Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN LUKA BAKAR

DISUSUN OLEH :

1. FAZAR NUGROHO : 21142019026.P


2. DARMANTO : 21142019027.P
3. MARTINI : 21142019031.P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BINA HUSADA PALEMBANG
LAPORAN PENDAHULUAN
COMBUSTIO (LUKA BAKAR)

A. Pengertian
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringanyang
disebabkan kontak dengan sumber yang memiliki suhu yang sangat tinggi (misalnya
api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi) atau suhu yang sangat rendah
(Moenadjat, 2011).
Luka bakar dapat terjadi karena adanya kontak dengan sumber panas ataupun
suhu yang sangat rendah, zat kimia, listrik, radiasi dan cahaya. Berbagai aktifitas
sehari-hari yang dilakukanpun dapat menjadi penyebab terjadinya luka bakar
misalnya kecelakaan yang menyebabkan meledaknya kendaraan, memegang
peralatan dalam keadaan panas sewaktu memasak, tersengat arus listrik ataupun
karena sebab lainnya (Azhari, 2012)
B. Etiologi
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar ultraviolet, sinar X, radiasi nuklir,
listrik,  bahan kimia, abrasi mekanik. Luka bakar yang disebabkan oleh panas api, uap
atau cairan yang dapat membakar merupakan hal yang lasim dijumpai dari luka bakar
yang parah.

C. Patofisiologi
Akibat dari luka bakat tersebut kulit akan mengalami kerusakan pada
epidermis, dermis maupun jaringan subkutan, hal itu tergantung dari faktor penyebab
dan lamanya kontak dengan sumber panas. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi
itegritas kulit dan kematian- kematian sel. Luka bakar dapat dibedakan menjadi 3
menurut kedalamannya :
1. Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat I merusak bagian kulit yaitu epidermis, ini biasa dikarenakan
akibat terjemur matahari. Pada awalnya terasa nyeri dan kemudian gatal akibat
stimulasi reseptor sensoris dan biasanya akan sembuh dengan spontan tanpa
meninggalkan jaringan parut.
2. Luka bakar derajat II
Luka bakar ini mengenai kulit bagian epidermis dan dermis, termasuk kelenjar
keringat dan sebasea, saraf sensoris ddan motorik, kapiler dan folikel rambut.
Luka ini akan sembuh dalam waktu berkisar 3 sapai 35 hari. Namun bila luka ini
mengalami infeksi atau suplai darahnya mengalami gangguan maka luka ini dapat
berubah menjadi luka bakar dengan kedalamannya penuh.
3. Luka bakar derajat III
Yang terkena dalam luka bakar derajat III adalah bagian lapisan lemak. Pada
lapisan ini banyak mengandung kelenjar keringat dan akar folikel rambut. Luka
akan tampak berwarna putih , coklat, merah atau hitam. Luka ini tidak akan
menimbulkan rasa nyeri karena semua reseptor sensoris telah mengalami
kerusakan total.

D. klasifikasi luka bakar


Luka bakar diklasifikasikan :
1. Keparahannya
a. Luka bakar minor, yakni cedera luka bakar ketebalan partial yang kurang dari
15 % LPTT pada orang dewasa dan 10 % LPTT pada anak- anak.
b. Luka bakar sedang yakni cedera ketebalan partial dengan 15 % sampai 25 %
dari LPTT pada orang dewasa atau 10 % sampai 20 % LPTT pada anak- anak.
c. Luka bakar mayor, yakni cedera ketebalan partial lebih dari 25 % LPTT pada
orang dewasa atau 20 % pada anak- anak, mengenai daerah mata, wajah,
telinga, kaki dan perineum.
2. Lokasi
Luka bakar pada kepala, leher dan dada seringkali mempunyai kaitan erat
dengan komplikasi pulmonal.
Luka bakar yang mengenai wajah erat kaitannya mengenai mata yang dapat
menyebabkan abrasia kornea. Bila pada telinga dapat menyebabkan kordritis
aurikuler dan rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Bila
luka bakar mengenai ekstrimitas akan menyebabkan kehilangan waktu yang lama
untuk dapat bekerja kembali.
Luka bakar yang mengenai daerah peritoneum akan memudahkan terjadinya
infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses.
3. Ukuran luka bakar
Ukuran luka bakar ditentukan dengan salah satu dari dua metode yaitu role
of nine atau diagram Lund & Browder. Ukuran luka bakar ditunjukan dengan
presentasi LPTT (luas permukaan tubuh total).
4. Usia korban luka bakar
Usia sangat mempengaruhi keparahan dan keberhasilan dalam perawatan
luka bakar. Angka kematian terjadi lebih tinggi jika luka bakar terjadi pada anak-
anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama mereka kelompok uasia 0- 1
tahun dan klien berusia 65 tahun.

E. Penatalaksanaan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penatalaksanaan
luka bakar yaitu ; penyembuhan luka, infeksi dan penganan luka.
1. Penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka terbagi dalam tiga fase yaitu inflamasi, fibroblastik dan
maturasi.
2. Infeksi
Masalah yang sering terjadi yaitu adanya infeksi yang anantinya akan diikuti
terjadinya sepsis, sehingga perlu diperhatikan adanya tanda- tanda infeksi
meliputi merah, bengkak, nyeri dengan jumlah mikroorganisme lebih dari
100.000/gram jaringan.
3. Penanganan luka
Penanganan luka merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi
maupun menghindari terjadinya sindrom kompartement karena adanya luka bakar
circumferencial.
Pathways

Luka bakar

Derajat I Derajat II Derajat III

Epidermis Lapisan lemak


Epidermis dan dermis

Stimulasi reseptor Sensori abnormal


sensoris Lepuh dan oedem

Gangguan Permeabilitas Penurunan kesadaran


Nyeri
perfusi jaringan pembuluh darah
Resti injuri
Gangguan integritas
kulit Elektrolit dan protein
keluar Resti infeksi
Cemas

Gangguan
keseimbangan cairan
el
Gangguan
F. Diagnosa pernafasan
keperawatan
Derajat I
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, luka
2. Gangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis.
Derajat II
1. Gangguan integritas kulit b/d terjadi lepuh dan oedem pada kulit.
2. Gangguan pernafasan b/d penyumbatan saluran pernafasan karena oedem
3. Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang kodisinya.
4. Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit b/d haluaran cairan elektrolit me↑
Derajat III
1. Resti infeksi b/d terbukanya lapisan kulit pelindung.
2. Resti injuri b/d penurunan kesadaran
G. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan rasa Rasa nyeri berkurang Tutup luka sesegera Suhu berubah dan gerakan
nyaman nyeri b/d setelah dilakukan mungkin. udara dapat menyebabkan nyeri
stimulasi saraf tindakan keperawatan hebat pada pemajanan ujung
sensoris, luka selama 2 x 24 jam saraf
dengan KH :
- pasien mengatakan Berikan tempat tidur Peninggian linen dari luka
nyeri berkurang. ayunan sesuai indikasi membantu menurunkan nyeri
- Pasien menunjukan
skala nyeri pada Tutup jari/ ekstrimitas pada Posisi fungsi menurunkan
angka 3. posisi yang berfungsi deformitas/ kontraktur dan
- Ekspresi wajah klien menggunakan bebat dan meningkatkan kenyamanan.
rileks. papan kaki sesuai
keperluan

Ubah posisi dengan sering Gerakan dan latihan dapat


dan rentang gerak pasif dan menurunkan kekakuan sendi
aktif sesuai indikasi dan kelelahan otot.

Kaji keluhan nyeri, Nyeri hampir selalu ada pada


perhatikan lokasi/ karakter hampir setiap derajat dan yang
dan intensitas (skala 0-10) paling berat saat ganti balutan
atau debridemen.
Bantu pasien untuk Pernyataan memungkinkan
mengungkapkan pengungkapan emosi dan dapat
perasaannya tentang nyeri. meningkatkan mekanisme
koping.

Kolaborasi pemberian Dengan analgetik membantu


analgetik sesuai indikasi meningkatkan rasa nyaman
Gangguan perfusi Setelah dilakukan Kaji warna, sensasi, Pembentukan oedem dapat
jaringan b/d tindakan keperawatan gerakan, nadi perifer dan secara cepat menekan
kerusakan selama 2 X 24 jam pengisian kapiler pada pembuluh darah, sehingga
jaringan pasien dapat ektrimitas luka bakar mempengaruhi sirkulasi.
epidermis memperlihatkan hasil : melingkar
- Nadi perifer teraba
dengan kualitas dan Tinggikan ektrimitas yang Meningkatkan sirkulasi
kuantitas yang sakit dengan tepat. sistemik
sama.
- Pengisisan kapiler Monitor TTV secara teratur Disritmia jantung dapat terjadi
baik dan warna kulit tiap 30 menit karena perpindahan elektrolit
normal pada area
yang cidera.

Gangguan Setelah dilakukan Perhatikan jaringan Memberikan informasi tentang


integritas kulit b/d tindakan keperawatan nekrotik dan kondisi kebutuhan penanaman kulit dan
terjadi lepuh dan selama 2 X 24 jam sekitar luka kemungkinan petunjuk tentang
oedem pada kulit pasien dapat sirkulai the graft
memperlihatkan hasil
KH : Evaluasi warna sisi graft Mengevaluasi keefektifan
- Pada kulit pasien dan donor sirkulasi dan mengidentifikasi
tumbuh adanya terjadinyta komplikasi.
regenerasi kulit
- Mencapai
penyembuhan tepat
waktu pada area
luka

Gangguan Setelah dilakukan Kaji reflek menelan Dugaan cidera inhalasi


pernafasan b/d asuhan keperawatan
penyumbatan selama 3 X 24 jam Dorong batuk/ latihan Meninggikan ekspansi,
saluran tidak ada gangguan nafas dalam dan perubahan memobilisasi, dan drainase
pernafasan karena siositem perbafasan posisi sering
oedem dengan KH :
- menunjukan bunyi Hisapan pada perawatan Membantu mempertahankan
nafas yang benar ekstrem, pertahankan jalan nafas bersih, tetapi harus
- Frekuensi dalam teknik steril. waspada karena oedem trakeal.
rentang normal
Selidiki perubahan Perubahan kesadaran dapat
perilaku/ mental contoh menunjukan terjadinya
. gelisah agitasi, kacau hipoksia.
mental

Kolaborasi pemberian O2 memperbaiki hipoksemia


pelembab O2 melalui cara dan asidosis, pelembab
yang tepat. menurunkan terjadinya
pengeringan saluran
pernafasan.

Cemas b/d Setelah mendapatkan Berikan informasi Pasien akan mengetahui akan
kurangnya pendidikan kesehatan kesehatan kodisi tubuhnya
pengetahuan tentang kodisinya
tentang kodisinya pasien tidak sring Kaji ulang perawatan luka Meningkatkan kemampuan
bertanya dengan KH : bakar, identifikasi sumber merawat diri setelah pulang dan
- paham akan yang tepat untuk perawatan meningkatkan kemandirian.
kodisinya, prognosis pasien rawat jalan dan
dan pengobatan bahannya.
- berpartisipasi dalam
program pengobatan
Gangguan Tidak terjadi gangguan Awasi TTV. Perhatikan Memberikan pedoman untuk
keseimbangan haluaran urine setelah pengisian kapiler dan penggantian cairan dan
cairan, elektrolit dilkakukan tindakan kekuatan nadi perifer mengkaji respon
b/d haluaran keperawatan dengan kardiovaskuler
cairan elektrolit KH :
- menunjukan Awasi haluaran urine dan Urine dapat berwarna merah
haluaran urin yang berat jenis. Observasi karena adanya darah dan
adekuat, TTV stabil warna urine dan hemates mioglobin.
dan membran sesuai indikasi
mukosa lembab
Pertahankan pencatatan Penggantian masif/ cepat
kumulatif yang jumlah dan dengan tipe cairan yang
tipe pemasukan cairan berbeda

Kolaborasi pemasangan Memungkinkan obsevasi ketat


urine kateter tak menetap fungsi ginjal dan mencegah
statis atau reflek urine.

Resti infeksi b/d Infeksi tidak terjadi Implementasikan teknik Tergantung luasnya luka dan
terbukanya setelah dilakukan isolasi yang tepat sesuai untuk menurunkan infeksi
lapisan kulit perawatan selama 3 X indikasi silang.
pelindung. 24 jam KH :
- bebas eksudat Gunakan sarung tangan Mencegah terpajan pada
purulen dan tidak masker, skort dan teknik organisme infeksius
demam aseptik kuat selama proses
perawatan
Resti injuri b/d injuri tidak terjadi Jauhkan benda tajam yang Mencegah terjadinya fraktur
penurunan setelah menjalani ada disekitar pasien
kesadaran perawatan dengan KH :
- tidak ada cidera Pasang pengaman pada Pasien tidak akan terjatuh
tempat tidur
DAFTAR PUSTAKA
Moenadjat Y. Luka Bakar Masalah dan Tatalaksana. 4th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2011.

Anonymous. (2015). Tangani Luka Bakar dengan Benar. Diakses pada tanggal
28September 2017 dari http://www.republika.co.id

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: NuhaMedika

Anda mungkin juga menyukai