Disusun oleh :
Kelompok 9
1. Adien Octavianing R. P (160321100077)
2. Maudy Fitria H (220311100042)
3. Puan Pramesti Sayidina M (220311100043)
4. Risma Indah Sari (220311100044)
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Tuhan YME. yang telah
memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada
umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman dengan Sistem Surjan Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Pada Varietas Yang
Berbeda Di Lahan Tadah Hujan sebagai permasalahannya dan juga untuk teman-teman
guna sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang bermanfaat bagi kita
semua.
Makalah ini saya susun dengan segala kemampuan saya dengan semaksimal
mungkin. Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu saya sebagai penyusun
makalah ini, mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini
terutama Dosen Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kami.
Kelompok 9
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
2.3.1 Padi............................................................................................................................5
2.3.2 Jagung........................................................................................................................6
2.3.3 Kedelai.......................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................8
3.2 Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Menggunakan sistem surjan tumpangsari dalam meningkatkan pertumbuhan dan
diusahakan meningkatkan pendapatan petani di lahan tadah hujan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Jihad terambil dari kata al-juhdu artinya kekuatan dan kemampuan. Ada yang
berpendapat kata al juhdu bisa dibaca al jahdu yang berarti kesulitan dan kesukaran
Jadi al-juhdu atau al-jahdu Berarti pengerahan kekuatandan kemampuan untuk sesuatu yang
lain dengan segala kesulitan dan kesukarannya. Kata jihad merupakan masdar dari jahada
seperti dalam kalimat, “Jahada fulanul aduwwuhu” yang artinya, Fulan melawan musuhnya
dengan mengerahkan usaha, atau masing-masing mengeluarkan usaha dan kekuatan untuk
menolak lawan-lawannya. Jihad berarti aksi diantara dua belah pihak, dengan mengerahkan
5
usaha. Usaha yang keras dan sungguh-sungguh untuk memperoleh kemenangan. Pengertian
etimologi yang di atas mencakup pula didalamnya makna al-Qital (perang bersenjata).
Mengajak (dengan lisan) dalam mengemukakan bantahan dengan kata-kata dan argumentasi
terhadap orang-orang kafir dan para penantangnya. Dari pengertian etimologi yang menjadi
dasar pijakan seperti yang telah diuraikan diatas, membawa pengertian tentang jihad yang
berarti ialah usaha keras dalam mengerahkan seluruh kemampuan dan kekuatan
baik dalam perang, berbicara dengan lisan atau bentuk usaha apapun yang
dilakukan dalam rangka menggerakan dan memuliakan kalimah Allah dan agama-Nya.
Tentang makna jihad baik dari segi bahasa (etimologi) maupun terminologinya, membawa
kita kepada pemahaman dan semakin menyadari akan adanya hukum alam atau sunatullah
tentang permusuhan dan dominasi sebagian manusia terhadap sebagian yang lain, karena
adanya perbedaan diantara mereka, dan segala hal yang diakibatkan oleh perbedaan, apakah
itu berupa permusuhan maupun peperangan yang berlangsung antara kebaikan dan
keburukan, hak dan batil, Islam dan kufur, sunah dan bid’ah, jalan lurus dan menyimpang dan
bentuk-bentuk pertentangan lainnya diantara manusia, diakibatkan diantara mereka.
Pertentangan tersebut akan terus berlangsung dan berkecamuk dibelahan dunia ini sebagai
ketetapan sunnah Allaah dan sebagai orang-orang yang memperjuangkan dan menyerahkan
kepada kebaikan, kebenaran, jalan-jalan yang lurus, sunnah Nabi dan nilai-nilai keislaman
lainnya, akan selalu menemui dan menerima kesukaran, kesulitan dan cobaan-cobaan lainnya
yang tak pernah berhenti, demikian pula orang-orang yang sabar memegang teguh agamanya,
dan terhadap orang yang tetap meniti kepada jalan yang lurus (Hilal, 2018).
6
benar sendiri dan menganggap orang lain salah. Ketiga, sikap eksklusif yaitu membedakan
diri dari kebiasaan orang kebanyakan. Keempat, sikap revolusioner yaitu cenderung
menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan. Radikalisme dalam agama ibarat pisau
bermata dua, dimana di satu sisi makna positif dari radikalisme adalah spirit menuju
perubahan ke arah lebih baik yang lazim disebut ishlah (perbaikan)
atau tajdid (pembaharuan). Dengan begitu radikalisme bukan sinonim ektrimitas atau
kekerasan, radikalisme akan sangat bermakna apabila dijalankan melalui pemahaman agama
yang menyeluruh dan diaplikasikan untuk ranah pribadi. Namun di sisi
lain, radikalisme akan menjadi berbahaya jika sampai pada tataran ghuluw (melampaui
batas) dan ifrath (keterlaluan) ketika dipaksakan pada pemeluk agama lain (Laisa, 2014).
Radikalisme agama Islam bisa dikatakan sebagai perilaku keagamaan yang menghendaki
perubahan secara drastis dengan mengambil karakter keras yang bertujuan untuk
merealisasikan tujuan-tujuan tertentu di tinjau dari naluri. Dan apabila di tinjau dari perilaku
yaitu tidak mau tunduk pada pemerintahan yang sah. Adapun karakter atau ciri-ciri
radikalisme dalam Islam dalam pandangan Nash Hamid Abu Zayd sebagai berikut : Pertama,
menyatukan antara agama dan pemikiran. Jarak pemisahan antara agama dengan hasil
pemahaman terhadap agama tidak bisa dipisahkan dengan jelas. Kedua, teologisasi fenomena
sosial dan alam. Hukum kausalitas tidak digunakan lagi. Semua kejadian yang ada di bumi ini
dikembalikan kepada Tuhan selaku pencipta alam. Ketiga, interdependensi (ketergantungan)
antara salaf dan tradisi (turats). Hasil ijtihad ulama terdahulu sudah dipandang cukup dan
tugas sekarang hanya dalam konteks prakteknya saja. Keempat, fanatisme pendapat dan
menolak dialog. Kelima, mengingkari dimensi historis. Semua kejadian di masa lalu bukan
ciptaan dari interaksi sosial namun sudah menjadi kehendak Tuhan bahwa sejarah itu berubah
(Thoyyib, 2018).
8
Tabel menunjukkan bahwa variabel tinggi tanaman padi pada 69 hst dan 80 hst di
Turima Pajale ara. 2 (Pasangan 42:NK212:Dega1) memiliki tinggi pertumbuhan tertinggi
dibandingkan dengan sampel lainnya dan sedang jumlah sisi dan jumlah sayap cenderung
paling tinggi, meskipun tidak berbeda dengan pola Pajale-1 (Inpari43:P36:
Dega1). Pada variabel resultan pajale turima Gambar 4 (Bagendit:P36:Dega1) memanen
gabah kering (GKP) dan jerami paling tinggi dibanding model lainnya, meskipun tidak
berbeda dengan pola turima pajale 2 (Inpari).42:NK212:Dega1).
Parameter pertumbuhan dan hasil tanaman jagung juga meliputi tinggi
tanaman,Jumlah daun, diameter batang, jumlah tongkol, jagung pipilan kering dan
produktivitas hijauan. Data parameter Jagung yang ditumpangsarikan dengan kedelai dan
beras-kedelai dianalisis dengan ANOVA Uji coba yang diperpanjang juga dilakukan dengan
dukungan RAKL untuk menanam kombinasi terbaik dengan jagung dengan percobaan
kontras tambahan yang membandingkan pengolahan kedelai dan jagung yang
ditumpangsarikan padi-kedelai.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model Surjan Turiman Padi Jagung Kedelai (Turiman Pajale 2) (Inpari
42:NK212:Dega1) merupakan model terbaik dalam usahatani padi jagung dan kedelai di
lahan tadah hujan hal ini ditunjukkan pertumbuhan yang optimum, produktivitas padi
7,373 ton/ha, jagung 6,718 ton/ha, kedelai 1,091 ton/ha yang paling tinggi dibandingkan
model lainnya sehingga secara ekonomi layak untuk dikembangkan.
3.2 Saran
Setelah penulis mencoba sedikit menguraikan hal-hal mengenai tentang Sistem
Surjan Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Pada Varietas Yang Berbeda Di Lahan Tadah
Hujan, penulis berharap semoga dapat diterima dan dipahami oleh pembaca. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat memberikan pemahaman tentang apa saja yang
terdapat di dalam makalah tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
12