Anda di halaman 1dari 10

Intervensi Keperawatan BPH

Pre-oprasi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1. Obstruksi akut / kronis NOC: NIC:

1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.
berhubungan dengan Tujuan :
R/ Meminimalkan retensi urina distensi berlebihan pada kandung kemih
obstruksi mekanik, tidak terjadi obstruksi
2. Observasi aliran urina perhatian ukuran dan kekuatan pancaran urina
pembesaran
R / Untuk mengevaluasi ibstruksi dan pilihan intervensi
prostat,dekompensasi otot Kriteria hasil :
3. Awasi dan catat waktu serta jumlah setiap kali berkemih
destrusor dan Berkemih dalam jumlah yang cukup,
tidak teraba distensi kandung kemih R/ Retensi urine meningkatkan tekanan dalam saluran perkemihan yang
ketidakmapuan kandung
dapat mempengaruhi fungsi ginjal
kemih untuk berkontraksi
4. Berikan cairan sampai 3000 ml sehari dalam toleransi jantung.
secara adekuat.
R / Peningkatkan aliran cairan meningkatkan perfusi ginjal serta
membersihkan ginjal ,kandung kemih dari pertumbuhan bakteri
5. Berikan obat sesuai indikasi ( antispamodik)
R/ mengurangi spasme kandung kemih dan mempercepat penyembuhan
Nyeri ( akut ) Nyeri hilang / terkontrol.
Kriteria hasil
berhubungan dengan
Klien melaporkan nyeri hilang / a) Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas ( skala
iritasi mukosa buli – buli,
terkontrol, menunjukkan 0-
distensi kandung kemih,
ketrampilan relaksasi dan aktivitas 10 ).
kolik ginjal, infeksi urinaria.
terapeutik sesuai indikasi untuk R / Nyeri tajam, intermitten dengan dorongan berkemih / masase urin

situasi individu. Tampak rileks, tidur sekitar kateter menunjukkan spasme buli-buli, yang cenderung lebih

/ istirahat dengan tepat. berat pada pendekatan TURP ( biasanya menurun dalam 48 jam ).

2
b) Pertahankan patensi kateter dan sistem
drainase. Pertahankan selang bebas dari lekukan dan bekuan.

R/ Mempertahankan fungsi kateter dan drainase sistem, menurunkan


resiko distensi / spasme buli - buli.

c). Pertahankan tirah baring bila diindikasikan


R/ Diperlukan selama fase awal selama fase akut.

d) Berikan tindakan kenyamanan ( sentuhan terapeutik, pengubahan


posisi, pijatan punggung ) dan aktivitas terapeutik.
R / Menurunkan tegangan otot, memfokusksn kembali perhatian dan
dapat meningkatkan kemampuan koping.

e) Berikan rendam duduk atau lampu penghangat


bila diindikasikan.
R/ Meningkatkan perfusi jaringan dan perbaikan edema serta
meningkatkan penyembuhan ( pendekatan perineal ).
f) Kolaborasi dalam pemberian antispasmodik
R / Menghilangkan spasme
Intervensi Keperawatan BPH
Post-oprasi

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN


Nyeri berhubungan dengan Tujuan : Nyeri berkurang atau NIC:
hilang.
spasmus kandung kemih dan insisi Rencana tindakan :
Kriteria hasil : 1. Jelaskan pada klien tentang gejala dini spasmus
sekunder pada TUR-P
- Klien mengatakan nyeri kandung kemih.
berkurang / hilang. R/ Kien dapat mendeteksi gajala dini spasmus kandung
- Ekspresi wajah klien tenang. kemih.
- Klien akan menunjukkan 2. Pemantauan klien pada interval yang teratur selama
ketrampilan relaksasi. 48 jam, untuk mengenal gejala – gejala dini dari
- Klien akan tidur / istirahat dengan spasmus kandung kemih.
tepat. R/ Menentukan terdapatnya spasmus sehingga
- Tanda – tanda vital dalam batas obat – obatan bisa diberikan
normal.
3. Jelaskan pada klien bahwa intensitas dan frekuensi
akan berkurang dalam 24 sampai 48 jam.
R/ Memberitahu klien bahwa ketidaknyamanan hanya
temporer.
4. Beri penyuluhan pada klien agar tidak berkemih ke
seputar kateter.
R/ Mengurang kemungkinan spasmus.

5. Anjurkan pada klien untuk tidak duduk dalam waktu


yang lama sesudah tindakan TUR-P.
R / Mengurangi tekanan pada luka insisi

6. Ajarkan penggunaan teknik relaksasi, termasuk


latihan nafas dalam, visualisasi.
R / Menurunkan tegangan otot, memfokuskan
kembali perhatian dan dapat meningkatkan
kemampuan koping.

7. Jagalah selang drainase urine tetap aman dipaha


untuk mencegah peningkatan tekanan pada
kandung kemih. Irigasi kateter jika terlihat bekuan
pada selang.
R/ Sumbatan pada selang kateter oleh bekuan darah
dapat menyebabkan distensi kandung kemih
dengan peningkatan spasme.

8. Observasi tanda – tanda vital


R/ Mengetahui perkembangan lebih lanjut.
9. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat –
obatan (analgesik atau anti spasmodik )
R / Menghilangkan nyeri dan mencegah spasmus
Resiko tinggi infeksi kandung kemih.
berhubungan dengan prosedur
invasif: alat selama
pembedahan, kateter, irigasi
kandung kemih sering.
2, -

Rencana tindakan:

1. Pertahankan sistem kateter steril, berikan perawatan


Tujuan: Klien tidak menunjukkan kateter dengan steril.
tanda – tanda infeksi . R/ Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi
Kriteria hasil:
- Klien tidak mengalami infeksi. 2. Anjurkan intake cairan yang cukup ( 2500 – 3000 )
- Dapat mencapai waktu sehingga dapat menurunkan potensial infeksi.
penyembuhan. R/ . Meningkatkan output urine sehingga resiko terjadi ISK
- Tanda – tanda vital dalam batas dikurangi dan mempertahankan fungsi ginjal.
normal dan tidak ada tanda –
tanda shock. 3. Pertahankan posisi urobag dibawah.
R/ Menghindari refleks balik urine yang dapat
memasukkan bakteri ke kandung kemih.

4. Observasi tanda – tanda vital, laporkan tanda – tanda


shock dan demam.
R/ Mencegah sebelum terjadi shock.

5. Observasi urine: warna, jumlah, bau.


R/ Mengidentifikasi adanya infeksi.

6. Kolaborasi dengan dokter untuk memberi obat


antibiotik.
R/ Untuk mencegah infeksi dan membantu proses
penyembuhan.
Patofisiologi

Peningkatan Sel Sterm Peningkatan 5 Alfa reduktase Proses Menua


Interaksi Sel Epitel dan Stroma Berkurangnya sel yang mati
dan reseptor endogen

Ketidakseimbangan hormon
( Estrogen dan testoteron )

Hiperplasia pada epitel dan stroma pada kelenjar prostat


Penyempitan Lumen Ureter Protatika

Menghambat Aliran Urina


Retensi Urina Peningkata tekanan intra vesikal

Hidro Ureter Hiperirritable pada bladder

Hidronefritis Peningkatan Kontraksi Otot detrusor dari buli-buli

Penurunanan Hipertropi Otot detrusor,trabekulasi


Fungsi ginjal
Terbentuknya Sekula-sekula dan difertikel buli-buli

Frekuensi Intermiten Disuria Urgensi Hesistensi Terminal dribling

Anda mungkin juga menyukai