Resume 6 PKDP - Siti Nur Anisa Putri (20129077)
Resume 6 PKDP - Siti Nur Anisa Putri (20129077)
PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN
DALAM PENDIDIKAN 1
TENTANG
KEUTAMAAN DARI SIKAP TAAT DAN BAHAYA YANG
DAPAT DITIMBULKAN DARI MAKSIAT
Dosen Pembimbing :
Asdi Wirman, S.Pd.I., M.Pd
TAHUN PELAJARAN
2021
A. Keutamaan Dari Sikap Taat
Menurut bahasa, taat artinya mau menerima, mengikuti atau melaksanakan. Adapun
menurut istilah, taat adalah menerima dan melaksanakan semua yang diperintahkan
Allah Swt. dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara kamu. Kemudian, jika
kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-
Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa/4:
59)
1. Pentingnya sikap perilaku taat kepada Allah Swt., antara lain disebabkan agar:
2. Bentuk perilaku taat kepada Allah Swt. Taat terbagi ke dalam dua bentuk,
yaitu :
a. Taat kepada Allah, yaitu patuh melaksanakan segala perintah Allah
dan menghindari larangan-Nya.
b. Taat kepada sesama manusia, yaitu melaksanakan perintah atau
kehendak manusia yang tidak bertentangan dengan hukum allah dan
Rasul-Nya.
3. Nilai-nilai positif dari perilaku taat. Di antara nialai-nilai luhur taat ialah
sebagai berikut :
a. Membimbing pelakunya senantiasa memegang teguh keimanan
kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.
b. Menjaga segala ucapan dan perbutan pelakunya agar sesuai denga
apa yang diperintahkan Allah Swt. dan Rasul-Nya.
c. Menumbuhkan sikap mawas diri dan berhati-hati, sehingga segala
ucapan dan perbutannya terpelihara dari perilaku keji dan mungkar.
4. Terbiasa berperilaku taat kepada Allah Swt. Untuk dapat membisakan diri
bersikap perilaku taat kepada Allah Swt. hendaknya kamu perhatikan beberapa
hal berikut :
a. Biasakan bergaul dengan orang-orang yang memiliki sifat taat
kepada Allah Swt.
b. Biasakan menghindari sikap perilaku maksiat, keji dan mungkar.
c. Laksanakan segala perintah Allah Swt dan jauhi segala larangan-
Nya.
d. Mulailah membiasakan diri bersikap taat kepada Allah Swt dari
sekarang.
✓ Pertama, maksiat adalah penghalang dari ilmu. Karena ilmu adalah cahaya yang
Allah tanamkan dalam hati, sedangkan maksiat memadamkan cahaya. Ketika Imam
al-Syafi‘i duduk dan membaca di hadapan Imam Mâlik, Imam Malik kagum dengan
kecerdasan dan pema hamannya yang sempurna. Sang guru pun berkata, “Kelihatan
nya, Allah telah menanamkan cahaya dalam hatimu. Karena itu, janganlah kau
padamkan cahaya itu dengan kegelapan maksiat!”
✓ Ketiga, perasaan jauh dari Allah, dan hal ini tentu tidak bisa digantikan dengan
nikmat apa pun. Nikmat iman adalah sesuatu yang hanya dapat dirasakan oleh orang
yang kalbunya hidup. Luka tentu tidak menyakitkan bagi orang yang mati.
✓ Keempat, perasaan jauh dari makhluk, terutama dari orang-orang saleh. Pelaku
maksiat akan merasa ada jarak antara dirinya dan mereka. Ketika perasaan ini makin
kuat, ia makin jauh dari mereka dan tidak lagi duduk bersama mereka sehingga tidak
bisa meraih manfaat dari mereka. Perasaan terasing makin lama makin kuat sampai
akhirnya juga menimpa hubungan dirinya dengan istri, anak, serta kerabatnya. Ia
bahkan merasakan kesendirian dan kehampaan hingga membenci diri sendiri.
✓ Kelima, urusan menjadi sulit. Ketika hendak menyelesaikan urusannya, pelaku
maksiat mengalami jalan buntu dan kesulitan. Urusan orang yang bertakwa dijadikan
mudah oleh Allah, sementara urusan orang yang menanggalkan ketakwaan dibuat
susah. Sungguh mengherankan jika manusia mendapati seluruh pintu kebaikan
tertutup baginya dan jalan-jalannya menjadi buntu, namun ia tidak juga menyadari
penyebabnya.
✓ Keenam, kegelapan yang dirasakan dalam jiwa sama pekatnya dengan malam.
Gelapnya maksiat yang menyelimuti hati tak ubahnya seperti kegelapan yang dialami
mata. Karena ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah kegelapan. Semakin
gelap hati mereka, semakin tercampak diri mereka dalam kebingungan. Mereka tak
ubahnya seperti orang buta yang keluar di kegelapan malam sendirian.
✓ Ketujuh, lemahnya kalbu dan tubuh. Kelemahan kalbu menjadi nyata, bahkan maksiat
dapat terus melemahkannya hingga membunuhnya. Adapun kelemahan tubuh terjadi
karena kekuatan mukmin terletak di kalbunya. Ketika kalbu menguat, tubuh pun
menguat demikian pula sebaliknya.
✓ Delapan, terhalang dari ketaatan. Kalaupun dosa tidak berakibat siksa, ia dapat
menjadi penghalang ketaatan dan menutup jalan menuju ketaatan lain. Dengan
berbuat dosa, seseorang mungkin menutup jalan ketaatan yang ketiga, keempat, dan
seterusnya. Akibat dosa, begitu banyak jalan ketaatan terputus, padahal setiap
ketaatan lebih baik daripada dunia dan seisinya. Keadaan pendosa ini bagaikan orang
yang telah menyantap makanan yang membuatnya sakit berkepanjangan sehingga
tidak bisa menyantap banyak makanan nikmat lainnya. Semoga Allah melindungi kita
dari hal ini.
https://www.bacaanmadani.com/2016/09/pengertian-taat-dan-pentingnya-taat.html?m=1
https://www.alirsyad.or.id/8-dampak-perbuatan-maksiat/
https://bincangsyariah.com/khazanah/11-dampak-buruk-yang-ditimbulkan-maksiat/