Anda di halaman 1dari 4

*Pengenalan Kelompok:*

Perkenalkan kami:

1. Banyu Anugrah Amir (08)

2. Fahmi Abid Ramadhan (15)

3. Taura Ardia Navaro (31)

Kami akan melakukan presentasi Biografi yaitu:

*Biografi Nadiem Makarim*

*Nadiem Makarim Terkenal sebagai :*

CEO Gojek dan sekarang Menteri Pendidikan.

*Latar Belakang Tokoh:*

Nadiem Anwar Makarim adalah putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Nadiem memiliki latar belakang yang beragam. Dari ayahnya ia merupakan keturunan Arab-Minang,
sedangkan dari ibunya campuran Arab-Jawa-Madura. Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara
terkemuka, sedangkan ibunya merupakan penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang
perintis kemerdekaan Indonesia.

*Perjalanan Hidup, Pendidikan, Karier:*

Nadiem menjalani proses pendidikan dasar hingga SMA berpindah-pindah dari Jakarta ke Singapura.
Sehabis menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Singapura, pada tahun 2002 ia mengambil jurusan
Hubungan Internasional di Universitas Brown, Amerika Serikat. Nadiem sempat mengikuti
pertukaran pelajar di London School of Economics. Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun
2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pascasarjana dan meraih gelar Master of Business
Administration di Harvard Business School.

Nadiem menjadi Co-Founder dan Managing Director Zalora Indonesia pada tahun 2011. Pada 2012,
Nadiem memutuskan keluar dari Zalora untuk membangun perusahaan rintisan (startup) sendiri,
termasuk Gojek yang pada waktu itu memiliki 15 karyawan dan 450 mitra driver. Ia mengaku telah
belajar cukup banyak di Zalora, yang merupakan tujuan utamanya ketika menerima pekerjaan di
perusahaan itu. Di Zalora, Nadiem memiliki kesempatan membangun perusahaan rintisan besar dan
bekerja dengan sejumlah talenta terbaik di kawasan Asia.[14]
Kartuku (2013–2014)

Sambil mengembangkan Gojek, Nadiem juga menjadi Chief Innovation Officer Kartuku setelah keluar
dari Zalora.[15] Saat awal berdiri, Kartuku tidak ada kompetitor dalam sistem pembayaran non-tunai
di Indonesia.[14] Kartuku kemudian diakuisisi Gojek untuk memperkuat GoPay.[16]

Gojek (2010–2019)

Nadiem mendirikan Gojek pada 2010. Pada awalnya usaha yang didirikannya ini sempat sepi
peminat dan belum mendapatkan investor, bahkan konon katanya hanya ada 20 orang yang
bermitra dengan Gojek saat itu, namun Nadiem tetap optimistis melanjutkan usahanya. Benar saja,
kini Gojek sudah menjadi salah satu dari 19 dekakorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai
US$10 miliar.[17] Gojek pertama kali berdiri sebagai pusat panggilan, menawarkan hanya
pengiriman barang dan layanan ride-hailing dengan sepeda motor. Sekarang, Gojek telah
bertransformasi menjadi aplikasi besar, menyediakan lebih dari 20 layanan, mulai dari transportasi,
pengantaran makanan, kebutuhan sehari-hari, pijat, bersih-bersih rumah, logistik hingga platform
pembayaran digital yang dikenal dengan GoPay.[18] Karier bisnis Nadiem Makarim di Gojek
membawanya masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Globe Asia.[19]
Nadiem Makarim diperkirakan memiliki nilai kekayaan mencapai US$100 juta.[19]

Pada 22 Oktober 2019, Nadiem secara resmi menyatakan bahwa dirinya mengundurkan diri sebagai
Direktur Utama Gojek setelah pagi harinya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke istana negara.
Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan kabinet menterinya dengan Nadiem
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.[20]

Sebagai menteri pendidikan, Nadiem Makarim mencanangkan kebijakan “Merdeka Belajar” yang
salah satunya, pada awalnya, adalah rencana menghapus Ujian Nasional (UN).[21] Namun
kemudian, ia mengklarifikasi istilah “menghapus” Ujian Nasional yang ramai di pemberitaan. Ia
mengatakan tidak menghapus Ujian Nasional tetapi hanya menggantinya dengan sistem baru.
Sistem baru ini dinamai “Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, yang terdiri dari
kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan
matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter”.[22]

*Prestasi:*

• Pada tahun 2016, Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian of the Year, dan
merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut sejak pertama kali
didirikan pada tahun 2012. Penghargaan Asian of the Year diberikan kepada individu atau kelompok
yang secara signifikan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan orang di negara mereka atau
Asia pada umumnya. Beberapa penerima sebelumnya termasuk pendiri Singapura, Lee Kuan Yew,
Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Republik
Rakyat Tiongkok Xi Jinping, dan Presiden Myanmar Thein Sein. Penghargaan tersebut datang karena
perusahaan berfokus pada peningkatan kesejahteraan sektor informal. Pada saat yang sama, ini
dapat membantu menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat Indonesia dengan mengubah
pasar dan model bisnis tradisional.
• Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018.[64] Bloomberg menilai tidak ada aplikasi
lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat dan mendalam seperti Gojek.
Aplikasi Gojek diluncurkan pada 2015 dengan fokus pada pemesanan ojek, dan kemudian
berkembang menjadi aplikasi untuk membayar tagihan, memesan makanan, hingga membersihkan
rumah.[65] “The Bloomberg 50” berisi sosok-sosok ternama dalam bidang bisnis, hiburan, keuangan,
politik, hingga ilmu pengetahuan dan teknologi. Sepak terjang Nadiem yang kini mengembangkan
Gojek ke Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam membuat Bloomberg menyandingkan namanya
dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, pendiri Spotify Daniel Ek, penyanyi Taylor
Swift, dan grup musik K-pop BTS.[66]

• Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia
Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis.[67] Penghargaan diberikan kepada individu atau
organisasi yang berkontribusi bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang
lebih baik bagi masyarakat Asia. Nadiem menggandakan hadiah yang diterima menjadi Rp860 juta
untuk donasi pendidikan anak mitra pengemudi Gojek. Penghargaan ini berkaitan dengan kontribusi
Gojek dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, memudahkan keseharian pengguna hingga
meningkatkan pendapatan mitranya.[68] Gojek berkontribusi Rp55 triliun terhadap perekonomian
Indonesia, dengan penghasilan rata-rata mitra GoRide dan GoCar naik 45% dan 42% setelah
bergabung dengan Gojek, dan volume transaksi UMKM kuliner naik 3,5 kali lipat semenjak menjadi
mitra GoFood.[69]

Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That Changed The World,[70]
dan mendapatkan peringkat 17.[71] Pada tahun 2019, Gojek kembali menjadi satu-satunya
perusahaan Asia Tenggara yang masuk ke daftar Fortune’s 50, dan naik ke peringkat 11 dari 52
perusahaan kelas dunia.[72]

*Karakter Unggul Tokoh + Bukti:*

Karakter Unggul: Pantang Menyerah

Bukti: Pada awalnya usaha yang didirikannya ini sempat sepi peminat dan belum mendapatkan
investor, bahkan konon katanya hanya ada 20 orang yang bermitra dengan Gojek saat itu, namun
Nadiem tetap optimistis melanjutkan usahanya. Benar saja, kini Gojek sudah menjadi salah satu dari
19 dekakorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai US$10 miliar.

Karakter Unggul: Visioner

Bukti: Gojek pertama kali berdiri sebagai pusat panggilan, menawarkan hanya pengiriman barang
dan layanan ride-hailing dengan sepeda motor. Sekarang, Gojek telah bertransformasi menjadi
aplikasi besar, menyediakan lebih dari 20 layanan, mulai dari transportasi, pengantaran makanan,
kebutuhan sehari-hari, pijat, bersih-bersih rumah, logistik hingga platform pembayaran digital yang
dikenal dengan GoPay.
*Kata Motivasi dari Tokoh:*

#1 “Semua orang bisa mencuri idemu, tetapi tidak semua orang bisa mengeksekusi idemu sebaik
dirimu.”

#2 “Pendidikan itu tidak hanya di dalam kelas, bukan hanya guru, tetapi juga orang tua, dan
bagaimana kita berinteraksi dengan masyarakat.”

*Penutup:*

Sekian presentasi kami mengenai Biografi Nadiem Makarim, apabila ada kekurangan mohon
dimaafkan.

Anda mungkin juga menyukai