Anda di halaman 1dari 6

Tuesday, April 2, 2013

ASBABUN NUZUL

 Mata Kuliah Ke Al Qur’anan


PENDAHULUAN
Latar Belakang  1.1
Ayat-ayat Al Qur’an yang Allah turunkan juga memerlukan sebab-sebab turunya. Orang yang
hendak memahami kesusastraan Arab harus mengetahui sebab-sebab yang mendorong penyair
untuk mengubah syairnya dan suasana ketika syair itu di ucapkan. Mengetahui suasana dan
keadaan itu, menolong kita untuk memahami dam merasakan saripati dari syair-syair itu.
Demikian pula halnya dengan ayat-ayat dan surat-surat yang menghendaki sebab nuzulnya. Dia
merupakan pembantu kita yang sangat baik dalam menetapkan takwil yang lebih tepat dan tafsir
yang lebih benar bagi ayat-ayat itu.[1]
Walaupun kita telah mengetahui sebab nuzulnya ayat, namun kita masih juga memerlukan      
sesuatu yang lain, karena sebab-sebab yang di terangkan oleh ahli sejarah kadang-kadang tidak
benar. Di dalam menghadapi azbab an-nuzul dari segi ke agamaan harus kita menggalinya dari
segi kenyataan sendiri oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui sebab nuzulnya ayat.
Para ulama’ tidak memperbolehkan kita menafsirkan Al Qur’an apabila kita tidak mengetahui
sebab-sebab nuzulnya ayat.[2]
Diantara sekian banyak manfaat,bahwa dengan mengetahui asbab nuzul Quran kita akan         
.mantap memberi makna dan menghilangkan kesulitan atau keraguan menafsirkannya
Segolongan ulama salaf mengalami kesulitan dalam memberikan makna ayat-ayat Al-Quran.
Setelah mereka mengetahui sebab-sebab turunnya, maka segala kesulitan hilang

Rumusan Masalah  1.2


:Melihat dari latar belakang yang di paparkan di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut
? Apakah pengertian Asbabun nuzul      .1
? Bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul      .2
? Apa manfaat mengetahui Asbabun Nuzul      .3

PEMBAHASAN
Pengertian asbabun nuzul              1.1
A.    Pengertian Kebahasaan Asbab Al Nuzul
Dilihat dari segi bahasa, kata Nuzul  berarti turunnya sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat
.yang rendah, seperti kalimat “ Nazala fulanu minal jibali”  ( seseorang turun dari ayas gunung”)
Bentuk tansirifnya yaitu” nazala ”  berarti menggerakkan sesuatu dari tempat yang lebih tinggi
ke tempat yang lebih rendah, seperti kalimat “Anzala minas sama i” ( Allah menurunkan air dari
langit )
Disamping itu, kata nuzul juga terkadang digunakan untuk maksud diam disuatu tempat atau
daerah tertentu, seperti kalimat “ Nazalal amiru bil madinati anzala” ( penguasa itu berada atau
bertempat tinggal di suatu kota).seperti yang digunakan Al-Quran dalam Surah Al-Mu’minun
: ayat ke 29 yang berbunyi
  è%ur Éb>§‘ ÓÍ_ø9Ì“Rr& Zwu”\ãB %Z.u‘$t7•B |MRr&ur çŽöyz tû,Î!Í”\ßJø9$# ÇËÒÈ@
Artinya : dan berdoalah Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau
adalah Sebaik-baik yang memberi tempat".( Al-Mu’minun: 29)[3]
Penggunaan kata al inzal atau tanzil untuk mengungkapkan turun dan diturunkannya aya-ayat A-
Qur’an, menurut Abdul Al-Maani dan Ahmad Al-Ghundur, karena Al-Quran itu diturunkan dari
yang Maha Tinggi, dan selain Allah adalah rendah, dan menurutnya pula, bisa juga
dilatarbelakangi oleh proses turunya wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril dari arah langit
yang tinggi [4]
Inilah makna kata nuzul dan inzal, serta latar belakang peletakan kata-kata tersebut pada proses
.trunnya wahyu dari Allah SWT.,kepada umat manusia melalui rasul-Nya Muhammad SAW

B.     Pengertian Istilah Asbab Al-Nuzul

Menurut Al-Zarqani dalam kitabnya Manahil Al-Irfan fi Ulum Al-Quran,yang dimaksud dengan
asbab nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi mengiringi ayat-ayat itu diturunkan untuk
membicarakan peristiwa tersebut,atau menjelaskan ketentuan hukumnya. Sementara menurut
Manna Al-Qahtan asbab nuzul adalah sebagai peristiwa yang menyebabkan ayat-ayat Al-Quran
itu diturunkan waktu kejadian peristiwa tersebut,baik berupa pertanyaan maupun kasusu-kasus
tertentu [5]
Berdasarkan dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa asbab nuzul ayat adalah berbagai
peristiwa baik berupa pertnyaan maupun kasus-kasus tertentu yang menyebabkan ayat-ayat Al-
.quran itu diturunkan saat terjadinya peristiwa tersebut,untuk menjelaskan ketentuan hukumnya
Pertanyan-pertanyaan yang dimaksud tersebut di atas, ada kalanya pertanyaan dari orang
mukmin,dan ada kalanya dari orang-orang yang mengingkari ajaran yang dibawa Muhammad
.sebagai utusan Allah, untuk menyampaikan ajaran kebenaran tersebut
Sejalan dengan pembahasan di atas bahwa ayat-ayat Al-Quran ada kalanya ditrunkan sebagai
jawaban atas pertanyaan yang dihadapkan pada Nabi Muhammad, dan beliau mengetahui
jawabannya secara pasti, maka segeralah jibril menurunkan ayat sebagai jawaban atas pertanyaan
.tersebut. Dengan pertanyaan tersebut, merupakan sebab turunnya ayat
Salah satu contoh pertanyaan yang menjadi sebab turunnya ayat adalah pertanyaan bangsa
Yahudi Madinah kepada Nabi SAW.,tentang ruh dan beliau belum dapat menjelaskannya dengan
: baik kepada mereka. Lalu turunlah ayat ke 85 Surah Al-Isra, yang berbunyi
štRqè=t«ó¡o„ur Ç`tã Çyr”9$# ( È@è% ßyr”9$# ô`ÏB ̍øBr& ’În1u‘ !$tBur OçFÏ?ré&
    z`ÏiB ÉOù=Ïèø9$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÑÎÈ
Artinya :” dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (Al-Isra’: 85)[6]
Menurut bahasa Asbabun Nuzul berarti turunya ayat-ayat Al-Qur’an . Al-Qur’an di turunkan
oleh Allah SWT. Kepada nabi Muhammad SAW. Secara berangsur-angsur lebih kurang 23
tahun. Al-Qur’an diturunkan untuk memperbaki akidah, ibadah, akhlaq dan pergaulan manusia.
.Yang sudah menyimpang dari  kebenaran

Cara Mengetahui Asbabun Nuzul              1.2


Yang mempunyai otoritas untuk mengungkapkan asbab nuzul ayat-ayat Al-Quran adalah para
sahabat Nabi, karena merekalah yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Quran tersebut.
Dengan demikian, pelacakan asbab nuzul harus diakukan dengan mencari dan mempelajari
perkataan-perkataan sahabat yang mengungkapkan proses turunnya ayat-ayat Al-Quran itu,atau
.riwayat-riwayat yang bermuara minimal para sahabat
Kalau perkataan sahabat tersebut juga mengungkapkan tentang perkataan atau perbuatan
Rasulullah yang berhubungan dengan turunnya ayat-ayat Al-Quran, maka kedudukannya
menjadi hadis marfu, dan sangat berpeluang untuk memperoleh kualitas hadis sahih. Tetapi,
kalau perkataan mereka itu, tidak menyinggung sedikitpun tentang Rasulullah, maka hadisnya
menjadi mauquf. Oleh sebab itu, wajar kalau para sarjana ilmu Al-quran, kemudian
menyimpulkan bahwa hadis-hadis tentang asbab nuzul itu, pada umumnya lemah karena tidak
.sampai pada Rasulullah
Akan tetapi hadis-hadis tentang asbab nuzul tidak menyangkut tentang ajaran keagamaan, tetapi
sekedar mengemukakan tentang latar belakang, atau berbagai peristiwa yang mengiringi
turunnya ayat. Oleh sebab itu, kendati lemah, hadis-hadis tersebut dapat digunakan, sebagai
.bahan referensi untuk memahami pesan-pesan ayat Al-Quran

Cara-cara melihat ungkapan asbab nuzul, secara umum disimpulkan oleh para ulama ada empat
:yaitu
Diungkapkan dengan kata-kata sebab.1
Diungkapkan dengan kata fa ( maka ).2
... Diungkapkan dengan kata nuzuli fi.3
Tidak diungkapkan dengan simbol-simbol kata di atas,tetapi alur ceritanya menunjukkan .4
sebagai ungkapan asbab nuzul [7]
Para sahabat yang menyaksikan proses turunnya ayat, terkadang mengungkapkan peristiwa itu
dengan kata-kata sababu nuzul al ayat każa ...( sebab turunnya ayat ini begini ... ). Kalau sahabat
mengungkapkan simbol tersebut, jelas sekali bahwa sebab nuzulnya itu sebagaimana yang ia
.kemukakan itu
Kemudian ada pula dari kebiasaan mereka itu mengemukakan dengan kata-kata fa ( maka ),
dalam kontes pengungkapan peristiwanya. Seusai mengemukakan peristiwanya itu, lalu mereka
mengatakan fanuzilat hażihi al-ayat fi każa, ... Kalau mereka mengatakan dengan simbol kata
.tersebut, maka perkataanya itu juga jelas mengemukakan asbab nuzul ayat yang diceritakannya
Disamping itu ada kebiasaan sahabat yang mengemukakan asbab nuzul ayat itu dengan
perkataan nuzilat hażihi al-ayat fi każa ... Dan terkadang pula mereka tidak mengemukakannnya
dengan simbol kata-kata yang menunjukkan sebab turunya ayat, tetapi mereka hanya bercerita
.tentang sebuah peristiwa, lalu mengemukakan ayat yang diturunkan dalam peristiwa tersebut

Manfaat Mengetahui Asbabun Nuzul 2.3


Banyak manfaat mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur’an diantaranya akan
memantapkan memberi makna dan menghilangkan kesulitan atau keraguan menfsirkannya. Ibnu
Taimiyah berkata “ mengetahui sebab turunnya ayat Al-Quran menolong seseorang memahami
makna ayat, karena mengetahui sebab turunnya itu memberikan dasar untuk mengetahui
   akibatnya” [8]
Ada beberapa manfaat mengetahui asbab nuzul, secara rinci Al-Zarqani menyebutkan tujuh
: macam manfaat atau faidah,  sebagai berikut
Pengetahuan tentang asbab nuzul membawa kepada pengetahuan tentang rahasia dan      .1
tujuan Allah secara khusus mensyariatkan agama-Nya melalui Al-Quran. Pengetahuan yang
demikian akan memberi manfaat baik bagi orang mukmin atau non mukmin. Orang mukmin
akan bertambah keimanannya dan mempunyai hasrat yang keras untuk menerapkan hukum Allah
.dan mengamalkan kitabnya
Sebagai contoh adalah syariat tentang pengharaman minuman keras. Menurut Muhammad Ali
Al-Shabuni pengharaman minuman keras berlangsng melalui empat tahap ,tahap pertama Allah
mengharamkan minuan keras secara tidak langsung,tahap kedua memalingkan secara langsung
dari padanya,mengharamkan secara parsial, keempat pengharaman secara total.[9]
Pengetahuan tentang asbab nuzul membantu dalam memahami ayat dan menghindarkan      .2
kesulitan. Hal ini senada dengan pernyataan Ibnu Daqiq Al Id ia berkata “ Ketrerangan tentang
sebab turunnya ayat merupakan jalan kuat untuk memahami makna-makna Al-Quran”.[10]
Diantara contohnya ialah ayat ke 158 dari Suah Al-Baqarah kalau tidak dibantu dengan
pelacakan asbab nuzulnya, pemahaman dan penafsiaran ayat tersebut bisa keliru. Ayat tersebut
: berbunyi
bÎ) $xÿ¢Á9$# nouröyJø9$#ur `ÏB Ìͬ!$yèx© «!$# ( ô`yJsù ¢kym |MøŠt7ø9$# Írr& tyJtFôã$# ¨
Ÿxsù yy$oYã_ Ïmø‹n=tã br& š’§q©Ütƒ $yJÎgÎ/ 4 `tBur tí§qsÜs? #ZŽöyz ¨bÎ*sù ©!$# íÏ.
  $x© íOŠÎ=tã
Artinya : Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah Maka
Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sa'i antara keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan
kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha mengetahui.
( Al-Baqarah : 158)[11]
Dengan kata Fala Junaha, dapat diartikan bahwa rukun sai ibadah ( boleh) dan tidak mengikat.
Oleh sebab itu Urwah salah seorang sahabat Nabi pernah berpendapat bahwa sai itu ibadah, dan
tidak mengikat. Akan tetapi, kemudian dikritik oleh Aisyah, karena menurutnya, ayat tersebut
diturunkan sehubungan dengan pertanyaan orang-orang Ansar pada Rasulullah, tentang sai
antara safa dan marwa,karena mereka sebelumnya tidak punya tradisi sai saat melakukan
ritus ,pada zaman islamnya. Sehubungan dengan pernyataan mereka inilah ayat tersebut
.diturunkan, dan Rasulullah mewajibkan melakukan sai antara kedua bukit tersebut
Pengetahuan asbab nuzul dapat menolak dugaan adanya hasr atau pembatasan dalam ayat      .3
:yang menurut lahirnya mengandung hasr atau pembatasan, Seperti firman Allah
è% Hw ߉É`r& ’Îû !$tB zÓÇrré& ¥’n<Î) $·B§ptèC 4’n?tã 5OÏã$sÛ ÿ¼çmßJyèôÜtƒ HwÎ) @
br& šcqä3tƒ ºptGøŠtB ÷rr& $YByŠ %·nqàÿó¡¨B ÷rr& zNóss9 9ƒÍ”\Åz ¼çm¯RÎ*sù ê[ô_Í‘
/÷rr& $¸)ó¡Ïù ¨@Ïdé& ÎŽötóÏ9 «!$# ¾ÏmÎ
Artinya: Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu
yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau
darah yang mengalir atau daging babi - karena Sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang
yang disembelih atas nama selain Allah. " ( Al-An’am : 145)[12]
Imam Syafi’i berpendapat bahwa hasr (pembatasan) dalam ayat ini tidak termasuk dalam maksud
itu sendiri. Untuk menolak adanya hasr (pembatasan) dalam ayat ini, ia mengemukakan alasan
bahwa sehubungan dengan sikap orang-orang kafir yang suka mengharamkan kecuali apa yang
di halalkan oleh Allah dan meng halalkan Apa yang di haramkan oleh-Nya. Hal ini karena
penentangan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.[13]
Pengetahuan tentang asbab nuzul dapat meng hususkan (takhsis) hukum pada sebab      .4
menurut ulama’ yang memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah kehususan sebab dan
bukan keumuman lafal.[14]
Dengan mempelajari asbab nuzul diketahui pula bahwa sebab turun ayat ini tidak pernah      .5
dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut sekalipun datang mukhasisnya ( yang
mengkhususkan ).[15]
Denga asbab nuzul, di ketahui orang yang ayat tertentu turun padanya secara tepat sehinga      .6
tidak terjadi kesamaran bisa membawa penuduhan terhadap orang yang tidak bersalah dan
pembebasan orang yang salah.[16]
Pengetahuan tentang asbab nuzul akan mempermudah orang yang meng hafal Al-Qur’an      .7
serta memperkuat keberadaan wahyu dalam ingatan orang yang mendengarnya jika mengetahui
sebab turunya.[17]

PENUTUP
Dari uraian di atas kesimpulanya bahwa pengertian dari asbab nuzul ayat itu ada dua, yaitu
menurut kebahasaan yang berasal dari kata Nuzul,nazala,dan al inzal yang berarti turunnya
sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Dan menurut istilah adalah berbagai
peristiwa baik berupa pertnyaan maupun kasus-kasus tertentu yang menyebabkan ayat-ayat Al-
.Qur’an itu diturunkan saat terjadinya peristiwa tersebut, untuk menjelaskan ketentuan hukumnya
Cara-cara melihat ungkapan asbab nuzul, secara umum disimpulkan oleh para ulama ada empat
:yaitu
Diungkapkan dengan kata-kata sebab, Diungkapkan dengan kata  “fa” ( maka ), dan
Diungkapkan dengan kata “nuzuli fi” ... Tidak diungkapkan dengan simbol-simbol kata di
.atas,tetapi alur ceritanya menunjukkan sebagai ungkapan asbab nuzul
Dan asbab nuzul suatu ayat mempunyai banyak manfaat untuk kehidupan ummat manusia di ini,
salah satunya adalah sebagai landasan-landasan suatu penetapan hukum dan masih banyak
.lainya

PUSTAKA
Ash-Shiddieqy, Tengku Muhammad Habsi, Ilmu-Ilmu Al Qur’an, Pustaka Rizki putra,         ·
.Semarang, 2009
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Pustaka Agung Harapan,         ·
.Surabaya ,2006
.Rosyada, Dede, Al-Quran Hadis, Dirjen Bimbaga Islam, Jakarta, 1998         ·
As-Suyuti, Jalaluddin,  Lubabun Nukul Fi Asbabun Nuzul,  Darul Ihya Indonesia ,         ·
.Rembang, tanpa tahun
Syadali, Drs.H.Ahmad, Rofi’i, Drs.H.Ahmad, Ulumul Quran I, CV.Pustaka Setia,         ·
.Bandung, 1997

Prof. Dr. Tengku Muhammad Habsi Ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al Qur’an, Pustaka Rizki ]1[
putra, semarang, 2009, hlm 13
Ibid hlm 14]2[
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya Pustaka Agung Harapan,2006 , Surabaya ]3[
hlm 478
Dede Rosyada,Al-Quran Hadis, Dirjen Bimbaga Islam,1998, Jakarta, hlm 69 ]4[
Ibid ]5[
Departemen Agama RI,Op.cit., hlm 396 ]6[
Dede Rosyada, Op. cit.,hlm 76 ]7[
Jalaluddin As-Suyuti, Lubabun Nukul Fi Asbabun Nuzul,  Darul Ihya Indonesia , Rembang, ]8[
tanpa tahun, hlm 6
Drs.H.Ahmad Syadali, M.A dan Drs.H.Ahmad Rofi’i, Ulumul Quran I, CV.Pustaka Setia, ]9[
Bandung, 1997 ,hlm 116-119
Jalaluddin As-suyuti, loc.cit ]10[
Departemen Agama RI,Op.cit., hlm 30 ]11[
Departemen Agama RI,Op.cit., hlm 198 ]12[
Drs.H.Ahmad Syadali, M.A dan Drs.H.Ahmad Rofi’i, Op.cit., hlm 127 ]13[
Ibid hlm 128 ]14[
Ibid hlm 129 ]15[
Ibid hlm 131 ]16[
Ibid hlm 132 ]17[

Anda mungkin juga menyukai