Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONTRAK BISNIS

DISUSUN OLEH:

Julia matto NIM : 146120122044

Inri A de Fretes NIM : 146120122011

Yuleni Ulim NIM : 146120122041

Dosen Pengampu :

Hardiman F. Sanaba.,M.M

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH SORONG

( UNIMUDA)

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2023

1
DAFTAR ISI

SAMPUL..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan.........................................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................................4
1.5 Gambaran umum........................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................6
2.1 Landasan Teori...........................................................................................................6
2.2 Bentuk-bentuk kontrak bisnis......................................................................................7
2.3 Tahapan dalam kontrak bisnis.....................................................................................9
2.4 Klasifikasi kontrak bisnis...............................................................................................9
2.5 Model kontrak bisnis....................................................................................................9
2.6 Peneliti Terdahulu......................................................................................................10
BAB 3 PEMBAHASAN........................................................................................................11
3.1 Keterkaitan Jurnal Peneliti dengan Teori....................................................................11
BAB 4 PENUTUP...............................................................................................................12
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................12
4.2 Saran ..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam menjalankan bisnis, seringkali orang melupakan betapa pentingnya
kontrak yang harus dibuat sebelum bisnis itu sendiri berjalan di kemudin hari.
Baik di Indonesia maupun di dunia internasional, kerja sama bisnis di antara
para pihak dirasaka lebih mempunyai kepastian hukum bisa dengan suatu
kontrak secara tertulis. Sebelum kontrak dibuat, biasanya akan didahului
dengan pembicaraan pendahuluan seterusnya pembicaraan berikutnya
(negosiai/komunikasi) untuk mematangkan kemungkinan yang terjadi,
sehinngga kontrak yang akan ditandatangani telah betul-betul matang
(lengkap dan jelas). Sekalipun demikian selengkap-lengkapnya suatu kontrak
(perjanjian), selalu saja ada kekurangan-kekurangan di sana-sini. Demikian
Pula halnya dengan si pembuat kontrak, selalu ada pihak-pihak yang beritikad
tidak baik, yang mengakibatkan terjadinya sengketa para pihak 
yang membuat kontrak.
Dengan adanya sengketa dalam bisnis tentunya harus diselesaikan dengan
segera, agar bisnis yang telah berjalan tidak mengalami kerugiaqn besar.
Menurut jalur hukum, ada 2 (dua) kemungkinan/cara yang dapat ditempuh
untuk menyelesaikannya, yaitu pertama, jalur pengadilan, dan kedua, jalur
arbitrase (perwasitan). Namun ada pula yang menambahkan cara
penyelesaian sengketa dengan cara yang ketiga yaitu melalui jalur negosiasi
(perundingan). Kedua jalur hukum ini sudah sering dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari, maupun cara negosiasi seperti yang lazim
dipergunakanRancangan kontrak bisnis tidak dapat dilakukan secara tiba-
tiba.tanpa ada tindakan sebelumnya yang mendasarinya.pembuatan kontrak
bisnis biasanya diikuti dengan tindakan-tindakan selanjutnya.dalam
pengertian yang demikian pembuatan kontrak bisnis merupakan salah satu
tahapan dari sekian rangkaian tahapan.Tahapan yang dimaksud dimulai
dengansuatu kesepakatan para pihak untuk melakukan suatu transaksi
tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kontrak bisnis?
2. Apa saja bentuk-bentuk kontrak bisnis?

3
3. Apa asas-asas kontrak bisnis?
4. Bagaimana tahapan tahapan kontrak bisnis?
5. Bagaimana sistem dan pengaturan hukum jaminan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kontrak bisnis
2. Untuk mengetahui objek dan ruang lingkup hukum jaminan
3. Menyebutkan asas-asas pada hukum jaminan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip hukum jaminan
5. Untuk mengetahui sistem dan pengaturan hukum jaminan

1.4 Manfaat
 Makalah ini diharapkan agar menjadi sumber referensi mengenai kontrak bisnis
 Makalah ini diharapkan bisa dikembangkan menjadi karya ilmiah yang lebih
berkualitas mengenai kontrak bisnis
 Bisa memberi gambaran rinci terhadap kontrak bisnis sehinggamenjadi acuan.

1.5 Gambaran umum


.Dalam menunjang suatu kegiatan bisnis agar tercapainya keamanan
dimana tidak hanyamengandalkan saling percaya dibutuhkan suatu
perjanjian mengikat yang dikenal dengan istilahkontrak. K ontrak
dalam dunia bis nis merupakan s alah s atu as pek penting yang
banyak dipergunakan orang dan hampir semua kegiatan bisnis diawali
dengan adanya perjanjian kontrak.Kontrak juga merupakan bagian dari
hukum bisnis dan perikatan karena setiap orang yang membuat
kontrak terikat untuk memenuhi kontrak tersebut. Kontrak
mencakup banyak haldimana dalam pembuatannya terdapat asas-asas
kontrak, syarat sah kontrak yang harus dipenuhi,dan dengan kontrak pula
pihak-pihak yang terkait mendapatkan suatu kejelasan hukum apabilasalah
satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.Suatu kotrak atau perjanjian harus
memenuhi syarat sahnya perjanjian,yaitu kata sepakat,kecakapan,hal tertentu
dan suatu sebab yang halal,sebagiaman ditentukan dalam pasal 130 KUH
Perdata.dengan dipenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut,maka
suatu syarat perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para
pihak yang membuatnya.Psal 1320 KUH Perdata antara Lain

4
1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3) Suatu hal tertentu
4) Suatu sebab yang halal
Dua syarat pertama disebut syarat subjectif karena mengenai para pihak dalam
perjanjian.Sedangkan dua syarat terakhir disebut syarat objectif karena mengenai
perjanjiannya sendiri atau objek dari perjnjian yang dilakukan

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Kontrak
Menurut Prof. Subekt(1996)i n Perjanjian atau kontrak adalah “Suatu peristiwa
dimana ada seorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu saling berjanji
untuk melaksanakan sesuatu hal, dari peristiwa ini, timbulah suatu hubungan
antara dua orang tersebut yang dinamakan “perikatan”. Oleh karena itu perjanjian
menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya”.

Menurut (1980),Mariam Darus Badrulzaman menerangkan kontrak adalah


“Sebuah Perbuatan hukum yang menimbulkan perikatan, yaitu hubungan hukum
yang terjadi di antara dua orang atau lebih, yang terletak di dalam lapangan
kekayaan dimana pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib
memenuhi prestasi” (Mariam Darus Badrulzaman

MenurutHerlien Budiono(2009), menjelaskan kontrak atau perjanjian adalah


“Perbuatan hukum yang menimbulkan, berubahnya, hapusnya hak, atau
menimbulkan suatu hubungan hukum dan dengan cara demikian, kontrak atau
perjanjian menimbulkan akibat hukum yang merupakan tujuan para pihak. Jika
suatu perbuatan hukum adalah kontrak atau perjanjian, orang-orang yang
melakukan tindakan hukum disebut pihak-pihak”

2.1.2 Bisnis

Menurut Grififin dan Ebert (2007) bisnis adalah organisasi yang menyediakan
barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba.

Menurut Steinford ( 1979) business is an institution which produces goods and


services demanded by people.” Artinya bisnis ialah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Menurut Allan Afuah (2004) Seorang pakar bisnis bernama Allan Afuah (2004)
berpendapat bahwa bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan
keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam insdustri.
Para pelaku bisnis ini biasanya disebut entrepreneur.

6
Menurut T. Chwee (1990).Bisnis merupakan suatu sistem yang memproduksi
barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat. Sementara itu, menurut
Grifin dan Ebert, bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau
jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

2.1.3 Kontrak Bisnis

Kontrak bisnis adalah perjanjian tertulis antara dua lebih pihak yang mempunyai
nilai komersial. Atau dengan kata lain Kontrak Bisnis merupakan suatu perjanjian
dalam bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat
didalamnya bermuatan bisnis.

2.2 Pengertian Kontrak bisnis

Kontrak berasal dari istilah perjanjian. Kontrak adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh dua atau lebih pihak dimana masing-masing pihak yang ada
didalamnya dituntut untuk melakukan satu atau lebih prestasi Sedangkan Bisnis
adalah tindakan-tindakan yang mempunyai nilai komersial.Kontrak Bisnis
merupakan suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui
oleh para pihak yang terikat didalamnya bermuatan bisnis

2.3 Bentuk-bentuk kontrak bisnis


Kontrak tertulis

 Kontrak bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para pihak


menandatangani sebuah kontrak
 Kontrak bisnis diatas materai.
 Kontrak binis yang didaftarkan notaries
 Kontrak binis yang dilegasikan didepan notaries
 Kontrak bisnis yang dibuat dihadapan notaries dan dituangkan dalam
bentuk akta notaries

Kontrak tidak tertulis/Lisan

 Bukti tulisan
 Bukti dengan saksi
 Persangkaan
 Pengakuan
 Sumpah

7
2.4 Asas-asas Kontrak bisnis

Asas dimaknai menjadi hal-hal fundamental yang menjadi latar belakang lahirnya
suatu istiadat atau aturan atau kaidah. Sebelum menghasilkan suatu aturan
umumnya ditentukan dahulu asasnya yang umumnya lebih bersifah filosofis.
Asas-asas pada kontrak bisnis pada antaranya.

 Asas Kebebasan Berkontrak:

Asas ini dimaknai dengan adanya keleluasaan atau kebebasan bagi para pihak
yang mengikatkan diri pada suatu Kontrak buat menentukan isi kontrak, bentuk
kontrak, serta apa pun yg diatur dalam kontrak. Asas ini tersirat pada Pasal 1338
ayat (1) KUHPerdata bahwa di pokoknya perjanjian yg dibuat secara syah berlaku
menjadi undang-undang bagi yg membuatnya. tetapi demikian, kebebasan yg pada
peroleh para pihak masih terdapat batasannya, yaitu Undang-undang, Ketertiban
awam, serta kesusilaan.

 Asas Kekuatan Mengikat

Asas ini dimaknai dengan adanya ikatan berasal para pihak waktu membuat
kontrak. Para pihak yg menandatangani kontrak terikat menggunakan apa yg telah
ditandatanganinya dalam kontrak tadi. Asas yang tersirat dalam Pasal 1338 ayat
(1) KUHPerdata bahwa pada pokoknya perjanjian yg dirancang secara syah
berlaku menjadi undang-undang bagi yg membuatnya. istilah-kata”berlaku
sebagai undang-undang” memiliki makna kekuatannya sama menggunakan
undang-undang, ialah mempunyai daya paksa buat mematuhi apa yang tertuang
pada kontrak tadi.

 Asas Itikad Baik:

Asas ini memiliki makna yaitu kontrak yg di buat para pihak wajib didasari
dengan adanya itikad baik di antara para pihak baik sebelum dibuatnya kontrak,
pada ketika dibuatnya kontrak maupun sehabis berlakunya kontrak. Asas ini
implisit dalam Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata

 Asas Kesepakatan

Asas ini mempunyai makna yaitu kesepakatan ialah pangkal tolak asal mulai
berlakunya suatu kontrak atau mulai mengikatnya suatu kontrak bagi para pihak.
Asas ini tersirat dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata jo. Pasal 1320 ayat (1)
KUHPerdata.harus digaris bawahi asas bukanlah istiadat, jadi ketika terjadi
pelanggaraa terhadap asas maka tidak dapat dikatagorikan telah terjadi
pelanggaraan hukum menggunakan adanya sanksi aturan, melainkan telah terjadi

8
pelanggaran asas dengan sanksi yg bersifat moral. namun bila asas ini sudah
tertuang pada suatu istiadat atau aturan maka tentu saja pelanggaraannya bukan
adalah pelanggaraan asas tetapi sudah termasuk pelanggaraan hukum atau
peraturan adat sehingga patut mendapat sanksi hukum.

2.5 Tahapan dalam kontrak bisnis


 Tahapan negosiasi rancangan kontrak bisnis
 Tahap pendandatanganan rancangan kontrak bisnis
 Tahap pelaksanaan kontrak bisnis
 Tahap sengketa kontrak bisnis(jika ada)
 Tahap kesepakatan para pihak

2.6 Klasifikasi kontrak bisnis


Kontrak bisnis dapat dibagi menurut sifat dan ruang lingkup daya jangkau hukum
yang mengikatnya,kontrak bisnis dalam konteks nasional dan internasional
kontrak.Kontrak dalam konteks nasional adalah kontrak yang dibuat oleh dua atau
lebih subjek hukum dalam suatu wilayah negara yang tidak ada unsur
asingnya.Sedangkan kontrak dalam dimensi internasional adalah kontrak yang di
dalamnya terdapat unsur asing.

Yang dimaksud dengan unsur asing dalam suatu kontrak yaitu

 Kebangsaan yang berbeda


 Para pihak memiliki domisisli hukum asing di negara berbeda
 Hukum yang dipilih adalah hukum asing termasuk aturan-aturan atau
prinsip-prinsip kontrak internasional terhadap kontrak tersebut
 Penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan diluar negeri
 Pelaksanaan kontrak tersebut diluar negeri
 Kontrak tersebut ditanda tangani diluar negeri
 Objek kontrak tersebut diluar negeri
 Bahasa yang digunakan adalah bahasa asing
 Menggunakan mata uang asing dalam kontrak tersebut

2.7 Model kontrak bisnis


Transksional yaitu adanya dua pihak atau lebih dimana pihak satu sebagai
pemberi prestasi dan pihak lain penyedia prestasi(jual beli,sewa menyewa,pihak
meminjam)

Operasional yatu asanya kerjasama dari dua pihak atau lebih utnuk mengerjakan
suatu bisnis(joint venture,joint operasional)

9
2.8 Peneliti Terdahulu
Menurut Fisyuda, Budiartha, Stywati (2020) bahwa dalam pelaksanaan Kontrak
Bisnis selama masa Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak
perekonomian .pelaksanaan hak dan kewajiban Kontrak Bisnis terhambat bahkan
timbul kemungkinan tidak terlaksana yang mengakibatkan wanprestasi.
Pelaksanaan Kontrak Bisnis selama masa Pandemi Covid-19 menimbulkan itikad
baik dari para pihak dalam kontrak dimana kedua pihak bertindak dengan
mempertimbangkan kepentingan pihak lain begitu pula dengan harus
memperhatikan kepentingan debitur dan peran pemerintah dalam upaya
penyelesaian wanprestasi kontrak bisnis dengan melakukan kebijakan.

10
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Keterkaitan Jurnal Peneliti dengan Teori


Menurut Fisyuda, Budiartha, Stywati (2020) bahwa dalam pelaksanaan Kontrak
Bisnis selama masa Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak
perekonomian .pelaksanaan hak dan kewajiban Kontrak Bisnis terhambat bahkan
timbul kemungkinan tidak terlaksana yang mengakibatkan wanprestasi.
Pelaksanaan Kontrak Bisnis selama masa Pandemi Covid-19 menimbulkan itikad
baik dari para pihak dalam kontrak dimana kedua pihak bertindak dengan
mempertimbangkan kepentingan pihak lain begitu pula dengan harus
memperhatikan kepentingan debitur dan peran pemerintah dalam upaya
penyelesaian wanprestasi kontrak bisnis dengan melakukan kebijakan.

Keterkaitan jurnal dengan teori ialah terdapat pada asas itikad baik dimana yaitu
kontrak yg di buat para pihak wajib didasari dengan adanya itikad baik di antara
para pihak baik sebelum dibuatnya kontrak, pada ketika dibuatnya kontrak
maupun sehabis berlakunya kontrak. Pihak bertindak dengan mempertimbangkan
itikad baik. Dalam hal ini kreditur memberikan kesempatan kepada debitur untuk
melakukan penyelesaian hambatan atas ketidakmmpunya membayar angsuran
dengan diperbolekan mengajukan renegosiasi atau peninjauan kembali kontrak
demi mencapai kesepakatan bersama. Dalam Pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata
yang myebutkan tentang pelaksanaan kontrak itikad baik menjadi norma yang
dapat dijadikan dasar bagi para pihak untuk menjalankan langkah penyelesaiian
wanpretasi terbaik bagi kelangsungan kontrak. Covid-19 membawa dampak
hukum untuk para pihak agar melakukan peninjauan kembali isi kontrak yang
tidak sesuai lagi dengan kondisi.

Solusi : Lebihmengembangkan peraturan-peraturan yang ada di Indonesia


terkhususnya mengenai renegosiasi kontrak bisnis untuk dapat memberikan
keadilan kemanfaatan dan kepastian hukum.

11
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa:Perjanjian(Kontrak) bisnis adalah perjanjian tertulis
antara dua atau lebih pihak yang mempunyai nilai komersial.atau dengan kata lain
Kontrak bisnis merupakan suatu perjanjian dalam bentuk tertulis diamana
substansi yang ditujui oleh pihak yang terikat didalamnya bermuatan
bisnis.Kemudia syarat sahnya perjanjian atau kontrak yaitu sepakat mereka yang
mengikat dirinya,kecakapan untuk nenbuat suatu perikatan,mengenai suatu hal
tertentu secara yuridis suatu perjanjian harus mengenai hal tertentu yang telah
disetujui.jadi dalam suatu perjanjian atau kontrak itu ada syarat yang harus
dipenuhi untuk mengikat suatu perjanian dan ada suatu hukum yang mengikatnya
serta sanksi jika melanggar perjanjian tersebut.Kemudian suatu perjanjian atau
kontrakan berakhir jika terjadi hal yang membuat kontrak itu harus berakhir.

4.2 Saran
Setelah menarik kesimpulan dari masalah yang diangkat, maka penyusun
memberi saran sebagai respon dari kesimpulan yang telah disusun antara lain:

1. Berkaitan dengan proses pelaksanaan Hukum Jaminan yang perlu adanya


aturan dan pengkajian lebih lanjut berkitan dengan Hukum Jaminan, dan demikian
juga perlu adanya pengawasan dari pemerintah selaku pengawas dan penegak dari
satu aturan (hukum) agar dengan konsisten dan taat asas terhadap aspek
penegakan Hukum Jaminan.

2. Untuk menghindari adanya terjadi masalah hukum, diharapkan kepada debitur


maupun kreditur, termasuk pejabat yang berhubungan dengan penegakan Hukum
Jamiman, untuk memprhatikan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang
berlaku sebagaimana yang tertuang dalam Hukum Jaminan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Arini, A. D. (2020). Pandemi Corona Sebagai Alasan Force Majeur Dalam
Suatu Kontrak Bisnis. Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu Hukum, 9(1), 41-56.

Pakendek, A. (2018). Kontrak Bisnis Internasional Prespektif Kitab


Undang-undang Hukum Perdata. VOICE JUSTISIA: Jurnal Hukum dan
Keadilan, 2(1), 15-24

Soedjono, D. (2003). Kontrak bisnis menurut sistem civil law, common


law, dan praktek dagang internasional. Mandar Maju.

13
Sophar Maru Hutagalung, S. H. (2022). Kontrak bisnis di ASEAN:
pengaruh sistem hukum common law dan civil law. Sinar Grafika.

Wibowo, H. A. (2015). Kontrak Bisnis dengan Orang Asing (Doctoral


dissertation, Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana UKSW)..

Yulia, Y. (2019). KONTRAK BISNIS: Dalam Dinamika Teoritis Dan


Praktis.

14

Anda mungkin juga menyukai