Kelompok 2 Perkebangan P.didik
Kelompok 2 Perkebangan P.didik
Di Susun Oleh : 2
UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Perkembangan Peserta
Didik”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pengantar Pendidikan di Universitas Tadulako.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Wassalamu’alaikium wr wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Masa Remaja..............................................................................................
B. Masa Dewasa dan Madya..........................................................................
C. Masa Lanjut usia......................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Selama rentang hidupnya, manusia mengalami berbagai macam tahapan perkembangan yang berawal
dari masa bayi kemudian masa kanak-kanak berlanjut ke masa remaja dan memasuki masa dewasa hingga
akhirnya berakhir pada kematian. Pada setiap tahapan tersebut, terdapat berbagai macam tugas
perkembangan yang berbeda-beda pula. Tugastugas perkembangan tersebut mengakibatkan terjadinya
perubahan-perubahan dari berbagai aspek baik fisik, pskikologis maupun sosial.
Papalia, Old, & Feldman (2007) membagi masa dewasa kedalam tiga bagian yaitu dewasa awal,
dewasa tengah, dan dewasa akhir. Masa dewasa awal terjadi sekitar usia 20-40 tahun dimana terjadi
transisi dari masa remaja menuju dewasa, pada masa ini kepribadian seorang individu cenderung sudah
stabil dan mampu menentukan pilihannya sendiri. Masa dewasa tengah terjadi sekitar usia 40-65 tahun
adalah masa-masa dimana seorang individu sudah berkeluarga dan sudah memiliki kondisi yang mapan.
Masa dewasa akhir atau biasa disebut dengan masa lanjut usia (lanjut usia) terjadi pada usia 65 tahun
keatas dimana seorang individu sudah pensiun dan tidak terlalu banyak berhubungan dengan masyarakat
di sekitarnyas
Pada tahun 2000, populasi secara global mengalami penuaan dimana orang dengan usia 60 tahun
keatas dipekirakan berjumlah sekitar 605 juta orang dan pada tahun 2050 persentase lanjut usia
diperkirakan akan melebihi populasi anak-anak usia 14 tahun kebawah (Administration of Aging, dalam
Papalia, dkk., 2008, hal.334). Indonesia sendiri menduduki peringkat ketiga negara dengan jumlah lanjut
usia terbanyak di dunia (Anonim, 2015). Mengutip artikel dari website Departemen Kesehatan Indonesia,
jumlah lanjut usia di
Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (2010) dan kemudian meningkat menjadi 18,781 juta jiwa (2014). Angka
tersebut diperkirakan akan meningkat hingga mencapai 36 juta jiwa pada tahun 2025 (Anonim, 2015).
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.Masa Remaja
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara
fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai
petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang (Kemenkes RI, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar dan sedang mengalami proses
perkembangan sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Perkembangan manusia sejak lahir sampai
meninggal dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Manusia dapat dikategorikan berdasarkan usia,
yakni bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Perkembangan manusia dapat juga dilihat dari kemampuan
motorik, perkembangan berpikir, dan aspek-aspek lainnya.
Masa perkembangan manusia yang paling menonjol dan cukup krusial adalah masa remaja. Di masa
remaja, manusia beralih dari masa anak-anak menuju dewasa. Beragam perubahan tubuh pun mulai terlihat.
Misalnya pada perempuan mulai tumbuh payudara, menstruasi, bulu di ketiak dan vagina, pinggul melebar,
dan perubahan tubuh lainnya. Sedangkan, pada laki-laki mulai tumbuh jakun, bulu di ketiak dan penis, suara
memberat, dan perubahan fisik lainnya.
Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari makhluk
aseksual menjadi makhluk seksual. Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata
ini lebih menunjukkan pada perubahan fisik daripada perubahan perilaku yang terjadi pada saat individu secara
seksual menjadi matang dan mampu memperbaiki keturunan.
Menurut Santrock, kita dapat mengetahui kapan seorang anak muda mengawali masa pubertasnya.
Tetapi menentukan secara tepat permulaan dan akhirnya adalah sulit. Kecuali untuk menarche yang terjadi
agak terlambat pada masa pubertas, tidak ada tanda tunggal yang menggemparkan pada masa pubertas.
2
Selanjutnya, pada tahun 1974 menurut WHO pengertian remaja adalah dapat bersifat lebih konseptual. Di
mana dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi,
sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut.
1. Ciri-ciri Remaja
Ciri remaja menurut (Putro, 2017), yaitu:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
2) Ingin bebas
b.Masa remaja tengah (15-18 tahun), dengan ciri khas antara lain:
3
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun), dengan ciri khas antara lain
4. Karakteristik Remaja
a. Perkembangan Fisik-seksual
b. Psikososial
c. Perkembangan Kognitif
4
d. Perkembangan Emosional
e. Perkembangan Moral
f. Perkembangan Kepribadian
Istilah dewasa merupakan organism yang telah matang. Tetapi lazimnya merujuk pada manusia.
Dewasa ialah orang yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita seutuhnya. Setelah
mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang seorang individu akan mengalami masa dimana
ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa sebelumnya, masa
dewasa ialah waktu yang paling lama dalam rentang kehidupan.
Masa dewasa biasanya dimulai dari usia 18 tahun hingga kira-kira usia 40 tahun dan biasanya
ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak yang telah berkembang dan
mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami suatu perubahan fisik dan psikologis
tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan
tersebut.
Masa dewasa awal ialah masa pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang
penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada suatu hidup yang
baru. Berkisar antara umur 21 sampai 40 tahun
2. Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood)
Masa dewasa madya ini berlansung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut
pribadi dan sosialnya antara lain; masa dewasa madya ialah masa transisi, di mana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
5
kehidupan dengan cirri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatiannya kepada agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan terkadang minat dan perhatiannya kepada agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
3. Masa Dewasa Lanjut (Masa Tua/Older Adult)
Usia lanjut ialah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60
tahun sampai akhir hayat, yang ditandai oleh adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun. Adapun cirri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya
sebagai berikut :perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, kekuatan fisik, perubahan
dalam fungsi psikologis, perubahan dalam sistem saraf, dan penampilan.
3. Fase-Fase Perkembangan Pada Usia Dewasa
Teori pertahapan biasanya banyak dikenal. Mulai zaman dulu kehidupan orang dibagi menjadi
fase-fase tertentu. Pembagian dalam fase-fase kehidupan kebanyakan mempunyai suatu sifat
normatif. Juga bila hal tersebut tidak dimaksudkan demikian, namun masih sering dipakai sebagai
standar tingkah laku.
Dalam masyarakat yang maju maka usia tidak merupakan standar tingkah laku terutama pada masa
sesudah remaja. Namun fenomena “social clock” belum seluruhnya hilang. Masyarakat masih
manaruh pengharapan tertentu mengenai tingkah laku yang sesuai untuk usia tertentu.
Menjadi nenek atau kakek pada usia 50 tahun dianggap tepat waktu; mempunyai cucu pertama pada
usia 75 tahun dianggap “terlambat”. Diduga bahwa pengharapan masyarakat yang terlihat pada
“social clock”tadi akan banyak berubah, misalnya kakek atau nenek pada usia di atas 50 tahun akan
dianggap normal.
2. Dua jenis teori pentahapan
1. Erikson
Mengenai teori tentang hidup Erikson (1963). Setelah masa remaja yaitu masa penemuan identitas
seseorang sekaligus memasuki masa dewasa awal yang ditandai dengan penemuan intimitas atau
isolasi, maka seseorang tinggal mengalami dua fase lagi yang meliputi sebagian besar masa hidup
seseorang. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan seseorang dapat berkembang kea rah
generativitas atau stagnasi, sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir seseorang dapat
berkembang ke rah integritasego atau putus asa.
2. Levinson
6
Levinson dkk (1978) mempelajari fase-fase hidup manusia. Perhatiannya lebih tertuju kepada siklus
hidup dari pada jalan hidup seseorang. Ia mencari pola universalnya dari pada periode hidup yang
berurutan. Jalan hidup seseorang berbeda-beda dari orang yang satu dengan orang yang lain. maka
yang berubah selama orang hidup adalah stuktur kehidupannya. Struktur kehidupan seseorang
mengatur transaksi antara struktur kepribadian dengan struktur sosial.
4.Ciri-ciri Manusia Dewasa
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap polapola kehidupan
baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya
dalam memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/istri dan peran dalam dunia kerja
(berkarier).
Masa dewasa juga dikatakan sebagai masa sulit bagi seorang individu karena pada masa ini
seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk
dapat mandiri. Ciri-ciri masa dewasa dini yaitu :
Pada masa ini, seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok,
dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakininya dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, maka ia akan mengembangkan pola-pola perilaku, sikap, dan
nilainilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
4. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini merupakan masa-masa yang cocok
dalam menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini,
organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan keturunan (anak).
5. Masa dewasa dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah.
Hal ini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan
vs. pekerjaan). Jika ia tidak dapat mengatasinya, maka akan menimbulkan masalah. Ada tiga faktor
yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; pertama, individu ini kurang siap dalam menghadapi
babak baru bagi dirinya dan tidak dapat menyesuaikan dengan babak/peran baru ini.
Kedua, karena kurang persiapan, maka ia kaget dengan dua peran/lebih yang harus diembannya
secara serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapa pun dalam
menyelesaikan masalah.
6. Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia
cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat
7
bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan
posisinya yang baru sebagai orang tua. Namun, ketika ia telah berumur 30-an, maka seseorang akan
cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
7. Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa di mana seseorang mengalami “krisis isolasi”, ia terisolasi atau
terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan sosial dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan
keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya dan juga menjadi renggang. Keterasingan
diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
8. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai
membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.
9. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an,seseorang masih punya ketergantungan pada
orang tua atau organisasi/instansi yang mengikatnya.
10. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada dalam masa dewasa dini berubah karena pengalaman
dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kacamata orang
dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif alasan kenapa seseorang
berubah nilai=nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan
cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini seseorang akan lebih
menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah
menjadi sosial ketika ia sudah menikah.
11. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseornng telah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggung jawab karena
pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda (peran sebagai orang tua dan pekerja).
12. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas dalam berbuat apa yang
diinginkan. Namun kreativitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
Menurut Dr. Harold Shyrock dari Amerika Serikat, ada lima faktor yang dapat menunjukkan
kedewasaan yaitu : cirri fisik, kemampuan mental, pertumbuhan sosial, emosi, dan pertumbuhan
spiritual, dan moral.
3. Madya
8
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60
tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya perubahan fisik, mental serta perubahan minat
(Hurlock,1980).
Menurut Erikson (dalam Santrock, 2002), usia madya merupakan masa kritis dimana baik
generativitas/kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnansi atau kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan. Menurut Erikson, (dalam Santrock, 2002) pada masa usia madya orang akan
menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi.
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa
yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang
baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40 tahun.
b. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang menyangkut
pribadi dan sosial antara lain: masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupannya dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhartiannya terhadap
agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
c. Masa usia lanjut
Usia lanjut adalah periode penutup rentang dalam kehidupan seseorang. Masa ini dimulai dari
umur 60 sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang mulai
menurun. Berdasarkan uraian di atas, pengertian usia madya adalah usia setengah baya yang
dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai oleh adanya
perubahan fisik, mental serta perubahan minat dan merupakan masa kritis dimana baik
generativitas/kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnansi atau kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan..
1. Karakteristik Usia Madya
Menurut Hurlock (1980) terdapat beberapa karakteristik atau ciriciri pada masa dewasa madya, yaitu :
a. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti
a. Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan
akan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya
b. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat Orang yang berusia madya seringkali
mengasumsikan tenggung jawab warga negara dan social, serta mengembangkan minat pada waktu
luang yang berorientasi pada kedewasaan pada tempat kegiatankegiatan yang berorientasi pada
keluarga yang biasa dilakukan pada dewasa dini.
c. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian kejujuran
Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup yang relative mapan.
d. Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga
Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan seseorang sebagai
pasangan, menyesuaikan diri dengan oangtua yang lanjut usia, dan membantu anak remaja untuk
menjadi untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia. Berdasarkan uraian di
atas, tugas-tugas perkembangan pada usia madya adalah tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik,
tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat, tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian
kejujuran, dan tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan
fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya
10
waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun.
❖ Tipe Lansia
Beberapa tipe usia lanjut bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik,
mental, sosial dan ekonomi tipe tersebut anatara lain:
1. Tipe Arif Bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan,
bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
2. Tipe Mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman bergaul dan
memenuhi undangan.
3. Tipe Tidak Puas
11
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tesinggung,
sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, ringan kaki, pekerjaan apa saja
dilakukan.
5. Tipe Bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh
Faktor-faktor atau kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik remaja antara lain
adalah:
1. Sistem Endoktrin, yaitu bila sistem endoktrin berfungsi normal, maka remaja akan memperlihatkan
ukuran tubuh yang normal pula. Sebaliknya bila remaja mengalami kekuarangan horman pertumbuhan,
maka akan menjadi seperti kerdil. Sedangkan yang kelebihan hormon pertumbuhan akan menjadi
terlalu besar. Ciri-ciri pertumbuhan fisik bagi remaja pria adalah mulai tumbuh jakun, suara lebih besar,
tumbuh kumis atau jenggot, tumbuh rambut di dada, kaki, ketiak dan organ kelamin, dan bahu melebar.
Bagi remaja wanita membesarnya payudara, pinggul melebar, suara lebih nyaring, timbul jerawat,
tumbuh rambut di ketiak dan organ kelamin.
2. Faktor Keluarga, yaitu faktor keturunan (heredity). Faktor keturunan antara lain gen yang
mempengaruhi tinggi badan, berat badan, warna kulit, warna mata dan warna rambut. Faktor heredetas
ini.
3 . Faktor Perubahan fisik remaja yang terjadi pada saat pubertas merupakan pengaruh antara faktor
genetik dan lingkungan. Berbagai faktor seperti nutrisi, sikap sosial, ukuran keluarga dan olahraga
dapat mempengaruhi proses pubertas. Pertumbuhan biologis pada masa remaja ini merupakan
komponen universal yang tidak hanya memiliki implikasi biologis, namun juga perkembangan kognitif
dan sosial. Perubahan biologis dapat berdampak langsung dan tidak langsung bagi perkembangan
remaja.
E. Penyebab Pertumbuhan/perubahan
12
Penyebab perubahan pada masa remaja adalah disebabkan aktifnya kelenjar dalam sistem endokrin.
Kelenjar pituari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon yakni hormon pertumbuhan
yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik yang merangsang gonad
agar mulai aktif bekerja. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar
endokrin yang diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypothalamus untuk merangsang
pertumbuhan. Kelenjar gonad sebetulnya sudah ada semenjak anak dilahirkan, namun kelenjar ini seolah-
olah tidur dan baru aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotriopik dari kelenjar pituitari pada saat si
anak memasuki tahap remaja. Jadi dapat dikatakan tumbuh pertama kumis lelaki dan melebarnya pinggul
anak perempuan terjadi banjir hormon (hormones), suatu substansi kimiawi berkekuatan besar yang
dikeluarkan oleh kelenjar endokrin dan dialirkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Peran sistem
endokrin pada masa pubertas melibatkan interaksi hipotalamus, kelenjar pituari dan kelenjar gonad
(kelenjar seks) Hipotalamus adalah suatu struktur yang terletak di bagian atas otak yang memantau
kagiatan makan, minum dan hubungan seks. Kelenjar pituitari adalah kelenjar endokrin yang
mengendalikan pertumbuhan dan mengatur kelenjar-kelenjar lainnya. Gonad adalah kelenjar kelamin,
buah zakar pada laki-laki dan indung telur pada perempuan Dua jenis hormon utama yang penting dalam
perkembangan pubertas adalah androgen dan estrogen. Androgen adalah jenis utama hormon seks laki-
laki. Estrogen adalah jenis utama hormon perempuan. Testoteron adalah jenis androgen yang berperan
penting pada perkembangan pubertal laki-laki. Selama pubertas, peningkatan kadar testoteron berkaitan
dengan sejumlah perubahan fisik pada anak laki-laki, perkembangan alat kelamin luar , peningkatan tinggi
badan dan perubahan suara. Estradiol adalah jenis estrogen yang berperan penting pada perkembangan
pubertas perempuan. Dengan meningkatnya kadar estradiol, terjadilah perkembangan payudara, rahim dan
perubahan tulang kerangka tubuh.
Individu (remaja) merupakan suatu kesatuan psiko-fisik yang tidak dapat dipisahkan. Artinya kedua
komponen itu saling bekerjasama, saling mempengaruhi dalam tindakan. Karena tidak dapat dipisah-pisahkan
maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap tingkahlaku/psikis. Salah satu aspek psikologis dari
perubahan fisik di masa pubertas adalah remaja menjadi amat memperhatikan tubuh mereka dan membangun
citranya sendiri mengenai bagaimana tubuh mereka tampaknya. Remaja putri seringkali menjadi lebih tidak
puas dengan keadaan tubuhnya, mungkin karena lemak Psikologi Perkembangan Remaja tubuhnya
bertambah, sedangkan remaja putra menjadi lebih puas dengan memasuki masa pubertas mungkin karena
massa ototnya meningkat. Pada remaja pria , pertumbuhan jakun menyebabkan suara remaja itu menjadi
parau untuk beberapa waktu dan akhirnya turun satu oktaf. Pertumbuhan kelenjar endokrin yang telah
13
mencapai taraf kematangan sehingga mulai berproduksi menghasilkan hormon yang bermanfaat untuk tubuh.
Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya.
Pada waktu tidur, karena ketertarikan kepada lawan jenis mengakibatkan remaja sering mimpi basah.
Sedangkan matangnya hormon pada remaja putri menyebabkan mereka mengalami menstruasi yang sering
pada awalnya membawa kegelisahan dan menyebabkan timbulnya jerawat pada bagian wajahnya
Pertumbuhan fisik remaja yang sehat dan normal mereka akan dapat melakukan aktivitas secara sempurna,
merasa senang dan bahagia, dapat diterima pada kelompok sosial sehingga akan menambah kepercayaan diri
remaja, Namun jika tidak demikian tentu kekurangankekurangan yang ada pada fisiknya akan membuat
mereka rendah diri kecuali jika mereka benar-benar memiliki mental yang kuat. Jadi perasaan negatif yang
muncul itu tidak mutlak tergantung juga kepada kesiapan mental individu. Pertumbuhan fisik yang cepat pada
remaja sangat membutuhkan zat-zat pembangun yang diperoleh melalui makanan sehingga remaja pada
umumnya pemakan yang kuat
Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik yakni faktor internal yang
berasal dari dalam diri individu seperti sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya (gen) dan
kematangan dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti kesehatan, makanan
dan lain-lain. Namun ditinjau dari kondisikondisi yang mempengaruhi pertumbuhan fisik antara lain adalah :
1. Pengaruh keluarga
Pengaruh keluarga di sini meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Disebabkan faktor
keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau lebih pendek dibandingkan temannya, jika orang tuanya,
kakek atau neneknya lebih tinggi atau sebaliknya. Faktor lingkungan akan membantu menentukan
tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak tersebut.
2. Pengaruh gizi
Anak yang memperoleh gizi yang cukup mulai dari dalam kandungan biasanya akan lebih tinggi
tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan anak yang kurang
mendapatkan gizi yang baik. Lingkungan dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa
sehingga menghambat atau mempercepat untuk pertumbuhan fisik remaja.
3. Gangguan emosional
Anak yang dari masa kanak-kanak sudah mengalami ketidaknyamanan kehidupan seperti sedih,
tertekan, kekurangan kasih sayang akan mengalami ganggual emosional yang menyebabkan
terbentuknya streoid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya
pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila hal ini terjadi maka pertumbuhan fisik
remaja akan terhambat dan tidak mencapai pertumbuhan tubuh yang maksimal.
4. Kurang rangsangan fisik dari lingkungan
14
Anak yang kurang mendapat rangsangan dan kebebasan untuk dapat bergerak bebas sesuai dengan
tuntutan pertumbuhan fisiknya , maka pada waktu remaja cendrung tidak dapat mencapai tingkat
pertumbuhan fisik yang optimal. Hal ini disebabkan adanya prinsip berkelanjutan dalam pertumbuhan.
5. Jenis kelamin
Dalam pertumbuhan fisik anak laki-laki cendrung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan anak
perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun anak perempuan biasanya sedikit lebih tinggi dan
lebih berat dari pada anal laki-laki Hal ini disebabkan karena ada perbedaan bentuk tulang dan otot pada
anak laki-laki
6. Kesehatan Kesehatan
anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisiknya. Anak-anak yang sehat dan jarang sakit,
biasanya akan memiliki tubuh yang sehat dan lebih berat dibandingkan anak yang sering mengalami
sakit.
7. Pengaruh bentuk tubuh
Bentuk tubuh , apakah mesomorf (kekar, berat dan segi tiga), ektomorf (kurus, bertulang panjang) atau
endomorf (gemuk dan berat) akan berpengaruh terhadap besar kecilnya tubuh anak. Jadi bentuk tubuh
anak ditentukan juga pola bentuk tubuh yang dimilikinya.
Harus disadari oleh pendidik bahwa pertumbuhan fisik anak baik dalam keadaan positif maupun negatif
sangat berpengaruh terhadap prilaku anak. Oleh karena itu bantuan para pendidik sangat dibutuhkan agar
pertumbuhan fisik anak berjalan secara optimal dan memiliki keseimbangan dengan kematangan psikisnya.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu pertumbuhan tersebut antara lain :
16
Besarnya tubuh atau fisik anak sebagai telah dicapainya kematangan psikis pada seorang remaja
merupakan suatu anggapan yang keliru. Kekeliruan ini dapat kita perhatikan adanya tindakan pendidik
yang menganggap bahwa cara berpikirr remaja sama dengan cara berpilkir orang dewasa sehingga
pendidik memperlakukannya seperti orang dewasa atau sebaliknya memperlakukannya seperti anak
kecil. Kesalahan perlakuan ini kadang-kadang menimbulkan benturan persepsi antara remaja dengan
orang dewasa dan menimbulkan konflik, emosi, dendam, kebencian dan lain-lain . Hal-hal yang seperti
ini perlu dipahami oleh pendidik walaupun remaja tubuhnya sudah seperti orang dewasa namun cara
berpikirnya belum seperti cara berpikir orang dewasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa dewasa terbagi tiga, yaitu: Dini (18-40 tahun), Madya (40-60 tahun), dan Lanjut (60
tahunkematian). Ketiga masa ini memiliki tugas perkembangannya masing-masing, semakin tua usia
seseorang maka perkembangan dan hal yang dapat dilakukannya semakin berkurang. Hal itu terjadi
karena disebabkan oleh beberapa hal seperti fungsi fisik, intelektual, emosi, dan sosial, mereka yang
semakin menurun. Oleh sebab itu, agar pembelajaran pada orang dewasa berhasil maka sebaiknya
memperhatikan; suasana yang cocok untuk mereka, bersifat partisipatif, menyesuaikan kebutuhan
mereka, menentukan tujuan belajar, mengembangkan rancangan belajar, dan evaluasi.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsifungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat
juga diartikan sebagai proses transmisidari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.Perkembangan sejalan
dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaanglobal dan kurang berdeferensiasi sampai ke
keadaan di mana diferensiasi, artikulasi,dan integrasi meningkat secara bertahap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antaralain: pertumbuhan fisik,
kecerdasan, temperamen (emosi), sosial, bahasa, bakatkhusus, sikap nilai dan moral, interaksi keturunan
dan lingkungan dalam perkembangan.
17
b. Saran
Makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saranyang membangun sangat
kami harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainyakesempurnaan dari makalah kami ini
untukkedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
(Anonim, 2015).
(WHO),
18