Disusun oleh:
Dela Surya Putri (20206003)
Binti Zahrotul Qoriyah (20206004)
Kamila Amaliya (20206006)
Alifia Putri Rahma (20206020)
Adifa Ramadhea Purida (20206021)
Nur Baiti Ika Pawestri (20206028)
Fitri Annisa’ Rizka Amalia (20206039)
Sa’adatuz Zahro’ (20206041)
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana lembaga bimbingan belajar “Arles Pesda” memberikan
pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya pendidikan melalui
lembaga bimbingan belajar?
2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di lembaga bimbingan
belajar “Arles Pesda”?
3. Bagaimana lembaga bimbingan belajar “Arles Pesda” mampu menjadi
lembaga bimbingan yang terpercaya dan dapat menjangkau kondisi
masyarakat sekitar?
2
1.5 Manfaat Kegiatan
1. Agar siswa mendapatkan pelajaran mengenai kebiasaan belajar yang baik
dan efisien.
2. Memiliki kebiasaan belajar yang tinggi.
3. Anak dituntut untuk memahami teknik belajar yang efektif untuk dirinya
sehingga proses belajar akan lebih efisien dan tidak membosankan.
4. Membuat anak menjadi memiliki keterampilan untuk merencanakan alur
pendidikan yang akan ditempuhnya.
5. Membuat anak menjadi lebih disiplin dalam mengikuti jadwal.
6. Mendapatkan mental yang siap untuk melalui ujian dengan hasil yang
optimal.
7. Membangun rasa tanggung jawab anak terhadap dirinya sendiri.
8. Mengembangkan potensi anak yang selama ini mungkin tidak terlihat oleh
orang tua.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
4
bimbingan belajar. Program yang ada di lembaga ini dibuka untuk siswa-siswi
SD/MI dari kelas IV sampai dengan VI.
Target yang dituju oleh lembaga rumah belajar “Arles Pesda” adalah
peserta didik SD/MI khususnya di daerah Pesantren, bisa juga dari daerah di
Kota/Kabupaten Kediri. Peluang diciptakannya lembaga “Arles Pesda” sangat
besar karena di daerah Kota/Kabupaten Kediri khususnya di daerah Pesantren
tersebut.
Dalam persaingan dengan lembaga yang lain, lembaga “Arles Pesda”
memberikan biaya yang relatif murah dan terjangkau. Promosi yang dilakukan
lembaga “Arles Pesda” adalah dengan berita dari mulut ke mulut dari wali
siswa yang anaknya les disana.
2.2.1 Target Konsumen
Peserta didik SD/MI kelas IV sampai dengan VI.
2.2.2 Bauran Pemasaran
1. Product (Produk)
Program belajar di tempat yakni program belajar di bidang
akademik saja. Terdapat 3 gelombang untuk pembagian jam dan
kelasnya. Yang terbagi sebagai berikut:
a. Jam 12.00 – 13.30 WIB = untuk kelas V
b. Jam 13.30 – 15.00 WIB = untuk kelas VI
c. Jam 15.00 – 17.00 WIB = untuk kelas IV
2. Price (Harga)
Program belajar di tempat setiap hari Senin – Jum’at dengan
pembagian 3 gelombang seperti yang telah dijelaskan. Untuk biaya
belajar di bimbingan ini sebesar Rp80.000,- untuk setiap bulannya.
3. Place (Tempat)
Di rumah lembaga “Arles Pesda”.
4. Promotion (Promosi)
Berita dari mulut ke mulut (melalui wali siswa atau kenalan dari
tutor).
5
2.2.3 Analisis SWOT
NO. FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
Strengths Weaknesses Opportunities Threats
1. Materi Sumber daya Metode Adanya
pengajaran manusia pengajaran lembaga
sesuai dengan dalam yang mudah pendidikan
kurikulum lembaga dipahami lain di area
masih kurang yang sama
2. Lokasi yang Sarana dan Lokasi yang Persaingan
strategis prasarana mudah biaya dengan
dekat dengan yang masih dijangkau lembaga
pemukiman terbatas oleh pendidikan
warga penduduk lain
3. Biaya yang Lembaga
cukup pendidikan
terjangkau lain
memegang
keunggulan
yang besar
Strategi S-O
Strategi yang dapat dilakukan adalah memenangkan persaingan
yang dapat memanfaatkan kekuatan internal untuk meraih peluang yang
ada di luar lembaga. Jika lembaga pendidikan yang dipilih adalah yang
memiliki keunggulan pada hampir semua aspek (input, proses, dan
output). Strategi ini dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang
tersedia dalam lingkungan eksternal. Persaingan antar lembaga
pendidikan yang sedemikian ketat secara nyata memunculkan minat
pemilik modal untuk berinvestasi pada sektor ini. Komersialisasi
pendidikan memang tidak tepat, namun pengelolaan secara profesional
semakin mendesak untuk dilakukan, kecuali lembaga tersebut hanya
ingin bertahan hidup saja tanpa motivasi untuk berkembang, sehingga
6
mereka cenderung pasrah. Kondisi demikian banyak ditemui terutama di
pedesaan yang relatif jauh dari informasi dan terbatas aksesnya.
Strategi S-T
Strategi yang dapat dilakukan adalah strategi diferensiasi,
langkah ini dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan potensi
lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan yang berhasil karena mereka
memiliki keunggulan dibandingkan dengan lembaga lainnya.
Keunggulan tersebut meliputi: 1) Kurikulum dan program pendidikan; 2)
Fasilitas; 3) Kemudahan akses; 4) Proses pendidikan; 5) Layanan; dan 6)
Pasca layanan pendidikan. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang
dimiliki lembaga yang dapat mengurangi atau merangkul ancaman
tersebut. Semakin banyak aspek yang dimiliki tentu akan memperkuat
struktur lembaga pendidikan secara maksimal. Pada sisi lain pemerintah
sebaiknya memberikan regulasi terkait pengelolaan pendidikan sehingga
tidak menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Jika dibiarkan maka
posisi masyarakat tidak memiliki bargaining power sehingga mereka
akan dijajah oleh lembaga pendidikan dan terpaksa mengikutinya secara
emosional.
Strategi W-T
Strategi yang dapat dilakukan dengan cara mengelola inovasi,
langkah ini dilakukan untuk menjaga persaingan secara maksimal.
Inovasi harus dilakukan secara terus menerus, inovasi di dalam lembaga
pendidikan, meliputi: 1) Program pendidikan; 2) Media pembelajaran; 3)
Metode pembelajaran; 4) Sumber belajar; dan 5) Pengelolaan lembaga.
Inovasi saat ini merupakan sebuah keharusan, lembaga pendidikan yang
tidak mampu melakukannya akan semakin tertinggal. Masalahnya tidak
semua lembaga pendidikan di semua jenjang pendidikan mampu
melakukannya. Lembaga pendidikan yang sehat persentasenya tidaklah
terlalu banyak sehingga persaingan yang terjadi akan membentuk tiga
kluster utama, yaitu: 1) Lembaga pendidikan besar; 2) Lembaga
pendidikan menengah; dan 3) Lembaga pendidikan kecil. Lembaga
pendidikan besar bukan semata dilihat dari ukurannya, namun antara lain
7
dari kerjasama antar lembaga dan subsidi silang antar cabang yang
disinyalir memperkuat struktur lembaga tersebut. Pada lembaga
pendidikan menengah dan kecil cenderung memiliki keterbatasan,
sehingga mereka tidak selalu siap mengantisipasi perkembangan dan
persaingan yang semakin terbuka.
Strategi W-O
Strategi yang dapat dilakukan mengelola kultur organisasi,
organisasi lembaga pendidikan sangat menentukan kemajuan sebuah
lembaga, termasuk dalam hal ini adalah lembaga pendidikan. Organisasi
lembaga pendidikan yang sehat terlihat dari dinamis dan utuhnya sebuah
lembaga sehingga mereka memiliki kesatuan langkah untuk menuju
kemajuan dan mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Organisasi
yang sehat pada sebuah lembaga antara lain ditentukan oleh
kepemimpinan yang baik. Salah satu bentuk kepemimpinan yang tepat
untuk sebuah organisasi pendidikan untuk menghadapi persaingan
adalah kepemimpinan strategis.
8
4. Penghasilan Kotor dan Penghasilan Bersih
a. Penghasilan Kotor
Total Omzet - Biaya Tetap
= Rp2.000.000 – Rp150.000
= Rp1.850.000
b. Penghasilan Bersih
Total Omzet – Biaya Tetap – Biaya Variabel
= Rp2.000.000 – Rp150.000 – Rp100.000
= Rp1.750.000
9
BAB III
METODE PELAKSANAAN
10
4. Bahan ajar
Bahan ajar yang diberikan yaitu berupa buku penunjang
pembelajaran, dan buku-buku latihan soal lainnya baik untuk kelas 4, 5, dan
juga 6.
5. Sosialisasi atau media promosi
Media promosi dilakukan secara tersirat yaitu dengan
pemberitahuan dari orang satu ke orang lain, dan begitu seterusnya sampai
akhirnya banyak yang mendengar program belajar ini.
6. Pelaksanaan pengajaran
Pelaksanaan pengajaran disesuaikan dengan jadwal yang telah
disepakati dan diterapkan.
11
BAB IV
ANGGARAN DANA
Total: Rp79.000,-
Jumlah: Rp874.000,-
12
3. Omzet = uang masuk per bulan
Keterangan Satuan Total
Pembayaran 25 anak Rp80.000,- 25 anak Rp2.000.000,-
Total Rp2.000.000,-
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Arles Pesda merupakan lembaga bimbingan belajar yang memberikan
solusi untuk orang tua yang merasa masih kurang maksimal dalam
membimbing sendiri putra-putrinya dalam proses belajar di rumah dan
memberikan alternatif pengajaran pendidikan yang berkualitas bagi siswa.
Mulai beroperasi sejak tahun 2019, program belajar ini menawarkan les atau
bimbingan akademik.
Target pemasaran dari bimbingan ini ialah peserta didik kelas IV hingga
VI. Adapun pembagian waktu untuk setiap hari Senin – Jum’at ini terbagi
menjadi 3 gelombang yang dimulai dari jam 12.00 – 17.00 WIB. Biayanya pun
relatif murah yakni Rp80.000,- untuk setiap bulannya. Bimbingan ini
bertempat di rumah lembaga itu sendiri. Adapun promosi yang dilakukan
melalui berita dari mulut ke mulut.
Analisis SWOT dari lembaga bimbingan belajar Arles Pesda ini
diantaranya: materi pengajaran sesuai dengan kurikulum, lokasi yang strategis
dekat dengan pemukiman warga, dan biaya yang cukup terjangkau (Strengths);
sumber daya manusia dalam lembaga masih kurang dan sarana prasarana yang
masih terbatas (Weaknesses); metode pengajaran yang mudah dipahami dan
lokasi yang mudah dijangkau oleh penduduk (Opportunities); serta adanya
lembaga pendidikan lain di area yang sama, persaingan biaya dengan lembaga
pendidikan lain, dan lembaga pendidikan lain memegang keunggulan yang
besar (Threats).
5.2 Saran
Dengan terselesaikannya proposal ini, kami berharap kepada pembaca
agar dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar pada perbaikan proposal ini pembaca dapat memperoleh
manfaat yang lebih dari sebelumnya dan penulis dapat mengembangkan dan
merealisasikan program lembaga belajar untuk menjadi lebih baik.
14
LAMPIRAN-LAMPIRAN
15