Anda di halaman 1dari 11

PEMBENTUKAN FIIL MUDHORE DAN WAZAN WAZAN FIIL MADHI

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah sharaf


Dosen pengampu : Dr. Asep Nursyamsi, S. Ag. M.SI

Disusun oleh :
Kelompok 5
Muhammad Azril (22120611)
Moh. Shofhan Jamil (22120621)
Nurhilmiyah (22120441)
Nurul Syafitri (22120451)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS KH. RUHIAT CIPASUNG
2023 M/ 1444 H
KATA PENGANTAR

Yang paling kami utamakan yaitu memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT.
Yang telah memberikan kelancaran dan kesabaran dalam menyelesaikan salah satu tugas
kami berupa makalah mata kuliah Sharaf ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda alam yakni Nabi
besar Muhammad SAW. Tidak lupa pula kepada keluarga, sahabat, tabi’in tabi’at dan kita
selaku umatnya semoga di yaumul akhir nanti mendapatkan syafaat dari beliau. Dengan
disusunnya makalah ini semoga bisa memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca. Jika ada kesalahan dalam pembahasan ataupun penulisan, kami
memohon maaf sebesar-besarnya.

Tasikmalaya, 20 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Fi’il Madhi
B. Wazan-wazan fi’il Madhi
C. Pembentukan Fi’il Mudhori
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fi’il merupakan salah satu bagian dari kalam Arab selain isim dan huruf.
Fi’il adalah kata yang menunjukkan perbuatan yang berhubungan dengan waktu
tertentu. Waktu yang terikat dengan fi’il ini ada 3, yaitu masa lampau, masa
sekarang dan masa yang akan datang. Dalam susunan kaliamat bahasa Arab, fi’il
ini menentukan jenis kalimat yang tersusun. Fi’il menurut keaslian hurufnya itu,
ada kalanya tsulatsi dan adakalanya ruba’i, dan tiap-tiap dari keduanya adakalanya
mujarrod (sepi dari huruf tambahan) dan adakalanya mazid (adanya penambahan
huruf).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Fiil Madhi beserta Wazan-wazannya ?
2. Bagaimana Pembentukan Fiil Mudhore ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Fiil Madhi beserta Ciri-cirinya dan Wazannya
2. Untuk Mengetahui Pembentukan Fiil Mudhore
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiil Madhi
Definisi fiil madhi
‫ما د ّل على حدث مضى وانقضى‬
“Lafadz yang menunjukkan makna kejadian (perbuatan) yang telah berlalu”.
Jadi Fi'il Madhi ( ‫ )فعل ماضي‬adalah kata kerja yang menunjukkan peristiwa di masa lalu.
Dalam beberapa situasi, fi'il madi juga bisa menyatakan makna mustaqbal yaitu keterangan
waktu sekarang dan masa depan.
B. Wazan-wazan Fiil Madhi
a). Fi'il madh tsulatsi mujarrod memiliki 3 wazan dan untuk membuat rumus tashrif
menggunakan huruf fa ‫ف‬, 'ain ‫ع‬, lam )‫ل (فَ َع َل‬.
1. fa'ala ‫ فَ َع َل‬dengan me-fathah-kan 'ain ‫ ع‬fiil madhi
2. fa'ila ‫ فَ ِع َل‬dengan me-kasroh-kan 'ain ‫ ع‬fiil madhi
3. fa'ula ‫ فَ ُع َل‬dengan me-dhommah-kan 'ain ‫ ع‬fiil madhi
 Dimana fiil tsulasi mujarrod turut kepada wazan ‫ َل‬X‫فَ َع‬, maka ain fiil mudhorenya
memiliki tiga jalan, yaitu:
1. ‫فَ َع َل يَ ْفعُل‬
2. ‫فَ َع َل يَ ْف ِع ُل‬
3. ‫ف َع َل يل ْف َع ُل‬
 Dimana fiil tsulasi mujarrod turut kepada wazan ‫ فَ ِع َل‬, maka ain fiil mudhorenya
memiliki dua jalan, yaitu:
1. ‫فَ ِع َل يَ ْف َع ُل‬
2. ‫فَ ِع َل يَ ْف َع ُل‬
 Dimana fiil tsulasi mujarrod turut kepada wazan ‫فَ ُع َل‬, maka ain fiil mudhorenya hanya
memiliki satu jalan, yaitu: ‫فَع َُل يَ ْف ُع ُل‬
Seperti yang dijelaskan dalam qoidah:
ْ ‫ض ٌم َكس َْر‬
‫تان‬ َ ‫ َك ْس ٌر َوفَ ْت ٌح‬# ‫ض ٌم فَ ْت ٌح َك ْس ٌرفَ ْت َحتا َ ْن‬
َ ‫ض ٌم‬ َ ‫فَ ْت ٌح َو‬
N Wazan Contoh fiil
O
1 ‫فَ َع َل – يَ ْف ُع ُل‬ ‫ص ُر‬ ُ ‫َص َر – يَ ْن‬ َ ‫ن‬
2 ‫فَ َع َل – يَ ْف ِع ُل‬ ُ‫ب – يَضْ ِرب‬ َ ‫ض َر‬ َ
3 ‫فَ َع َل – يَ ْف َع ُل‬ َ ْ
‫فت َح – يَفت ُح‬ َ َ
4 ‫فَ ِع َل – يَ ْف ِع ُل‬ ‫َعلِ َم – يَ ْعلَ ُم‬
5 ‫فَ َع َل – يَ ْف َع ُل‬ ُ‫َحسُنَ – يَحْ ُسن‬
6 ‫فَ ِع َل – يَ ْف ِع ُل‬ ُ‫ب – يَحْ ِسب‬ َ ‫َح ِس‬

b). Fiil madhi tsulatsi mazid fih warna pertama memiliki tiga bab, yaitu:
 Wazan ‫أفعل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod diikutkan wazan ‫ أفعل‬dengan menambahkan hamzah
qotho’, dipermulaannya berfaidah:
1) ta’diyyah yaitu menjadikan fa’ilnya fi’il (pelaku
perbuatan) menjadi maf’ul (objek perbuatan)
2) masuknya fa’il (pelaku) pada suatu
Waktu
3) menujunya fail pada suatu tempat
4) adanya sumber fi’il itu di fa’ilnya
5) mubalaghoh atau melebih-lebihkan makna fi’il.
 Wazan ‫فعّل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod diikutkan wazan ‫ فعّل‬dengan menambahkan tadl’if
(mendobel ‘ain fi’ilnya) berfaidah :
1) ta’diyyah ( ‫ ) للتعدية‬menjadikan fi’il lazim menjadi fi’il muta’adi (menjadikan
fa’ilnya fi’il menjadi maf’ul)
2) taktsir (‫ ) للتكثير‬untuk menunjukkan banyaknya perbuatan
3) nisbatul fi’il (‫ ) لنسبة المفعول إلى أصل الفعل‬menisbatkan objek dengan kata dasar fi’il,
4) menghillangkan makna dasar fi’il dari objeknya (maf’ul)
( ‫ )التخاد الفعل من االسم‬membuat fi’ildari sebuah isim.
 Wazan ‫فاعل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod diikutkan wazan ‫ فاعل‬dengan menambahkan alif setelah
fa’ fa’il berfaidah:
1) musyarokah (persekutuan) antara dua orang
2) Berfaidah sebagaimana wazan ‫ فعّل‬yang berfaidah taktsir (memperbanyak)
3) Berfaidah sebagaimana wazan ‫ أفعل‬yang berfaidah ta’diyah
4) Berfaidah sebagaima mujarrodnya.
c). Fiil madhi tsulatsi mazid fih warna kedua memiliki 5 bab, yaitu:
 Wazan ‫انفعل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ انفعل‬dengan menambah hamzah
washal di awalnya dan nun setelahnya, berfaidah: 1) muthowa’ahnya fi’il yang
mengikuti wazan 2 ,‫ ) فعل‬muthowa’ahnya fi’il yang mengikuti wazan
 Wazan ‫افتعل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ افتعل‬dengan menambah hamzah
washal di awalnya dan ta’ diantara a’in dan fa’ fi’ilnya, memiliki faidah: 1)
muthowa’ahnya fi’il yang mengikuti wazan 2 , ‫ ) فعل‬membuat sesuatu dari asal fi’il, 3)
melebih- ‫ تفاعل‬yang berfaidah musyarokah (persekutuan), 6) tholab (meminta).
 Wazan ‫افع ّل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ افع ّل‬dengan menambah hamzah
washal di awalnya dan mendobel pada lam fi’il, memiliki faidah: 1) menunjukkan
bahwa fa’il telah masuk pada suatu sifat, 2) melebih- lebihkan makna suatu sifat.
 Wazan ‫تفعّل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan dengan menambah ta’ di
awalnya
dan mendobel setelah fa’ fi’ilnya, memiliki faidah: 1) muthowa’ahnya fi’il yang
mengikuti wazan 2 ,‫ ) فعّل‬takalluf, artinya berusahanya fa’il dengan keras agar
perbuatan itu dapat berhasil, 3) fa’il menjadikan maf’ul sebagai asal fi’il (sumber
fi’il), 4) utuk menunjukkan bahwa fa’il menjauhi suatu perbuatan (sumber fi’il), 5)
shoiruroh, artinya berubahnya fa’il menjadi pokok fi’il, 6) menunjukkan
keberhasilan perbuatan (asal fi’il) berkali-kali, 7)tholab, artinya berusaha atau
meminta sesuatu (asal fi’il) kepada maf’ulnya.
 Wazan ‫تفاعل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ تفاعل‬dengan menambah ta’ di
awalnya dan alif setelah fa’ fi’ilnya, memiliki faidah: 1) musyarakah baina istnaini
faaktsar (persekutuan diantara dua orang atau lebih), artinya perbuatan itu
ditimbulkan oleh dua orang atau lebih, 2) menampakkan sesuatau yang sebenarnya
tidak terjadi, 3) terjadinya perbuatan secara berangsur-angsur (tidak satu kali), 4)
mendatangkan arti fi’il tsulatsi mujarrodnya (ma’nanya sama dengan ma’na
tsulatsi mujarrodnya), 5) muthowa’ahnya fi’il yang mengikuti wazan ‫ فاعل‬yang
berfaidah ta’diyah.
d). Fiil madhi tsulatsi mazid warna ketiga memiliki 4 wazan, yaitu:
 Wazan ‫استفعل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ استفعل‬dengan menambah hamzah
washal, sin dan ta’ di awalnya, memiliki faidah:
1) tholab, artinya permintaan fa’il pada asal fi’il dari maf’ulnya
2) wujdan sifah, artinya fa’il menganggap maf’ul pada suatu sifat
3) tahawul, artinya berubahnya fa’il pada asal fi’il
4) takalluf yaitu, berusahanya fa’il dengan keras agar asal fi’il itu dapat tercapai
5) mengganti fi’il tsulatsi mujarrodnya
6) muthowa’ahnya fi’il yang mengikuti wazan ‫ فعل‬dan .‫أفعل‬
 b. Wazan ‫افعوعل‬
` Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ افعوعل‬dengan menambah
hamzah washal, mendobel a’in fi’ilnya dan menambah wau diantara dua a’in fi’ilnya,
berfaidah:
1) mubalaghah (melebih-lebihkan makna fi’il)
2) menggantikan fi’il tsulatsi mujarrodnya.
 c. Wazan ‫افعا ّل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ افعا ّل‬dengan menambah hamzah
washal dan alif setelah a’in fi’il serta mendobel lam fi’ilnya. Fi’il yang diikutkan
wazan ini hanya memiliki satu faidah yaitu melebih-lebihkan sifat yang telah
dimasuki oleh fa’il.
 d. Wazan ‫افعوّل‬
Fi’il tsulatsi mujarrod yang mengikuti wazan ‫ افعوّل‬dengan menambah hamzah
washal dan dua wawu setelah a’in fi’ilnya. Fi’il yang mengikuti wazan sama dengan
fi’il yang mengikuti wazan ‫ افعا ّل‬hanya memiliki satu faidah yaitu melebih-lebihkan
fi’il lazim seperti .‫اجلوّذ اإلب‬
e). Fiil madhi rubai mujarod terbagi menjadi dua warna, yaitu:
 Warna pertama seperti contoh wazan ‫ تفعلل‬maujun ‫ تدحرج‬terdiri dari satu bab
mempunyai mulhak delapan .
 Warna kedua seperti contoh wajan ‫ افتعنلل‬maujun ‫ اخرنخم‬terdiri dari dua bab
mempunyai tiga mulhak.
C. Pembentukan fiil mudhori
a. Cara membentuk fiil mudhori mabni fa’il dari fiil tsulatsi mujarod, yaitu:
 Jika fiil madhinya ‫ فَ َع َل‬maka fiil mudhorenya bisa disamakan dengan 3
wazan yaitu: ‫ يَ ْف ُع ُل‬,ُ‫ يَ ْف ِعل‬,ُ‫ يَ ْف َعل‬contohnya: ‫ يَ ْفتَ ُح‬, ُ‫ يَضْ ِرب‬,ُ‫صر‬
ُ ‫يَ ْن‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ فَ ِع َل‬maka fiil mudhorenya bisa disamakan
dengan 2 wazan, yaitu; ‫ يَ ْعلِ ُم‬,‫ يَ ْعلَ ُم‬contohnya: ‫ يحسب‬,‫يَ ْعلَ ُم‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ فَ ُع َل‬maka fiil mudhorinya bisa disamakan
dengan wazan: ‫ يَ ْف ُع ُل‬contohnya: ُ‫يَح ُسن‬
b. Cara membentuk fiil mabni fail dari fiil tsulatsi mazid terbagi kedalam 3
warna, yaitu:
Warna I
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ اف َع َل‬maka fiil mudhorinya disamakan
dengan wazan: ‫ يُف ِع ُل‬contohnya:‫ُكر ُم‬ ِ ‫اك َر َم – ي‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ فَ َّع َل‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ‫ يُفَ َّع ُل‬contohnya:ُ‫فَ َّر َح – يُفَ ِّرح‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ فَاع ََل‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ‫ يُفَا ِع ُل‬contohnya: ‫قَاتَ َل – يُقَاتِ ُل‬
Waran II
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ انفَ َع َل‬maka fiil mudhorinya disamakan
dengan wazan: ‫ يَنفَ ِع ُل‬contohnya: ‫ يَن َك ِس ُر‬- ‫ان َك َس َر‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ افتَ َع َل‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ‫ يَفتَ ِع ُل‬contohnya:ُ‫اجتَ َم َع – يَجتَ ِمع‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ اف َع َّل‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ُّ‫ يَف َعل‬contohnya: ُّ‫ يَح َمر‬- ‫اح َم َّر‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ تَفَ ّع َل‬maka fiil mudhorinya disamakan
dengan wazan: ‫ يَتَفَ َّع ُل‬contohnya: ‫تَ َكلَّ َم – يَتَ َكلَّ ُم‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ تَفَا َع َل‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ‫ يَتَفَا َع ُل‬contohnya:ُ‫تَبَا َع َد – يَتضا َعد‬
Warna III
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ استَف َع َل‬maka fiil mudhorinya disamakan
dengan wazan: ‫ يَستَف ِع ُل‬contohnya: ‫َخر ُج‬ ِ ‫ يَست‬- ‫َخر َج‬ َ ‫است‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ اف َعا َّل‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ُّ‫ يَف َعال‬contohnya: ُّ‫اح َما َّر – يَح َمار‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ اف َعو َع َل‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ‫ يَف َعو ِع ُل‬contohnya: ‫ يَجلَ َّو ٌد‬- ‫اجلَ َّو َد‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫ اف َعنلَ َل‬maka fiil mudhorinya disamakan
dengan wazan: ‫ يَف َعنلِ ُل‬contohnya: ‫ يَح َرن ِج ُم‬-‫اح َرن َج َم‬
 Jika fiil madhinya berwazan ‫اف َعنلَي‬maka fiil mudhorenya disamakan
dengan wazan: ‫نلي‬
ِ ‫ يَف َع‬contohnya:‫نقي‬ ِ َ‫ق – يَسل‬ َ ‫اسلَن‬
c. Cara membuat fi’il mudhore mabni fa’il dari fi’il ruba’i mujarod yaiyu
disamakan dengan wazan: ‫ يُفَعلِ ُل‬- ‫فَعلَ َل‬contohnya: ‫َحر ُج‬ ِ ‫ يُد‬- ‫دَح َر َج‬
d. Cara membuat fiil mudhore mabni fa’il dari ruba’i majid yaitu:
 Jika fiil madhinya sama dengan wazan ‫ تَفَعلَ َل‬maka fi’il mhidorenya
disamakan dengan wazan: ‫ يَتَفَعلَ ُل‬contohnya: ‫يَتَدَح َر ُج‬- ‫َحر َج‬ َ ‫تَد‬
َ
 Jika fiil madhinya sama dengan wazan ‫ اف َعنل َل‬maka fi’il mhidorenya
disamakan dengan wazan:‫ يَ ْف َعنلِ ُل‬contohnya: ‫يَح َرن ِج ُم‬- ‫اِح َرن َج َم‬
 Jika fiil madhinya sama dengan wazan ‫اف َعلَ َّل‬maka fi’il mhidorenya
disamakan dengan wazan: ‫ يَ ْف َعلِ َّل‬contohnya: ‫اِق َش َعل َّر – يَق َش ِع َّر‬
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fi'il Madhi ( ‫ )فعل ماضي‬adalah kata kerja yang menunjukkan peristiwa di masa
lalu. Dalam beberapa situasi, fi'il madi juga bisa menyatakan makna mustaqbal yaitu
keterangan waktu sekarang dan masa depan.

B.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Asep Nursyamsi, S. Ag. M. SI, Diktat Shorof Kaelani: Tasikmalaya (2015).
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fi%27il_Madhi#:~:text=Fi'il%20Madhi%20
Moh Nizar Alwi, ANALISIS FI’IL TSULATSI MUJARROD DAN MAZID
BESERTA FAIDAHNYA DALAM KITAB AYYUHAL WALAD: 20 MEI 2023

1. 1.
1.
2.

Anda mungkin juga menyukai