Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PRAKTIK PROFESI MAHASISWA (PPM)

Di Sekolah Luar Biasa B-C Nike Ardilla

Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah “Praktik


Profesi Mahasiswa” tahun akademis 2022/2023

Disusun oleh:

1. Achmad Syafik (1191040003)


2. Fina Rizkiani (1191040050)
3. Gilang Askhiya F (1191040054)
4. Hikmawati Agustina (1191040062)
5. Mochamad Syahrul R (1191040088)
6. Rini Antika Agustina (1191040131)

TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PROFESI MAHASISWA

Di Sekolah Luar Biasa B-C Nike Ardilla

Disusun oleh:

1. Achmad Syafik (1191040003)


2. Fina Rizkiani (1191040050)
3. Gilang Askhiya F (1191040054)
4. Hikmawati Agustina (1191040062)
5. Mochamad Syahrul R (1191040088)
6. Rini Antika Agustina (1191040131)

Disetujui oleh:

Dosen pembimbing PPM Ketua Jurusan Tasawuf & Psikoterapi

Dr. Cucu Setiawan, S.Psi.I., M.Ag. Drs. Muhtar Gojali, M.Ag


NIP. 198008252007101003 NIP. 10096406141994021001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin, segala puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT, karena berkat Rahmat dan Kasih Nya sehingga kami senantiasa diberi
kemudahan dalam menyelesaikan tugas ini. Shalawat beserta salam semoga
tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya juga semoga sampai kepada kita semua selaku
umatnya.

Dalam kesempatan ini, kami dapat menyelesaikan laporan praktik profesi


mahasiswa (PPM) di Sekolah Luar Biasa BC Nike Ardilla. Pada kesempatan ini
juga, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan tugas laporan ini, yaitu antara lain kepada:

1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang dengan Rahmat, Kasih dan Sayang Nya
sehingga kami dapat melaksanakan Praktik Profesi Mahasiswa dengan
lancar.
2. Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagai panutan dan suri
tauladan kepada kami untuk terus berjuang menyelesaikan laporan ini
karena menjadi bukti bahwa telah mengikuti ajarannya yaitu mencari ilmu.
3. Kedua orangtua kami. yang senantiasa mendoakan kami, membiayai
pendidikan kami, dan juga terus memberikan motivasi untuk terus
berusaha menggapai cita-cita.
4. Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag. Selaku dekan Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
5. Dr. Muhtar Gojali, M.Ag selaku ketua jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
yang telah berjuang agar kegiatan PPM ini dapat terlaksana dengan baik.
6. Kepada dosen pembimbing lapangan bapak Dr. Cucu Setiawan, S.Psi.I.,
M.Ag., yang telah membimbing selama kegiatan PPM berlangsung.
7. Ibu Memi Widawati, S.Pd selaku kepala SLB BC Nike Ardilla yang telah
memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan kegiatan Praktik
Profesi Mahasiswa di SLB BC Nike Ardilla yang beliau pimpin.
8. Kepada bapak/ibu guru SLB BC Nike Ardilla dan pihak lain yang juga
telah membantu kami mensukseskan kegiatan Praktik Profesi Mahasiswa,
namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
9. Teman-teman PPM di SLB BC Nike Ardilla yang bekerja dan belajar
bersama. Terimakasih untuk satu bulan yang mengesankan dan tidak akan
terlupakan.

Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan mendapat


balasan oleh Allah SWT dengan berlipat ganda, Aamiin. Laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Namun dengan segala keterbatasan ini penulis
berharap bahwa laporan ini dapat membawa manfaat untuk semua pihak, Aamiin.

Bandung, 30 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................6
A. Latar Belakang.....................................................................................................6
B. Tujuan dan Manfaat............................................................................................9
C. Lokasi pelaksanaan Praktik Profesi...................................................................9
D. Waktu pelaksanaan Praktik Profesi...................................................................9
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................10
A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus..........................................................10
B. Jenis & Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus........................................13
C. Akhlak Terpuji...................................................................................................17
BAB III DESKRIPSI LOKASI DAN KEGIATAN PPM............................................21
A. Deskripsi Tempat Kegiatan Pelaksanaan PPM...............................................21
B. Struktur Organisasi SLB-BC Nike Ardilla......................................................24
D. Kegiatan Keagamaan dan Kegiatan lainnya yang ada di SLB-BC Nike
Ardilla.........................................................................................................................24
E. Kegiatan PPM.....................................................................................................25
BAB IV PENUTUP........................................................................................................28
A. Kesimpulan.........................................................................................................28
B. Saran...................................................................................................................28
Daftar Pustaka...............................................................................................................29
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah luar biasa menurut Suparno adalah pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental sosial, tetapi memiliki potensi
kecerdasan istimewa (Suparno, 2007). Sedangkan menurut Mangunson,
sekolah luar biasa adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional yang
secara khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang menyandang kelainan
fisik dan atau kelainan perilaku (Mangunson, 1998). Jika kita melihat Undang-
Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka
sekolah luar biasa adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan
program pendidikan bagi anak tuna atau cacat. Negara kita telah memiliki
sekolah luar biasa untuk tunanetra, tunarungu, dan tunawicara, tunadaksa,
tunalaras, tunaganda dan anak terbelakangan (Riadi, 2022).

Terdapat dua jenis sistem pendidikan Sekolah Luar Biasa, yaitu sistem
pendidikan segresi dan sistem pendidikan integrasi (Santoso, 2012). Sistem
pendidikan segresi merupakan sistem pendidikan dimana anak berkelainan
terpisah dari sistem pendidikan anak normal. Penyelenggaraan sistem
pendidika segresi dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. Keuntungan dari sistem ini
adalah: 1) rasa ketenangan pada anak luar biasa, 2) komunikasi yang mudah
dan lancar, 3) metode pembelajaran yang khusus sesuai dengan kondisi dan
kemampuan anak, 4) guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa, 5)
sarana dan prasarana yang sesuai. Walaupun banyak keuntuk terdapat juga
kekurangan dari sistem ini, yaitu 1) sosialisasi terbatas, 2) penyelenggaraan
pendidikan yang relatif mahal.
Sedangkan sekolah dengan sistem integrasi memiliki tujuan untuk
memberikan pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh
kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar
dapat mengembangkan diri secara optimal. Keuntungan dari sistem ini adalah:
1) merasa diakui haknya dengan anak normal terutama dalam memperoleh
pendidikan, 2) dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuan secara
optimal, 3) lebih banyak mengenal kehidyupan orang normal, 4) mempunyai
kesempatan untuk melanjutkan pendidika ke jenjang yang lebih tinggi, 5)
harga diri anak luar biasa meningkat.

Banyak sekali Sekolah Luar Biasa yang didirikan berdasarkan


peruntukannya, seperti:

1. SLB A (tunanetra) yang diperuntukkan untuk individu yang


memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan kurang
dari 6/60.
2. SLB B (tunarungu) yang diperuntukkan bagi anak-anak yang
mengalami gangguan pendengaran dan percakapan dengan
derajat pendengaran yang bervariasi.
3. SLB C (tunagrahita) yang diperuntukkan bagi mereka yang
memiliki keadaan keterbelakangan mental atau retardasi
mental.
4. SLB D (tunadaksa) merupakan sekolah yang diperuntukkan
untuk anak yang mengalami cacat tubuh, anggota gerak tubuh
tidak lengkap, bentuk anggota tubuh dan tulang belakang tidak
normal, kemampuan gerak sendi terbatas, ada hambatan dalam
melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
5. SLB E (tunalaras) merupakan sekolah yang diperuntukkan
untuk individu yang megalami hambatan dalam mengendalikan
emosi dan kontrol sosial.
6. SLB F (tunawicara) merupakan sekolah yang diperuntukkan
untuk individu yang mengalami keculitan berbicara
dikarenakan tidak berfungsinya alat-alat organ tubuh seperti
rongga mulut, lidah, langit-langit dan pita suara.
7. SLB G (tunaganda) merupakan sekolah untuk mereka yang
memiliki kombinasi kelainan baik dua jenis maupun lebih.
8. SLB H (HIV & AIDS) merupakan sekolah untuk anak-anak
yang mengidap penyakit HIV & AIDS.
9. SLB I (gifted) merupakan sekolah bagi anak-anak yang
memiliki kepintaran di atas rata-rata anak pada umumnya.
10. SLB J (talented) merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi
anak-anak yang berpotensi memiliki bakat istimewa.
11. SLB K (kesulitan belajar) merupakan sekolah yang
diperuntukkan bagi mereka yang mengalami hyperactive,
ADD/ADHD, Dyslexia, Dyspraxia, Dysphasis.
12. SLB L (lambat belajar) merupakan sekolah yang diperuntukkan
untik anak yang tergolong memiliki IQ 70 sampai 90 sehingga
mengalami proses yang lambat dalam memahami atau
menangkap pelajaran.
13. SLB M (autis) merupakan sekolah yang diperuntukkan untu
anak-anak autis.
14. SLB N (korban penyalahgunaan narkoba) merupakan sekolah
untuk merehab anak-anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkoba.
15. SLB O (indigo) merupakan sekolah yang diperuntukkan untuk
anak yang diyakini memiliki kemampuan atau sifat spesial,
tidak biasa dan bahkan supranatural.

Dalam melaksanakan program profesi mahasiswa ini penulis memilih


Sekolah Luar Biasa Nike Ardilla yang berada di Jalan Kali Cipamokolan, RT
2/RW 2, Cipamokolan, Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat, Kode Pos
409292, yang mana sekolah tersebut diperuntukkan untuk anak-anak dengan
jenis kebutuhan B (tunarungu) dan C (tunagrahita) dengan metode pengabdian
yang menerapkan pembelajaran akhlak.

B. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari kegiatan ini, yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan akhlak terpuji


b. Menerapkan berbagai macam terapi yang disesuaikan dengan siswa
dalam pembelajaran

Manfaat dari kegiatan PPM ini, yaitu sebagai berikut:

a. Guru beserta siswa dapat menerapkan sikap-sikap akhlak terpuji dalam


kehidupan sehari-hari seperti sikap sabar, syukur, dll.
b. Guru dapat mengetahui dan mengeksplore kembali bentuk terapi yang
dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.

C. Lokasi pelaksanaan Praktik Profesi


Praktik Profesi Mahasiswa dilakukan di SLB B-C Nike Ardilla yang
terletak di Jalan Kali Cipamokolan, RT 2/RW 2, Cipamokolan, Rancasari,
Kota Bandung, Jawa Barat, Kode Pos 409292.

D. Waktu pelaksanaan Praktik Profesi


Praktik Profesi Mahasiswa resmi dibuka pada tanggal 29 September
2022 oleh jurusan, dilanjut dengan pembukaan dan pelaksanaan PPM di SLB
BC Nike Ardilla pada tanggal 31 Oktober 2022 hingga 29 November 2022.
Dimana peserta PPM memiliki waktu aktif pelaksanaan program dua kali
dalam seminggu.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus


Anak berkebutuhan khusus menjadi fenomena yang menarik perhatian
untuk dipelajari dalam dua dekade terakhir ini hampir di seluruh negara di
dunia. Namun demikian, perhatian yang besar tentang anak berkebutuhan
khusus melahirkan beragam sebutan atau istilah yang seringkali
membingungkan jika tidak dipahami dengan tepat. Beberapa istilah yang
sering digunakan dan disamaartikan untuk menyebut anak berkebutuhan
khusus misalnya: ketuna-an/ cacat, anak dengan hambatan perkembangan,
gangguan/ abnormal, psikopatologi, disabilitas, hingga istilah baru yang
kemudian disepakati untuk memberikan kesan tidak diskriminatif dan positif
adalah istilah difabel yang merupakan akronim dari Different Abled People
(Ika Febrian Kristiana, 2021).

Anak berkebutuhan khusus menjadi pusat perhatian dan perbincangan


dalam dua dekade terakhir ini. Muncul banyak istilah yang bersinggungan
dengan istilah anak berkebutuhan khusus yang seringkali disamaartikan
terlebih oleh masyarakat awam. Beragam istilah yang bersinggungan dengan
anak berkebutuhan khusus antara lain: gangguan/ abnormal, disabilitas, cacat,
hambatan perkembangan, developmental psychopathology, dan atau difabel.
Meskipun istilah-istilah tersebut sering anggap sama dan digunakan
bersamaan, namun sebenarnya memiliki definisi yang berbeda di awal
kebermunculannya. Perbedaan istilah-istilah tersebut dapat dilihat dari tabel
berikut ini:

Tabel 1.

Istilah-istilah yang bersinggungan dengan Anak Berkebutuhan Khusus


Istilah Definisi

Berkaitan dengan “kurva normal” dalam statistik. Istilah


gangguan/ abnormal digunakan untuk menunjukkan
kondisi yang menyimpang secara klinis dari (kurva
normal) atau tidak seperti pada umumnya/ kebanyakan
Gangguan dan atau orang. Penggunaan istilah gangguan/ abnormal sangat
abnormal dipengaruhi oleh budaya dan situasi dimana individu
berada. Dengan kata lain, budaya dan situasi yang berbeda
dapat melahirkan persepsi yang berbeda pula tentang
kondisi yang dianggap gangguan/ abnormal (Hudziak,
2008)

Disabilitas merupakan keterhubungan antara fisik,


lingkungan, dan faktor biologis yang menghambat
Disabilitas
individu untuk dapat melakukan fungsinya secara efektif
(Mitchell & Brown, 1991).

Cacat merupakan sebuah fungsi dari hubungan antara


individu disabel dengan lingkungannya. Kecacatan terjadi
ketika sosial, budaya, dan kondisi fisik, menghambat akses
individu terhadap sistem yang ada sebagaimana yang bisa
Cacat/handicap
dilakukan oleh oranglain. Oleh karena itu, modifikasi
lingkungan fisik maupun sosial dimungkinkan dapat
mengurangi “kecacatan” namun tidak dapat mengurangi
disabilitas seseorang (Mitchell & Brown, 1991).

Hambatan Hambatan perkembangan atau dikenal dengan


perkembangan/ developmental disability merujuk pada proses
developmental pertumbuhan dan perkembangan individu yang tentu saja
berkaitan dengan mekanisme biologis dan pengaruh
lingkungan. Hambatan perkembangan yang terjadi di usia
anak-anak awal pada umumnya ditandai dengan
keterlambatan dan atau regresi dan atau tidak muncul dan
disability atau lompatan pertumbuhan dan perkembangan dari salah
satu atau beberapa aspek-aspeknya (fisik-psikomotorik,
kognitif & bahasa, atau sosial & emosi) yang akan
menghambat perkembangan dan keberfungsian individu di
usia-usia berikutnya (Hudziak, 2008).

Developmental psychopathology istilah yang merujuk


pada gangguan secara mental, dimana istilah ini
Developmental
mendasarkan pada konsep perkembangan secara universal
psychopathology
untuk melihat munculnya gangguan mental yang dialami
individu (Hudziak, 2008).

difabel adalah suatu kehilangan atau ketidaknormalan baik


Difabel (Different
psikologis, fisiologis maupun kelainan struktur atau fungsi
Abled People)
anatomis. (WHO.int / World Health Organization)

Anak berkebutuhan Istilah anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa
khusus (ABK)/ adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam
children with special beberapa dimensi yang penting dari fungsi
need kemanusiaannya. Mereka dari aspek fisik, psikologis,
kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan-
tujuan/ kebutuhan dan potensinya secara maksimal dan
memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga
professional. Dalam latar belakang pendidikan, maka anak
berkebutuhan khusus merupakan anak-anak (individu)
dengan hambatan perkembangan yang perlu dan
membutuhkan pelayanan pendidikan khusus yang berbeda
dengan anak-anak lain dalam. Pelayanan pendidikan yang
berbeda atau disebut dengan pelayanan pendidikan khusus
membuat penerimanya disebut dengan siswa berkebutuhan
khusus (Hallahan & Kauffman, 1997)

B. Jenis & Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus


1. Anak Berkebutuhan Khusus Fisik
a. Anak Dengan Gangguan Pengelihatan (Tunanetra)
Tunanetra mengalami hambatan penglihatan dalam memperoleh
informasi. Tunanetra merupakan salah satu tipe anak berkebutuhan
khusus (ABK), yang mengacu pada hilangnya fungsi indera visual
seseorang. Untuk melakukan kegiatan kehidupan atau berkomunaksi
dengan lingkungannya mereka menggunakan indera non-visual yang
masih berfungsi, seperti indera pendengaran, perabaan, pembau, dan
perasa (pengecapan) (Abdullah & Nandiyah, 2013). Namun dari segi
kecerdasan sebagian besar tunanetra tidak dipengaruhi oleh
ketunaannya, kecuali bagi mereka yang mengalami kelaianan ganda
(double handicaped), Hanya saja tunantera mengalami kesulitan untuk
pembentuakan ataupun penerimaan gagasan yang bersifat abstrak
(Blackhurts & Berdine, 1981).
b. Anak dengan gangguan pendengaran (Tunarungu)
Istilah tunarungu digunakan untuk orang yang mengalami
gangguan atau ketidakmampuan dalam hal pendengaran, mulai dari
tingkatan yang ringan sampai yang berat sekali yang diklasifikasikan
ke dalam tuli (deaf) dan kurang dengar (Hard of hearing). Orang yang
tuli adalah orang yang mengalami kehilangan pendengaran (lebih dari
70 dB) yang mengakibatkan kesulitan dalam memproses informasi
bahasa melalui pendengarannya sehingga ia tidak dapat memahami
pembicaraan orang lain baik dengan memakai maupun tidak memakai
alat bantu dengar. Hallahan & Kauffman (2006), mengemukakan
bahwa orang yang tuli (a deaf person) adalah orang yang mengalami
ketidakmampuan mendengar, sehingga mengalami hambatan dalam
memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau
tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aid).
c. Cerebral Palsy
Salah satu gangguan dalam tuna daksa adalah cerebral palsy (CP).
Cerebral palsy merupakan gangguan neuromotor yang disebabkan oleh
luka/ kerusakan pada otak atau spinal cord (kerusakan neurological)
yang juga mempengaruhi kemampuan untuk menggerakan bagian-
bagian tubuh manusia (gangguan motorik). Gangguan ini dapat
diasosiasikan dengan luka pada otak karena infeksi pada janin, saat
kesulitan persalinan, dan atau keadaan setelah kelahiran yang
menyebabkan jejas/ luka pada otak. Beberapa hambatan yang
mempersulit/ memperparah keadaan anak-anak yang mengalami
cerebral palsy terlebih jika tergolong berat antara lain: gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, hambatan berbicara, gangguan
menelan, disabilitas intelektual, atau perilaku-perilaku yang
menunjukkan ciri-ciri autistik.
2. Anak Berkebutuhan Khusus Kognitif
a. Intellectual Dissabilty
American Association on Intellectual and Developmental
Disabilities (2010) mendefinisikan intellectual disability (selanjutnya
disingkat ID) sebagai keadaan yang muncul sebelum individu
mencapai usia 18 tahun, yang ditandai dengan adanya keterbatasan
yang signifikan terhadap fungsi intelektual dan perilaku adaptif, antara
lain kemampuan konseptual, sosial, dan keterampilan praktis
(Praktiningrum, 2010). Fungsi intelektual yang dimaksud meliputi
kemampuan penalaran, perencanaan, pemecahan masalah, berpikir
abstrak, memahami ide-ide kompleks, belajar cepat, dan belajar dari
pengalaman.
b. Kesulitan Belajar Spesifik (Spesific Learning Disabilities/SLD)
Sebagaimana yang tercantum dalam DSM IV, bahwa seorang anak
yang mengalami learning disabilities yaitu jika ia memiliki prestasi
yang secara signifikan berada di bawah kemampuannya, di mana anak
juga mengalami gangguan neurologis.
3. Anak Berkebutuhan Khusus Perilaku (Hambatan Perilaku)
a. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau yang dikenal dengan
ADHD dapat diartikan sebagai hambatan dimana seseorang (anak)
secara konsisten menunjukan salah satu atau semua karakteristiknya
dalam waktu yang lama, karakteristik-karakteristik tersebut yaitu
Inattention (kurangnya perhatian), hiperaktif, dan Implusif. Pada anak
yang mengidap ADHD biasanya tiga atau setidaknya satu karakteristik
tersebut muncul, dimana karakteristik tersebut digunakan sebagai suatu
pertanda untuk melakukan diagnosis terhadap anak tersebut (Khairun
Nisa et al., 2018).
b. Tunalaras (Gangguan Emosi & Perilaku)
Dalam istilah pendidikan, anak yang memiliki gangguan emosi dan
perilaku disebut tunalaras dan tergolong dalam anak berkebutuhan
khusus. The National Mental Health and Special Education (dalam
Mangunsong, 2009) memberikan batasan terbaru mengenai pengertian
tunalaras, yaitu:
1) Gangguan emosi dan tingkah laku adalah ketidakmampuan
yang dicirikan dengan respon emosi dan tingkah laku di
sekolah yang sangat berbeda dari segi umur, budaya atau
norma etik yang seharusnya, sehingga mempengaruhi
prestasi akademik. Prestasi akademik yang dimaksud
adalah kemampuan akademik, sosial, vokasional, dan
kemampuan pribadi.
2) Gangguan emosi dan perilaku dapat hadir pada gangguan
lainnya.
3) Kategori ini termasuk anak atau remaja dengan gangguan
skizoprenia, gangguan afektif, gangguan kecemasan, atau
ganguan lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi
pendidikan.
4. Anak Berkebutuhan Khusus: Autis
Gangguan autis ini pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun
1943 dan dirinya mendeskripsikan bahwa gangguan autis ini merupakan
ketidakmampuan individu dalam berinteraksi dengan individu lainnya;
adanya gangguan bahasa yang ditunjukkan oleh beberapa tanda, yaitu: a)
penguasaan bahasa yang tertunda, b) acholalia, c) mutest, serta d)
pembalikan kalimat; kemudian adanya aktivitas bermain yang repetitive
dan sereotype, rute keinginan yang kuat, serta adanya keinginan obsesif
dalam mempertahankan keteraturan pada lingkungannya (Yatmiko et al.,
2015).
5. Anak Berkebutuhan Khusus: Cerdas Istimewa
Anak cerdas istimewa (gifted children) adalah istilah yang
digunakan bagi seorang anak yang memiliki kecerdasan luar biasa atau
melebihi rata-rata kecerdasan anak-anak seusianya. Istilah cerdas istimewa
sering kali digunakan bersamaan dengan berbakat istimewa atau
bertalenta, terlebih sebelum berkembangnya istilah cerdas istimewa telah
berkembang dan digunakan terlebih dahulu istilah “berbakat inteligensi”
yang kemudian membingungkan dalam penerapannya jika ternyata anak
memiliki juga bakat/ talenta di beberapa bidang (termasuk non-akademis)
sekaligus (Khairunisa Rani et al., 2018).
Sedangkan anak dapat dikategorikan sebagai anak berbakat
istimewa (talented children) jika anak tersebut memiliki potensi kreativitas
yang tinggi sehingga mampu membuat suatu kreasi misalnya: seni, dengan
tingkatan yang luar biasa atau melebihi potensi dan prestasi anak-anak
seusianya. Berbakat/ bertalenta tidak mengacu pada tingginya potensi
inteligensi, artinya seorang anak bisa saja memiliki bakat yang luar biasa
meskipun inteligensinya tidak luar biasa.

C. Akhlak Terpuji
1. Sabar 

Secara Bahasa, sabar berarti tertahan. Dalam ungakapan Bahasa


Arab dijelaskan: “Qutila Fulan Shabran yang berarti di fulan terbunuh
dalam keadaan (tahanan, dalam keadaan diikat tanpa ada pelawanan)”.
Adapun menurut istilah, syariat sabar berarti menahan lisan dari
mengeluh, menahan hati dari amarah dan menahan anggota tubuh dari
menampakkan kemarahan seperti merobek-robek baju, berteriak dan
tindakan lainnya. 

Menurut Syaikh Shalih Al-Utsaimin, seorang ulama Arab Saudi


mendefinisikan sabar sebagai meneguhkan diri dalam menjalankan
ketaatan kepada Allah, menahan dari perbuatan maksiat serta menjaga
perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah. 

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Syaikh Shalih Al-


Utsaimin di atas jelaslah bahwa sabar terbagi menjadi tiga macam:

a. Sabar dalam ketaatan


Dalam melakukan segala perintah Allah pun tentu memerlukan
kesabaran dalam menjalaninya. Sahal satu ibadah wajib yang rutin
misalnya sholat. Bahkan dalam sholat pun kita diperintah untuk
bersabar dalam mengerjakannya sebagaimana dalam Quran Surat
Thaha ayat 132 yang artinya: “Dan perintahkanlah kepada keluargamu
dalam mendirikan shalar dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya.”
b. Sabar dalam menjauhi kemaksiatan
Dalam kemaksiatan pun kita diperintahkan untuk bersabar.
Bersabar menahan hawa nafsu agar tidak terjerumus ke dalam
perbuatan yang dibenci oleh Allah.
c. Sabar dalam menghadapi takdir.
Sebagai tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya tentu
Dia yang paling dan lebih mengetahui apa yang terjadi dan yang
terbaik bagi ciptaan-Nya. Dia telah menuliskan takdir bagi manusia
sebelum menciptakan manusia itu sendiri. Takdir-Nya pasti yang
terbaik. Namun terkadang karena ketidaktahuan dan kelemahan akal
manusia, jika takdir tidak sesuai denga napa yang diinginkan maka
manusia senantiasa marah terhadap takdir. Dalam hal ini kita
dianjurkan untuk bersabar, karena kita tidak tahu apa yang sedang
Allah persiapkan di balk takdir-Nya. Kewajiban kita hanya berbaik
sangka terhadap segala ketentuan Allah swt. 

Adapun menurut Ulya Ali Ubaid dalam bukunya menerangkan


makna sabar ke dalam beberapa macam, yaitu:

1. Menahan diri dari berkeluh kesah.


2. Menahan lisan dari mengadu baik kepada Allah ataupun kepada
makhluk.
3. Menahan anggota badan dari memukul, merobek-robek baju dan lalin-
lain.
2. Syukur 
Syukur secara bahasa Arab berasal dari kata syakara, yang
memiliki arti pujian atas kebaikan,terpenuhinya sesuatu, dan
menampakkan pada permukaan, yang dalam hal ini adalah dalam bentuk
memberikan sebagian nikmat yang telah diterima kepada orang lain yang
membutuhkannya (Syam,2009). Bersyukur menurut istilah syara’
merupakan suatu pengakuan dari manusia terhadap nikmat yang telah
diberikan oleh Allah SWT disertai dengan ketundukan dan kepatuhan
kepada Allah dan mempergunakan nikmat yang telah diterimanya tersebut
sesuai dengan kehendak dan ketuntan dari Allah SWT. Imam Al-Qusyairi
(Sucipto & Firdaus, 2011), memberikan penjelasannya bahwa hakikat dari
bersyukur adalah pengakuan hamba Allah terhadap nikmat yang telah
diberikan oleh Allah dan rasa syukur tersebut dibuktikan kepada
ketundukan kepada Allah.
Gratitude yang dari bahasa Inggris bermakna rasa syukur,
sedangkan kata gratitude dalam Bahasa Latin berasal dari kata gratia,
yang mempunyai arti kebaikan hati, kelembutan, serta terimakasih. Kata
gratia yang berakar dari bahasa Latin ini berkaitan dengan makna
kedermawanan, kebaikan, pemberian, juga keindahan dari buhungan
meneri dan menerima, atau bisa juga bermakna mendapatkan sesuatu
tanpa adanya tujuan apapun. (Emmons & Cullough, 2003). Rasa syukur
adalah suatu perasaan terima kasih dan rasa senang atas respon
penerimaan hadiah, hadiah itu memberikan manfaat bagi seseorang atau
suatu kejadian yang memberikan kedamaian (Peterson dan Seligman
dalam Ishak. 2013). Menurut (Wood, Joseph, & Maltby, 2009) Rasa
syukur adalah sebagai bentuk ciri pribadi yang berpikir positif, dan
mempresentasikan hidup menjadi lebih positif.
Rasa syukur menurut Manzur (Sulistyarini, 2010) adalah membalas
kenikmatan yang telah diterima dalam bentuk niat, yang kemudian
diucapka secara lisan dan diwujudkan dalam bentuk perilaku. Individu
harus menyampaikan rasa syukurnya dengan ucapan secara lesan dengan
sepenuh ketaatan, dengan keyakinan penuh bahwa semua yang diterima
adalah semata – mata pemberian dari Allah SWT. Kata syukur merupakan
bentuk mubalaghah dari kata syukur yang merupakan salah satu nama
Allah.
Dewanto, dkk (2015) memaparkan bahwa rasa syukur merupakan
pembentuk respon kognitif, emosi, dan perilaku. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa rasa syukur sebagai konstruksi kognitif, ditandai dengan adanya
pengakuan atas kemurahan dan kebaikan hati dari apa yang telah diterima,
serta lebih mengarahkan diri pada hal positif yang dimiliki pada diri saat
ini. Beda halnya dengan rasa syukur sebagai konstruksi kognitif, rasa
syukur sebagai konstruksi emosi yaitu dicirikan dengan adanya
kemampuan individu dalam membentuk respon emosi dalam menemukan
makna atas peristiwa yang dialami, sehingga dimungkinkan berdampak
pada hadirnya perasaan takjub, penghargaan, dan rasa terimakasih kepada
Tuhan atas anugerah kehidupan yang dijalani. Terakhir, rasa syukur
sebagai konstruksi perilaku dapat dilihat dari adanya tidakan balasan
kepada orang lain atas apa yang telah diperoleh.
Al-Gahazali (Al-Bantanie, 2009), menjelaskan bahwa bersyukur
terdiri dari tiga perkara, yaitu: 
1. Mempunyai pengetahuan tentang nikmat, artinya bahwa
segala nikmat yang diterima, serta kebaikan adalah berasal
dari Allah dan Allah-lah yang memberikan kepada
pengetahuan tersebut kepada orang-orang yang
dikehendaki-Nya.
2. Memiliki sikap jiwa yang tetap dan tidak berubah, sehingga
hasil dari pengetahuan yang telah dimiliki tersebut
menjadikannya selalu merasa senang , kemudian mencintai
yang telah memberikan nikmat tersebut dengan bentuk
kepatuhan kepada Allah.
3. Menghindarkan diri dari perbuatan maksiat yang telah
dilarang oleh Allah.
BAB III

DESKRIPSI LOKASI DAN KEGIATAN PPM


A. Deskripsi Tempat Kegiatan Pelaksanaan PPM.
Nama Sekolah : SLB BC-NIKE ARDILLA
Alamat : Jl. Cipamokolan Kolot No.19B,
Cipamokolan, Kec. Rancasari, Kota
Bandung, Jawa Barat 40292.
Kepala Sekolah : Memi Widawati S.Pd
NIP : 1965.1012.1989.03.2.009
Akreditasi :A
Kurikulum : 2013
NPSN : 20219876
Tahun Berdiri : 1987
Tahun Perubahan : 1992
Status : Swasta
Bentuk Pendidikan : SLB
Status Kepemilikan : Yayasan
SK Pendirian Sekolah : 019/SLB/JB/II/1987
Tanggal SK Pendirian : 1987-02-01
SK Izin Operasional : 421.9/SK.1231-PLB
Tanggal SK Izin Operasional : 2004-02-11
Kebutuhan Khusus Dilayani : B, C, C1, P, Q
Instagram : @slbbcnikeardilla
Telephone/ HP : 022. 756 1798/ 0821 2150 4116
Email : slbnikeardilla@gmail.com
Luas Bangunan : 348 m
Lokasi Sekolah : Kota Bandung
Jarak ke kantor Camat : 3 km
Jarak Pusat ke Otoda : 15 km
Terletak pada lintas : Provinsi
Keanggotaan Rayon : XII (dua belas)
Organisasi Penyelenggara : Yayasan
Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara
Alamat Yayasan : Jl. Arya Graha 1 Soekarno-Hatta
Nama Komite : Tavip
Perjalanan/Perubahan Sekolah : Tahun 1987-1992 dengan nama SLB
Wawasan Nusantara, tahun 1992-
sekarang
berganti dengan nama SLB B-C Nike
Ardilla YPWN
Visi :
- SLB BC Nike Ardila YPWN sebagai sekolah berkualitas dalam mendidik
peseta didik yang terampil merawat diri, mandiri, memiliki kecakapan
hidup, peduli terhadap lingkungan dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Misi :
1. Memfasilitasi berbagai jalur dan program pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan dunia Pendidikan.
2. Menjadi lembaga yang memiliki fasilitas memadai untuk
menyelenggarakan Pendidikan.
3. Memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompeten dan
professional.
4. Menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.
5. Menciptakan suasana sekolah dan lingkungan sekitarnya bersih, hijau dan
berbunga.
6. Mempersiapkan peserta didik yang terampil merawat diri dan memiliki
berbagai keterampilan life skill.
7. Mewujudkan warga sekolah yang berakhlak mulia dan peduli terhadap
lingkungan.
Sarana & Prasarana :
Gedung Pembelajaran memenuhi persyaratan di lantai 2 berbentuk L.
adapun jumlah ruangan sebanyak 12 ruangan, berupa ruangan kelas, ruangan
kepala sekolah,ruangan tata usaha, ruangan guru, ruangan e-learning, ruangan
kegiatan program khusus, perpustakaan, kantin dan mushola.
Saat ini masih kekurangan ruangan: ruang UKS; ruang bina diri; ruang
assement; ruang terapi wicara; ruang tata busana; lapangan upacara; ruang tata
boga; lapangan olah raga; ruang mushola; ruang tunggu orangtua.
SLB BC Nike Ardila YPWN Kota Bandung adalah sekolah untuk anak
berkebutuhan khusus yang berawal dari SLB B-C Wawasan Nusantara dengan
izin Operasional nomor 019/SLB/JB/II/1987 yang berlokasi di Jalan Maskardi
Pagarsih Kota Bandung. Kemudian, pada tahun 1995 berganti nama menjadi
SLB BC Nike Ardilla YPWN dengan akte Perubahan Masri Husein, S.H
nomor 17tanggal 16 Mei tahun 1995. Perubahan nama yang semula SLB BC
Wawasan Nusantara menjadi SLB BC Nike Ardila YPWN adalah dikarenakan
untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Nike Ardilla (Alm) dengan SK
Yayasan no. 022/YPWN/Kep.SLB/XII/95 tanggal 27 Desember 1995 dengan
perubahan izin operasional No. 421.9/SK.1231– PLB tanggal 11 Pebruari
2004. SLB BC Nike Ardila YPWN menyelenggarakan Pendidikan Campuran
yaitu Tuna Rungu, Tuna Grahita, dan Autis dari Tingkat SDLB, SMPLB, dan
SMALB. Waktu belajar siswa dilaksanakan di pagi hari.
Sekolah Luar Biasa SLB BC Nike Ardilla merupakan lembaga
penyelenggara pendidikan khusus Kota Bandung. Didirikan pada 11 Februari
1995, SLB Nike Ardilla mulai berkiprah pada tahun ajaran 1996/1997 dan
mendapatkan pengesahan operasional berdasarkan Keputusan Dinas
Pendidikan Propinsi Jawa Barat No. 421/SK/1231-PLB 11 Februari 2004.
SLB BC Nike Ardilla bernaung pada Yayasan Wawasan Nusantara, sebuah
lembaga yang berkhidmat pada upaya pembangunan manusia Indonesia yang
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, berilmu pengetahuan dan
teknologi, sehat, cakap serta bertanggung jawab terhadap agama, negara dan
bangsa. Selain SLB, kegiatan pendidikan yang juga dikembangkan oleh
Yayasan Wawasan Nusantara yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Kegiatan belajar mengajar SLB BC Nike Ardilla berlokasi di Jl. Cipamokolan
Soekarno Hatta Kelurahan Cipamokolan Kecamatan Rancasari, Kota
Bandung. Pada tahun 2022 mendidik sebanyak kurang lebih 40 siswa dan
siswi dengan berbagai kebedaan. Kegiatan belajar mengajar ditangani oleh
Memi Widawati S.Pd. dan guru-guru yang kompeten sebagai tenaga pengajar
pendidikan khusus. Dikepalai oleh Ibu Memi Widawati sosok Kepala Sekolah
yang telah berkiprah di sekolah berkependidikan khusus selama 27 tahun,
SLB BC Nike Ardilla berusaha mengembangkan pola pendidikan yang
berbasis pada upaya menggali potensi dan minat peserta didik. Melalui SLB
Nike Ardilla, siswa/siswi tak hanya dididik tentang berbagai pengetahuan,
tetapi juga diperkenalkan dengan keterampilan hidup baik dalam kecakapan
personal dan sosial maupun kecakapan kreatifitas akademik dan vokasional
untuk menjadikannya menjadi manusia yang berguna bagi agama, keluarga,
bangsa dan negara.
B. Struktur Organisasi SLB-BC Nike Ardilla.

D. Kegiatan Keagamaan dan Kegiatan lainnya yang ada di SLB-BC Nike


Ardilla
Ada beberapa kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya yang sering
dilaksanakan di SLB Nike Ardilla, beberapa diantaranya yaitu:
1. Pembiasaan Shalat Dhuha.
Pembiasaaan shalat dhuha ini rutin dilaksanakan setiap hari senin
setelah dilaksanakannya upacara bendera, semua siswa di wajibkan untuk
melaksanakan Shalat Dhuha secara berjamaah, sebelum dilaksanakan nya
Shalat Dhuha, siswa dibiasakan untuk berwudhu terlebih dahulu dan
diajarkan tata cara wudhu oleh ibu dan bapak guru. Yang menjadi imam
dari shalat dhuha tersebut adalah dari siswa sendiri, kemudian sehabis
shalat dhuha dilaksanakan, ibu ataupun bapak guru menyampaikan sedikit
tausyiah kepada semua siswa meskipun suasananya kurang kondusif akan
tetapi jika dibiasakan akan terbiasa mendengarkan ceramah dan tausyiah
tentang agama islam, materi yang disampaikan seperti sabar, ikhlas,
hafalan surat dan sifat wajib bagi Allah.
2. Pembiasaan Infaq/Shodaqoh.
Selepas shalat dhuha selesai dilaksanakan, kemudian dibiasakan
juga infaq/shadaqah oleh ibu dan bapak guru kepada siswa, tujuannya agar
siswa tersebut peduli terhadap sesama dan orang yang lebih
membutuhkan.
3. Gerakan Keluarga Harmonis dengan bermain Angklung.
4. Gerakan Sehat Jasmani dan Rohani dengan melaksanakan kegiatan
olahraga jalan santai dan senam di halaman SLB Nike Ardilla.
5. Gerakan Budaya Sunda.
6. Gerakan Nasionalisme dengan melaksanakan upacara bendera hari Senin.
7. Gerakan Globalisasi dengan belajar IPTEK.
8. Terapi Bermain.
Ini dilaksanakan 1 bulan 1 kali, agar siswa tidak merasa jenuh
dalam pembelajaran berlangsung.
E. Kegiatan PPM

Hari/
No Kegiatan Dokumentasi
Tanggal
1. Senin, 31 Mengikuti kegiatan upacara
Oktober bendera dan pengenalan diri
2022 Ikut mendampingi kegiatan
sholat dhuha siswa
Pengenalan tentang jurusan
Tasawuf dan Psikoterapi
Pengenalan proses
pembelajarn siswa dan
observasi
2. Senin, 7 Konsultasi dengan Kepala
November Sekolah terkait program
2022 kegiatan

3. Selasa, 8 Ikut mendampingi


November pembelajaran siswa sekaligus
2022 observasi masalah

4. Senin, 14 Pelaksanaan program terapi


November dari masing-masing mahasiswa
2022 kepada salah satu murid

5. Selasa, 15 Pelaksanaan program terapi


November dari masing-masing mahasiswa
2022 kepada salah satu murid
6. Senin, 21 Pelaksanaan program terapi
November dari masing-masing mahasiswa
2022 kepada salah satu murid

7. Selasa, 22 Pelaksanaan program terapi


November dari masing-masing mahasiswa
2022 kepada salah satu murid

8. Senin, 28 Pelaksanaan program terapi


November dari masing-masing mahasiswa
2022 kepada salah satu murid

9. Selasa, 29 Evaluasi kegiatan dan program


November terapi, konsultasi dengan pihak
2022 sekolah dan perpisahan dengan
pihak sekolah
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Selama satu bulan lamanya peserta PPM melaksanakan pengabdian di
Sekolah Luar Biasa BC Nike Ardilla, maka peserta PPM dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Program Profesi mahasiswa yang dilakukan di SLB BC Nike Ardilla
berbentuk pengabdian dimana mahasiswa sebagai peserta PPM
mengikuti alur pembelajaran yang diterapkan di SLB BC Nike Ardilla.
2. Peserta PPM menerapkan beberapa macam terapi seperti terapi
menulis, bermain, dan lainnya dalam pembelajaran untuk membantu
para siswa yang disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Peserta PPM memberikan pemahaman dan pengamalan akhlak terpuji
kepada siswa.
4. PPM berjalan lancer dan disambut baik oleh pihak sekolah baik para
guru, murid, dan wali murid.
B. Saran
Untuk kebaikan program Praktik Profesi Mahasiswa (PPM) yang akan
datang, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi sebagai berikut:
1. Perlu adanya peningkatan koordinasi antara pengurus PPM, dosen
pembimbing PPM dan lembaga yang menjadi tempat dilaksanakannya
PPM.
2. Meningkatkan hubungan baik antara berbagai lokasi penempatan PPM,
sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan yang berarti saat
pelaksanaan kegiatan
3. Memperbaiki system yang sudah dibuat dan menegaskan sehingga
tidak terjadi perubahan penempatan lokasi.
5.
Daftar Pustaka

Abdullah, & Nandiyah. (2013). Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus. Magistra,


25(86), 1–10.

Aisyah, A., & Chisol, R. (2020). Rasa syukur kaitannya dengan kesejahteraan
psikologis pada guru honorer sekolah dasar. Proyeksi: Jurnal
Psikologi, 13(2), 109-122.

Ika Febrian Kristiana, C. G. W. (2021). Buku ajar psikologi anak berkebutuhan


khusus 1. 1–110.

Khairun Nisa, Mambela, S., & Badiah, L. I. (2018). Karakteristik Dan Kebutuhan
Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Abadimas Adi Buana, 2(1), 33–40.
https://doi.org/10.36456/abadimas.v2.i1.a1632

Khairunisa Rani, Rafikayati, A., & Jauhari, M. N. (2018). Keterlibatan Orangtua


Dalam Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Abadimas Adi
Buana, 2(1), 55–64. https://doi.org/10.36456/abadimas.v2.i1.a1636

Mangunsong, Frieda. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta:


LPSP3 UI.

Praktiningrum, N. (2010). Fenomena Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif bagi


Anak Berkebutuhan Khusus. In JPK (Jurnal Pendidikan Khusus) (Vol. 7,
Issue 2, pp. 32–39). https://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/article/view/774

Santoso, Hargio. 2012. Cara memahami & mendidik Anak Berkebutuhan


Khusus. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Subandi, Prof. "Sabar: Sebuah Konsep Psikologi." Jurnal Psikologi UGM, vol.


38, no. 2, 2011, doi:10.22146/jpsi.7654.

Suparno. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Dirjen Dikti


Depdiknas.
Ubaid, Ulya Ali. (2022). Sabar dan Syukur Gerbang Kebahagiaan di Dunia dan
Akhirat. Jakarta: AMZAH. 

Yatmiko, F., Banowati, E., & Suhandini, P. (2015). Implementasi pendidikan


karakter anak berkebutuhan khusus. Implementasi Pendidikan Karakter
Anak Berkebutuhan Khusus, 4(2), 77–84.

Anda mungkin juga menyukai