Disusun Oleh :
ACHMAD RAIHAN
07.15.20.026
Menyetujui,
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Dr. Andy Saryoko, SP., M.Si Dr. Ir. Adi Prayoga, M.P
NIP. 198203092005011003 NIP. 196406231991031002
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan
karunia-Nya Penulis dapat Menyusun laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) II
dengan judul “Implementasi Sistem Irigasi Tetes Pada Budidaya Tanaman Melon
(Cucumis Melo L.) di CV. Java Prisma Inti Farm, Kecamatan Ngemplak,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita
nantikan syafaat-Nya di Yaumul Akhir.
Laporan ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi nilai tugas yang
dibebankan pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan II Politeknik Enjiniring
Pertanian Indonesia Tahun Akademik 2022/2023. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini tidak mungkin berjalan lancar tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak yang terkait. Karena itu, dengan penuh rasa hormat penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
Penulis,
Achmad Raihan
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Kalasan ............................................ 16
4.1.3 Visi dan Misi CV. Java Prisma Inti Farm ........................................ 18
4.1.4 Kondisi Sistem Irigasi Tetes CV. Java Prisma Inti Farm ................ 18
4.1.5 Analisis Tingkat Keseragaman Sistem Irigasi Tetes CV. Java Prisma
Inti Farm .......................................................................................... 20
4.1.6 Analisis Intensitas Pemberian Air.................................................... 26
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 29
4.2.1 Sumber Permasalahan ...................................................................... 29
4.2.2 Solusi Dan Upaya Perbaikan ........................................................... 33
4.3 Kegiatan Tambahan ................................................................................ 36
4.3.1 Polinasi............................................................................................. 36
4.3.2 Pemangkasan (Prunning) ................................................................. 36
4.3.3 Pemupukan....................................................................................... 37
4.3.4 Seleksi Buah .................................................................................... 38
4.3.5 Penyemprotan Pestisida ................................................................... 39
4.3.6 Penggantungan Buah ....................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 41
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 41
5.2 Saran ....................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 32. Polinasi .............................................................................................. 36
Gambar 33. Pemangkasan ..................................................................................... 37
Gambar 34. Pemupukan Sistem Kocor ................................................................. 38
Gambar 35. Seleksi Buah ...................................................................................... 39
Gambar 36. Penyemprotan Pestisida..................................................................... 39
Gambar 37. Kerusakan Pada Buah........................................................................ 40
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam upaya pemenuhan kebutuhan air tanaman mereka, terdapat sebuah sistem
irigasi tetes yang memiliki struktur cukup sederhana dimana saluran lateral
terbuat dari pipa pvc dengan ukuran 3/4 inch dan tidak terdapat instrument
dripper sebagai media penetes yang menyalurkan air langsung ke area
perakaran tanaman.
Oleh karena itu dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II kali ini,
penulis melakukan kegiatan analisis kinerja dan perawatan sistem irigasi tetes
yang telah di implementasikan pada CV. Java Prisma Inti Farm dan
menyelesaikan berbagai permasalan yang terdapat pada sistem irigasi tersebut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II
kali ini adalah sebagai berikut :
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan II bagi mahasiswa adalah :
1. Meningkatkan kemampuan merawat dan memperbaiki sistem irigasi
tetes yang telah diterapkan pada lahan Screenhouse CV. Java Prisma Inti
Farm;
2. Meningkatkan pola pikir kritris dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan yang terdapat pada sistem kerja irigasi tetes yang telah
diterapkan pada lahan Screenhouse CV. Java Prisma Inti Farm;
3. Meningkatkan kemampuan enterprenuer melalui kegiatan Praktik Kerja
Lapang.
2
1.3.2 Manfaat Bagi Lokasi PKL II
Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan II bagi pihak terkait yakni CV.
Java Prisma Inti Farm adalah:
1. Membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan rutin yang dilakukan oleh
pegawai CV. Java Prisma Inti Farm;
2. Menciptakan kegiatan kerjasama yang baik antara PEPI Serpong dengan
CV. Java Prisma Inti Farm;
3. Membuka kesempatan kerja bagi alumni PEPI.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sebagai pelarut, didalamnya terdapat gas, garam, dan zat terlarut lainnya,
yang bergerak keluar masuk sel;
2. Sebagai pereaksi dalam fotosintesis dan pada berbagai proses hidrolisis;
3. Air esensial untuk menjaga turgiditas diantaranya dalam pembesaran sel
pembukaan stomata.
Selain itu, air juga memiliki peranan penting lainnya seperti :
1. Sebagai alat tranpostasi untuk memindahkan zat hara dari akar ke seluruh
bagian tumbuhan;
2. Berperan penting dalam pertumbuhan sel dan jaringan pada tumbuhan.
4
1. Sistem irigasi permukaan (surface irrigation system);
2. Sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation system);
3. Sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation system);
4. Sistem irigasi dengan tetesan (trickle irrigation/drip irrigation system).
Irigasi tetes merupakan salah satu metode pemberian air ke tanaman yang
terdiri dari pipa-pipa lateral dan emitter. Pemberian air ke tanaman disalurkan
langsung ke daerah perakaran tanaman sehingga penggunaan sistem irigasi tetes
ini sangat efektif dan efisien dalam hal penggunaan air yaitu memiliki efisiensi
irigasi tinggi mencapai 90% (Silalahi, dkk., 2013). Menurut Kasiran (2006),
Irigasi tetes juga dapat meningkatkan produktivitas lahan karena kegiatan
budidaya tidak bergantung pada musim sehingga indeks pertanaman pada suatu
lahan dapat meningkat Selain itu, irigasi tetes mampu mempertahankan kondisi
5
air tanah pada zona perakaran pada kisaran kapasitas lapang dan titik layu
pernanen (Afriyana, dkk., 2012).
6
4. Pipa Utama, berfungsi sebagai pipa penyalur air dari sumber air menuju
pipa jaringan irigasi. Biasanya pipa ini menggunakan pipa pvc dengan
spesifikasi ukuran 3/4 inch.
7
2. Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil. Fluktuasi kelembaban
tanah yang tinggi dapat dihindari dengan irigasi tetes dan kelembaban
tanah dapat dipertahankan pada tingkat yang optimal bagi pertumbuhan
tanaman.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemberian air dan pupuk.
Pemberian pupuk atau bahan kimia pada metode ini dicampur dengan
air irigasi, sehingga pupuk atau bahan kimia yang digunakan menjadi
lebih sedikit, frekuensi pemberian lebih tinggi dan distribusinya hanya
di sekitar daerah perakaran.
4. Menekan resiko penumpukan garam. Pemberian air yang terus menerus
akan melarutkan dan menjauhkan garam dari daerah perakaran.
5. Menekan pertumbuhan gulma. Pemberian air pada sistem irigasi tetes
hanya terbatas di daerah sekitar tanaman, sehingga pertumbuhan gulma
dapat ditekan.
6. Menghemat tenaga kerja. Sistem irigasi tetes dapat dengan mudah
dioperasikan secara otomatis, sehingga tenaga kerja yang diperlukan
menjadi lebih sedikit. Penghematan tenaga kerja pada pekerjaan
pemupukan, pemberantasan hama dan penyiangan juga dapat
dikurangi.
8
4. Keterbatasan biaya dan teknik. Sistem irigasi tetes memerlukan
investasi yang tinggi dalam pembuatannya. Selain itu, diperlukan
teknik yang tinggi untuk merancang, mengoperasikan dan
memeliharanya. (Hansen, 1992).
9
Gambar 6. Cucumis Melo L.
(Sumber : Dinas Pertanian & Pangan Kabupaten Demak)
10
Utami (2007), koefisien tanaman rata-rata untuk tanaman melon (Cucumis melo
L.) pada tiap periode tumbuh memiliki nilai perbedaan, dimana pada fase
vegetatif nilai koefisien tanaman sebesar 0,81; pada tahap pembungaan sebesar
0,97; pada pembentukan buah sebesar 1,16; dan pada tahap pematangan sebesar
0,85.
11
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
12
2 Pemeliharaan dan Pemeliharaan dan Pengalaman terhadap
perbaikan sistem perbaikan alat dan pemeliharaan dan
irigasi tetes dan sistem irigasi tetes yang perbaikan alat dan
screenhouse yang diterapkan pada CV sistem irigasi tetes
diterapkan pada CV Java Prisma Inti Farm. serta screenhouse.
Java Prisma Inti Pemeliharaan dan
Farm. perbaikan screenhouse
yang ada pada CV. Java
Prisma Inti Farm.
3 Identifikasi Perekapan data terkait Pengalaman terhadap
permasalahan yang kendala dan solusi yang penyelesaian berbagai
terjadi pada sistem dapat dijadikan untuk permasalahan yang
irigasi tetes yang menyelesaikan terjadi selama sistem
diterapkan pada CV permasalahan yang irigasi tetes bekerja.
Java Prisma Inti terdapat.
Farm.
4 Peproposal hasil Pembuatan proposal Proposal hasil
kegiatan Praktik hasil kegiatan Praktik kegiatan Praktik Kerja
Kerja Lapangan II. Kerja Lapangan II Lapangan II terkait
secara sistematik dan implementasi sistem
ilmiah. irigasi tetes pada CV
Java Prisma Inti
Farm..
13
3.3 Rincian Kegiatan
Tabel 2. Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II
Maret April
No. Rencana Kegiatan
II III IV I II III
1 Identifikasi keadaan dan
informasi umum CV. Java Prisma
Inti Farm.
Keterangan Tabel :
Hari Kerja
Hari Libur
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 9. Kondisi Salah Satu Lahan CV. Java Prisma Inti Farm
Untuk komoditas yang saat ini menjadi fokus produksi bagi CV. Java
Prisma Inti adalah melon premium, cabai rawit, dan pepaya hawai. Namun tidak
semua komoditas tersebut diproduksi untuk kepentingan penjualan dalam bentuk
buah, seperti contohnya cabai dan pepaya yang fokus produksinya adalah untuk
menghasilkan benih yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Adapun
profil singkat perusahaan CV. Java Prisma Inti adalah sebagai berikut :
15
Pemilik : Widaryanto, S.M
NPWP : 42.049.966.7 – 542.000
Nomer Telepon : 087839344441
Website : https://jpifarm.com/
Jumlah Karyawan : a. Koordinator Screenhouse (1 orang)
b. Koordinator Openfield (1 orang)
c. Pekerja Harian (3 orang)
16
Tabel 3. Luasan Per- Wilayah Adimintratif
No Desa Luas Wilayah (Km2)
1. Purwomartani 12,05
2. Tirtomartani 7,53
3. Tamanmartani 7,30
4. Selomartani 8,96
Kecamatan 35,84
(Sumber : Kecamatan Kalasan Dalam Angka, 2021)
3. Curah Hujan
Berikut adalah data terkait banyaknya hari dan curah hujan Kecamatan
Kalasan dalam per Bulan pada tahun 2021 :
17
sebanyak 1.629 Ha atau 45,45% lahan pertanian di Kecamatan Kalasan
dimanfaatkan sebagai lahan sawah.
Untuk tanaman palawija, dilihat dari segi produksinya didominasi oleh
tanaman jagung dengan hasil produksi sebanyak 1.850,4 Ton. Sedangkan
untuk tanaman hortikultura untuk sayuran didominasi oleh tanaman Cabe
merah 3.492 kuintal, dan tanaman buah-buahan didominasi oleh pisang dengan
hasil produksi sebanyak 14.453 ton. (Kecamatan Kalasan Dalam Angka, 2021).
4.1.4 Kondisi Sistem Irigasi Tetes CV. Java Prisma Inti Farm
Untuk menunjang kegiatan produksinya, CV. Java Prisma Inti Farm
menerapkan sistem irigasi tetes untuk memenuhi kebutuhan air tanaman yang
dibudidayakan. Berdasarkan kondisi nyata dilapangan, sistem irigasi tetes yang
diterapkan di CV. Java Prisma Inti Farm masih jauh dari nilai standar kelayakan.
Hal yang paling mendasar dapat dilihat dari instrument yang digunakan dalam
menyusun sistem irigasi tersebut. Prinsip yang digunakan pada sistem irigasi
tetes ini yaitu pemanfaatan gaya gravitasi sebagai sumber tekanan air. Hal ini
dapat dilihat dari keberadaan tampungan air dengan kapasitas 1.000 liter yang
diletakkan diatas tower yang memiliki ketinggian kurang lebih 6 meter.
18
Gambar 11. Kondisi Tampungan Air
Selain itu dalam rangkaiannya, sistem irigasi ini menggunakan pipa PVC
dengan ukuran 3 inchi sebagai saluran utama yang menyalurkan air dari sumber
menuju saluran sekunder, dan pipa PVC ukuran ½ inchi sebagai saluran
sekunder yang menyalurkan air menuju tanaman.
Dalam keperluan meneteskan air menuju akar tanaman, sistem irigasi yang
diterapkan di perusahaan ini hanya memanfaatkan selang PE dengan ukuran 3
mm tanpa menggunakan dripper. Selain itu pada bagian sambungan antara
saluran sekunder dengan selang PE 3 mm tidak terdapat PCJ dripper yang
berfungsi untuk menyamaratakan debit aliran air yang keluar menuju akar
tanaman.
19
Gambar 13. Penampakan Saluran Output
4.1.5 Analisis Tingkat Keseragaman Sistem Irigasi Tetes CV. Java Prisma
Inti Farm
Tingkat keseragaman merupakan suatu parameter yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan kegiatan budidaya tanaman dengan menggunakan sistem
irigasi tetes. Performa sistem irigasi tetes yang baik yaitu dapat memberikan
keseragaman pemberian air pada setiap tanaman. Hal ini bertujuan agar
20
pertumbuhan tanaman dapat optimal secara keseluruhan. Untuk mengetahui
tingkat keseragaman tersebut dibutuhkan pengukuran terhadap debit aliran
penetes (dripper) dari sistem irigasi tetes untuk mendapatkan nilai koefisien
keseragaman (Coefficient of Uniformity).
Nilai koefisiensi keseragaman (Coefficient of Uniformity) dapat dihitung
menggunakan rumus (Saidah, 2014) :
𝐷
𝐶𝑈 = 100% 𝑥 (1 − )
𝑋
Dimana:
2 (Xi − X)2
D = √∑
n−1
Dimana :
D : Deviasi absolute
Xi : Nilai debit terukur (liter/detik)
X : Nilai rata-rata debit terukur (liter/detik)
n : Jumlah sampel pengamatan
21
Berikut adalah data tabel terkait hasil pengukuran debit aliran dari sistem
irigasi tetes yang diterapkan di lahan screenhouse 4 CV. Java Prisma Inti Farm
yang diambil selama 3 hari secara berturut-turut dan dengan metode
pengambilan data sampel secara acak :
22
35. 3,500 x 10-3 3,330 x 10-3 3,330 x 10-3 3,390 x 10-3
36. 4,170 x 10-3 3,670 x 10-3 3,500 x 10-3 3,780 x 10-3
37. 1,420 x 10-3 1,750 x 10-3 1,830 x 10-3 1,670 x 10-3
38. 4,330 x 10-3 1,330 x 10-3 7,250 x 10-3 2,420 x 10-3
39. 3,080 x 10-3 4,170 x 10-3 3,630 x 10 -3
3,630 x 10-3
40. 6,670 x 10-3 3,500 x 10-3 4,330 x 10-3 4,830 x 10-3
41. 5,750 x 10-3 5,750 x 10-3 5,750 x 10-3 5,750 x 10-3
42. 3,330 x 10-3 2,750 x 10-3 2,500 x 10-3 2,860 x 10-3
43. 4,000 x 10-3 2,830 x 10-3 3,420 x 10 -3
3,420 x 10-3
44. 5,000 x 10-3 4,420 x 10-3 4,080 x 10-3 4,500 x 10-3
45. 4,420 x 10-3 5,000 x 10-3 4,720 x 10-3 4,710 x 10-3
46. 1,500 x 10-3 1,580 x 10-3 1,500 x 10-3 1,530 x 10-3
47. 4,250 x 10-3 3,580 x 10-3 3,420 x 10-3 3,750 x 10-3
48. 1,670 x 10-3 1,580 x 10-3 1,670 x 10 -3
1,640 x 10-3
49. 3,330 x 10-3 4,670 x 10-3 4,170 x 10-3 4,060 x 10-3
50. 5,000 x 10-3 3,500 x 10-3 4,250 x 10-3 4,250 x 10-3
(Sumber : Data primer,2023)
23
20. 3,13 x 10-3 3,10 x 10-3 2,78 x 10-5 7,72 x 10-10
21. 1,88 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,22 x 10-3 1,49 x 10-6
22. 4,50 x 10-3 3,10 x 10-3 1,40 x 10-3 1,96 x 10-6
23. 2,00 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,10 x 10-3 1,21 x 10-6
24. 1,75 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,35 x 10-3 1,82 x 10-6
25. 1,67 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,43 x 10-3 2,05 x 10-6
26. 3,47 x 10-3 3,10 x 10-3 3,72 x 10-4 1,39 x 10-7
27. 0 3,10 x 10-3 -3,10 x 103 9,61 x 10-6
28. 5,38 x 10-3 3,10 x 10-3 2,28 x 10-3 5,19 x 10-6
29. 3,75 x 10-3 3,10 x 10-3 6,50 x 10-4 4,23 x 10-7
30. 5,50 x 10-3 3,10 x 10-3 2,40 x 10-3 5,76 x 10-6
31. 3,00 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,00 x 10-4 -1,00 x 10-8
32. 3,92 x 10-3 3,10 x 10-3 8,17 x 10-4 6,67 x 10-7
33. 3,58 x 10-3 3,10 x 10-3 4,83 x 10-4 2,34 x 10-7
34. 1,96 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,14 x 10-3 1,30 x 10-6
35. 3,39 x 10-3 3,10 x 10-3 2,89 x 10-4 8,35 x 10-8
36. 3,78 x 10-3 3,10 x 10-3 6,78 x 10-4 4,59 x 10-7
37. 1,67 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,43 x 10-3 2,05 x 10-6
38. 2,42 x 10-3 3,10 x 10-3 -6,80 x 10-4 4,67 x 10-7
39. 3,63 x 10-3 3,10 x 10-3 5,28 x 10-4 2,79 x 10-7
40. 4,83 x 10-3 3,10 x 10-3 1,73 x 10-3 3,00 x 10-6
41. 5,75 x 10-3 3,10 x 10-3 2,65 x 10-3 7,02 x 10-6
42. 2,86 x 10-3 3,10 x 10-3 -2,40 x 10-4 5,71 x 10-8
43. 3,42 x 10-3 3,10 x 10-3 3,17 x 10-4 1,00 x 10-7
44. 4,50 x 10-3 3,10 x 10-3 1,40 x 10-3 1,96 x 10-6
45. 4,71 x 10-3 3,10 x 10-3 1,61 x 10-3 2,60 x 10-6
46. 1,53 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,57 x 10-3 2,47 x 10-6
47. 3,75 x 10-3 3,10 x 10-3 6,50 x 10-4 4,23 x 10-7
48. 1,64 x 10-3 3,10 x 10-3 -1,46 x 10-3 2,13 x 10-6
49. 4,06 x 10-3 3,10 x 10-3 9,56 x 10-4 9,13 x 10-7
50. 4,25 x 10-3 3,10 x 10-3 1,15 x 10-3 1,32 x 10-6
Jumlah 7,12 x 10-5
(Sumber : Data primer, 2023)
Setelah mendapatkan data yang telah diolah seperti yang ditampilkan pada
tabel diatas, langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai koefisiensi keseragaman
(Coeficient of Uniformity) seperti di bawah ini :
2 (Xi − X)2
D = √∑
n−1
24
2 7,12 𝑥 10−5
= √∑
50 − 1
2 7,12 𝑥 10−5
= √∑
49
2
= √ 1,453 𝑥 10−6
= 1,205 x 10-3
𝐷
CU = 100% 𝑥 (1 − )
𝑋
1,205 𝑥 10−3
= 100% 𝑥 (1 − )
3,10 𝑥 10−3
= 100% 𝑥 (1 − 0,3887)
= 100% 𝑥 0,6113
= 𝟔𝟏, 𝟏𝟑 %
Berikut adalah tabel kriteria tingkat keseragaman tetesan (debit aliran air)
pada sistem irigasi tetes :
Berdasarkan tabel kriteria diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem irigasi
tetes yang diterapkan pada lahan screenhouse 4 CV. Java Prisma Inti Farm
memiliki predikat Buruk dengan presentasi nilai Coefficient of Uniformity
sebesar 61,13%
25
4.1.6 Analisis Intensitas Pemberian Air
Kebutuhan air tanaman merupakan parameter yang harus diketahui sebelum
melakukan sebuah kegiatan irigasi. Untuk mengetahui nilai kebutuhan air
tersebut, kita dapat menduganya dengan menggunakan aplikasi Cropwatt yang
dikembangkan oleh lembaga Food and Agriculture Organitation (FAO).
Dengan diketahuinya kebutuhan air tanaman ini, maka intensitas pemberian air
tanaman, penjadwalan irigasi maupun penentuan pola tanam dapat kita
rencanakan dengan mudah. Adapun data yang diperlukan untuk menduga
kebutuhan air tanaman ini adalah data iklim yang terdiri atas; data suhu, data
kelembapan, data kecepatan angin, data curah hujan, dan data terkait lamanya
penyinaran matahari (lampiran 4).
Berdasarkan data yang disajikan pada (Gambar 16) dapat diketahui bahwa
nilai rata-rata evapotranspirasi potensional (ETo) yang terjadi di daerah
Kabupaten Sleman adalah sebesar 5,76 mm/hari dan evapotranspirasi terbesar
jatuh pada bulan September dengan nilai 6,45 mm/hari. Sedangkan untuk
intensitas curah hujan dan nilai efektivitas hujan yang terjadi di daerah ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
26
Gambar 17. Data Curah Hujan
27
Gambar 19. Data Karakteristik Tanah
Berdasarkan semua data yang telah dioalah, maka perkiraan nilai kebutuhan
air tanaman melon yang dibudidayakan di daerah Kabupaten Sleman dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebutuhan air tanaman (ETc) yang
harus dipenuhi pada fase awal adalah 4,4 mm/day; fase perkembangan sebesar
4,53 mm/hari – 6,46 mm/hari; fase generatif 1 sebesar 7,07 mm/hari – 7,29
mm/hari; dan fase generatif 2 (pematangan) sebesar 6,31 mm/hari.
Namun data yang disajikan pada (Gambar 20) merupakan data kebutuhan
air tanaman dalam kondisi lapang atau lingkungan terbuka (100%
28
evapotranspirasi). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harmanto
(2005), dalam jurnalnya yang berjudul Water Requirements of Drip Irrigated
Tomatoes Grown in Tropcical Environtments, menyatakan bahwa irigasi tetes
dengan tingkat 75% evapotranspirasi tanaman (ETc) dapat memberikan hasil
panen dan produktivitas air irigasi yang maksimal pada tanaman tomat yang
dibudidayakan dalam greenhouse. Dengan mengacu pada penelitian
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sumber Permasalahan
Berdasarkan hasil dari pengamatan selama kegiatan Praktik Kerja Lapang
(PKL) II ini berlangsung, ditemukan berbagai permaslahan yang ada pada sistem
irigasi tetes yang diterapkan di screenhouse CV.Java Prisma Inti Farm. Adapun
sumber permasalahan yang ditemukan pada sistem irigasi tersebut adalah
sebagai berikut :
29
Gambar 21. Pengukuran Ketinggian Tampungan Air
Seperti yang disampakain oleh Bapak Ronald pada kuliah umum yang
dilaksanakan tanggal 10 April 2022, beliau menyatakan bahwa irigasi tetes yang
menggunakan prinsip metode gravitasi haruslah memiliki tekanan air minimal
sebesar 1 bar atau setara dengan 1 ATM untuk menciptakan suatu keseragaman
dalam debit aliran keluarannya. Sedangkan untuk mendapatkan tekanan
tersebut, maka tampungan air harus memiliki ketinggian minimal sebesar 10
meter.
30
Untuk menanggulangi kondisi tersebut, dilakukan suatu upaya pembersihan
saluran sekunder dengan memanfaatkan mesin steam atau jet cleaner dengan
tujuan untuk mendorong semua kotoran yang berada di dalam saluran sekunder
keluar dari sistem irigasi.
31
4. Tidak Adanya Komponen Penyetara Debit Aliran Keluaran Air
Selain ketinggian tampungan air, keberadaan komponen penyetara debit
keluaran aliran air juga sangat diperlukan untuk menciptakan suatu sistem
irigasi tetes yang baik. Disamping bertujuan untuk menyetarakan debit aliran,
komponen ini juga dapat digunakan sebagai perekat hubungan antara selang
output dengan saluran sekunder.
32
4.2.2 Solusi Dan Upaya Perbaikan
Setelah meninjau berbagai permasalahan yang ada pada sistem irigasi tetes
yang diterapkan di screenhouse CV. Java Prisma Inti Farm maka diperlukan
suatu tindakan untuk membenahi permasalahan tersebut agar sistem dapat
mengalami peningkatan pada kinerjanya. Berikut adalah beberapa solusi yang
dapat digunakan untuk memaksimalkan kinerja sistem irigasi tetes pada CV.
Java Prisma Inti Farm :
33
penghalang. Dengan pemasangan filter air ini diharapkan dapat meneyelesaikan
permasalahan terkait keberadaan kotoran seperti lumut dan pasir yang berada
pada sistem irigasi.
34
Gambar 30. Penampakan PCJ Dripper
35
memperpanjang umur pemakaian dari setiap insturmen yang digunakan dalam
menyusun kerangka sitem irigasi tetes yang ditrpakan.
36
Berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan, kegiatan pemangkasan ini
dilaksanakan ketika tanaman melon sudah berumur 30 HST keatas.
4.3.3 Pemupukan
Pemupukan adalah suatu kegiatan pemberian nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan hasil kegiatan yang
dilakukan, kegiatan pemupukan ini dilakukan dengan menerapkan sistem kocor
dan dilaksanakan ketika tanaman sudah memasuki umur minimal 5 HST. Selain
itu, dosis pupuk yang diberikan juga bertahap sesuai dengan umur tanaman.
Berikut adalah jenis pupuk dan dosis yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi tanaman melon pada setiap fase pertumbuhannya:
Fase Vegetatif
37
Fase Generatif 1
Fase Generatif 2
38
Gambar 35. Seleksi Buah
39
Gambar 37. Kerusakan Pada Buah
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II yang
dilaksanakan di CV. Java Prisma Inti Farm, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem irigasi tetes yang diterapkan pada lahan screenhouse CV. Java
Prisma Inti Farm memiliki struktur yang cukup sederhana dengan prinsip
kerja pemanfaatan gaya gravitasi;
2. Sistem irigasi tetes yang ada pada CV. Java Prisma Inti Farm memiliki
persentase nilai Coefficient of Uniformity sebesar 61,13% dan termasuk
kedalam kategori Buruk;
3. Berbagai permasalan yang ditemukan selama kegiatan berlangsung :
a. Tekanan air yang kurang akibat ketinggian tampungan yang tidak
sesuai,
b. Penyumbatan sistem akibat keberadaan kotoran dalam sistem,
c. Kesalahan dalam pemasangan saluran output usai dilakukan
pembersihan,
d. Kebocoran sistem akibat tidak adanya komponen perekat sambungan
antara saluran output dengan saluran sekunder;
e. Desain sambungan saluran utama yang kurang tepat.
4. Berbagai upaya perawatan dan perbaikan yang selama ini dilakukan yaitu;
pembersihan saluran sekunder dan pemberian lem perekat pada bagian yang
mengalami kerusakan
5.2 Saran
41
DAFTAR PUSTAKA
Afriyana, D., Tusi, A., dan Oktafri. 2011. Analisis Pola Pembasahan Tanah dengan Sistem
Irigasi Tetes Bertekanan Rendah. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol 1 (1) : 43-
50.
Amelina, D.A. 2017. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kalium dan Konsentrasi Giberelin
terhadap Hasil Tanaman Melon (Cucumis melo L.). [Skripsi]. Jember: Fakultas
Pertanian.
Badan Pusat Statistik. 2021. Kecamatan Kalsan Dalam Angka. Kalasan : BPS Kabupaten
Sleman.
Griffin. 2004. Heat and Drought Influence Photosynthesis, Water Relation, and Soluble
Carbohydrates of Two Ecotypes of Redbud (Cercis Canadensis). J Hort Sci.
Hansen, V. M., dkk., 1992. Dasar-Dasar Dan Praktek Irigasi. [Terjemahan]. Jakarta:
Erlangga.
Harmanto V, M, dkk., 2004. Water Requirements of Drip Irrigated Tomatoes Grown in
Tropcical Environtments. Agricultural Management Journal. Vol 71 (3) : 81-96.
Jalil. 2008. Petunjuk Praktis Menanam Melon. Bina Muda Cipta Kreasi.
Kasiran. 2006. Teknologi Irigasi Tetes “Ro Drip” untuk Budidaya Tanaman Sayuran di
Lahan Kering Dataran Rendah. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. Vol. 8 (1) :
26-30.
Laily, N., Ujianto, L., dan Yakop, U.M. 2016. Kajian sifat kuantitatif beberapa genotipe
melon (Cucumis melo L.) dan blewah (Cucumis melo varcantalupensis). Jurnal
Crop Agro. Hal: 1-11.
Mawardi. 2007. Desain Bangunan Hidraulik Irigasi. Bandung: Alfabeta.
Nurdianza. 2011. Pengujian Sistem Irigasi Tetes (Drip Irrigation) untuk Tanaman
Strawberri (Fragaria vesca L). Makassar: Universitas Hasanuddin.
Prabowo,A., Prabowo,A., dan Hendriadi,A. 2004. Pengelolaan Irigasi Hemat Air di Lahan
Kering Aplikasi Irigasi Tetes dan Curah. Banten
Redaksi Agromedia. 2010. Budidaya Melon. [Artikel]. Jakarta Selatan.
Saidah, H. dkk, 2014. Keseragaman Tetesan Pada Irigasi Tetes Sistem Gravitasi. Jurnal
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram.Vol 1 (2) : 133 – 139.
Silalahi, I., Sumono, S. B., Daulay, E., Susanto. 2013. Efisiensi Irigasi Tetes dan
Kebutuhan Air Tanaman Bunga Kol pada Tanah Andosol. Jurnal Rekayasa Pangan
dan Pertanian. Vol 2 (1) : 96-100.
Sudjarwadi. 1990. Teori dan Praktek Irigasi. (No place).
Suparno. 2006. Menghias Halaman Rumah denngan Tanaman Melon dalam Polibeg.
Bandung: Lubuk Agung.
Setyaningrum, D. A., Tusi, A., dan Triyono, A. 2014. Aplikasi Sistem Irigasi Tetes Pada
Tanaman Tomat. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. Vol 3 (2) : 127-140.
Soedarya. 2010. Agribisnis Melon. Bandung: Pustaka Grafika.
Taiz. 2002. Plant Physiology. Sunderland, Sinauer Associates, Inc., Publisher, Massa-
chusetts.
Utami, A. B. 2007. Eavaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Pada Sistem Irigasi Micro Spray
Di Kebun Percobaan Tajuur – PKBT IPB. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi
Pertanian.
42
Lampiran 1. Format Lembar Jurnal Harian
JURNAL HARIAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN II
POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA
Nama : Achmad Raihan
NIM : 07.15.20.026
Program Studi : Tata Air Pertanian
Lokasi PKL 2 : CV. Java Prisma Inti Farm
Pembimbing 1 : Dr. Andy Saryoko, SP., M.Si
Pembimbing 2 : Dr. Ir. Adi Prayoga, M.P
Paraf
Dokumentasi
No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing
Kegiatan
Eksternal
Melakukan kegiatan
polinasi hari ke- 4 pada
tanaman melon
varietas inthanon.
Melakukan kegiatan
Senin/06 Maret pemangkasan bagian
1.
2023 tanaman yang tidak
diperlukan.
Pengenalan kondisi
lingkungan dan lahan
yang ada di CV. Java
Prisma Inti Farm.
43
Melakukan kegiatan
pruning terhadap
tanaman melon pada
screenhouse 2.
Melakukan kegiatan
polinasi hari ke- 6.
Rabu/08 Maret
3.
2023
Melakukan kunjungan
terhadap tempat
budidaya tanaman
melon sistem
hidroponik.
Melakukan kegiatan
pruning pada lahan
budidaya melon sistem
hidroponik.
Kamis/09 Maret
4
2023
Melakukan kegiatan
sortir pada benih cabe.
Melakukan kegiatan
Jum’at/10 Maret perambatan tanaman
5.
2023 melon supaya tumbuh
dengan maksimal.
44
Melakukan kegiatan
perambatan tanaman.
Melakukan kegiatan
penggantungan buah
agar tidak menempel
mulsa.
Melakukan kegiatan
seleksi buah.
Melakukan kegiatan
penyemprotan
pestisida.
Selasa/14 Maret
7.
2023
Melakukan identifikasi
permasalahan yang
ditemukan pada sistem.
Melakukan kegiatan
perbaikan terhadap
kerusakan yang terjadi
pada sambungan
saluran primer.
Rabu/15 Maret
8.
2023
Melakukan kegiatan
penggantungan buah.
45
Melakukan kegiatan
pemangkasan pucuk
Kamis/16 Maret
9. tanaman yang sudah
2023
memasuki umur 45
HST.
Melakukan kegiatan
Jum’at/17 Maret
10. pemupukan tanaman
2023
dengan sistem kocor.
Melakukan kegiatan
Senin/20 Maret penggantungan buah
11.
2023 agar tidak menempel
mulsa.
Melakukan kegiatan
penggantungan buah
agar tidak menempel
mulsa.
Selasa/21 Maret
12.
2023
Melakukan kegiatan
sanitasi screenhouse.
Rabu/22 Maret
2023
13. - - -
(Libur awal
puasa)
Kamis/23 Maret
2023
14. - - -
(Libur awal
puasa)
46
Melakukan kegiatan
pemangkasan cabang
tanaman yang tidak
terpakai.
Melakukan kegiatan
Senin/27 Maret
16. pruning terhadap
2023
tanaman melon.
Melakukan
pengukuran terhadap
ketinggian tampungan
air.
Selasa/28 Maret
17.
2023
Melakukan kegiatan
penggantungan buah.
Melakukan kegiatan
penyiraman tanaman
dengan sistem kocor
Melakukan kegiatan
Rabu/29 Maret penggantungan buah
18.
2023 agar tidak menempel
mulsa.
Melakukan kegiatan
sanitasi screenhouse.
47
Melakukan kegiatan
penyiraman tanaman
secara manual dengan
sistem kocor.
Melakukan
pengukuran terhadap
Kamis/30 Maret
19. debit aliran air yang
2023
keluar pada saluran
output.
Melaksankan kegiatan
pemasangan selang PE
setelah melakukan
pembersihan sistem
irigasi tetes .
Melakukan
pengukuran terhadap
debit aliran air yang
keluar pada saluran
output.
Jum’at/31 Maret
20.
2023
Identifikasi kendala
yang terjadi pada
sistem irigasi tetes
yang diterapkan di CV.
Melakukan kegiatan
pemangkasan pucuk
tanaman melon.
Senin/03 April
21.
2023
Melakukan kegiatan
sanitasi screenhouse.
48
Melakukan kegiatan
pemangkasan daun
bagian bawah.
Identifikasi terhadap
Selasa/04 April
22. permasalahan yang
2023
terjadi pada tanaman.
Melakukan kegiatan
penggantungan buah
agar tidak menempel
mulsa.
Melakukan kegiatan
sanitasi screenhouse.
Melakukan kunjungan
ke tempat budidaya
tanaman melon sistem
hidroponik.
49
Monitoring dan
Evaluasi kegiatan
Praktik Kerja
Lapangan.
Jum’at/07 April
25. 2023 - - -
(Izin Sakit)
Kamis/13 April
29. 2023 - - -
(Cuti perusahaan)
Perpisahan dengan
Jum’at/14 April
30. segenap keluarga CV.
2023
Java Prisma Inti Farm.
50
Lampiran 2. Lembar Konsultasi
Pembenahan
28 April terkait penulisan
3
2023 laporan hasil
kegiatan PKL 2
14 April 2023
Achmad Raihan
NIM. 07.15.20.026
51
Lampiran 3. Lembar Penilaian Pembimbing Eksternal
52
Lampiran 4. Data Indikator Iklim Kabupaten Sleman
Indikator Iklim Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
Suhu Min. (0C) 22.20 21.50 21.00 20.50 20.80 21.20 18.00 20.80 18.80 21.40 22.20 21.80
Suhu Maks (0C) 33.00 33.10 32.60 33.10 33.40 32.90 33.40 32.80 33.00 32.30 33.60 32.20
Suhu Rerata (0C) 27.50 27.50 27.90 28.40 28.70 27.90 27.40 27.40 27.90 27.70 27.10 27.70
Kelembaban Min (%) 57.00 57.00 54.00 48.00 52.00 55.00 46.00 46.00 44.00 53.00 62.00 59.00
Kelembaban Maks (%) 98.00 98.00 98.00 99.00 95.00 98.00 95.00 95.00 97.00 97.00 99.00 99.00
Kelembaban Rerata (%) 78.40 79.30 77.60 74.40 74.40 78.40 71.10 73.40 72.00 75.60 82.40 78.80
Kecepatan Angin Maks (m/det) - - - - - - - - - - - -
Kecepatan Angin Min (m/det) 15.00 15.00 13.00 13.00 12.00 14.00 13.00 12.00 12.00 12.00 15.00 14.00
Kecepatan Angin Rerata (m/det) 4.10 4.30 4.20 3.60 3.60 3.70 3.80 4.30 4.10 4.50 3.10 3.90
Tekanan Udara Maks (mb) 984.1 983.1 983.4 983.1 984.5 986.1 985.6 987.5 986.1 985.8 900.3 985.9
Tekanan Udara Min (mb) 990.8 992.3 998.7 998.2 1007.9 998.6 994.2 998.5 998.6 998.5 1009.5 993.0
Tekanan Udara Rerata (mb) 988.0 988.4 998.7 989.5 989.0 990.3 990.4 991.1 990.3 990.2 988.3 989.5
Jumlah Curah Hujan (mm) 352.8 276.1 245.9 236.0 60.10 209.1 33.90 33.90 133.6 145.7 344.8 409.9
Jumlah Hari Hujan (hari) 21.00 24.00 18.00 16.00 8.00 15.00 8.00 8.00 11.00 9.00 28.00 25.00
Penyinaran Matahari (%) 29.10 35.60 46.40 55.00 51.70 46.50 63.30 48.50 50.10 42.20 27.60 37.90
(Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, 2023)
53