Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN MULTIKULTURAL DALAM PELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DALAM KONSEP BHINEKA TUNGGAL IKA DI


SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu : Dr.Surya Dharma,M.Pd dan


Dr. Reh Bungana Beru P.A., M.Hum
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Dasar PKn

Disusun Oleh :
Nama :Dorawan Lia Sihite ( 8226181006 )
Nurhabibah Meha ( 8226181010 )
Rifa Atul Suaidah Lubis ( 8226181017 )
Kelas : DIKDAS A 2022
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya
penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun pembahasan mengenai Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dalam penanaman Konsep KeBhinekaan Tunggal Ika di Sekolah Dasar

Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep
Dasar PKn dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi
tersebut. Harapan kami semoga setelah penyelesaian penulisan makalah ini kami semakin
memahami tentang bagaimana penulisan penulisan makalah yang baik dan benar serta
menambah ilmu tentang konsep dasar PKn.

Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan
penulisan makalah ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu Bapak
Dr. Surya Dharma, M.Pd dan Ibu Dr.Reh Bungana Beru P.A., M.Hum.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan dari
para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................5
A. Hakikat Multikultural...........................................................................................................5
B. Pengertian Pendidikan Multikultural....................................................................................5
C. Hakikat Bhineka Tunggal Ika...............................................................................................8
D. Implementasi Di Sekolah......................................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................................10
A. Metode Penelitian...............................................................................................................10
B. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................11
A. Hasil....................................................................................................................................11
B. Pembahasan........................................................................................................................12
BAB V PENUTUP........................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia bangsa yang multikultural dimana Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan sebanyak 275,77 juta jiwa pada 2022. Dengan
16.771 Pulau, 38 Provinsi, 1.340 suku bangsa, 6 Agama di Indonesia, dan 733 Bahasa Daerah di
Indonesia. Semboyang Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya,
Indonesia tetap satu. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa
Indonesia.

Negara dengan jumlah penduduk yang besar, negara Indonesia adalah salah satu negara
multikultural terbesar di dunia dengan suku bangsa dengan keragaman budaya dan bahasa,
kepercayaan, kondisi sosial ekonomi, keragaman agama dan gender (Suryana, 2015) Tergantung
situasinya Melihat keberagaman tersebut, dirasa perlu untuk mengembangkan sikap toleran
terhadap siswa Sekolah dasar baru dalam berbagai situasi yang beragam dan sosial Dalam
keragaman tersebut, perilaku apresiatif dapat terbentuk dan lahir dapat membawa ketentraman,
kenyamanan dalam tatanan kehidupan masyarakat (A. Farikhatim, 2016)Toh, itu bisa
meningkatkan toleransi siswa untuk mendukung tercapainya masyarakat multikultural yang
serasi dan serasi.

Indonesia adalah negara yang majemuk Keanekaragaman suku, bahasa, agama dan
budaya. Keberagaman bangsa Indonesia dapat dilihat dari dua sudut pandang Perspektif yaitu
vertikal dan horizontal (Pettalongi, 2013:173). Pluralisme vertikal muncul struktur lapisan sosial
dan lapisan masyarakat, sedangkan secara horizontal menunjukkan adanya satuan-satuan sosial
berdasarkan suku, agama, adat istiadat dan kebiasaan.daerah Ada perbedaan dalam pluralisme
vertical dari tingkat pendidikan, keuangan, pemukiman, pekerjaan dan sosial budaya. Akhir
Vertikal itu mengacu pada kedudukan sosial yang terdapat dalam masyarakat, yaitu kelas sosial.
Dalam arti tertentu, modernitas menjadi perwujudan perbedaan vertikal Perbedaan ini
disebabkan oleh perkembangan alat peradaban manusia pada tatanan sosial yang terpecah kelas
dalam masyarakat.

Realitas pluralisme adalah kebaikan nasional suatu bentuk kearifan lokal dapat
dimanfaatkan untuk memperkuat integritas nasional. Kebhinekaan adalah perbedaan yang dapat
iv
menimbulkan konflik dan integritas nasional. Ada argument dalam masyarakat yang berdasarkan
suku, agama, ras dan antarkelompok. Perbedaan SARA dapat menimbulkan perselisihan antar
kelompok dan individu. (Widiyanto, Pembelajaran Toleransi dan Keragaman dalam Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar, 2017)

Pengalaman hidup bagi bangsa dan Negara untuk membentuk karakter warga Negara
dilaksanakan oleh administrasi Pendidikan. Pendidikan sebagai alat kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan atau dalam kondisi nyata, begitu juga dengan adalah proses kesadaran
Membekali siswa dengan keterampilan Keahlian dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-
hari pelatihan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai mata Pelajaran yang membentuk karakter warga
negara negara yang baik dengan karakter yang cocok Dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pandangan PPKn tentang keberagaman dan Pluralisme sebagai bagian dari identitas yang harus
dijaga dan dilestarikan sebagai landasan nasionalisme (Widiyanto, 2017)

Multikulturalisme erat kaitannya dengan keberagaman pertanyaan tentang politik dan


demokrasi, Keadilan dan Penegakan Hukum, Kesempatan Kerja dan bisnis, hak asasi manusia,
hak budaya komunitas dan minoritas, prinsip-prinsip etika dan moral serta tingkat dan kualitas
Produktifitas. Bangun kesadaran seperti di atas tidak mudah, harus melakukan usaha yang serius
dan terus menerus. Harus dipahami bahwa ada lebih banyak hal Bagian penting dari sikap
inklusif ini adalah pembangunan sikap multikultural. Setiap anggota menunjukkan sikap ini
Masyarakat hanya mengakui bahwa mereka tidak menerimanya berbeda menurut perbedaan
yang ada tetapi juga mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi aktif dalam proses kehidupan
bersama.

Multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian bisa


diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan budaya yang menekankan penerimaan kebenaran
agama, Pluralisme dan multikulturalisme dalam kehidupan hadirin Multikulturalisme juga bisa
dipahami pandangan dunia yang kemudian memanifestasikan dirinya secara internal kesadaran
politik. Meminjam istilah dari Biksu Perekh, sebuah perusahaan Multikulturalisme adalah
masyarakat yang terdiri dari berbagai budaya masyarakat dengan semua manfaat, dengan sedikit
perbedaan dalam persepsi dunia, sistem makna, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, Adat
istiadat dan Adat (Parekh, 1997).

v
Pentingnya pendidikan multicultural adalah metode pencegahan diskriminasi sosial dan
konflik sosial. Juga, masalahnya didasarkan pada kekerasan agama, kerusakan moral, korupsi,
Disintegrasi bangsa masih mewarnai halaman kehidupan indonesia faktor Pluralisme di
Indonesia memberikan arti positif perbedaan kekuatan di sisi lain dapat menimbulkan efek
negative keamanan, sosial-ekonomi dan stabilitas ketidak harmonisan sosial. Ada kebutuhan
paradigma baru yang lebih toleran, yaitu pendidikan multicultural (Mahmud, 2016)

Pendidikan multikultural itu penting pada setiap jenjang pendidikan khususnya sekolah
dasar. masalah ini karena merupakan sekolah dasar pendidikan formal tingkat pertama yang
menjadi pondasi dan pembentukan karakter generasi muda Menurut kebijakan nasional tentang
tugas pendidikan masyarakat Membangun dan mengembangkan potensi pelajar atau warga
negara Indonesia adalah pola pikir, sikap dan berperilaku sesuai dengan standar kehidupan
bangsa yaitu Pancasila. (Hidayah, 2019)

Dalam pendidikan multikultural, prinsip-prinsip tersebut dikoordinasikan memberikan


pelatihan dalam Pasal 4(1) UU No. 23 Tahun 2003, tentang membaca bahwa pelatihan ini sangat
terorganisir demokratis, adil dan tidak diskriminatif dengan mempromosikan hak asasi manusia
dan nilai-nilai Agama, nilai-nilai budaya dan pluralisme bangsa. Penyelenggaraan pendidikan
memerlukan multikulturalisme dan metode pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran terjadi
dengan memberikan wawasan tentang keragaman yang melahirkan toleransi. Istilah toleransi
tidak disamakan dengan keragaman budaya dan etnis, tetapi lebih menekankan keragaman
budaya dan kesetaraan. Dalam pembelajaran di lingkungan sekolah perlu diperhatikan atau
ditegaskan multikulturalisme dan toleransi.

Dalam pelaksanaan pendidikan multikultural, guru berperan dalam membentuk peserta


didik sikap toleran dan beragam. Guru dan sekolah untuk membangun paradigma keberagaman
agama melalui kegiatan pembelajaran agama materi terpadu tentang keberagaman agama
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) (Widiarti, 2016)
Pelaksanaan pendidikan sekolah melalui pembelajaran di kelas. Pembelajaran terapan dapat
mendukung sikap toleransi dan keberagaman sebagai ekspresi nilai multikultural. Pembelajaran
pendekatan tematik dengan bantuan buku bergambar dapat menjadi ide untuk membentuk
pendidikan sekolah. Ide pembelajaran Selama pembelajaran, pendekatan tematik buku
bergambar digunakan tema PPK.

vi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, diedentifikasi rumusan
masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Guru mengimplementasikan bahwa Bhineka Tunggal Ika itu penting di


terapkan di Sekolah Dasar ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: “ Untuk
mengetahui adanya pengaruh pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam konsep
KeBhineka Tunggal Ika di Sekolah Dasar tersebut ”

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sabagai berikut:

1. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran memperkaya


wawasan konsep serta praktek konsep ke Bhineka Tunggal Ika .
2. Secara Praktis, hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi siswa, menanamkan rasa saling menghargai perbedaan di dalam keberagaman
budaya.
b. Bagi guru, memberikan inspirasi kepada guru untuk selalu menerapkan rasa saling
menghormati diantara keberagaman.

vii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Multikultural
Secara etimologis, istilah multikulturalisme berasal dari kata berikut: moni
(banyak/beraneka ragam) dan kulturen (kebudayaan atau budaya), artinya keragaman budaya.
Istilah multikulturalisme sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan kelompok etnis yang
berbeda dalam masyarakat Saya Multikulturalisme adalah ideologi yang mengakui dan
merayakan perbedaan kesetaraan baik secara individual maupun kultural (Jarry, 1991). Budaya
yang perlu dipahami bukanlah budaya dalam arti sempit, tetapi budaya dalam arti sempit semua
dialektika manusia dalam kaitannya dengan kehidupannya. dialektikabanyak wajah muncul,
seperti sejarah, pemikiran, Budaya linguistik, bahasa dan lain-lain (Zamhari, 2016)

Multikulturalisme adalah hubungan pluralisme di mana ada minoritas terhadap masalah


mayoritas di mana perjuangan eksistensial dilancarkan Pengakuan, Keadilan (Equality),
Persamaan dan Keadilan (hukum). Multikulturalisme jelas memperkaya pluralisme, meskipun
tidak bisa disamakan dengan itu (Parekh, National Culture and Multicukulturalism dalam
Kenneth Thomson , 1997). Dari Dari sisi sejarah, konsep multikulturalisme tidak hanya sebuah
wacana tetapi sebuah ideologi untuk diperjuangkan karena diperlukan sebagai dasar untuk
menjaga demokrasi, hak asasi manusia dan kesejahteraan manusia. Berbeda Konsep yang
berkaitan dengan multikulturalisme ada demokrasi, hukum dan ketertiban, nilai-nilai budaya, dll
Ethos, milik bersama dalam perbedaan yang sama, etnis Bangsa, Suku, Budaya Suku,
Kepercayaan Agama, ekspresi budaya, ruang pribadi, dll Ruang publik, hak asasi manusia, hak
budaya masyarakat dan konsep terkait lainnya.

B. Pengertian Pendidikan Multikultural


Keberagaman masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk suku, budaya, adat
istiadat, dan perbedaan agama, ras, Budaya dll membuat masyarakat Indonesia multikultural. Ini
bisa menjadi tantangan dalam mempersatukan Indonesia masyarakat yang kuat dalam keragaman
dan keragaman. Itu bisa dilakukan memberikan mereka pendidikan multikultural sedini mungkin
siswa saat belajar. Guru bertanggung jawab atas penyampaiannya Melatih siswa untuk
mengenali perbedaan yang muncul dalam kehidupan mereka setiap hari. (Nur Latifah, 2021)

viii
Melanjutkan pendidikan penting sebagai sarana alternatif resolusi konflik
Multikulturalisme di Indonesia. Pendidikan multikultural memegang peranan penting
Minimalkan dan hindari konflik. melalui pendidikan Siswa multikultural tidak diharapkan
meninggalkan akar budaya bangsanya, dan pendidikan multikultural sangat penting dalam
negara demokrasi Sekarang. Begitu pun dengan arus globalisasi Dampak negatif terhadap
kepribadian bangsa tidak mengarah pada siswa. Akhirnya, pendidikan multikultural ini dapat
membantu masyarakat Indonesia menuju masyarakat multikultural yang dapat hidup rukun dan
harmonis perbedaan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Benda Hal ini harus
didukung dengan penerapan konsep demokrasi, hukum dan keadilan, Penghormatan terhadap
hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai ideologis bangsa. (Nur Latifah, 2021)

Pendidikan multikultural dapat membantu siswa Identitas dan budaya, menemukan


perbedaan budaya keragaman dan toleransi. tujuan pendidikan Multikulturalisme membantu
untuk memahami latar belakang diri sendiri dan kelompok, untuk menghormati dan menghargai
keragaman, untuk memecahkan masalah etnosentris, untuk memahami ekonomi, sosial,
psikologis, dan historis, memperkuat kemampuan kritis untuk menghadapi masalah dan
mengembangkan jati diri (Suryana R. d., 2015). Pendidikan multikultural ini memberikan
kesempatan dan pilihan kepada siswa Dukungan budaya dan pemeliharaan.

Pendidikan multikultural pada hakekatnya adalah sikap melihat keunikan orang tanpa
membedakan ras, budaya atau jenis jenis kelamin, jenis kelamin, kondisi fisik atau status
ekonomi seseorang (skeel, 1995). Pendidikan multikultural adalah sebuah strategi Pendidikan
yang menggunakan keragaman latar belakang budaya para Mahasiswa sebagai salah satu
kekuatan pembentukan sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, setidaknya bagi
sekolah sebagai institusi Pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama tentang konsep
kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan dan demokrasi dalam arti luas (Liliweri:2005).
(Sipuan, 2022)

Pembelajaran pendidikan multikultural didasarkan pada pemikiran filosofis tentang


kebebasan, keadilan, kesetaraan dan perlindungan hak Sifat pendidikan multikultural
mempersiapkan semua siswa untuk itu untuk secara aktif mempromosikan kesetaraan struktural
organisasi dan institusi Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah
Pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif melalui propaganda Pluralisme melalui

ix
kurikulum yang mendorong kompetisi budaya Pembelajaran tentang pendidikan multikultural
bertujuan untuk memberdayakan siswa Kembangkan rasa hormat untuk orang-orang dari budaya
lain kesempatan untuk bekerja dengan orang atau kelompok orang yang berbeda Pendidikan
multikultural juga membantu siswa mengakui kesesuaian perspektif budaya yang berbeda, Untuk
membantu siswa mengembangkan kebanggaan dalam warisan budaya mereka mereka
menyadarkan siswa bahwa konflik nilai seringkali menjadi penyebab konflik antar kelompok
masyarakat (Savage & Armstrong, 1996) Pendidikan multicultural Upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan pandangan siswa hidup dari perspektif budaya yang berbeda yang berbeda dari
budaya yang mereka miliki mereka memiliki dan masih memiliki sikap positif terhadap
perbedaan budaya, ras dan etnis. (Faris & Cooper, 1994) (Sipuan, 2022)

Pendidikan multikultural adalah jawabannya mengembangkan keragaman populasi


sekolah sesuai kebutuhan hak yang sama bagi setiap kelompok. Di dimensi lain, pendidikan
multicultural adalah pengembangan kurikulum dan kegiatan pelatihan untuk masuk pandangan
yang berbeda, sejarah, prestasi akademik. Melalui pembelajaran multicultural Subjek dapat
berhasil mematahkan prasangka dan Diskriminasi (Banks, 2002) Dengan kata lain variabel
sekolah dibentuk dimana kelompok ras dan etnis besar dengan pengalaman dan hak yang sama
proses pendidikan. Para siswa dapat meningkatkan keterampilan mereka mis Untuk memutuskan
sesuatu dengan bijak, itu lebih dari sekadar masalah mereka menjadi pribadi yang kompeten
mengatur diri sendiri dan merenungkan kehidupan untuk bertindak secara mandiri Mereka
membuat keputusan dan melakukan apa yang mereka lakukan Anda mengembangkan visi
bersosialisasi lebih baik dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan Perilaku terhadap
siswa dari budaya lain di kelas. Mereka mengetahui perbedaan nilai, budaya dan bentuk
serbaguna (Sipuan, 2022)

Anak-anak harus dibesarkan secara multikultural sedini mungkin Anak-anak dapat


memahami dan memahami bahwa ada keragaman budaya di lingkungan Dia. Keanekaragaman
budaya sedikit banyak akan mempengaruhi adat berpikir, sikap dan perilaku orang sehingga
mereka memiliki kebiasaan, Kode moral dan kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Jika
perbedaan ini tidak dapat diterima secara benar dan rasional, itu adalah kontradiksi sering terjadi
di masyarakat. Itu terlihat dalam kehidupan orang-orang Indonesia baru-baru ini (Hanum dan
Rahmadonna 2009) (Hanum, 2009)

x
Sekolah adalah lembaga pendidikan untuk memberikan kontribusi terhadap kesadaran
generasi muda. Tugas guru adalah melatih, mendisiplinkan pikiran siswa, memberikan
pendidikan Moralitas dan agama, meningkatkan kesadaran nasionalisme, patriotisme dan
kewarganegaraan yang baik (Suryana R. d., 2015). Guru membangun paradigma kebinekaan
dengan sikap demokratis dalam berbagai hal, baik dalam perkataan maupun artifisial

C. Hakikat Bhineka Tunggal Ika


Menurut Setyaningsih (2019), “kesatuan dalam keragaman adalah keberagaman dalam
kesatuan”. Persatuan adalah cita-cita. Dikatakan ideal karena persatuan adalah harapan atau cita-
cita untuk mengangkat atau menempatkan unsur-unsur perbedaan Kebhinekaan bangsa Indonesia
dalam satu wadah yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.Persatuan adalah upaya
menciptakan wadah yang mampu menyatukan perbedaan atau keragaman. Berdasarkan uraian di
atas, dapat dikatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah suatu pernyataan Jiwa dan semangat
bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk, namun tetap untuk menjaga
kesatuan. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang ada dan yang dijadikan Bagian
dari lambang negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila (Setyaningsih, 2019)

Saat dianalisis, ungkapan Sansekerta terdiri dari kesatuan dalam keragaman kata
Bhineka, Tunggal dan Ika. Kata Bhinneka berasal dari Bhinna dan Ika. Bhina artinya beda dan
Ika artinya itu. Jadi kata Bhineka artinya berbeda. Analisis lain menunjukkan bahwa kata
Bhineka terdiri dari unsur kata “bhinn-a-eka”. Unsur “a” berarti tidak dan “eka” berarti satu.
Kata Bhineka juga bisa berarti “yang bukan”. Kata Tunggal berarti satu, dan Ika berarti itu. Dari
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semboyan “kesepian dalam keberagaman” berarti
“apa”. berbeda" atau "banyak namun satu". berbagai atau sesuatu perbedaan tersebut terkait
dengan realitas objektif masyarakat Indonesia dengan keragamannya panjang

Keberagaman masyarakat Indonesia tercermin dalam berbagai bidang kehidupan.Kisaran


bidang politik, ekonomi dan sosial juga tercermin secara geografis, Budaya, agama, suku dll.
Ada keragaman di daerah yang berbeda ini menyebabkan Indonesia disebut sebagai masyarakat
yang multietnik, multireligius (multiagama). budaya (multikultural) dll. Makna Kesatuan (Unity)
dalam Bhineka Tunggal Ika merupakan cerminan dari rasionalitas yang lebih menekankan
persamaan daripada perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika dengan tegas menyatakan adanya

xi
keharmonisan antara keragaman dan kesunyian Keragaman dan keunikan, antara keragaman dan
kesatuan, antara banyak dan satu pluralisme dan monisme (Meytati Rahma, 2023)

Begitu pula sebaliknya, jika aspek kesatuan yang menekankan kesamaan


memanifestasikan dirinya dengan cara yang berbeda Keanekaragaman yang berlebihan adalah
pengingat terus-menerus bahwa keragaman adalah sifat dan berkah tidak bisa dihindari
Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan pernyataan pengakuan atas realitas bangsa Indonesia
yang majemuk (bhineka) tetapi selalu mengupayakan terwujudnya persatuan (kesendirian).
Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika berarti Indonesia bersama dengan pengakuan
keberagaman atau perbedaan juga mengakui adanya persatuan dan dengan kata lain tetap ingin
menjadi bangsa Bangsa Indonesia. (Meytati Rahma, 2023)

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika digunakan untuk menjaga persatuan dan kesatuan
Persatuan bangsa Indonesia, termasuk konflik yang muncul seperti rasisme dan diskriminasi.
Walaupun orang Indonesia memiliki suku, adat, ras dan agama yang berbeda, namun kita serupa
Rakyat Indonesia harus tetap bersatu dalam perjuangan kemerdekaan. Agar itu benar cita-cita
negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (Amalia Dwi Pertiwi, 2021)

D. Implementasi Di Sekolah
Penerapan pembelajaran tematik diperlukan rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi,
yaitu menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan, mempelejari kompetensi dasar dan
indikator dari mata pelajaran yang dipadukan, memilih dan menetapkan tema, membuat matriks
atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu, menyusun silabus
pembelajaran tematik, penyusunan rencana pembelajaran tematik pengelolaan kelas (Rusman,
2014:260-271).

Peran guru dalam pembelajaran memenuhi syarat kedewasaan, sehat jasmani, dan rohani.
Guru agar dapat menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkannya harus
mengusai ilmu atau bidang studi yang diajarkan. Guru menjadi fasilitator yang memberikan
kebebasan kepada siswa, dapat mendorong perkembangan siswa, memberikan bantuan kepada
siswa dengan tepat, dan membiarkan siswa tumbuh melawati batas-batas perkembangan sendiri.
Selain aspek pengetahuan, guru dalam menjalankan tugas profesional harus mendukung
pembelajaran terpadu. Sikap dan sifat yang harus dimiliki guru pada pembelajaran terpadu, yaitu

xii
fleksibel, bersikap terbuka, berdiri sendiri, peka, tekun, realistik, melihat ke depan, rasa ingin
tahu, ekspresif, dan menerima diri (Majid, 2014: 185-188).

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana penerapan multicultural
berbasis ke Bhineka Tunggal ika pada tingkat sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian Kepustakaan. Dimana metode ini bermaksud bahwa penelitian yang dilakukan
dengan cara membaca buku-buku atau majalah dengan sumber data lainnya dalam perpustakaan.
Pada penelitian ini menggunakan dua tahap yakni tahap studi pendahuluan dengan mencari
sumber yang menjelaskan mengenai multicultural disekolah dasar serta Bhineka Tunggal Ika dan
Tahap selanjutnya Tahap kegiatan penelitian dengan mereview literature yang berkaitan dan
menyusun kedalam sebuah artikel

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik Analisis Data dalam penelitian ini adalah metode library research, yaitu studi
kepustakaan. Metode kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-
buku atau majalah dengan sumber data lainnya dalam perpustakaan. Adapaun metode Library
Research ( studi kepustakaan ) memiliki manfaat di antaranya: Menggali teori-teori dasar dan
konsep yang telah ditemukan oleh para peneliti terdahulu. Mengikuti perkembangan penelitian
dalam bidang yang akan diteliti. Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang
dipilih

xiii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keberagaman masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk yang memiliki
keberagaman suku, budaya, adat istiadah dan perbedaan agama, ras, kebudayaan dan lain
sebagainya menjadikan masyarakat Indonesia yang multikulrural. Hal ini dapat di jadikan
tantanagan dalam mempersatukan Indonesia menjadi masyarakat yang kuat dalam perbedaan dan
keberagamani. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengajarkan pendidikan multikultural sedini
mungkin yang ditanamkan kepada siswa dalam pembelajaran. Seorang guru bertanggung jawab
dalam memberikan pendidikan terhadap siswanya dalam melihat perbedaan yang terjadi dalam
kehidupan mereka sehari-hari.

Toleransi diartikan pada kehidupan beragama, lebih pada mengetahui perebdaan


kepercayaan atau agama menjadikan perlunya toleransi. Toleransi memiliki arti menghargai
perbedaan dan tidak menyudutkan salah satu pihak. Sejalan dengan itu Menurut (Tilman, 2004,
p. 95)toleransi adalah saling menghargai, melalui pengertian dengan tujuan kedamaian. Toleransi
adalah metode menuju kedamian. Toleransi di sebut sebagai faktor esensi untuk perdamaian

Maka sikap yang harus diambil seorang guru sebagai seorang pendidik ialah sebagai berikut :

 Membangun sikap persamaan ( equality ) Guru dalam konteks ini harus mendorong
kesadaran multikultural dengan membangun semangat empati, equality dan toleransi
kepada peserta didik.
 Mendorong substansi sosial dimana Guru dengan pendidikan multikulturalnya selalu
mendorong untuk menegakkan demokrasi sebagai sarana membangun konsensus seluruh
warga Negara

xiv
 Membangun Gender Quality dimana Guru dalam membangun kesetaraan gender melalui
pendidikan multikulturalnya hendaknya mendasarkan pada prinsip memberi penekanan
kesamaan dan kesetaraan yang mendasar antara laki-laki dan perempuan serta hak-hak
mereka yang vital (Masamah & Zamhari, 2016, pp. 281–284)
 Memperkenalkan Bentuk Rumah adat dan Baju adat dari berbagai etnis
 Mengajak siswa untuk mencicipi makanan dari berbagai daerah
 Mendengarkan lagu – lagu daerah
 Menunjukkan cara berpakaian yang berbeda, baik dari suku bangsa.

B. Pembahasan
Pengertian Bhineka Tunggal Ika. Menurut Toyibi dan Djahiri (1997: 77), “Bhineka
Tunggal Ika adalah keberagaman dalam kesatuan”. Kesatuan merupakan sebuah gambaran ideal.
Dikatakan ideal karena kesatuan merupakan suatu harapan atau cita-cita untuk mengangkat atau
menempatkan unsur perbedaan yang terkandung dalam keanekaragaman bangsa Indonesia ke
dalam suatu wadah, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesatuan adalah upaya untuk
menciptakan wadah yang mampu menyatukan perbedaan atau keaneka-ragaman. Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika merupakan pernyataan jiwa dan
semangat bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk, namun tetap
menjunjung tinggi kesatuan. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tercantum dan
menjadi bagian dari lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Diuraikan kata per kata,
Bhineka berarti berbeda, Tunggal berarti Satu, dan Ika berarti Itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
walaupun berbeda-beda, tapi pada hakekatnya satu. Kata lain, seluruh perbedaan yang ada di
Indonesia menuju tujuan yang satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia. Semboyan
bangsa, artinya Bhineka Tunggal Ika adalah pembentuk karakter dan jati diri bangsa

`Menurut ( Lickona dalam Komalasari & Saripudin, 2017, p. 11) menekankan pentingnya
tiga komponen karakter yang baik, yaitu: karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan
(knowing the good), mencintai atau menginginkan kebaikan (loving or desiring the good), dan
melakukan kebaikan (acting the good).

Menurut (Komalasari & Saripudin, 2017, p. 43) memandang butir - butir toleransi
Tillman tersebut sangat mendukung terciptanya kedamaian dalam kehidupan di masyarakat,
mengingat setting sosial masyarakat Indonesia yang majemuk dengan aneka-ragam budaya,

xv
bahasa, agama dan kepercayaan. Nilai toleransi merupakan harga mati yang harus dipertahankan
guna menciptakan kehidupan yang harmonis terbebas dari konflik berkepanjangan dan jatuhnya
korban akibat sikap anti toleransi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis memandang toleransi merupakan
satu dari berbagai karakter yang sejak dini perlu ditanamkan dan dibentuk pada peserta didik.
Sikap ini berkaitan dengan kesadaran diri dan kecakapan sosial, seperti sikap saling menghargai,
demokratis, bersahabat, cinta perdamaian dan persatuan, kepedulian sosial, empati dan
kerjasama. Melalui toleransi, niscaya dapat mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang
harmonis, bebas konflik, bebas sikap intoleran, dan memandang kemajemukan sebagai
keindahan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika (Mandayu, 2020, p. 32)

Implementasi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dan pola pembiasaan yang dilakukan oleh
pihak sekolah seperti tidak membeda-bedakan antar umat beragama, tidak adanya rasialisme
dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung oleh hasil penelitain
(Dempsey & Ching, 2016) menyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah Penjelasan buku teks
Bhineka Tunggal Ika juga terkait dengan (1) Filsafat, ideologi dan landasan negara, pancasila (2)
Konstitusi republik Indonesia 1945 (3) Simbol pemersatu negara bangsa indonesia seperti
Bendera nasional, lagu kebangsaan, dan bahasa (4) Sejarah perjuangan indonesia untuk
indepence, dan (5) Sumpah pemuda. Penjelasan ini dimaksudkan untuk memperkuat gagasan
bahwa Bhineka Tunggal Ika telah tertanam dalam kehidupan dan karakter negara-bangsa
indonesia. Ini mewakili jiwa dan karakternya. Oleh karena itu, sekolah yang ingin menerapkan
nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika kepada siswa karena dirasa lebih tepat dan efektif.

xvi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari Penelitian ini Penerapan Multikultural dalam Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam konsep Bhineka Tunggal Ika di Sekolah Dasar harus perlu ditanamkan
dan dibentuk pada peserta didik. Sikap ini berkaitan dengan kesadaran diri dan kecakapan sosial,
seperti sikap saling menghargai, demokratis, bersahabat, cinta perdamaian dan persatuan,
kepedulian sosial, empati dan kerjasama.walaupun demikian antara guru sebagai pendidik
disekolah maupun orang tua hendak lah ikut serta menanamkan nilai ke Bhineka an di tengah –
tengah ligkungan sekolah maupun masyarakat agar siswa tersebut tumbuh menjadi Pemuda
berjiwa Nasional dan Berbudi Luhur. Maka sikap yang diambil oleh seorang guru harus
mencerminkan apa yang diperbuat karena pada dasarnya anak bersifat meniru

xvii
DAFTAR PUSTAKA

A. Farikhatim, A. S. (2016). Mengelolah Keragaman di Sekolah. Gagasan dan Pengalaman


Guru, 23.
Amalia Dwi Pertiwi, D. D. (2021). Implementasi Nilai Pancasila sebagai Landasan Bhineka
Tunggal Ika . Jurnal Kewarganegaraan , 5 (1).
Banks, J. (2002). An Introduction to Multicultural Education. Boston: Allyn and Bacon.
Hanum, F. (2009). Pendidikan Multikultural sebagai sarana membentuk Karakter Bangsa
( Dalam Prespektif Sosiologi Pendidikan ) . Yogyakarta: Seminar Regional DIY Jateng.
Hidayah, L. L. (2019). Pendidikan Mutikultural pada Program Kurikuler di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Ilmu - Ilmu Sosial , 11.
Jarry, D. d. (1991). Multiculturalism. New York: Harper.
Mahmud, C. (2016). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Rosdakarya.
Meytati Rahma, R. S. (2023). Meningkatkan Mutu Peserta Didik melalui Pengimplementasian
Nilai - Nilai Pancasila dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika. ADIJAYA Journal
Multidisiplin, 64-67.
Nur Latifah, A. M. (2021). Pendidikan Multikultural di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar
Nusantara, 2.
Parekh, B. (1997). " National Culture and Multiculturalism"dalam Kenneth Thomson. London:
Sage Publication.
Parekh, B. (1997). National Culture and Multicukulturalism dalam Kenneth Thomson . London :
Sage Publications.
Rusman. (2014). Model -Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

xviii
Setyaningsih, U. (2019). Implementasi Nilai - Nilai Bhineka Tunggal Ika pada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 1 Surakarta Pada tahun pelajaran 2016/ 2017. Civics Education
and Social Science Journal ( CESSJ ), 1(1).
Sipuan, I. W. (2022). Pendekatan Pendidikan Multikultural. AKSARA : Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 2.
Suryana, R. d. (2015). Pendidikan Multikultural . Bandung : Pustaka Setia.
Suryana, Y. (2015). Pendidikan Multikultural " Satu Upaya Penguatan jati Diri bangsa.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Widiarti, I. d. (2016). Implementasi Pendidikan Multikultural sebagai upaya bela negara dalam
membentuk ketahanan nasional di SD Kansius eksperimental Manguan . Jurnal
pendidikan kewarganegaraan dan hukum , 1 - 15.
Widiyanto, D. (2017). Pembelajaran Toleransi dan Keragaman dalam Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Konferensi National Kewarganegaraan , 3.
Widiyanto, D. (2017). Penanaman Nilai Toleransi dan Keberagaman melalui Strategi
Pembelajaran Tematik Storybook pada Mata Pelajaran PPKn di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan , 7.
Zamhari, U. M. (2016). Peran Guru dalam membangun Pendidikan berkesadaran Multikultural
di Indonesia. Quality, 2.

Dempsey, K., & Ching, J. (2016). “Cultural Competence Implication for Counselors in
Training”. Redfame Publishing.
Komalasari, K., & Saripudin, D. (2017). Pendidikan karakter konsep dan aplikasi living values
education. PT Refika Aditama.
Mandayu, Y. Y. B. (2020). Pembentukan Karakter Toleransi Melalui Habituasi Sekolah. Jurnal
PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 5(2), 31.
https://doi.org/10.26737/jpipsi.v5i2.1598
Masamah, U., & Zamhari, M. (2016). Peran Guru Dalam Membangunan Multikultural Di
Indonesia. Quality, 4(2), 271–289.
Tilman, D. (2004). Living Values Activities for Young Adults. Grasindo.

xix

Anda mungkin juga menyukai