Anda di halaman 1dari 16

TAFSIR

SURAH AL-HASYR AYAT 22-24

Disampaikan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Tafsir Tarbawi prodi
Pendidikan Bahasa Arab semester VI (enam) Tahun Akademik 2022/2023

Oleh:

Kelompok 2

Saiful Haq

20200120028

Nurul Faudziah T

20200120033

Nadia Amaliyah Samad

20200120037

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
Tafsir Surah Al-Hasyr ayat 22-24

A. Surah Al-Hasyr ayat 22-24 dan Terjemahannya


ُُ ۡۡ ‫الر ِح‬
َّ ‫الر ۡحمٰ ُن‬ ِ َۡۡ َ‫ِى َ َۤل ا ِٰلهَ ا ََِّل ُه َو ۚ ٰٰ ِل ُُ ۡال‬
َّ ‫ِ ََال‬
َّ ‫َّ ََدََ ِِ ۚ ُه َو‬ ۡ ‫ُه َو اللّٰهُ الَّذ‬
Dialah Allah Yang tiada tuhan selain Dia. Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
‫َّدر ۡال ُمت َ َكبِ ُر‬
ُ ‫َّ ٰل ُُ ۡال ُم ۡۡ ِِ ُن ۡال ُم ََ ۡۡ ِم ُن ۡالعَ ِز ۡي ُز ۡال َجـب‬ ُ َ‫ِى َ َۤل ا ِٰلهَ ا ََِّل ُه َو ا َ ۡل َم ِلُُ ۡالُُُّ ۡو‬
َّ ‫ُ ال‬ ۡ ‫ُه َو اللّٰهُ الَّذ‬
َ ‫س ۡبحٰ نَ اللّٰ ِه‬
َ‫ٰ َّمد ي َُّۡ ِر ُك ۡون‬ ُ
Dialah Allah Yang Tiada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang
Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang
Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan, Mahasuci
Allah dari apa yang mereka persekutukan.
ِ ‫ِ ََ ۡاَلَ ۡر‬
ِ َ ُ‫ص ِو ُر لَـهُ ۡاَلَ ۡس َمد ٓ ُء ۡال ُح َّۡ ٰنى ي‬
ِ ‫َّبِ ُُ لَه َِد ِِى الََّّمٰ ٰو‬ َ ‫ئ ۡال ُم‬ ِ َ‫ـق ۡالب‬
ُ ‫در‬ ُ ‫ُه َو اللّٰهُ ۡالخَـد ِل‬
ُُ ۡۡ ‫ََ ُه َو ۡالعَ ِز ۡي ُز ۡال َح ِك‬
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa,
Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih
kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

B. Tafsir Mufradat

)22( ‫ٱلر ِحي ُم‬ َّ ‫ش َٰ َه َد ِة ۖ ُه َو‬


َّ ُ‫ٱلرحْ َٰ َمن‬ َ َٰ ۖ ‫ُه َو ٱللَّهُ ٱلَّذِى َ َٓل ِإ َٰلَهَ إِ ََّل ُه َو‬
ِ ‫ع ِل ُم ٱ ْلغَ ْي‬
َّ ‫ب َوٱل‬

Artinya: Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang
ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

‫ الله‬kalimat ini dikenal sebagai ‫ لفظ الجاللة‬yang merupakan nama bagi Tuhan,
bahkan dikatakan bahwa Dia merupakan nama yang paling mulia. Ibnu Abbas
mengatakan bahwa lafads Allah (dari seg bahasanya) adalah sesuatu yang
disembah oleh segala sesuatu dan oleh setiap makhluk.1

1
Abdullah Haidir, Pelejatan dan Hikmah yang terdapat dalam surah Al-Fatihah, h. 19 –
20.
‫ إِ َٰلَه‬: lafadz Allah, ada yang mengatakan bahwa asalanya adalah dari kata ‫ إِ َٰلَه‬yang
kemudian dibuang hamzahnya dan dimasuiki alif lam. Yang selanjutnya kata
tersebut hanya digunakan untuk Yang Maha Menciptakan.

َ : kata ََُِْۡ‫ ْٱل‬dalah bentuk mashdar dari ‫َدب‬


‫غيْب‬ َ ‫غ‬, artinya tersembunyi dari
pandangan mata. Contohnya seperti kalimat ‫س‬ َّ ‫ت ال‬
ُ ‫َّ ْم‬ ِ ‫ غَد َب‬artinya matahari hilang
dari pandangan mata (terbenam)

‫ ال و‬dan ُ َِ َ‫َّ ََد‬


‫ ش َِه َد‬: kata ‫َّ َُ ْو ُج‬ َّ ‫ ال‬artinya adalah hadir serta menyaksikan, baik dengan
mayta lahir maupun mata batin. Dan terkadang diucapkan untuk menunjukkkan
makna hadir saja.

‫ الرحمن‬adalah kasih sayang Allah yang bersifat umum di dunia ini kepada
seluruh makhluknya tanpa terkecuali bahkan kepada orang kafir sekalipun.

‫ الرحيم‬adalah kasih sayang Allah yang hanya diberikan kepada orang beriman
berupa hidayah dan kenikmatan disurga.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di


bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor
fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah

22. Allah menjelaskan dalam tiga ayat terakhir ini beberapa asma’ul husna dan
sifat-sifat Allah.

Allah adalah Tuhan yang berhak disembah, tidak ada Tuhan selain Dia. Allah
Maha Mengetahui segala yang tidak diketahui seluruh makhluk-Nya, Maha
Mengetahui yang mereka saksikan dan ketahui; dan Dia Maha Pengasih bagi
seluruh makhluk di dunia, dan Maha Penyayang bagi orang-orang beriman di
dunia dan akhirat.

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir


abad 14 H

22. Ayat-ayat mulia ini mencakup banyak nama-nama Allah yang baik dan
sifat-sifatNya yang luhur. Agung perihalNya dan indah penjelasanNya. Allah
memberitahukan bahwa sesungguhnya Dia adalah “Allah,” yang dipertuhankan
dan disembah yang “tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia,” karena
sempurnanya keagungan Allah dan kebaikanNya serta pengaturanNya yang
menyeluruh. Semua tuhan selain Allah adalah batil dan sama sekali tidak berhak
disembah. Karena semua tuhan selain Allah amat memerlukan yang lain, lemah
dan kurang, yang tidak memiliki kekuasaan atas dirinya sendiri maupun untuk
yang lain. Selanjutnya Allah mensifati DiriNya dengan keumuman ilmu yang
mencakup semua hal yang tidak nampak dari makhluk dan yang nampak (yang
dapat dilihat oleh para makhluk). Allah juga menjelaskan rahmatNya yang
menyeluruh yang mencakup segala hal dan sampai pada setiap yang hidup. 2

Tafsir Ibnu Katsir

22. Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia adalah Tuhan yang tiada Tuhan selain
Dia, maka tiada Rabb selain Dia dan tiada Tuhan bagi semua alam wujud selain
Dia. Semua yang disembah selain Dia adalah batil. Dan bahwa Dia Mengetahui
yang gaib dan yang nyata. Yakni Dia mengetahui semua makhluk yang dapat
disaksikan oleh kita dan semua makhluk yang gaib dari kita. Tiada sesuatu pun
yang tersembunyi bagi-Nya di bumi dan di langit, baik yang besar maupun yang
kecil, dan baik yang dimuliakan maupun yang hina, hingga semut-semut kecil
di dalam kegelapan.

Firman Allah Swt.:


َّ ُ‫الرحْ َمن‬
}‫الر ِحي ُم‬ َّ ‫{ه َُو‬
Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 22)
Dalam permulaan kitab tafsir ini telah disebutkan keterangan mengenainya dan
tidak perlu diulangi lagi. Kesimpulannya ialah bahwa Allah adalah Tuhan Yang
mempunyai rahmat yang luas lagi mencakup semua makhluk, Dia adalah Yang
Maha Pemurah di dunia dan akhirat, dan Maha Penyayang pada keduanya.
Allah Swt. telah berfirman dalam ayat lain:

2
"Surat Al-Hasyr Ayat 22 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir - TafsirWeb."
https://tafsirweb.com/10820-surat-al-hasyr-ayat-22.html. Diakses pada 17 Mar. 2023.
} ٍ‫سعَتْ ُك َّل ش َْيء‬
ِ ‫{و َرحْ َمتِي َو‬
َ
dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (Al-A'raf: 156)
}َ‫الرحْ َمة‬ ِ ‫علَى َن ْف‬
َّ ‫س ِه‬ َ َ ‫{ َكت‬
َ ‫ب َربُّ ُك ْم‬
Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang. (Al-An'am: 54)
Dan firman Allah Swt. lainnya yang menyebutkan:
} َ‫ض ِل اللَّ ِه َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِذَ ِلكَ َف ْليَ ْف َر ُحوا ه َُو َخيْر ِم َّما يَجْ َمعُون‬
ْ َ‫{قُ ْل ِبف‬
Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik
daripada apa yang mereka kumpulkan.”(Yunus: 58)

‫ار‬ ُ ‫س َٰلَ ُم ٱ ْل ُم ْؤ ِمنُ ٱ ْل ُم َهي ِْمنُ ٱ ْلعَ ِز‬


ُ َّ‫يز ٱ ْل َجب‬
َٰ
ُ ‫ُه َو ٱللَّهُ ٱلَّذِى َ َٓل إِلَهَ إِ ََّل ُه َو ٱ ْل َم ِلكُ ٱ ْلقُد‬
َّ ‫ُّوس ٱل‬
)22( َ‫ع َّما يُش ِْركُون‬ َ ‫س ْب َٰ َحنَ ٱللَّ ِه‬
ُ ۚ ‫ٱ ْل ُمتَكَبِ ُر‬

َ‫ َملَك‬: kata ُُ‫ ْٱل َم ِل‬artinya adalah raja, yaitu orang yang mempunyai kekuasaan untuk
memerintah dan melarang semua orang, dan ini khusus digunakan dalam
politik. Oleh karena ini disebutkan dalam sebuah kalimat ُ‫د‬ ِ َّ‫ َِ ِلُُ الن‬artinya raja
manusia. Kita tidak menemukan kalimat ‫دء‬ ِ َۡ‫ َِ ِلُُ األ َ ْش‬yang berarti rajanya sesuatu.

َ : kata ُُ ‫ الَّ َّْل‬dan ُ‫َّالَ َِة‬


‫س ِل َم‬ َّ ‫ ال‬artinya terbebas dari bahaya baik lahir maupun batin.

Artinya: Dialah Allah Yang Tiada tuhan selain Dia. Maharaja, Yang Mahasuci,
Yang Mahasejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan,
Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan,
Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

23. Dia- lah Allah, Tuhan yang berhak disembah, Yang tidak ada tuhan yang
haq selainNya, Pemilik segala sesuatu, Yang bertindak terhadapnya tanpa
ditolak dan dihalangi, Yang disucikan dari segala kekurangan, Yang selamat
dari segala aib, Yang membenarkan para nabi dan RasulNya dengan apa Yang
Dia mengutus mereka dengannya, yaitu ayat-ayat yang jelas, Yang mengawasi
seluruh makhlukNya dalam seluruh amal perbuatan mereka, Yang
Mahaperkasa Yang tidak terkalahkan, Yang Mahakuat Yang mengalahkan
seluruh hambaNya, dan seluruh makhluk tunduk kepadaNya, Yang memiliki
segala keagungan dan kebesaran, Mahasuci Allah dari segala apa yang mereka
sekutukan denganNya dalam beribadah kepadaNya.

Tafsir Ibnu Katsir

23. Kemudian Allah Swt. berfirman:

} ُ‫{ه َُو اللَّهُ الَّذِي ََل إِلَهَ إَِل ه َُو ا ْل َم ِلك‬


Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja. (Al-
Hasyr: 23)
Yakni Raja bagi segala sesuatu yang mengatur segala sesuatu tanpa ada yang
menghalangi-Nya dan juga tanpa ada yang menyaingi-Nya.
Firman Allah Swt.:
ُ ‫{ا ْلقُد‬
}‫ُّوس‬
Yang Mahasuci. (Al-Hasyr: 23)
Menurut Wahb ibnu Munabbih, artinya suci. Menurut Mujahid dan Qatadah,
artinya Yang Memberkati. Menurut Ibnu Juraij, disebutkan demikian karena
para malaikat yang mulia menyucikan-Nya.
}‫سال ُم‬
َّ ‫{ال‬
Yang Mahasejahtera. (Al-Hasyr: 23)
Yaitu Mahasejahtera dari segala bentuk cela dan kekurangan, karena
kesempurnaan zat, sifat, dan perbuatan-Nya.
Firman Allah Swt.:
} ُ‫{ا ْل ُمؤْ ِمن‬
Yang Mengaruniakan keamanan. (Al-Hasyr: 23)
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud
ialah makhluk-Nya merasa aman dari mendapat perlakuan aniaya oleh-Nya.
Qatadah mengatakan, makhluknya merasa aman dengan adanya firman-Nya
yang menyatakan bahwa Dia Mahahak (benar). Menurut Ibnu Zaid, hamba-
hamba-Nya yang beriman membenarkan keimanan mereka kepada-Nya.
Firman Allah Swt.:
} ُ‫{ا ْل ُم َهي ِْمن‬
Yang Maha Memelihara. (Al-Hasyr: 23)
Ibnu Abbas dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa
makna yang dimaksud ialah Dia Maha Menyaksikan semua makhluk-Nya
tentang amal perbuatan mereka. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Dia
Maha Mengawasi mereka. Semakna dengan yang disebutkan di dalam firman-
Nya:
}‫ع َلى ك ُِل ش َْيءٍ ش َِهيد‬
َ ُ‫{واللَّه‬
َ
Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (Al-Mujadilah: 6; Al Buruj: 9)
َ‫ع َلى َما ت َ ْع َملُون‬
َ ‫َواللَّهُ ش َِهيد‬
padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan. (Ali Imran: 98)
Dan firman Allah Swt.:
َ ‫{أَفَ َم ْن ه َُو قَائِم‬
َ ‫علَى ك ُِل نَ ْف ٍس بِ َما َك‬
} ْ‫سبَت‬
Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang
diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? (Ar-Ra'd: 33),
hingga akhir ayat.
Adapun firman Allah Swt.:
ُ ‫{ا ْلعَ ِز‬
}‫يز‬
Yang Mahaperkasa. (Al-Hasyr: 23)
Yakni Yang Menang atas segala sesuatu dan mengalahkannya. Dia
mengalahkan segala sesuatu, maka tiada sesuatu pun yang dapat mencapai Zat-
Nya karena keperkasaan, keagungan, kekuasaan, dan kebesaran-Nya. Karena
itulah disebutkan dalam firman selanjutnya:
}‫ار ا ْل ُمتَكَبِ ُر‬
ُ َّ‫{ا ْل َجب‬
Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. (Al-Hasyr: 23)
Yaitu Yang tidak pantas bersifat kuasa selain Dia dan tidak pantas bersifat
agung selain Dia karena keagungan-Nya. Sebagaimana yang telah disebutkan
di dalam sebuah hadis sahih (hadis Qudsi) yang mengatakan:
."‫عذَّبته‬
َ ‫احدًا ِم ْن ُه َما‬
ِ ‫عنِي َو‬ َ َ‫ فَ َم ْن ن‬،‫ َوا ْل ِكب ِْريَا ُء ِردَا ِئي‬،‫"العَ َظمة إِ َز ِاري‬
َ ‫از‬
Kebesaran adalah (bagaikan) kain-Ku dan Keagungan
adalah (bagaikan) selendang-Ku; maka barang siapa yang menyaingi-Ku pada
salah satu dari keduanya, niscaya Kuazab dia.
Qatadah mengatakan bahwa makna al-jabbar ialah Tuhan Yang menundukkan
makhluk-Nya menurut apa yang dikehendaki-Nya. Ibnu Jarir mengatakan, al-
jabbar artinya Tuhan Yang memperbaiki urusan-urusan makhluk-Nya. Yang
mengatur mereka sesuai dengan apa yang menjadi kemaslahatan bagi mereka.
Qatadah mengatakan bahwa al-mutakabbir artinya Yang Maha Agung dari
semua keburukan.
Allah Swt. berfirman:
َ ‫س ْب َحانَ اللَّ ِه‬
} َ‫ع َّما يُش ِْركُون‬ ُ {
Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (Al-Hasyr: 23)

ِ ‫ت َو ْٱْل َ ْر‬
ۖ‫ض‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
َّ ‫س ِب ُح لَ ۥهُ َما ِفى ٱل‬
َ ُ‫سنَ َٰى ۚ ي‬ ْ َ ‫ص ِو ُر ۖ لَهُ ْٱْل‬
ْ ‫س َما ٓ ُء ٱ ْل ُح‬ َ ‫ئ ٱ ْل ُم‬ ُ ‫ُه َو ٱللَّهُ ٱ ْل َٰ َخ ِل‬
ُ ‫ق ٱ ْل َب ِار‬
)22( ‫يز ٱ ْل َح ِكي ُم‬
ُ ‫َو ُه َو ٱ ْل َع ِز‬

Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang


Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit
dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir


abad 14 H

24. “Dia-lah Allah Yang Menciptakan” semua makhluk, “Yang Mengadakan”


bagi semua yang diadakan, “Yang Membentuk rupa” semua wujud.

Nama-nama indah ini berkaitan dengan penciptaan, pengaturan, dan penetapan


ukuran. Semua itu hanya Allah semata yang melakukannya, tidak ada satu
sekutu pun yang menyertai Allah dalam hal itu. “Yang Mempunyai Nama-nama
Yang Paling Baik.” Maksudnya, Dia memiliki nama-nama yang amat banyak
sekali, yang tidak dapat dihitung dan diketahui melainkan Dia sendiri. Meski
demikian, semua namaNya indah. Maksudnya, sifat-sifat yang sempurna
bahkan menunjukkan sifat-sifat yang paling sempurna dan agung, tidak ada satu
pun kekurangan pada masing-masingnya dari segala sisi.

Di antara keindahannya, Allah menyukainya dan mencintai orang yang


mencintainya serta mencintai hambaNya yang berdoa dan meminta dengan
nama-nama indahNya. Dan di antara tanda kesempurnaan Allah adalah Dia
memiliki nama-nama indah dan sifat-sifat agung. Semua makhluk yang ada di
langit dan di bumi memerlukan bantuan Allah selamanya. Semuanya bertasbih
memahasucikanNya dengan memujiNya. Mereka meminta kepadaNya segala
yang mereka perlukan. Kemudian Allah memberi mereka karena kemuliaan dan
karuniaNya sesuai rahmat dan hikmahNya.

“Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Yang tidaklah


menginginkan sesuatu melainkan pasti terjadi dan tidaklah menciptakan sesuatu
melainkan karena hikmah dan maslahat.

Tafsir Ibnu Katsir

24. Adapun firman Allah Swt.:


}‫ئ ا ْل ُمص َِو ُر‬
ُ ‫ق ا ْل َب ِار‬
ُ ‫{ه َُو اللَّهُ ا ْل َخا ِل‬
Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk
rupa. (Al-Hasyr: 24)
Menciptakan artinya merencanakan, dan mengadakan artinya merealisasikan
apa yang telah direncanakan dan ditetapkan ke alam wujud dan alam nyata.
Tiada seorang pun yang merencanakan sesuatu dapat melaksanakan dan
merealisasikannya selain hanya Allah Swt. Seorang penyair memuji orang lain
melalui bait syairnya:
... ‫وبعض ا ْلقَ ْو ِم يَخلُق ث ُ َّم ََل يَ ْفري‬
ُ ... ‫َو َْل َ ْنتَ تَفري َما َخلَقت‬
Sesungguhnya engkau adalah orang yang mampu merealisasikan apa yang
engkau rencanakan, padahal sebagian kaum mampu membuat rencana, tetapi
tidak dapat merealisasikannya.
Yakni hanya Engkaulah yang mampu merealisasikan apa yang telah Engkau
rencanakan. Lain halnya dengan selain Engkau, ia tidak akan mampu
merealisasikan apa yang dikehendakinya. Hanya Engkaulah Yang
Menciptakan, Yang Merencanakan, Yang Membuat, dan Yang Mengadakan.
Termasuk ke dalam pengertian kalimat ini bila dikatakan pejagal hewan telah
memotong hewan, lalu merampungkannya, yakni memotong-motong
sembelihannya sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Firman Allah Swt.:
}‫ئ ا ْل ُمص َِو ُر‬
ُ ‫ق ا ْل َب ِار‬
ُ ‫{ا ْل َخا ِل‬
Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk rupa. (Al-Hasyr: 24)
Yaitu Yang apabila Dia menghendaki sesuatu tinggal mengatakan kepadanya,
"Jadilah kamu," maka jadilah dia sesuai dengan gambaran yang dikehendaki
dan rupa yang dipilih-Nya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:
} َ‫ور ٍة َما شَا َء َر َّكبَك‬
َ ‫ص‬ُ ِ ‫{فِي أَي‬
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (Al-
Infithar: 8)
Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
}‫{ا ْل ُمص َِو ُر‬
Yang Membentuk rupa. (Al-Hasyr: 24)
Yakni Yang melaksanakan apa yang ingin direalisasikan-Nya menurut
gambaran yang dikehendaki-Nya.
Firman Allah Swt.:
ْ ‫س َما ُء ا ْل ُح‬
}‫سنَى‬ ْ ‫{لَهُ اْل‬
Yang mempunyai nama-nama Yang Paling baik. (Al-Hasyr: 24)
Pembicaraan mengenai ayat ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Al-A'raf.
Dan di sini kami akan mengetengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan di
dalam hadis Sahihain melalui Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw. yang telah
bersabda:
ُّ ‫ وهو وتر يُ ِح‬،‫ َم ْن أَحْ صَا َها دخل الجنة‬،‫احدًا‬
"‫ب ا ْل ِوتْ َر‬ ِ ‫ ِمائ َة ِإ ََّل َو‬،‫س ًما‬ ْ ‫س َعةً َو ِت‬
ْ ‫س ِعينَ ا‬ ْ ‫" ِإنَّ ِللَّ ِه ت َ َعالَى ِت‬
Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, alias seratus
kurang satu. Barang siapa yang menghitung-hitungnya, niscaya masuk surga;
Dia Witir dan menyukai yang witir.
Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan konteks yang diriwayatkan oleh
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah yang juga melalui Abu Hurairah. Dan
tambahan, "Dia Witir dan menyukai yang witir," merupakan lafadz Ibnu Majah.
Menurut lafaz Imam Turmuzi disebutkan sebagai berikut:
ُ ‫ ا ْل َع ِز‬، ُ‫ ا ْل ُم َهي ِْمن‬، ُ‫ ا ْل ُمؤْ ِمن‬،‫س َال ُم‬
،‫يز‬ ُ ‫ ا ْلقُد‬، ُ‫ ا ْل َم ِلك‬،‫الر ِحي ُم‬
َّ ‫ ال‬،‫ُّوس‬ َّ ،‫"ه َُو اللَّهُ الَّذِي ََل ِإلَهَ ِإ ََّل ه َُو‬
َّ ، ُ‫الرحْ َمن‬
،‫ ا ْل َع ِلي ُم‬،ُ‫ ا ْلفَتَّاح‬،ُ‫الر َّزاق‬ ُ ‫ ا ْل َو َّه‬،‫ار‬
َّ ،‫اب‬ ُ ‫ ا ْلقَ َّه‬،‫ار‬
ُ ‫ ا ْلغَ َّف‬،‫ ا ْل ُمص َِو ُر‬،‫ئ‬
ُ ‫ ا ْل َب ِار‬،ُ‫ ا ْل َخا ِلق‬،‫ ا ْل ُمتَكَبِ ُر‬،‫ار‬
ُ َّ‫ا ْل َجب‬
ُ ِ‫ ا ْل َخب‬،‫يف‬
،‫ير‬ ُ ‫ اللَّ ِط‬،ُ‫ ا ْلعَ ْدل‬،‫ ا ْل َح َك ُم‬،‫ير‬
ُ ‫ ا ْلبَ ِص‬،‫س ِمي ُع‬
َّ ‫ ال‬،ُّ‫ ا ْل ُم ِذل‬،‫ ا ْل ُم ِع ُّز‬،‫الرا ِف ُع‬ ُ ‫ ا ْل َخا ِف‬،‫ط‬
َّ ،‫ض‬ ُ ‫س‬
ِ ‫ ا ْلبَا‬،‫ض‬
ُ ِ‫ا ْلقَاب‬
،‫يب‬ َّ ،‫ ا ْلك َِري ُم‬،ُ‫ ا ْل َج ِليل‬،‫ِيب‬
ُ ِ‫الرق‬ ُ ‫ ا ْل َحس‬، ُ‫ ا ْل َمقِيت‬،‫ظ‬
ُ ‫ ا ْل َح ِفي‬،‫ير‬
ُ ِ‫ ا ْل َكب‬،‫ ا ْلعَ ِل ُّي‬،‫ُور‬
ُ ‫شك‬ ُ ُ‫ ا ْلغَف‬،‫ ا ْلعَ ِظي ُم‬،‫ا ْل َح ِلي ُم‬
َّ ‫ ال‬،‫ور‬
،‫ ا ْل َو ِل ُّي‬، ُ‫ ا ْل َمتِين‬،‫ي‬
ُّ ‫ ا ْلقَ ِو‬،ُ‫ ا ْل َو ِكيل‬، ُّ‫ ا ْلحَق‬،ُ‫ الش َِّهيد‬،‫ث‬
ُ ‫ ا ْل َبا ِع‬،ُ‫ ا ْل َم ِجيد‬،ُ‫ ا ْل َودُود‬،‫ ا ْل َح ِكي ُم‬،‫س ُع‬
ِ ‫ ا ْل َوا‬،‫يب‬
ُ ‫ا ْل ُم ِج‬
،ُ‫احد‬ ِ ‫ ا ْل َو‬،ُ‫اجد‬ ِ ‫ ا ْل َم‬،ُ‫اجد‬
ِ ‫ ا ْل َو‬،‫ ا ْل َقيُّو ُم‬،‫َي‬
ُّ ‫ ا ْلح‬، ُ‫ ا ْل ُم ِميت‬،‫ ا ْل ُمحْ ِيي‬،ُ‫ ا ْل ُم ِعيد‬،‫ِئ‬
ُ ‫ ا ْل ُم ْبد‬،‫ ا ْل ُمحْ ِصي‬،ُ‫ا ْلح َِميد‬
،‫ ا ْل َب ُّر‬،‫ ا ْل ُمتَ َعا ِلي‬،‫ الولي‬،‫ الباطن‬،‫ الظاهر‬،‫ ْاْل َخ ُر‬،ُ‫ ْاْل َ َّول‬،‫ ا ْل ُمؤ َِخ ُر‬،‫ ا ْل ُمقَ ِد ُم‬،‫ ا ْل ُم ْقتَد ُِر‬،‫ ا ْلقَاد ُِر‬،ُ‫ص َمد‬
َّ ‫ال‬
،‫ ا ْلغَنِ ُّي‬،‫َام ُع‬
ِ ‫ ا ْلج‬،‫ط‬ُ ‫س‬ ِ ْ ‫ ذُو ا ْلج ََال ِل َو‬،‫ َما ِلكُ ا ْل ُم ْل ِك‬،‫وف‬
ِ ‫ ا ْل ُم ْق‬،‫اْلك َْر ِام‬ ُ ‫الر ُء‬َّ ،‫ ا ْلعَفُ ُّو‬،‫ ا ْل ُم ْنت َ ِق ُم‬،‫اب‬
ُ ‫الت َّ َّو‬
."‫ور‬ُ ُ‫صب‬َّ ‫ ال‬،ُ‫شيد‬ِ ‫الر‬َّ ،‫ث‬ ُ ‫ ا ْل َو ِار‬،‫ ا ْلبَاقِي‬،‫ ا ْل َبدِي ُع‬،‫ ا ْلهَادِي‬،‫ور‬ ُّ ‫ الض‬،‫ ا ْل َمانِ ُع‬،‫ا ْل ُم ْغنِي‬
ُ ُّ‫ الن‬،‫ النَّافِ ُع‬،‫َّار‬
Dialah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang, Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera,
Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Mahamulia,
Yang Mahaperkasa, Yang Mahabesar, Yang Menciptakan, Yang Mengadakan,
Yang Membentuk rupa, Yang Maha Pengampun, Yang Maha Mengalahkan,
Yang Maha Pemberi karunia, Yang Maha Pemberi rezeki, Yang Maha Pemberi
Keputusan, Yang Maha Mengetahui, Yang Menyempitkan rezeki dan Yang
Melapangkan rezeki, Yang Merendahkan dan Yang Meninggikan, Yang
Memuliakan dan Yang Menghinakan, Yang Maha Mendengar, Yang Maha
Melihat, Yang Memutuskan, YangMahaadil, Yang Mahalembut, Yang Maha
Mengenal, Yang Maha Penyantun, Yang Mahaagung, Yang Maha Pemberi
ampunan, Yang Maha Mensyukuri, Yang Mahatinggi, Yang Mahabesar, Yang
Maha Memelihara, Yang Memberi waktu, Yang Maha Menghitung, Yang
Mahaagung, Yang Mahamulia, Yang Mengawasi, Yang Memperkenankan,
Yang Mahaluas, Yang Mahabijaksana, Yang Maha Mencintai, Yang Maha
Pemurah, Yang Membangkitkan, Yang Maha Menyaksikan, Yang Hak, Yang
Melindungi, Yang Mahakuat, Yang Mahakokoh, Yang Menolong, Yang Maha
Terpuji, Yang Maha Mencatat, Yang Memulai (penciptaan), Yang
Mengembalikan (penciptaan), Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang
Mahahidup, Yang Mengatur makhluk-Nya, Yang Mahakaya, Yang Mahaagung,
Yang Maha Esa, Yang Bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Yang
Mahakuasa, Yang Berkuasa, Yang Mendahulukan, Yang Mengakhirkan, Yang
Awwal, Yang Akhir, Yang Zahir, Yang Batin, Yang Menolong, Yang
Mahatinggi, Yang Melimpahkan kebaikan, Yang Maha Menerima tobat, Yang
Membalas, Yang Memaaf, Yang Pengasih, Raja semua raja, Yang mempunyai
Keagungan dan Kemuliaan, Yang Adil, Yang Menghimpun, Yang Kaya, Yang
memberi kekayaan, Yang Memberi, Yang mencegah, Yang Menimpakan
Mudarat, Yang memberi manfaat, Cahaya (Mahaterang), Yang Memberi
petunjuk, Yang Membuat, Yang Kekal, Yang Mewarisi, Yang Memberi petunjuk,
Yang Maha Penyabar.
Sedangkan menurut konteks Ibnu Majah ada kelebihan dan kekurangannya, dan
ada yang didahulukan dan yang diakhirkan. Hal ini telah kami sebutkan dengan
panjang lebar, lengkap berikut semua jalur periwayatan dan lafaz-lafaznya yang
tidak perlu lagi dikemukakan di sini.
*******************
Firman Allah Swt.:
}‫ض‬
ِ ‫اْلر‬
ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اوا‬ َّ ‫سبِ ُح لَهُ َما فِي ال‬
َ ‫س َم‬ َ ُ‫{ي‬
Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. (Al-Hasyr: 24)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
َ‫س ِب ُح ِب َح ْم ِد ِِ َولَ ِك ْن ََل ت َ ْفقَ ُهون‬
َ ُ‫يهنَّ َو ِإ ْن ِم ْن ش َْيءٍ إَِل ي‬
ِ ِ‫ض َو َم ْن ف‬
ُ ‫اْلر‬
ْ ‫س ْب ُع َو‬
َّ ‫اواتُ ال‬ َّ ‫س ِب ُح لَهُ ال‬
َ ‫س َم‬ َ ُ ‫{ت‬
}‫ورا‬ َ ‫سبِي َح ُه ْم إِنَّهُ كَانَ َح ِلي ًما‬
ً ُ‫غف‬ ْ َ‫ت‬
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada
Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha
Penyantun lagi Maha Pengampun. (Al-Isra: 44)
Adapun firman Allah Swt.:
ُ ‫{وه َُو ا ْلعَ ِز‬
}‫يز‬ َ
Dan Dialah Yang Mahaperkasa. (Al-Hasyr: 24)
Yakni Zat-Nya tidak dapat dicapai.
}‫{ال َح ِكي ُم‬
lagi Mahabijaksana. (Al-Hasyr: 24)
dalam syariat dan ketetapan-Nya.
‫حدثنا‬-‫ أبو العالء ال َخفَّاف‬،‫ ا ْبنَ َط ْه َمان‬:‫يَ ْعنِي‬- ‫ َح َّدثَنَا َخا ِلد‬،‫ي‬ ُّ ‫ َح َّدثَنَا أَبُو أَحْ َم َد‬:ُ‫اْل َما ُم أَحْ َمد‬
ُّ ‫الزبَي ِْر‬ ِ ْ ‫قَا َل‬
ْ ُ‫ "من قَا َل ِحينَ ي‬:َ‫سلَّ َم قَال‬
‫ص ِب ُح‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬َ ُ‫صلَّى اللَّه‬
َ ِ ‫ ع َِن النَّ ِبي‬،‫س ٍار‬ َ َ‫ ع َْن َمع ِقل ب ِْن ي‬،‫نافع ابن أ َ ِبي نَافِ ٍع‬
‫ور ِة‬
َ ‫س‬ ِ ‫ت ِم ْن‬
ُ ‫آخ ِر‬ ٍ ‫ث آيَا‬ َ ‫ ث ُ َّم قَ َرأ َ ث َ َال‬،‫يم‬
ِ ‫الر ِج‬
َّ ‫ان‬ ِ ‫ش ْي َط‬
َّ ‫يم ِمنَ ال‬ َّ ‫ أَعُوذُ بِاللَّ ِه ال‬:ٍ‫ث َم َّرات‬
ِ ‫س ِميعِ ا ْلعَ ِل‬ َ ‫ث َ َال‬
،‫ َوإِ ْن َماتَ فِي ذَ ِلكَ ا ْليَ ْو ِم َماتَ ش َِهيدًا‬،‫ِي‬ َ ‫علَ ْي ِه َحتَّى يُ ْمس‬
َ َ‫صلُّون‬
َ ُ‫ف َملَكٍ ي‬ َ ‫س ْب ِعينَ أ َ ْل‬
َ ‫ َوكَّل اللَّهُ بِ ِه‬،‫ا ْل َحش ِْر‬
."‫َو َم ْن قَالَهَا ِحينَ يُ ْمسِي كَانَ بِ ِت ْلكَ ا ْل َم ْن ِزلَ ِة‬
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ahmad Az-
Zubairi, telah menceritakan kepada kami Khalid (yakni Ibnu Tahman alias Abul
Ala Al-Khaffaf), telah menceritakan kepada kami Nafi' ibnu Abu Nafi', dari
Ma'qal ibnu Yasar, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Barang siapa
mengucapkan doa ini di waktu pagi hari sebanyak tiga kali, yaitu: "Aku
berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari
godaan setan yang terkutuk, " kemudian membaca pula tiga ayat dari akhir
surat Al-Hasyr, maka Allah memerintahkan kepada tujuh puluh ribu malaikat
untuk memohonkan ampunan baginya hingga petang hari. Dan jika ia mati di
hari itu, maka ia mati sebagai syahid. Dan barang siapa yang mengucapkannya
di kala petang hari, maka ia beroleh kedudukan yang seperti itu.
Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Mahmud ibnu Gailan, dari Abu Ahmad
Az-Zubairi dengan sanad yang sama, lalu ia mengatakan bahwa hadis
ini garib, kami tidak mengenalnya kecuali hanya melalui jalur ini.

C. Nuzul Al-Ayat

Surat Al-Hasyr adalah surat madaniyyah dengan kesepakatan para ulama3 dan
surat ini berkisah tentang pengusiran Bani Nadhir dari kota Madinah dimana
mereka terusir dari kota Madinah ke Khaibar. Adapun penamaan surat ini maka
para ulama menjelaskan bahwa surat ini memiliki dua nama yaitu Surat Al-

3
Tafsir Al-Qurthubiy: 18/ 1.
Hasyr dan Surat Bani Nadhir. Demikianlah Ibnu Abbas yang menamakan surat
ini dengan nama yang kedua tersebut dimana beliau berkata:

ُ ‫قُ ْل‬
ِ َّ‫س ْو َرِ ُ الن‬
‫ضۡ ِْر‬

“Katakanlah Surat (Bani) Nadhir”4

“Al-Hasyr” sendiri maknanya adalah pengusiran dan surat ini dinamakan


demikian karena memang menceritakan tentang pengusiran Yahudi Bani
Nadhir.

D. Asbab An-Nuzul
Dari berbagai referensi kitab-kitab tafsir, bahwa sebab diturunkan surah Al-
Hasyr ayat 22-24 itu tifak ada. Namun surah ini turun berkenaan dengan
peristiwa nabi Muhammad SAW dengan kelompok bani Nadhir yang terjadi
pada awal tahun ke-4 hijriah setelah perang Uhud dan sebelum perang Ahzab.
Dalam pada itu Al Maraghi mengatakan bahwa al Hasyr termaksud surat yang
turun di Madinah, berjumlah 24 ayat dan diturunkan setelah surah al Bayyinah.
Selanjutnya keterangan tersebut diperkuat oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya
tafsir Ibn Katsir, disitu dikatakan bahwa Ibn Abbas, Mujahid dan Azzuhri
meceritakan bahwa ketika Rasulullah sampai dikota madinah ia mengadakan
perjanjian dan jaminan untuk tidak saling memerangi dengan kaum bani Nadhir.
Namun mereka melanggar perjanjian tersebut. Kemudian turunlah surah ini
yang intinnya mengizinkan kepada nabi agar mengusir bani Nadhir dari kota
Madinah. Penjelasan serupa di perkuat oleh keterangan abi al hasan ali bin
ahmad al wahidy al naysabury, menurutnya bahwa surah ini turun pada bani
Nadhir yaitu ketika Nabi Muhammad sampai dikota madinah ia mengadakan
perdamaian dengan Bani Nadhir untuk tidak saling memerangi, dan nabi
menerima perjanjian tersebut.
Selanjutnya ketika nabi Saw melakukan perang badar dan dapat
mengalahkan orang-orang musyrik, bani Nadhir berkata : Demi Allah

4
HR Al-Bukhari no 4029 dan Ats-Tsa’labiy dalam Tafsirnya: 9/ 266 dan disebutkan oleh
Imam Al-Qurthubiy dalam tafsirnya: 18/ 1.
bahwasannya dia adalah nabi yang kami jumpai keterangannya di dalam kitab
Taurat, dan mereka tidak menola sekalipun. Namun, ketika nabi Muhammad
perang uhud dan orang-orang islam menderita kekalahan, maka mereka
memutuska perjanjian dan menyatakan permusuhan pada rasulullah dan orang-
orang mukmin, kemudian rasulullah mengusir mereka.
E. Pokok Kandungan Ayat
Kandungan Surat Al-Hasyr menjelaskan tentang balasan bagi orang yang
mengingkari kebenaran AL-Quran. Telah disinggung sebelumnya, Surat Al
Hasyr berisi tentang kisah perbuatan makar orang-orang Yahudi Bani Nadhir
terhadap orang beriman. Diceritakan mereka mengingkari kesepakatn yang
telah dibuat.
Banyak pelajaran yang bisa diambil hikmah dari kandungan Surat Al Hasyr.
Simak ulasan selengkapnya berikut ini:

1. Surat Al Hasyr menjelaskan tentang segala sesuatu di alam semesta ini


bertasbih kepada Allah Swt.
2. Kepemilikan nama-nama yang agung atau asmaul husna bagi Allah.
3. Surat Al Hasyr menjelaskan bahwa Allah Swt akan selalu membantu para
utusan-Nya untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
4. Menegaskan bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang paling agung dan
tinggi derajatnya.
5. Surat Al Hasyr menjelaskan tentang beberapa sifat yang dimiliki oleh
orang munafik.
6. Surat yang terdiri dari 24 ayat ini juga membahas tentang perintah
bertakwa dan menyiapkan bekal untuk akhirat.

F. Keutamaan Membaca Surah Al Hasyr Ayat 22-24


1. Terhindar dari Gangguan Setan
Salah satu keutamaan membaca surah Al Hasyr ayat 22-24 adalah
akan terhindar dari gangguan setan. Hal ini diterangkan dalam sebuah
riwayat yang menyebut bahwa sahabat Rasulullah SAW, Abu Ayyub RA,
pernah berkata kepada jin,
"Maukah engkau memberi tahu kami surat yang paling utama untuk
melindungi diri dari gangguan jin?"

Kemudian jin itu pun menjawab, "Doa paling utama yang dapat melindungi
kalian dari gangguan kami yakni beberapa surat dalam Al Quran. Salah
satunya yakni surat Al Hasyr ayat terakhir." (HR Ibnu Marduwaih)
Keutamaan terlindungi dari gangguan setan ini turut disebutkan dalam buku
Halal-Haram Ruqyah karya Musdar Bustamam Tambusai. Menurut riwayat
dari Ali Hasan bin Ali RA yang disebutkan Al Hafiz Abu Musa berkata,
"Aku menjamin orang yang membaca dua puluh ayat berikut ini bahwa ia
akan dijaga oleh Allah Ta'ala dari setiap setan yang zalim, dari setiap setan
yang jahat, dari setiap serigala yang ganas, dan dari setiap pencuri yang
melampaui batas."

2. Didoakan 70 ribu malaikat dan mati syahid


Orang yang membaca beberapa ayat terakhir surah Al Hasyr akan
mendapatkan doa 70 ribu malaikat dan apabila meninggal pada hari itu,
maka akan tercatat syahid. Hal ini diterangkan Imam Jalaluddin as-Suyuthi
dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur'an. Ia menukil sebuah riwayat dari Miqal bin
Yassar RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,
"Barang siapa pada waktu pagi hari atau subuh membaca tiga kali taawudz
dan membaca tiga ayat terakhir surah Al Hasyr, maka Allah mewakilkan
untuknya 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari dan jika
dia meninggal pada hari itu, maka tercatat sebagai syahid. Dan barang siapa
yang membacanya ketika sore atau ashar, maka akan kedudukannya sama
seperti itu.” (HR At Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai