BAB 1 Pendahuluan
BAB 1 Pendahuluan
1 Latar Belakang
Sistem penyelenggaraan
penataan ruang merupakan
kegiatan yang meliputi
pengaturan, pembinaan,
pelaksanaan, dan pengawasan
penataan ruang sebagaimana
diatur dan diamanahkan dalam
Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang. Sejak tahun 2008 telah
ditetapkan Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (PP RTRWN), Rencana
Tata Ruang Pulau, serta lebih
dari 80% Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi telah ditetapkan
dengan Perda, Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, serta Rencana Detail Tata Ruang yang
telah disusun di beberapa wilayah. Penerbitan rencana tata ruang tersebut membutuhkan
kegiatan pengawasan yang dilakukan melalui upaya pengendalian pemanfaatan ruang
sehingga terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Perwujudan pengendalian pemanfaatan ruang ditetapkan melalui peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi baik administratif
dan/atau pidana. Sanksi adalah Tindakan penertiban yang dilakukan terhadap pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan peraturan zonasi. Dalam pasal 68
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dijelaskan bahwa sanksi administrative
dapat diberikan melalui peringatan tertulis, penghentian sementara kegiatan, penghentian
sementara pelayanan umum, penutupan lokasi, pencabutan izin, pembatalan izin,
pembongkaran bangunan, pemulihan fungsi ruang; dan/atau denda administratif.
Mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang di daerah mengacu pada Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang juga mengatur pengenaan sanksi. Pengendalian pemanfaatan
ruang dalam hal ini penegakan hukum cukup mengalami tantangan baik dari segi Sumber
Daya Manusia (SDM) yang terbatas dari segi jumlah dan kompetensi, kebijakan politik yang
dinamis dan kurangnya dukungan anggaran daerah. Keterbatasan - keterbatasan tersebut
|1 - 1
LAPORANPENDAH
ULUAN
secara tidak langsung berdampak pada hasil penegakan hukum yang belum mampu
memberikan efek jera.
Dugaan tindak pidana pelanggaran pemanfaatan ruang tersebut bisa juga
merupakan laporan dari masyarakat, karena masyarakat juga berhak melakukan fungsi
pengawasan penataan ruang sebagaimana disebut dalam pasal 199 PP No. 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang. Selain itu pengawasan penataan ruang bisa
dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Sedangkan sarana penyampaian
pengawasan antara lain bisa melalui kotak pos, website, layanan pesan singkat.
Sehubungan hal tersebut, untuk menjalankan fungsi Penegakan Hukum Bidang
penataan ruang di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Gorontalo, agar
mendorong pemanfaatan ruang secara efektif dan optimal sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan bidang penataan ruang, kegiatan ini diharapkan dapat mencegah
terjadinya indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang yang dapat dikenakan sanksi administratif, sanksi perdata, dan sanksi pidana,
sekaligus sebagai peringatan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah dan
semua pihak dalam mewujudkan tertib tata ruang.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan rekomendasi pengenaan sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang penataan
ruang terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi
Gorontalo.
1.2.3 Sasaran
Untuk mencapai tujuan kegiatan di atas maka, sasaran yang hendak dicapai dari
kegiatan ini yaitu:
1. Tersusunnya kajian spasial dan kajian hukum mengenai pelanggaran
pemanfaatan ruang hingga rekomendasi pengenaan sanksi administratif;
2. Terlaksananya lokakarya peningkatan kapasitas pelaksana pengenaan sanksi
administratif yang menghasilkan rencana kerja;
3. Tercapainya kesepakatan Tindakan pengenaan sanksi administratif yang
terkoordinasi dan berjangka waktu;
4. Terlaksananya sosialisasi pengenaan sanksi administratif kepada para pelanggar;
|1 - 2
LAPORANPENDAH
ULUAN
|1 - 3
LAPORANPENDAH
ULUAN
Wilayah DAS Tuntang dan Gambar 1.1 tentang Peta Batas Administrasi Kawasan
DAS Tuntang.
|1 - 4
Gambar 1.1. Peta Batas Administrasi Kawasan DAS Tuntang
|1 - 5
1.1 1–5
LAPORANPENDAH
ULUAN
Sedangkan DAS Limboto yang terletak berdasarkan geografis antara 122 o42’0,24’’ -
123 03’1,17’’ BT dan 00o30’2,035’’ - 00o47’0,49’’ LU. Secara administrasi wilayah
o
pemerintahan maka DAS Limboto terletak di wilayah Kabupaten Gorontalo, sebagian kecil
Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara. Luas Kawasan DAS Limboto memiliki luas
89,393 Ha (BPDASHL Bone Bolango, KLHK). Untuk lebih jelasnya mengenai wilayah DAS
Limboto dapat dilhat pada tabel 1.2 tentang Luas Wilayah DAS Limboto dan Gambar
1.2 tentang Peta Batas Administrasi Kawasan DAS Limboto.
1.4 Keluaran
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Daftar indikasi pelanggaran pemanfaatan ruang yang update dan terverifikasi.
2. Kajian spasial dan hukum mengenai pelanggaran pemanfaatan ruang dengan
disertai data pendukung yang mencukupi.
3. Rekomendasi pengenaan sanksi administratif terhadap indikasi pelanggaran
pemanfaatan ruang.
4. Rencana kerja Pemerintah Daerah dalam rangka pengenaan sanksi
administratif.
5. Berita Acara Kesepakatan Tindakan Pengenaan Sanksi Administratif.
6. Berita Acara Sosialisasi Pengenaan Sanksi Administratif.
7. Surat peringatan kepada pelaku pelanggaran pemanfaatan ruang sesuai BA
Kesepakatan Tindakan.
8. Plang Papan Peringatan di lokasi pelanggaran pemanfaatan ruang sesuai BA
Kesepakatan Tindakan, beserta komitmen dan batas waktu tindaklanjut oleh
Pemerintah Daerah.
9. Laporan evaluasi pengenaan sanksi administratif pelanggaran pemanfaatan
ruang.
|1 - 6
Gambar 1.2. Peta Batas Administrasi Kawasan DAS Limboto
|1 - 7
1.2 1–7
LAPORANPENDAH
ULUAN
1.5 Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatnya kapasitas dan kualitas penegakan
hukum administratif bidang penataan ruang pemerintah daerah dan meningkatnya
keperdulian masyarakat terhadap penataan ruang.
|1 - 8
LAPORANPENDAH
ULUAN
18. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo No. 9 tahun 2017 tentang RTR Kawasan
Strategis Provinsi Danau Limboto; dan
19. Peraturan Daerah No. 9 tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Gorontalo Tahun 2019-2039.
|1 - 9
LAPORANPENDAH
ULUAN
|1 - 10