KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas KKNI yang berupa laporan. Psikologi
Perkembangan Anak Usia Dini merupakan suatu komponen penting yang harus diketahui
seorang guru. Pemahaman guru yang benar terhadap perkembangan anak usia dini akan
menuntun guru membuat disain pembelajaran yang cocok dengan perkembangan anak.
Pembelajaran berbasis perkembangan anak akan menghasilkan pembelajaran yang
maksimal. Pembelajaran yang tidak memperhatikan perkembangan anak akan membuat
anak bosan atau frustrasi. Jika anak bosan dan frustrasi, para guru juga akan tertular rasa
bosan dan frustrasi juga ketika mengajar. laporan ini ditulis sebagai bahan bacaan awal bagi
mahasiswa yang ingin mempelajari perkembangan anak usia dini. Sehingga dengan adanya
tugas ini dapat bermanfaat untuk kami sebagai penulis dan pembaca dimasa yang akan datang.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
kritik serta saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna menyempurnakan
tugas ini. Semoga para pembaca mendapatkan informasi dari tugas laporan ini dan dapat
bermanfaat untuk kami sebagai penulis dan juga para pembaca sekalian.
INHALTSVERZEICHNIS
COVER
VORWORT...................................................................................................................1
INHALTSVERZEICHNIS...........................................................................................3
KAPITEL 1. CBR-BERICHT.....................................................................................4
KAPITEL 2. CJR-BERICHT......................................................................................10
KAPITEL 3. MINI FORSCHUNGSBERICHT.........................................................15
KAPITEL 4. DER BERICHT DER MANIPULATION-IDEEN.............................20
KAPITEL 5. PROJEKTBERICHT............................................................................30
KAPITEL 6. SCHLUSSFOLGERUNG......................................................................
LITERATURVERZEICHNIS.....................................................................................
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang diitunjukan kepada anak usia
dini
Identitas Buku
Identitas Buku I (Utama)
B. Ringkasan buku
C. Pembahasan
Kelebihan Dan Kekurangan Buku
Buku Perkembangan Peserta Didik karya Dra.Rahmulyani,M.Pd.,Kons ini sangatlah
bagus,baik dari segi cover buku,layout dan ketatabahasaan yang sudah mengikuti selera
pembaca,jika ditinjau dari segi materi juga sudah sangat bagus karena pada setiap bab nya
penulis sudah memaparkan maksud dan tujuan dari membaca setiap point dari setiap babnya
dan pada setiap akhir bab penulis juga memberikan rangkuman dari keseleruhan babnya
sehingga pembaca langsung dapat mengingat kembali materi yang sudah kurang dikuasainya
mengenai perkembangan peserta didik tersebut. tetapi buku ini tidak dilengkapi dengan cara
dan praktek dari setiap bab agar tujuan dan maksud dari mempelajari bab itu dapat
terealisasi, buku ini juga tidak dilengkapi contoh soal,sebagai latihan agar pembaca dapat
menguji pemahamannya setelah membaca materi dari setiap babnya.buku perkembangan
peserta didik Buku psikologi Landasan Psikologi Proses Pendidikan Karya Prof.Dr.Nana
Syaodih Sukmadinata juga sangat bagus jika ditinjau dari segi cover, layout,dan
ketatabahasaannya yang sudah mengikuti keinginan pembaca pada masa sekarang ini,buku
ini juga sangat unik dan menarik.dan pada setiap akhir bab penulis juga memberikan
rangkuman agar pembaca dapat memahami setiap point dari babnya jika tidak ingin panjang
lebar memahami materi perbabnya,tetapi sayangnya buku ini lebih terfokus pada materi
pesikologi.
D. Penutup
Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah saya bandingkan saya dapat menyimpulkan bahwa
buku pertama yaitu :
Perkembangan Peserta Didik Karya Dra. Rahmulyani, M.Pd., Kons. kajian
teorinya lebih terfokus pada perkembangan suatu anak dari lahir sampai remaja
dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya yang dapat kita lihat dari
keseluruhan babnya yang terkesan simpel tetapi mudah dimengerti. dan buku
yang kedua yang saya pakai sebagai pembanding yaitu :
Landasan Psikologi Proses Pendidikan karya Prof.Dr.Nana Syaodih Sukmadinata.
kajian teorinya nya lebih terfokus pada psikologi peserata didik dengan
cakupan materi yang cukup luas tetapi diterangkan secara mendetail sehingga
tidak membingungkan pembaca. Kedua buku ini sangatlah bagus dan sangat
cocok bagi seseorang yang ingin mempelajari perkembangan psikologi secara
serius,meskipun kedua buku ini memiliki perbedaan serta kelebihan dan
kekurangan yang terdapat didalamnya tetapi pada dasarnya memiliki tujuan
yang sama yaitu bagaimana seorang pembaca dapat dengan mudah mengerti
dan memahami serta mengaplikasikan setiap materi yang sudan dibacanya
dalam kehidupan sehari-hari melalui kedua buku yang bertemakan
perkembangan peserta didik ini.
A. Latar Belakang
Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran terhadap peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran dalam periode tertentu yang dapat diukur menggunakan instrumen yang
relevan. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, ada yang dari dalam diri (internal)
dan ada yang dari luar diri (eksternal). Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138), prestasi
belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor 2 yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri (internal) dan
faktor yang berasal dari luar diri (eksternal). Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri siswa, meliputi faktor jasmaniah, psikologi, dan faktor kematangan fisik maupun psikis.
Faktor jasmaniah antara lain panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
Faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor budaya
meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Faktor lingkungan fisik seperti
fasilitas rumah dan fasilitas belajar. Fasilitas belajar meliputi ruang belajar, meja, kursi
penerangan, alat tulis, dan buku-buku pelajaran. Faktor tersebut saling berinteraksi baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar.
Jurnal Utama
1.Jurnal Utama
Masalah dalam mengukur perkembangan sosial dan emosional pada awal masa kecil
Ada konsensus umum dalam bidang anak usia dini itu ada beberapa domain kompetensi
yang terkait dengan yang sedang berlangsung perkembangan positif pada anak usia dini, dan
anak-anak itu pengembangan dalam beberapa domain berlangsung secara asynchronous, belum
interdependen (Dewan Penelitian & Institut Kedokteran, 2000).Karena itu, banyak tantangan
muncul dalam menilai anak-anak secara memadai kompetensi dari waktu ke waktu. Domain
sosial dan emosional telah sangat menantang dari perspektif pengukuran. Dalam bagian,
tantangannya bersifat konseptual, membutuhkan identifikasi konstruk dalam domain ini yang
paling menonjol selama awal serta tahap perkembangan selanjutnya. Tantangan lain adalah tidak
fokus tidak proporsional pada indikator potensi patologi, tetapi pada ukuran perkembangan
positif juga (Cabrera, 2013; Campbell, 2016-masalah ini; VanderVen, 2008). Memang, masalah
dan kekuatan jangan jatuh dengan rapi pada satu kesatuan, dan tidak ada masalah tidak
menjamin kehadiran kompetensi; jadi, ini penting untuk mengukur keduanya.
Ada juga tantangan yang terkait dengan menangkap kompetensi populasi yang berbeda,
termasuk anak-anak yang merupakan bahasa ganda pelajar, memiliki cacat, dan berasal dari
tradisi budaya yang beragam.Meskipun tantangan tersebut tidak eksklusif untuk perkembangan
sosial dan emosional,mereka bisa sangat sulit dalam domain ini. Sebagai contoh,tanpa bahasa
atau jika anak-anak berbeda-abas2 dari yang lain anak-anak seusia mereka, menilai
perkembangan sosial dan emosional mereka mungkin terbukti lebih menantang (Divisi untuk
Anak Usia Dini dari Council for Exceptional Children, 2007; Espinosa & Lopez, 2007).
Selanjutnya,praktik sosialisasi yang berbeda-beda antar kelompok budaya bisa menghasilkan
perbedaan yang sesuai dalam interaksi orangtua-anak atau teman sebaya.Dari sudut pandang
budaya-budaya, variasi ini dapat mengarah ke tampaknya kesimpulan salah mengenai
kenormalan perilaku tertentu.Dengan pesatnya pertumbuhan jumlah anak-anak imigran dan
anak-anak yang bahasa rumahnya bukan bahasa Inggris, ada peningkatan kebutuhan untuk
mengukur perkembangan sosial dan emosional yang sensitif variasi budaya dalam perilaku sosial
dan yang secara akurat menangkap keragaman kompetensi berkembang anak-anak.
Pertimbangan saat mengembangkan dan memilih ukuran.
Peneliti dan praktisi anak usia dini umumnya setuju bahwa itu sama pentingnya untuk
menilai perkembangan sosial dan emosional juga sebagai bidang pengembangan lainnya.
Namun, ada perdebatan tentang bagaimana caranya untuk mendefinisikan konstruksi dalam
domain perkembangan sosial dan emosional, dan bagaimana mengembangkan dan memilih
ukuran (Epstein, Schweinhart, DeBruin-Parecki, & Robin, 2004; Riset Nasional Council, 2008).
Beberapa pertimbangan yang dibahas terkait dengan kualitas ukuran (misalnya, reliabilitas,
validitas, dan norma norming) sedangkan pertimbangan lain terkait dengan betapa mudahnya
mengukur dapat digunakan (misalnya, waktu administrasi atau pelatihan yang diperlukan untuk
mengelola saya t). Pertimbangan terkait baik untuk kualitas dan kemudahan penggunaan juga
termasuk ketersediaan ukuran dalam bahasa selain bahasa Inggris,siapa yang ditunjuk sebagai
reporter (misalnya, orang tua, guru, atau pengamat terlatih atau dokter), yang aspek-aspek
perkembangannya sedang dikaji, usia kisaran yang dicakup oleh ukuran, dan apakah ukurannya
memiliki biaya menggunakan. Ketika memilih ukuran untuk digunakan oleh program dan
peneliti, semua faktor-faktor ini dianggap signifikan.
2.Jurnal Pembanding
Prestasi belajar siswa SMA di Surabaya dapat dikatakan masih belum memuaskan. Hal ini dapat
diketahui berdasarkan data peringkat 10 besar UN SMA se-Jawa Timur 2010/2011, Surabaya
tidak masuk peringkat 10 besar. Suryabrata (2007:233) mengklasifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar terdiri atas dua yakni faktor internal (fisiologis dan psikologis)
dan eksternal (sosial dan non-sosial). Pada faktor eksternal, Hawadi (2001:90) menambahkan
bahwa ia membedakan menjadi tiga macam, meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
persepsi siswa SMA Surabaya terhadap dukungan sosial orang tua dengan prestasi belajar
dengan subjek penelitian sebanyak 251 siswa SMA di Surabaya yang tinggal dengan kedua
orangtuanya dan memiliki IQ total pada range rata-rata. Tipe penelitian ini termasuk penelitian
penjelasan (explanatory research) dengan menggunakan metode penelitian yaitu metode
korelasional. Pengambilan sampel secara random sampling serta pengambilan data berupa
metode kuisioner dan studi dokumentasi.Lingkungan terkecil dari siswa adalah lingkungan
keluarga. Orang tua harus mampu menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap. Namun
kenyataannya banyak orang tua yang belum mampu menyediakan fasilitas belajar dengan
lengkap dikarenakan oleh banyak faktor salah satunya yaitu keadaan ekonomi keluarga. Hal
tersebut seperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 88), bahwa
keadaan ekonomi keluarga akan mempengaruhi
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel secara random sampling
sebanyak 251 sampel. Lalu peneliti mengukur intelegensi sampel yang dilakukan biro psikologi
Exensia, guna untuk menjaga kesamaan alat tes yang digunakan. Pengambilan data dengan
metode kuisioner dengan jumlah sebanyak item 103 dengan pilihan respon sangat setuju SS,
setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS dan studi dokumentasi. Selanjutnya data
dianalisis dengan menggunakan korelasi spearman dengan bantuan SPSS. Maka diperoleh nilai
korelasi antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar sebesar
r = 0,130, hal ini berarti arah korelasi nihil. Dan probabilitas p = 0,064, jika nilai probabilitas >
0,05 maka Ha ditolak. Kedua variabel tersebut secara nyata tidak berkorelasi sehingga Ha ditolak
berarti tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan
prestasi belajar siswa SMA di Surabaya.
Hasil yang didapatkan peneliti menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di
Surabaya. Hal ini dapat disebabkan karena :Responden cenderung menunjukkan jawaban yang
positif.Ada kemungkinan responden menjawab dengan tidak jujur dan tidak terbuka.Kondisi
responden pada saat melakukan pengisian kuisioner dapat mempengaruhi jawaban-jawaban yang
diberikan Instrumen/alat ukur yang dibuat kurang baik sehingga kurang mencerminkan atribut
yang akan diukur.Kurangnya pendekatan yang dilakukan peneliti kepada responden
mengakibatkan penolakan untuk menjadi responden.
C. Pembahasan
3.1 Keunggulan Jurnal
Penulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold)
tidak melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama
penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital,
tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis
kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis
ditulis di bawah nama penulis.
Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan gambaran
menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap
Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMA di Surabaya serta menjelaskan
latar belakang jurnal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat dan jelas. Dalam penulisan
jurnal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem penomoran (numbering) juga
tersusun dengan baik.
Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh
kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
3.2 Kelemahan Jurnal
Pada metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi juga
dengan studi dokumentasi. Namun peneliti tidak menjelaskan bagaimana studi dokumentasi yang
ia lakukan, hasil studi dokumentasi juga tidak dibahas oleh peneliti.
Kuisioner yang dibuat peneliti sebagai instrumen penelitian berjumlah 103 item, dalam
jurnal peneliti tidak menyebutkan apakah instrumen tersebut telah valid atau belum. Karena
validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Jumlah item yang digunakan peneliti
pada alat instrumen penelitian terlalu banyak, yaitu 103 item. Responden akan merasa jenuh
untuk menjawab 103 item tersebut.
Subjek penelitian yang digunakan responden berjumlah 251 siswa SMA, peneliti tidak
membatasi apakah sampel yang digunakan siswa kelas X, XI atau XII. Tentu ketiga tingkatan
tersebut memiliki karakter emosional dan sosial yang berbeda. Akibatnya hasil penelitian kurang
valid dan tidak sesuai dengan harapan peneliti.
D. Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara persepsi siswa terhadap dukungan sosial orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA di
Surabaya.
Menurut saya, secara keseluruhan jurnal tersebut masih kurang baik, karena perlu
diperbaiki dibeberapa bagian seperti metode penelitian yang digunakan, kuesioner yang dibuat,
jumlah item yang digunakan peneliti pada alat instrumen penelitian, dan subjek penelitian yang
digunakan responden.
Banyak pakar memberikan definisi tentang psikologi. Secara bahasa psikologi berasal
bahasa Yunani yaitu dari dua kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu,
dengan demikian psikologi adalah ilmu jiwa atau disebut juga ilmu yang mempelajari tentang
jiwa manusia. Jika seseorang diminta menunjukkan mata, tangan, atau bagian fisik lainnya, maka
dengan mudah orang tersebut menunjukkan bagian yang ditanya dengan jawaban yang sama.
Namun jika seseorang ditanya dimana jiwanya, maka jawaban yang muncul akan beragam, ada
yang mengatakan jiwa terletak di leher, di kepala, atau di jantung. Jiwa merupakan sesuatu yang
abstrak, sehingga sulit ditunjukkan dimana letaknya dalam tubuh. Jiwa sulit ditunjukkan sebab
jiwa berada di dalam seluruh tubuh manusia dan menjadi penggerak dari seluruh perilaku
seseorang. Oleh sebab itu jiwa tidak dapat dipelajari secara langsung, tetapi dipelajari lewat
ekspresinya. Sebagian psikolog menyatakan jiwa dapat dipelajari melalui tingkah laku yang
muncul sebagai ekspresi jiwa dari seseorang. Pendapat ini didukung oleh para tokoh aliran
psikologi behavioristik. Tetapi kelompok lain menyatakan jiwa dapat dipelajari dari hakikat dan
esensinya sebagai pendorong seseorang untuk berperilaku, sehingga perilaku yang sama
mungkin didasari oleh dorongan yang berbeda. Pendapat ini didukung oleh para tokoh psikologi
kognitif dan humanistik.
Anak-anak usia dini berada pada masa keemasan (golden age). Masa ini disebut masa
keemasan sebab pada usia ini terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik
sepanjang hidup manusia. Perkembangan yang menakjubkan tersebut mencakup perkembangan
fisik dan psikhis. Dari segi fisik anak mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, mulai
dari pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh lainnya sampai perkembangan kemampuan
motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan sebagainya. Perkembangan
fisik lainnya yang tidak kalah pentingya adalah perkembangan kemampuan motorik halus yang
merupakan kemampuan melakukan koordinasi gerakan tangan dan mata, misalnya
menggenggam, meraih, menulis, dan sebagainya.
D. MASALAH PERKEMBANGAN
Dalam membicarakan perkembangan, para ahli psikologi selalu terlibat dalam perdebatan
menentukan faktor-faktor yang paling dominan dalam proses perkembangan tersebut. Perdebatan
yang selalu terjadi antara lain dalam masalah bawaan (nature) dan bimbingan (nurture),
kesinambungan dan ketidaksinambungan, serta pengalaman masa dini dan masa lanjut.
1. Faktor Bawaan (Nature) dan Bimbingan (Nurture)
Faktor bawaan digagas para pengikut teori nativisme yang memandang anak berkembang
sesuai dengan potensi bawaannya. Para tokoh penggagas teori ini antara lain Schoupenhauer,
Leibniz, Immanuel Kant, Chomsky, dan Pinker. Menurut Leibniz “monad” yang secara umum
artinya ide, telah dibawa manusia sejak lahir. Leibniz menyakini bahwa ada kekuatan yang telah
membuat “program” segala perbuatan yang akan dilakukan seseorang. Dari kata “monad”
muncul istilah “monistic” sebuah teori dalam psikologi agama yang menyatakan bahwa agama
berasal dari sebuah kebutuhan. Faktor bimbingan atau lingkungan digagas para pengikut teori
enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh lingkungan. Para tokoh penggagas
aliran antara John Locke, Hume, dan Skinner. John Locke adalah filsuf Inggris yang hidup antara
tahun 1632-1704 M. Locke terkenal dengan istilah tabularasa (meja lilin kosong). Locke mengakui
kalau individu memiliki temperamen yang berbeda, namun secara keseluruhan, lingkunganlah yang
membentuk jiwa. Pada saat jiwa dalam kondisi lunak yaitu pada usia dini, anak-anak mudah dididik
menurut kemauan pendidiknya. Lingkungan membentuk jiwa anak-anak melalui proses asiosiasi
(dua gagasan selalu muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatu berkali-kali), imitasi
(peniruan), dan reward and punishment (penghargaan dan hukuman).
2. Kesinambungan dan Ketidaksinambungan
Coba perhatikan bagaimana seorang anak berkembang dari hari ke hari. Mungkin kita
masih mengingat seorang bayi yang baru lahir belum bisa mengangkat kepalanya, masih dapat
melihat dengan jarak tertentu, dan belum bisa berbicara dengan bahasa ibu. Tetapi secara bertahap
bayi dapat mengangkat kepalanya, dapat melihat dengan jarak yang lebih jauh dan fokus, dan dapat
berbicara dengan bahasa ibu atau bahasa lain yang dipelajarinya. Perkembangan terkadang terjadi
secara berkesinambungan, tetapi juga kadang-kadang terjadi tidak berkesinambungan. Para
penganut aliran nurture selalu memandang perkembangan sebagai proses bertahap dan
berkelanjutan. Misalnya mereka mengatakan anak-anak yang telah mampu berjalan dan mendapat
kesempatan belajar berjalan tentu akan mampu berlari sebagai konsekuensi dari kemampuan
berjalan yang telah dimilikinya. Perkembangan terjadi secara kualitatif terus bertambah dan
berkembang.
3. Pengalaman Masa Dini dan Masa Lanjut
Sebagian ahli psikologi perkembangan sangat meyakini bahwa pengalaman pada usia dini
sangat mempengaruhi perkembangan. Mereka yang sukses pada awal-awal kehidupan tentu akan
mengalami pengalaman yang baik pada masa selanjutnya. Pendapat ini didukung banyak ahli di
antaranya Erik Erikson yang menyatakan bahwa pengalaman sosial emosional pada usia dini akan
menentukan perkembangan sosial emosional pada usia berikutnya. Berbagai penelitian telah
dilakukan untuk membuktikan sumbangan pengalaman pada usia dini terhadap perkembangan
selanjutnya. Misalnya penelitian yang dilakukan Mischel dan Pattersons pada tahun 1976 dalam
sebuah investigasi tentang latihan kesabaran. Dalam investigasi tersebut mereka meminta anak-
anak prasekolah melakukan pekerjaan yang membosankan dan di dekatnya ada badut yang
mengajaknya bermain. Anak-anak yang terlatih akan mengatakan: “Aku tidak akan melihat Pak
Badut ketika Pak Badut memintaku melihatnya.” Anak-anak yang terlatih lebih tahan lama
mengerjakan pekerjaan yang membosankan tersebut daripada anak-anak yang tidak terlatih.
Sebagian para ahli psikologi tidak memandang pengalaman pada usia dini sangat
menentukan perkembangan pada usia selanjutnya. Para pendukung pendapat ini menyakini bahwa
anak bersifat fleksibel. Mereka tidak menolak pendapat bahwa pengalaman pada usia dini memiliki
pengaruh pada usia selanjutnya tetapi mereka yakin bahwa pengalaman pada usia dini sama
pentingnya dengan pengalaman pada usia-usia selanjutnya. Misalnya di dalam ajaran Islam diyakini
bahwa anak-anak usia 7 (tujuh) tahun harus diajarkan shalat dan pada usia 10 tahun dipukul jika
meninggalkan shalat. Ini merupakan contoh yang menunjukkan bahwa anak-anak baru diajarkan
agama setelah mereka menyelesaikan usia 0-6 tahun atau dengan kata lain setelah mereka memiliki
kesiapan belajar agama dengan baik. Tidak menjadi masalah apakah mereka masih salah
memahami Tuhan pada tahun-tahun sebelumnya.
BAB IV LAPORAN RI
Klik ikon aplikasi Capcut, maka akan tampil halaman utamanya sebagaimana
ditunjukkan oleh gambar di samping. Tombol gerinda yang berada di pojok kanan
atas berfungsi untuk membuka halaman setelan aplikasi. Tombol Proyek baru
berfungsi untuk membuat proyek baru dan memulai proses penyuntingan video baru.
Nama file proyek video yang sedang atau telah selesai dikerjakan akan tampil di
halaman depan aplikasi. Pada bagian bawah aplikasi terdapat menu Edit, Template
(template video), kotak masuk, dan saya (profil pengguna).
Klik dan usap foto latar belakang dengan dua jari untuk memperbesar tampilan
gambarnya, dan drag foto untuk mengatur posisinya. Cara mengubah waktu tampil
gambar adalah: klik penanda media yang berada di timeline, lalu drag garis yang
berada di ujung penanda media ke arah luar. Selain itu, Saudara dapat mengusap area
timeline untuk menggulir isinya, dan mendrag area timeline dengan dua jari untuk
memperbesar dan memperkecil tampilannya.
Usap area menu untuk menemukan menu Overlay, kemudian klik menu overlay,
kemudian pindahkan posisi playhead (garis putih penunjuk durasi) ke awal timeline.
Selanjutnya, klik lagi menu overlay, lalu klik menu video untuk memilih file video
yang ingin ditambahkan, kemudian klik tombol tambahkan.
Cara menghapus warna latar belakang video: Klik objek video, kemudian usap
area menu untuk mencari dan mengklik menu Hapus Latar Belakang, tunggu proses
penghapusan latar belakang secara otomatis. Cara memperterang warna video: cari
dan klik menu sesuaikan, lalu pilih menu kecerahan, lalu atur tingkat kecerahan
warnanya. Cara mempercerah bagian wajah saja: klik menu tingkatkan, pilih wajah,
lalu pilih pemutih dan atur kecerahannya.
Klik menu Teks, lalu klik menu Tambahkan teks, kemudian ketik teksnya, lalu
klik tombol centang. Selanjutnya, klik menu Gaya, kemudian atur font, gaya, animasi,
dan format lainnya melalui menu-menu yang tersedia.
9. Cara menambahkan template teks
Klik menu Teks, menudian klik menu Templat teks, lalu pilih salah satu jenis
template teks yang tersedia. Selanjutnya, klik tampilan templat teks di layar untuk
mengubah isi teksnya, lalu klik tombol centang.
Cara menampilkan penanda foto/ video yang terdapat di timeline adalah dengan
mengklik ikon balon yang ada di atas timeline atau klik menu Overlay. Cara
menampilkan penanda teks dan stiker adalah dengan mengklik menu Teks / stiker.
11. Cara menambahkan foto latar belakang dan transisi
(1) Tambahkan foto ke jalur yang sama dengan mengklik tombol tambah yang berada
di ujung jalur timeline pertama.
(2) Atur waktu tampil foto dengan mengklik penanda durasi waktu tampil foto, lalu
drag garis ujungnya.
(3) klik dan drag foto latar belakang menggunakan dua jari untuk mengatur ukuran
dan posisinya.
(4) tambahkan transisi dengan mengklik kotak putih yang berada di antara potongan
foto latar belakang.
Klik menu audio, kemudian gunakan salah satu menu yang tersedia, yaitu: (1)
menu Suara untuk memilih dan menambahkan suara musik, (2) menu Efek untuk
memilih dan menambahkan suara efek, seperti suara transisi, suara bel, dan lainnya),
(3) menu Diekstrak untuk menambahkan file suara dari file video, dan (4) menu Sulih
suara untuk menambahkan suara dengan cara merekam suara secara langsung.
Klik file audio pada timeline, kemudian gunakan salah satu menu yang tersedia,
yaitu: (1) menu Volume untuk mengatur volume, (2) menu Pudar untuk memudarkan
suaranya di awal dan diakhir, (3) menu Bagi untuk memotong audio, (4) meng Hapus
untuk menghapusnya, (5) menu Kecepatan untuk mengatur tingkat kecepatan durasi
audio.
Cara mengekspor video yang telah selesai disunting ke format MP4 adalah: klik
tombol 1080 P untuk mengubah setelan resolusi dan tingkat bingkai video (fps),
kemudian klik tombol ekspor yang berada di pojok kanan atas, lalu tunggi proses
ekspornya hingga selesai atau 100%.