Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN TN.

J DENGAN ULKUS DEKUBITUS


REGIO THORAX DEXTRA + DM TIPE II DI RSUD KORPRI
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

A. Biodata
I. Identitas klien
Nama : Tn.J

Umur : 56 Tahun

Agama : Kristen

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pelaut

Jenis kelamin : Laki-Laki

Status perkawinan : Menikah

Alamat : Jl. Sepakat No. 97

Sumber informasi : Klien & Keluarga

II. Penanggung jawab


Pasien Sendiri

III. Identitas medis


Tanggal/jam masuk : 02 Januari 2023

Bangsal/kamar : Safir

Dx Medis : Ulkus Dekubitus Regio Toharx Dextra

No.Register/RM : 00.27.35
B. Riwayat penyakit
1. Keluhan Utama saat masuk RS :
Benjolan Bernanah di Punggung
2. Keluhan saat utama saat pengkajian :
Pasien Datang dengan keluhan adanya benjolan bernanah di bagian punggung sejak 1
bulan yang lalu sudah di rawat di RS dirgahayu 2 hari yang lalu. Setelah itu benjolan
makin membesar dan terasa nyeri.
TD : 121 , S : 38,7oC , P : 86x/i , RR : 20x/i

3. Riwayat Penyakit Sekarang :


Klien mengatakan nyeri di bagian benjolan pada punggung, nyeri seperti di tusuk-tusuk,
skala nyari 8.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan mempunyai riwayat DM tipe 2.
5. Riwayat Penyakit Keluarga dan genogram

C. Pengkajian Saat Ini


1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan ketika dirumah dulunya rutin mengkonsumsi obat gula, namun
semenjak bekerja dilaut pasien jarang mengkonsumsi obat gulnya.

BB klien saat pengkajian 80 kg, tinggi badan : 175 cm

2. Pola eliminasi
- Sebelum masuk RS : Klien mengtakan sering buang air kecil, untuk buang air
besar normal.
- Selama masuk RS : selama di Rs pasien juga mengatakan sering buang air
kecil
3. Pola Aktivitas dan latihan (Kemampuan Fungsional)
Kategori Kriteria Skor Skor Akhir Tanggal dan waktu
Bowel -Inkontinensia/tidak bisa (0)
menahan
-Kadang tidak bisa (1)
menahan(<1x/minggu)
-Normal teratur (2)
Urinaria -Inkontinensia/tidak bisa (0)
menahan
-Kadang tidak bisa (1)
menahan(<1x/hari)
-Normal teratur (2)
Perawatan Diri -Butuh bantuan (0)
-Mandiri (1)
Penggunaan -Butuh bantuan (0)
Toilet -Terkadang butuh bantuan (1)
-Mandiri (2)
Makan -Tidak mampu (0)
-Butuh Bantuan (1)
12
-Mandiri (2)
Berpindah -Tidak ada keseimbangan (0)
duduk
-Butuh bantuan untuk (1)
duduk (>1 orang)
-Butuh sedikit bantuan (1 (2)
orang)
-Mandiri (3)
Mobilitas -Tidak mampu bergerak (0)
-Menggunakan kursi roda (1)
-Bisa berjalan dengan (2)
bantuan orang lain
-bisa berjalan sendiri (3)
(dengan tongkat)
Berpakaian -Butuh bantuan penuh (0)
-hanya bisa setengahnya (1)
-Mandiri (2)
Naik/turun -Tidak mampu (0)
Tangga -Butuh bantuan (1)
-Mandiri (2)
Mandi -Butuh bantuan (0)
-Mandiri (1)

Keterangan :

20 = mandiri 5-8 = ketergantungan berat


12-19 = ketrgantungan ringan 0-4 = ketergantungan total
9-11 = ketergantungan sedang

4. Pola perceptual
a. Penglihatan : Klien mengatakan untuk penglihatan agak kabur jika melihat
objek yang lumayan jauh.
b. Pendengaran : Untuk pendengaran baik klien masih bisa mendengar suara di
sekitarnya.
c. Pengecapan : Klien masih bisa merasakan makanan-makanan yang di
makannya.
d. Penciuman : Penciuman klien baik tidak ada masalah.
e. Sensasi : Klien masih bisa merasakan nyeri

5. Pola tidur dan istirahat


Sebelum sakit : Klien mengatakan kadang terbangun untuk buang air kecil di
malam hari

Selama klien sakit : Semenjak di Rs klien kadang terbangun jika merasakan nyeri dan
klien juga sering buang air kecil sehingga terganggu untuk istirahatnya.
6. Pola persepsi kognitif
S : klien mengatakan nyeri dibagian punggung

P = Nyeri saat bergerak maupun tidak

Q= Nyeri seperti ditusuk-tusuk benda tumpul

R= nyeri di bagian Punggung menjalan kebagian bawah punggung

S= Skala 8

O : ku sedang, kes. Cm GCS 15.

7. Pola persepsi konsep diri


a. Body image
Klien adalah seorang ayah

b. Ideal diri
Harapan Pasien agar lekas sembuh
c. Harga diri
Pasien merasa sedih dengan kondisi saat ini
d. Peran
Klien seorang suami dan memiki dua orang anak
a. Identitas diri
Klien adalah anak ke pertama dari 3 bersaudara

8. Pola Peran dan Hubungan


Pasien sudah menikah, Pasien tinggal bersama istri dan anaknya.

9. Pola seksual dan Reproduksi


Pasien tidak memiliki masalah pada organ genital.

10. Pola Koping dan Toleransi stress


Pasien mengatakan kadang bisa mengatasi masalah sendiri dan kadang berdiskusi
keluarganya jika ada masalah.
11. Pola Nilai dan kepercayaan
Pasien beragama Kristen dan Pasien rajin beribadah sebelum sakit.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
2. Vital Sign TD : 123/65 mmHg
N : 83 x/mnt
S : 36,80C
RR : 23x/mnt
3. Kesadaran : compos mentis
4. Kepala : bersih tidak ada ketombe, rambut tampak adanya keputihan
5. Mata
- Konjungtiva : Anemis
- Palpebra : Simetris normal
- Sclera : Ikterik
- Pupil : Ishokor
6. Telinga : Bersih, simetris, kanan kiri, warna coklat, bisa mendengarkan suara
dengan baik.
7. - Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak terpasang kanul
- Mulut : Tamapak bersih tidak ada kotoran
- Lidah : Tampak merah muda, sedikit pecah-pecah
- Bibir : Tampak kering, dan sedikit pecah-pecah
- Gigi : Tampak adanya karang gigi, tidak adanya pendarahan pada gusi.
8. Leher :Tidak pembesaran kelenjar tyroid, tidak adanya pembesaran vena
jugularis
9. Dada : Tampak simetris, tidak ada massa, tidak ada benjolan.
Paru-paru :

- Inspeksi = simetris tidak ada luka dan memar, bentuk dada normal

- Palpasi = Tidak ada nyeri, tidak ada benjolan, taktil fremitus, pergerak dinding
dada simetris

- Perkusi = Tidak ada pembesaran paru-paru, suara sonor

- Auskultasi = Tidak adanya tamabahn Suara nafas normal vesikuler

Jantung :

- Inspeksi = tidak nampak ictus cordis

- Perkusi = Terdengar pekak didaerah jantung

- Auskultasi = Tidak ada suara jantung tambahan

Abdomen :

- Inspeksi = tidak ada massa dan jejas

- Auskultasi = Bising usus 21 kali per menit

- Palpasi = Tidak ada nyeri tekan

- Perkusi = Perut terdengar sonor

10. Kulit turgor : kembali < 2 detik


11. Genetalia : tidak ada pembesaran prostat
12. Extremitas
- Terpasang infus di tangan kiri
- Tangan kanan kekuatan otot 3
- Tangan kiri kekuatan otot 3
- Kaki kanan kekuatan otot 3 .
- Kaki kiri kekuatan otot 3
13. Hasil pemeriksaan laboratorium
Nama : Tn. J Tanggal Order : 07.02.2023
No. RM : 00.27.35 Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 56 tahun 7 bulan Ruangan : Safir
TTL : Binjai, 06 Juni 1966

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

Leukosit 11.6 4,80 – 10,80 10 /ul

Hemoglobin 13.2 14,0 – 18,0 g/dl

Hematokrit 38,6 37,0 – 54,0 %

PLT 342 150 – 450 10/dl

Eritrosit 4,41 4,70 – 6,10 10/dl

PDW 15.2 9 – 13 fl

14. Program Terapi/obat sebelum operasi:


Adivice Dr. Fahrurrozi, Sp.B
1. Iufd RL 20 tpm
2. Inj. ceftriaxone (IV) 2x1
3. Inj metronidazole (IV) 3x1
4. Inj. Ketrolac (IV) 3x1 amp
5. Inj. Ranitidin 2x1

Advice Dr. Adidia, Sp.PD :


1. Novorapid/Apidra 3x6 unit
2. Cek GDS Jam 06.00+22.00 wita
3. Ganti verban kompres metronidazole
E. ANALISA DATA

NO Waktu ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Selasa, DS: Pasien mengatakan adanya benjolan di bagian Agen pencedera Nyeri Akut
05.02.23 punggung bernanah dan terasa nyeri fisik
P: Nyeri bagian punggung kanan saat bergerak
maupun diam
Q: nyeri seperti di tusuk-tusuk
R: Punggung kanan menjalar ke bagian punggung
bawah
S: Skla nyeri yang dirasakan (6)
T: Nyeri hilang timbul >2 detik
DO:
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Tampak sesekali memegang ke bagian
belakang
- Pasien sulit untuk tidur
KU = Sedang, Kes = Cm, GCS= 15.

2. DS : Pasien mengatakan mempunyai riwayat DM Gangguan Ketidakstabilan


tipe 2, namun jarang mengkomsumsi obat toleransi glukosa kadar glukosa
gulanya. darah darah
DO :
- Pasien tampak lemah
- Tampak sering buang air kecil
- TD : 144/72
N : 83x/m
RR : 20x/m
T : 36,7
- GDS Jam 22.00 : 261 mg/dl
- GDS Jam 06.00 : 228 mg/dl

3. DS : Luka bagian bagian punggung, bengkak dan kerusakan Gangguan


terasa nyeri jaringan/lapisan intergritas
DO :
kulit kulit
- Riwaya DM tipe II
- GDS 261 ml/dl
- Luka tampak kemerahan
- Bengkak
- Lebar Luka kurang lebih 3 cm

4. DS : Pasien mengatakan tidak tau bagaimana cara Penyakit Kronis Resiko infeksi
merawat lukanya sehingga semakin
membesar
DO :
- Adanya luka terbuka
- Luka tampak kemerahan
- Luka tampak basah
- Tampak adanya cairan eksudat
- Leukosit 15.2 ( Nilai normal 9-13)

5. DS : Pasien mengatakan merasa tidak nyaman saat Gejala penyakit Gangguan rasa
tidur akibat luka di punggungnya. nyaman
DO :
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak miring kanan kiri
- Pasien tampak sesekali meringis karna
nyeri

6. DS : Pasien mengatakan cemas terhadap Krisis situasional Ansietas


penyakitnya sekarang dan ingin ceapat di
operasi.
DO :
- Pasien tampak khawatir
- Pasien tampak tegang
- Pasien tampak gelisah
- Tampak pucat
- Nadi cepat
- Sering menanyakan mengenai kondisi
kepada perawat.

F. Dignosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen pancedera fisik
2. Ketidak seimbangan kadar glukosa darah b/d gangguan toleransi glukosa darah
3. Resiko infeksi b/d penyakit kronis
4. Gangguan intergritas kulit b/d kerusakan jaringan/lapisan kulit
5. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit
6. Anseitas b/d krisis situasional

G. Intervensi Keperawatan

NO SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri akut b/d agen Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
pencedera fisik Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3 x 24 jam 1.1 Identifikasi skala Nyeri
diharapkan masalah keperawatan 1.2 Indentifikasi nyeri secara non
Tingkat Nyeri dapat teratasi dengan verbal
kriteria hasil: 1.3 Identifikasi faktor yang
- keluhan nyeri (4 ) Cukup Menurun memperberat dan memperingan
- meringis ( 5 ) Menurun nyeri
- gelisah (5) Menurun Terapeutik :
- Kesulitan tidur (5) Membaik 1.4 Berikan terapi non farmakologis
- frekuensi nadi (5) Membaik untuk mengurangi rasa nyeri
1.5 kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi :
1.6 jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
1.7 kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
2. Ketidak seimbangan Kestabilan kadar Glukosa Darah Manajemen Hiperglikemia

kadar glukosa darah Setelah dilakukan tindakan Observasi :


keperawatan selama 3 x 24 jam 2.1 Identifikasi kemungkinan
b/d gangguan
diharapkan masalah keperawatan penyenbab hiperglikemia
toleransi glukosa kestbian kadar glukosa darah dapat 2.2 Monitor kadar glukosa darah

darah teratasi dengan kriteria hasil: 2.3 Monitor tanda dan gejala
- Pusing (4) Cukup Menurun hiperglikemia
- Lelah/Lesu (4) Cukup Menurun 2.4 Monitor output intake cairan
- Gemetar (5) Menurun Terapeutik :
- Kadar glukosa darah (4) Cukup 2.5 konsultasi dengan medis jika
Membaik tanda dan gejala hiperglikemia
- Rasa haus (4) Cukup Membaik tetap atau memburuk
Edukasi :
2.6 Monitor kadar glukosa secara
mandiri
2.7 Anjurkan kepatuhan terhadap
diiet
Kolaborasi :
2.8 Kolaborasi pemberian insulin

3. Resiko Infeksi b/d Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi


Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Penyakit Kronis
keperawatan selama 3 x 24 jam 3.1 Monitor tanda dan gejala infeksi
diharapkan masalah keperawatan lokal
tingkat infeksi berkurang dengan Terapeutik :
kriteria hasil: 3.2 Berikan perawatan kulit pada
- Kemerahan (4) Cukup Menurun area edema/luka
- Nyeri (4) Cukup Menurun 3.3 Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Bengkak (4) Cukup Menurun kontak dengan pasien dan
- Cairan berbau busuk (4) Cukup lingkungan pasien
Menurun Edukasi :
- Kadar sel darah putih (4) Cukup 3.4 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
membaik 3.5 Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
3.6 Ajarkan cara mencuci tangan
benar

4. Gangguan Intergiritas Kulit dan Jaringan Perawatan Luka


Observasi :
Interigritas kulit Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam 4.1 Monitor Karakteristik luka
b/d kerusakan
diharapkan masalah keperawatan (warna, ukuran, bau)
jaringan/ lapisan 4.2 Monitor tanda-tanda infeksi
intergritas kulit dan jaringan
kulit membaik dengan kriteria hasil: Terapeutik :
- Keruskan jaringan (3) Sedang 4.3 lepaskan balutan danpalster
- Kerusaskan laipisan kulit (3) secara perlahan
Sedang 4.4 Bersihkan luka dengan cairan
- Kemerahan (4) Cukup Menurun NACL
- Nyeri (4) Cukup Menurun 4.5 Berikan salep yang sesuai
- Suhu kulit (4) Cukup Membaik 4.6 Jadwalkan perubahan posisi
setiap 2 jam/ sesuai kondisi
pasien
Edukasi :
4.7 Ajarkan perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi :
4.8 Kolaborasi pemberian antibiotik

5. Gangguan rasa Status Kenyamanan Terapi Relaksasi

nyaman b/d gejala Setelah dilakukan tindakan Observasi :


keperawatan selama 3 x 24 jam 5.1 Identifikasi relakasasi yang
penyakit
diharapkan masalah keperawatan pernah digunakan
kenyamanan meningkat dengan Terapeutik :
kriteria hasil: 5.2 Ciptakan lingkungan yang
- Keluhan tidak nyaman (5) nyaman
Menurun 5.3 Gunakan pakaian yang Longgar
- Gelisah (5) Menurun Edukasi :
- Kebisingan (5) Menurun 5.4 Demontrasikan dan latih teknik
- Merintih (5) Menurun relaksasi napas dalam,
5.5 Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik relaksasi tersebut
5.6 Jelaskan tujuan, manfaat relaksasi
nafas dalam yang dipilih
6. Ansietas b/d krisis Tingkat Ansietas Terapi Relaksasi
situasional Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 3 x 24 jam 6.1 Identifikasi tingkat anseitas (mis.
diharapkan masalah keperawatan Kondisi, waktu, stressor
tingkat ansietas menurun dengan 6.2 Monitor tanda-tanda anseitas
kriteria hasil: Terapeutik :
- Verbalisasi khawatir akibat 6.3 Ciptakan susana terapeutik untuk
kondisi yang di hadapi (5) menumbuhakan kepercayaan
Menurun 6.4 Temani pasien untuk mengurangi
- Perilaku gelisah (5) Menurun kecemasan
- Perilaku tegang (5) Menurun 6.5 Motivasi mengidentifikasi situasi
- Frekuensi napas (5) Menurun yang memicu kecemasan
- Frekuensi nadi (5) Menurun Edukasi :
6.6 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi kecemasan
6.7 Latih Teknik relaksasi

H. Implementasi dan Evaluasi

NO. Dagnosa Hari/ Implemtasi Evaluasi


Tanggal
1. Nyeri akut b/d Minggu, 1.1 Identifikasi skala nyeri : Nyeri di S : Pasien mengatakan nyerinya
agen pencedera 5/2/23 bagian punggung skala nyeri sudah berkurang sklanya nyeri
fisik VAS 6 vas 5
1.2 Kontrol lingkungan yang O : - Pasien tampak meringis
nyaman : Menyediakan - Pasien tampak gelisah
lingkungan yang kondusif, A : Masalah nyeri akut b/d agen
dingin terhindar dari kebisingan pancedera fisiologis teratasi
1.3 Berikan terapi non farmakolgis : sebagian
Memberikan teknik relaksasi P : Lanjutkan Intervensi
nafas dalam 1.1,1.2,1.3,1.4
1.4 Kolaborasi pemberian analgetik
: Memberikan obat injeksi
metronidazole 3x1, Ketrolac 3x1.

2. Ketidak Minggu, 2.2 Monitor kadar glukosa darah : S : Pasien mengatakan sering buang
seimbangan 5/2/23 GDS Jam 22.00 : 261 mg/dl air kecil di malam hari maupun

kadar glukosa GDS Jam 06.00 : 228 mg/dl siang hari.


2.3 Monitor tanda dan gejala O : GDS : 261 mg/dl (Jam 22.00)
darah b/d
hiperglikemia : pasien tampak Pemberian apidra 8 unit
gangguan
sering buang air kecil GDS : 228 mg/dl (Jam 06.00)
toleransi
2.6 Anjurkan Kepatuhan Terhadap A : Masalah ketidakstabilan glukosa
glukosa darah
diiet : Mengedukasi hal-hal apa darah b/d gangguan toleransi
saja makanan yang perlu di glukosa darah teratasi sebagian.
hindari P : Lanjutkan Intervensi 2.2, 2.3, 2.6,
2.8 kolaborasi pemberian insulin : 2.8
Memberikan apidra 3 x 8 unit
3. Gangguan Minggu, 4.1 Monitor karateristik luka S :-
5/2/23 4.2 Monitor tanda-tanda infeksi
Interigritas
4.3 Lepaskan balutan dan palster O : Tampak kemerahan, bengkak,
kulit b/d
secara perlahan berair dan berbau
kerusakan 4.4 bersihkan luka dengan cairan A : Gangguan intergritas kulit b/d
jaringan/ metronidazole keruskan jaringan/lapisan kulit
lapisan kulit 4.6 Jadwalkan perubahan posisi belum teratasi
setiap 2 jam P : Lanjutkan intervensi 4.1-4.7
4.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
Metronidazole 3x1

1. Nyeri akut b/d 6/2/23 1.1 Identifikasi skala nyeri : Nyeri di S : Pasien mengatakan nyerinya
agen pencedera bagian punggung skala nyeri sudah berkurang setelah
fisik VAS 5 pasca post op, skala nyeri vas
1.2 Kontrol lingkungan yang 4
nyaman : Menyediakan O : - Pasien tampak lebih nyaman
lingkungan yang kondusif, - Rasa nyeri berkurang
dingin terhindar dari kebisingan A : Masalah nyeri akut b/d agen
1.3 Berikan terapi non farmakolgis : pancedera fisiologis teratasi
Memberikan teknik relaksasi sebagian
nafas dalam P : Lanjutkan Intervensi 1.1-1.3
Kolaborasi pemberian analgetik
: Memberikan obat injeksi
metronidazole 3x1, Ketrolac 3x1.

2. Ketidak 6/2/23 2.2 Monitor kadar glukosa darah : S :-


seimbangan GDS Jam 22.00 : 210 mg/dl O : GDS Jam 22 : 210 mg/dl ( Jam

kadar glukosa Sansulin 6 unit 22.00)


GDS Jam 06.00 : 174 mg/dl Pemberian Insulin 3 x 8 unit
darah b/d
2.3 Monitor tanda dan gejala GDS Jam 06.00 mg/dl (Jam
gangguan
hiperglikemia : pasien tampak 06.00)
toleransi
sering buang air kecil A : Masalah ketidakstabilan glukosa
glukosa darah
2.6 Anjurkan Kepatuhan Terhadap darah b/d gangguan toleransi
diiet : Mengedukasi hal-hal apa glukosa darah teratasi sebagian.
saja makanan yang perlu di P : Lanjutkan Intervensi 2.2-2.8
hindari
2.8 kolaborasi pemberian insulin :
Memberikan apidra 3 x 8 unit

3. Gangguan 6/2/23 4.1 Monitor karateristik luka S :-


4.2 Monitor tanda-tanda infeksi
Interigritas
4.3 Lepaskan balutan dan palster O : kemerahan berkurang, bengkak
kulit b/d
secara perlahan berkurang, bau berkurang.
kerusakan 4.4 bersihkan luka dengan cairan A : Gangguan intergritas kulit b/d
jaringan/ Metronidazole keruskan jaringan/lapisan kulit
lapisan kulit 4.6 Jadwalkan perubahan posisi belum teratasi sebagian.
setiap 2 jam P : Lanjutkan intervensi 4.1-4.7
4.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
Metronodazole 3x1

1. Nyeri akut b/d 7/2//23 1.5 Identifikasi skala nyeri : Nyeri di S : Pasien mengatakan nyerinya
agen pencedera bagian punggung skala nyeri sudah berkurang skala nyeri
fisik VAS 4 vas 3 setelah pasca post op
1.6 Kontrol lingkungan yang O : - Pasien tidak meringis
nyaman : Menyediakan - Tampak bisa beristirahat
lingkungan yang kondusif, A : Masalah nyeri akut b/d agen
dingin terhindar dari kebisingan pancedera fisiologis teratasi
1.7 Berikan terapi non farmakolgis : sebagian
Memberikan teknik relaksasi P : Lanjutkan Intervensi
nafas dalam 1.1,1.2,1.3,1.4
Kolaborasi pemberian analgetik
: Memberikan obat injeksi
metronidazole 3x1, Ketrolac
3x1.
2. Ketidak 7/2//23 2.2 Monitor kadar glukosa darah : S :-
seimbangan GDS Jam 22.00 : 160 mg/dl

kadar glukosa GDS Jam 06.00 : 157 mg/dl O : GDS Jam 22.00 : 160 mg/dl
2.3 Monitor tanda dan gejala Pemberin apidra 10 unit
darah b/d
hiperglikemia : pasien tampak GDS Jam 06.00 : 157 mg/dl
gangguan
sering buang air kecil A : Gangguan intergritas kulit b/d
toleransi
2.6 Anjurkan Kepatuhan Terhadap keruskan jaringan/lapisan kulit
glukosa darah
diiet : Mengedukasi hal-hal apa belum teratasi sebagian.
saja makanan yang perlu di P : Lanjutkan intervensi 4.1-4.7
hindari
2.8 kolaborasi pemberian insulin :
Memberikan apidra 3 x 10 unit

3. Gangguan 7/2//23 4.1 Monitor karateristik luka S :-


4.2 Monitor tanda-tanda infeksi
Interigritas
4.3 Lepaskan balutan dan palster O : kemerahan berkurang, bengkak
kulit b/d
secara perlahan berkurang, bau berkurang.
kerusakan 4.4 bersihkan luka dengan cairan A : Gangguan intergritas kulit b/d
jaringan/ NaCL keruskan jaringan/lapisan kulit
lapisan kulit 4.5 Berikan salep metovazin belum teratasi sebagian.
4.6 Jadwalkan perubahan posisi P : Lanjutkan intervensi 4.1-4.7
setiap 2 jam
4.7 Kolaborasi pemberian antibiotik
Metronodazole 3x1

Anda mungkin juga menyukai