Anda di halaman 1dari 2

Di mata para Aktivis, sistem proporsional tertutup bagaikan memilih kucing dalam karung

“ Bunga mawar memang terlihat indah bila disusun dalam jambangan, namun durinya terasa
menyakitkan jika disentuh. Sistem proporsional tertutup memang menjanjikan efisiensi yang bagus
di tengah defisit ekonomi negara, tetapi tidak dapat memberikan kepastian, dengan tingkat
efektivitas yang maksimal untuk tidak menggerogoti uang negara secara sistematis “.

Akhir-akhir ini perbincangan mengenai soal sistem proporsional tertutup menjadi panas di media-
media sosial. Sistem proporsional tertutup bagaikan sosok artis kontroversial yang sedang naik daun
dalam pentas perbincangan politik. Kehadirannya memicu reaksi pro dan kontra dari berbagai
macam elemen.

Pada satu sisi ada yang sepakat dengan diterapkannya sistem proporsional tertutup. Alasannya
bahwa sistem proporsional tertutup dapat menjadi sistem yang dapat diselenggarakan dalam pemilu
ditengah terjadinya krisis ekonomi. Penerapan sistem proporsional tertutup menjanjikan bahwa
efisiensi dari penggunaan anggaran negara, sehingga pada pelaksanaannya sistem proporsional
tertutup tidak terlalu banyak menguras uang negara.

Pada sisi yang lain banyak pula yang tidak setuju dengan adanya rencana penerapan sistem
proporsional tertutup. Mereka berdalih bahwa sistem proporsional tertutup justru mengikis hak
demokrasi rakyat untuk menentukan kandidatnya secara langsung. Sistem proporsional tertutup
memang menjanjikan efisiensi dari penggunaan anggaran negara yang dapat disubsidikan pada
kepentingan pemilu. Tetapi sistem proporsional tertutup justru membuka peluang untuk
menghasilkan para calon-calon koruptor yang justru mengikis uang negara. Dalam sistem
proporsional tertutup bahwa rakyat memang memiliki hak untuk memilih tetapi rakyat tidak punya
kekuasaan dan otoritas untuk menentukan siapa orang yang mereka pilih. Partai politik sangat
mendominasi untuk menentukan para kandidatnya sendiri, yang dapat menduduki tahta kekuasaan.
Ini mirip seperti rakyat yang disuruh untuk memilih kucing yang ada dalam karung, rakyat tidak tahu
jenis kucing dan kondisi kucing yang berada dalam karung tersebut, apakah kucing tersebut, sehat,
sakit, besar, kecil Ataukah kucingnya mati.

Di Tengah panasnya situasi perdebatan tentang sistem proporsional tertutup para aktivis-aktivis pun
ikut memberikan tanggapan mereka terhadap soal yang berkaitan dengan sistem tersebut.

Salah seorang aktivis dari Komunitas Pecinta Dunia Pikir ( PDP ) Andre Hamka, menanggapi isu
tersebut dalam status media sosialnya di Facebook :

Sistem proporsional tertutup tidak saya sepakati jika diterapkan dalam pemilu yang akan
berlangsung pada tahun 2024 nanti. Karena sistem proporsional tertutup apabila ini diberlakukan
maka rakyat tidak bisa lagi melihat dan memilih secara langsung calon anggota dewan yang
dikehendakinya, sehingga calon yg diinginkan rakyat tidak akan terpilih. Sistem ini justru berupaya
untuk memangkas hak rakyat secara lembut. Meskipun rakyat memiliki hak untuk memilih, namun
otoritasnya untuk menentukan siapa sosok figur jagoan politiknya tidak bisa ditentukan sendiri
olehnya, karena partai politiklah yang menentukan itu semua. Akibatnya Sistem proporsional
tertutup menganggap kedaulatan tertinggi dalam menentukan pilihan politik berada dalam
genggaman partai politik bukan berada dalam pilihan rakyat itu sendiri. Ini sangat berbahaya jika
diterapkan. ( Januari, 09-2023 ).

Senada dengan hal tersebut Aktivis dari lembaga Celebes Law And Transparency ( CLAT ) Irfan
Sabang ikut memberikan komentarnya yang menolak sistem proporsional tertutup, pada saat
dikonfirmasi melalui WhatsApp, Januari 10-2023 , dia mengungkapkan :

Ini bisa dikatakan langkah mundur demokrasi dan pengkhianatan terhadap cita-cita reformasi.
Sebelum era reformasi sistem proporsional tertutup juga sudah pernah diterapkan oleh para
penguasa sejak tahun 1955 sampai pada tahun 1999. Tahun-tahun itu adalah masa yang penuh
dengan kegelapan politik dimana ada hak rakyat yang teramputasi. Memang rakyat disuruh untuk
memilih tetapi pemenangnya telah ditentukan sebelumnya oleh para partai politik dan penguasa
pada saat itu jauh sebelum diselenggarakannya pemilu. Bila sistem tersebut diterapkan kembali
pada tahun 2024 nanti maka ini seperti kita masuk ke dalam lubang kegelapan politik yang sama
seperti yang terjadi di masa orde baru dulu. Mengaktifkan kembali sistem proporsional tertutup
adalah sebuah bentuk ketakpenghormatan terhadap nilai perjuangan reformasi dan perenggutan
terhadap hak-hak rakyat untuk menentukan kandidat pilihannya sendiri. Dia pun melanjutkan,
Terkadang anggota dewan terpilih itu memiliki kuping yang jernih namun tidak memiliki fungsi untuk
mendengarkan aspirasi dari rakyat apalagi kalau sistem proporsional tertutup jadi dilaksanakan bisa
bisa kebablasan bangsa ini. Ungkapnya.

Menurut penulis sendiri pada tingkat analysis economy of law bahwa Sistem proporsional tertutup
memang sangat menjanjikan nilai efisiensi dari anggaran yang akan disalurkan pada kepentingan
Pemilu, tetapi sistem tersebut menyimpan banyak misteri politik. Sistem ini sama sekali tidak punya
kecakapan untuk memaksimalkan kesejahteraan pada rakyat. Apalagi untuk memberikan kepastian
bahwa melalui penerapan sistem pemilu tertutup dapat meningkatkan perekonomian negara dan
menghasilkan nilai efektivitas yang secara utuh dapat memberikan kebahagiaan yang semaksimal
mungkin pada terakumulasi dan terlaksananya amanat dari rakyat itu sendiri. Analisis economy of
law memandang suatu kasus termasuk isu yang berkaitan dengan penerapan sistem proporsional
tertutup bukan hanya dari aspek efisiensinya tetapi yang lebih substansial adalah pada tingkat
efektivitasnya yang optimal dengan tidak merugikan hak dari rakyat itu sendiri. Artinya bila sistem
pemilu tertutup tidak bisa memberikan nilai efektivitas yang optimal dan mengamputasi hak pilih
dari rakyat untuk menentukan secara langsung tentang para calonnya sendiri maka sistem tersebut
merupakan petaka yang justru akan merugikan dan menyengsarakan rakyat itu sendiri.

Sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai