Modul Elemen 1 Dasar Dasar Agribisnis Perikanan
Modul Elemen 1 Dasar Dasar Agribisnis Perikanan
KELAS X
Tahun pelajaran 2022/2023
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami proses
bisnis secara menyeluruh industri agribisnis perikanan antara
lain tentang perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan
perlakuan pasca panen; penerapan K3LH, perencanaan produk,
mata rantai pasok (Supply Chain), logistik, proses produksi,
penggunaan dan perawatan peralatan di bidang agribisnis
perikanan, serta pengelolaan sumber daya manusia dengan
memperhatikan potensi dan kearifan lokal.
Jumlah Pertemuan 4
Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq, kebhinekaan global, gotong royong, bernalar kritis,
kreatif, mandiri.
Sarana Prasarana • RPS Lab Basah Perikanan
• Pelindung tangan (sarung tangan kain, karet)
• Pakaian kerja (wearpack/jas laboratorium/baju lapang) • •
Topi pelindung/helm kerja
• Pelindung pernafasan (masker/respirator)
• Alas kaki (sepatu boots)
• Papan tulis
• Spidol
• Komputer/Laptop
• Jaringan Internet
• LCD Proyektor
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
Pertemuan 2 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
Pertemuan 3 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
Pertemuan 4 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
Refleksi
Asesmen Asesmen Diagnostik
Asesmen Formatif : Lembar Kerja Peserta Didik
Asesmen Sumatif : Soal Latihan
Negara Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang ditunjukan dengan banyaknya
pulau-pulau di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ikan yang banyak dan varisi atau
keanekaragaman ikan yang sangat kaya. Nilai ekonomi usaha perikanan termasuk industri
bioteknologi kelautan dan perairan tawar mampu memberikan devisa negara yang besar setiap
tahun. Nilai ekonomi yang besar ini baru dihasilkan dari aktivitas usaha produksi dan pengolahan
(pasca panen) hasil perikanan. Aktivitas bisnis (usaha) perikanan mampu membangkitkan begitu
banyak dampak ekonomi terhadap industri penunjang usaha perikanan (seperti jaring, mesin
kapal, kincir air tambak, pabrik pakan ikan, pabrik es, dan cold storage), jasa transportasi,
perhotelan, bank, dan lain sebagainya.
Dampak dari adanya peningkatan hasil potensi perikanan dan kelautan yang dikelola
dengan baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan mendukung terciptanya
industrialisasi perikanan di Indonesia. Ada beberapa faktor yang harus dikuasai oelh para
pelaku bisnis di bidang agribisnis perikanan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari
bisnis perikanannya, yaitu perencanaan produk, mata rantai pasok (suplay chain), logistic
perikanan dan proses produksi.
a. Perencanaan Produk
Perencanaan produk adalah kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang akan
dijadikan sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan. Definisi perencanaan
produk itu sendiri adalah perencanaan tentang apa dan berapa produksi yang akan
dibuat oleh perusahaan dalam periode tertentu di waktu yang akan datang.
Perencanaan produksi dapat didefinisikan juga sebagai suatu proses untuk memproduksi
produk atau barang-barang pada suatu periode tertentu yang ditentukan melalui
pengorganisasian sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja, bahan baku, dan
sumber daya peralatan lainnya.
Perencanaan produk atau jasa meliputi berbagai aktifitas seperti uji pemasaran;
pemosisian produk dan merek; pemanfaatan garansi; pengemasan; penentuan pilihan
produk; fitur produk, gaya produk, dan kualitas produk; penghapusan produk lama; dan
penyediaan layanan konsumen. Di bidang agribisnis perikanan, kegiatan perencanaan
produk adalah seperti merencanakan bibit ikan tertentu pada suatu periode produksi,
perencanaan membuat produk hasil olahan perikanan, perencanaan produksi udang
Windu, atau perencanaan untuk memproduksi ikan hasil pembesaran dan lainnya.
Perencanaan dalam bisnis perikanan harus diperhatikan secara matang dan tanggung
jawab tinggi. Kemampuan dalam perencanaan produk perikanan merupakan salah satu
kemampuan kepemimpinan yang harus dikuasai oleh entrepreneur (pengusaha) agibisnis
perikanan.
Kemampuan kepemimpinan pengusaha ikan sangat penting untuk :
1) Mengambil keputusan dan mengelola resiko
2) Memutuskan untuk menjadi wirausahawan mandiri
3) Menumbuhkan sifat pantang menyerah
4) Mengelola konflik
5) Mengetahui visi, misi serta merencanakan strategi yang akan dirumuskan.
b. Mata Rantai Pasok (Suplay Chain)
Pada prinsip industri, seperti di dalam bisnis manufakturing, kegiatan industrinya adalah
mengkonversikan beberapa bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi
sebuah produk barang jadi (siap pakai) dan mendistribusikannya kepada pelanggan.
Dengan melaksanakan kegiatan merubah bahan dasar menjadi produk siap pakai dan
kemudian mengirimkan ke pelanggan merupakan kegiatan Supply Chain atau Rantai
Pasokan.
Pada semua kegiatan bisnis atau usaha, termasuk bisnis di bidang sgribisnis perikanan,
kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien
sehingga memberikan makna dalam peningkatan keuntungan bisnisnya. Untuk
mendapatkan hasil maksimal dari kegiatan rantai pasok ini biasanya diperlukan
manajemen yang profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya
disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management (SCM).
Definisi singkat Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan
adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa
kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan
informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok. Sedangkan untuk definisi lainnya
yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan
adalah mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan
yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi.
Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab
untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan
tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien. Dalam agribisnis perikanan, bisnis
yang sering dilaksanakan biasanya selain menjual ikannya secara langsung, bisa juga
produk lain dengan bahan baku ikan, ini disebut dengan produk perikanan. Produk
Perikanan adalah setiap bentuk produk pangan yang berupa ikan utuh atau produk yang
mengandung bagian ikan, termasuk produk yang sudah diolah dengan cara apapun yang
berbahan baku utama ikan. Dengan demikian, runtutan alur atau urutan produk dari
produsen sampai ke konsumen merupakan mata rantai pasok. Sebagai contoh, berikut
adalah mata rantai pasok dalam agribisnis perikanan:
c. Logistik Perikanan
Kegiatan logistik perikanan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan mata rantai
pasok atau Supply Chain Manajement (SCM). Urutan kegiatan logistik perikanan
dimulai dari produksi perikanan atau produk perikanan, bahan baku dan alat produksi
sampai pada pengolahan informasi tentang pengadaan, penyimpanan dan distribusi
produk perikanan ke konsumen. Pemerintah melalui peraturan Menteri Kelautan Dan
Perikanan Republik Indonesia Nomor 5/Permen-Kp/2014 mendefinisikan Sistem
Logistik Ikan Nasional, yang selanjutnya disingkat SLIN sebagai berikut :
SLIN adalah sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan
alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan
distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan
stabilisasi sistem produksi perikanan hulu‐hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri
Dari definisi Sistim Logistik Ikan Nasioal diatas, dapat dipetakan beberapa kegiatan
logistik yang harus dikuasai oleh para manajemen pelaku usaha yang bergerak di
agribisnis perikanan, yaitu :
1) Penguasaan sistem manajemen rantai pasokan ikan
2) Penyediaan produk perikanan
3) Penyediaan bahan dan alat produksi
4) Kemampuan mengumpulkan informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan,
sampai dengan distribusi
5) Pembuatan kebijakan bisnis untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem
produksi perikanan
6) Pengendalian disparitas harga, serta
7) Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
d. Proses Produksi
Kegiatan terpenting dari sebuah kegiatan bisnis adalah produk itu sendiri. Produk
merupakan barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan yang merupakan hasil dari
kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk dikenal
dengan kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk
dikenal dengan kegiatan produksi.
Proses produksi merupakan interaksi antara bahan dasar, bahan-bahan pembantu,
tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan yang dipergunakan.
Menurut ahli lain, Subagyo, mendefinisikan proses produksi adalah proses masukan
menjadi keluaran. Subagyo (2000) menjelaskan bahwa ada 3 jenis proses produksi,
yaitu proses produksi secara terus menerus, proses produksi putus-putus dan proses
produksi intermediated. Berikut adalah penjelasan proses produksi.
1) Proses produksi terus menerus Proses produksi terus menerus adalah proses
produksi yang tidak pernah berganti macam atau jenis barang yang dikerjakan.
2) Proses produksi putus-putus Dikatakan proses produksi terputus-putus karena
perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam
barang yang dikerjakan.
3) Proses produksi intermediated Dalam kegiatan produksi yang yang
sesungguhnya, proses produksi terus menerus dan terputus-putus tidak
sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran atau kombinasi dari kedua
proses produksi. Hal ini disebabkan karena macam atau jenis prodak yang
berbeda tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap
macamnya agak banyak.
Dalam agribisnis perikanan, kegiatan atau proses produksi bisnis perikanan bisa
dikategorikan pada 3 jenis produksi, yaitu :
Penanganan produksi ikan yang diolah memiliki tingkat kerumitan tersendiri, mulai dari
penyediaan bahan baku ikan yang berkualitas, proses produksi yang harus bersih
(higienis) serta pemasaran yang lebih gencar. Pelaku bisnis pengolahan hasil perikanan
memiliki peran penting dalam mensuplai asupan gizi konsumennya. Konsumen yang
tidak menyukai ikan secara utuh, bisa mendapatkan gizi dari ikan seperti protein dan
asam amino esensial melalui produk olahan yang berasal dari ikan itu sendiri.
Sebelum membahas pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja (k3), disampaikan konsep
atau pandangan K3:
a. Konsep lama
1) Kecelakaan merupakan nasib sial dan merupakan risiko yang harus diterima.
2) Tidak perlu berusaha mencegah
3) Masih banyak pengganti pekerja
4) Membutuhkan biaya yang cukup tinggi
5) Menjadi faktor penghambat produksi
Pengaruh lingkungan kerja terhadap kesehatan merujuk pada kondisi lingkungan kerja, terutama
aspek:
a. Gaya hidup seperti minuman keras, rokok, narkoba, dan makanan berlemak;
b. Bahan toksik seperti mikroorganisme, patogen, logam berat, B3; dan
c. Bahaya fisik seperti kebisingan, sinar ultraviolet, debu di udara.
Penyakit akibat kerja dan penyakit terkait kerja
Penyakit yang diderita pegawai dalam hubungan dengan kerja, baik karena faktor resiko, kondisi
tempat kerja, peralatan kerja material yang dipakai, proses produksi, limbah, dan hasil produksi.
a. Penyakit akibat kerja
Penyakit tersebut terjadi hanya diantara populasi pekerja, karena adanya paparan di tempat kerja
merupakan hal utama dan penyebabnya spesifik.
b. Penyakit terkait kerja
Penyakit ini terjadi juga pada populasi penduduk di luar lingkungan kerja. Pemaparan di tempat
kerja hanya merupakan salah satu faktor dan penyebabnya multifaktor.
2) Kapur
Kapur tohor (CaCO3) dipakai sebesar 60 ton/tahun di unit usaha pembenihan sentral dan 30 ton di
unit usaha pembenihan lokal.
3) Insektisida Insektisida sebanyak 100 liter di unit usaha pembenihan sentral dan 50 liter di unit
usaha pembenihan lokal.
4) Bahan pereaksi kimia
a) Bahan pereaksi kimia dan obat-obatan lebih kurang 2 kg KMnO4 di unit usaha pembenihan
sentral, 1 kg KMnO4 di unit usaha pembenihan lokal.
b) Aceton/alkohol sebanyak 10 liter di unit usaha pembenihan sentral, dan 5 liter di unit usaha
pembenihan lokal.
c) Hormon buatan (HCG) sebanyak 30.000 IU di unit usaha pembenihan sentral dan 15.000 IU di
unit usaha pembenihan lokal.
d) Aquades lebih kurang 50 liter. untuk unit usaha pembenihan sentral dan 20 liter. di unit usaha
pembenihan lokal.
e) Bahan anestesia (MS.222) sebanyak 1 liter. di unit usaha pembenihan sentral dan 0,5 liter. di
unit usaha pembenihan lokal.
f) Antibiotik (Terramycine Kemicitine), 500 gram di unit usaha pembenihan sentral dan 150 gram di
unit usaha pembenihan lokal Selain penggunaan berbagai peralatan yang perlus sesuai dengan
standar operasional prosedur, peralatan yang digunakan atau pun dalam kondisi disimpan perlu
juga melakukan perawatan secara berkala disesuaikan dengan setiap karakteristik peralatan.
Perawatan peralatan dapat dilakukan dengan cara membersihkan kembali peralatan yang telah
digunakan, melakukan desinfeksi terhadap peralatan lapangan dan laboratorium, mengkalibrasi
kembali peralatan-peralatan elektrik dandigital sebelum disimpan pada tempat yang sesuai
penempatannya.
Penyimpanan peralatan dalam kondisi bersih dan tertata merupakan salah satu upaya
perawatan peralatan operasional. Pendataan peralatan yang disimpan serta jumlah dan spesifikasi
peralatan perlu dilakukan untuk mempermudah saat alat akan digunakan. Penggunaan dan
perawatan peralatan atau sarana sesuai dengan kebutuhan dan kapasitasnya merupakan salah satu
factor penting dalam kegiatan agribisnis perikanan.
Penggunaan alat yang tepat didukung dengan perawatan sarana prasarana dengan baik secara
langsung dapat membantu pencegahan serangan hama dan penyakit yang bisa menyerang
komoditas perikanan yang dipelihara, hal ini karena dengan peralatan yang bersih maka kontaminasi
dapat dihindari. Desinfeksi juga dapat dilakukan saat sebelum dan sesudah penggunaan peralatan
dan sarprasa budidaya untuk menghindari serangan hama penyakit yang dapat berdampak pada
keberhasilan usaha agribisnis perikanan.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan Potensi dan Kearifan Lokal
a. Pengertian sumberdaya manusia
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak
dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan
kunci yang menentukan perkembangan perusahaan.
Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu. Pengertian SDM dapat
dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan pengertian makro.
Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu
perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja, tenaga
kerja dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian SDM secara makro adalah penduduk suatu
negara yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah
bekerja.
Sehingga secara menyeluruh, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja
sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai
aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Organisasi merniliki berbagai macam sumber daya sebagai ‘input’ untuk diubah menjadi
‘output’ berupa produk barang atau jasa. Sumber daya tersebut meliputi modal atau uang,
teknologi untuk menunjang proses produksi, metode atau strategi yang digurunakan untuk
beroperasi, manusia dan sebagainya.
Diantara berbagai macam sumber daya tersebut, manusia atau sumber daya manusia (SDM)
merupakan elemen yang paling penting. Untuk merencanakan, mengelola dan mengendalikan
sumber daya manusia dibutuhkan suatu alat manajerial yang disebut manajemen sumber daya
manusia (MSDM) (Priyono, 2010)
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) sangat erat kaitannya dengan SDM dalam
sebuah organisasi atau perusahaan. MSDM sendiri memiliki manfaat dan fungsi yang banyak dan
berguna dalam mengatur dan memberdayakan SDM yang ada dan direncanakan untuk
bergabung dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Berikut adalah 11 Fungsi MSDM:
a) Perencanaan, merencanakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, agar
lebih efektif dan efisien.
b) Pengorganisasian, pembagian kerja karyawan, hubungan kerja, delegasi wewenang dan
koordinasi.
c) Pengarahan (Directing), mengarahkan semua karyawan untuk bekerja secara efektif dan
efisien.
d) Pengendalian (Controlling), mengendalikan dan mengawasi karyawan untuk taat pada
peraturan yang ada.
e) Pengadaan (Procurement), yaitu proses penarikan, seleksi, orientasi dan induksi karyawan
jika diperlukan.
f) Pengembangan (Development), yaitu proses peningkatan ketrampilan dari perusahaan bagi
karyawan yang biasa disebut pelatihan.
g) Kompensasi (Compensation), yaitu penghitungan dan pembagian balas jasa secara adil
terhadap karyawan.
h) Pengintegrasian (Integration), Mempersatukan kepentingan karyawan dan perusahaan agar
selaras dan tidak bertolak belakang.
i) Pemeliharaan, yaitu proses memelihara dan meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas.
j) Kedisiplinan (Dicipline), pendisiplinan karyawan terhadap peraturan dan norma sosial yanga
ada.
k) Pemberhentian (Separation), pemberhentian dari organisasi atau dengan kata lain PHK
Nama kelompok :
Nama : 1
2
3
4
5
Kelas :
1. Lembar kerja peserta didik Proses Bisnis Industri Perikanan Budidaya/ Tangkap/
Pengolahan
Alat dan bahan diskusi : laptop, jaringan internet, alat tulis, lembar pengamatan, media
pembelajaran
Langkah/Petunjuk Kerja
a) Pada kegiatan ini, diskusikanlah dengan kelompokmu permasalahan dibawah ini
b) Isikanlah hasil diskusi kalian pada lembar kerja dengan mengisi Tabel.
Pertanyaan
Jawaban :
Jawaban :
4. Jelaskan tentang mata rantai pasok (suplay chain) dengan menggunakan gambar atau
flowchart! (skor 20)
Jawab :
Jawab :
b. Lembar kerja peserta didik Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bidang Perikanan
Alat dan bahan diskusi : alat tulis, jaringan internet, lembar pengamatan, sumber
bacaan
Jawaban :
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
2) Pada masing-masing gambar diatas adalah resiko kerja yang kemungkinan bisa
terjadi dari kegiatan-kegiatan tersebut ! Jelaskan !
3) Bagaimana pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan dari resiko kerja
yang dapat ditimbulkan dari gambar tersebut !
Jawab :
5) Jika ada gambar yang belum menerapakan upaya pencegahan resiko kerja ?
Apakah yang perlu dilakukan sehingga mereka terhindar dari resiko kerja ?
Jawab :
2. Simulasikan penggunaan APD disesuaikan dengan lokasi kegiatan, foto dan tempelkan
pada kolom di bawah ini !
d. Lembar kerja peserta didik
Mengidentifikasi penggunaan dan perawatan peralatan agribisnis perikanan
Sumber pengamatan :
1. Pengamatan langsung di industri/ pembudidaya
2. Pengamatan melalui tayangan video
Silahkan kalian diskusikan Bersama teman sekelompokmu, pilihlah salah satu sumber
pengamatan yang ada kemudian kalian isi tabel pengamatan kalian !
Nama industri :
Tanggal kunjungan :
Pendamping lapangan :
Keterangan :
Sarana utama meliputi bangunan yang terdapat pada area (hatchery, tambak, kolam, dsb
Sarana pendukung meliputi sarana yang mendukung keberfungsian sarana utama
Sarana operasional meliputi sarana atau peralatan yang digunakan untuk kegiatan-
kegiatan operasional
2. Lengkapi daftar yang telah kalian buat sesuai dengan tabel berikut !
Assessment Diagnostik
Soal Uraian :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses bisnis!
2. Bagaimana industry perikanan yang kalian ketahui ?
3. Jelaskan apa manfaat merencanakan suatu produk perikanan ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud mata rantai pasok ( supply chain) !
5. Bagaimana proses produksi perikanan yang kalian ketahui ?
RUBRIK PENILAIAN
Tanggal Penilaian:
Soal Latihan
Kisi Kisi Soal Uraian
1. Peserta didik yang nilainya kurang dari 65 agar memperdalam lagi Ringkasan Materi
Modul Proses Bisnis Secara Menyeluruh di bidang agribisnis perikanan
2. Peserta didik yang nilainya lebih dari atau sama dengan 65 mempelajari Modul
Perkembangan system teknologi, ekologi periran dan isu-isu global di bidang agribisnis
perikanan ramah lingkungan
B. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
5. Menyampaikan informasi yang diperoleh
GLOSARIUM
Acontainer Craneident : Kejadian bahaya yang diserta adanya korban dan/atau kerugian
(manusia/benda).
Danger : Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat
dicegah dengan berbagai tindakan preventif
Hazard : suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan kecelakaan,
penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
Incident : Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang
dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi
ambang batas badan/struktur)
Perencanaan produk : Kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang akan dijadikan
sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan
Perencanaan produksi : Sebagai suatu proses untuk memproduksi produk atau barang-barang
pada suatu periode tertentu yang ditentukan melalui pengorganisasian
sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja, bahan baku, dan sumber
daya peralatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, L. 2018. Wawasan, Peluang dan Tantangan Agropreneur Indonesia. Lely Rahmawati
blogspot.com
Wardiningsih Sri. 2014. Prasarana dan Sarana Pembenihan Ikan. Teknik Pembenihan Ikan (Edisi 2).
Universitas Terbuka. Tangerang Selata
Yapanto L M. 2020. Rantai Pasok Perikanan dan Tantangan yang Dihadapi nelayan di Indonesia.
https://darilaut.id/kajian/rantai-pasokperikanan-dan-tantangan-yang-dihadapi-nelayan-di-
indonesia