Anda di halaman 1dari 1

NAMA : Hana Nur Mardhiyah

KELAS : XI AGAMA
MAPEL: Ushul Fiqh (Meringkas Bab Mukhtalaf ‘Urf)

PENGERTIAN

Secara bahasa, kata ‘urf berarti sesuatu yang dikenal. Kata


lain yang sepadan dengannya adalah adat atau tradisi atau
‘Urf kebiasaan. Menurut istilah syara’, segala sesuatu yang
sudah dikenal masyarakat dan telah dilakukan secara terus
menerus baik berupa perkataan maupun perbuatan.

KEDUDUKAN

Para ulama sepakat bahwa ‘urf merupakan salah satu dalil untuk menetapkan
hukum. Mereka beralasan dengan firman Allah SWT:

MACAM-MACAM

Dilihat dari segi sumbernya:

1. 'Urf Qauli [kebiasaan yang berupa ucapan]


2. 'Urf Amaly [kebiasaan yang berupa perbuatan]

Dilihat dari ruang lingkup penggunaannya:

1. 'Urf Am (Umum) [kebiasaan yang telah umum berlaku di mana saja hampir
di seluruh penjuru dunia tanpa memandang negara, bangsa, dan agama]
2. 'Urf Khas (Khusus) [kebiasaan yang dilakukan oleh sekelompok orang di
tempat tertentu atau pada waktu tertentu dan tidak berlaku di sembarang
waktu dan tempat]

Ditinjau dari baik dan buruknya menurut syariat:

1. 'Urf Shahih [kebiasaan yang tidak bertentangan dengan norma agama]


2. 'Urf Fasid [kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran agama]

CONTOH-CONTOH

1. 'Urf Qauli: Seperti kata "Lahmun" berarti daging. Pengertian daging bisa
mencakup semua daging, termasuk daging ikan, sapi, kambing, dan
sebagainya. Namun dalam adat kebiasaan, kata daging tidak berlaku untuk
ikan. Oleh karena itu, jika ada orang bersumpah, "Demi Allah, saya tidak akan
makan daging." tapi kemudian ia makan ikan maka menurut adat ia tidak
melanggar sumpah
2. 'Urf Amaly: Seperti, transaksi antara penjual dan pembeli tanpa
menggunakan akad.
3. 'Urf Am: menganggukkan kepala pertanda setuju dan menggelengkan kepala
pertanda menolak, mengibarkan bendera setengah tiang menandakan duka cita
untuk kematian orang yang dianggap terhormat.
4. 'Urf Khas: Umpamanya adat menarik garis keturunan melalui garis ibu atau
perempuan (matriliniel) di Minangkabau atau melalui bapak (patrilineal) di
kalangan suku Batak. Bagi masyarakat umum, penggunaan kata budak
dianggap menghina, karena kata itu berarti hamba sahaya. Tapi bagi
masyarakat tertentu, kata budak biasa digunakan untuk memanggil anak-anak.
5. 'Urf Shahih: Umpamanya, mem beri hadiah kepada orang tua dan kenalan
dekat pada waktu-waktu tertentu, mengadakan acara halal bi halal
(silaturahim) pada hari Raya, memberi hadiah sebagai penghargaan atas
prestasi, dan sebagainya.
6. ’Urf Fasid: Contohnya, ber judi untuk merayakan peristiwa perkawinan atau
meminum-minuman keras pada hari ulang tahun.

Anda mungkin juga menyukai