Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PORTOFOLIO SOSIOLOGI

Guru Mata Pelajaran :

Ibu Assifa Ruhi Trisna, S.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Dzakiyah Balqis

Kelas : XII IPS 1

SMA NEGERI 2 CILEUNGSI

Komplek Metland Transyogi Jl. Gandaria Utara No. 2 Cileungsi, Cipenjo,


Kec. Cileungsi, Kab. Bogor, Telp. (021) 22887814

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR. Wb.

Salam Sejahtera bagi kita semua, pertama tama saya ucapkan puji dan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya hingga saya
berhasil menyelesaikan Portofolio Sosiologi dengan lancar dan tepat pada
waktunya.
Saya ucapkan terimakasih kepada Bu Sifa selaku guru Sosiologi saya yang
telah membimbing saya dari kelas 10 hingga saat ini. Termasuk juga untuk
bimbingan konsultasi portofolio dan bimbingan mata pelajaran selama ini saya
ucapkan terimakasih. Saya ucapkan terimakasih banyak kepada Bu Anna, dan Bu
Alvi yang telah menjadi guru Sosiologi saya selama SMA.

Saya tahu bahwa portofolio ini jauh dari kata sempurna, saya ucapkan
mohon maaf atas kesalahan kata dalam bentuk apapun. Segala saran dan kritikan
yang bersifat mendorong akan saya terima dengan baik. Terimakasih banyak.
A. Tugas Konflik Sosial Pengepungan Mahasiswa Papua di Yogyakarta

Tugas terbaik yang saya ambil merupakan tugas kelas 11 semester 2 berupa
Tugas Konflik Sosial Pengepungan Mahasiswa Papua di Yogyakarta.

B. Alasan

Alasan saya memilih tugas ini adalah pertama, saya merasa saya banyak
mempersiapkan beberapa hal untuk menyelesaikan tugas tersebut sendiri. Seperti
mempelajari kasus yang terjadi, membaca kronologi yang ada, mencari penyebab
sebenarnya, hingga mencari solusi yang masuk akal pada peristiwa tersebut. Saya
juga menyiapkan beberapa hal lainnya karena saya ditunjuk untuk
mempresentasikannya terlebih dahulu dibanding teman teman lainnya walau secara
daring.

C. Proses Pengerjaan

Proses pengerjaan dimulai dari saya membaca beberapa konflik sosial di


internet, salah satunya ialah Konflik Sampit dan Madura pada tahun 2001. Setelah
membaca, saya mulai memilah manakah artikel konflik sosial yang jarang dipakai
murid lainnya, mengingat adanya peringatan untuk tidak sama dengan teman
sekelasnya. Saya memilih Konflik Sosial di Yogyakarta dengan sumber
merdeka.com dan mencetaknya untuk ditempelkan kedalam folio bergaris.

Sejujurnya konflik ini menarik perhatian saya mengingat konflik yang


terjadi pada 8 Mei 1998 ini menjadi bukti bahwa masih ada tindakan represif di
Indonesia. Namun di sisi lain, saya merasa kagum dengan warga sekitar asrama
tersebut karena mau memberikan pertolongan berupa makanan dan minuman
kepada Mahasiswa Papua selama mereka ditahan didalam asrama tersebut.

Konflik Sosial adalah proses sosial dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain atau menghancurkannya. Peristiwa pengepungan
Mahasiswa di Yogyakarta termasuk kedalam jenis konflik rasial, dimana konflik
yang terjadi pada dua kelompok ras yang berbeda karena ada perbedaan
kepentingan dan kebudayaan. Konflik Sosial Mahasiswa Papua di Yogyakarta ini
pun melibatkan Organisasi Masyarakat, Aparat dan pemerintahan.

Setelah itu, saya mulai menulis apa saja faktor penyebab dari kejadian
pengepungan Mahasiswa Papua di Yogyakarta dan menuliskan beberapa tahap
penyelesaian dalam konflik sosial tersebut. Saya juga membaca artikel lainnya yang
berkaitan dengan konflik pengepungan Mahasiswa Papua untuk menambahkan
beberapa penjelasan didalam analisis yang saya tulis.

Dalam pengumpulan tugas, kami melakukannya melalui zoom dikarenakan


kebijakan sekolah untuk melakukan Pembelajaran Jarak Jauh. Murid XII IPS 1
yang hadir tidak terlalu banyak, dan tidak ada yang mau untuk mempresentasikan
tugasnya terlebih dahulu hingga akhirnya saya ditunjuk oleh Bu Alvi untuk
mempresentasikannya. Saya pun melakukan pembukaan dan kembali membaca
Artikel, sebelum masuk ke dalam analisis faktor serta tahap penyelesaian. Setelah
itupun, saya menutupnya dengan Kesimpulan berupa opini saya terhadap kasus
konflik sosial yang terjadi.
A. Tugas Pemberdayaan Gerakan Meningkatkan Kreativitas Anak
(GEMENAK)

Tugas yang saya ambil merupakan Tugas kelas 12 yaitu Tugas


Pemberdayaan yang bernama GEMENAK yang dilaksanan pada tanggal 3
Desember 2022 di SDN PASIRANGIN 04.

B. Alasan

Alasan saya memilih tugas ini adalah Tugas ini merupakan salah satu favorit
saya dimana murid turun ke lapangan untuk bersosialisasi dengan masyarakat
langsung. Saya pun juga memiliki pengalaman dalam turun ke masyarakat langsung
untuk mengajar, dan hal tersebut cukup menyenangkan karena mengasah
kemampuan public speaking saya dan berinteraksi dengan banyak orang. Walau di
satu sisi saya memilih tugas Pemberdayaan Gerakan Meningkatkan Kreatifitas
Anak karena memiliki tanggung jawab dan tantangan yang berbeda. Tentu karena
dengan masyarakat, kita harus menjaga perilaku, mengontrol emosi dan harus
menyiapkannya jauh lebih matang dalam persiapan.

Selain itu, Tantangan yang saya lihat sehingga menjadikan tugas ini sebagai
salah satu tugas terbaik adalah kami memilih anak dengan kisaran 50 orang dengan
kepribadian yang berbeda-beda. Tentu anak anak diusia tersebut memiliki rasa
ingin tahu dan antusias yang tinggi.

C. Proses Pengerjaan

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat


berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan
kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila
masyarakat itu sendiri ikut pula berpartisipasi.

Proses pengerjaan dimulai dengan kelompok saya beranggotakan Ni Luh


Silkani, Salsabila Zalfa, Sandrika Putria Fauzan D.K.B, Alva Zia Ramadhan, dan
Prakash Raj mulai mendiskusikan apa tema pemberdayaan kami dan siapa target
dalam pemberdayaan kami. Kami sempat memiliki banyak perbedaan pendapat,
dimulai dari apa yang akan kami ajarkan atau bahkan target usia yang kami
inginkan. Awalnya saya mengusulkan untuk melakukan pemberdayaan pada anka
SMP, dan melakukan pemberdayaan berupa pembelajaran penggunaan Microsoft
namun anggota lain merasa keberatan karena merasa takut target yang kami tuju
lebih pintar. Bu Assifa juga sempat menyarankan kami melakukan pemberdayaan
pada pengamen di sekitar Metland namun sayangnya ada beberapa hal yang
membuat kami untuk tidak mengikuti saran tersebut. Salah satu alasannya adalah
kami takut bahwa target yang kami tuju menganggap bahwa kegiatan ini hanyalah
membuang waktu.

Kami pun sempat memilih pada anak di lingkungan Fauzan dengan


pemberdayaan kreativitas. Namun karena perbedaan umur target yang terlalu jauh
dan bingungnya kami pada saat itu, akhirnya Bu Assifa sebagai penengah
menyarankan untuk memilih sekolah yang saya ajar yaitu SD PASIRANGIN 04.
Setelah menetapkan target, kami akhirnya membentuk nama dalam Pemberdayaan
kami yaitu GEMENAK atau Gerakan Meningkatkan Kreativitas Anak.

Kami pun mulai membuat makalah bersama-sama, walau sempat pada hari
terakhir pengerjaan hanya ada saya dan silka yang melengkapi setelah menerima
bahan dari teman teman saya. Disitupun saya sempat panik karena ayah saya
meninggalkan saya karena berpikir saya sudah pulang terlebih dahulu. Hal ini
merupakan pengalaman yang paling saya ingat selama tahap persiapan
pemberdayaan.

Setelah sampai di penyelesaiaan Bab 3 Makalah, kami pun


mempresentasikan rencana kami. Disaat pertemuan tersebutlah kami mendapatkan
saran dari Bu Assifa dan kami pun segera mengevaluasinya didalam kelompok
kami.

Pada persiapan hari terakhir, kami mulai membuat kerajinan untuk


dijadikan contoh. Cukup menyenangkan, karena Fauzan Prakas maupun Alva
berpatisipasi dengan antusias untuk membuat kerajinan Vas Bunga tersebut.
Setelah itupun, kami juga membeli hadiah dan reward berupa snack. Ketika semua
hadiah sudah ada, kami mulai memasukkannya ke dalam tote bag dan
memasukkannya kedalam plastik kecil untuk reward. Kami juga memberikan
gambar ucapan semangat untuk dibagikan kepada setiap peserta pemberdayaan.

Setelah persiapan kami selesai, saya pun memberikan briefing kepada


teman teman untuk waktu dan juga pakaian. Saya sempat merasa bahwa kelompok
saya merasa keberatan dengan anjuran saya untuk menggunakan Setangan Leher.
Sehingga pada akhirnya, saya pun membebaskan mereka mengenai pakaian.

Disaat hari pelaksanaan, saya sudah berada di lokasi pada pukul 07.30
dikarenakan saya harus mengajar pada sesi pagi terlebih dahulu dan disitupun saya
merasa energi saya sudah cukup terkuras mengingat disisi lain bahwa mengajar
anak anak juga membutuhkan banyak energi. Pada pukul 13.30 pun akhirnya semua
anggota saya berkumpul dan segera memulai kegiatan pemberdayaan.

Kami awalnya berkumpul bersama di Lapangan, kami melakukan


pengenalan agar adik adik merasa dekat dengan kami. Setelah berkenalan, kami pun
masuk ke dalam ruangan yang telah kami siapkan dengan berbaris menjadi satu
sembari menyanyikan lagu naik kereta api.

Ruangan pun sudah diisi oleh anak anak, dan kami pun mulai menunjukkan
contoh kerajinan vas bunga yang sudah kami buat serta menunjukkan cara
pengerjaannya. Kami juga menyantumkan berapa panjang dan lebar di papan tulis.
Setelah itupun, kami mulai menuntun adik adik yang ada untuk melakukan prosedur
yang sudah kami jelaskan sebelumnya.

Selama proses mereka mengerjakan pun kami merasa kelelahan, karena


anak anak terlalu antusias dan selalu bertanya hingga membuat kami pusing. Belum
lagi teman teman saya merasa lelah karena mereka belum tentu mau mendengarkan
kecuali saya yang berbicara. Contohnya untuk meminta mereka diam dan
mendengarkan.

Tapi di sisi lain, saya merasa senang melihat anak anak begitu antusias
untuk menghias vas bunga yang mereka buat. Menurut saya pribadi pun, anak anak
di lingkungan Pasirangin memiliki kreativitas yang tinggi dan unik.
Setelah membuat vas bunga, saya pun melakukan selingan berupa games
atau ice breaking sembari teman-teman saya menilai mana sajakah kelompok yang
akan menang. Ice Breaking yang saya berikan adalah ice breaking Pada hari
Minggu dimana kefokusan dan ketelitian diperlukan disitu. Saya pun merasa hal ini
lucu karena beberapa adik adik belum bisa mengikuti tempo tepukan lagu tersebut.

Kegiatan ini pun diakhiri dengan Pengumuman serta dokumentasi foto


bersama dengan pemenang. Adik-adik yang mendapatkan hadiah pun merasa
senang karena mereka menjadi kelompok terbaik. Namun tetap disisi lain, adik adik
lainnya merasa senang karena mereka mendapatkan reward yang sudah kami
siapkan sebelumnya. Kami pun mengajak beberapa adik-adik membuat video
khusus untuk Bu Assifa.

Setelah pemberdayaan selesai, kami pun mengobrol dengan Kak Agus


selaku pembina di SD PASIRANGIN 04. Setelah mengobrol dan mendapatkan
respon yang baik serta evaluasi, kami pun melakukan foto bersama.

Tahap terakhir berupa kami melaporkan hasil kegiatan pemberdayaan kami


kepada teman-teman kami dan Bu Assifa. Kami mulai menjelaskannya dari Latar
Belakang, Tujuan Kegiatan, Perencanaan, hingga akhirnya Pelaksanaan yang berisi
Kendala serta saran dari kami masing-masing.

Kendala yang kami alami pun antara lain kekurangan sarana dan prasarana
untuk melengkapi kegiatan, kondisi yang tidak kondusif, serta kurangnya
koordinasi antar anggota kelompok.

Presentasi hasil kegiatan kami pun mendapat respon baik, serta kami pun
diminta untuk menunjukkan salah satu ice breaking kami dan merealisasikannya
kepada siswa/siswi kelas kami.
A. Tugas Video Kesenjangan Sosial

Alasan saya memilih tugas ini karena adanya perubahan konsep pada saat
hari pengerjaan, namun akhirnya hasil tetap maksimal dan cukup bagi kami semua.
Apalagi Kesenjangan Sosial merupakan topik menarik bagi saya. Kesenjangan
sosial merupakan kondisi adanya ketakseimbangan yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat karena perbedaan status sosial, ekonomi maupun budaya. Peristiwa
yang sungguh memprihatinkan ini pun cukup banyak terjadi di Indonesia.

Contohnya seperti Perumahan Mewah yang didirikan disebelah pemukiman


yang tidak layak ditinggali, atau bahkan perbedaan pelayanan warga yang
menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS yang telah
disediakan pemerintah dengan warga yang memiliki jaminan asuransi lainnya.
Maka dari itu, alasan ini merupakan jawaban dari mengapa saya memilih tugas
Video Kesenjangan Sosial sebagai salah satu tugas terbaik saya.

Proses pengerjaannya dimulai dari kami membentuk kelompok, dan mulai


membahas mengenai apa yang akan kami bahas atau sampaikan dari video tersebut.
Pada tanggal 8 September 2022, kami diminta oleh Bu Assifa untuk menuliskan
kemajuan kelompok kami setelah pembahasan berlangsung. Di jam yang telah
diberikan, kami memutuskan untuk melakukan beberapa wawancara kepada
pedagang pedagang, seseorang yang mengerti sosiologi, serta kepada anak remaja
yang belum mengerti mengenai ketimpangan sosial. Kami juga memiliki rencana
untuk melakukan Eksperimen Sosial, untuk menunjukkan banyaknya ketimpangan
sosial di Indonesia.

Dipertemuan selanjutnnya pun kami menetapkan tanggal perekaman dan


sudah melakukan wawancara Kak Budi yang merupakan guru kursus pada mata
pelajaran Sosiologi. Pada tanggal 11 September 2022 atau hari penetapan tanggal
perekaman, kami pun berkumpul pada pukul 13.00 WIB di Rumah Sandrika yang
bertembat di Legenda Wisata.
Saat melakukan briefing ulang, Prakas menyarankan untuk mengubah
konse demi efisiensi waktu. Kami pun akhirnya seruju dengan ide prakas untuk
mengganti konsep kami menjadi short film yang berkaitan dengan ketimpangan
sosial.

Kesenjangan Sosial yang diambil adalah Ketimpangan Sosial Ekonomi


dimana Ni Luh Silkani sebagai orang kaya mengecam karena melihat Alva Zia
sebagai Pemulung melakukan pekerjaan di lingkungan rumah Silka.

Kesenjangan sosial ekonomi sendiri merupaakan adanya


ketidakseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi antargolongan. Ada
golongan masyarakat mudah memenuhi kebutuhan ekonominya. Ada pula yang
harus berupaya keras dalam pemenuhan ekonominya. Hal ini pun tergambar dalam
drama kami, karena Alva yang belum terpenuhi kebutuhan ekonominya harus
berupaya keras memenuhi hal tersebut.

Sikap Silka terhadap Alva pun bisa dianggap sebagai gambaran bagaimana
beberapa masyarakat Indonesia yang tidak melakukan amanahnya sesuai dengan
rezeki yang telah diberi Tuhan, seperti mengecam, meremehkan, dan melakukan
hal semaunya.

Didalam film pun saya berperan sebagai utusan Allah, yang hendaknya
mampu menjadi contoh bagi setiap penonton untuk selalu berbagi dan melindungi.
Karena sosok seperti inilah yang dibutuhkan masa depan untuk nasib masyarakat
menjadi jauh lebih baik.

Dalam proses editing pun, kami memasukkan video Kak Budi yang
menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesenjangan sosial dan bagaimana beliau
kerap kali melihat peristiwa tersebut. Contohnya seperti, kesenjangan yangkerap
kali terjadi di Cipeucang daerah tempat tinggalnya.

Saat dilakukan penayangan di depan kelas pun, kami mendapat respon lucu
karena Silka yang bersikap seperti orang kaya dan Alva bersikap seseorang yang
malang dan menyedihkan.
Video ini kami buat dengan pesan agar semua orang mampu lebih saling
mengerti dan berbagi kepada sesamanya. Kunci dari kesejahteraan masyarakat juga
berasal dari masyarakat itu sendiri.
Tugas Fenomena Integrasi Sosial Di Lingkungan Sekitar

Alasan saya memilih tugas Fenomena Integrasi Sosial di Lingkungan


Sekitar adalah karena tugas ini berkaitan dengan aktifitas favorit saya yaitu
lingkungan pramuka. Selain itu, hasil dari tugas saya berbeda dari yang lainnya.

Tugas ini berawal dari pembelajaran daring, dan Bu Alvi memberikan tugas
untuk mencari fenomena di lingkungan sekitar yang mendukung terjadinya proses
Integrasi Nasional. Integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai perbedaan
dalam suatu bangsa. Integrasi nasional tersusun dari kata integrasi dan nasional
yang memiliki arti masing-masing. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
kata integrasi berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.

Tugas ini diawali dengan saya mulai mendiskusikan tugas tersebut dengan
teman teman saya. Teman-teman saya menganggap bahwa jawaban dari fenomena
yang ada adalah Gotong Royong yang kerap kali ada pada lingkungan mereka dan
yang kerap kali muncul di google sebagai jawaban.

Awalnya saya ingin memiliki jawaban yang sama dengan teman teman saya,
namun saya tidak ingin memiliki jawaban yang sama dengan teman teman lainnya.

Hingga akhirnya saya pun mulai mempelajari kembali pengertian dari


Integrasi sosial, faktor-faktor pengaruhnya dan mulai membaca hingga saya
menemukan jawaban saya sendiri.

Hingga akhirnya saya mengerti maksud dari tugas ini adalah mencari
fenomena yang membantu terjadinya integrasi dan saya pun mulai mengingat
bahwa ternyata Pramuka kerap kali melakukan fenomena sosial. Salah satunya
adalah Musyawarah yang terjadi dari tingkat Ambalan atau Sekolah, Ranting atau
Kecamatan, Cabang atau Kabupaten, Daerah atau Provinsi hingga Nasional.

Musyawarah memiliki tujuan untuk mencapai mufakat atau persetujuan.


Musyawarah memiliki ciri ciri dimana aktivitas ini Dilakukan berdasarkan atas
kepentingan bersama; Hasil keputusan musyawarah dapat diterima dengan akal
sehat dan sesuai hati nurani; Pendapat yang diusulkan dalam musyawarah mudah
dipahami dan tidak memberatkan anggota musyawarah; dan Mengutamakan
pertimbangan moral dan bersumber dari hati nurani yang luhur.

Dalam lingkungan Kepramukaan Cileungsi sebagai tempat saya dalam


berorganisasi kerap kali melaksanakan Kegiatan Musyawarah secara khusus dan
bersama sama guna memperkuat tujuan, rencana masa depan dan program yang
dimiliki untuk dirundingkan dan dibahas secara bersama sama. Walaupun memiliki
kegiatan khusus Musyawarah yang tergolong banyak, hal ini dilakukan
Kepramukaan Cileungsi guna mampu membahas dan memfokuskan anggota nya
pada satu titik yang ada secara satu per satu. Dimulai dari Musyawarah Ambalan
atau Musyam, Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra
atau Muspanitera, Sidang Paripurna Ranting atau Sidparran, dan Musyawarah
Ranting atau Musran. Berikut adalah penjelasan dari aktivitas sosial yaitu
Musyawarah yang dilakukan dalam lingkungan saya.

Anda mungkin juga menyukai