Anda di halaman 1dari 83

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT


JAHE TERHADAP TINGKAT NYERI ASAM URAT
PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS BAREBBO KABUPATEN BONE

ANDI AINUR AISYAH


22006081

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
Makassar
2022
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
JAHE TERHADAP TINGKAT NYERI ASAM URAT
PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS BAREBBO KABUPATEN BONE

ANDI AINUR AISYAH


22006081

Hasil Penelitian Ini Diajukan


Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh gelar
sarjana keperawatan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR
Makassar
2022

PERNYATAAN PERSETUJUAN

i
Skripsi dengan judul : “ Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap

Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Barebbo Kabupaten Bone.“ telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

dan disetujui untuk di perbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Makassar.

Makassar, September 2022

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Esse Puji Pawenrusi, SKM, M.Kes Nurfitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Muhammad Sahlan Zamaa, Ns., Sp.Kep.M.B

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi dengan judul : “Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap

Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Barebbo Kabupaten Bone “ telah Dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar Pada

Tanggal September 2022.

Ketua : Hj. Esse Puji Pawenrusi, SKM, M.Kes (……………….…)

Sekertaris : Nurfitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep (……….…………)

Anggota : Muhammad Sahlan Zamaa, Ns., Sp.Kep.M. B (….……………....)

Nurleli, SKM, M.Kes (.…………………)

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Andi Ainur Aisyah

Nim : 22006081

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis dengan judul

“Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat

Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone “ benar

benar merupakan hasil karya sendiri bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, September 2022

Yang menyatakan

( Andi Ainur Aisyah )

iv
ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Asam


Urat Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten
Bone
ANDI AINUR AISYAH

( Dibimbing oleh : Esse Puji Pawenrusi dan Nurfitri )

Asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan tingginya kadar purin di


dalam darah. Salah satu Penanganan terapi non Farmakologi adalah dengan
pemberian kompres hangat jahe merah yang dapat mengurangi nyeri pada sendi.
Efek panas dari kompres hangat jahe merah akan menyebabkan vasodilatasi
pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tubuh. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap
Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Barebbo
Kabupaten Bone.
Metode penelitian ini menggunakan observasional deskriptif dengan penelitian
kuantitatif dengan metode Quasi Eksperimental dengan rancangan penelitian one
group pre test – post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang
mengalami asam urat di wilayah kerja UPT Puskesmas Barebbo Kecamatan
Barebbo Kabupaten Bone.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji wilcoxon menunjukkan
bahwa nilai value atau nilai Asymp. Sig. ( 2 – tailed ) setelah perlakuan adalah
sebesar 0,00 < 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa Hipotesis di terima yang
berarti ada perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat di simpulkan bahwa terdapat
pengaruh kompres hangat jahe merah terhadap penurunan tingkat nyeri asam urat
pada lansia dan di harapkan tindakan kompres hangat jahe merah bisa di terapkan
menjadi salah satu alternative tindakan intervensi dalam menurunkan tingkat nyeri
pada penderita asam urat.

Kata Kunci : Kompres Hangat Jahe Merah, Nyeri Asam Urat, Lansia.
Daftar Pustaka : 36 ( 2015 – 2022 ).

v
ABSTRACT

The Effect of Warm Ginger Compress on Gout Pain Levels in the Elderly in
the Work Area of UPT Puskesmas Barebbo, Bone Regency

ANDI AINUR AISAH

(Supervised by: Esse Puji Pawenrusi and Nurfitri)

Gout is a disease caused by high levels of purines in the blood. One of the
non-pharmacological treatment treatments is by giving warm red ginger
compresses which can reduce joint pain. The hot effect of a warm red ginger
compress will cause vasodilation of blood vessels and increase blood flow to the
body. The purpose of this study was to determine the effect of giving warm ginger
compresses to the level of uric acid pain in the elderly in the Work Area of Upt
Puskesmas Barebbo, Bone Regency.
This research method uses descriptive observational with quantitative research
with Quasi Experimental method with a research design of one group pre test -
post test design. The samples in this study were elderly people with gout in the
working area of UPT Puskesmas Barebbo, Barebbo District, Bone Regency.
The results of this study indicate that the Wilcoxon test results indicate that
the value of value or Asymp value. Sig. (2 - tailed) after treatment is 0,00 < 0.05,
so it can be concluded that the hypothesis is accepted which means there is a
difference between before and after treatment.
Based on the results of this study, it can be concluded that there is an effect of
red ginger warm compresses on reducing gout pain levels in the elderly and it is
hoped that non-pharmacological actions of red ginger warm compresses can be
applied as an alternative intervention in reducing pain levels in gout sufferers.

Keywords: Red Ginger Warm Compress, Gout Pain, Elderly.


Bibliography: 36 ( 2015 – 2022 ).

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab atas Rahmat dan

Taufiq-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan judul

“Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat

Pada Lansia Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

Ayahanda A. Baharuddin dan Ibunda Hj. Hanatuo, S.Pd. SD yang senantiasa

selalu mendoakan, memberikan nasehat dan dorongan serta telah banyak

berkorban agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik, dan semoga

Allah SWT membalasnya dengan Rahmat, Rahim, keberkahan yang berlimpah,

dan juga kebahagiaan hidup dunia akhirat.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Esse Puji Pawenrusi,

SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Nurfitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku

pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dengan

penuh kesabaran serta kasih sayang sehingga hasil penelitian ini dapat

diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad

Sahlan Zamaa, Ns, Sp.Kep.M.B dan Ibu Nurleli, SKM, M. selaku tim penguji.

Serta Bapak Abdul Razak, A.Md. Kom dan Ibu Hardianti Naim, S.Kep., Ns.

Selaku tim pengelola.

Demikian pula ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Ibu A. Indri Damayanti Asa’ad Lantara, SH, M.Adm, SDA selaku Ketua

Yayasan Pendidikan Makassar.

vii
2. Ibu Esse Puji Pawenrusi, SKM, M,Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIK) Makassar.

3. Bapak Abdullah Sebe, S.Sos, M.Kes selaku Kepala UPT BLUD

Puskesmas Baje, Kabupaten Bone.

4. Bapak Muhammad Sahlan Zamaa, Ns, Sp.Kep.M.B selaku Ketua Program

Studi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar.

5. Ibu Chitra Dewi, SKM, M.Kes selaku penasehat akademik.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan mengajarkan penulis

selama perkuliahan yang sangat bermanfaat bagi penulis, serta staf

akademik yang telah banyak membantu.

7. Keluarga besar Civitas Akademika STIK Makassar yang telah mendukung

secara moril dan materil dalam penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Kelas Non-Reguler D Ilmu Keperawatan

Makassar 2020 yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan kuliah

tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini masih banyak

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun demi penyempurnaan

hasil penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bone, September 2022

Penulis

Andi Ainur Aisyah

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR SKEMA ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

A. Tinjauan Umum Tentang Lansia .................................................. 7

B. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat ........................................... 9

C. Tinjauan Umum Tentang Nyeri .................................................... 18

D. Tinjauan Umum Tentang Jahe ...................................................... 25

E. Tinjauan Umum Tentang Kompres Hangat ................................ 31

ix
BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................. 42

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Di Teliti .................................... 42

B. Pola Pikir Variabel Yang Di Teliti ................................................ 43

C. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ................................ 43

D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 45

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 46

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 46

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................ 46

C. Populasi Dan Sampel ...................................................................... 46

D. Pengelolahan Data .......................................................................... 49

E. Analisa Data .................................................................................... 49

F. Penyajian Data ................................................................................ 50

G. Etika Penelitian ............................................................................... 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 52

A. Hasil Penelitian .................................................................................. 52

B. Pembahasan ....................................................................................... 55

BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 63

A. Kesimpulan ........................................................................................ 63

B. Saran ................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................................... 69

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komponen volatil dan nonvolatil Rimpang Jahe ..............................30

Tabel 2 Hasil sintesa penelitian ......................................................................36

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan penderita lansia di desa Cingkang

kecamatan barebbo kabupaten bone ..................................................52

Tabel 4 Analisa Univariat responden berdasarkan penderita lansia di desa

cingkang kecamatan barebbo kabupaten bone ..................................53

Tabel 5 analisa bivariate responden berdasarkan penderita lansia di desa

cingkang kecamatan barebbo kabupaten bone ..................................54

xi
DAFTAR SKEMA

Skema 1 kerangka konsep gambaran variabel ................................................42

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ......................................................................................69

Lampiran 2 SOP ( Standart Operasional Prosedur ) .........................................71

Lampiran 3 Lembar Observasi Responden ......................................................73

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .....................................74

Lampiran 5 Pengukuran Skala Nyeri ...............................................................75

Lampiran 6 Master Tabel .................................................................................77

Lampiran 7 SPSS ..............................................................................................79

Lampiran 8 Surat Penelitian .............................................................................91

Lampiran 9 Dokumentasi penelitian ................................................................93

xiii
DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Arti

WHO Word Health Organization

OAINS Obat Anti Inflamasi Nonsteroid

CDC Centers For Disease Control

MSU Monosodium Urat

MTP – 1 Metatarsofangaleal – 1

IASP Internasional Association For Study Of Pain

NRS Numeric Rating Scale

VAS Visual Analog Scale

VRS Verbal Rating Scale

FAS Faces Analog Scale

SOP Standart Operasional Prosedur

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Numerik Rating Scale ........................................................................21

Gambar 2 Visual Analogue Scale ........................................................................22

Gambar 3 Verbal Rating Scale .............................................................................22

Gambar 4 Faces Pain Rating Scale ......................................................................23

Gambar 5 Jahe Putih / Gajah ................................................................................26

Gambar 6 Jahe Putih Kecil ...................................................................................27

Gambar 7 Jahe Merah ..........................................................................................28

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat merupakan penyakit yang di akibatkan tingginya kadar

purin di dalam darah. Asam urat disebabkan adanya penumpukan kristal -

kristal yang merupakan hasil akhir dari purin, dimana ginjal itu tidak

mampu mengeluarkan asam urat melalui urin sehingga membentuk Kristal

– Kristal yang berada dalam cairan sendi sehingga menyebabkan penyakit

nyeri asam urat (Pistanty & Nuur, 2021). Asam urat sering terjadi pada

lansia, hal ini ditandai dengan adanya hiperurisemia atau peningkatan

asam urat di dalam tubuh seseorang (Ilham, 2020).

Menurut WHO ( World Health Organization, 2019 ) terdapat

Prevalensi gout di dunia mengalami kenaikan dengan jumlah sebanyak

1370 ( 33,3 % ), osteoarthritis dengan jumlah sebanyak 1360 ( 33,0 % ),

dan back and neck pain dengan jumlah sebanyak 1380 ( 30,0 % ) . (WHO,,

2020). Berdasarkan prevalensi di korea selatan terdapat semua usia antara

2007-2015 dengan jumlah prevalensi sebanyak 0,76 % penderita asam

urat. Sedangkan di Amerika Serikat prevalensi antara 2015-2016 terdapat

usia dewasa sebanyak 3,9 % ( 5,2 % pada pria, 2,7 % pada wanita

penderita asam urat. Dan di Cina prevalensi antara 2000 - 2016 terdapat

semua usia dengan 1,1 % ( 1,7 % pada pria, 0,5 % pada wanita yang

penderita asam urat (Dehlin et al., 2020).

16
Hasil riskesdas tahun 2018 tercatat bahwa prevalensi penyakit sendi di

Indonesia berdasarkan wawancara diagnosis dokter sebanyak ( 7,3 % ).

Seiring dengan bertambahnya umur, demikian juga yang diagnosis dokter

prevalensi tertinggi pada umur ≥ 75 tahun sebanyak ( 18,9 % ).

Prevalensi berdasarkan umur yang didiagnosis dokter lebih tinggi dari

pada perempuan sebanyak ( 8,5 % ) di banding pada laki – laki sebanyak (

6.1 % ) (Riskesdas, 2018).

Pravelensi penyakit sendi ( asam urat ) berdasarkan diagnosis Dokter

pada penduduk umur ≥ 15 tahun menurut Kabupaten / Kota yaitu Provinsi

Sulawesi selatan terdapat pravelensi penyakit sendi yaitu sebanyak 6, 39 %

dan yang tertinggi di kabupaten Sinjai sebanyak ( 11, 65 % ). Sedangkan

prevalensi penyakit sendi tertinggi pada kelompok umur 65 – 74 tahun

sebanyak ( 17,1 % ), berjenis kelamin perempuan sebanyak ( 7,43 % ),

pendidikan tidak / belum pernah sekolah sebanyak ( 11, 37 % ), tidak

bekerja sebanyak ( 8,57 % ), dan tempat tinggal di perkotaan sebanyak (

6,56 % ) (RISKESDAS, 2018). Berdasarkan Laporan data awal di wilayah

kerja UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone angka kejadian asam urat

pada tahun lalu 2021 di dapatkan populasi masyarakat penderita asam urat

pada lansia sebanyak 55 orang berdasarkan laporan petugas lansia tahun

2021, sedangkan di dapatkan jumlah penderita asam urat pada lansia

sebanyak 66 orang berdasarkan laporan petugas lansia tahun 2022.

Dampak asam urat adalah timbulnya suatu penyakit tidak menular

seperti nyeri radang sendi, diabetes melitus, stroke, serta hipertensi

17
disebabkan oleh bertambahnya usia seseorang. Dimana semakin

bertambah usia seseorang itu maka seluruh sistem organ mengalami

sebuah penurunan (Merliana et al., 2019).

Dampak nyeri yang bisa muncul seperti nyeri yang tidak tertahankan,

pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian. Sendi yang

paling sering terserang yaitu jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari

kaki.

Cara yang bisa menurunkan derajat nyeri asam urat yaitu dengan

menggunakan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. dimana

tindakan terapi farmakologi diantaranya dengan memberikan obat

analgesic seperti obat anti radang serta nonsteroid (OAINS) sebagai

penurun nyeri, sedangkan jika diberikan terapi kompres hangat jahe merah

adalah tindakan non farmakologi (Ilham, 2020).

Kompres hangat akan menimbulkan rasa panas, maka respon tubuh

secara fisiologis antara lain bisa menstabilkan darah yang kental, otot

menjadi rileks , keseimbangan metabolisme jaringan, menumbuhkan rasa

kenyamanan dan mengurangi suatu kecemasan, Bahan alami yang cocok

untuk menimbulkan sensasi hangat salah satunya adalah jahe merah.

Dimana mengandung beberapa komponen seperti pati sebanyak (52,0 %),

minyak astiri sebanyak (3, 9 %), serta saripati yang tercampur di dalam

alkohol sebanyak ( 9,93 %) lebih banyak dari jahe gajah serta jahe emprit.

Jahe merah bersifat pahit, pedas serta aromatic yang berasal dari olerasin

yaitu gingerol, zingeron dan shogaol. Dimana terdapat anti radang dari

18
olerasin, antioksidan yang kuat serta anti nyeri. Sehingga olerasin atau

zgeron ini berguna untuk menghambat sintesis prostaglandin hingga

mampu untuk mengurangi nyeri sendi ataupun ketegangan otot (Syamsu,

2017).

Kompres hangat jahe memberikan efek panas dan pedas dari jahe

tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah

sehingga terjadi peningkatan pada sirkulasi darah dan menyebabkan

penurunan nyeri dengan menyingkirkan produk – produk inflamasi seperti

bradikinin, histamine dan prostaglandin yang menimbulkan nyeri, panas

yang akan merangsang sel saraf menutup sehingga transmisi impuls nyeri

ke medulla spinalis dan otak dapat di hambat (Radharani, 2020).

Berdasarkan hasil pemaparan latar belakang diatas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian karena terjadi peningkatan dari tahun 2021-

2022 dan banyaknya jumlah penderita asam urat tentang Pengaruh

Kompres Hangat Jahe terhadap nyeri asam urat pada lansia di wilayah

Kerja UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut “Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe

Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT

Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

19
Untuk di ketahui Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe

Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Tingkat Nyeri Sebelum Pemberian Kompres

Hangat Jahe Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Barebbo Kabupaten Bone.

b. Untuk Mengetahui Tingkat Nyeri Sesudah Pemberian Kompres

Hangat Jahe Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas

Barebbo Kabupaten Bone.

c. Untuk Mengetahui Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe

Pada Lansia Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Barebbo

Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Pada penelitian ini di harapkan dapat memperkaya ilmu

pengetahuan dan memberi sumbangan ilmu serta merupakan salah

satu bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Institusi

Pada Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

institusi yang terkait sebagai salah satu sumber informasi, bahan

bacaan dan masukan serta pengembangan ilmu pengetahuan di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar.

20
3. Manfaat Praktis

Sebagai tambahan informasi mengenai peran perawat sehingga

dapat dilakukan evaluasi mengenai Pengaruh Pemberian Kompres

Hangat Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia.

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat

terurtama orang tua untuk menambah pengetahuan tentang Pengaruh

Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat

Pada Lansia.

21
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lansia

1. Definisi

Pada masa usia lanjut, seseorang akan mengalami suatu perubahan

biologis, fisik, dan sosial. Perubahan tersebut akan memberikan

pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, seperti kesehatannya. Karena

itu, kesehatan usia perlu mendapat perhatian khusus, termasuk faktor

gizi atau nutrisi. Kebutuhan gizi pada usia berbeda dengan kebutuhan

gizi pada usia muda. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang

pada masa usia selain berguna untuk kelangsungan hidup layak juga

bermanfaat untuk mencegah kemungkinan timbulnya penyakit

degenerative dan penyakit lain yang umum terjadi pada usia. Dengan

pengaturan nutrisi kesehatan yang baik sehingga dapat menjalankan

kegiatan bisa menjalankan kegiatan secara normal (Saputri, 2020).

Lansia adalah dibedakan menjadi dua jenis yaitu lansia kronologis

( kalender ) dan lansia biologis. Lansia kronologis mudah diketahui

dan dihitung, sedangkan lansia biologis itu berpatokan pada keadaan

jaringan tubuh. Individu yang berusia muda tetapi secara biologis

dapat tergolong lansia jika dilihat dari keadaan jaringan tubuh nya.

Lanjut usia merupakan proses alamiah yang berkisinambungan yang

mengalami perubahan anatomi, fisiologis, dan biokimia pada jaringan

22
atau organ yang pada akhirnya memengaruhi keadaan fungsi dan

kemampuan tubuh secara keseluruhan (Listiani, 2020).

2. Batas usia lansia

Berikut ini adalah batasan – batasan pada usia lansia, menurut WHO

ada empat tahapan usia lansia yaitu:

a. Usia pertengahan ( Middle age ) dengan usia 45 – 59 tahun.

b. Lanjut usia tua ( old ) dengan usia 75 – 90 tahun.

c. Usia sangat tua ( Very old ) dengan usia > 90 tahun.

Sedangkan menurut Depkes RI ( 2013 ) batasan umur lansia

dikategorikan sebagai berikut :

1) Pralansia, yaitu seseorang yang berusia antara usia 45 – 59

tahun.

2) Lansia, yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia resiko tinggi, yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau

lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lansia potensial, yaitu lansia yang masih mampu melakukan

suatu pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan

barang / jasa.

5) Lansia tidak potensial, yaitu lansia yang tidak berdaya mencari

nafkah sehingga hidupnya hanya bergantung pada bantuan orang

lain (Listiani, 2020).

23
3. Tipe – tipe lansia

Tipe lansia tergantung pada karakter pengalaman hidup,

lingkungan, kondisi fisik, mental, social, dan ekonomi. Tipe tersebut

diantaranya adalah :

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, penyesuaian diri dengan

perubahan zaman, yang mempunyai kesibukan, bersikap ramah

rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan

menjadi panutan.

b. Tipe mandiri

Menggantikan kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi

undangan.

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan hingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik,

dan banyak menuntut.

d. Tipe bingung

Yaitu Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,

minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh (Saputri, 2020).

B. Tinjauan Umum Tentang Asam Urat

1. Definisi

24
Asam urat merupakan asam yang berbentuk Kristal yang

merupakan hasil dari pemecahan purin. Secara alamiah, purin ada

dalam tubuh dan dalam makanan dari tanaman seperti (sayur, buah,

kacang - kacangan) maupun dari hewan seperti ( daging, jeroan, ikan

sarden). Menurut CDC (2020), asam urat merupakan bentuk umum

dari radang sendi yang sangat menyakitkan. Biasanya memengaruhi

satu sendi pada satu waktu (sering kali sendi jempol kaki). Serangan

nyeri asam urat yang berulang bisa menyebabkan artritis gout yakni

suatu bentuk radang sendi yang memburuk (Madyaningrun et al.,

2020).

Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit pirai

atau penyakit gout ( arthritis gout ) merupakan penyakit sendi yang

disebabkan oleh tingginya asam urat di dalam darah. Kadar asam urat

yang tinggi di dalam darah yang melebihi batas normal menyebabkan

penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi kaku, nyeri, dan

meradang (Okayanti, 2021).

Asam urat adalah hasil metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya

tidak boleh berlebihan, setiap orang memiliki asam urat di dalam

tubuhnya, karena setiap metabolisme normal akan di hasikan asam urat

sedangkan pemicunya adalah faktor makanan dan senyawa lain yang

banyak mengandung purin. Purin di temukan pada semua makanan

yang mengandung protein. Sangat tidak mungkin untuk menyingkirkan

semua makanan yang mengandung protein. Diet rendah purin juga

25
membatasi lemak, karena lemak cenderung membatasi pengeluaran

asam urat. Apabila penderita asam urat tidak mampu melakukan diet

rendah purin, maka akan terjadi penumpukan kristal asam urat pada

sendi bahkan bisa pada ginjal yang dapat menyebabkan batu ginjal

(Nurhayati, 2018).

2. Klasifikasi

Klasifikasi asam urat ( Hidayah, 2015 ).

a. Asam urat akut

Serangkaian pertama biasanya terjadi antara umur 40 – 60 tahun

pada laki – laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Sebelum 25

tahun merupakan suatu bentuk tidak lazim gout arthritis, yang

mungkin merupakan manifestasi adanya gangguan enzimetik

spesifik, penyakit ginjal atau penggunaan siklosporin, pada 85 – 90

% kasus. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi yang

sangat akut dan bisa timbul sangat cepat dalam waktu singkat.

Pasien tidur tanpa gejala apapun, kemudian bisa bangun tidur

terasa sakit yang hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan berupa

nyeri, bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik yang

berupa demam, menggigil dan merasa lelah. Faktor pencetus

serangan akut antara lain trauma lokal, diet tinggi purin, minum

alkohol, kelelahan fisik, stress, tindakan operasi, pemakaian

deuretik, pemakaian obat yang meningkatkan atau menurunkan

suatu asam urat.

26
b. Stadium interkritika

Stadium ini yang merupakan kelanjutan stadium gout akut,

dimana secara klinik tidak muncul tanda – tanda radang akut,

meskipun pada aspirasi cairan sendi masih ditemukannya Kristal

urat, yang menunjukkan proses kerusakan sendi yang terus

berlangsung progresif. Stadium ini bisa berlangsung beberapa

tahun sampai dengan 10 tahun tanpa serangan akut, dan tanpa

tatalaksana yang adekuat akan berlanjut ke stadium gout kronik.

c. Asam Urat Kronik

Stadium ini ditandai dengan adanya tofi dan terdapat di

poliartikuler, dengan predileksi cuping telinga, dan jari tangan.

Tofi sendiri tidak menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi suatu

inflamasi di sekitarnya, dan menyebabkan destruksi yang progresif

pada sendi serta dapat menimbulkan deformitas. Tofi juga sering

pecah dan sulit sembuh, serta terjadi infeksi sekunder. Kecepatan

pembentukan deposit tofus tergantung beratnya dan lamanya

hiperurisemia, dan akan diperberat oleh gangguan fungsi ginjal

dan penggunaan diuretic (Wali Zhaka, 2019).

3. Penyebab Gout Arthritis

Penyebab dari arthritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat

medikasi, obesitas konsumsi purin dan alkohol. Laki – laki memiliki

tingkat serum asam urat lebih tinggi dari pada wanita, yang

meningkatkan resiko mereka terserang arthritis gout. Perkembangan

27
arthritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria di

bandingkan wanita. Namun angka suatu kejadian arthritis gout

menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah berusia 60 tahun.

Prevalensi arthritis gout pada laki – laki meningkat dengan

bertambahnya suatu usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84

tahun (Widyanto, 2017).

Wanita megalami peningkatan resiko arthritis gout setelah

menopause, kemudian resiko mulai meningkat pada usia 45 tahun

dengan penurunan level estrogen karena memiliki efek urikosurik, hal

ini menyebabkan arthritis gout jarang terjadi pada wanita muda.

Pertambahan usia merupakan faktor resiko penting pada pria dan

wanita hal ini kemungkinan dapat di sebabkan banyak faktor, seperti

peningkatan kadar asam urat serum ( penyebab yang paling sering

yaitu karena adanya penurunan fungsi ginjal ), peningkatan obat

diuretic, dan obat lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat serum

(Widyanto, 2017).

4. Fatofisiologi

Penyakit asam urat merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi

yang paling sering ditemukan di masyarakat, ditandai dengan adanya

penumpukan Kristal Monosodium urat didalam ataupun disekitar

persendian.

Jumlah kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan

antara suatu produksi (10 % pasien) dan ekskresi (90 % pasien). Bila

28
keseimbangan ini terganggu maka dapat menyebabkan terjadinya suatu

peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut dengan

hiperurisemia.

Selain itu kadar asam urat dalam serum yang merupakan hasil

keseimbangan antara produksi dan sekresi, dan ketika terjadi

ketidakseimbangan dua proses tersebut maka terjadi hiperurisemia,

yang menimbulkan hipersaturasi asam urat di serum yang telah

melewati ambang batasnya, sehingga merangsang timbunan urat dalam

bentuk garamnya terutama pada Monosodium urat di berbagai tempat

atau jaringan. Menurunya kelarutan sodium urat pada temperature yang

lebih rendah seperti pada suatu sendi perifer tangan dan kaki, dapat

menjelaskan kenapa Kristal MSU ( Monosodium urat ) mudah

diendapkan di pada kedua tempat tersebut. Pengendapan Kristal MSU (

Monosodium urat ) pada metatarsofangaleal - 1 ( MTP – 1 )

berhubungan juga adanya trauma ringan berulang – ulang pada daerah

tersebut. Awal serangan gout akut berhubungan dengan perubahan

kadar asam urat serum, meninggi atau menurun. Kadar asam urat yang

stabil jarang muncul serangan gout akut. Penurunan asam urat serum

dapat mencetuskan pelepasan Kristal Monosodium urat dari defositnya

di sinovium atau Tofi ( Crystal Shedding ). Pelepasan Kristal MSU

akan merangsang proses inflamasi dengan mengaktifkan suatu

konplemen melalui jalur klasik maupum alternative. Sel makrofag juga

paling penting, netrofil dan sel radang lain juga teraktivasi, yang dapat

29
menghasilkan mediator – mediator kimiawi yang juga berperan dalam

proses inflamasi (Munifa, 2019).

5. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala adalah sebagai berikut :

a. Kesemutan dan linu.

b. Nyeri terutama pada malam atau pagi hari pada saat bagun tidur.

c. Sendi yang terkena arthritis gout terlihat bengkak, kemerahan,

panas, dan nyeri yang luar biasa.

d. Menyerang satu sendi dan berlangsung selama beberapa hari,

gejalanya menghilang secara bertahap dimana sendi bisa

kembali berfungsi dan tidak muncul gejala hingga terjadi

serangan berikutnya.

e. Urutan sendi yang terkena serangan gout berulang adalah ibu

jari kaki ( padogra ), sendi tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi

kaki belakang, pergelangan tangan, lutut, dan burse elekranon

pada siku.

f. Nyeri hebat dan akan di rasakan nyeri pada tengah malam

menjelang pagi.

g. Sendi yang terserang gout akan membengkak dan kulit biasanya

akan berwarna merah atau kekuningan, serta terasa hangat dan

nyeri saat di gerakkan serta munculnya benjolan pada sendi (

tofus ). Jika sudah agak lama ( hari kelima ), kulit di atasnya

akan berwarna merah kusam dan terkelupas ( deskuamasi ).

30
Gejala lainnya adalah muncul tofus di helix telinga / pinggir

sendi / tendon. Menyentuh kulit di atas sendi yang terserang

gout bisa memicu rasa nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri ini akan

berlangsung selama beberapa hari sekitar satu minggu, lalu

menghilang.

h. Gejala lain yaitu demam, menggigil, tidak enak badan, dan

jantung berdenyut dengan cepat (Okayanti, 2021).

6. Komplikasi

Menurut buku fharmaceutical care (2013), komplikasi klinis pada

pasien asam urat adalah :

a. Serangan gout berulang setelah serangan awal menyebabkan

ketidakmampuan mobilitas selama 2-3 minggu.

b. Chronic tophaceous gout kerusakan sendi yang meluas.

c. Nefrolitiasis menyerang abdominal bagian bawah nyeri selangkan

dan hemutaria.

d. Nefropati urat menyebabkan insufisiensi ginjal dan hipertensi.

e. Nefropati asam urat menyebabkan gagal ginjal akut biasanya

dapat berkaitan dengan tumor dan kemoterapi.

f. Hipersensivitas allopurinol menyebabkan ruam pruritic, reaksi

parah berkaitan dengan vaskulitis dan hepatitis (Munifa, 2019).

7. Pengobatan Asam Urat

Pengobatan asam urat terbagi menjadi 3 cara yaitu :

a. Pengobatan Medis

31
Pengobatan medis adalah suatu cara yang bisa digunakan

dengan menggunakan obat obatan kimia. Untuk menghilangkan

rasa nyeri dan bengkak disebut pengobatan secara jangka pendek.

Sedangkan pemberian obat yang berfungsi menghambat xanthine

oxidase disebut pengobatan jangka panjang.

b. Pengobatan Non Medis

Upaya pencegahan dan pengobatan asam urat dilakukan dengan

cara menjaga lifestyle. Seperti diet makanan yang mengandung

purin tinggi dan disertai dengan olahraga.

c. Pengobatan Herbal

Suatu pengobatan yang memanfaatkan tanaman herbal anti

inflamasi seperti kunyit, jahe, daun sambiloto, atau obat yang

mampu menghilangkan rasa sakit seperti biji adas serta sandiguri

(Jardewi, 2017).

8. Pencegahan Asam Urat

Pencegahan asam urat adalah menunjukkan diet rendah purin yang

dapat diberikan obat anti inflamasi serta diet makanan. Agar tidak

menyebabkan komplikasi maka perlu dilakukan diet secara rutin.

Syarat diet makanan untuk penderita asam urat antara lain :

a. Mengurangi konsumsi karbohidrat ( zat gula ).

b. Mengurangi konsumsi tinggi purin seperti ekstra daging,

makanan kaleng, jerohan, seafood, ungags ( bebek, ayam,

32
angsa ), serta buah – buahan ( durian, alpukat, nanas dan

melinjo ).

c. Hindari minuman yang beralkohol.

d. Batasi mengkomsumsi lemak jenuh dan tak jenuh.

e. Perbanyak konsumsi air putih.

f. Olahraga rutin minimal 3 kali seminggu (Astuti, 2020).

C. Tinjauan Umum Tentang Nyeri

1. Definisi Nyeri

Menurut IASP ( Internasional association for study of pain ), Nyeri

merupakan pengalaman sensoris & emosional yang tidak nyaman,

yang berkaitan dengan kerusakan jaringan atau nekrosis yang aktual

atau potensial atau dideskripsikan oleh penderita semacam kerusakan

tersebut (Zuhair, 2021).

Nyeri adalah suatu mekanisme produksi dalam tubuh, timbul ketika

jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi

untuk menghilangkan rasa nyeri (Butu, 2018).

2. Fisiologi Nyeri

Menurut ( Potter & Perry, 2005 ) Nyeri merupakan campuran reaksi

fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami

pengalaman nyeri, bisa membantu untuk menjelaskan tiga komponen

fisiologis berikut adalah resepsi, persepsi dan reaksi. Stimulus

penghasil nyeri mengirimkan impuls melaluin serabut saraf perifer.

Serabut nyerin memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu

33
dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna

abu – abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri yang dapat

berinteraksi dengan sel – sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri

sehingga tidak mecapai otak atau di transmisi tanpa hambatan ke

korteks serebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral,

maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi

tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi

kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Syamsu, 2017).

3. Klasifikasi Nyeri

Pengelompokan nyeri berdasarkan durasi nya antara lain :

a. Nyeri Akut

Nyeri yang memiliki suatu proses cepat, waktu yang singkat

dengan intensitas yang bervariasi ( sedang hingga berat ) terjadi

akibat cedera akut, penyakit ataupun intervensi bedah.

b. Nyeri Kronis

Suatu nyeri yang muncul dengan lambat serta dengan durasi

lama > 6 bulan yang meliputi nyeri akut pada sakit terminal,

psikosomatik serta sindrom nyeri kronis.

Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat juga jenis nyeri secara asalnya,

yaitu :

1) Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang berasal dari kulit dan

lapisan kulit yang menempel di tulang maupun otot. Adanya

34
aktivitas perifer yang merupakan reseptor penghantar stimulus

naxios adalah penyebab munculnya rasa nyeri nosiseptif.

2) Nyeri neuropatik merupakan suatu nyeri yang sulit diobati yang

disebabkan terjadinya struktur saraf perifer yang tidak normal

(Hindun, 2016).

4. Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri merupakan penilaian keparahan nyeri yang di alami

oleh penderita sehingga pengukuran intensitas nyeri bisa bersifat

subjektif dan nyeri yang dirasakan oleh masing – masing pasien

mungkin bisa berbeda – beda. Maka dari itu, perlu adanya pengukuran

intensitas nyeri yang bersifat objektif dengan memanfaatkan suatu

respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Pada umumnya,

dalam mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah pengobatan

maka skala penilaian NRS ( Numeric Rating Scale ) adalah pengukuran

intensitas nyeri yang paling efektif. Selain itu, masih ada cara lain

untuk mengukur intensitas nyeri yaitu seperti Visual Analog Scale (

VAS ), Faces Analog Scale, Verbal Rating Scale ( VRS ) Atau

menggunakan kuesioner nyeri lainnya (Zuhair, 2021).

5. Pengukuran Intensitas Nyeri

Nyeri merupakan masalah yang sangat subjektif yang dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, sehingga mengukur intensitas nyeri

secara objektif adalah hal sulit. Pada umumnya, ada beberapa metode

pengukuran intensitas nyeri bagi pasien yang sadar atau self report dan

35
pasien yang sulit mengkomunikasikan nyeri yang dirasakan atau

kesadaran menurun (Zuhair, 2021).

a. Numeric Rating Scale ( NRS )

Merupakan alat pengukur intensitas nyeri dengan mengurutkan

tingkat nyeri yang sedang dialami oleh penderita dan membantu

menentukan langkah penatalaksanaan selanjutnya demi

kenyamanan pasien. Cara yang dapat di gunakan mengukur

intensitas nyeri dengan NRS dapat mengandalkan kemampuan

kognitif pasien yang mampu berkomunikasi atau melaporkan

informasi tentang nyeri (Zuhair, 2021).

Gambar 1 Numeric Rating Scale ( Sirintawa, 2017 )

b. Visual Analogue Scale ( VAS )

Sesuai dengan namanya, skala ini berfungsi untuk mengetahui

tingkat nyeri seseorang secara visual. Skala ini terdiri dari garis

horizontal sepanjang 10 cm. Awalnya, pasien hanya menandai

angka pada garis VAS untuk mendeskripsikan intensitas nyeri yang

dirasakan oleh penderita. Metode pengukuran ini cukup efektif

karena bisa mengetahui perubahan intensitas nyeri, mudah

36
dimengerti dan dikerjakan serta bisa digunakan dalam berbagai

kondisi klinis. Namun, pengukuran intensitas nyeri ini tidak dapat

digunakan pada anak – anak dibawah 8 tahun dan susah untuk

dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri hebat. (Zuhair, 2021)

Gambar 2 Visual Analogue Scale

c. Verbal Rating Scale ( VRS )

Skala ini mengukur intensitas nyeri secara verbal. Pasien akan

di minta untuk membuat tingkatan nyeri yang bisa dirasakan secara

verbal. Seperti tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri berat,

nyeri sangat berat atau angka 0 ( tidak nyeri ) sampai 10 ( sangat

nyeri ), angka yang dipilih akan menggambarkan bagaimana nyeri

yang dirasakan oleh penderita (Zuhair, 2021).

Gambar 3 Verbal Rating Scale ( Erickson, 2019 )

d. Faces Pain Rating Scale

37
Pengukuran intensitas skala nyeri ini terbagi enam karakter

wajah beserta figur animasi terdiri dari, mimic yang tersenyum

yang artinya tidak terdapat nyeri, lalu semakin kekanan

menunjukkan mimic sedikit gembira, mimik yang amat pedih,

hingga pada ekspresi mimik yang histeria dengan artian menahan

nyeri yang amat tidak terkendali (Zuhair, 2021).

Gambar 4 Faces Pain Rating Scale ( Ghaderi, 2013 )

6. Manajemen Nyeri

a. Farmakologi

Manajemen farmakologi merupakan suatu pengobatan nyeri

secara efektif untuk menghilangkan suatu nyeri dengan intensitas

sangat hebat, durasi bisa lama serta nyeri berhari – hari. Sehingga

dapat dilakukan dengan cara memberikan analgesic atau obat

penghilang rasa sakitnya. Penatalaksanaan farmakologis

merupakan obat untuk meredahkan rasa nyeri yang tertolong

menjadi :

1) Analgesic Opioid ( Narkotika )

Digunakan untuk menghilangkan suatu nyeri sedang

sampai berat misalnya pada nyeri pasca operasi. Terjadinya

38
depresi pernafasan, mual dan muntah, sedasi serta konstipasi

adalah efek samping yang ditimbukan pengobatan analgesic

opioid.

2) Obat anti – peradangan nonsteroid

Nonsteroid bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri

ringan sampai sedang. Bagi pasien yang mengalami efek

samping depresi pernafasan obat ini sangat cocok bila

digunakan untuk menghilangkan nyeri yang dialaminya.

3) Analgesic penyerta

Analgesik penyerta adalah obat tambahan seperti halnya

dengan obat penenang, anti kecemasan serta relaksasi otot

sehingga mampu mengontrol ataupun meredahkan gejala lain

yang dapat muncul ( mual serta kecemasan ).

b. Non Farmakologi

Penatalaksanaan secara non farmakologi bisa menggunakan

cara terapi wujud yang meliputi, terapi terapeutik, latihan nafas

dalam untuk mengatur kecemasan serta ketenangan, melakukan

kompres hangat ataupun dingin, massase, tusuk jarum, hypnotis,

dan mediasi untuk menjaga keseimbangan tubuh, terapi musik, dll

(Astuti, 2020).

D. Tinjauan Umum Tentang Jahe

1. Definisi Jahe

39
Jahe ( Zingiber Officinale Roscoe ) yaitu tanaman obat berupa

tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu –

temuan ( Zingiberacae ), satu family dengan temu – temuan lainnya

seperti temu lawak ( Curcuma Domestica ), kencur ( Kaempferia

Galanga ), Lengkuas ( Languas Galanga ), dan lain – lain (Wali,

2019).

2. Klasifikasi jahe

Klasifikasi Jahe Merah adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Musales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber Officinale

Secara umum terdapat tiga jenis tanaman jahe yang bisa dibedakan

dari aroma, warna, bentuk, dan besar panjang. Ketiga jenis tanaman

jahe tersebut adalah Jahe Putih Besar ( gajah ), jahe putih kecil (

emprit ), dan Jahe Merah.

a. Jahe Putih ( Gajah )

Variates jahe ini banyak ditanam di masyarakat dan biasanya

dikenal dengan nama Zingiber Officinale Var Officinale. Batang jahe

gajah berbentuk bulat, berwarna hijau muda, diselubungi pepelan

40
daun, sehingga agak keras. Tinggi tanaman 55.88 – 88,38 cm.

Tersusun secara berselang seling dan teratur, permukaan daun bagian

atas berwarna hijau muda jika dibandingkan dengan bagian bawahnya.

Jenis jahe ini bisa dikomsumsi baik saat berumur muda maupun

berumur tua, baik sebagaai jahe segar maupun jahe olahan (Wali,

2019).

Gambar 5 Jahe Putih / Gajah ( Koran Gratis, 2018 )

b. Jahe Putih Kecil ( Emprit )

Menurut ( Anwar, 2016 ) Jahe ini dikenal dengan nama latin

Zinger Officinale Var. Rubrum, memiliki ramping dengan bobot

berkisar antara 0,5 – 0,7 kg / rumpun. Tinggi tanaman jika di ukur dari

permukaan tanah sekitar 40 – 60 cm sedikit lebih pendek dan jahe

besar. Bentuk batang bulat dan berwarna batang hijau muda hampir

sama jahe besar, hanya penampilannya lebih ramping dan jumlah

batangnya lebih banyak. Jahe ini selalu di panen setelah jahe berumur

tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah,

sehingga rasanya lebih pedas, disamping tinggi seratnya tinggi. Jahe

41
cocok untuk ramuan obat – obatan, atau untuk diekstrasi oleoresin dan

minyak astirinya (Wali, 2019).

Gambar 6 Jahe Putih Kecil (Indonetwork, 2019)

c. Jahe Merah Atau Jahe Sunti

Jahe merah atau jahe sunti ( Zingiber Officinale var. Amarum ) itu

memiliki rimpang dengan bobot antara 0,5 – 0,7 kg/rumpun. Struktur

rimpang jahe merah, berbentuk kecil berlapis – lapis dan daging

rimpangnya berwarna merah jingga sampai merah, ukuran lebih kecil

dari jahe kecil. Jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga

memiliki kandungan minyak atrisi yang lebih tinggi dibandingkan

jahe kecil, sehingga sangat cocok untuk ramuan obat – obatan. Jahe

merah memiliki kegunaan yang paling banyak dibandingkan jahe yang

lain. Jahe ini merupakan bahan penting dalam industry jamu

tradisional dan umumnya dipasarkan dalam bentuk segar dan kering.

Jahe merah memiliki suatu kandungan minyak atsiri sekitar 2,58

s.d 3,90 % dari berat kering, jahe merah memiliki kandungan air 81 %

selain itu jahe merah mempunyai kandungan oleoresin 5 s.d 10 %

42
khusus untuk jahe merah, pemanennya harus selalu dilakukan setelah

jahe sudah tua (Wali, 2019).

Gambar 7 Jahe Merah ( Jualo, 2018 )

Kandungan jahe merah terdiri dari :

1) Minyak atsiri / volatile ( minyak menguap )

Jahe tersusun atas ratusan senyawa kimia aktif. Senyawa tersebut

diketahui memiliki khasiat tertentu bagi tubuh. Senyawa phenol

misalnya, terbukti memiliki efek anti radang dan diketahui ampuh

untuk mengusir penyakit sendi juga ketegangan yang dialami pada

otot.

2) Minyak Jahe / oleoresin

Oleoresin adalah suatu produk yang terbentuk padat atau semi

padat, konsistensinya lengket yang terutama merupakan campuran

dari suatu resin dan minyak atsiri.

3. Kandungan Kimia

Kandungan rimpang jahe terdiri dari 2 komponen yaitu :

a. Komponen volatil

43
Sebagai besar terdiri dari derivat seskuiterpen (>50%) dan

monoterpen. Komponen inilah yang bertanggung jawab dalam aroma

jahe dengan konsentrasi yang cenderung konstan yakni 1 – 3 %.

Derivat seskuiterpen yang terkandung diantaranya seperti

zingoberene (20 – 30% ), ar – curcumene ( 6 – 19% ), β –

sesquiphelandrene ( 7 – 12% ) dan β – bisabolene ( 5 – 12% ).

Sedangkan derivat monoterpen yang terkandung diantaranya seperti α

– pinene, bornyl asetat, borneol, camphene, ρ – cymene, cineol, citral,

cumene, β – elemene, farnese, β – phelandrene, geraniol, limonene,

linanol, β – pinene, dan sabinene (Pambudi, 2018).

b. Komponen Nonvolatil

Terdiri dari oleoresin ( 4,0 – 7,5 % ). Ketika suatu rimpang jahe

distraksi dengan pelarut, maka akan di dapatkan elemen pedas, elemen

non – pedas, serta minyak esensial lainnya. Elemen – elemen tersebut

bertanggung jawab dalam memberi rasa pedis pada jahe. Telah

diidentifikais salah satu dari elemen ini sehingga disebut dengan

gingerol. Senyawa lain yang lebih pedas namun memiliki konsentrasi

yang lebih kecil adalah shoagol ( fenilalkanone ). Gingerol dan

shoagol telah diidentifikasi sebagai komponen anti oksidan fenolik

jahe. Elemen lainnya yang juga ditemukan adalah gingediol,

gingediasetat, gingerdion, dan gingeron (Pambudi, 2018).

Tabel 1 Komponen Volatil dan Nonvolatil Rimpang Jahe


Fraksi Komponen
Nonvolatil Gingerol, shoagol,
gingediol, gingediasetat,

44
gingerdion, dan
gingeron.
Volatil ( - ) zingoberene, ( + ) ar
– curcumene, ( - ) β –
sesquiphelandrene, β –
bisabolene, α – pinene,
bornyl asetat, borneol,
camphene, ρ – cymene,
cineol, citral, cumene, β
– elemene, farnese, β –
phelandrene, geraniol,
limonene, linanol, β –
pinene, sabinene
Sumber : WHO monograph on selected medicinal plants vol, 1999

4. Manfaat jahe

Jahe memiliki banyak kegunaan. Penelitian untuk menguji

aktivitas farmakologi maupun untuk mengisolasi komponen aktif

sudah banyak dilakukan dan semakin berkembang. Pada pengobatan

tradisional China dan India, jahe digunakan untuk mengatasi penyakit

seperti penyakit batuk, diare, mual, asma, gangguan pernafasan, sakit

gigi, dyspepsia, dan gout atritis atau asam urat. Efek farmakologi yang

sudah di uji baik pada hewan coba maupun secara invitro merupakan

anti oksidan, anti rematik, anti kanker, anti inflamasi akut maupun

kronik, anti pireti, dan analgesic (Lase, 2015).

5. Mekanisme Kerja Kompres Hangat Jahe Merah

Jahe merah memiliki efek inflamasi sehingga dapat digunakan

untuk mengobati peradangan dan bisa mengurangi rasa sakit akibat

asam urat. Efek anti inflamasi disebabkan oleh komponen aktif jahe

merah yang terdiri dari gingerol, jahe Dione dan zingerol yang

45
berfungsi menghambat leukotriene dan prostaglandin yang

merupakan mediator inflamasi (Anggraeni, 2019).

E. Tinjauan Umum Tentang Kompres Hangat

1. Pengertian Kompres Hangat

Kompres hangat adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan

menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan rasa hangat

atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Pemberian kompres

hangat ini merupakan intervensi keperawatan yang sudah

diaplikasikan oleh perawat, kompres hangat dianjurkan untuk

menurunkan nyeri, meningkatkan relaksasi otot, meningkatkan

sirkulasi, meningkatkan relaksasi psikologis dan memberikan rasa

nyaman dan bekerja sebagai counteriritan (Indah et al., 2021).

2. Manfaat kompres hangat

Manfaat pemberian kompres hangat yaitu :

a. Memperlancar sirkulasi darah.

b. Mengurangi rasa sakit.

c. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada pasien.

d. Merangsang peristatik.

e. Mencegah peradangan yang meluas.

Kompres hangat digunakan secara luas dalam pengobatan

karena memiliki efek yang bermanfaat besar. Adapun manfaat

efek kompres hangat adalah efek fisik, efek kimia, dan efek

biologis.

46
a. Efek fisik

Panas dapat menyebabkan zat cair, padat dan gas yang

mengalami pemuaian ke segala arah.

b. Efek kimia

Bahwa rata – rata kecepatan reaksi di dalam tubuh

tergantung pada temperature. Menurunnya reaksi kimia

tubuh sering dengan menurunnya temperature tubuh.

Permeabilitas membrane sel akan meningkat metabolisme

seiring dengan terjadinya peningkatan pertukaran antara zat

kimia tubuh dengan cairan tubuh.

c. Efek biologis

Panas bisa menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang

bisa mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara

fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu menyebabkan

pembuluh darah menurunkan ketentalan darah, menurunnya

ketegangan otot, meningkatkan metabolism jaringan dan

meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas ini

yang digunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi

dan keadaan yang terjadi dalam tubuh (Ardani, 2019).

3. Proses kerja kompres hangat dalam mengurangi nyeri

Kompres jahe merupakan campuran air hangat dan juga parutan

jahe yang sudah di parut sehingga akan ada efek rasa panas dan

pedas. Efek panas dan pedas dari jahe tersebut dapat menyebabkan

47
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat terjadi

peningkatan sirkulasi darah dan menyebabkan penurunan nyeri.

Kompres jahe dilakukan dengan cara menempelkan handuk yang

sudah diperas lalu ditempelkan di area persendian yang mengalami

nyeri. Berikut ini prosedur kompres hangat jahe :

a. Prosedur Kompres Hangat

Langkah – langkah pemberian terapi kompres hangat adalah

sebagai berikut :

a. Persiapan alat dan bahan

1) 3 - 4 Jahe merah

2) Parutan

3) Baskon

4) Air hangat secukupnya

5) Handuk kecil

b. Tahap Kerja

1) Tahap prainteraksi

a) Mencuci tangan

b) Menyiapkan alat dan bahan

2) Tahap orientasi

a) Mengucapkan salam

b) Menjelaskan tujuan prosedur kompres hangat

c) Menanyakan persetujuan pasien ( informed consent )

3) Tahap kerja

48
a) Persiapkan handuk kecil

b) Persiapkan air hangat dalam baskon

c) Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien dengan

senyaman mungkin

d) Kemudian masukkan handuk ke dalam air hangat, dengan

tunggu beberapa saat sebelum handuk diperas

e) Lalu peras handuk kemudian tempelkan pada daerah nyeri

f) Pengompresan dilakukan selama ± 10 – 20 menit

g) Kemudian evaluasi : observasi yang terjadi setelah kompres

dilakukan

4) Tahap terminasi

a) Merapikan alat

b) Mencuci tangan

c) Berpamitan dengan responden

4. Hubungan kompres hangat jahe merah terhadap tingkat nyeri

asam urat

Pemberian kompres air hangat ini yaitu intervensi keperawatan

yang kerap diaplikasikan oleh perawat. Intervensi tersebut sering di

anjurkan kepada pasien untuk menurunkan tingkat nyeri yang

dirasakan. Selain itu intervensi tersebut memiliki efek meningkatkan

relaksasi otot, memberikan rasa nyaman, meningkatkan sirkulasi

darah, serta meningkatkan relaksasi psikologis. Pada fase fisiologis

kompres hangat dalam meredahkan nyeri dengan transmisi dapat juga

49
menimbulkan sensasi hangat, sehingga mampu membatasi keluarnya

media peradangan antara lain, sitokinin pro inflamasi, kemokin yang

mampu meredahkan sensitivitas nonsiseptor yang dapat melingsirkan

stadium pada nyeri sampai berlangsung demosi nyeri (Pambudi,

2018).

Kompres jahe merah akan memberikan respon lokal dan

mengirimkan impuls dari perifer ke hipotalamus. Ketika reseptor yang

peka terhadap panas di hipotalamus diransang, system efektor

mengeluarkan signal yang mulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.

Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada

medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik

bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi

ini menyebabkan aliran darah ke setiap jaringan bisa bertambah,

khususnya yang mengalami suatu radang dan nyeri, sehingga terjadi

penurunan nyeri sendi pada jaringan yang meradang (Ramadhan,

2021).

F. Table Sintesa Penelitian

Table 2
Hasil Sintesa Penelitian Sebelumnya
TABEL SINTESA

N Nama Judul Tahun Metode Hasil Kesimpulan


o Peneliti Penelitian penelitian
1 Nurul Pengaruh 2020 Literature sebelum Menunjukkan
Fidiya Pemberian Review, diberikan bahwa
Astutik, Kompres melalui intervensi terdapat
Dwi Hangat eReseorces rata-rata pengaruh
Prasety Jahe Perpusnas skala nyeri pemberian

50
aningati Merah berada pada kompres
, Anita Terhadap skala nyeri hangat jahe
Rahma Tingkat berat (7-9) merah
wati Nyeri sedangkan terhadap
Asam Urat setelah penurunan
intervensi nyeri asam
berada urat serta
diskala radang sendi.
nyeri ringan
(1-3).
2. Irma Pengaruh 2021 Yang hasil Kesimpulann
Nur Pemberian digunakan penelitian ya terdapat
Amalia, Kompres yaitu menunjukka pengaruh
Bayu Hangat Literature n efektifitaspemberian
Putra Jahe review yang kompres kompres
Pratam Merah dilakukan hangat jahe hangat jahe
a, Intan Terhadap berdasarkan merah dapat merah
Juliani Tingkat issue, mengurangi terhadap
Agustin Nyeri metodologi nyeri tingkat nyeri
, Kiki Arthritis dan Athritis arthritis gout
Khusnu Gout persamaan Gout. (asam urat).
l (Asam hasil Disarankan
Khotim Urat) (The kepada
ah, Effect Of masyarakat,
Muham Giving A Puskesmas
ad Reza Warm Red atau Rumah
Fajrin. Ginger sakit untuk
A, Compress mengaplikasi
Nanik On The kan kompres
Lestari, Level Of hangat jahe
Shofia Pain Of merah
Siti Gout sebagai
Jauza Arthritis) intervensi
nonfarmakol
ogi dalam
mengatasi
keluhan nyeri
pada
penderita
arthritis gout.
3. Suryani Pengaruh 2021 Penelitian Menggunak Kesimpulan
1, Pemberian ini an uji dari hasil
Sutiyon Kompres menggunak statistik penelitian
o, , Larutan an desain paired t test, tersebut ada
Mingle Jahe penelitian didapatkan pengaruh
A Terhadap Quasi nilai pemberian

51
Pistanty Nyeri Eksperimen signifikasi kompres
Asam Urat tal dengan sebesar larutan jahe
Di pretestpostt 0,0001 atau (zingiber
Posyandu est with kurang dari officinale
Lansia control 0,05 roscoe)
Melati group (p<0,05), terhadap
Desa design yaitu dengan nilai nyeri asam
Candisari menggunak t sebesar urat di
an 39.192. Posyandu
kelompok Lansia Melati
perlakuan Desa
dan Candisari
kelompok Kabupaten
control. Grobogan.

4. Usastia Pemberian 2021 Tujuan Setelah Pelaksanaan


waty Kompres Pada tahap dilakukan tindakan
Cik Jahe ini peneliti kompres keperawatan
Ayu Merah melakukan jahe merah adalah
Saadiah Pada pengukuran selama 2 melakukan
Isnainy, Penderita nyeri klien kali sehari demonstrasi
Renda Asam Urat yang selama 3 cara
wuland Dengan mengalami hari melakulan
asari Masalah gout atritis, berturut- kompres jahe
Keperawat dan turut merah, dan
an Nyeri dilanjutkan didapat memberikan/
Di Desa dengan penurunan melakukan
Padan Smenyiapka nyeri dari kompres jahe
Arang n bahan skala 4 merah selama
Kabupaten kompres menurun ke nyeri
Lahat jahe skala 2. berlangsung.

5. Daniel Costus 2019 Pencarian Penelitian Costus afer


Boison, afer: An literatur mengungka (C. afer)
Cynthia Evidence- online pkan bahwa adalah
Ayefou Based dilakukan di batang dan tanaman yang
mi Systematic database daun umumnya
Adinort Review of ScienceDire tanaman dikenal
ey,God Data ct, PubMed, mengandun sebagai
win Supportin dan Google g sejumlah ginger lily,
Kweku g Its Drug Cendekia besar unsur spiral ginger,
Babany Relevance menggunak hara mikro atau bush
inah, an kata dan unsur cane. Hal ini
Olga kunci hara makro. dilaporkan
Quasie, “Costus afer ) Daun, digunakan
Rosema Ker-Gawl” batang, dalam

52
ry atau rimpang, praktek
Agbeko “Costus dan akar C. pengobatan
,Gilbert afer” afer tradisional
Kofi mengandun (TMP) untuk
Wiabo- g beberapa mengobati
Asabil, steroid dan
dan sapogenins, mengelola
Michae aferosides, banyak
l dioscin, dan penyakit
Buenor paryphyllin termasuk
Ad1ino C dan diabetes
rtey flavonoid mellitus,
glycoside sakit perut,
kaempferol- radang
3-O-ÿ-L sendi,
rhamnopyra peradangan,
noside. dan asam
Studi urat.
eksperiment Disimpulkan
al pada bahwa
berbagai tanaman
bagian dapat
tanaman. digunakan
sebagai terapi
alternatif dan
komplemente
r untuk
banyak
penyakit
terkait stres
oksidatif,
asalkan studi
ilmiah lebih
lanjut tentang
aspek
toksikologi
dan
farmakologis
dilakukan.
6 Godwin Costus 2019 Pencarian Costus afer disimpulkan
Kweku afer : An literatur (C. afer) bahwa
Babany Evidence online adalah tanaman
inah, – Based dilakukan tanaman dapat
Cynthia Systematic di database yang digunakan
Ayefou Review of ScienceDire umumnya sebagai
mi Data ct, dikenal terapi

53
Adinort Supportin PubMed, sebagai alternatif dan
ey, g ITS dan Google ginger lily, komplemente
Gilbert Drug Cendekia spiral r untuk
Kofi Relevance ginger, atau banyak
Wiabo bush cane. penyakit
Asabil, Hal ini terkait stres
dan dilaporkan oksidatif,
Michae digunakan asalkan studi
l dalam ilmiah lebih
Buenor praktek lanjut
Adinort pengobatan tentang
ey tradisional aspek
,Daniel (TMP) toksikologi
Boison untuk dan
Olga mengobati farmakologis
Quasie, dan dilakukan.
Rosema mengelola
r banyak
penyakit
termasuk
diabetes
mellitus,
sakit perut,
radang
sendi,
peradangan,
dan asam
urat.
7. Nicola Gout 2021 Studi Meskipun Asam urat
Dalbeth berbasis beban adalah
, Anna populasi populasi penyakit
L tinggi gout, rematik yang
Gosling pengobatan umum dan
, penyakit ini dapat
Angelo tetap diobati,
Gaffo, suboptimal yang
Abhish di seluruh disebabkan
ek dunia oleh
Abhish Banyak pengendapan
ek pasien kristal
mengalami monosodium
serangan urat pada
asam urat orang
berulang dengan
dan tidak hiperurisemia
menerima . Meskipun

54
terapi muncul
penurun sebagai
asam urat kondisi
secara flaring
teratur, intermiten,
yang asam urat
mengarah adalah
pada penyakit
kualitas kronis.
hidup yang
berhubunga
n dengan
kesehatan
yang
buruk.
8 Qilong Enhanced 2018 Metode Hasil- Dalam
Wang, oral digunakan shogaol- penelitian
Qiuxua Bioavailab adalah loaded ini,
n Yang, ility and Metode solid lipid formulasi
Xia antgout homogenisa nanoparticle [6]-shogaol-
Cao, activity of si dan s (SSLNs) loaded solid
Qiuyu 5 – shoga desain stabil, lipid
Wei, loaded eksperiment homogen nanoparticles
Caleb solid hpid al dan (SSLNs)
K nanopartic ortogonal terdispersi dioptimalkan
Firemp ulate dengan dengan
ong, baik. desain
Min Ukuran ortogonal
Guo, partikel dan berhasil
Feng rata-rata diproduksi
Shi, dan melalui
Ximing potensial homogenisasi
Xu, zeta tekanan
Wenwe masing- tinggi. SSLN
n Deng masing yang
dan adalah dihasilkan
Jiangna 73,56 ± memiliki
n Yu 5,62 nm ukuran
dan 15,2 ± partikel kecil
1,3 mV. (<100 nm),
PDI yang
dapat
diterima, dan
potensi zeta
negatif.

55
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Di teliti

Gout arthritis atau disebut juga dengan asam urat merupakan jenis

radang sendi yang paling umum terjadi, disebabkan oleh endapan Kristal

asam urat. Penyebabnya adalah hiperurisemia, yang biasanya diakibatkan

oleh gangguan ekskresi asam urat ginjal, kelebihan purin, penyakit

penyerta dan obat – obatan yang meningkatkan asam urat serum. Jika

hiperurisemia tetap tidak diobati, maka deposisi Kristal bisa berlanjut dan

dapat menyebabkan serangan gout berulang, kerusakan sendi, dan tofi

(Wiesbaden, 2021).

Berikut skema 1 gambaran variabel adalah sebagai berikut :

Pemberian Kompres
Tingkat Nyeri
Hangat Jahe
Asam Urat

Keterangan :

= = Variabel Independen

= Variabel Dependen

= Penghubung Variabel

B. Pola Pikir Variabel Yang Diteliti

56
Pola piker dalam penelitian ini di gunakan dalam bentuk skema seperti

di bawah ini.

Keterangan :

Sebelum Perlakuan Sesudah

O1 X O2

Keterangan :

O1 : observasi sebelum perlakuan.

O2 : observasi sesudah perlakuan.

X : Perlakuan dengan melakukan kompres hangat jahe merah dilakukan

selama 3 x 1 minggu selama 4 minggu dengan durasi pengompresan ± 10

– 15 menit, dilakukan pada pagi / sore hari.

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pemberian Kompres Hangat jahe

a. Definisi Operasional

Pemberian kompres hangat adalah mekanisme penghambat

reseptor nyeri pada serabut saraf besar dimana akan

mengakibatkan terjadinya suatu perubahan mekanisme yaitu

gerbang yang akhirnya dapat memodifikasi dan perubahan

mekanisme yaitu gerbang yang akhirnya dapat memodifikasi dan

merubah sensasi nyeri yang datang sebelum sampai ke korteks

serebri menimbulkan persepsi nyeri dan reseptor otot sehingga

57
nyeri dapat berkurang menurut (Perry&Potter, 2005) (Madoni,

2018).

b. Kriteria Objektif

1) Efektif

2) Tidak efektif

2. Tingkat Nyeri Asam Urat

a. Definisi Operasional

Nyeri adalah rasa tidak menyenangkan, yang umumnya karena

adanya perlukaan dalam tubuh. Nyeri dapat juga dianggap racun

pada tubuh, karena nyeri yang terjadi akibat adanya kerusakan

jaringan atau saraf (Meliala, 2017).

b. Kriteria Objektif

Menggunakan Numeric Rating Scale ( NRS ) yaitu

1) Skala nyeri ringan : Dikatakan nyeri ringan apabila skala 1 -

3.

2) Skala nyeri sedang : Dikatakan nyeri sedang apabila skala

nyeri 4 – 6.

3) Skala nyeri berat terkontrol : Dikatakan nyeri berat terkontrol

apabila skala nyeri 7 – 9.

4) Skala nyeri berat tidak terkontrol : Dikatakan nyeri berat

tidak terkontrol apabila skala nyeri 10.

58
D. Hipotesis Penelitian

: Ada pengaruh pemberian kompres hangat jahe terhadap tingkat

nyeri asam urat pada lansia di wilayah kerja upt puskesmas barebbo

kabupaten bone.

59
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini di gunakan adalah observasional deskriptif dengan

penelitian kuantitatif dengan metode Quasi Eksperimental dengan

rancangan penelitian one group pre test – post test design. Dilakukan

pada satu kelompok saja yaitu Pengukuran dilakukan sebelum di beri

perlakuan dan sesudah di berikan perlakuan. Penelitian ini akan

menganalisis Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap

Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas

Barebbo Kabupaten Bone.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian akan dilakukan Di Wilayah Kerja Upt

Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone.

2. Waktu

Penelitian akan dilaksanakan pada Tanggal 29 Juni – 29 juli 2022.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita asam urat

yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten

Bone.

60
2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami asam

urat di wilayah kerja UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan purposive

sampling dimana seluruh anggota populasi memiliki kesempatan

yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Jumlah sampel

pada penelitian ini ditentukan dengan kriteria inklusi dan eksklusi

yaitu :

a. Kriteria inklusi

1) Lansia yang bersedia menjadi responden.

2) Lansia yang berumur 55 tahun keatas.

3) Lansia yang mampu diajak berkomunikasi dengan baik

b. Kriteria ekslusi

1) Lansia yang mengalami gangguan jiwa .

2) Lansia yang menderita penyakit sroke.

4. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain :

a. Perijinan

Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari

STIK Makassar yang ditujukan ke Puskesmas Barebbo.

b. Sebelum perlakuan

61
1) Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan,

manfaat, dan prosedur penelitian yang akan dilakukan

2) Memberikan lembar informed concent

3) Melakukan pengukuran skala nyeri pada responden sebelum

diberikan terapi kompres hangat jahe.

c. Perlakuan

Peneliti melakukan kompres hangat jahe setiap responden 3

kali perlakuan dalam 1 minggu selama 4 minggu dengan durasi

pengompresan ± 10 – 15 menit, dilakukan pada pagi / sore hari.

Berdasarkan Perlakuan Peneliti sebelumnya di lakukan 1 x

sehari selama 3 hari perlakuan (Munifa, 2019).

d. Sesudah perlakuan

Peneliti melakukan observasi nyeri asam urat pada

responden setelah dilakukan intervensi. Hasilnya di catat pada

lembar observasi nyeri asam urat. Peneliti mengumpulkan data,

dan untuk selanjutnya data di olah dan di analisis. Peneliti

memberikan reinforcement positif pada semua responden atas

keterlibatnya dalam penelitian.

5. Instrument penelitian

Instrument penelitian digunakan pada penelitian ini adalah SOP (

Standart Operasional Procedur ) dan NRS ( Numeric Rating Scale ).

62
D. Pengelolahan Data

1. Penyuntingan ( editing ) merupakan upaya untuk memeriksa kembali

kebenaran data yang diperoleh atau di kumpulkan. Editing dapat

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Pengkodean ( coding ) yaitu pemberian kode numerik ( angka )

terhadap suatu data yang berupa kalimat atau huruf.

3. Pemasukan data ( entri data ) yaitu kegiatan memasukkan data yang

telah dikumpulkan ke dalam program pengolahan data.

4. Pembersihan ( cleaning ) yaitu pengecekan kembali kemungkinan

kesalahan seperti kode, kelengkapan, dan sebagainya.

E. Analisa Data

Peneliti menggunakan analisis intervensial untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh antara pemberian kompres hangat jahe terhadap

nyeri asam urat pada lansia di wilayah kerja upt puskesmas barebbo

kabupaten bone. Analisa data menggunakan :

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat di gunakan untuk mengetahui pengaruh

pemberian kompres hangat jahe terhadap tingkat nyeri asam urat

pada lansia. Untuk mengukur skala nyeri asam urat menggunakan

skala nyeri NRS ( Numeric Rating Scale ). Distribusi frekuensi pada

penelitian ini untuk data kategorik usia, jenis kelamin, dan tingkat

nyeri.

63
2. Analisa Bivariat

Analisa data secara statistik dilakukan dengan menggunakan

bantuan aplikasi SPSS dengan Uji statistic uji wilcoxon. Untuk

mengetahui adakah pengaruh sebelum dan sesudah pemberian

kompres hangat jahe maka di lakukan uji Wilcoxon, dengan data

yang tidak berdistribusi normal dengan menggunakan uji

Normalitas. Didapatkan hasil uji statistik ( ) sig ( 2-tailet )

0,00 < 0,05. Dengan ketentuan jika nilai Asymp. Sig < 0,05, maka

hipotesis di terima dan jika nilai Asymp. Sig > 0,05, maka hipotesis

di tolak. Jika hipotesis di terima artinya ada perbedaan tingkat nyeri

sebelum dan sesudah pemberian kompres hangat jahe merah pada

lansia penderita asam urat, jika hipotesis di tolak artinya tidak ada

perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian kompres

hangat jahe merah pada lansia penderita asam urat.

F. Penyajian Data

Penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi.

G. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah :

1. Informet consent ( lembar persetujuan )

Diberikan kepada subjek yang akan di teliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan serta

dampak yang mungkin bisa terjadi selama dan sesudah

64
pengumpulan data. Jika responden bersedia di teliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonymity ( Tanpa nama )

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak boleh

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data,

cukup memberikan kode pada masing – masing lembar tersebut.

3. Confidentiality ( Kerahasiaan )

Kerahasiaan informasi di jamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau di laporkan

sebagai hasil riset penelitian.

65
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bab ini akan diuraikan hasi dan pembahasan penelitian tentang “

Pengaruh kompres hangat jahe merah terhadap tingkat nyeri asam urat

pada lansia di wilayah kerja UPT puskesmas Barebbo Kabupaten Bone”.

Yang di lakukan pada tanggal 29 juni sampai 29 juli 2022 dengan 20

Responden yang diperoleh dari Desa Cingkang. Proses awal yang akan

dilakukan saat penelitian pengukuran skala nyeri dengan menggunakan

NRS ( Numeric Ratting Scale ). Setelah itu peneliti menjelaskan Proses

dan tujuan tindakan yang akan di berikan serta manfaat yang akan di

peroleh responden. Untuk mempermudah analisa data yang beragam maka

hasil penelitian ini di bagi menjadi tiga bagian utama yaitu karakteristik

sampel, analisa univarita dan analisa bivariat.

1. Karakteristik Sampel

Tabel 3
Distribusi Responden Berdasarkan penderita Lansia di desa
Cingkang Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone
Tahun 2022 ( n = 20 )
Variabel N %
Jenis Kelamin
Laki – laki 5 25,0
Perempuan 15 75,0
Umur
55 – 65 10 50,0
66 – 75 8 40,0
76 – 85 2 10,0
Pendidikan
Tidak sekolah 10 50,0
SD 8 40,0

66
S1 2 10,0

Pekerjaan
Petani 5 25,0
URT 13 65,0
Guru 2 10,0
Jumlah 20 100,0
Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa karakteristik

responden Sebagian besar perempuan sebanyak 15 (75,0 %), umur

55 – 65 tahun sebanyak 10 orang (50,0%), Pendidikan Tidak

Sekolah sebanyak 10 orang (50,0%), pekerjaan URT sebanyak 13

orang (65,0 %).

2. Analisa Univariat

Tabel 4
Analisa Univariat Responden Berdasarkan penderita Lansia di desa
Cingkang Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone
Tahun 2022 (n = 20 )
Variabel Sebelum Sesudah perlakuan
perlakuan
N % n %
Kompres Hangat
Jahe Merah
Efektif 0 00,0 20 100,0
Tidak efektif 20 100,0 0 00,0
Tingkat Nyeri
Nyeri Ringan 0 00,0 8 40,0
Nyeri Sedang 9 45,0 12 60,0
Nyeri Berat 11 55,0 0 00,0
terkontrol 0 00,0 0 00,0
Nyeri Berat Tidak
Terkontrol
Jumlah 20 100 20 100
Sumber : Data Primer

67
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan kompres hangat jahe merah

efektif sebanyal 20 ( 100,0 % ), dan tingkat nyeri sebelum

perlakuan nyeri berat terkontrol sebanyak 11 ( 55,0 ), tingkat nyeri

sesudah perlakuan sebanyak 12 ( 60,0 % ).

3. Analisa Bivariat

Tabel 5
Analisa Bivariat Responden Berdasarkan penderita Lansia di desa
Cingkang Kecamatan Barebbo Kabupaten Bone
Tahun 2022 (n = 20 )

Variabel Mean SD Z
Sebelum di kompres 7,00 1,376
-4,055ᵇ 0,000
Sesudah di kompres 3,90 1,373

Sumber : Data Primer

Berdasarkan Tabel 5 menggunakan uji Wilcoxon, menunjukkan

hasil yang signifikan, dimana terlihat perbedaan pada angka rata-

rata antara penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah di berikan

kompres hangat. Skala nyeri rata – rata sebelum diberikan kompres

hangat adalah 7,00 dengan standar deviation 1,376 sedangkan skala

nyeri rata – rata sesudah diberikan kompres hangat adalah 3,90

dengan standar deviation 1,373. Dengan nilai value atau nilai

Asymp. Sig. ( 2 – tailed ) sesudah kompres adalah sebesar 0,000 <

0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa Hipotesis di terima yang

berarti ada perbedaan antara sebelum dan sesudah kompres hangat.

Sehingga dapat di simpulkan terdapat pengaruh pemberian kompres

hangat jahe merah terhadap tingkat nyeri asam urat.

68
B. Pembahasan

1. Berdasarkan karakteristik Pasien penderita asam urat di desa

Cingkang Kabupaten Bone

a. Jenis Kelamin

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pasien asam

urat sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian (Amalia, 2019) bahwa hasil

penelitiannya terdapat 21 orang yang berjenis kelamin perempuan

penderita asam urat yang lebih banyak di banding penderita

berjenis kelamin laki – laki.

Jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita nyeri

persendian di bandingkan laki – laki. Karena semakin mendekati

menopause, esterogen juga akan berkurang, maka elastisitas

jaringan termasuk sendi lutut dan panggul berkurang. Fungsi

bantalan tulang untuk merendampun berkurang . yang akhirnya

menimbulkan nyeri sendi. Lansia perempuan cenderung

mengabaikan pola makan dan aktivitas sehingga memengaruhi

timbulnya penyakit sendi ( Ani, dkk 2014 dalam (Munifa, 2019).

b. Umur

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa umur sebagian

besar berusia 55 – 65 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian (Amalia, 2019) bahwa terdapat usia umur berusia 55 –

65 tahun.

69
Lansia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri fase

prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55 – 65 tahun, dan

fase senium yaitu lanjut usia yang berusia lebih dari 65 tahun

(Amalia, 2019).

2. Analisa univariat

a. Kompres hangat jahe merah

Berdasarkan hasil penelitian kompres hangat jahe merah

setelah dilakukan tindakan didapatkan hasil yang efektif. sebelum

di lakukan kompres hangat jahe responden mengatakan nyeri

sangat menganggu aktivitasnya, setelah dilakukan tindakan

kompres hangat jahe merah terdapat perubahan skala nyeri sendi

sangat berkurang, akan tetapi ada satu pasien yang penurunan

nyeri sedikit hal ini di sebabkan karena responden masih makan

makanan yang mengandung purin tinggi.

Jahe merah ini mengandung minyak atsiri dan oleoresin, yang

banyak digunakan dalam industry dan secara langsung di gunakan

pula di rumah tangga. Berdasarkan penelitian dan pengalaman

jahe merah sebagai bahan baku obat dengan rasanya yang panas

dan pedas, telah terbukti menyembuhkan berbagai jenis penyakit

(Amalia, 2019).

Berdasarkan penelitian (Arlina, 2019)Kompres hangat jahe

merah adalah tindakan non farmakologi yang berguna menaikkan

70
kapasitas dalam mengendalikan rasa nyeri dalam tubuh, ciri jahe

yaitu memiliki rasa pedas serta hangat.

b. Tingkat nyeri

Berdasarkan hasil penelitian kompres hangat jahe merah

responden sebelum dilakukan kompres jahe merah responden

mengalami nyeri berat terkontrol dan nyeri sedang dan setelah

diberikan kompres hangat jahe merah responden mengalami

penurunan nyeri ringan dan sedang. Karena kompres hangat jahe

merah menurunkan nyeri sendi dengan memberikan rasa hangat

pada area persendian yang mengalami nyeri.

Berdasarkan penelitian (Saputra Darmawansyah, 2022)

dengan hasil terdapat perubahan dimana yang sebelumnya

megalami tingkat nyeri berat setelah diberikan intervensi kompres

hangat jahe merah tingkat nyerinya menurun menjadi skala nyeri

sedang, kemudian yang sebelumnya megalami tingkat nyeri

sedang setelah diberikan intervensi kompres hangat jahe merah

tingkat nyerinya menurun menjadi skala nyeri ringan, kemudian

yang sebelumnya megalami tingkat nyeri ringan setelah diberikan

intervensi kompres hangat jahe merah tingkat nyerinya menurun

menjadi tidak nyeri.

3. Analisa Bivariat

Asam urat merupakan penyakit sendi yang ditandai dengan adanya

hiperurisemia atau peningkatan kadar asam urat dalam darah. Nyeri

71
yang terjadi pada penderita asam urat menyebabkan pasien merasa

tidak nyaman dan aktivitas terganggu. Berdasarkan hasil uji hipotesis

dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan nilai

Asymp. Sig. (2 – tailet ) setelah perlakuan adalah sebesar 0,00 < 0,05.

Penggunaan uji wilxocon karena data tidak berdistribusi normal

dengan nilai sig 0,00 < 0,05 menggunakan uji normalitas. dimana jika

nilai sig. > 0,05 maka nilai berdistribusi normal dan jika nilai sig. <

0,05 maka nilai tidak berdistribusi normal. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh pemberian kompres hangat jahe merah

terhadap tingkat nyeri asam urat pada lansia di desa Cingkang

Kabupaten Bone.

Pemberian kompres jahe hangat merupakan mekanisme

penghambat reseptor nyeri pada serabut saraf besar dimana akan

mengakibatkan terjadinya suatu perubahan mekanisme yaitu gerbang

yang akhirnya dapat memodifidikasi dan merubah sensasi nyeri yang

datang sebelum sampai ke korteks serebri menimbulkan persepsi nyeri

dan reseptor otot sehingga nyeri dapat berkurang.

Nyeri sendi merupakan penyakit yang umum terjadi pada

masyarakat dari kelompok lansia. Selain factor usia, banyak hal yang

memengaruhi percepatannya, nyeri sendi dapat muncul karena

banyaknya lansia yang tidak bisa mengontrol gaya hidupnya (Kurnia,

2015).

72
menggunakan kompres jahe merah dapat memberikan efek

fisiologis dengan cara menurunkan nyeri sendi pada tahap tranduksi (

proses konversi energi dan rangsangan noksius (suhu mekanik atau

kimia ) menjadi energi listrik (implus saraf) oleh reseptor sensorik

untuk nyeri (nosiseptor), pada tahapan ini jahe memiliki kandungan

ginggerol yang mengandung siklooksigenase yang bisa menghambat

terbentuknya prostaglandin sebagai mediator nyeri, sehingga terjadi

penurunan nyeri sendi. Sehingga jahe bisa digunakan sebagai salah

satu alternatif pengobatan non farmakologis untuk menurunkan nyeri

sendi. (Radharani, 2020).

Kesegaran jahe merah pada pembuatan kompres hangat perlu

diperhatikan agar kandungan jahe yang di gunakan lebih maksimal.

Selain itu jahe harus di cuci bersih karena kulit jahe juga bisa

digunakan sebagai pembuatan kompres hangat jahe agar kadar minyat

atsiri tetap sama dan tidak berkurang. Pada bagian kulit jahe

mengandung komponen minyat atsiri yaitu bagian korteks jahe sesuai

dengan pernyataan (Srikandi et al., 2020).

Jahe merah memiliki efek anti radang sehingga dapat digunakan

untuk mengatasi peradangan dan mengurangi rasa nyeri. Efek anti

radang di sebabkan komponen aktif jahe merah yang terdiri gingerol,

gingerdione dan zingerol yang berfungsi menghambat leukotriene dan

prostaglandine yang merupakan mediator radang. Mengungkapkan

bahwa panas mempunyai efek yang berbeda dalam tubuh, efek

73
tersebut juga tergantung dari lamanya pemberian panas. Pemberian

panas 15 – 20 menit memiliki efek vasodilatasi pembuluh darah

sehingga terjadi peningkatan aliran darah. Peningkatan aliran darah

akan menurunkan viskositas darah dan metabolisme lokal karena

aliran darah dan metabolisme sehingga aliran darah membawa oksigen

ke jaringan.

Responden mengungkapkan bahwa nyeri sedikit berkurang dan

responden sangat senang dengan tindakan yang telah di berikan.

Peneliti berpendapat bahwa penurunan nyeri pada sendi dikarenakan

area nyeri di berikan kompres hangat jahe sehingga responden merasa

lebih rileks dari sebelumnya, area yang terasa kaku sudah bisa di

gerakkan seperti biasanya. Pemberian kompres hangat jahe merah

pada penelitian ini di gunakan selama ± 10 - 15 menit, rasa panas yang

mampu bertahan selama 3- 5 menit saja sehingga kompresan di ulang

dengan 2- 3 kali, namun dalam rentang waktu tersebut kompres

hangat jahe merah tetap mampu memberi pengaruh sehingga mampu

dapat menurunkan nyeri sendi lansia penderita asam urat.

Berdasarkan hasil penelitian (Saputra Darmawansyah, 2022)

Pengaruh Kompres Hangat Jahe Merah Terhadap Nyeri Asam Urat

Pada Lansia Di Rw 004 Kampung Rawa Bokor Kota Tangerang

Tahun 2021 di dapatkan hasil p value Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar

.000 < 0.05 dengan kesimpulan Ada Pengaruh Pemberian Kompres

74
Hangat Jahe Merah Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia

Asam Urat.

Berdasarkan hasil penelitian (Astuti, 2020) Pengaruh Pemberian

Kompres Hangat Jahe Merah Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat

bahwa pemberian kompres hangat jahe merah dapat menurunkan nyeri

asam urat serta penyakit radang sendi misalnya rhematoid arthritis

dengan sebelum diberikan intervensi rata-rata skala nyeri berada pada

skala nyeri berat (7-9) sedangkan setelah intervensi berada diskala

nyeri ringan (1-3).

Berdasarkan hasil penelitian (Munifa, 2019) Pemberian Kompres

Jahe Terhadap Perubahan Nyeri Sendi Pada Lansia Penderita Asam

Urat Di Kelurahan Takeran Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan

di dapatkan hasil dengan nilai p – value kelompok perlakuan 0,000 <

ɑ = 0,005 menunjukkan bahwa H0 di tolak Dan H1 di terima sehingga

ada pengaruh pemberian komprs jahe terhadap perubahan nyeri sendi

pada penderita asam urat di kelurahan Takeran Kecamatan Takeran

Kabupaten Magetan.

Dari uraian diatas berdasarkan hasil penelitian maka dapat di

simpulkan bahwa pemberian kompres hangat jahe merah terhadap

tingkat nyeri asam urat pada lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas

Barebbo Kabupaten Bone tahun 2022 di dapatkan hasil dengan nilai

Skala nyeri rata – rata sebelum diberikan kompres hangat adalah 7,00

dengan standar deviation 1,376 sedangkan skala nyeri rata – rata

75
sesudah diberikan kompres hangat adalah 3,90 dengan standar

deviation 1,373. Dengan nilai value atau nilai Asymp. Sig. ( 2 –

tailed ) sesudah kompres adalah sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat

di simpulkan bahwa Hipotesis di terima yang berarti ada perbedaan

antara sebelum dan sesudah kompres hangat jahe merah.

76
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang berjudul Pemberian Kompres Hangat

Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Wilayah

Kerja UPT Puskesmas Barebbo Kabupaten Bone di dapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat nyeri responden sebelum dilakukan kompres jahe di

Desa Cingkang Kecamatan Barebbo sebagian besar dalam

kategori nyeri berat terkontrol dan nyeri sedang.

2. Tingkat nyeri responden setelah dilakukan kompres jahe di

Desa Cingkang Kecamatan Barebbo sebagian besar dalam

kategori nyeri ringan.

3. Terdapat pengaruh pemberian kompres hangat jahe pada

penderita asam urat di desa Cingkang Kecamatan Barebbo

Kabupaten Bone.

A. Saran

1. Bagi Masyarakat, Lansia di Desa Cingkang

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

informasi dan salah satu pengobatan non Farmakologi untuk

menurunkan skala nyeri asam urat bagi seluruh masyarakat

lansia di Desa Cingkang.

77
2. Bagi UPT Puskesmas Barebbo

Penelitian ini dapat digunakan pada UPT Puskesmas

Barebbo Sebagai sumber informasi dan bahan untuk promosi

kesehatan pada penderita asam urat.

3. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dapat melakukan

penelitian dengan memodifikasi pemberian kompres hangat

jahe untuk mengurangi skala nyeri pada pasien.

78
DAFTAR PUSTAKA

amalia, W. (2019). Pengaruh Kompres Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Sendi


Lansia Dengan Arthritis Gout (Di Dusun Plandi Kecamatan Jombang
Kabupaten Jombang). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang, 2, 1–13.
Anggraeni, S. D. (2019). Effects Of Use Of Red Ginger Compress On Pain In
Elderly That Suffer Uric Acid : Case Study. International Conference Of
Kerta Cendekia Nursing Academy-2019, 42–48.
Ardani, I. O. (2019). Pengaruh Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Puskesmas Dagangan Kecamatan
Dagangan Kabupaten Madiun. Program Studi Keperawatan Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun.
Arlina, Z., Arlina, Z., Kunci, K., & Arlina, Z. (2019). Lansia Penderita Gout
Arthritis Di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2018.
9(18).
Astuti, N. F. (2020). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Merah Terhadap
Tingkat Nyeri Asam Urat. Engineering, Construction And Architectural
Management,25(1),1–9.
Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Jss.2014.12.010%0ahttp://Dx.Doi.Org/10.1016/
J.Sbspro.2013.03.034%0ahttps://Www.Iiste.Org/Journals/Index.Php/Jpid/Art
icle/Viewfile/19288/19711%0ahttp://Citeseerx.Ist.Psu.Edu/Viewdoc/Downlo
ad?Doi=10.1.1.678.6911&Rep=Rep1&Type=Pdf
Butu, A. (2018). Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Strategi Manajemen Nyeri
Pada Pasien Fraktur Post Operasi Orif Di Rsup H. Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara.
Dehlin, M., Jacobsson, L., & Roddy, E. (2020). Global Epidemiology Of Gout:
Prevalence, Incidence, Treatment Patterns And Risk Factors. Nature Reviews
Rheumatology, 16(7), 380–390. Https://Doi.Org/10.1038/S41584-020-0441-
1
Hindun, G. D. (2016). Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Keperawatan Nyeri
Akut Post Curretage Atas Indikasi Abortus Incomplete Pada Ny. Y P0a1 Di
Ruang Bougenville Rsud Dr. R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Fakultas Ilmu Kesehatan Ump, 2016.
Ilham. (2020). Pengaruh Kompres Hangat Menggunakan Jahe Merah Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis. Jurnal Kesehatan, 2,
14–19.

79
Indah, S. N., Ulkhasanah, M. E., Sani, F. N., Ansari, F. P., Bayu, R., & Putra, S.
(2021). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Penderita Gout Arthritis 1. Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional
(Sikesnas), 363–370.
Jardewi. (2017). Perbedaan Kadar Asam Urat Pada Pasien Puasa Dan Tidak
Puasa. Universitas Muhamadiyah Semarang.
Kurnia, N. (2015). Perbedaan Nilai Range Of Motion (Rom) Sendi Ektremitas
Atas Sebelum Dan Sesudah Pelatihan Senam Lansia Menpora Pada
Kelompok Lansia Kemuning Banyumanik, Semarang. Program Pendidikan
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lase, E. H. (2015). Pengaruh Kompres Jahe Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Penderita Rheumathoid Arthritis Usia 40 Tahun Keatas Di Lingkungan Kerja
Puskesmas Tiga Balata 2015. Program Studi Ners Fakultas Keperawatan
Dan Kebidanan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Listiani, R. F. D. A. (2020). Hubungan Asupan Purin Dengan Peningkatan Kadar
Asam Urat Darah Pada Pra Lansia Di Polindes Kepel Kecamatan Kare
Kabupaten Madiun. 151–156.
Madoni, A. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Gout Arthritis Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Begalung Tahun 2017. Xii Jilid Iii, Xii(79), 1–7.
Http://Jurnal.Umsb.Ac.Id/Index.Php/Menarailmu/Article/Viewfile/530/469
Madyaningrun, E., Kusumaningrum, F., Wardani, R. K., Susilaningrum, A. R., &
Ramadhani, A. (2020). Buku Saku Kader Pengontrolan Asam Urat Di
Masyarakat. Universitas Gadjah Mada.
Meliala, L. (2017). Buku Ajar Nyeri. Perkumpulan Nyeri Indonesia (Indonesian
Pain Society).
Merliana, R., Daeli, N., & Sitanggang, M. (2019). Perbedaan Kompres Air Hangat
Dan Jahe Merah Terhadap Tingkat Nyeri Gout Lansia. Jurnal Kesehatan
Saelmakers Perdana, 2(2), 169–175.
Munifa, D. A. S. (2019). Pemberian Kompres Jahe Emprit Terhadap Perubahan
Nyeri Sendi Pada Lansia Penderita Asam Urat Di Kelurahan Takeran
Kecematan Takeran Kabupaten Magetan.
Nurhayati. (2018). Hubungan Pola Makan Dengan Terjadinya Penyakit Gout (
Asam Urat ) Di Desa Limran Kelurahan Pantoloan Boya. Stikes Widya
Nusantara Palu Jurnal Kesmas, Vol. 7 No. 6, 2018, 7(6).
Okayanti, N. P. (2021). Gambaran Perilaku Lansia Dengan Gout Arthritis Di
Desa Manggis, Kec. Manggis, Kab. Karangasem Tahun 2021.

80
Pambudi, P. (2018). Efektifitas Kompres Hangat Rebusan Jahe Emprit Dan Jahe
Merah Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Sendi Pada Lansia Di Upt
Pelayanan Sosial Tresna Werdha Magetan Di Asrama Ponorogo.
Pistanty, M. A., & Nuur, U. A. (2021). Pengaruh Pemberian Kompres Larutan
Jahe Terhadap Nyeri Asam Urat Di Posyandu Lansia Melati Desa
Candisari. 05, 17–25.
Radharani, R. (2020). Kompres Jahe Hangat Dapat Menurunkan Intensitas Nyeri
Pada Pasien Gout Artritis. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1),
573–578. Https://Doi.Org/10.35816/Jiskh.V10i2.349
Ramadhan, A. D. P. (2021). Studi Literature Pengaruh Pemberian Kompres Jahe
Merah Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang.
Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan Ri Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Riskesdas 2018. (N.D.). Laporan Provinsi Sulawesi Selatan Riskesdas 2018.
Lembaga Penerbit Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan 2019.
Saputra Darmawansyah, S. R. (2022). Pengaruh Kompres Hangat Jahe Merah
Terhadap Nyeri Asam Urat Pada Lansia Di Rw 004 Kampung Rawa Bokor
Kota Tangerang Tahun 2021. Nusantara Hasana Journal, 2(1), 157–166.
Saputri, D. (2020). Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Kadar Asam Urat
Dalam Darah Di Posyandu Lansia Kelurahan Madiun Lor Puskesmas
Patihan Kota Madiun.
Srikandi, S., Humaeroh, M., & Sutamihardja, R. (2020). Kandungan Gingerol
Dan Shogaol Dari Ekstrak Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe) Dengan
Metode Maserasi Bertingkat. Al-Kimiya, 7(2), 75–81.
Https://Doi.Org/10.15575/Ak.V7i2.6545
Syamsu, A. D. (2017). Perbandingan Kompres Jahe Merah Dan Kompres
Hangatm Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia. Jurnal
Keperawatan.
Wali, G. Zhaka. (2019). Efektifitas Pemberian Kompres Jahe Merah Dan
Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Asam Urat Di
Desa Madigondo Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan.
WHO. (2020). WHO methods and data sources for global burden of disease
estimates 2000 - 2019. World Health Organization, December.
Widyanto, F. W. (2017). Artritis gout dan perkembangannya. Rumah Sakit
Aminah Blitar.

81
Wiesbaden, J. (2021). CME Pelatihan bersertifikat encok. 513–525.
Zuhair, M. N. (2021). hubungan intensitas nyeri dengan status fungsional
penderita.

82

Anda mungkin juga menyukai