Anda di halaman 1dari 3

BAB II

GAMBARAN KASUS

A. Pengkajian
Hasil dari pengkajian di dapatkan identitas Tn. H umur 45 tahun pengkaji
mendapatkan informan dari Tn H. Alasan masuk Tn.H diantar oleh keluarga karna
menyindiri. Setelah dikaji ternyata Tn H merasakan putus asa semenjak ibunya
meninggal dunia. Tn. H merasa dirinya tidak berguna , Tn H merasakan malu pada
dirinya sendiri. Tn.H mengalami gangguan jiwa dari tahun 2002, Tn H mengalami
penolakan oleh keluarganya (keluarga kakak ayahnya (mamang)), karna Tn.H sudah
tidak mempunyai kedua orang tua. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa. Tn.H mempunyai pengalaman masa lalu yg tidak menyenangkan karna
klien tidak mendapatkan pekerjaan dan depresi. Saat di observasi ditemukan TTV: TD :
120/80 MmHg, Nadi : 90x/m, Suhu : 36,5̊c, RR : 20x/m, TB: 180 cm, BB : 60 Kg. Tn. H
merasakan kadang gatal gatal saja.Tn H adalah anak satu satunya dari kedua orang
tuanya, kedua orang tua Tn.H sudah meninggal kedua duanya, Tn. H hanya hidup
sebatang kara dan di kirim oleh keluarga dari ayahnya karna Tn. H tidak mau keluar dari
kamar. Tn. H tidak menyukai bagian telinganya karna besar sebelah ( caplang sebelah )
Tn. H malu mempunyai telingta seperti itu. Tetapi klien menyukai matanya karna
matanya belo. Identitas Tn.H sebelum sakit adalah seorang pengangguran lulusan SMA.
Peran Tn.H dalam keluarganya sebelum sakit adalah menjadi pengambil keputusan, ideal
dirinya klien menyukai matanya karna matanya belo. Tn.H merasa tidak bisa melakukan
apa apa ketika ibunya sakit. Orang yang paling berarti dalam hidup Tn. H adalah ibunya,
hambatan dalam berhubungan dengan orang lain adalah klien malu ingin ngobrol
dengan teman yang lain. Dalam spritualnya Tn.H yakin adanya tuhan yang selalu
bersamanya. Penampilannya biasa memakai pakaian seperti biasanya, pembicaraannya
lambat, aktifitas motorikmya lesu, alam perasaan putus asa, afek datar, kontak mata
kurang, persepsi pendengaran : isi : tidak diperbolehkan menginjak salah satu lantai,
frekuensi kurang lebih 2-3 menit, waktu nya ketika mendengar gemericik air , situasi
nya waktu berdiam diri. Tidak mengalami proses pikir, tingkat kesadaran nya bingung,
disorientasi tempat. minum obat dengan bantuan minimal. Klien mempunyai masalah
dengan pekerjaan yaitu seorang pengangguran, klien tidak pernah berkumpul dengan
lingkungan, klien pernah menjual rumahnya untuk pengobatan ibunya.
B. Masalah Keperawatan

Analisa Data Masalah Kepereawatan

DS : klien mengatakan malu mempunyai


telinga besar sebelah . Gangguan Citra Tubuh
DO : klien tampak malu terhadap bagian
telingnya dan tampak menutupi telinganya

DS : - klien mengatakan klien putus asa


setelah ibunya meninggal
- Kien mengatakan hidupnya tidak
berguna
- Klien mengatakan merasa malu. Harga Diri Rendah
DO : - klien tampak melamun
- Tampak menunduk
- Kontak mata kurang
- Klien tampak bicara lambat

DS : - klien mengatakan tidak mau


berkenalan dengan orang lain
- Klien mengatakan mngatakan
merasa malu jika berkenlan dengan Isolasi Sosial
orang lain
DO : - klien tampak melamun
- Klien tampak lesu
- Kontak mata kurang

DS : - klien mengatakan pernah mendengar


suara – suara yg membisik di kupingmya
tetapi sudah tidak mendengarnya lagi Resiko Gangguan Sensori Persepsi :
DO : - klien tampak bingung Halusinasi Pendengaran
- Klien tampak datar
- Klien tampak melamun

Diagnosis Berdasarkan Prioritas :


1. Gangguan Citra Tubuh
2. Harga Diri Rendah
3. Isolasi Sosial
4. Resiko Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran

C. Pohon Masalah

Resiko Ganguan Sensori Persepsi :


Halusinasi Pendengaran

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Defisit Perawatan Diri

Gangguan Citra Tubuh

Anda mungkin juga menyukai