Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Syarat, Tugas Dan Tanggung Jawab


Konselor Islami
Makalah ini disampaikan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Ulfa Adilla M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Intan Sriyani
2. Salma Juliana
3. Siti Rismawati
4. Nur Sa'dah

YAYASAN NURUL ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM YASNI BUNGO
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya Makalah yang berjudul Hadits-Hadits Tentang Tanggung Jawab Dalam
Masyarakat. Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah Materi
Bimbingan Konseling. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun materi, Mengingat kemampuan
yang kami miliki. Serta kami mengucapkan terima kasih untuk pihak-pihak yang
telah membantu kami. Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal
kepada mereka yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun
tidak langsung, Aamiin yaa Robbal Aalamiin.

Bungo, 7 November 2020

Penyusun Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Syarat Konselor Islami........................................................ 3
B. Tugas Konselor Islami........................................................ 6
C. Tanggung Jawab Konselor Islami....................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 13
B. Kritik dan Saran.................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan konseling islam sebagai suatu proses pemberian bantuan
terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai mahkluk
Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Seseorang yang bertugas memberikan Bimbingan Konseling Islam disebut
Konselor Islam. Konselor Islam, dalam tugasnya membantu klien
menyelesaikan masalah kehidupan, dengan memperhatikan nilai-nilai dan
moralitas islami. Membantu mengatasi masalah kehidupan yang dialami oleh
klien atau konseli, maka sudah sewajarnya konselor harus menjadi tauladan
yang baik, agar klien merasa termotivasi dalam menyelesaikan masalah
kehidupannya.
Konselor Islami adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
melakukan konsultasi berdasarkan standart profesi. Konselor pada dasarnya
tidak dapat melepaskan diri dari kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
Konselor selalu terikat dengan keadaan dirinya. Dengan kata lain, faktor
kepribadian konselor menentukan corak pelayanan konseling yang
dilakukannya.
Kepribadian konselor dapat menentukan bentuk hubungan antara konselor
dan konseli, bentuk kualitas penanganan masalah, dan pemilihan alternative
pemecahan masalah. Klien secara psikologis datang kepada konselor katrena
beberapa alasan diantaranya, keyakinan bahwa diri konselor lrbih arif, lebih
bijaksana, lebih mengetahui permasalahn, dan dapat juga dijadikan rujukan
bagi peneyelesaian masalah. Dalam memberikan bimbingan konseling islam
tidak hanya diberikan kepada anak remaja atau orang dewasa, anak-anak pun
bisa diberikan bimbingan konseling islami.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Syarat Konselor Islami?
2. Bagaimana Tugas Konselor Islami?
3. Bagaimana Tanggung Jawab Konselor Islami?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Syarat Konselor Islami.
2. Mengetahui Tugas Konselor Islami.
3. Mengetahui Tanggung Jawab Islami.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Syarat Konselor Islami


Pekerjaan seseorang konselor bukanlah pekerjaan yang mudah dan ringan
namun pekerjaan ini sangant komlekk dan memerlukan keahlian tersendiri
sebab individu-individu (klien) yang dihadapi mempunyai latar belakang
yang berbeda baik dari segi pendidikan pengalaman, keadaan ekonomi dan
latar belakang keluarga maupun lingkungan masyarakat sosial. Sehubungan
dengan itu sebagai seorang konselor haruslah seorang yang benar-benar
rmemiliki kemampuan dan kemahiran untuk dapat berperan menurut situasi
tertentu. Pada suatu situasi seorang konselor harus berperan sebagai seorang
pendidik yang memberikan arahan dan petunjuk kepada muridnya.
Konselor merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan
konseling dengan tujuan agar klien mampu memperoleh pemahaman yang
lebih baik terhadap dirinya, pemecahan maslah yang dialaminya serta mampu
mengembangkan dirinya mampu mengembangkan potensi kearah
perkembangan yang lebih optimal sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial. Konseling islami merupakan bantuan yang
diberikan kepada orang yang mengalami kesulitan dengan tujuan agar orang
yang dibantu mampu mengatasi masalahnya sendiri.
Diantaranya syarat konselor islami yaitu
1. Persyaratan yang berkaitan dengan pendidikan
Seorang konselor serendah-rendahnya harus mempunyai ijazah
sarjana muda dan memiliki sertifikat mengajar. Sedangkan untuk menjadi
konselor profesional, paling tidak harus memiliki ijazah sarjana (S1)
bidang bimbingan konseling bidang-bidang yang harus dikuasai.1
a. Proses konseling
b. Pemahaman tentang individu
c. Informasi dalam pendidikan, pekerjaan, dan jabatan
1
Maslina Daulay, Peran Konseling Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan, Repository, Jurnal
IAIN Padangsidimpuan, 2015, hal. 76

3
d. Administrasi dan kaitannya dengan program bimbingan
e. Prosedur penelitian dan penilaian bimbingan
Dari aspek pengalaman, seorang konselor yang profesional harus memiliki
pengalaman yang mengajar atau melaksanakan prakterk konseling selama
dua tahun, ditambah satu tahun pengalaman bekerja di luar bidang
pendidikan, dan selama tiga tahun enam bulan mengadakan praktek
konseling yang diawasi oleh team pembimbing secara itensif, pengalaman
yang ada kaitannya dengan kegiatan sosial serta kemampuan memimpin
dengan baik.
2. Persyaratan Yang Berkaitan Dengan Kepribadian
Seorang konselor sebaiknya memiliki sifat-sifat kepribadian tertentu
diantaranya:
a. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan
simpatik
b. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara
baik.
c. Memahami batas-batas kemampuaan yang ada pada dirinya
sendiri.
d. Memiliki minat yang mendalam mengenai murid-murid, dan
berkeinginan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan
kepada mereka.
e. Memiliki kedewasaan pribadi, mental, dan estabilian emosi.
3. Persyaratan Yang Berkaitan Dengan Sifat Dan Sikap
a. Sifat Asli
Seorang konselor sebaiknya dapat memperhatikan sifat
keasliannya dan menghindari sifat berpura-pura, sebab sifat kepura-
puraan yang ditampilkan konselor akan menyebabkan kekecewaan
dan ketidak percayaan klien kepada konselor setelah klien
mengetahui sifat asli konselor tersebut.
b. Penerimaan Terhadap Klien

4
Konselor sebaiknya dapat menerima klien apa adanya,
konselor juga sebaliknya dapat memberikan penghargaan pada
klien. Penghargaan yang di maksud adalah dalam bentuk financial
atau material, tetapi carra konselor dalam menerima klien.
c. Penuh Pengertian
Setiap konselor sebaiknya dapat menunjukkan sifat penuh
pengertian terhadap kliennya. Konselor juga diharapkan dapat
memahami memahami apa yang diungkapkan oleh klien, baik
melalui kata-kata maupun melalui isyarat.
d. Sifat Jujur Dan Bersungguh-sungguh
Setiap konselor harus mempunyai sifat jujur dan penuh
kesungguhan, sebab kejujuran dan kesungguhan dapat meningkatkan
saling penegrtian dan menghargai. Sifat kejujuran dan kesungguhan
yang diperhatikan oleh konselor kepada klien, dapat memotivasi
klien menemukan jati dirinya dan klien akan menghadapi semua
persoalan lebih realitas lagi.
e. Kemampuan Berkomunikasi
Keterampilan berkomunikasi sangat menentukan berhasil
atau gagalnya konselor dalam melakasakan proses konselor.
Sebaiknya konselor mampu memotivasikan klien agar klien dapat
mengekpresikan diri dengan cara yang hangat dan sungguh-sungguh.
Dalam proses konseling, konselor dianjurkan untuk menhgidupkan
komunikasi dua arah, dimana pada saat-saat tertentu konselor
sebaiknya memberikan peluang atau waktu bagi klien untuk
menceritakan pengalamannya yang merupakan penyebab muculnya
masalah yang dihadapinya.
f. Kemampuan Berempati
Secara sederhana berempati dapat diartikan mengerti dan
dapat merasakan perasaan orang lain. Empati tidak sama dengan
simpati, karena simpati hanya sebatas ada rasa kagum, salut,
gembira, atau sedih pada konsidi seseorang, sementara empati

5
adalah merasakan apa yang dirasakan dan dihadapi seseorang itu,
dan seakan-akan masalah orang lain (klien) masalah pribadinya.
g. Membina Keakraban
Hubungan yang harmonis dan serasi antara konselor
dengan klien perlu diciptakan. Setiap konselor dituntut agar
memiliki kemampuan untuk membina keakraban dengan klien dalam
batas-batas yang wajar dan sesuai dengan prinsip dan etika.
h. Terbuka
Untuk lebih berhasil dan berdaya gunanya proses
konseling, sebaiknya konselor dank lien harus terbuka. Konselor
sebaiknya harus memiliki kiat-kiat tersendiri sehingga bias berdialog
secara terbuka dengan klien, dan andainya klien bersikap tertutup
dan tidak mau menceritakan masalah yang dihadapinya secara
terbuka kepada konselor, maka proses konseling tidak bias terwujud
dengan baik, artinya kalaupun proses konseling tetap dijalankan,
tetapi tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
4. Persyaratan Yang Berkaitan Dengan Pemimpin
a. Mempunyai kemampuan profesionalisme (keahlian)
b. Mempunyai sifat kepribadian yang baik (Akhlakul Karimah)
c. Mempunyai kemampuan bermasyarakat (Berukhwah Islamiah dan
Insaniah).
d. Mempunyai ketakwaan (taat) menjalankan perintah Allah.
B. Tugas Konselor Islami
Konselor Islam, dalam tugasnya membantu klien menyelesaikan masalah
kehidupannya, haruslah diperhatikan nilai-nilai dan moralitas islam. Apalagi
yang yang ditangani adalah membantu mengatasi masalah kehidupan yang
dialami oleh klien atau konseli, maka sudah sewajarnya konselor harus
menjadi teladan yang baik, agar klien merasa termotivasi dalam
menyelesaikan kehidupannya. Sebagai seorang teladan, seharusnya konselor
islami menjadi rujukan bagi klien dalam menjalani hidupnya, oleh karena itu,

6
sebagai suri teladan maka sudah konselor adalah seorang yang menjadi
barometer bagi konseli.
Kepribadian konselor dapat menetukan bentuk hubungan antara konselor
dan konseli, bantuk kuwalitas penanganan masalah, dan pemilihan alternative
pemecahan masalah. Tugas konselor pada dasarnya adalah usaha memberikan
bimbingan kepada konseli dengan maksud agar konseli mampu mengatasi
permasalahan dirinya. Tugas ini berlaku bagi siapa saja yang bertindak
sebagai konselor. Sekalipun sudah memili kode etik profesi yang menjadi
landasan acuan perlindungan konseli, bagi konselor muslim tidak ada slahnya
apabila dalam dirinya juga menambah sifat-sifat atau karakter konselor yang
pemberian bantuan tidak didasarkan pada pekerjaannya.
1. Tugas Konselor Islam Dalam Pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan islam adalah suatu proses yang
berlansung secara kontiniu dan berkesinambungan. Berdasarkan hai ini
maka tugas harus diemban oleh pendidikan islam adalah pendidikan
manusia seutuhnya dan berlansung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna
bahwa tugas pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik yang
senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis mulai dari kandungan
sampai akhir hayatnya.2
Secara umum tugas pendidikan islam adalah membimbing dan
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dari tahap ke
tahap kehidupannya sampai mencapai titik kemampuan optimal.
Sementara fungsinya adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan berjalan dengan lancar.
2. Tugas Konselor Islam Dalam Humanisasi
Pada tugas yang pertama ini, konselor islami sebaiknya dapat
menyadarkan klien agar mengetahui tugas dan kewajibannya,
mengembalikan klien agar kembali memiliki nilai kemanusiaan,
mengarahkan klien agar memiliki hati nurani dan meningkatkan

2
Abdurrahman, Fungsi Dan Peran Konseling Islam Dalam Pendidkan, Jurnal Bimbingan
Dan Konseling Islam, Vol, 3, No. 1, 2019, hal. 38

7
intelektualitas dan moralitas yang islami dalam kehidupan ini. Dengan kata
lain tugas ini akan memanusiakan manusia.
3. Tugas Konselor Islami Liberasi
Pada tahap ini tugas konselor islami harus berupaya untuk
membebaskan klien dari keterbelakangan, membebaskan klien dari
krbodohan dan kejahilan, membebaskan klien dari keterpurukan dan
membebaskan manusia dari kemiskinan, baik kemiskinan harta, iman,
ilmu, miskin, politik, social dan budaya. Sebelum bebasnya manusia dari
kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan, maka umat islam akan
tertinggal dan akan ditinggalkan oleh orang lain, dan itu artinya manusia
belum mampu mengemban tugas liberasi.
4. Tugas Konselor Islami Di Sekolah
Keberadaan bimbingan konseling islam pendidikan yang
diselenggarakan di lembaga sekolah mempunyai peran yang sangat vital,
karena terkait dengan pembinaan moral islam peserta didik dalam rangka
penegmbangan kepribadian. Melalui bimbingan konseling islam, peserta
didik tidak hanya dibimbing dan dinasehati bagaimana ia harus bersikap
dan berperilaku saja, tetapi juga bagaimana peserta didik menyadari akan
perannya sebagai seorang muslim yang mempunyai kebutuhan akan
kehadiran Tuhan. Jadi peseta didik dibimbing untuk lebih meningkatkan
ibadah untuk mencapai ketenangan jiwa dan mampu mengenadalikan
emosi, karena dalam ketenangan jiwa itu akan menghadirkan kejernihan
pikiran sehingga tidak mudah rapuh ketika dihadapkan pada suatu
persoalan. Pengetahuan tentang hal ini akan memotivasi guru bimbingan
konseling islam untuk menjalankan tugasnya dengan baik sehingga apa
yang disampaikannya dalam bimbingan konseling benar-benar mengena di
hati peserta didik.3
C. Tanggung Jawab Konselor Islami

3
Yuliyatun, Peranan Bimbingan Dan Konseling Islam Di Sekolah, Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, Vol, 4, No. 2, 2013, hal. 361

8
Menurut UUD No. 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6, keberadaan konselor
dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi
pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,
widyaiswara, fasilitator, dan instruktur. Pernyataan ini mengandung implikasi
bahwa dalam sistem pendidikan nasional, konselor mempunyai standard
kualifikasi yang sejajar yang jelas sebagaimana profesi lain seperti guru,
dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur. Sebagai
suatu profesi, konselor memiliki tanggung jawab yang merupakan hal yang
penting dan prasyarat dasar dalam menjalankan profesi sebagai konselor.
Tenaga inti (dan ahli) dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling
ialah konselor. Konselor inilah yang menegndalikan dan sekaligus
melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang
menjadi tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung
jawab itu menjadi “pelayan” bagi pencapaian tujuan pendidikan secara
menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-
tujuan perkembangan masing-masing peserta didik sebagaimana telah
disebutkan di atas. Dalaam kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor
tidak hanya berhubungan dengan peserta didik atau siswa saja (sebagai
sasaran utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat
secara bersama-sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat (sesame
konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orang tua, dan masyarakat
pada umumnya. Kepada mereka itulah konselor menjadi “pelayan” dan
tanggung jawab dalam arti yang penuh dengan kehormatan, dedikasi, dan
keprofesioanalan.
1. Tanggung Jawab Konselor Kepada Siswa
a. Memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada
siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik
b. Memperhatikan sepenuhnya segenap siswa (kebutuhan yang
menyangkut pendidikan, jabatan/pekerjaan, pribadi, dan sosial) dan
mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi
setiap siswa.

9
c. Member tahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan
dan konseling, serta aturan ataupun prosedur yang harus dilalui
apabila ia menghendaki bantuan bimbingan dan konseling.
d. Tidak mendesakkan kepada siswa nilai-nilai tertentu yang
sebenarnya hanya sekedar apa yang dianggap baik oleh konselor
saja.
e. Menjaga kerahasiaan data tentang siswa
2. Tanggung Jawab Konselor Kepada Orang Tua
a. Menghormati hak dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya
dan berusaha sekuat tenaga membangun hubungan yang erat
dengan orang tua demi perkembangan siswa
b. Member tahu orang tua tentang peranan konselor dengan asas
kerahasiaan yang dijaga secara teguh
c. Menyediakan untuk orang tua berbagai informasi yang berguna dan
menyampaikannya dengan cara yang sebaik-baiknya untuk
kepentingan perkembangan siswa
d. Memperlakukan informasi yang diterima dari orang tua dengan
menerapkan asas kerahasiaan dan dengan cara yang sebaik-baiknya
3. Tanggung Jawab Konselor Kepada Sejawat
a. Memperlakukan sejawat dengan penuh kehormatan, keadilan,
keobjektifan, dan kesetiankawanan
b. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan sejawat dan staf
administrasi demi terbinanya pelayanan bimbingan dan konseling
yang maksimum
c. Membangun kesadaran tentang perlunya asa kerahasiaan,
perbedaan antara data umum dan data pribadi, serta pentingnya
konsultasi sejawat
d. Menyediakan informasi yang tepat, objektif, luas dan berguna bagi
sejawat untuk membantu menangani masalah siswa
4. Tanggung Jawab Konselor Kepada Sekolah dan masyarakat

10
a. Mendukung dan melindungi program sekolah terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang merugikan siswa
b. Mengenal keadaan sekolah yang dilayani dengan sedalam-
dalamnya, meliputi kesiapan sekolah untuk menerima dan
memanfaatkan pelayanan semacam ini secara formal atau informal,
trades sekolah, kekuatan atau kelemahan dari sekolah
c. Memberitahu pihak-pihak yang bertanggung jawab apabila ada
sesuatu yang dapat menghambat atau merusak misi sekolah,
persoalan sekolah, ataupun kekayaan sekolah
d. Mengembangkan dan meningkatkan peranan dan fungsi bimbingan
dan konseling untuk memenuhi kebutuhan segenap unsure-unsur
sekolah dan masyarakat.
5. Tanggung Jawab Konselor Kepada Diri Sendiri
a. Berfungsi (dalam layanan bimbingan konseling) secara
profesioanal dalam batas-batas kemampuannya serta menerima
tanggung jawab dan konsekuensi dari pelaksanaan fungsi tersebut
b. Menyadari kemungkinan pengaruh diri pribadi terhadap pelayanan
yang diberikan kepada klien
c. Memonitor bagaimana diri sendiri berfungsi, dan bagaimana
tingkat keefektifan pelayanan serta menahan segala sesuatu
kemungkinan merugikan klien
d. Selalu mewujudkan praksa demi peningkatan dan pengembangan
pelayanan professional melalui dipertahankannya kemampuan
professional konselor, dan melalui penemuan-penemuan baru
6. Tanggung Jawab Konselor Kepada Profesi
a. Bertindak sedemikian rupa sehingga menguntungkan diri sendiri
sebagai konselor dan profesi
b. Melakukan penelitian dan melaporkan penemuannya sehingga
memperkaya khasanah dunia bimbingan dan konseling

11
c. Berpatisipasi secara efektif dalam kegiatan oragnisasi profesonali
bimbingan dan konseling baik ditempat sendiri, di daerah, maupun
dalam lingkungan nasional
d. Menjalankan dalam mempertahankan standard profesi bimbingan
dan konseling serta kebijaksaan yang berlaku berkenaan dengan
pelayanan bimbingan dan konseling

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konselor merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan
konseling dengan tujuan agar klien mampu memperoleh pemahaman yang
lebih baik terhadap dirinya, pemecahan maslah yang dialaminya serta mampu
mengembangkan dirinya mampu mengembangkan potensi kearah
perkembangan yang lebih optimal sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial. Konseling islami merupakan bantuan yang
diberikan kepada orang yang mengalami kesulitan dengan tujuan agar orang
yang dibantu mampu mengatasi masalahnya sendiri.
Konselor Islam, dalam tugasnya membantu klien menyelesaikan masalah
kehidupannya, haruslah diperhatikan nilai-nilai dan moralitas islam. Apalagi
yang yang ditangani adalah membantu mengatasi masalah kehidupan yang
dialami oleh klien atau konseli, maka sudah sewajarnya konselor harus
menjadi teladan yang baik, agar klien merasa termotivasi dalam
menyelesaikan kehidupannya. Sebagai seorang teladan, seharusnya konselor
islami menjadi rujukan bagi klien dalam menjalani hidupnya, oleh karena itu,
sebagai suri teladan maka sudah konselor adalah seorang yang menjadi
barometer bagi konseli.
1. Tanggung Jawab Konselor Kepada Siswa
2. Tanggung Jawab Konselor Kepada Orang Tua
3. Tanggung Jawab Konselor Kepada Sejawat
4. Tanggung Jawab Konselor Kepada Sekolah dan Masyarakat
5. Tanggung Jawab Konselor Kepada Diri Sendiri
6. Tanggung Jawab Konselor Kepada Profesi

B. Kritk dan Saran


Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan

13
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Maslina Daulay, Peran Konseling Islami Dalam Pelaksanaan Bimbingan,


Repository, Jurnal IAIN Padangsidimpuan, 2015.

Abdurrahman, Fungsi Dan Peran Konseling Islam Dalam Pendidkan, Jurnal


Bimbingan Dan Konseling Islam, Vol, 3, No. 1, 2019.

Yuliyatun, Peranan Bimbingan Dan Konseling Islam Di Sekolah, Jurnal


Bimbingan Konseling Islam, Vol, 4, No. 2, 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai