Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN POLITIK SEBAGAI USAHA PARTAI POLITIK MENYEMAI NILAI-

NILAI PANCASILA

Irma Arda Shafa Siregar (8216181012)

ABSTRAK

Pancasila yang mempunyai hierarki dalam setiap sila-sila dalam pancasila yang mempunyai
wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”,
yang mempunyai arti bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan
Mempercayai agama dan melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut oleh bangsa
Indonesia. Di dalam Undang-Undang ini diamanatkan perlunya pendidikan politik dengan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran
akan hak dan kewajiban, meningkatkan pasrtisipasi politik dan inisiatif warga Negara, serta
meningkatkan kemandirian dan kedewasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kata Kunci : Nilai Pancasila, Pendidikan Politik
Pendahuluan

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar
Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia
dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara. Artinya pancasila
merupakan satu ideologi yang dianut oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara
keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu.
Pancasila yang mempunyai hierarki dalam setiap sila-sila dalam pancasila yang mempunyai
wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”,
yang mempunyai arti bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan
Mempercayai agama dan melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut oleh bangsa
Indonesia. Sila yang kedua sampai sila kelima merupakan sebuah akisoma dari sisi humanisme
bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan masyarakat Indonesia yang dikatakan heterogen, yang
mempunyai kebudayaan, bahasa, suku yang berbeda-beda, maka pancasila inilah yang menjadi
sebuah kekuatan untuk mempersatukan masyarakat yang heterogen ini (bhineka tunggal ika).
Pancasila tidak memandang stereotype suatu suku, suatu adat, atau budaya. Integrasi
masyarakat yang heterogen menjadi masyarakat yang homogen dapat terwujud bila adanya
rasanya persatuan dan kesatuan.
Sila ke-empat merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah Negara
berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat demokrasi Negara Indonesia.
Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak, maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah
mutlak pula, yaitu tidak dapat dirubah atau ditiadakan. Berkat sifat persatuan dan kesatuan
daripada Pancasila, sila ke-empat mengandung pula sila-sila lainnya, sehingga kerakyatan dan
sebagainya adalah kerakyatan yang berkeTuhanan Yang Maha Esa, Yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Pendidikan politik diatur dalam Pasal 11 angka 1 huruf a Undang-undang Nomor 2


Tahun 2011 Tentang Partai Politik, dimana partai politik diwajibkan mewujudkan fungsinya
secara konstitusional dengan memberikan pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat
luas. Di dalam Undang-Undang ini diamanatkan perlunya pendidikan politik dengan
memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran
akan hak dan kewajiban, meningkatkan pasrtisipasi politik dan inisiatif warga Negara, serta
meningkatkan kemandirian dan kedewasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada
Pasal 13 huruf e Undang-Undang No. 2 Tahun 2011, juga diatur mengenai pendidikan politik
yakni kewajiban partai politik melakukan pendidikan politik dan menyalurkan aspirasi politik
bagi anggotanya. Maka untuk itu lah , pendidikan politik terus ditingkatkan agar terbangun
karakter bangsa yang merupakan watak atau kepribadian bangsa Indonesia yang terbentuk atas
dasar kesepahaman bersama terhadap nilai-nilai kebangsaan yang lahir dan tumbuh dalam
kehidupan bangsa, antara lain kesadaran kebangsaan, cinta tanah air, kebersamaan, keluhuran
budi pekerti, dan keikhlasan untuk berkorban bagi kepentingan bangsa.6 Salah satu
implementasi demokrasi sebagai perwujud.

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Pendidikan Politik Bagi negara penganut sistem demokrasi pendidikan


politik merupakan suatu hal yang sangat penting, mengingat setiap lima tahun sekali
masyarakat selau terlibat dalam kegiatan pesta demokrasi. Masyarakat menyalurkan hak
politiknya melaui sarana yang disebut pemilihan umum untuk menentukan tokoh yang akan
memimpinnya. Salah satu sarana yang dapat dilakukan dalam rangka mencerdaskan 11 atau
mendewasakan warga bagsa dalam berdemokrasi salah satunya adalah melalui pendidikan
politik. Melaui pendidikan politik tersebut diharapkan masyarakat suatu bangsa dapat memiliki
pemahaman tentang demokrasi dan politik yang baik sehingga dapat menyalurkan hak pilihnya
secara rasional. Selajutnya kita akan memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan politik,
pendidikan politik ialah merupakan sarana untuk memberikan pemahaman pada warga negara
bahwa untuk mengubah realitas politik ke dalam sistem politik yang ideal, ditandai adanya
perubahan kebudayaan politik baru, Soeprapto (2014: 41).

Definisi lain juga dikemukakan oleh Kartini Kartono dalam Indrus Affandi (2017: 2)
bahwa pendidikan politik adalah upaya pendidikan yang disengaja dan sistematis dengan
tujuan membentuk individu agar mampu menjadi partisipan yang bertanggung jawab secara
moral dalam pencapaian tujuan politik.

Bentuk-Bentuk Pendidikan Politik Setelah kita memahami mengenai definisi dari


pendidikan politik selanjutnya kita akan mencoba memahami mengenai bentuk-bentuk dari
pendidikan politik. Pelaksanaan pendidikan politik akan berkaitan dengan bentuk pendidikan
politik yang akan diterapkan pada lapisan masyarakat. Usaha dari keberhasilan pendidikan
politik tidak akan dapat terwujud jika tidak diimbangi dengan usaha yang nyata di lapangan.
Oleh karena itu, bentuk pendidikan politik yang dipilih dapat menentukan keberhasilan dari
adanya penyelenggaraan pendidikan politik ini. Rusadi Kartaprawira (2006: 56) berpendapat
bahwa pendidikan politik dapat diselenggarakan diantaranya melalui bentuk-bentuk sebagai
berikut: 1. Bahan bacaan seperti surat kabar, majalah dan lainlain bentuk publikasi massa yang
bisa membentuk pendapat umum; 2. Siaran radio dan televisi serta film (audio visual media);
3. Melaui sosialisai pada lembaga atau asosiasi dalam masyarakat dan juga lembaga pendidikan
formal ataupun informal. Sedangkan pendapat lain menurut M. Arifin Nasution (2012: 38)
bentuk pendidikan politik yang paling banyak digunakan adalah dengan cara mensosialisasikan
materi pendidikan dan visi misi partai mengingat partai politik juga mengemban tugas
memberikan pendidikan politik kepada masyrakat.

Pendidikan merupakan proses, cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa,


pendidikan adalah sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut
seorang filsuf berkebangsaan Amerika Serikat John Dewey (1859-1952) bahwa pendidikan
adalah suatu proses pembentukan kecakapan yang mendasar secara intelektual dan emosional
sesama manusia. Sedang menurut filsuf besar berkebangsaan Perancis J.J Rosseau (1712-1778)
bahwa pendidikan adalah pemberian bekal pada kita. Maksudnya, apa yang tidak dibutuhkan
pada masa anak-anak, dibutuhkan pada masa dewasa.
Sementara filsuf lainnya berkebangsaan Amerika Serikat Edgar Dale (1900-1985)
mengatakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha secara sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan
yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta
didik agar bisa memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa
yang akan datang. Pelopor pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara (1889-1959) menjelaskan
bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter,
kekuatan batin), pikiran (intelect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan
masyarakatnya. Dengan demikian, pendidikan sangat penting dan diperlukan manusia untuk
memajukan budi pekerti, dan intelektual (ilmu pengetahuan).

Pendidikan Politik Pendidikan politik dalam bahasa Inggris sering disinonimkan


(dipersamakan) dengan istilah political socialization), yang jika diartikan secara harfiah
bermakna "sosialisasi politik". Dengan pengertian semacam itu, maka dapat dijelaskan bahwa
sosialisasi politik adalah pendidikan politik dalam arti sempit. Ramlan Surbakti (1999:117)
menjelaskan bahwa sosialisasi politik dibagi dua yaitu pendidikan politik dan indoktrinasi
politik. Pendidikan politik merupakan suatu proses dialogis diantara pemberi dan penerima
pesan. Melalui proses ini para anggota masyarakat mengenal dan mempelajari nilai- nilai,
norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai pihak dalam sistem politik
seperti sekolah, pemerintah, dan partai politik.

dapun pengertian indoktrinasi politik ialah proses menanamkan gagasan, sikap, sistem
berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa pendidikan politik ialah suatu usaha yang terprogram, terarah dan terencana untuk
menyampaikan pendidikan terhadap masalah- masalah politik, seperti seni dan ilmu meraih
kekuasaan dan mempertahankannya, partisipasi politik, kelembagaan politik, penyelenggaraan
pemerintahan dan negara serta segala sesuatu yang berkaitan dengan proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan.

Pendidikan politik mempunyai paling tidak tiga tujuan: 1. Membentuk kepribadian


politik: pembentukan kepribadian politik dilakukan metode tak langsung yaitu pelatihan dan
sosialisasi, serta metode langsung berupa pengajaran politik dan sejenisnya. 2. Membentuk
kesadaran politik untuk menumbuhkan kesadaran politik ditempuh dua metode yaitu dialog
dan pengakaran instruktif. 3. Membentuk partisipasi politik. Adapun partisipasi politik, ia
terwujud dengan keikutsertaan individu- individu secara sukarela dalam kehidupan politik
bermasyarak. Pembumian Nilai-nilai Pancasila Dalam pendidikan politik kerakyatan, masalah
yang amat penting dan mendesak untuk diajarkan ialah pembumian serta penanaman nilai-nilai
Pancasila. Penanaman nilai-nilai Pancasila harus diawali dengan menanamkan, pertama,
Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama dari Pancasila merupakan nilai dasar dan fundamen
dasar bangsa Indonesia, yang berisi pengakuan bahwa Indonesia adalah negara yang beragama
bukan negara ateis. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah inti dan dasar utama dari suatu agama.
Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia mendasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini mengajarkan bahwa dalam menjalankan demokrasi
harus selalu bertumpu pada tuntunan yang mengandung hikmat kebijaksanaan atas dasar
musyawarah mufakat. Dalam pelaksanaannya berdasarkan perwakilan. 5. Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ini mengajarkan pentingnya keadilan sosial. Masalah keadilan
merupakan tema sentral dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka (library
research) dengan menggunakan sumber data berupa buku-buku referensi dan artikel-artikel
jurnal ilmiah. Pada penelitian ini rangkaian kegiatannya berkenanaan dengan pengumpulan
data pustaka, membaca dan mencatat, lalu mengolah informasi yang sesuai dan diperlukan
untuk menjawab rumusan masalah yang akan dipecahkan. Adapun prosedur yang dilakukan
pada penelitian studi pusataka ini meliputi: 1) menggali ide umum tentang penelitian, 2)
mencari informasi yang mendukung topik penelitian, 3) mempertegas fokus penelitian dan
mengorganisasi bahan yang sesuai, 4) Mencari dan menemukan sumber data berupa sumber
pustaka utama yaitu buku dan artikel-artikel jurnal ilmiah, 5) melakukan re-organisasi bahan
dan catatan simpulan yang didapat dari sumber data, 6) melakukan review atas informasi yang
telah dianalisis dan sesuai untuk membahas dan menjawab rumusan masalah penelitian, 7)
memperkaya sumber data untuk memperkuat analisis data dan 8) menyusun hasil penelitian.

PEMBAHASAN

Pendidikan politik itu tidak hanya diarahkan pada perubahan-perubahan sikapsikap


politik individu saja, akan tetapi juga diarahkan pada pembaharuan bentukbentuk struktur
politik dan lembaga kemasyarakatannya. Pendidikan politik merupakan bimbingan edukatif
yang terarah, bertujuan, sistematis, ditujukan pada pencapaian hari esok yang lebih baik,
melawan ketidakadilan, pemerintah teknokratis otoriter, tiranik atau despotik. Pendidikan
politik itu diarahkan pada humanisasi masyarakat Indonesia, agar lebih melegakan untuk
dihuni oleh rakyat dan tidak boleh indoktrinatif sifatnya.

Kewarganegaraan dan Peranan Politik Arah pendidikan politik yaitu menuju ke arah
transparansi atau keterbukaan dan kebebasan. Orang tidak ingin menunjukkan jalan kepada
pribadi lain, akan tetapi membantu orang lain tadi menemukan dan melewati jalannya sendiri
dan visi kemasyarakatan yang terbuka. Pandangan hidup terbuka itu menonjolkan kebebasan
manusia untuk merealisasikan diri sendiri, dikaitkan dengan relasi personalnya dengan
masyarakat sekitar. Karena itu individualisme , demokratisasi, kebebasan personal dan orde
sosial yang maju itu saling bertalian tidak bisa dipisah-pisahkan. Sehubungan dengan
penjelasan tersebut di atas, pendidikan politik menyatakan bahwa untuk menentukan apakah
masyarakat itu bisa betul-betul maju dan berkembang atau justru tidak bisa berkembang.

Masyarakat bisa menjadi wujud bagi diri sendiri yang bebas dan otonom yang
mempunyai kemampuan dan wewenang untuk ikut menentukan macam-macam ketetapan
sosial, politik dan kultural. Juga berpartisipasi konstruktif dalam pengembangan masyarakat
dan lembaga-lemabaga politik. Pendidikan politik di masa sekarang mempunyai tujuan pokok
ialah : partisipasi politik rakyat (politische Beteiligung), keterpihakan dalam konflik umum
terbuka, dan keikutsertaan untuk menentukan kebijakan-kebijakan umum. Maka keberanian
menentukan pendirian sendiri secara otonom itu sangat diutamakan dalam pendidikan politik
untuk mementukan arah perjuangan politik di tengah banyak konflik yang disebabkan oleh
perbedaan kepentingan-kepentingan.

Pendidikan politik menanamkan nilai dan norma yang merupakan landasan dan
motivasi bangsa Indonesia serta menjadi dasar nilai untuk membina dan mengembangkan diri
guna ikut serta berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengetahuan tentang
kehidupan berpolitik sangat diperlukan bagi seluruh warganegara di masa mendatang untuk
dapat menjawab tantangan kehidap dan konflik-konflik yang muncul dalam kehidupan
bermasyarakat yang semakin kompleks. Melalui pendidikan politik diharapkan bangsa
Indonesia secara dini dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman yang bersumber
dari berbagai ideologi politik yang tidaksesuai dengan landasan dasar negara kita yaitu
Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan politik berkewajiban menerangkan bahwa rakyat tidak boleh dijadikan


obyek pembangunan atau obyek yang setiap saat bisa dimanipulasikan oleh para pemimpin.
Demikian juga tidak boleh dijadikan bahan rekayasa oleh para pemimpin dan pejabat-pejabat
yang berkuasa. Rakyat itu adalah subyek bebas yang otonom, bermartabat, punya hak
kebebasan dan kemauan bebas, serta ikut memiliki negara, punya potensi untuk menjadi titah
Illahi dengan missi hidup yang berharga, yang harus dihormati sebagaimana mestinya oleh
sesama manusia Oleh sebab itu rakyat tidak boleh dimanipulir selaku obyek, atau dijadikan
obyek pembangunan atau obyek politik. Obyek pembangunan adalah situasi kondisi dan lokasi
pembangunan dengan segala persyaratan tehnis dan ekologisnya, yang bisa dimanipulasikan,
diubah, diganti dan dikondisikan. Bukan rakyat selaku subyek bebas dan bermartabat insani itu
yang direkayasa.

Kesimpulan

Pendidikan politik sangat penting dilaksanakan. Pelaksanaannya bisa melalui


pendidikan formal seperti di sekolah, dan bisa pula melalui pendidikan informal seperti diskusi,
pelatihan dan lain sebagainya. Pendidikan politik sebaiknya secara dini diajarkan kepada setiap
warga negara Indonesia mulai dari rumah tangga, TK sampai universitas. Tujuan utama
pendidikan politik ialah untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dan nasionalisme.
Pembumian nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima sila, merupakan conditio sine
quanon. Pertama, perkembangan sosial politik dan ekonomi, menyebabkan masyarakat
terutama generasi muda menjadi sangat pragmatis dan kurang menyukai hal-hal yang bersifat
ideologis.

Merasuknya ideologi kapitalisme dan liberalisme ke dalam bangsa Indonesia,


menyebabkan Pancasila kehilangan pamor dan daya tarik terutama bagi generasi muda. Ketiga,
pengaruh social media seperti twitter, facebook, internet, google, dan lain sebagainya,
menyebabkan pelajar, siswa, mahasiswa dan generasi muda menjadikan dunia maya sebagai
sumber rujukan dan sumber informasi. Akibatnya nilai-nilai ideologi Pancasila kehilangan
daya tarik. Oleh karena itu segala sarana dan prasarana pemerintah, media massa dan
elektronik, media online serta modal sosial di dalam masyarakat harus didayagunakan untuk
memberi pendidikan politilk kepada seluruh bangsa Indonesia, sehingga memiliki ketahanan
mental dan ideologi dalam hidup berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Hatangka. 2022, Pendidikan (Politik) Pancasila di Indonesia: Tinjauan Kritis Fenomenologi


Politik Pendidikan. Vol. 6 No. 1 Tahun 2022.
http://ejournal.unima.ac.id/index.php/jce/article/view/3383
Yusuf Nurbani. 2021. Pendidikan Politik Sebagai Usaha Partai Politik Menyemai
Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Keorganisasiannya. Volume 7, Nomor 2,
Halaman 458-46. http://journal2.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/25340.

Anda mungkin juga menyukai