Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM ETIKA DAN KOMUNIKASI DUNIA

KERJA
SUMMARY MATERI TENTANG ETIKA DAN NORMA
KOMUNIKASI

Disusun Oleh :

Kelompok :2A
Anggota : 1. Aisyah Riska Rahmawati (V3721003)
2. Diaz Dwi Astiza (V3721021)
3. Listiyana Ika Safitri (V3721033)
4. Nenda Devi Nurlita (V3721039)
5. Nurcahyo Fajar Trihantono (V3721041)
6. Radhitya Eka Agung Putra (V3721043)
7. Rizma Fitriansyah (V3721045)
8. Susanti Putriana (V3721051)
Tanggal Praktikum : Selasa, 14 Maret 2022
Dosen Pembimbing : Ika Subekti Wulandari

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
SUMMARY MATERI
A. Definisi Etika
Pengertian etika memaksudkan penjelasan yang lebih luas dan mendalam
daripada definisi. Terminologi “etika” secara etimologis berasal dari Yunani,
“ethos”, yang berarti “custom” atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan
atau tingkah laku manusia, juga dapat berarti “karakter” manusia (keseluruhan
cetusan perilaku manusia dalam perbuatannya).
Ethos memiliki makna “anaction that is one’s own”, atau suatu tindakan
yang dilakukan seseorang dan menjadi miliknya. Makna “ethos” semacam ini
juga dimiliki oleh kata Latin, “mores”, yang darinya kata “moral” diturunkan.
Dengan demikian “ethical” dan “moral” bersinonim. Etika adalah filsafat
moral.Etika berkaitan dengan moral dan sopan santun. Belajar etika berarti
bagaimana bertindak baik.
Etika menunjuk pada tindakan manusia secara menyeluruh, mengantar
orang pada bagaimana menjadi baik. Etika dengan demikian mengajukan nilai-
nilai bagaimana manusia itu dapat hidup secara baik. Ia juga menawarkan pola-
pola etis dan aneka pertimbangan moral dalam menguji tindakan manusia.
Lebih lanjut, dengan menawarkan norma-norma hidup baik tersebut etika juga
hendak membawa manusia kepada tingkah laku yang baik, sikap yang
bertanggung jawab, menjunjung tinggi nilai kehidupan, dan mengedepankan
kemanusiaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengenali etika sebagai:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak serta
kewajiban moral;
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat (Dewantara, 2017: 3)

Etika juga sering disamakan dengan moralitas. Namun yang


membedakan etika dan moralitas adalah nilai-nilai perilaku orang atau
masyarakat yang dapat ditemukan dalam kehidupan nyata manusia sehari-hari.
Sedangkan etika mencakup persoalan-persoalan tentang hakikat kewajiban
moral, prinsip-prinsip moral dasar apa yang harus manusia ikuti dan apa yang
baik bagi manusia.
Agama Islam juga telah mengajari tentang etika. Etika didalam agama
Islam bersumber dari Alquran dan hadist. Etika islam itu juga ada yang
menyamakannya dengan akhlak. Etika berkomunikasi dalam Islam sangat
dijunjung tinggi. Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan
keislaman dengan menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam.
Dengan pengertian demikian, maka komunikasi Islam menekankan pada unsur
pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan cara (how), dalam hal
ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika). Pesan-pesan
keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi seluruh ajaran
Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan). Mengenai
cara (kaifiyah), dalam Al-Quran dan Al-Hadits ditemukan berbagai panduan
agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif. Kita dapat
mengistilahkannya sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi dalam
perspektif Islam (Taufik, 2012).
Etika merupakan norma, pedoman, aturan dan acuan tata cara untuk melakukan
perbuatan sehari-hari. Tanpa adanya etika, seseorang tidak dapat mengetahui
batasan baik buruknya perilaku yang dilakukan. Oleh karena itu, etika sangat
dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat agar setiap tindakan yang
dilakukan tidak bernilai buruk dan dipandang kurang baik oleh masyarakat.
Etika secara terminology berarti pengetahuan yang membahas baik-
buruk atau benar-tidaknya tingkah laku manusia serta menyoroti kewajiban-
kewajiban manusia. Etika dalam bahasa Gerik berarti: ethicos is a body of moral
principle or value. Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun lambat laun
pengertian etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang
membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat
dinilai baik dan mana yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna oleh akal pikiran.Membahas etika
etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis,
yaitu sama halnya dengan berbicara moral. Manusia disebut etis, ialah manusia
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka
asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak lainnya, antara
rohani degan jasmaninya, termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau
norma-norma yang dikaitkan dengan etika.
B. Definisi Norma
Dalam KBBI pengertian norma ialah suatu aturan atau ketentuan yang
mengamban warga kelompok dalam masyarakat yang dipakai sebagai panduan,
tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan diterima. Pengertian
tersebut senada dengan pengertian norma di dalam Cambrige Dictionary, yang
mengartikan konsep sebuah norma sebagai: “an accepted standard or a way of
behaving or doing things that most people agree with” (Cambridge Dictionary,
2018). (Kusuma & Muhammad, 2019).
Hans Kelsen juga mendefinisikan norma dengan menyatakan bahwa norma
adalah sesuatu yang seharusnya ada, yang berkaitan dengan manusia yang harus
berperilaku dengan cara tertentu (Huda et al., 2011). Dalam konteks
pemahaman sosiologis norma juga dapat didefinisikan oleh Rose (dalam
Ruman, 2009) yang menyatakan bahwa norma merupakan beberapa aturan
yang diharapkan dapat diikuti oleh seluruh masyarakat umum (Ruman, 2009).
Selanjutnya terdapat definisi dari McDonald dan Crandall yang mendefinisikan
norma sebagai rincian mengenai apa yang patut dan tidak patut dikerjakan baik
secara individu dalam kelompok, maupun kelompok dalam lingkup masyarakat
yang lebih luas (McDonald et al., 2015). (Kusuma & Muhammad, 2019).
Norma merupakan sebuah tolak ukur yang digunakan untuk mengukur
benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia (Margono, 2002:67). Menurut
Dianati (2016:12)juga menyatakan norma merupakan suatu patokan yang
biasanya digunakan oleh masyarakat untuk mengukur apakah tindakan yang
dilakukan merupakan suatu tindakan yang wajar dan dapat diterima atau justru
merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan
sebagian besar masyarakat. norma dibagi ke dalam empat macam yaitu norma
agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. (Romadhona, 2020)
C. Definisi Komunikasi
Komunikasi atau communication (bahasa inggris) berasal dari bahasa Latin
“communis” yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, makna atau pesan dianut secara sama. Komunikasi merupakan
interkasi antara dua makhluk hidup atau lebih, untuk peserta dalam komunikasi
ini mungkin bisa termasuk hewan, tanaman atau bahkan jin. Komunikasi
didefinisikan secara luas sebagai berbagi pengalaman, komunikasi adalah
Upaya untuk membuat pendapat/ide, menyatakan perasaan, agar diketahui atau
dipahami oleh orang lain dan Kemampuan untuk menyampaikan
informasi/pesan dari Komunikator ke Komunikan melalui saluran/media
dengan harapan mendapatkan umpan balik. Unsur-unsur yang ada dalam
Komunikasi adalah Komunikator, Pesan, Channel/Media, Komunikan dan
Respon/Feedback. (Mulyana, 2015).
Menurut para ahli komunikasi didefinisikan sebagai berikut :
• Lexicographer, salah satu seorang ahli kamus bahasa, komunikasi yang
menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai
kebersamaan.
• Carl I. Hovland, mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: “The
process by which an individual (the communicator) transmits stimuli
(usually verbal symbols) to modify the behavior of other individuals
(communicatees).” (Proses dimana seseorang (komunikator)
menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk mengubah
perilaku orang lain (komunikan). (Effendy, 2002: 49).
• Jaques, berpendapat bahwa komunikasi adalah: “Communication is the
sum total of directly and indirectly consciouly and unconsciouly
transmitted feeling, attitudes, and wishes”. (Komunikasi adalah
penyampaian segala macam perasaan, sikap kehendak, baik langsung
dan tidak langsung, sadar maupun tidak sadar).

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa


komunikasi bukan hanya sekedar memberitahu, tapi juga mempengaruhi
seseorang/sejumlah orang untuk melakukan tindakan tertentu (merubah
perilaku orang lain). Komunikasi tersebut akan menjadi efektif apabila
penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana
dimaksudkan oleh pengirim , dan apabila telah terjadi kesamaan makna dalam
proses komunikasi seperti diuraikan di atas maka akan terjadi saling pengertian
antara kedua belah pihak.
Pada proses komunikasi hal yang paling penting yaitu pesan. Menurut
Johnson (1981) kiat mengirimkan pesan secara efektif meliputi 3 syarat yang
harus dipenuhi yaitu:
1. Kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah
dipahami.
2. Sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas dimata penerima,
3. Kita harus berusaha umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan
kata itu dalam diri penerima.

Sementara itu, menjalin komunikasi sangat diperlukan oleh manusia karena


terdapat tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, antara lain:
- Pertama, adalah hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya.
Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang
ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar pada hal-hal yang
mengancam alam sekitarnya.
- Kedua, adalah upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya
tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan
lingkungannya.
- Ketiga, adalah upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.
Suatu masyarakat yang ingin mempertahankan keberadaannya, maka
anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai,
perilaku, dan peranan.

Jadi komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat karena ia diperlukan
untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi
dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan
seseorang dalam bermasyarakat, apakah ia seorang dokter, dosen, manajer,
pedagang, pramugari, pemuka agama, penyuluh lapangan, pramuniaga dan lain
sebagainnya. Pendek kata, sekarang ini keberhasilan dan kegagalan seseorang
dalam mencapai sesuatu yang diinginkan termasuk karir mereka, banyak
ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi, melalui komunikasi seseorang
dapat mengajarkan atau memberitahukan apayang diketahuinya kepada orang
lain karena komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata,
gambar, grafis, angka, dan sebagainya.
Komponen-komponen pendukung komunikasi untuk memberikan gambaran
selama berkomunikasi, diantaranya adalah:
1. Komunikator (komunikator, source, dan sender)
2. Pesan (message)
3. Media (channel)
4. Komunikan (komunikan dan receiver)
5. Efek (effect)

Dari beberapa pengertian di atas dapat menyimpulkan bahwa komunikasi


adalah proses pertukaran makna/pesan dari seseorang kepada orang lain dengan
maksud untuk mempengaruhi orang tersebut. Manusia dalam kehidupannya
harus dan selalu berkomunikasi, namun adapun tata cara dalam berkomunikasi
atau bisa dikatakan juga etika dalam berkomunikasi merupakan hal yang harus
diperhatikan. Etika komunikasi menjadi hal terpenting dalam menjalin
hubungan yang baik antar pribadi, organisasi maupun hubungan terhadap
pelayanan perusahaan, hubungan baik akan tercipta dengan sendirinya apabila
adanya etika komunikasi. Dan, etika komunikasi menjadi sangat penting dalam
konteks menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Faktor utama dalam
berkomunikasi adalah etika, dimana etika komunikasi itu berupa bagaimana
tutur bahasa yang sopan, nada bicara yang lembut dan bahkan mimik wajah
yang ramah ditunjukan kepada lawan bicara.

D. Prinsip - Prinsip yang Mempengaruhi Kelancaran dalam Penerapan Etika


dan Norma Komunikasi di Dunia Kerja
Dalam suatu dunia kerja tidak terlepas dari penerapan etika dan norma
berkomunikasi. Dalam penerapan etika dan komunikasi di suatu dunia kerja
terdapat beberapa hal yang memengaruhinya. Komunikasi yang baik akan
terwujud apabila masing - masing individu mengetahui dan menjalankan
perilaku yang harus dilaksanakan yaitu berkomunikasi secara etis, ramah,
sopan, menghargai dan menghormati orang lain (Karina dan Rustiana, 2019).
Berikut prinsip-prinsip etika dan norma komunikasi di dunia kerja
(Sopanah, 2021):
a. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi ini mewajibkan setiap pelaku profesi memiliki
wewenang dan kebebasan bekerja dan berpendapat sesuai dengan
profesi yang dijalankan. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum
profesional memiliki dan diberikan kebebasan dalam menjalankan
profesinya. Dengan demikian, seseorang memiliki hak untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan etika profesi yang berlaku
dalam profesi tersebut. Pada prinsip ini menunjukkan sikap
kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.
b. Prinsip integritas moral
Etika profesi adalah prinsip ini mewajibkan setiap pelaku profesinya
untuk secara konsisten memiliki moral dan kejujuran dalam
menjalankan pekerjaannya. Pelaku profesi harus selalu bersikap adil,
mementingkan profesi, dan memikirkan kepentingan masyarakat. Selain
itu, prinsip integritas moral juga menunjukkan bahwa dalam dunia kerja
tidak saling merugikan orang lain dalam segala keputusan dan tindakan
yang diambil. Seseorang yang memiliki integritas yang tinggi akan
selalu melakukan perbuatan sesuai dengan etika moral dan prinsip yang
dipegangnya. Oleh karena itu, saat di dunia kerja mereka akan selalu
bekerja keras dalam menyelesaikan pekerjaannya serta memperlakukan
rekan kerja dengan hormat.
c. Prinsip keadilan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, adil adalah sama berat,
tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar dan
tidak sewenang-wenang. Secara terminologis, adil mengandung makna
suatu sikap yang bebas dari ketidakjujuran dan diskriminasi. Etika
profesi adalah harus menjunjung tinggi prinsip keadilan kepada para
anggota profesinya dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Prinsip ini
menuntut anggota profesinya untuk memberikan pelayanan kepada
siapa saja apa yang menjadi haknya. Terutama jika profesi tersebut di
bidang pelayanan masyarakat. Prinsip ini menanamkan sikap untuk
memperlakukan semua pihak dengan adil. Perlakuan adil di tempat kerja
memang sangat diperlukan agar tidak ada diskriminasi antar sesama
pekerja, semua bisa dapat perlakuan, kesempatan dan penghargaan yang
sama.
d. Prinsip tanggung jawab
Dalam prinsip etika ekonomi adalah setiap pelaku profesi harus
memiliki kesadaran bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasil
pekerjaannya. Selain itu, kesadaran bertanggung jawab ini juga terhadap
profesi itu juga berdampak untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya. Dalam dunia kerja, tanggung jawab membantu
seseorang untuk berkomitmen terhadap pekerjaannya dan
menyelesaikannya sesuai yang diharapkan.
e. Prinsip kejujuran
Dalam prinsip kejujuran ditanamkan sikap bahwa apa yang
dipikirkan adalah apa yang dikatakan, dan apa yang dikatakan adalah
apa yang nantinya akan dikerjakan. Sikap jujur akan melahirkan
kepercayaan antara satu orang dan lainnya. Sikap jujur juga menjauhkan
rasa curiga hingga kekhawatiran akan rusaknya sebuah kepercayaan
yang dibangun. Sikap terbuka dan jujur merupaakn salah satu hal yang
sangat penting dalam meningkatkan etos kerja dan meraih keberhasilan
karena dengan jujur kita mengetahui kemampuan diri sendiri dengan
baik. Selain itu dengan keterbukaan dan kejujuran akan membuat orang
lain percaya kepada kita.
E. Pentingnya Etika dan Norma Komunikasi di Dunia Kerja
Komunikasi adalah suatu sarana untuk menjalin hubungan antar seseorang
dengan orang yang lain. Namun terkadang ketika seseorang sedang melakukan
interaksi atau berkomunikasi seringkali tidak memperhatikan etika komunikasi
dengan baik. Pentingnya penanaman etika komunikasi tiap individu sebagai
contoh seorang mahasiswa yaitu agar mereka mahasiswa dalam melakukan
interaksi lebih menghargai orang yang diajak berkomunikasi terutama didalam
dunia perkuliahaan. Dengan terbentuknya komunikasi, maka terikatlah suatu
hubungan dan interaksi yang timbal balik dari kedua belah pihak. Sebagai
contoh etika komunikasi mahasiswa dengan mahasiswa atau mahasiswa dengan
dosen. Etika komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Terkadang, didalam berkomunikasi
terdapat hal yang menjadi pusat perhatian yang mana kurangnya etika
komunikasi seperti tata krama sehingga ada kalanya akan menimbulkan
permasalahan, kesalahan dalam bersikap dan berperilaku atau kegagalan
berkomunikasi menimbulkan kesalahpahaman. Seperti halnya di lingkungan
kampus pada mahasiswa dalam bersikap. Oleh karena itu etika komunikasi yang
baik sangat penting untuk dipahami dan diterapkan demi membina suatu
hubungan yang harmonis di dalam kehidupan antar manusia. (Sari, 2020)

Etika komunikasi sangat berdampak didalam kehidupan manusia yang


menjadi panduan bagi manusia dalam halnmya berkomunikasi, berinteraksi
atau bertingkah laku di kehidupan sehari-hari. Dalam suatu komunikasi terdapat
komunikator dan komunikan yang patut saling menghargai satu sama lain, agar
terjalinnya komunikasi yang efektif dan sehat. Kefektifan dalam komunikasi
benar-benar ditentukan oleh sejauh mana komunikator maupun pihak
komunikan mampu memahami tutur bahasa yang disampaikan pada saat
perbincangan. Namun sebaliknya ketika pembicara dan pendengar kurang
memahami bahasa yang disampaikan maka akan timbulnya kegagalan dalam
berkomunikasi (Sari, 2020)

Dalam interaksi sosial, seseorang wajib mempunyai kesadaran moral.


Kesadaran morallah yang nantinya bisa mendorong seorang individu untuk
selalu bertindak atau berperilaku yang baik dan berupaya untuk melakukan
sebuah perbuatan yang bermanfaat bagi sekitarnya dan keberlangsungan
hidupnya (Suhartono, n.d.). Dengan adanya kesadaran moral, individual akan
terus mengembangkan diri menjadi kepribadian yang lebih baik dan
membentuk potensi untuk bisa bekerja sama dengan orang lain sehingga
mengalami kemajuan dan adanya perkembangan dinamika kehidupan sosial.
Terdapat keterkaitan kesadaran moral terhadap etika yaitu, sebagai
pengendalian terhadap perilaku. Perilaku yang bermoral seperti, perilaku jujur,
sabar dalam menghadapi cobaan, ikhlas akan kehilangan sesuatu. Jika
kesadaran moral atas cara berkomunikasi atau berinteraksi yang diterapkan
memberikan dampak positif karena seseorang akan mempertimbangkan
kembali apakah perilaku atau tindakan yang diambil akan menciptakan
kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat atau tidak. (Arenda et al., 2020)
F. Penerapan Etika dan Norma Komunikasi di Dunia Kerja
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Karena itu manusia harus dapat dan mampu berkomunikasi dengan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Guna menjalin hubungan sosial, seseorang
harus beretika atau menggunakan kaidah etika. Dalam suatu instansi penerapan
etika komunikasi dibutuhkan untuk semua bentuk kegiatan kerja. Etika
komunikasi yakni etika komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam kantor
(office communication). Dengan terciptanya etika komunikasi timbal balik
yang baik antara pimpinan dan pegawai, maka akan menimbulkan produktivitas
kerja yang baik pula. Dengan kata lain tanpa adanya komunikasi, maka
pekerjaan di instansi pemerintahan akan menjadi tidak sesuai dengan rencana
yang sudah ditetapkan sehingga tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan
tercapai.
1. Penerapan etika dan norma komunikasi pada lingkup kerja pendidikan
Terdapat banyak unsur yang terlibat agar proses pendidikan berjalan
dengan baik. Salah satunya adalah dosen sebagai tenaga pendidik.
Dosen sebagai profesi kependidikan mempunyai tugas utama melayani
masyarakat dalam dunia pendidikan. Dosen sebagai jantung pendidikan
dituntut semakin profesional seiring perkembangan ilmu dan teknologi.
Etika yang harus dimiliki oleh seorang dosen sesuai kode etik profesi
dosen.
a) Pertama, dosen hendaknya memberi contoh baik bagi
mahasiswa. Ada pepatah yaitu “Dosen digugu dan ditiru”
(diikuti dan diteladani). Semua tingkah laku dosen hendaknya
jadi teladan. Apabila seorang dosen berpenampilan baik dan
sopan sangat mempengaruhi sikap mahasiswa. Sebaliknya,
apabila seorang dosen yang bersikap premanisme akan
berpengaruh buruk terhadap sikap dan moral mahasiswa.
Disamping itu, dalam memberikan contoh kepada mahasiswa,
dosen harus bersifat objektif, terbuka akan kritikan, dan
menghargai pendapat orang lain.
b) Dosen harus dapat mempengaruhi dan mengendalikan
mahasiswa. Perilaku dan pribadi dosen menjadi instrumen
ampuh mengubah perilaku mahasiswa. Sekarang, dosen bukan
lagi sebagai orang yang harus ditakuti, tetapi hendaknya menjadi
“teman” bagi mahasiswa tanpa menghilangkan kewibawaan
sebagai seorang dosen.
c) Hendaknya dosen menghargai potensi yang ada dalam
keberagaman mahasiswa. Bagi seorang dosen, keberagaman
mahasiswa adalah wahana layanan professional yang
diembannya. Layanan profesional dosen tampil dalam
kemahiran memahami keberagaman potensi dan perkembangan
mahasiswa, kemahiran mengintervensi perkembangan
mahasiswa dan kemahiran mengakses perkembangan
mahasiswa
2. Penerapan etika profesi dan norma komunikasi pada dunia akuntan
Kode Etik akuntan merupakan seperangkat prinsip moral dan
pelaksanaan aturan-aturan yang memberikan pedoman kepada akuntan
publik dalam berhubungan dengan klien, masyarakat dan akuntan lain.
Sehingga yang menjadi dasar diperlukannya Kode Etik pada setiap
profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas
jasa yang diberikan.
Kode etik profesional menyediakan baik standar umum perilaku
yang ideal dan aturan berlaku spesifik perilaku. Ada empat bagian untuk
kode etik: prinsip-prinsip, aturan perilaku, interpretasi aturan
pelaksanaan, dan keputusan etis. Penerapan aturan etika akuntan publik
(kode etik) berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat
profesionalisme akuntan publik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
menjalankan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik
akuntan, yang merupakan norma perilaku yang mengatur hubungan
antara akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya,
dan antara profesi dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan
masyarakat. Di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, akuntan publik
harus memenuhi aturan yang telah ditetapkan oleh IAI tanpa
mengesampingkan harapan dan kepuasan klien.Karena kebutuhan
setiap klien berbeda sehingga tingkat kepuasannya berbeda, maka
seringkali akuntan publik tidak dapat memahami harapan klien dan
hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai rutinitas tanpa
memperhatikan harapan dan kepuasan klien.
3. Penerapan etika dan norma komunikasi di bidang jurnalistik
Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers
menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional
dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Untuk menjamin
kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh
informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral
dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga
kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta professionalisme.
Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik
Jurnalistik.
Kode Etik Jurnalistik adalah Kode Etik dibuat atas prinsip bahwa
pertanggung jawaban tentang penataannya berada terutama pada hati
nurani setiap wartawan Indonesia. Dan bahwa tidak ada satupun pasal
dalam kode etik (jurnalistik) yang memberi wewenang kepada golongan
manapun di luar Dewan Pers untuk mengambil tindakan terhadap
seorang wartawan Indonesia atau terhadap penerbitan pers. Namun
terlepas dari apakah kenyataan-kenyataan yang ada tersebut melanggar
kode etik yang ada atau norma/aturan hukum atau bahkan melanggar
kedua-duanya, semua ini tetap berpeluang pada pribadi insan pers
bersangkutan, dan juga kepada masyarakat.
4. Peranan etika bisnis dan norma komunikasi dalam dunia perusahaan
Prinsip etika bisnis banyak dipengaruhi budaya dan nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat setempat. Menerapkan etika bisnis adalah salah
satu cara perusahaan melakukan kegiatan bisnis yang mencakup pada
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, organisasi, dan
masyarakat. Etika bisnis dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan dari tingkat yang terendah sampai dengan tingkat pimpinan
dalam rangka membangun hubungan yang baik, berkeadilan, dan sehat
dengan sesame rekan kerja dan pelanggan serta para pemegang saham
hingga masyarakat. Dengan demikian maka, Etika bisnis dapat
dijadikan salah satu standar bagi seluruh karyawan, termasuk
manajemen dalam rangka mengelola kemajuan perusahaan. Salah satu
unsur mendasar yang terpenting etika dalam bisnis adalah adanya
kejujuran. Seorang pebisnis harus memiliki kejujuran, jujur dalam
perusahaan itu sendiri maupun di luar perusahaan.
Prinsip dalam etika bisnis yang perlu diperhatikan oleh para pelaku
bisnis , yaitu :
a) Prinsip Otonomi : Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan
pebisnis dalam pengambilan keputusan yang baik dan tepat serta
dapat mempertanggung jawabkan keputusan yang diambil
tersebut.
b) Prinsip Kejujuran : Prinsip kejujuran adalah perinsip etika bisnis
yang sangat mendukung keberhasilan perusahaan dalam
pencapaian di berbagai aspek dan paling mendasar. Kejujuran
merupakan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh pebisnis
untuk mendukung keberhasilan kinerja perusahaan.
c) Prinsip Keadilan : Adil adalah suatu sikap tidak memihak atau
sama rata. Prinsip keadilan berarti setiap orang mendapatkan hak
untuk diperlakukan sama saat melakukan kegiatan bisnis. Untuk
mendapatkan hak yang sama, pihak yang terkaitan dalam bisnis
harus memberikan kontribusi yang baik secara langsung atau
tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis.
d) Prinsip Loyalitas : Loyalitas adalah sikap atau tindakan memberi
dukungan dengan kepatuhan yang teguh dan konsisten.
Loyalitas adalah salah satu hal penting dalam menjalankan
kegiatan bisnis. Loyalitas dalam perusahaan pada umumnya
dapat dilihat dari budaya kerja keras serta kesungguhan
perusahaan dalam menjalani kegiatan bisnis sesuai denagn visi
dan misi yang ingin dicapai perusahaan.
e) Prinsip Integritas Moral : Integritas adalah suatu prinsip atau
konsep yang menunjukan konsistensi antara tindakan nilai-nilai
prinsip. Nilai prinsip umumnya adalah tentang hal yang positif
seperti kejujuran, kepercayaan dan sebagainya.

G. Link Video

Berikut kami lampirkan link video dari kelompok 2A :


https://drive.google.com/file/d/1VdQ8eYdRsk3XDcPK3k0jZqCpaulDkxC
A/view?usp=sharing
DAFTAR PUSTAKA

Arenda, F., Kayana, K. A., Rohmah, E. M., Febriani, S., Glorino, M., Pandin, R.,
Media, S., dan Tok, T. (2020). the Importances of Ethics of Communicating
in Social Media Tik Tok Pentingnya Etika Dalam Berkomunikasi Di. 1–23.

Bahri, A. N. 2018. Peran Komunikasi Antar Pribadi Pada Lingkungan Kerja Dalam
Perspektif Islam. Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (Jisa), 1(1): 128-142.

Febriana, A. (2017). Pengaruh Penerapan Etika Profesi Untuk Meningkatkan


Profesionalisme Akuntan Publik Pada KAP HLB Hadori Sugiarto Adi &
Rekandi Surabaya. Management & Accounting Research Journal, 1(1).
Hasibuan, A. (2018). Etika Profesi-Profesionalisme Kerja. Medan. UISU Press

Karina, Y., dan Rustiana, A. 2019. Penerapan Etika Komunikasi Dalam


Mempersiapkan
Kusuma, A. J., dan Muhammad, A. (2019). Analisis Perkembangan Norma
Internasional “War on Terror” dalam Perspektif Realis, Liberalis dan
Konstruktivis. Indonesian Perspective, 4(1), 1–19.

Lindawati, M. (2020). PERANAN ETIKA BISNIS DAN PENERAPANNYA DI


PT BANK CENTRAL ASIA, Tbk. JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
DAN ILMU SOSIAL, 1(1), 292-302.

Miswardi, Nasfi, dan Antoni. 2021. Etika, Moralitas dan Penegak Hukum. Menara
Ilmu, 15(2): 150-160.
Muslih, B. 2020. Urgensi komunikasi dalam menumbuhkan motivasi di era
pandemi COVID- 19. PENATARAN: Jurnal Penelitian Manajemen
Terapan, 5(1): 57-65.

Nurfurqan dan Evrita, E. 2020. Penerapan Etika Profesi : 144-169

Organisasi terhadap Kinerja. Jurnal Manajemen Indonesia, 18(2): 116-125.


Pakpahan, I, J., Herwin, R., Susanti, I., Marpaung, E, F., dan Harahap, N, R. 2020.
Pengaruh Komunikasi, Etika Kerja Dan Kedisiplinan Terhadap
Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Kecamatan Sibolga Kota.
Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma. 2(7): 188-197.

Profesionalisme Di Dunia Kerja. Economic Education Analysis Journal. 8(1): 389-


403.

Putro, P. U. W. 2018. Etika Kerja Islam, Komitmen Organisasi, Sikap pada


Perubahan

Anda mungkin juga menyukai