Anda di halaman 1dari 9

1.

Membaca dan menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan


kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak
mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah
dasar, membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama. Keterampilan membaca dan
menulis permulaan merupakan dua keterampilan yang diberikan secara simultan melalui paket
pembelajaran membaca-menulis permulaan (MMP). Anak belajar untuk memperoleh
kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik, dan
anak mampu menggambar apa yang mereka dapat melalui tulisan tulisan.
Membaca dan menulis adalah keterampilan yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu
ditulis kalau tidak ada yang membacanya, dan tidak ada yang dapat dibaca kalau belum ada yang
ditulis. Kemampuan membaca bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis, melainkan
diperoleh melalui tindak pembelajaran. Jadi sebelum anak menulis sebuah lambang bunyi, maka
sesungguhnya ia sekaligus membaca lambang bunyi yang hendak ia tulis. Oleh sebab itulah,
pengajaran menulis permulaan perlu diberikan secara integratif dengan kegiatan membaca
permulaan.

2. Tujuan Menulis :
• Tujuan penugasan
Tujuan penulisan jenis ini berkaitan dengan tugas yang diberikan kepadanya. Para penulis
tidak melakukan aktivitas menulisnya itu atas kehendaknya sendiri, melainkan atas tugas dari
pihak lain. Sebagai contoh oh si siswa yang menulis rangkuman hasil baca yang ditugaskan
gurunya, para notulen dalam sebuah rapat, diskusi atau seminar, atau para mahasiswa yang
membuat laporan atau makalah yang ditugaskan oleh dosennya. Pada dasarnya, tujuan
penugasan tidak didasari oleh kemauan penulisnya, melainkan didasari oleh penugasan dari
pihak lain.
• Tujuan Alturistik
Tujuan Alturistik erkaitan dengan keinginan penulis untuk menyenangkan, menolong,
menghargai perasaan para pembaca dengan karyanya itu. Penulis tidak menempatkan
pembaca sebagai lawan atau musuhnya. Oleh karena itu, tulisan yang dihasilkannya itu tidak
dimaksudkan untuk membuat pembacanya berduka, tidak memahami, atau bahkan tidak dapat
mencernanya
• Tujuan persuasif
Tulisan ini dimaksudkan untuk meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan, ide,
pikiran, dan konsep yang diutarakan penulisnya. Penulis berusaha untuk membujuk, mengajak
dan meyakinkan pembaca agar mereka sepaham dan setuju terhadap gagasan penulis nya
• Tujuan informatif
Tulisan jenis ini bertujuan untuk memberikan informasi atau penjelasan kepada pembaca
tentang sesuatu sehingga pembaca memperoleh pengetahuan atas informasi yang diterimanya
itu. Tulisan berisi informasi-informasi, fakta-fakta, konsep-konsep, yang secara sengaja
disampaikan penulis nya untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan pembacanya.
• Tujuan pernyataan diri
Tuliskan jenis ini bertujuan untuk perkenalan atau pernyataan diri sang penulis kepada para
pembacanya. tulisan bersifat netral, tidak dibumbui oleh unsur-unsur estetis yang bernilai
sastra
• Tujuan kreatif
tujuan ini berkaitan erat dengan tujuan pernyataan diri namun lebih menonjolkan keinginan
kreatif si penulisnya. Norma-norma artistik dan norma-norma estetik memainkan peranan
pada saat penulis manualkan karya kreatif nya. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai nilai
artistik tergolong ke dalam tujuan kreatif.
• Tujuan pemecahan masalah
Tulisan ini dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, si
penulis berusaha untuk menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti pikiran-
pikirannya dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dipahami dan diterima oleh para
pembacanya.

3. Aspek-aspek kebahasan seperti diksi, kalimat, ejaan, dan tanda baca harus diperhatikan
dalam menulis karena :
• adanya potensi konotatif yang terkandung dalam kata-kata tertentu menyebabkan seorang
penulis tidak dapat menggunakan kata secara serampangan dalam berbagai situasi. Dalam
kaitan inilah pentingnya pilihan kata. Apalagi terdapat pula sejumlah kata yang
pemakaiannya ditentukan oleh struktur kalimat, sehingga penulis juga tidak dapat memilih
secara asal-asalan. Pilihan kata pada hakikatnya nya merupakan salah satu unsur kebahasaan
yang membentuk gaya, disamping struktur kalimat. Tulisan yang baik juga memerlukan
pilihan kata yang cermat dan tepat. suatu pilihan kata dinyatakan tepat apabila kata itu
mengungkapkan maksud penulis dengan secermat cermatnya. Pilihan tersebut menunjukkan
jangkauan makna dengan batas-batas yang jelas, sehingga kegandaan tafsir terhadapnya
dapat dihindari.
• Hakikat kalimat adalah suatu pikiran atau perasaan yang dinyatakan melalui susunan subjek
dan predikat secara logis. Tata kalimat merupakan seperangkat kaidah yang
mendeskripsikan pemakaian kalimat. kalimat yang secara gramatikal sudah baik belum tentu
memuaskan jika dipertimbangkan dari sudut retorik. Untuk itu, unsur kalimat harus
dikendalikan dan dikelompokkan, kata-kata harus dipilih secara tepat dan ditata sehingga
menunjukkan keserasian. tujuannya ialah agar kalimat itu benar-benar efektif dan kalimat
tersebut mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan penulis tergambar lengkap
dalam pikiran pembaca.
• Dalam kegiatan tulis menulis, penulis dituntut untuk menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Hal tersebut perlu ditunjang oleh penerapan ejaan yang berlaku dalam bahasa
Indonesia, yaitu Ejaan Yang Disempurnakan. Agar gagasan dan pesan yang disampaikan
oleh penulis dapat diterima secara jelas, ejaan dan tanda baca sangat besar peranannya.
Penulis harus memperhatikan penulisan huruf yang sudah dituangkan dalam Pedoman
Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Penulisan kata yang tertuang pada Pedomam Ejaan
Yang Disempurnakan juga perlu diperhatikan. Penulis harus menyadari bahwa penulisan
kata dasar dan kata berimbuhan. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak
menyerap kata-kata dari bahasa lain. Unsur serapan tersebut ada yang sudah disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia, baik penguasaan maupun penulisannya, tetapi ada pula
yang belum sepenuhnya disesuaikan. Itulah perlunya penulis, memperhatikan cara penulisan
kata serapan yang sudah dituangkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan.

4. a) Pembelajaran menulis terbimbing adalah pembelajaran menulis yang melatih dan


membimbing si pembelajar untuk melahirkan ide, gagasan, pikiran atau perasaannya itu
berdasarkan rangsang-rangsang yang secara sengaja disediakan.
Contoh :
• menyusun kalimat acak menjadi paragraph
• melengkapi puisi anak bergambar gambar
• menulis karangan sederhana berdasarkan gambar berseri
• menulis puisi berdasarkan rangsang gambar
• melengkapi dialog percakapan
• membuat petunjuk berdasarkan gambar berseri
• melengkapi teks isian rumpang
• menulis surat berdasarkan rangsang khusus
Langkah-langkah :
1) Tahap Pra menulis
Pada tahap pramenulis diharapkan murid dapat mencapai tujuan pembelajaran antara
lain:
• Murid dapat mengembangkan tema, memilih topik berdasarkan tema.
• Murid dapat mengembangkan topik dengan menyusun pertanyaan dan jawaban yang
terkait dengan topik.
• Murid menyusun kerangka karangan.
• Murid menulis judul.

Untuk mencapai tujuan diatas langkah pembelajaran yang dilakukan adalah:


• Murid menulis karangan narasi yang sesuai dengan pengembangan tema (informasi
ini sudah diberikan menimal sehari sebelum dilaksanakan pembelajaran).
• Saat pembelajaran berlangsung, murid di kelompokkan (2-3 orang)
• Dalam kelompok murid bercerita tentang karangan narasi yang ditulis secara
bergiliran. Murid yang lain mendengarkan cerita temannya.
• Setelah murid bercerita dalam kelompoknya. Masing-masing murid membuat
kerangka karangan yang mencakup cerita yang di ceritakan kepada teman-temannya.
• Setelah kerangka karangan dibuat, maka langkah berikutnya adalah tukar pendapat
tentang kerangka karangan oleh masing-masing anggota kelompok. Kelompok yang
lain mendengarkan hasil pembacaan kerangka karangan dari kelompok yang lain.
• Perbaikan kerangka karangan, berdasarkan masukan teman dalam kelompok.
• Sebelum mengahadiri pembelajaran, guru menutup pembelajaran dengan memberikan
tindak lanjut, yaitu murid disuruh mengembangkan kerangka karangan yang telah
dibuat dirumah.

2) Tahap Pendrafan
Tujuan pembelajaran pada tahap ini adalah: (a) kerincian pengembangan gagasan
kedalam kalimat/paragraf, dan (b) kejelasan pengembangan objek tulisan. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran diatas pada pertemuan ke II sebagai berikut.
• Murid kembali menyatu dengan kelompoknya.
• Setiap murid melakukan kegiatan berbagai pengalaman tentang draf cerita yang
dibuat dirumah. Murid yang lain mendengarkan cerita temannya.
• Masukan yang di terima oleh kelompoknya di pergunakan untuk memperbaiki draf
yang dibuat.
• Setelah murid menulis cerita, pekerjaan murid dikumpul untuk di cermati. “Adakah
perubahan, perbaikan yang dilakukan murid saat sumbangan saran yang dilakukan
tadi?”. kemudian pekerjaan murid dikembalikan setelah dicermati ada tidaknya
perubahan. Lalu murid melanjutkan atau meneruskan menulis cerita dirumah dengan
memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dan teknik penulisannya.

3) Tahap Penyuntingan dan Tahap Publikasi.


Pada tahap ketiga ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu karangan narasi
yang utuh. Adapun langkah pembelajaran pertemuan ke-3 ini adalah sebagai berikut.
• Murid kembali ke kelompok masing-masing, setelah menyerahkan hasil karangan
yang telah ditulis dirumah.
• Guru membagikan hasil karangan murid (kelompok) secara acak (pekerjaan murid
akan dibaca oleh teman lain dalam kelompok).
• Masing-masing murid membaca karangan temannya, apakah sudah sesuai dengan
kaidah penulisan? Kalau masih ada yang belum sesuai dengan saran perbaikan yang
diberikan pada pertemuan ke-2, pembaca kembali memberikan saran perbaikan
dengan memberikan tanda perbaikan kepada pekerejaan temannya.
• Proses pembacaan karya temannya ini dilakukan sebanyak dua kali dengan pembaca
yang berbeda.
• Setelah proses koreksi dua kali berakhir, penulis akan membaca ulang karangannya
dan memahami kesalahan tulisan yang ada. Jika belum jelas dapat ditanyakan
langsung kepada pengoreksi.
• Selesai menulis dikumpulkan untuk di publikasi.

b) Pembelajaran menulis bebas adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mengajak


peserta didik untuk berlatih menulis tanpa tekanan apa pun. Tanpa tekanan alias bebas
untuk menentukan apa yang akan ia tulis dan apa yang ingin ia sampaikan dalam tulisan
tersebut.
Contoh :
• Menulis puisi
• Menulis karangan

Langkah-langkah :

• Siswa diberi tugas mengamati lingkungan sekolah misalnya: kebun, halaman sekolah,
taman baca, perpustakaan sekolah dan sebagainya.
• Masing- masing siswa menulis dalam bentuk kata-kata apa yang ia amati, dialami,
didengar, diraba , bahkan dirasa.
• Kata – kata tersebut di susun dalam bentuk kalimat-kalimat.
• Kalimat-kalimat dari hasil pengamatan di susun dalam bentuk puisi atau karangan
sederhana
• Beberapa siswa, membacakan puisi atau karangan hasil karyanya sendiri.
• Salah satu anak atau beberapa anak memberi komentar, tanggapan atau saran
• Guru memberi umpan balik terhadap hasil karya siswa, bagaimana cara menulis puisi
atau karangan bebas dengan baik.
• Guru memberi tindak lanjut dan tugas kepada siswa untuk menulis puisi bebas dua
bait atau karangan dua paragraf.
5. Contoh paragraf deduktif :

“Letak geografis ternyata mempengaruhi maraknya peredaran narkoba di negeri ini. Secara
geografis, negara Indonesia berada di antara dua benua dan negara, serta berbatasan langsung
dengan sejumlah negara. Belum lagi, negara ini juga terdiri dari berbagai macam pulau. Kondisi
ini membuat Indonesia begitu terbuka untuk dimasuki siapa pun, termasuk pengedar narkoba.
Para pengedar bisa dengan mudah masuk ke Indonesia dan menyebarkan barang dagangannya
berupa narkoba”.

6. Rencana/skenario pembelajaran yang bertujuan untuk melatih keterampilan menyimak


apresiatif di kelas rendah :
• Pendahuluan :
Guru menyiapkan teks pendek yang berkaitan dengan tema pengalaman. Kegiatan diawali
dengan berbagai cara untuk menarik minat siswa, antara lain : guru memperlihatkan sampul
buku cerita yang menarik untuk memancing rasa ingin tahu siswa.
• Inti pembelajaran :
a. Dua atau tiga anak bergiliran diminta menceritakan hasil simakannya.
b. Siswa mengomentari tokoh cerita dan memberikan tanggapan. Jika ada anak yang
mengatakan belum benar, guru meminta siswa lain mencoba memperbaiki cara
memberikan tanggapan.
c. Kegiatan dilanjutkan secara berpasangan. Siswa membahas isi bacaan dengan menjawab
pertanyaan bacaan.
d. Setelah semua siswa mampu menjawab pertanyaan, kemudian jawaban pertanyaan
dicatat pada buku masing-masing. tiga atau empat orang anak diberi kesempatan untuk
mengemukakan kembali isi cerita bacaan dengan kata-kata sendiri. Jika belum
sempurna, guru mengajak siswa lain untuk menyempurnakan mengungkapkan kembali
isi bacaan
• Penutup
Siswa dan guru menyimpulkan pelajaran. Mereka mengambil hikmah dari cerita singkat
yang disampaikan.
7. Pelaksanaan kegiatan untuk melatih keterampilan menyimak apresiatif dikelas tinggi dengan
membacakan cerita :

Kegiatan awal :

• Apersepsi, anak menjawab pertanyaan-pertanyaan guru yang berkaitan dengan dongeng


atau cerita rakyat. Contoh : pernahkah kalian mendengar dongeng ? Senangkah kalian
mendengarkan dongeng atau cerita ? Dongeng atau cerita apa saja yang pernah kalian
dengar ? Coba sebutkan dongeng dongeng atau cerita yang terjadi di daerah kita ?
Setelah anak menjawab, kita teruskan dengan pertanyaan berikutnya. Maukah kalian
mendengarkan cerita bapak/ibu ? kemudian cerita tersebut bisa langsung disampaikan
oleh guru, bisa juga direkam disertai dengan lagu-lagu dan musik-musik yang berkaitan
dengan isi cerita atau dongeng)
• Motivasi, dilakukan dengan cara guru menyampaikan manfaat kegiatan pembelajaran
dengan materi dongeng. umpamanya kalau rajin mendengar cerita atau dongeng nanti
kalian bisa membuat dongeng baru atau membuat cerita lain melalui cerita tersebut dapat
kalian kirimkan ke majalah anak-anak. Tentu kalian akan mendapatkan uang imbalan
• Menjelaskan tujuan, disampaikan sesuai dengan pembelajaran secara singkat

Kegiatan Inti :

• peserta didik mendengarkan penjelasan guru yang berkaitan dengan langkah-langkah


kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
• Peserta didik menyimak sebuah cerita yang disampaikan (baik itu disampaikan secara
langsung oleh guru atau melalui rekaman). sambil menyimak peserta didik diberi
kesempatan mencatat hal-hal yang mungkin berguna untuk bahan menceritakan kembali,
sebagai tugas akhirnya.
• Secara berkelompok, peserta didik mendiskusikan pertanyaan yang berkaitan dengan isi
cerita. Umpamanya, siapa pelaku cerita itu, di mana terjadinya peristiwa itu, jelaskan
perilaku para pelakunya, bagaimana hubungan antar pelaku dan lain sebagainya (kegiatan
ini dilakukan dalam rangka menggiring peserta didik untuk memahami isi cerita)
• Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. pada saat salah seorang wakil dari suatu
kelompok melaporkan, kelompok lain menyimak dan menanggapinya
• peserta didik memperhatikan tanggapan guru terhadap hasil diskusi tiap kelompok dan
proses diskusi kelas
• peserta didik menceritakan kembali isi cerita dengan kalimat yang runtut dan mudah
dipahami secara tertulis

Kegiatan akhir :

• Kegiatan refleksi terhadap proses dan hasil kegiatan pembelajaran. Contoh :


bagaimanakah cerita yang kalian dengar tadi, menarik dan mengasyikkan bukan ? Apa
kira-kira kekurangannya ? Kemudian guru memberikan apresiasi terhadap apa yang telah
dilakukan oleh para siswa
• Penegasan, penegasan berkaitan dengan tata cara mendengarkan, menceritakan kembali
dan menuliskannya.
• Tindak lanjut, Kegiatan ini berupa pengayaan atau perbaikan. Pengayaan, kalau 85% dari
jumlah peserta didik sudah mendapat nilai 75. Dan lakukan perbaikan kalau peserta didik
yang mendapat nilai 75 kurang dari 85% dari jumlah peserta didik

Anda mungkin juga menyukai