Anda di halaman 1dari 2

Apakah memang terdapat anak berbakat dan tidak berbakat? Berikan penjelasan!

Aspek kognitif dan afektif. Apakah salah satu aspek saja yang lebih dominan untuk
menandakan anak yang kreatif, jelaskan!

Berikan contoh kritik yang bersifat destruktif?

Jelaskan pernyataan "guru yang kreatif akan mampu memberikan stimulus secara tepat"!

Nama : Muhammad Nur Kurnia Rahman

NIM : 1401419198

Izin menanggapi diskusi.

1. Bahwasannya anak berbakat memang benar adanya. Anak berbakat dalam hal ini
memiliki kemampuan luar biasa dibandingkan dengan anak umum lainnya. Berbakat
dalam hal ini tidak hanya dalam intelektual saja, melainkan terdapat pada bidang-
bidang yang dikuasainya contohnya berbakat dalam seni lukis cat air. Teknik dan
kreativitasnya berbeda dengan anak pada umumnya. Sedangkan anak yang tidak
berbakat menurut lebih ke arah anak yang kurang mampu menimbulkan kreatifitas.
Semua anak memiliki bakat pada masing-masing bidangnya, namun kreatifitas
berbeda dan perlu diasah. Anak tidak berbakat terlalu memiliki kekurangan dalam
kreatifitas, baik karena faktor internal atau faktor eksternal.
2. Menandakan anak yang kreatif menurut saya kedua aspek tersebut diperlukan dan
saling beriringan. Aspek kognitif menjadikan memiliki keterampilan berpikir yang
lancar dan semakin mengapresepsi sebuah karya. Sedangkan aspek afektif sebagai
penopang aspek koginitif menjadikan cara berpikir karya melalui sikap dan perasaan
untuk mengembangkan kreatifitasnya ke arah yang baru berbeda dengan lainnya.
3. Kritik destruktif menjadikan sebuah kritik yang bukannya untuk membangun diri
yang dinilai untuk berimprovisasi kedepan justru akan menimbulkan rasa luka pada
psikisnya. Contoh dari kritik destruktif misalnya guru memberikan kritik pada hasil
menggambar siswa dengan mencorat-coret gambar tersebut. Tidak hanya itu guru
mengkritik untuk mengikuti aturan dari guru tersebut dalam menggambar harus sesuai
keinginan guru tersebut “Gambar ini jelek, pak guru sudah bilang garisnya harus
seperti ini, mataharinya harus lingkaran utuh ditengah-tengah, dsb”
4. Guru yang kreatif akan memberikan stimulus yang tepat. Hal ini dimasudkan guru
memberikan stimulus berdasarkan fenomena yang dibutuhkan bagi peserta didik
untuk membangkitkan rasa kreatfitasnya. Pemberian stimulus dapat meningkatkan
perkembangan motorik dan saraf pada peserta didik. Stimulus dapat berupa pujian
ataupun sebuah permainan agar indera menjadi terampil.

Anda mungkin juga menyukai