kalau ada anak perempuan mayit,
Apabila tidak ada anak maka bagian cucu perempuan bisa
3
perempuan si mayit. berkurang, bahkan bisa tidak dapat
bagian.
4 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Cucu Perempuan 1/2
Saudara kandung SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8
Cucu Perempuan
SISA (2:1)
Cucu Laki
Saudara kandung TERHALANG CUCU LAKI

36
>>>SAUDARI KANDUNG
NO SYARAT
Apabila tidak ada saudari Apabila ada saudari kandung lain,
1
kandung yang lain. maka mendapatkan 2/3.
Apabila tidak ada saudara Kalau ada saudara kandung, maka
2
kandung. menjadi ashobah bighoirihi.
3 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Saudari kandung 1/2
Paman SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4
Saudara kandung
SISA (2:1)
Saudari kandung
TERHALANG SAUDARA
Paman
KANDUNG

37
>>>SAUDARI SEAYAH
NO SYARAT
Apabila tidak ada saudari Apabila ada saudari seayah lain,
1
seayah yang lain. maka mendapatkan 2/3.
Apabila tidak ada saudara Kalau ada saudara seayah, maka
2
seayah. menjadi ashobah bighoirihi.
3 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Saudari seayah 1/2
Paman SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4
Saudara seayah
SISA (2:1)
Saudari seayah
TERHALANG SAUDARA
Paman
SEAYAH

>>>SUAMI
NO SYARAT
Apabila tidak ada furu’
1 Kalau ada furu’, maka dapat 1/4.
(anak/cucu).

38
CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/2
Saudari kandung 1/2

39
BAB 2
BAGIAN 1/4
Suami Istri

>>>SUAMI
NO SYARAT
1 Apabila terdapat furu’ Kalau tidak ada furu’, maka
(anak/cucu) dapat 1/2

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4
Anak perempuan 1/2
Paman SISA

>>>ISTRI (SEORANG ATAU LEBIH)


NO SYARAT
Apabila tidak ada furu’
1 Kalau ada furu’, maka dapat 1/8.
(anak/cucu).

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/4
Saudara kandung SISA

40
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1 (1)
Istri 2 (1) 1/4
Istri 3 (1)
Saudara kandung SISA

41
BAB 3
BAGIAN 1/8
Istri

>>>ISTRI (SEORANG ATAU LEBIH)


NO SYARAT
Apabila terdapat furu’ Kalau tidak ada furu’, maka
1
(anak/cucu) dapat 1/4

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1 (1)
1/8
Istri 2 (1)
Anak perempuan 1/2
Saudara kandung SISA

42
BAB 4
BAGIAN 2/3
Anak perempuan (1>) Cucu perempuan (1>)
Saudari kandung (1>) Saudari seayah (1>)

>>>ANAK PEREMPUAN
NO SYARAT
Apabila tidak ada anak Kalau ada anak laki, maka
1
laki. menjadi ashobah bighoirihi.
Apabila ada anak
Kalau sendirian, maka
2 perempuan lain
mendapatkan 1/2.
bersamanya.

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Anak pr 1 (1)
2/3
Anak pr 2 (1)
Saudara Kandung SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8
Anak laki (2)
Anak pr 1 (1) SISA (2:1)
Anak pr 2 (1)
Saudara Kandung TERHALANG ANAK LAKI

43
>>> CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI DAN
SETERUSNYA KE BAWAH DARI GARIS KETURUNAN LAKI-
LAKI

NO SYARAT
Apabila ada cucu
Apabila sendirian, maka
1 perempuan lain (dari anak
mendapatkan 1/2.
laki bersamanya).
Apabila tidak ada cucu Kalau ada cucu laki, maka
2
laki dari anak laki. menjadi ashobah bighoirihi.
Kalau ada anak perempuan mayit,
Apabila tidak ada anak maka bagian cucu perempuan bisa
3
perempuan si mayit. berkurang bahkan bisa tidak dapat
bagian.
4 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Cucu pr 1 (1)
2/3
Cucu pr 2 (1)
Saudara Kandung SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8
Cucu laki (2)
Cucu pr 1 (1) SISA (2:1)
Cucu pr 2 (1)
Saudara Kandung TERHALANG CUCU LAKI

44
CATATAN:
1. Jatah ahli waris perempuan jalur ke bawah adalah 2/3.
2. Jika anak perempuan sudah mengambil 1/2 (berarti anak
perempuan seorang diri), maka cucu perempuan mendapatkan
bagian sisa sebesar 1/6 (2/3-1/2).
3. Jika anak perempuan sudah mendapatkan bagian 2/3, maka
cucu perempuan tidak lagi mendapatkan bagian.

CONTOH:
KASUS 1
AHLI WARIS BAGIAN
Anak perempuan 1/2
Saudara kandung SISA
Cucu perempuan 1/6

KASUS 2
AHLI WARIS BAGIAN
Anak perempuan 1
2/3
Anak perempuan 2
Saudara kandung SISA
Cucu perempuan TERHALANG/GUGUR

Kecuali ada cucu laki-laki bersamanya, maka cucu perempuan


mengambil sisa bersama cucu laki-laki.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak perempuan 1
2/3
Anak perempuan 2
Saudara kandung TERHALANG CUCU LAKI

45
Cucu perempuan
SISA
Cucu laki

>>>SAUDARI KANDUNG
NO SYARAT
Apabila ada saudari
Apabila tidak ada saudari kandung
1 kandung yang lain
lain, maka mendapatkan 1/2.
bersamanya.
Apabila tidak ada saudara Kalau ada saudara kandung, maka
2
kandung. menjadi ashobah bighoirihi.
3 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Saudari kandung 1 (1)
2/3
Saudari kandung 2 (1)
Paman SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4
Saudara kandung (2)
Saudari kandung 1 (1) SISA (2:1)
Saudari kandung 2 (1)
TERHALANG SAUDARA
Paman
KANDUNG

46
>>>SAUDARI SEAYAH
NO SYARAT
Apabila ada saudari Apabila tidak ada saudari seayah
1
seayah yang lain. lain, maka mendapatkan 1/2.
Apabila tidak ada saudara Kalau ada saudara seayah, maka
2
seayah. menjadi ashobah bighoirihi.
Kalau ada saudari kandung, maka
Apabila tidak ada saudari bagian saudari seayah bisa
3
kandung berkurang bahkan bisa tidak dapat
bagian.
4 Apabila tidak terhijab hirman.

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Saudari seayah 1 (1)
2/3
Saudari seayah 2 (1)
Paman SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4
Saudara seayah (2)
Saudari seayah 1 (1) SISA (2:1)
Saudari seayah 2 (1)
TERHALANG SAUDARA
Paman
SEAYAH

47
CATATAN:
1. Jatah ahli waris perempuan jalur ke samping kanan adalah
2/3.
2. Jika saudari kandung sudah mengambil 1/2 (berarti saudari
kandung seorang diri), maka saudari seayah mendapatkan
bagian sisa sebesar 1/6 (2/3-1/2).
3. Jika saudari kandung sudah mendapatkan bagian 2/3 (berarti
saudari kandung lebih dari 1), maka saudari seayah tidak lagi
mendapatkan bagian.
4. Jika saudari kandung bersama furu’ wanita (dan dia tidak
terhijab), maka saudari kandung mendapatkan sisa (menjadi
ashobah ma’al ghoir), dan dia bisa menghijab saudara/i
seayah dan yang berada di bawah saudara seayah dalam
urutan ashobah. Lihat kembali pembahasan ashobah ma’al
ghoir.
5. Jika saudari seayah bersama furu’ wanita (dan dia tidak
terhijab), maka saudari seayah mendapatkan sisa (menjadi
ashobah ma’al ghoir), dan dia bisa menghijab anak laki dari
saudara kandung dan yang berada di bawahnya dalam urutan
ashobah. Lihat kembali pembahasan ashobah ma’al ghoir.

CONTOH:
KASUS 1
AHLI WARIS BAGIAN
Saudari kandung 1/2
Paman SISA
Saudari seayah 1/6

KASUS 2
AHLI WARIS BAGIAN
Saudari kandung 1 (1)
2/3
Saudari kandung 2 (1)

48
Paman SISA
Saudari seayah TERHALANG

Kecuali ada saudara seayah bersamanya, maka saudari seayah


mengambil sisa bersama saudara seayah.

AHLI WARIS BAGIAN


Saudari kandung 1 (1)
2/3
Saudari kandung 2 (1)
TERHALANG SAUDARA
Paman
SEAYAH
Saudari seayah (1)
SISA
Saudara seayah (2)

KASUS 3
AHLI WARIS BAGIAN
Anak wanita 1/2
Saudari kandung SISA (AM)
Saudari seayah TERHALANG

KASUS 4
AHLI WARIS BAGIAN
Anak wanita 1/2
Saudari seayah SISA
Anak laki saudara kandung TERHALANG

49
BAB 5
BAGIAN 1/3
Ibu Saudara/i Seibu (1>)

>>>IBU
NO SYARAT
Apabila tidak ada furu’
1 Jika ada furu’, maka dapat 1/6.
(anak/cucu).
Apabila si mayit tidak
memiliki sejumlah saudara/i
Jika ada saudara lebih dari
2 (lebih dari satu), baik
satu, maka dapat 1/6.
saudara/i kandung, seayah
atau seibu.
Apabila tidak termasuk
Dalam kasus Umariyyatain,
dalam permasalahan
3 ibu dapat 1/3 dari sisa (bukan
Umariyyatain. Akan datang
dari keseluruhan harta waris).
penjelasannya nanti.

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Ibu 1/3
Saudara kandung SISA

50
CATATAN TAMBAHAN:
KASUS UMARIYYATAIN ada pada dua keadaan:
• Kasus 1: Suami, Ibu, dan Ayah
• Kasus 2: Istri, Ibu, dan Ayah

Pada kasus ini, ibu mendapatkan bagian 1/3 dari sisa. Berarti ayah
mendapatkan 2/3 dari sisa.

CONTOH:
1. Fulanah wafat meninggalkan: suami, ibu, dan ayah.
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/2 1/2 (3/6)
Ibu 1/3 X SISA (1/2) 1/6
Ayah 2/3 X SISA (1/2) 2/6

2. Fulan wafat meninggalkan: istri, ibu, dan ayah.


AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/4 3/12
Ibu 1/3 X SISA (3/4) 3/12
Ayah 2/3 X SISA (3/4) 6/12

Kasus umariyyatain ini adalah salah satu contoh KASUS KHUSUS


dalam ilmu waris. Kasus khusus lainnya bisa dibaca di bagian
lampiran.

HAFALKAN KASUS INI!

51
>>>SAUDARA/I SEIBU (TIDAK DIBEDAKAN BAGIAN LAKI-
LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PEROLEHAN WARIS &
TIDAK BERASHOBAH)

NO SYARAT
1 Apabila satu orang, maka
Apabila lebih dari satu.
mendapatkan 1/6.
2 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Saudari kandung 1/2
Saudara seibu (1)
1/3
Saudari seibu (1)
Paman SISA

52
BAB 6
BAGIAN 1/6
Ibu Nenek Cucu perempuan
Saudari seayah Ayah Kakek
Saudara/i seibu (1)

>>>IBU
NO SYARAT
Kalau tidak ada furu’ (dan
Apabila terdapat furu’
1 sejumlah saudara/i), maka dapat
(anak/cucu).
1/3
Apabila si mayit mempunyai
Kalau saudara/i hanya satu (dan
2 sejumlah saudara/i (kandung,
tidak ada furu’), maka dapat 1/3
seayah atau seibu).
Atau kedua-duanya ada
semua, yaitu adanya furu’ Kalau tidak ada furu’ dan tidak
3 (anak/cucu) dan sejumlah ada saudara/i (atau ada hanya
saudara/i (kandung, seayah 1), maka dapat 1/3
dan seibu).
Jika tidak termasuk kasus ‘UMARIYYATAIN (Sudah
4
dijelaskan)

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Ibu 1/6
Anak laki SISA

53
AHLI WARIS BAGIAN
Ibu 1/6
Saudara kandung 1
SISA
Saudara kandung 2

AHLI WARIS BAGIAN


Ibu 1/6
Anak Perempuan 1/2
Saudara kandung 1
SISA
Saudara kandung 2
Paman TERHALANG

>>>NENEK (SEORANG ATAU LEBIH) DARI PIHAK IBU ATAU


AYAH
NO SYARAT
1 Jika tidak terdapat ibu si mayit.
2 Jika tidak terdapat ayah (bagi nenek dari pihak ayah).

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/8
Anak pr 1/2
Nenek 1
1/6
Nenek 2
Paman SISA

54
>>>CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI DAN
SETERUSNYA KE BAWAH DARI GARIS KETURUNAN LAKI-
LAKI
SYARAT
Apabila ada cucu laki-laki,
1 Apabila tidak ada cucu laki-laki.
maka jadi ashobah.
Apabila ada anak perempuan
Apabila terdapat anak lebih dari satu, maka cucu
perempuan si mayit seorang perempuan sudah tidak
2
(yang mendapat bagian 1/2 dari mendapat bagian, karena
harta waris). bagian 2/3 sudah diambil anak
perempuan.
3 Apabila tidak terhijab hirman.

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4
Anak perempuan 1/2
Cucu perempuan 1/6
Saudara Kandung SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4
Anak perempuan 1
2/3
Anak perempuan 2
Cucu perempuan GUGUR
Saudara Kandung SISA

55
>>>SAUDARI PEREMPUAN SEAYAH
SYARAT
Apabila tidak ada saudara laki- Apabila ada saudara laki-laki
1
laki yang seayah. seayah, maka jadi ashobah.
Apabila ada saudari kandung
Apabila bersama dengan lebih dari satu, maka saudari
seorang saudari kandung si perempuan seayah sudah tidak
2
mayit (yang mendapatkan mendapat bagian, karena
bagian 1/2 dari harta waris). bagian 2/3 sudah diambil
saudari kandung.
3 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Istri 1/4
Saudari kandung 1/2
Saudari seayah 1/6
Paman SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/4
Saudari kandung 1 (1)
2/3
Saudari kandung 2 (1)
Saudari seayah GUGUR
Paman SISA

56
>>>AYAH
NO BAGIAN SYARAT
Jika ada furu’ laki-laki (baik laki-laki saja atau
1 1/6
bersama perempuan)
Jika ada furu perempuan saja (tidak bersama
2 1 / 6 + SISA
laki-laki)
3 SISA Jika tidak ada furu’
4 2 / 3 X SISA Pada kasus ‘UMARIYYATAIN.

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4
Ayah 1/6
Anak Laki SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4
Anak perempuan 1/2
Ayah 1/6 + SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2
Nenek dari jalur ibu 1/6
Ayah SISA

57
>>>KAKEK
NO BAGIAN SYARAT
Jika ada furu’ laki-laki (baik laki-laki saja atau
1 1/6
bersama perempuan)
Jika ada furu perempuan saja (tidak bersama
2 1 / 6 + SISA
laki-laki)
3 SISA Jika tidak ada furu’
4 Apabila tidak terhijab hirman

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4
Kakek 1/6
Anak laki SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4
Anak perempuan 1/2
Kakek 1/6 + SISA

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2
Nenek 1/6
Kakek SISA

58
>>>SAUDARA LAKI-LAKI ATAU PEREMPUAN SEIBU (TIDAK
DIBEDAKAN BAGIAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
DALAM PEROLEHAN WARIS & TIDAK BERASHOBAH)

SYARAT
Apabila lebih dari satu, maka
1 Apabila sendirian.
dapat 1/3.
Apabila tidak terhijab (oleh ushul laki-laki saja dan furu laki-
2
laki dan perempuan)

CONTOH:
AHLI WARIS BAGIAN
Ibu 1/6
Saudari seibu 1/6
Saudara kandung SISA

CATATAN
Tabel daftar ahli waris dan bagiannya bisa dilihat di bagian lampiran.

59
CONTOH HITUNG WARIS
1. Fulan wafat meninggalkan: 2 istri, ayah, ibu, nenek jalur ayah, 1
anak laki, 1 anak perempuan, dan 1 saudari kandung. Harta
peninggalan Rp. 72 JUTA.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1 (1) 1/2 X 9 JT 4.5 JT
1/8 3/24 9 JT
Istri 2 (1) 1/2 X 9 JT 4.5 JT
Ayah 1/6 4/24 12 JT 12 JT 12 JT
Ibu 1/6 4/24 12 JT 12 JT 12 JT
Nenek jalur ayah TERHIJAB 0 0 0 0
Anak laki (2) 2/3 X 39 JT 26 JT
SISA 13/24 39 JT
Anak pr (1) 1/3 X 39 JT 13 JT
Saudari kandung TERHIJAB 0 0 0 0
JUMLAH 1 24/24 72 JT 72 JT 72 JT

CATATAN:
1. Antar istri pembagiannya satu banding satu (1:1). Masing-
masing istri dapat 1 poin (angka dalam kurung).
2. Antar laki dan anak perempuan pembagiannya dua banding
satu (2:1). Anak laki dapat 2 poin (angka dalam kurung), dan
anak perempuan dapat 1 poin (angka dalam kurung).

60
2. Fulanah wafat meninggalkan: suami, 3 anak perempuan, 1 saudara
kandung, dan 1 saudari kandung. Harta peninggalan Rp. 36 JUTA.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/4 3/12 9 JT 9 JT 9 JT
Anak pr 1 (1) 1/3 X 24 JT 8 JT
Anak pr 2 (1) 2/3 8/12 24 JT 1/3 X 24 JT 8 JT
Anak pr 3 (1) 1/3 X 24 JT 8 JT
Saudara kandung (2) 2/3 X 3 JT 2 JT
SISA 1/12 3 JT
Saudari kandung (1) 1/3 X 3 JT 1 JT
JUMLAH 1 12/12 36 JT 36 JT 36 JT

CATATAN:
1. Antar anak perempuan pembagiannya satu banding satu (1:1).
Masing-masing anak perempuan dapat 1 poin (angka dalam
kurung).
2. Saudara kandung dan saudari kandung pembagiannya dua
banding satu (2:1). Saudara kandung dapat 2 poin (angka
dalam kurung), dan saudari kandung dapat 1 poin (angka
dalam kurung).

61
3. Fulan wafat meninggalkan: 3 istri, kakek, nenek jalur ayah, nenek
jalur ibu, 3 anak laki, dan 2 anak perempuan. Harta peninggalan Rp.
192 JUTA.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1 (1) 1/3 X 24 JT 8 JT
Istri 2 (1) 1/8 3/24 24 JT 1/3 X 24 JT 8 JT
Istri 3 (1) 1/3 X 24 JT 8 JT
Kakek 1/6 4/24 32 JT 32 JT 32 JT
Nenek 1 (1) 1/2 X 32 JT 16 JT
1/6 4/24 32 JT
Nenek 2 (1) 1/2 X 32 JT 16 JT
Anak lk 1 (2) 2/8 X 104 JT 26 JT
Anak lk 2 (2) 2/8 X 104 JT 26 JT
Anak lk 3 (2) SISA 13/24 104 JT 2/8 X 104 JT 26 JT
Anak pr 1 (1) 1/8 X 104 JT 13 JT
Anak pr 1 (1) 1/8 X 104 JT 13 JT
JUMLAH 1 24/24 192 JT 192 JT 192 JT

62

LATIHAN PEMANTAPAN

63
BUKU-BUKU TERBITAN
FAHIMNA PUBLISHING
BISA DIDOWNLOAD DI

https://t.me/kumpulanbukufahimna
-----oOo-----

DAPATKAN BUKU CETAKNYA DI

SHOPEE
https://shopee.co.id/fahimna_publishing

TOKOPEDIA
https://tokopedia.com/tokofahimna

64
BAB 1
LATIHAN PEMANTAPAN 1
Perhatikan contoh kasus berikut!

Fulan wafat meninggalkan kerabat:


1. Istri 2 orang.
2. Anak perempuan 1 orang.
3. Saudara kandung 2 orang.
4. Anak laki saudara kandung 1 orang.
5. Paman dari jalur ibu 1 orang.
6. Bibi dari jalur ayah 1 orang.

Fulan punya hutang sebesar Rp. 2 JUTA, dan sebelum wafat pernah
berwasiat untuk menyumbangkan uangnya sebesar Rp. 2 JUTA
kepada pondok pesantren yang ada di kampungnya.

Harta peninggalan Fulan (sebelum dikurangi hutang dan wasiat)


sebesar Rp. 20 JUTA.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulan?
2. Siapa saja ahli waris yang terhijab? Sebutkan penghijabnya!
3. Berapa rupiah bagian masing-masing ahli waris!

Silakan dijawab tanpa melihat kunci jawaban yang nanti akan


diberikan!

65
BAB 2
LATIHAN PEMANTAPAN 2
Perhatikan contoh kasus berikut!

Fulanah wafat meninggalkan kerabat:


1. Suami
2. Anak perempuan 4 orang
3. Saudara kandung 1 orang
4. Saudari kandung 2 orang
5. Anak laki saudari kandung 2 orang
6. Cucu laki-laki dari jalur anak perempuan
7. Paman dari jalur ayah

Harta peninggalan Fulanah berupa 60 ekor kambing.

Fulanah sebelum wafat pernah berwasiat untuk menyumbangkan 12


ekor kambing kepada pondok pesantren yang ada di kampungnya.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
2. Siapa saja ahli waris yang terhijab? Sebutkan penghijabnya!
3. Berapa ekor kambing bagian masing-masing ahli waris!

Silakan dijawab tanpa melihat kunci jawaban yang nanti akan


diberikan!

66
BAB 3
LATIHAN PEMANTAPAN 3
Perhatikan contoh kasus berikut!

Fulan wafat meninggalkan kerabat:


1. Ibu
2. Saudara kandung
3. Saudari kandung
4. Saudara seayah
5. Saudari seayah
6. Saudara seibu
7. Saudari seibu

Harta peninggalan Fulan berupa uang sebesar Rp. 60 JUTA.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulan? Sebutkan
namanya!
2. Siapa saja ahli waris yang terhijab? Sebutkan penghijabnya!
3. Berapa rupiah bagian masing-masing ahli waris!

Silakan dijawab tanpa melihat kunci jawaban yang nanti akan


diberikan!

67
68

KUNCI JAWABAN LATIHAN PEMANTAPAN

69
70
BAB 1
JAWABAN LATIHAN PEMANTAPAN 1

Perhatikan contoh kasus berikut!

Fulan wafat meninggalkan kerabat:


1. Istri 2 orang.
2. Anak perempuan 1 orang.
3. Saudara kandung 2 orang.
4. Anak laki saudara kandung 1 orang.
5. Paman dari jalur ibu 1 orang.
6. Bibi dari jalur ayah 1 orang.

Fulan punya hutang sebesar Rp. 2 JUTA, dan sebelum wafat pernah
berwasiat untuk menyumbangkan uangnya sebesar Rp. 2 JUTA
kepada pondok pesantren yang ada di kampungnya.

Harta peninggalan Fulan (sebelum dikurangi hutang dan wasiat)


sebesar Rp. 20 JUTA.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulan?

• Paman dari jalur ibu


• Bibi dari jalur ayah

2. Siapa saja ahli waris yang terhijab? Sebutkan penghijabnya!


Anak laki saudara kandung terhijab oleh saudara kandung.

3. Berapa rupiah bagian masing-masing ahli waris!

71
HARTA WARIS: Rp. 20 JUTA – (Rp. 2 JUTA + Rp. 2 JUTA)= Rp.
16 JUTA.

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1 (1) 1/2 X 1/8 1/16 1 JUTA
1/8 1/8
Istri 2 (1) 1/2 X 1/8 1/16 1 JUTA
Anak pr 1/2 4/8 1/2 8/16 8 JUTA
Saudara knd 1 (1) 1/2 X 3/8 3/16 3 JUTA
SISA 3/8
Saudara knd 2 (1) 1/2 X 3/8 3/16 3 JUTA
JUMLAH 1 8/8 1 16/16 16 JUTA

72
BAB 2
JAWABAN LATIHAN PEMANTAPAN 2
Perhatikan contoh kasus berikut!

Fulanah wafat meninggalkan kerabat:


1. Suami
2. Anak perempuan 4 orang
3. Saudara kandung 1 orang
4. Saudari kandung 2 orang
5. Anak laki saudari kandung 2 orang
6. Cucu laki dari jalur anak perempuan
7. Paman dari jalur ayah

Harta peninggalan Fulanah berupa 60 ekor kambing.

Fulanah sebelum wafat pernah berwasiat untuk menyumbangkan 12


ekor kambing kepada pondok pesantren yang ada di kampungnya.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulanah?
• Anak laki saudari kandung
• Cucu laki dari jalur anak perempuan

2. Siapa saja ahli waris yang terhijab? Sebutkan penghijabnya!


Paman dari jalur ayah terhijab saudara kandung

3. Berapa rupiah bagian masing-masing ahli waris!

HARTA WARISAN: 60 EKOR-12 EKOR=48 EKOR KAMBING

73
AHLI WARIS BAGIAN
Suami 1/4 3/12 1/4 1/4 12/48 12 EKOR
Anak pr 1 (1) 1/4 X 8/12 1/6 8/48 8 EKOR
Anak pr 2 (1) 1/4 X 8/12 1/6 8/48 8 EKOR
2/3 8/12
Anak pr 3 (1) 1/4 X 8/12 1/6 8/48 8 EKOR
Anak pr 4 (1) 1/4 X 8/12 1/6 8/48 8 EKOR
Saudara knd (2) 2/4 X 1/12 2/48 2/48 2 EKOR
Saudari knd 1 (1) SISA 1/12 1/4 X 1/12 1/48 1/48 1 EKOR
Saudari knd 2 (1) 1/4 X 1/12 1/48 1/48 1 EKOR
JUMLAH 1 12/12 1 1 48/48 48 EKOR

74
BAB 3
JAWABAN LATIHAN PEMANTAPAN 3
Perhatikan contoh kasus berikut!

Fulan wafat meninggalkan kerabat:


1. Ibu
2. Saudara kandung
3. Saudari kandung
4. Saudara seayah
5. Saudari seayah
6. Saudara seibu
7. Saudari seibu

Harta peninggalan Fulan berupa uang sebesar Rp. 60 JUTA.

PERTANYAAN:
1. Siapa saja yang bukan termasuk ahli waris Fulan?
Tidak ada. Semua termasuk ahli waris.

2. Siapa saja ahli waris yang terhijab? Sebutkan penghijabnya!


Saudara dan saudari seayah terhijab saudara kandung.

3. Berapa rupiah bagian masing-masing ahli waris!

75
AHLI WARIS BAGIAN
Ibu 1/6 1/6 1/6 1/6 10 JUTA
Saudara knd (2) 2/3 X 3/6 2/6 20 JUTA
SISA 3/6
Saudari knd (1) 1/3 X 3/6 1/6 10 JUTA
Saudara seibu (1) 1/2 X 2/6 1/6 10 JUTA
1/3 2/6
Saudari seibu (1) 1/2 X 2/6 1/6 10 JUTA
JUMLAH 1 6/6 6/6 6/6 60 JUTA

76
PENUTUP
Inilah sedikit pembahasan tentang cara menghitung warisan. Semoga
yang sedikit ini bermanfaat. Insya Allah, buku ini akan dibahas di
CHANEL TELEGRAM & YOUTUBE METODE FAHIMNA.

Agar semakin paham, hendaknya pembaca sering mengulang-ulang


kembali pelajaran. Hapalkan pembahasan yang disarankan untuk
dihapal. Lakukan juga latihan menghitung untuk kasus-kasus yang
umum terjadi di masyarakat. Gunakan aplikasi hitung waris jika
diperlukan.

Bagi pembaca yang ingin belajar ke tingkat lanjutan dengan


pembahasan dalil-dalil, maka saya persilakan untuk belajar bersama
para ustadz di daerah masing-masing, atau dengan membaca buku-
buku seputar ilmu waris yang banyak beredar di toko-toko buku.

Akhirnya, saya berharap semoga semua amal kita diterima di sisi


Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melimpahkan shalawat, salam,


dan barokah-Nya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
kepada keluarganya, para Shahabatnya, dan orang-orang yang
mengikuti jejak mereka dengan baik hingga hari kiamat.

Wassalam.

77
BUKU-BUKU TERBITAN
FAHIMNA PUBLISHING
BISA DIDOWNLOAD DI

https://t.me/kumpulanbukufahimna
-----oOo-----

DAPATKAN BUKU CETAKNYA DI

SHOPEE
https://shopee.co.id/fahimna_publishing

TOKOPEDIA
https://tokopedia.com/tokofahimna

78
LAMPIRAN

79
80
LAMPIRAN 1
TEKNIS BAGI WARIS
Fulan wafat meninggalkan:
• Istri
• Seorang anak laki
• Seorang anak perempuan
• Ayah
• Ibu
• Kakek (dari jalur ayah)
• Nenek (dari jalur ayah)
• Paman dari jalur ayah
• Paman dari jalur ibu
• Bibi dari jalur ayah

Menjelang wafat, Fulan pernah berwasiat untuk memberikan sebuah


sepeda motor miliknya kepada Ustadz X di komplek perumahannya.

Fulan wafat meninggalkan harta berupa tabungan sebesar Rp.


72.000.000, dan barang berharga berupa: sebuah rumah, sebidang
tanah, sebuah mobil, tiga buah sepeda motor, laptop, dan dua buah
HP.

Lalu, bagaimana cara pembagian harta waris milik Si Fulan?

JAWABAN:
>>> LANGKAH 1: MEMASTIKAN RUKUN, SYARAT, &
PENGHALANG BAGI WARIS

Termasuk bagian dari langkah 1 ini adalah:

• Memisahkan terlebih dahulu harta milik Si Fulan dengan


harta milik selainnya (termasuk harta milik bersama dengan
istrinya).

81
• Menunaikan segala hal yang berkaitan dengan harta Si Fulan,
seperti: biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang (jika
ada), dan pelaksanaan wasiat (jika ada).

>>> LANGKAH 2: MENENTUKAN AHLI WARIS


Dalam kasus ini, yang termasuk ahli waris Si Fulan adalah:
• Istri
• Seorang anak laki
• Seorang anak perempuan
• Ayah
• Ibu
• Kakek
• Nenek
• Paman dari jalur ayah

>>> LANGKAH 3: MENCORET AHLI WARIS YANG TERHIJAB


Setelah ahli waris yang terhijab dicoret, maka menyisakan:
• Istri
• Seorang anak laki-laki
• Seorang anak perempuan
• Ayah
• Ibu
• Kakek (Terhijab ayah)
• Nenek (Terhijab ayah & ibu)
• Paman dari pihak ayah (Terhijab anak laki & ayah)

82
>>> LANGKAH 4: MENENTUKAN BAGIAN AHLI WARIS
Berdasarkan informasi di atas, maka pembagiannya adalah sebagai
berikut:

AHLI WARIS BAGIAN


Istri 1/8 3/24 3/24 9/72
Anak laki (2) 2/3 X 13/24 26/72
SISA 13/24
Anak pr (1) 1/3 X 13/24 13/72
Ayah 1/6 4/24 4/24 12/72
Ibu 1/6 4/24 4/24 12/72
JUMLAH 1 24/24 1 72/72

-----oOoOoOo-----

Setelah didapat data bagian masing-masing ahli waris, maka bisa


dilakukan musyawarah keluarga besar ahli waris.

CATATAN:
• Harta peninggalan yang berupa uang bisa langsung dibagi-
bagi berdasarkan bagian masing-masing ahli waris.
• Harta peninggalan yang bukan termasuk barang berharga
(seperti: sisir, dompet, sepatu, sendal, dll.) bisa dibagi-bagi
antar ahli waris atau dihadiahkan kepada orang lain sesuai
keridhoan para ahli waris.
• Harta peninggalan yang berupa barang berharga bisa dijual
terlebih dahulu atau dibagi bedasarkan bagian masing-masing
ahli waris.
• Jika ada ahli waris tidak mau menerima bagian warisan, maka
perhitungan bagian waris harus dilaksanakan terlebih dahulu,
agar semua ahli waris mengetahui bagiannya masing-masing.

83
Baru setelah itu diserahkan kepada masing-masing ahli waris,
apakah mau diambil atau diberikan kepada yang lain.
• Jika terjadi konflik dalam pembagian warisan, maka coba
diselesaikan secara kekeluargaan terlebih dahulu. Jika tidak
bisa, masalahnya bisa diajukan kepada instansi pemerintah
yang biasa menangani masalah warisan, seperti pengadilan
agama.

Demikian sedikit contoh teknis pembagian warisan.

84
LAMPIRAN 2
KASUS KHUSUS

>>> KASUS KHUSUS 1


Dalam perhitungan bagi waris, terkadang didapati kasus
PEMBILANG lebih besar dari PENYEBUT. Padahal mestinya
pembilang dan penyebut besarnya sama agar seluruh harta waris
habis dibagikan kepada ahli waris (tidak ada sisa).

Jika pembilang lebih besar dari penyebut, maka ini menunjukkan ada
ahli waris yang belum mendapatkan bagian harta waris, padahal
mereka mendapatkan bagian tertentu (bukan sisa).

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: suami, 1 saudari kandung, dan 1
saudari seibu.

AHLI WARIS BAGIAN


Suami 1/2 3/6
Saudari kandung 1/2 3/6
Saudari seibu 1/6 1/6
JUMLAH 1 (?) 7/6

PERHATIKAN!!!

Jumlah pembilang dan penyebut tidak sama. Jumlah pembilang lebih


besar dari penyebut, sehingga hal ini menunjukkan ada ahli waris
yang kehabisan harta waris, padahal mestinya dia dapat bagian. Pada
kasus di atas, saudari seibu tidak kebagian harta warisan, padahal
mestinya dia dapat 1/6.

85
Oleh karena itu, solusinya adalah dengan menaikkan angka penyebut
agar sama dengan pembilang.

Agar semua harta waris habis dibagikan, maka penyebut dinaikkan


menjadi 7. Sehingga hitungannya menjadi seperti berikut:

BAGIAN BAGIAN
AHLI WARIS
(Hitungan Awal) (Setelah Dinaikan Penyebut)
Suami 3/6 3/7
Saudari kandung 3/6 3/7
Saudari seibu 1/6 1/7
JUMLAH 7/6 7/7

Kasus ini disebut dengan istilah AUL.

>>> KASUS KHUSUS 2


Dalam perhitungan bagi waris, terkadang didapati kasus
PENYEBUT lebih besar dari PEMBILANG. Sehingga hal ini
menunjukkan ada harta yang tersisa setelah semua ahli waris
mengambil bagiannya.

CONTOH:
Fulanah wafat meninggalkan: 1 anak perempuan dan 1 cucu
perempuan.

AHLI WARIS BAGIAN


Anak perempuan 1/2 3/6
Cucu perempuan 1/6 1/6
JUMLAH 1 (?) 4/6

86
PERHATIKAN!!!

Jumlah pembilang dan penyebut tidak sama. Jumlah pembilang lebih


kecil dari penyebut, sehingga hal ini menunjukkan ada harta waris
yang sisa, padahal mestinya semua harta waris habis dibagikan.

Dalam kasus ini, para ulama berbeda pendapat. Adapun pendapat


Imam Syafi’i rahimahullah, harta yang tersisa diberikan kepada
baitul mal.

Kasus ini disebut dengan istilah RADD.

CATATAN:
Masih ada kasus khusus lainnya yang bisa dibaca di buku
PANDUAN MEMAHAMI ILMU WARIS BERDASARKAN
SYARIAT ISLAM.

87
LAMPIRAN 3
TABEL HIJAB HIRMAN
KELOMPOK LAKI-LAKI
NO YANG TERHIJAB YANG MENGHIJAB
1 Cucu dari anak laki Anak laki
2 Kakek dari ayah Ayah
• Anak laki
• Cucu dari anak laki
3 Saudara kandung • Ayah
• Kakek (menurut sebagian
pendapat)
• Anak laki
• Cucu dari anak laki
• Ayah
• Kakek (menurut sebagian
4 Saudara seayah
pendapat)
• Saudara kandung
• Saudari kandung yang
menjadi ashabah ma’al ghair.
• Anak (laki & perempuan)
• Cucu (laki & perempuan) dari
5 Saudara seibu anak laki
• Ayah
• Kakek
• Anak laki
• Cucu laki dari anak laki
Anak laki dari saudara • Ayah
6
kandung • Kakek dari ayah
• Saudara kandung
• Saudara seayah

88
• Saudari kandung dan saudari
seayah jika keduanya menjadi
ashabah ma’al ghair.
• Anak laki
• Cucu laki dari anak laki
• Ayah
• Kakek dari ayah
Anak laki saudara • Saudara kandung
7
seayah • Saudara seayah
• Anak laki saudara kandung
• Saudari kandung dan saudari
seayah jika keduanya menjadi
ashabah ma’al ghair.
• Anak laki
• Cucu laki dari anak laki
• Ayah
• Kakek dari ayah
• Saudara kandung
8 Paman kandung • Saudara seayah
• Anak laki saudara kandung
• Anak laki saudara seayah
• Saudari kandung dan saudari
seayah jika keduanya menjadi
ashabah ma’al ghair.
• Anak laki
• Cucu laki dari anak laki
• Ayah
• Kakek dari ayah
9 Paman seayah • Saudara kandung
• Saudara seayah
• Anak laki saudara kandung
• Anak laki saudara seayah
• Paman kandung

89
• Saudari kandung dan saudari
seayah jika keduanya menjadi
ashabah ma’al ghair.
• Anak laki
• Cucu laki dari anak laki
• Ayah
• Kakek dari ayah
• Saudara kandung
• Saudara seayah
Anak laki dari paman
10 • Anak laki saudara kandung
kandung
• Anak laki saudara seayah
• Paman kandung
• Paman seayah
• Saudari kandung dan saudari
seayah jika keduanya menjadi
ashabah ma’al ghair.
• Anak laki
• Cucu laki dari anak laki
• Ayah
• Kakek dari ayah
• Saudara kandung
• Saudara seayah
Anak laki dari paman • Anak laki saudara kandung
11
seayah • Anak laki saudara seayah
• Paman kandung
• Paman seayah
• Anak laki paman kandung
• Saudari kandung dan saudari
seayah jika keduanya menjadi
ashabah ma’al ghair.
Lelaki yang
Semua keluarga mayit yang menjadi
12 membebaskan mayit
ashabah
dari perbudakan

90
KELOMPOK WANITA
NO YANG TERHIJAB YANG MENGHIJAB
• Anak laki
• 2 orang anak perempuan (atau
Cucu perempuan dari lebih) jika cucu perempuan
1
anak laki dari anak laki tidak
dibersamai oleh cucu laki dari
anak laki
• Ayah
2 Nenek 1 (Ibunya ayah)
• Ibu
3 Nenek 2 (Ibunya Ibu) • Ibu
• Anak laki
• Cucu laki dari anak llaki
4 Saudari kandung • Ayah
• Kakek (menurut sebagian
pendapat
• Anak laki
• Cucu laki dari anak laki
• Ayah
• Kakek (menurut sebagian
pendapat)
• Saudara kandung
5 Saudari seayah
• Saudari kandung yang
menjadi ashabah ma’al ghair
• 2 Saudari kandung (atau
lebih) jika saudari seayah
tidak dibersamai oleh saudara
seayah
• Anak (laki & perempuan)
• Cucu (laki & perempuan) dari
6 Saudari seibu
anak laki
• Ayah

91
• Kakek
Wanita yang
Semua keluarga mayit yang menjadi
7 membebaskan mayit
ashabah
dari perbudakan

92
LAMPIRAN 4
TABEL AHLI WARIS & BAGIANNYA
>>> POSISI TENGAH
NO AHLI WARIS BAGIAN SYARAT
1/2 Jika tidak ada furu’
1 SUAMI
1/4 Jika ada furu’
1/4 Jika tidak ada furu’
2 ISTRI
1/8 Jika ada furu’

>>> POSISI ATAS


NO AHLI WARIS BAGIAN SYARAT
Jika ada furu’ laki (tanpa furu’
1/6 perempuan atau bersama furu’
perempuan).
1/6+ Jika ada furu’ perempuan saja
1 AYAH SISA (tanpa furu’ laki-laki).
SISA Jika tidak ada furu’.
2/3X
Pada kasus ‘Umariyyatain.
SISA
• Jika tidak ada furu’
1/3 • Jika tidak ada saudara
lebih dari 1
• Jika ada furu’
2 IBU • Jika ada saudara lebih
dari 1
1/6
• Jika ada keduanya (furu’
dan ada saudara lebih dari
1)

93
1/3X
Pada kasus ‘Umariyyatain.
SISA
• Jika tidak terhijab
• Jika ada furu’ laki (tanpa
1/6
furu’ perempuan atau
bersama furu’ perempuan.
KAKEK • Jika tidak terhijab
3
(Jalur ayah) 1/6+ • Jika ada furu’ perempuan
SISA saja (tanpa furu’ laki-
laki).
• Jika tidak terhijab
SISA
• Jika tidak ada furu’.
NENEK
4 (Jalur ayah & 1/6 Jika tidak terhijab
ibu)

>>> POSISI BAWAH


NO AHLI WARIS BAGIAN SYARAT
1 ANAK LAKI SISA -
• Jika sendirian.
1/2
• Jika tidak ada anak laki.
• Jika lebih dari 1.
ANAK 2/3
2 • Jika tidak ada anak laki.
PEREMPUAN
• Jika ada anak laki (Anak
SISA laki : Anak perempuan =
2 : 1)
CUCU LAKI-
3 SISA Jika tidak terhijab
LAKI
4 CUCU 1/2 • Jika tidak terhijab.

94
• Jika sendirian.
• Jika tidak ada anak
perempuan.
• Jika tidak ada cucu laki.
• Jika tidak terhijab.
• Jika lebih dari 1.
2/3 • Jika tidak ada anak
perempuan.
• Jika tidak ada cucu laki.
• Jika tidak terhijab.
• Jika ada anak perempuan
1/6
PEREMPUAN 1 orang.
• Jika tidak ada cucu laki.
• Jika tidak terhijab.
• Jika ada cucu laki yang
sederajat, atau yang
SISA berada di bawah
derajatnya (jika
diperlukan). [Cucu laki :
Cucu perempuan = 2 : 1]
Jika ada anak perempuan lebih
GUGUR dari 1, dan tidak ada cucu laki
bersamanya.

>>> POSISI SAMPING KANAN


NO AHLI WARIS BAGIAN SYARAT
SAUDARA
1 SISA Jika tidak terhijab
KANDUNG
• Jika tidak terhijab.
SAUDARI
2 1/2 • Jika sendirian.
KANDUNG
• Jika tidak ada saudara

95
kandung.
• Jika tidak terhijab.
• Jika lebih dari 1.
2/3
• Jika tidak ada saudara
kandung.
SISA Jika ada saudara kandung
(AB) (Saudara : Saudari = 2 : 1)
SISA
Jika bersama furu’ wanita.
(AM)
SAUDARA
3 SISA Jika tidak terhijab.
SEAYAH
• Jika tidak terhijab.
• Jika sendirian.
• Jika tidak ada saudari
1/2
kandung.
• Jika tidak ada saudara
seayah.
• Jika tidak terhijab.
• Jika lebih dari 1.
• Jika tidak ada saudari
2/3
SAUDARI kandung.
4 • Jika tidak ada saudara
SEAYAH
seayah.
• Jika tidak terhijab.
• Jika ada saudari kandung
1/6 1 orang.
• Jika tidak ada saudara
seayah.
• Jika tidak terhijab.
SISA
• Jika ada saudara seayah
(AB)
(Saudara : Saudari = 2 :

96
1)
• Jika tidak terhijab.
SISA
• Jika bersama furu’
(AM)
wanita.
Jika ada saudari kandung lebih
GUGUR dari 1, dan tidak ada saudara
seayah bersamanya.
ANAK LAKI
5 SAUDARA SISA Jika tidak terhijab
KANDUNG
ANAK LAKI
6 SAUDARA SISA Jika tidak terhijab
SEAYAH
PAMAN
7 SISA Jika tidak terhijab
KANDUNG
PAMAN
8 SISA Jika tidak terhijab
SEAYAH
ANAK
9 PAMAN SISA Jika tidak terhijab
KANDUNG
ANAK
10 PAMAN SISA Jika tidak terhijab
SEAYAH

>>> POSISI SAMPING KIRI


NO AHLI WARIS BAGIAN SYARAT
• Jika tidak terhijab
SAUDARA/I • Jika lebih dari 1
1 1/3
SEIBU (saudara maupun
saudari)

97
• Jika tidak terhijab
• Jika hanya ada salah
1/6
satu (saudara atau
saudari saja)

CATATAN:
1. AB adalah singkatan dari ASHOBAH BIL GHOIR
2. AM adalah singkatan dari ASHOBAH MA’AL GHOIR

98
KUMPULAN AUDIO PENJELASAN BUKU
TERBITAN FAHIMNA PUBLISHING VIA TELEGRAM
-----oOo-----

<<< BAHASA ARAB >>>

LANGKAH 1

1. ILMU NAHWU MUDAH


>>> KLIK: https://t.me/berkenalandenganbahasaarab

2. ILMU SHOROF MUDAH


>>> KLIK: https://t.me/berkenalandenganbahasaarab

3. BERKENALAN DENGAN BAHASA ARAB


>>> KLIK: https://t.me/berkenalandenganbahasaarab

4. LATIHAN BACA CERPEN


>>> KLIK: https://t.me/Kitabfahimna

5. BELAJAR SOAL-JAWAB
>>> KLIK: https://t.me/percakapanfahimna

LANGKAH 2

1. BELAJAR MENYUSUN KALIMAT


>>>KLIK: http://t.me/belajarkalimat

2. SIAPA BILANG ILMU SHOROF SUSAH?


>>>KLIK: http://t.me/shoroffahimna

3. SIAPA BILANG ILMU NAHWU SUSAH?


>>>KLIK: http://t.me/nahwufahimna

4. KOSAKATA PERCAKAPAN
>>> BELUM ADA REKAMAN

99
LANGKAH 3

1. BELAJAR TASHRIFAN (AUDIO BELUM SELESAI)


>>>KLIK: https://t.me/belajartashrifan

2. NAHWU LANJUTAN (SELESAI)


>>> KLIK: https://t.me/fahimnanahwulanjutan

3. NAHWU PEMANTAPAN (SELESAI)


>>> KLIK: https://t.me/FAHIMNAPEMANTAPAN

LANGKAH 4

1. LATIHAN BACA + TERJEMAH ARAB GUNDUL (AUDIO BELUM


SELESAI)
>>>KLIK: https://t.me/latihanbacafahimna

2. BILANGAN 1-MILYAR (SELESAI)


>>>KLIK: https://t.me/irobfahimna

3. PENGANTAR MEMAHAMI I’ROB (SELESAI)


>>>KLIK: https://t.me/irobfahimna

4. MENYELAMI SAMUDERA HURUF


##BELUM ADA REKAMAN##

<<< ILMU WARIS >>>

1. PANDUAN MEMAHAMI ILMU WARIS


>>>KLIK: https://t.me/belajarwaris

2. 4 LANGKAH PRAKTIS MENGHITUNG WARISAN


>>>KLIK: https://t.me/warisfahimna

SEMANGAT BELAJAR

100
101
BUKU-BUKU TERBITAN
FAHIMNA PUBLISHING
BISA DIDOWNLOAD DI

https://t.me/kumpulanbukufahimna
-----oOo-----

DAPATKAN BUKU CETAKNYA DI

SHOPEE
https://shopee.co.id/fahimna_publishing

TOKOPEDIA
https://tokopedia.com/tokofahimna

102

Anda mungkin juga menyukai