Disusun Oleh :
Nama :Dorawan Lia Sihite ( 8226181006 )
Nurhabibah Meha ( 8226181010 )
Rifa Atul Suaidah Lubis ( 8226181017 )
Kelas : DIKDAS A 2022
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya
penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun pembahasan mengenai Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dalam penanaman Konsep KeBhinekaan Tunggal Ika di Sekolah Dasar
Makalah ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep
Dasar PKn dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi
tersebut. Harapan kami semoga setelah penyelesaian penulisan makalah ini kami semakin
memahami tentang bagaimana penulisan penulisan makalah yang baik dan benar serta
menambah ilmu tentang konsep dasar PKn.
Di lain sisi, kami mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam penyusunan
penulisan makalah ini. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini yaitu Bapak
Dr. Surya Dharma, M.Pd dan Ibu Dr.Reh Bungana Beru P.A., M.Hum.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan dari
para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi banyak pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................5
A. Hakikat Multikultural...........................................................................................................5
B. Pengertian Pendidikan Multikultural....................................................................................5
C. Hakikat Bhineka Tunggal Ika...............................................................................................8
D. Implementasi Di Sekolah......................................................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................................10
A. Metode Penelitian...............................................................................................................10
B. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................11
A. Hasil....................................................................................................................................11
B. Pembahasan........................................................................................................................12
BAB V PENUTUP........................................................................................................................14
A. Kesimpulan.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia bangsa yang multikultural dimana Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), jumlah penduduk Indonesia diproyeksikan sebanyak 275,77 juta jiwa pada 2022. Dengan
16.771 Pulau, 38 Provinsi, 1.340 suku bangsa, 6 Agama di Indonesia, dan 733 Bahasa Daerah di
Indonesia. Semboyang Bhineka Tunggal Ika, maka meskipun memiliki keragaman budaya,
Indonesia tetap satu. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa
Indonesia.
Negara dengan jumlah penduduk yang besar, negara Indonesia adalah salah satu negara
multikultural terbesar di dunia dengan suku bangsa dengan keragaman budaya dan bahasa,
kepercayaan, kondisi sosial ekonomi, keragaman agama dan gender (Suryana, 2015) Tergantung
situasinya Melihat keberagaman tersebut, dirasa perlu untuk mengembangkan sikap toleran
terhadap siswa Sekolah dasar baru dalam berbagai situasi yang beragam dan sosial Dalam
keragaman tersebut, perilaku apresiatif dapat terbentuk dan lahir dapat membawa ketentraman,
kenyamanan dalam tatanan kehidupan masyarakat (A. Farikhatim, 2016)Toh, itu bisa
meningkatkan toleransi siswa untuk mendukung tercapainya masyarakat multikultural yang
serasi dan serasi.
Indonesia adalah negara yang majemuk Keanekaragaman suku, bahasa, agama dan
budaya. Keberagaman bangsa Indonesia dapat dilihat dari dua sudut pandang Perspektif yaitu
vertikal dan horizontal (Pettalongi, 2013:173). Pluralisme vertikal muncul struktur lapisan sosial
dan lapisan masyarakat, sedangkan secara horizontal menunjukkan adanya satuan-satuan sosial
berdasarkan suku, agama, adat istiadat dan kebiasaan.daerah Ada perbedaan dalam pluralisme
vertical dari tingkat pendidikan, keuangan, pemukiman, pekerjaan dan sosial budaya. Akhir
Vertikal itu mengacu pada kedudukan sosial yang terdapat dalam masyarakat, yaitu kelas sosial.
Dalam arti tertentu, modernitas menjadi perwujudan perbedaan vertikal Perbedaan ini
disebabkan oleh perkembangan alat peradaban manusia pada tatanan sosial yang terpecah kelas
dalam masyarakat.
Realitas pluralisme adalah kebaikan nasional suatu bentuk kearifan lokal dapat
dimanfaatkan untuk memperkuat integritas nasional. Kebhinekaan adalah perbedaan yang dapat
iv
menimbulkan konflik dan integritas nasional. Ada argument dalam masyarakat yang berdasarkan
suku, agama, ras dan antarkelompok. Perbedaan SARA dapat menimbulkan perselisihan antar
kelompok dan individu. (Widiyanto, Pembelajaran Toleransi dan Keragaman dalam Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar, 2017)
Pengalaman hidup bagi bangsa dan Negara untuk membentuk karakter warga Negara
dilaksanakan oleh administrasi Pendidikan. Pendidikan sebagai alat kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan atau dalam kondisi nyata, begitu juga dengan adalah proses kesadaran
Membekali siswa dengan keterampilan Keahlian dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-
hari pelatihan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai mata Pelajaran yang membentuk karakter warga
negara negara yang baik dengan karakter yang cocok Dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pandangan PPKn tentang keberagaman dan Pluralisme sebagai bagian dari identitas yang harus
dijaga dan dilestarikan sebagai landasan nasionalisme (Widiyanto, 2017)
v
Pentingnya pendidikan multicultural adalah metode pencegahan diskriminasi sosial dan
konflik sosial. Juga, masalahnya didasarkan pada kekerasan agama, kerusakan moral, korupsi,
Disintegrasi bangsa masih mewarnai halaman kehidupan indonesia faktor Pluralisme di
Indonesia memberikan arti positif perbedaan kekuatan di sisi lain dapat menimbulkan efek
negative keamanan, sosial-ekonomi dan stabilitas ketidak harmonisan sosial. Ada kebutuhan
paradigma baru yang lebih toleran, yaitu pendidikan multicultural (Mahmud, 2016)
Pendidikan multikultural itu penting pada setiap jenjang pendidikan khususnya sekolah
dasar. masalah ini karena merupakan sekolah dasar pendidikan formal tingkat pertama yang
menjadi pondasi dan pembentukan karakter generasi muda Menurut kebijakan nasional tentang
tugas pendidikan masyarakat Membangun dan mengembangkan potensi pelajar atau warga
negara Indonesia adalah pola pikir, sikap dan berperilaku sesuai dengan standar kehidupan
bangsa yaitu Pancasila. (Hidayah, 2019)
vi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, diedentifikasi rumusan
masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: “ Untuk
mengetahui adanya pengaruh pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam konsep
KeBhineka Tunggal Ika di Sekolah Dasar tersebut ”
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sabagai berikut:
vii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Multikultural
Secara etimologis, istilah multikulturalisme berasal dari kata berikut: moni
(banyak/beraneka ragam) dan kulturen (kebudayaan atau budaya), artinya keragaman budaya.
Istilah multikulturalisme sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan kelompok etnis yang
berbeda dalam masyarakat Saya Multikulturalisme adalah ideologi yang mengakui dan
merayakan perbedaan kesetaraan baik secara individual maupun kultural (Jarry, 1991). Budaya
yang perlu dipahami bukanlah budaya dalam arti sempit, tetapi budaya dalam arti sempit semua
dialektika manusia dalam kaitannya dengan kehidupannya. dialektikabanyak wajah muncul,
seperti sejarah, pemikiran, Budaya linguistik, bahasa dan lain-lain (Zamhari, 2016)
viii
Melanjutkan pendidikan penting sebagai sarana alternatif resolusi konflik
Multikulturalisme di Indonesia. Pendidikan multikultural memegang peranan penting
Minimalkan dan hindari konflik. melalui pendidikan Siswa multikultural tidak diharapkan
meninggalkan akar budaya bangsanya, dan pendidikan multikultural sangat penting dalam
negara demokrasi Sekarang. Begitu pun dengan arus globalisasi Dampak negatif terhadap
kepribadian bangsa tidak mengarah pada siswa. Akhirnya, pendidikan multikultural ini dapat
membantu masyarakat Indonesia menuju masyarakat multikultural yang dapat hidup rukun dan
harmonis perbedaan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Benda Hal ini harus
didukung dengan penerapan konsep demokrasi, hukum dan keadilan, Penghormatan terhadap
hak asasi manusia berdasarkan nilai-nilai ideologis bangsa. (Nur Latifah, 2021)
Pendidikan multikultural pada hakekatnya adalah sikap melihat keunikan orang tanpa
membedakan ras, budaya atau jenis jenis kelamin, jenis kelamin, kondisi fisik atau status
ekonomi seseorang (skeel, 1995). Pendidikan multikultural adalah sebuah strategi Pendidikan
yang menggunakan keragaman latar belakang budaya para Mahasiswa sebagai salah satu
kekuatan pembentukan sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, setidaknya bagi
sekolah sebagai institusi Pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama tentang konsep
kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan dan demokrasi dalam arti luas (Liliweri:2005).
(Sipuan, 2022)
ix
kurikulum yang mendorong kompetisi budaya Pembelajaran tentang pendidikan multikultural
bertujuan untuk memberdayakan siswa Kembangkan rasa hormat untuk orang-orang dari budaya
lain kesempatan untuk bekerja dengan orang atau kelompok orang yang berbeda Pendidikan
multikultural juga membantu siswa mengakui kesesuaian perspektif budaya yang berbeda, Untuk
membantu siswa mengembangkan kebanggaan dalam warisan budaya mereka mereka
menyadarkan siswa bahwa konflik nilai seringkali menjadi penyebab konflik antar kelompok
masyarakat (Savage & Armstrong, 1996) Pendidikan multicultural Upaya yang dilakukan untuk
mengembangkan pandangan siswa hidup dari perspektif budaya yang berbeda yang berbeda dari
budaya yang mereka miliki mereka memiliki dan masih memiliki sikap positif terhadap
perbedaan budaya, ras dan etnis. (Faris & Cooper, 1994) (Sipuan, 2022)
x
Sekolah adalah lembaga pendidikan untuk memberikan kontribusi terhadap kesadaran
generasi muda. Tugas guru adalah melatih, mendisiplinkan pikiran siswa, memberikan
pendidikan Moralitas dan agama, meningkatkan kesadaran nasionalisme, patriotisme dan
kewarganegaraan yang baik (Suryana R. d., 2015). Guru membangun paradigma kebinekaan
dengan sikap demokratis dalam berbagai hal, baik dalam perkataan maupun artifisial
Saat dianalisis, ungkapan Sansekerta terdiri dari kesatuan dalam keragaman kata
Bhineka, Tunggal dan Ika. Kata Bhinneka berasal dari Bhinna dan Ika. Bhina artinya beda dan
Ika artinya itu. Jadi kata Bhineka artinya berbeda. Analisis lain menunjukkan bahwa kata
Bhineka terdiri dari unsur kata “bhinn-a-eka”. Unsur “a” berarti tidak dan “eka” berarti satu.
Kata Bhineka juga bisa berarti “yang bukan”. Kata Tunggal berarti satu, dan Ika berarti itu. Dari
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa semboyan “kesepian dalam keberagaman” berarti
“apa”. berbeda" atau "banyak namun satu". berbagai atau sesuatu perbedaan tersebut terkait
dengan realitas objektif masyarakat Indonesia dengan keragamannya panjang
xi
keharmonisan antara keragaman dan kesunyian Keragaman dan keunikan, antara keragaman dan
kesatuan, antara banyak dan satu pluralisme dan monisme (Meytati Rahma, 2023)
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika digunakan untuk menjaga persatuan dan kesatuan
Persatuan bangsa Indonesia, termasuk konflik yang muncul seperti rasisme dan diskriminasi.
Walaupun orang Indonesia memiliki suku, adat, ras dan agama yang berbeda, namun kita serupa
Rakyat Indonesia harus tetap bersatu dalam perjuangan kemerdekaan. Agar itu benar cita-cita
negara merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur (Amalia Dwi Pertiwi, 2021)
D. Implementasi Di Sekolah
Penerapan pembelajaran tematik diperlukan rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi,
yaitu menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan, mempelejari kompetensi dasar dan
indikator dari mata pelajaran yang dipadukan, memilih dan menetapkan tema, membuat matriks
atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu, menyusun silabus
pembelajaran tematik, penyusunan rencana pembelajaran tematik pengelolaan kelas (Rusman,
2014:260-271).
Peran guru dalam pembelajaran memenuhi syarat kedewasaan, sehat jasmani, dan rohani.
Guru agar dapat menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkannya harus
mengusai ilmu atau bidang studi yang diajarkan. Guru menjadi fasilitator yang memberikan
kebebasan kepada siswa, dapat mendorong perkembangan siswa, memberikan bantuan kepada
siswa dengan tepat, dan membiarkan siswa tumbuh melawati batas-batas perkembangan sendiri.
Selain aspek pengetahuan, guru dalam menjalankan tugas profesional harus mendukung
pembelajaran terpadu. Sikap dan sifat yang harus dimiliki guru pada pembelajaran terpadu, yaitu
xii
fleksibel, bersikap terbuka, berdiri sendiri, peka, tekun, realistik, melihat ke depan, rasa ingin
tahu, ekspresif, dan menerima diri (Majid, 2014: 185-188).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana penerapan multicultural
berbasis ke Bhineka Tunggal ika pada tingkat sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian Kepustakaan. Dimana metode ini bermaksud bahwa penelitian yang dilakukan
dengan cara membaca buku-buku atau majalah dengan sumber data lainnya dalam perpustakaan.
Pada penelitian ini menggunakan dua tahap yakni tahap studi pendahuluan dengan mencari
sumber yang menjelaskan mengenai multicultural disekolah dasar serta Bhineka Tunggal Ika dan
Tahap selanjutnya Tahap kegiatan penelitian dengan mereview literature yang berkaitan dan
menyusun kedalam sebuah artikel
xiii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keberagaman masyarakat Indonesia sebagai masyarakat majemuk yang memiliki
keberagaman suku, budaya, adat istiadah dan perbedaan agama, ras, kebudayaan dan lain
sebagainya menjadikan masyarakat Indonesia yang multikulrural. Hal ini dapat di jadikan
tantanagan dalam mempersatukan Indonesia menjadi masyarakat yang kuat dalam perbedaan dan
keberagamani. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengajarkan pendidikan multikultural sedini
mungkin yang ditanamkan kepada siswa dalam pembelajaran. Seorang guru bertanggung jawab
dalam memberikan pendidikan terhadap siswanya dalam melihat perbedaan yang terjadi dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Maka sikap yang harus diambil seorang guru sebagai seorang pendidik ialah sebagai berikut :
Membangun sikap persamaan ( equality ) Guru dalam konteks ini harus mendorong
kesadaran multikultural dengan membangun semangat empati, equality dan toleransi
kepada peserta didik.
Mendorong substansi sosial dimana Guru dengan pendidikan multikulturalnya selalu
mendorong untuk menegakkan demokrasi sebagai sarana membangun konsensus seluruh
warga Negara
xiv
Membangun Gender Quality dimana Guru dalam membangun kesetaraan gender melalui
pendidikan multikulturalnya hendaknya mendasarkan pada prinsip memberi penekanan
kesamaan dan kesetaraan yang mendasar antara laki-laki dan perempuan serta hak-hak
mereka yang vital (Masamah & Zamhari, 2016, pp. 281–284)
Memperkenalkan Bentuk Rumah adat dan Baju adat dari berbagai etnis
Mengajak siswa untuk mencicipi makanan dari berbagai daerah
Mendengarkan lagu – lagu daerah
Menunjukkan cara berpakaian yang berbeda, baik dari suku bangsa.
B. Pembahasan
Pengertian Bhineka Tunggal Ika. Menurut Toyibi dan Djahiri (1997: 77), “Bhineka
Tunggal Ika adalah keberagaman dalam kesatuan”. Kesatuan merupakan sebuah gambaran ideal.
Dikatakan ideal karena kesatuan merupakan suatu harapan atau cita-cita untuk mengangkat atau
menempatkan unsur perbedaan yang terkandung dalam keanekaragaman bangsa Indonesia ke
dalam suatu wadah, yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesatuan adalah upaya untuk
menciptakan wadah yang mampu menyatukan perbedaan atau keaneka-ragaman. Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika merupakan pernyataan jiwa dan
semangat bangsa Indonesia yang mengakui realitas bangsa yang majemuk, namun tetap
menjunjung tinggi kesatuan. Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa yang tercantum dan
menjadi bagian dari lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila. Diuraikan kata per kata,
Bhineka berarti berbeda, Tunggal berarti Satu, dan Ika berarti Itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
walaupun berbeda-beda, tapi pada hakekatnya satu. Kata lain, seluruh perbedaan yang ada di
Indonesia menuju tujuan yang satu atau sama, yaitu bangsa dan Negara Indonesia. Semboyan
bangsa, artinya Bhineka Tunggal Ika adalah pembentuk karakter dan jati diri bangsa
`Menurut ( Lickona dalam Komalasari & Saripudin, 2017, p. 11) menekankan pentingnya
tiga komponen karakter yang baik, yaitu: karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan
(knowing the good), mencintai atau menginginkan kebaikan (loving or desiring the good), dan
melakukan kebaikan (acting the good).
Menurut (Komalasari & Saripudin, 2017, p. 43) memandang butir - butir toleransi
Tillman tersebut sangat mendukung terciptanya kedamaian dalam kehidupan di masyarakat,
mengingat setting sosial masyarakat Indonesia yang majemuk dengan aneka-ragam budaya,
xv
bahasa, agama dan kepercayaan. Nilai toleransi merupakan harga mati yang harus dipertahankan
guna menciptakan kehidupan yang harmonis terbebas dari konflik berkepanjangan dan jatuhnya
korban akibat sikap anti toleransi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis memandang toleransi merupakan
satu dari berbagai karakter yang sejak dini perlu ditanamkan dan dibentuk pada peserta didik.
Sikap ini berkaitan dengan kesadaran diri dan kecakapan sosial, seperti sikap saling menghargai,
demokratis, bersahabat, cinta perdamaian dan persatuan, kepedulian sosial, empati dan
kerjasama. Melalui toleransi, niscaya dapat mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang
harmonis, bebas konflik, bebas sikap intoleran, dan memandang kemajemukan sebagai
keindahan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika (Mandayu, 2020, p. 32)
Implementasi nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dan pola pembiasaan yang dilakukan oleh
pihak sekolah seperti tidak membeda-bedakan antar umat beragama, tidak adanya rasialisme
dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari. Hal ini didukung oleh hasil penelitain
(Dempsey & Ching, 2016) menyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah Penjelasan buku teks
Bhineka Tunggal Ika juga terkait dengan (1) Filsafat, ideologi dan landasan negara, pancasila (2)
Konstitusi republik Indonesia 1945 (3) Simbol pemersatu negara bangsa indonesia seperti
Bendera nasional, lagu kebangsaan, dan bahasa (4) Sejarah perjuangan indonesia untuk
indepence, dan (5) Sumpah pemuda. Penjelasan ini dimaksudkan untuk memperkuat gagasan
bahwa Bhineka Tunggal Ika telah tertanam dalam kehidupan dan karakter negara-bangsa
indonesia. Ini mewakili jiwa dan karakternya. Oleh karena itu, sekolah yang ingin menerapkan
nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika kepada siswa karena dirasa lebih tepat dan efektif.
xvi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari Penelitian ini Penerapan Multikultural dalam Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dalam konsep Bhineka Tunggal Ika di Sekolah Dasar harus perlu ditanamkan
dan dibentuk pada peserta didik. Sikap ini berkaitan dengan kesadaran diri dan kecakapan sosial,
seperti sikap saling menghargai, demokratis, bersahabat, cinta perdamaian dan persatuan,
kepedulian sosial, empati dan kerjasama.walaupun demikian antara guru sebagai pendidik
disekolah maupun orang tua hendak lah ikut serta menanamkan nilai ke Bhineka an di tengah –
tengah ligkungan sekolah maupun masyarakat agar siswa tersebut tumbuh menjadi Pemuda
berjiwa Nasional dan Berbudi Luhur. Maka sikap yang diambil oleh seorang guru harus
mencerminkan apa yang diperbuat karena pada dasarnya anak bersifat meniru
xvii
DAFTAR PUSTAKA
xviii
Setyaningsih, U. (2019). Implementasi Nilai - Nilai Bhineka Tunggal Ika pada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 1 Surakarta Pada tahun pelajaran 2016/ 2017. Civics Education
and Social Science Journal ( CESSJ ), 1(1).
Sipuan, I. W. (2022). Pendekatan Pendidikan Multikultural. AKSARA : Jurnal Ilmu Pendidikan
Nonformal, 2.
Suryana, R. d. (2015). Pendidikan Multikultural . Bandung : Pustaka Setia.
Suryana, Y. (2015). Pendidikan Multikultural " Satu Upaya Penguatan jati Diri bangsa.
Bandung: CV. Pustaka Setia.
Widiarti, I. d. (2016). Implementasi Pendidikan Multikultural sebagai upaya bela negara dalam
membentuk ketahanan nasional di SD Kansius eksperimental Manguan . Jurnal
pendidikan kewarganegaraan dan hukum , 1 - 15.
Widiyanto, D. (2017). Pembelajaran Toleransi dan Keragaman dalam Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Konferensi National Kewarganegaraan , 3.
Widiyanto, D. (2017). Penanaman Nilai Toleransi dan Keberagaman melalui Strategi
Pembelajaran Tematik Storybook pada Mata Pelajaran PPKn di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan , 7.
Zamhari, U. M. (2016). Peran Guru dalam membangun Pendidikan berkesadaran Multikultural
di Indonesia. Quality, 2.
Dempsey, K., & Ching, J. (2016). “Cultural Competence Implication for Counselors in
Training”. Redfame Publishing.
Komalasari, K., & Saripudin, D. (2017). Pendidikan karakter konsep dan aplikasi living values
education. PT Refika Aditama.
Mandayu, Y. Y. B. (2020). Pembentukan Karakter Toleransi Melalui Habituasi Sekolah. Jurnal
PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 5(2), 31.
https://doi.org/10.26737/jpipsi.v5i2.1598
Masamah, U., & Zamhari, M. (2016). Peran Guru Dalam Membangunan Multikultural Di
Indonesia. Quality, 4(2), 271–289.
Tilman, D. (2004). Living Values Activities for Young Adults. Grasindo.
xix