net/publication/354010742
CITATIONS READS
0 794
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Antonius Rino Vanchapo on 24 August 2021.
ii
MOTIVASI KERJA DAN PRESTASI PERAWAT
Penulis:
Antonius Rino Vanchapo
Diterbitkan oleh:
CV. Penerbit Qiara Media - Pasuruan, Jawa Timur
Email: qiaramediapartner@gmail.com
Web: qiaramedia.wordpress.com
Blog: qiaramediapartner.blogspot.com
Instagram: qiara_media
iii
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2002
TENTANG HAK CIPTA
PASAL 72
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB I PENDAHULUAN
maupun kelompok.
melaksanakan pekerjaannya.
bekerja.
resiko kerja yang tinggi di dalam negeri dan program pelatihan yang
lebih besar, dan pengalaman hidup dan karir yang luar biasa.
medis yang memadai, kualitas lingkungan klinik yang baik dan biaya
12
perawatan yang terjangkau sehingga dapat mempengaruhi kepuasan
referensi yang baik kepada orang lain atas suatu kualitas pelayanan
yang diterimanya.
masing kategori, untuk perawat klinik terdiri dari enam level, yaitu:
pelayanan yang memuaskan dan tentu akan menjadi citra yang baik
bagi rumah, sakit sehingga dapat menjadi rujukan para calon pasien
secara produktif.
dapat memotivasi perawat untuk bekerja dengan lebih giat dan lebih
2015)
Inayah1, 2011).
Puskesmas (Syavardie*,Y.(2016).
pendidikan.(Syavardie*,Y.(2016).
yang besar terhadap masa depan, semua itu akan tercapai jika stres
19
nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu
upah, promosi, teguran atau pekerjaan yang lebih baik. Hal ini
diperoleh hasil yang memuaskan dengan kualitas yang tinggi dan dia
21
karena perawat terlihat kurang mampu dan kurang percaya diri
23
BAB II
RUMAH SAKIT DAN
PERAWAT
24
BAB II RUMAH SAKIT DAN PERAWAT
A. Rumah Sakit
psiko-sosioekonomi-budaya. (Supriyanto,2010).
pasien.
B. Perawat
a. Pengertian Perawat
perbedaannya masing-masing.
dan tepat serta selalu berpikir kritis. Kemampuan ini akan terus
1. Perawat profesi
2. Perawat Vokasi
asuhan keperawatan.
29
Perawat pelaksana merupakan orang yang memberikan
b. Peran Perawat
sistem dan dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi
peneliti.
c. Fungsi Perawat
d. Tugas Perawat
yang berlaku.
dan keluarganya.
batas kemampuannya.
kemampuannya.
kebutuhandan bataskemampuannya.
kemampuannya.
penataran.
aspek legal.
perbedaannya masing-masing.
dan tepat serta selalu berpikir kritis. Kemampuan ini akan terus
e. Kategori/Klasifikasi Perawat
pendidikan.
ners (Ns).
3. Keperawatan
kondisi sehat dan sakit yang mencakup askep pada perinatal, askep
pada neonatal, askep pada anak, askep pada dewasa, dan askep
dan masyarakat.
2007).
(Priharjo,2008)
a. Standar I Pengkajian
e. Standar V Evaluasi
b. Standar II Pendidikan
e. Standar V Etik
f. Standar VI Kolaborasi
kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling terkait erat, karena
keperawatan professional.
bidangkesehatan
optimal
48
b. Fungsi Proses Keperawatan
1. Pengkajian
b. Analisa data
pengetahuan.
c. Perumusan masalah
tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus
kematian.
51
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki
2. Diagnosa Keperawatan
diagnosa keperawatan :
kemungkinan.
52
d. Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu,
3. Rencana keperawatan
panjang (Potter,1997)
4. Implementasi keperawatan
Tahap 1 : persiapan
perencanaan.
Tahap 2 : intervensi
Tahap 3 : dokumentasi
proses keperawatan.
5. Evaluasi
mengatasinya.
dokumentasi keperawatan.
d. Dokumentasi keperawatan
2. Tagihan
3. Edukasi
4. Pengkajian
5. Riset
7. Dokumentasi legal
keperawatan.
1. Dasar Faktual
2. Keakuratan
3. Kelengkapan
4. Keterkinian
bersama klien
5. Organisasi
dan dokter.
6. Kerahasiaan
fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Hal ini
seorang Perawat.
59
BAB III
MOTIVASI KERJA
60
BAB III MOTIVASI KERJA
A. Pengertian Motivasi
(Robbins, 2008).
organisasi.
62
Dengan demikian terdapat kepentingan bersama antara
daya dan potensi bawahan agar mau bekerja sama secara produktif
secara wajar.
dengan kerja.
sadar.
bahwa motivasi tidak ada jika tidak dirasakan adanya kebutuhan dan
diriindividu
individu
karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang
siap sedia secara psikofisik (siap secara mental, fisik, situasi, dan
tugasnya
(Gibson,1997).
dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Paling tidak kita
dirinya, yaitu :
Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus
sebaliknya.
mengerti kebutuhannya.
hidup.
terhadap sesuatu.
timbulnya rasa puas dan tidak puas menurut Hezberg, yaitu faktor
74
pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor pemotivasian
intrinsic factors.
a. Faktor Intrinsik
a) Tanggung jawab
yang baik, tetapi juga terhadap kepercayaan yang diberikan. Ini akan
b) Pengakuan
b. Faktor Ekstrinsik
a) Imbalan/ insentif
b) Kondisi kerja
76
c) Achievement Theory
1. Needs (Kebutuhan)
baik.
kerja).
3. Satisfaction (Kepuasaan)
aspek pekerjaannya dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek
4. Equity (Keadilan)
mereka.
5. Expectation (Harapan)
setiap individu,
pada kendaraan.
tiga unsur yang merupakan kunci dari motivasi, yaitu upaya, tujuan
sulit.
1. Prinsip partisipatif
memotivasi kerja.
2. Prinsip komunikasi
E. Jenis-Jenis Motivasi
1. Motivasi Positif
a. Material Incentive
yang bukan saja merupakan upah atau gaji yang wajar tetapi juga
kerjanya.
2. Motivasi Negatif
87
akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka
F. Azas-Azas Motivasi
88
a. Azas Mengikutsertakan
b. Azas Komunikasi
c. Azas Pengakuan
89
e. Azas Perhatian dan Timbal Balik
perusahaan.
G. Model-Model Motivasi
1. Model Tradisional
banyak faktor, bukan hanya uang atau barang atau keinginan akan
H. Metode Motivasi
motivasi :
91
Berikut ini adalah tiga teori spesifik yang merupakan
(Robbins, 2006).
bahwa konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja bilamana ia
penghasilan mereka.
yakni :
keamanan).
dengan baik.
95
4) Teori Motivasi Prestasi dari Mc Clelland
96
I. Proses Motivasi
1. Tujuan
tujuan.
2. Mengetahui kepentingan
3. Komunikasi Efektif
akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus yang dipenuhi
4. Integrasi Tujuan
komunikasi.
5. Fasilitas
6. Team Work
3. Promosi
5. Keamanan
98
6. Tempat kerja yang baik
99
BAB IV
KINERJA
100
BAB IV KINERJA
A. Pengertian Kinerja
dalam organisasi.
prestasi karyawan.
103
Kinerja adalah interaksi antara motivasi dengan ability
3. Disiplin
4. Inisiatif
atasan yang baik. Atasan yang kurang baik akan selalu mencegah
faktor-faktor, di antaranya:
gaya komunikasi)
adanya hubungan antara umur dengan beban kerja. Shye dalam Ilyas
dari perawat pria. Akan tetapi dia juga menyebutkan bahwa perawat
b. Motivasi
keras.
c. Penghargaan (Reward)
banyak pasien pada waktu yang sama, sedangkan pembayaran fee for
109
d. Keluarga
e. Organisasi
110
f. Supervisi
g. Pengembangan Karir
pegawai tersebut.
4. Penilaian Kinerja
berkompeten.
perbedaan ini.
kerjanya.
keduanya.
(Simpson,1985)
115
b. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara
prestasinya.
tidak.
ditetapkan.
2. Insiden kritis
memerlukan perbaikan.
119
4. Skala penilaian yang dikaitkan dengan perilaku
butir pada kontinum, tetapi nilai itu berdasar contoh aktual pada
kepribadian.
5. Perbandingan paksaan
mutlak.
120
Definisi Kinerja
atau organisasi juga baik. Kinerja seorang pegawai akan baik bila dia
baik.
122
6. Kinerja Perawat
berikut:
124
BAB V
PRESTASI KERJA
125
BAB V PRESTASI KERJA
adalah prestasi kerja mereka yang sesuai dengan standar yang telah
teguran atau pekerjaan yang lebih baik. Hal ini tentunya memiliki
dengan prestasi kerja yaitu siapa yang menilai, sebab hasil panilaian
127
yang tidak benar atau kesalahan dalam menilai akan menimbulkan
penyimpangan politis.
organisasi.
selama bekerja.
prilaku-perilaku karyawan.
pekerja
konstektual.
pekerjaan.
telah direncanakan.
adalah:
telah dihasilkan
132
2. Pengetahuan pekerjaan, yaitu tingkat pegetahuan yang
ada
dan tingkatkehadiran.
133
BAB VI
PENGEMBANGAN
KARIER
134
BAB VI PENGEMBANGAN KARIER
maksimum.
saat ini dan di masa yang akan datang. Ada pun tujuan
individu.
perusahaan.
kepegawaian
porsinya.
2. Promosi
pekerjaan dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi,
3. Mutasi
boleh dilakukan oleh orang yang tepat dan pada waktu serta tepat
yang sesuai. Jika mutasi dapat dilaksanakan sesuai waktu dan tempat
telah ditetapkan.
141
D. Tanggung Jawab Pengembangan Karir
yaitu :
1. Tahap penjelajahan
2. Tahap penetapan.
tujuan tersebut.
pada usia 40- an. Selama periode ini orang sering membuat
3. Tahap pemeliharaan
Tahap ini terjadi pada periode usia 40-65 tahun. Pada periode
informasi tentang karir yang ada dan juga dalam karir karyawan
(2006:213) adalah:
1. Kebijakan organisasi
2. Prestasi kerja
4. Pelatihan
5. Pengalaman kerja
145
Pengalaman kerja merupakan bagian penting dari
146
BAB VII
PENGARUH MOTIVASI DAN
PRESTASI TERHADAP KINERJA
147
BAB VII PENGARUH MOTIVASI DAN PRESTASI TERHADAP
KINERJA
tujuan tertentu.
setiap bulan sekali di bangsal yang dipimpin oleh kepala ruang dan
148
rapat besar pada setiap hari selasa yang terdiri dari para direksi
rumah sakit.
a. Motivasi Internal
149
b. Motivasi eksternal
2017).
dalam kelompok.
151
pekerjaan itu. Jadi prestasi kerja merupakan hasil keterkaitan antara
152
DAFTAR PUSTAKA
Davis, K., dan Jhon, W.N. 1998. Perilaku dalam Organisasi. Alih
Bahasa Agus Dharma. Jakarta: Penerbit Erlangga.
156
KARYAWAN PADA PT. ANGKASA ENGINEERS INDONESIA.
Universitas Riau Kepulauan, 1-14.
157
Handoko, T. Hani. 2001. Motivasi: Daya Penggerak Tingkah Laku.
Jogjakarta: Kanisius.
158
Rachmawati, Ike Kusdyah. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Rivai, V., & Ella, J.S. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk
Perusahaan, dari Teori ke Praktek. Edisi Kedua. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
159
Sutrisno, E. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Prenada Media
160
RIWAYAT PENULIS
162