Anda di halaman 1dari 21

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA

RUANG RAWAT : MERPATI TANGGAL DIRAWAT : 11 DESEMBER 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. H Tanggal Pengkajian : 03 Maret 2022
Umur : 38 Tahun RM No. : 011XXX

II. ALASAN MASUK


- Klien dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa dengan keluhan suka mengamuk,marah-
marah tidak jelas
- Pada saat dikaji klien mengatakan kadang marah-marah dengan suara keras tidak suka saat di
senggol temannya, jika temannya ribut di malam hari waktu beristirahat pasien mengatakan
dirinya emosi dengan menunjuk – nunjuk rasa ingin menonjok temannya

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? √ Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya √ Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik

Kekerasan seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan criminal

Jelaskan No.1,2,3 :

- Klien mengatakan sudah pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa sebelumnya.


- Klien di rumah tidak teratur minum obat sehingga kambuh kembali

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan dan Halusinasi

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya √ Tidak


Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak ada masa lalu yang tidak menyenangkan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/m S : 36,5°C P : 20 x/menit
2. Ukur : TB : 166 cm BB : 55 Kg
3. Keluhan fisik Ya √ Tidak
Jelaskan : Klien tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan :

Keterangan :
: laki-laki : klien

: perempuan : Hubungan Keluarga

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri :

a. Citra tubuh : Klien menyukai semua anggota tubuhnya.

b. Identitas : Klien menyadari kalau dirinya seorang laki-laki.

c. Peran : Klien mengatakan dirinya seorang orang tua.


d. Ideal diri : Klien ingin pulang ke rumah, klien mengatakan dirinya ingin cepat
sembuh.

e. Harga diri : Klien berhubungan baik dengan keluarga dirumahnya dan dihargai
sebagai seorang anak dan keluarga besarnya

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti : Klien mengatakan orang tua adalah orang yang berarti dalam
hidupnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien mengatakan tidak pernah terlibat
dalam kelompok masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan tidak ada hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama katolik dan meyakini bahwa sakitnya pada saat ini
adalah ujian dari Tuhan.
b. Kegiatan ibadah : Klien berharap dapat melakukan ibadah untuk menghadap tuhan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
tidak sesuai seperti biasanya
Jelaskan : Penampilan klien rapi dan sesuai, rambut tidak acak-acakan, cara berpakain rapi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
√ Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu memulai
pembicaraan
Jelaskan : Pembicaraan klien cepat, kadang intonasi tinggi, kooperatif.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan : klien tampak lesu kadang tegang dengan suara nada tinggi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : Klien saat ini tampak tenang

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :
Klien merasa sedih karena ingin cepat pulang

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata kurang Defensif Curiga

Jelaskan :
- Kontak mata klien bagus selama wawancara
- Klien tampak bersahabat dengan perawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Proses Pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan asosiasi

Flight of ideas Blocking Pengulangan pembicaraan/persevarasi

Jelaskan : Klien tidak ada gangguan dalam pembicaraannya


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis


Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga

Nihilistik Sisip piker Siap piker Kontrol pikir

Jelaskan : Klien saat ini tidak merasa curiga terhadap orang lain
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

10. Tingkat Kesadaran

Bingung Sedasi Stupor


Disorientasi :

Waktu Tempat Orang


Jelaskan : Klien tidak mengalami disorientasi tempat dan waktu, klien dapat menyebutkan
dimana klien tinggal sekarang serta klien dapat membedakan siang dan malam.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat jangka pendek
Jangka panjang

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan : Klien mampu untuk mengingat jangka panjang dengan menjawab dimana kamu
tinggal. klien kurang mengingat jangka pendek yaitu dengan penejelasan perawat untuk
mengontrol resiko perilaku kekerasan karena alasan lupa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu
Berkonsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan : Klien kurang mampu mengingat apa yang disampaikan perawat dalam memberikan
penjelasan untuk mengontrol resiko perilaku kekerasan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien dapat membedakan hal yang baik


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui bahwa sedang
sakit dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total

3. Mandi
√ Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantuan total

5. Istirahat dan tidur

√ Tidur siang lama : 13.00 s/d 16.00

√ Tidur malam lama : 20.00 s/d 05.00

Aktivitas sebelum/sesudah tidur : Klien berada di ruang isolasi

6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √

Sistem pendukung

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √


Menjaga kerapihan rumah

Mencuci pakaian √

Pengaturan keuangan √

9. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja √

Transportasi √

Lain-lain √
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladptif
Bicara dengan Orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik Relaksasi Berkerja Berlebihan

Aktivitas Konstruktif Menghindar

Olah Raga √ Mencederai Diri

Lainnya….. Lainnya…..

Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL

√ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Tidak ada

√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : Klien terlibat dalam kelompok


lingkungan dengan baik

√ Masalah dengan pendidkan, spesifik : Klien mengatakan hanya sampai SMA

√ Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Klien mengatakan tidak bekerja hanya bantu-
bantu di rumah.

√ Masalah dengan perumahan, spesifik : Klien mengatakan tinggal dirumah bersama


orang tua dan keluarganya

√ Masalah ekonomi, spesifik : Klien mengatakan ekonomi keluarga menengah standar


√ Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : Klien mengatakan pelayanan Rumah
Sakit Jiwa di perhatikan dengan baik terutama dalam pemberian obat

√ Masalah lainnya, spesifik : Tidak ada masalah lain yang spesifik

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Penyakit Jiwa Sistem Pendukung

Faktor Presipitasi Penyakit Fisik

Koping Obat-Obatan

Lainnya : Klien mengatakan mengetahui bagaimana cara penanganan dan cara merawat
penyakit yang di derita saat ini dengan minum obat

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

XI. ASPEK MEDIK


Diagnosa Medik: Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik:
n Obat dosis rute manfaat Efek samping
o
1 Clozapine 25 mg Oral Antipsikotik yang akan Alergi
menyeimbangkan zat alami kimia Pusing
otak dengan cara memblokir Mengantuk
beberapa reseptor Hilang
(dopamine,histamine, dan kesadaran
serotine) yg ada di otak Pingsan
kejang
2 Risperidone 2 mg Oral Antipsikotik jenis atipikal yg Insomnia
bekerja memblokir reseptor Cemas
dopamine tipe 2, serotine tipe 2, Sakit kepala
dan alpha adrenergic sehingga Lelah
menyeimbangkan senyawa kimia Pusing
di otak. konstipasi
3 Carbamazepine 200 mg Oral Carbamazepine adalah obat yang Pusing,
bekerja untuk menongtrol dan mengantuk,
mencegah terjadinya kejang akibat mual dan
epilepsi muntah,
mulut kering
4 Kutoin 100 mg Oral Kutoin adalah obat yang berfungsi Mengantuk,
mengatasi kejang yang utamanya pusing kepala
disebabkan oleh epilepsy dan ruam kulit,
penyakit saraf psikomotorik insomnia,
mual dan
muntah

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko Perilaku Kekerasan

XIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko Perilaku Kekerasan

Perawat
Perawat,

Rohman
NIM. 211133032
ANALISA DATA

TGL/ NO DATA MASALAH

03/03/202 Ds: Resiko Perilaku Kekerasan (D.0146)


2 - klien mengatakan kadang
marah-marah dengan suara
keras tidak suka saat di
senggol temannya, jika
temannya ribut di malam hari
waktu beristirahat pasien
mengatakan dirinya emosi
dengan menunjuk – nunjuk
rasa ingin menonjok
temannya
Do:
- Klien tampak berbicara cepat
- Klien tampak kadang
berbicara intonasi tinggi
- Klien tampak marah saat
disenggol temannya
- Klien tampak tegang
POHON MASALAH (gambarkan)

Effect: Perilaku Kekerasan

Care Problem: Resiko Perilaku Kekerasan

Causa: Halusinasi
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
N
o Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi
Dx
1. Risiko Perilaku Kekerasan Setelah dilakukan asuhan Manajemen Pengendalian
keperawatan diharapkan kontrol Marah
diri meningkat dengan kriteria Observasi
hasil :  Identifikasi penyebab
1. Verbalisasi ancaman kepada kemarahan
orang lain menurun  Identifikasi harapan
2. Verbalisasi umpatan menurun perilaku terhadap ekspresi
3. Perilaku menyerang menurun kemarahan dan lakukan
4. Perilaku melukai diri sendiri tindakan sebelum agrsif
menurun  Monitor potensi agresi
5. Perilaku agresif atau amuk tidak konstruktif
menurun Terapeutik
6. Suara keras menurun  Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
 Fasilitasi
mengekspresikan marah
secara adaptif
 Cegah kerusakan fisik
akibat ekspresi marah
 Cegah aktivitas pemicu
agresi
 Dukung menerapkan
strategi pengendalian
marah dan ekspresi
amarah adaptif
Edukasi
 Jelaskan makna, fungsi
marah dan respon marah
 Anjurkan meminta
bantuan perawat selama
ketegangan meningkat
 Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi marah
secara maladaptif

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ PARAF&
Tanggal/ IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA JELAS
Waktu PERAWAT
02/03/20 1. Mengidentifikasi penyebab marah S:
22
R/ Pasien mengatakan kadang - Pasien mengatakan
Rabu
14.20 marah-marah dengan suara keras kadang marah-marah
tidak suka saat di senggol dengan suara keras tidak
temannya, jika temannya ribut di suka saat di senggol
malam hari waktu beristirahat temannya, jika temannya
pasien mengatakan dirinya emosi ribut di malam hari
dengan menunjuk – nunjuk rasa waktu beristirahat pasien
ingin menonjok temannya mengatakan dirinya
14.40 2. Identifikasi harapan perilaku emosi dengan menunjuk
terhadap ekspresi kemarahan dan – nunjuk rasa ingin
lakukan tindakan sebelum agrsif menonjok temannya
R/ pasien mengatakan harapan - Pasien mengatakan
ketika setelah meluapkan mampu mengontrol
marahnya klien bisa tenang marah dengan latihan
15.00 3. Memonitor potensi agresi tidak nafas dalam
konstruktif
R/ pasien dapat mencederai O:
dirinya sendiri serta orang lain - Pasien tampak duduk
15.15
4. Menggunakan pendekatan yang tenang
tenang dan meyakinkan - Pasien kooperatif
R/ pasien tampak percaya dengan - Pasien mampu
perawat melakukan cara
15.30
5. Fasilitasi mengekspresikan marah mengontrol marah
secara adaptif dengan latihan nafas
R/ klien diajarkan dalam
mengekpresikan marah dengan - Pasien tampak berbicara
Tarik nafas dalam dengan nada tinggi
6. Mencegah kerusakan fisik akibat
15.45 ekpresi marah A:
R/ pasien tampak diam dan Masalah Risiko perilaku
tenang kekerasan teratasi sebagian
7. Mencegah aktivitas pemicu nyeri
16.00 R/ pasien kooperatif P: Intervensi dilanjutkan
8. Mendukung menerapkan strtaegi  Kontrak waktu untuk
16.15 pengendalian marah dan ekpresi melanjutkan intervensi
secara adapitf  Identifikasi penyebab
R/ klien mengikuti perawat kemarahan
dengan belajar Tarik nafas dalam  Identifikasi harapan
9. Jelaskan makna, fungsi marah perilaku terhadap
dan respon marah ekspresi kemarahan dan
16.35
R/ pasien kooperatif dengan lakukan tindakan
mendengarkan sebelum agrsif
10. Menganjurkan meminta bantuan  Monitor potensi agresi
perawat selama ketegangan tidak konstruktif
17.00
meningkat  Gunakan pendekatan
R/ Pasien mengatakan kadang yang tenang dan
marah-marah dengan suara keras meyakinkan
tidak suka saat di senggol  Fasilitasi
temannya, jika temannya ribut di mengekspresikan marah
malam hari waktu beristirahat secara adaptif
pasien mengatakan dirinya emosi  Cegah kerusakan fisik
dengan menunjuk – nunjuk rasa akibat ekspresi marah
ingin menonjok temannya  Cegah aktivitas pemicu
11. Mengajarkan strategi untuk agresi
17.15 mencegah marah secara  Dukung menerapkan
maladaptif strategi pengendalian
R/ membantu pasien mengontrol marah dan ekspresi
marah dengan menghindari orang amarah adaptif
lain yang tidak disukainya  Anjurkan meminta
bantuan perawat selama
ketegangan meningkat
 Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi
marah secara maladaptif
03-03- 1. Mengidentifikasi penyebab marah S:
2022
R/ Pasien mengatakan kadang - Pasien mengatakan
Kamis
14.20 marah-marah dengan suara keras kadang marah-marah
tidak suka saat di senggol dengan suara keras tidak
temannya, jika temannya ribut di suka saat di senggol
malam hari waktu beristirahat temannya, jika temannya
pasien mengatakan dirinya emosi ribut di malam hari
dengan menunjuk – nunjuk rasa waktu beristirahat pasien
ingin menonjok temannya mengatakan dirinya
2. Identifikasi harapan perilaku emosi dengan menunjuk
14.40 terhadap ekspresi kemarahan dan – nunjuk rasa ingin
lakukan tindakan sebelum agrsif menonjok temannya
R/ pasien mengatakan harapan - Pasien mengatakan
ketika setelah meluapkan mampu mengontrol
marahnya klien bisa tenang marah dengan latihan
3. Memonitor potensi agresi tidak nafas dalam dan
15.00 konstruktif memukul bantal atau
R/ pasien dapat mencederai Kasur
dirinya sendiri serta orang lain
4. Menggunakan pendekatan yang O:
15.15 tenang dan meyakinkan - Pasien tampak duduk
R/ pasien tampak prcaya dengan tenang
perawat - Pasien kooperatif
5. Fasilitasi mengekspresikan marah - Pasien mampu
15.30 secara adaptif melakukan cara
R/ klien diajarkan mengontrol marah
mengekpresikan marah dengan dengan memukul bantal
memukul bantal atau kasur atau kasur
6. Mencegah kerusakan fisik akibat - Pasien tampak berbicara
ekpresi marah dengan nada tinggi
R/ pasien tampak diam dan
15.45
tenang A:
7. Mencegah aktivitas pemicu nyeri Masalah Risiko perilaku
R/ pasien kooperatif kekerasan teratasi sebagian
8. Mendukung menerapkan strtaegi P: Intervensi dilanjutkan
16.00
pengendalian marah dan ekpresi  Kontrak waktu untuk
secara adapitf melanjutkan intervensi
16.15
R/ klien mengikuti perawat  Identifikasi penyebab
dengan belajar memukul bantal kemarahan
atau kasur  Identifikasi harapan
9. Menganjurkan meminta bantuan perilaku terhadap
perawat selama ketegangan ekspresi kemarahan dan
meningkat lakukan tindakan
R/ Pasien mengatakan kadang sebelum agrsif
16.35
marah-marah dengan suara keras  Monitor potensi agresi
tidak suka saat di senggol tidak konstruktif
temannya, jika temannya ribut di  Gunakan pendekatan
malam hari waktu beristirahat yang tenang dan
pasien mengatakan dirinya emosi meyakinkan
dengan menunjuk – nunjuk rasa  Fasilitasi
ingin menonjok temannya mengekspresikan marah
10. Mengajarkan strategi untuk secara adaptif
mencegah marah secara  Cegah kerusakan fisik
maladaptif akibat ekspresi marah
17.00 R/ membantu pasien mengontrol  Cegah aktivitas pemicu
marah dengan menghindari orang agresi
lain yang tidak disukainya  Dukung menerapkan
strategi pengendalian
marah dan ekspresi
amarah adaptif
 Anjurkan meminta
bantuan perawat selama
ketegangan meningkat
Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi
marah secara maladaptif
03-03- 1. Mengidentifikasi penyebab marah S:
2022
R/ Pasien mengatakan kadang - Pasien mengatakan
Jum’at
14.20 marah-marah dengan suara keras kadang marah-marah
tidak suka saat di senggol dengan suara keras tidak
temannya, jika temannya ribut di suka saat di senggol
malam hari waktu beristirahat temannya, jika temannya
pasien mengatakan dirinya emosi ribut di malam hari
dengan menunjuk – nunjuk rasa waktu beristirahat pasien
ingin menonjok temannya mengatakan dirinya
2. Identifikasi harapan perilaku emosi dengan menunjuk
14.40 terhadap ekspresi kemarahan dan – nunjuk rasa ingin
lakukan tindakan sebelum agrsif menonjok temannya
R/ pasien mengatakan harapan - Pasien mengatakan
ketika setelah meluapkan mampu mengontrol
marahnya klien bisa tenang marah dengan latihan
3. Memonitor potensi agresi tidak nafas dalam dan
15.00 konstruktif memukul bantal atau
R/ pasien dapat mencederai Kasur, meminta dengan
dirinya sendiri serta orang lain baik menolak dengan
4. Menggunakan pendekatan yang baik
15.15
tenang dan meyakinkan
R/ pasien tampak percaya dengan O:
perawat - Pasien tampak duduk
5. Fasilitasi mengekspresikan marah tenang
15.30
secara adaptif - Pasien kooperatif
R/ klien diajarkan - Pasien mampu
mengekpresikan marah dengan melakukan cara
meminta dengan baik, menolak mengontrol meminta
dengan baik dengan baik menolak
6. Mencegah kerusakan fisik akibat dengan baik
15.45 ekpresi marah - Pasien tampak berbicara
R/ pasien tampak diam dan dengan nada tinggi
tenang
7. Mencegah aktivitas pemicu nyeri A:
16.00 R/ pasien kooperatif Masalah Risiko perilaku
8. Mendukung menerapkan strtaegi kekerasan teratasi sebagian
16.15 pengendalian marah dan ekpresi P: Intervensi dilanjutkan
secara adapitf  Kontrak waktu untuk
R/ klien mengikuti perawat melanjutkan intervensi
mengekpresikan marah dengan  Identifikasi penyebab
meminta dengan baik, menolak kemarahan
16.35
dengan baik  Identifikasi harapan
9. Menganjurkan meminta bantuan perilaku terhadap
perawat selama ketegangan ekspresi kemarahan dan
meningkat lakukan tindakan
R/ Pasien mengatakan kadang sebelum agrsif
17.00
marah-marah dengan suara keras  Monitor potensi agresi
tidak suka saat di senggol tidak konstruktif
temannya, jika temannya ribut di  Gunakan pendekatan
malam hari waktu beristirahat yang tenang dan
pasien mengatakan dirinya emosi meyakinkan
dengan menunjuk – nunjuk rasa  Fasilitasi
ingin menonjok temannya mengekspresikan marah
10. Mengajarkan strategi untuk secara adaptif
mencegah marah secara  Cegah kerusakan fisik
maladaptif akibat ekspresi marah
17.15 R/ membantu pasien mengontrol  Cegah aktivitas pemicu
marah dengan menghindari orang agresi
lain yang tidak disukainya  Dukung menerapkan
strategi pengendalian
marah dan ekspresi
amarah adaptif
 Anjurkan meminta
bantuan perawat selama
ketegangan meningkat
 Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi
marah secara maladaptif
04-03- 1. Mengidentifikasi penyebab marah S:
2022
R/ Pasien mengatakan kadang - Pasien mengatakan
Sabtu
07.30 marah-marah dengan suara keras kadang marah-marah
tidak suka saat di senggol dengan suara keras tidak
temannya, jika temannya ribut di suka saat di senggol
malam hari waktu beristirahat temannya, jika temannya
pasien mengatakan dirinya emosi ribut di malam hari
dengan menunjuk – nunjuk rasa waktu beristirahat pasien
ingin menonjok temannya mengatakan dirinya
2. Identifikasi harapan perilaku emosi dengan menunjuk
terhadap ekspresi kemarahan dan – nunjuk rasa ingin
07.50
lakukan tindakan sebelum agrsif menonjok temannya
R/ pasien mengatakan harapan - Pasien mengatakan
ketika setelah meluapkan mampu mengontrol
marahnya klien bisa tenang marah dengan latihan
3. Memonitor potensi agresi tidak nafas dalam dan
konstruktif memukul bantal atau
08.10
R/ pasien dapat mencederai Kasur, meminta dengan
dirinya sendiri serta orang lain baik menolak dengan
4. Menggunakan pendekatan yang baik, berdoa
tenang dan meyakinkan
08.30
R/ pasien tampak percaya dengan O:
perawat - Pasien tampak duduk
5. Fasilitasi mengekspresikan marah tenang
secara adaptif - Pasien kooperatif
R/ klien diajarkan - Pasien mampu
08.50 mengekpresikan marah dengan melakukan cara
berdoa mengontrol dengan
6. Mencegah kerusakan fisik akibat berdoa
ekpresi marah - Pasien tampak berbicara
R/ pasien tampak diam dan dengan nada tinggi
09.00
tenang
7. Mencegah aktivitas pemicu nyeri A:
R/ pasien kooperatif Masalah Risiko perilaku
8. Mendukung menerapkan strtaegi kekerasan teratasi sebagian
pengendalian marah dan ekpresi P: Intervensi dilanjutkan
09.20
secara adapitf  Kontrak waktu untuk
09.35
R/ klien mengikuti perawat melanjutkan intervensi
mengekpresikan marah dengan  Identifikasi penyebab
berdoa kemarahan
9. Menganjurkan meminta bantuan  Identifikasi harapan
perawat selama ketegangan perilaku terhadap
meningkat ekspresi kemarahan dan
R/ Pasien mengatakan kadang lakukan tindakan
09.50 marah-marah dengan suara keras sebelum agrsif
tidak suka saat di senggol  Monitor potensi agresi
temannya, jika temannya ribut di tidak konstruktif
malam hari waktu beristirahat  Gunakan pendekatan
pasien mengatakan dirinya emosi yang tenang dan
dengan menunjuk – nunjuk rasa meyakinkan
ingin menonjok temannya  Fasilitasi
10. Mengajarkan strategi untuk mengekspresikan marah
mencegah marah secara secara adaptif
maladaptif  Cegah kerusakan fisik
R/ membantu pasien mengontrol akibat ekspresi marah
10.15
marah dengan menghindari orang  Cegah aktivitas pemicu
lain yang tidak disukainya agresi
 Dukung menerapkan
strategi pengendalian
marah dan ekspresi
amarah adaptif
 Anjurkan meminta
bantuan perawat selama
ketegangan meningkat
 Ajarkan strategi untuk
mencegah ekspresi
marah secara maladaptif

Anda mungkin juga menyukai