Anda di halaman 1dari 24

Contract Drafting

By Maria Sagrado, SH., Mkn.,LL.M

4 Agustus 2023
Kerangka Perjanjian (Secara Umum)
1. Judul
2. Para Pihak
3. Latar Belakang (Recitals)
4. Tujuan Perjanjian
5. Jangka Waktu
6. Hak dan Kewajiban Para Pihak (termasuk pembayaran dkk)
7. Pernyataan dan Jaminan (Representation and Warranties)
8. Keadaan Kahar (Force Majeure)
9. Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Sengketa
10.Pengakhiran
11.Ketentuan standard (boiler plate)
2
Judul
1. Singkat dan jelas. Jangan hanya sebut ‘Perjanjian’
2. Perubahan – perlu disebut Perubahan keberapa, dan terkait
dengan Perjanjian yang mana

Para Pihak
1. Perhatikan kewenangan masing-masing pihak. Misalnya: PT harus
diwakili oleh Direktur (cek Anggaran Dasar). Individual harus
mendapatkan persetujuan suami/istri
2. Kuasa yang ditandatangani di luar negeri, perlu dilakukan
legalisasi ataupun notarisasi dan legalisasi

3
Latar Belakang
1. Jelaskan kenapa Para Pihak menandatangani perjanjian ini.
2. Biasa disebutkan juga role Para Pihak dalam perjanjian.
3. Perubahan – Sebutkan semua perjanjian yang telah ada dan yang
akan diubah.
4. Jangan mengatur suatu ketentuan dalam Latar Belakang. Semua
ketentuan perlu dalam ‘main’ Perjanjian.

Tujuan Perjanjian
1. Lingkup perjanjian. Misalnya jual beli, pinjam meminjam,
penjaminan
2. Para Pihak perlu memiliki izin usaha yang sesuai dengan
Tujuan/Lingkup perjanjian

4
Jangka Waktu
1. Sebutkan mulai berlaku perjanjian (Effective Date) – bisa ketika
ditandatangani, tanggal tertentu. Boleh tanggal lampau?
2. Berapa lama perjanjian berlaku. Tips: selain jangka waktunya,
bisa disebutkan juga secara tegas Tanggal berakhir nya.
3. Dapat diperpanjang? Jika iya, berapa lama. Bagaimana
mekanisme nya, misalnya: pemberitahuan 6 bulan sebelumnya
dll.
4. Pengakhiran – bisa diatur dalam ketentuan ini, atau terpisah,
diakhir.

5
Hak
1. Apa saja Hak dari setiap pihak dan hak dari semua pihak
2. Perlu rinci untuk menghindari argumen.
3. Perlu sejalan dengan Tujuan/Ruang Lingkup perjanjian

Kewajiban
1. Apa saja Kewajiban dari setiap pihak dan hak dari semua pihak
2. Tidak perlu dipisah antara Hak dan Kewajiban. Dapat langsung
disebutkan secara rinci untuk masing-masing dan semua Pihak
3. Perlu sejalan dengan izin usaha dan izin terkait lainnya.

6
Pernyataan dan Jaminan (Rep & War)

7
Pernyataan dan Jaminan (Rep & War)

8
Keadaan Kahar
1. Sebutkan apa saja yang menjadi Keadaan Kahar. Misalnya
kebakaran, huru hara, pemogokan, dkk. Perlu disesuaikan
dengan Tujuan/Lingkup Perjanjian. Bagaimana dengan Covid-19?
2. Apabila terjadi, bagaimana mekanisme nya?
3. Pengakhiran Perjanjian.

Hukum yang berlaku dan Penyelesaian Sengketa


1. Hukum yang berlaku (Governing Law)
2. Penyelesaian Sengketa. Pilihan: Arbitrase (asing atau dalam
negeri), atau Pengadilan Negeri. Harap diatur juga jangka waktu
musyawarah dan kemungkinan mediasi.

9
Pengakhiran
1. Kapan boleh dilakukan pengakhiran? Wanprestasi
2. Pengakhiran dengan alasan atau tanpa alasan
3. Prosedur pengakhiran. Biasanya dengan pemberitahuan tertulis
sebelumnya.
4. Akibat pengakhiran untuk Para Pihak. Misalnya diatur mengenai
denda, pengembalian barang, pembayaran barang yang telah
diserahkan dkk
5. Langkah selanjutnya setelah pengakhiran. Misalnya,
pemberitahuan kepada pihak ketiga.
6. Ketentuan dalam Perjanjian yang masih tetap berlaku (surviving
clauses)

10
Ketentuan Standar / Boiler Plate
Beberapa contoh boiler plates yang paling umum adalah:
i. Pengalihan (Assignment)
ii. Kewajiban menjaga kerahasiaan/Confidentiality)
iii. Ketentuan yang terpisah (Severability)
iv. Pengesampingan (Waiver)
v. Biaya (Costs)
vi. Perubahan (Amendment)

11
Ketentuan Standar / Boiler Plate
ix. Penandatanganan dokumen dalam salinan yang berbeda
(Counterparts)
x. Pemberitahuan (Notice)
xi. Bahasa (Language)
xii. Keseluruhan perjanjian (Entire agreement)

12
 Karena sering digunakan dan
Ketentuan Yang isinya hampir semuanya sama,
maka seringkali ‘dianggap
Dianggap standar’ dan tidak jarang
ketentuan-ketentuan tersebut
“Standar” tidak lagi dibaca.

Dalam  Ketentuan-ketentuan tersebut,


walaupun dianggap standar,

Perjanjian tidak berarti bahwa hal-hal


tersebut tidak dapat
dinegosiasikan.

13
I. Pengalihan (Assignment)
Larangan untuk mengalihkan Perjanjian tanpa persetujuan
pihak lainnya. Hal ini karena Perjanjian bersifat pribadi antara
para pihak dan ditandatangani setelah pemeriksaan/due
diligence atas pihak lainnya dan mungkin juga perundingan
yang lama.

Variasi
● Larangan tegas mengenai pengalihan baik langsung
maupun secara tidak langsung ke pesaing.
● Pengalihan kepada afiliasi (diperbolehkan dengan syarat
atau jaminan tertentu).
14
II. Kewajiban Menjaga Kerahasiaan (Confidentiality)
 Para pihak harus menjaga kerahasiaan perjanjian dan tidak boleh
mengungkapkannya kepada pihak lain.

 Bisa diberikan pengecualian misalnya:


(i) Kepada direksi, karyawan dan konsultan para pihak semata agar
bisa melaksanakan perjanjian dan mereka juga terikat pada
ketentuan kerahasiaan yang sama;
(ii) Dalam hal suatu pihak diminta oleh pihak yang berwenang
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku untuk
mengungkapkan perjanjian, dengan ketentuan pihak yang diminta
untuk mengungkapkan isi perjanjian harus berkonsultasi terlebih
dahulu dengan pihak lainnya sejauh mana pengungkapan dapat
dilakukan.
15
III. Keterpisahan (Severability)
 Apabila ada ketentuan yang oleh putusan pengadilan
dinyatakan tidak sah, tidak berlaku atau tidak dapat
dilaksanakan, maka ketentuan tersebut dianggap
dipotong/dipisahkan (severed) dari perjanjian sehingga
ketentuan-ketentuan lainnya tidak akan terganggu atau
terpengaruh karenanya.

 Ketentuan ini dimaksudkan agar perjanjian tidak menjadi


batal semata-mata karena ada suatu ketentuan yang
dinyatakan tidak berlaku oleh pengadilan.

16
IV. Pengesampingan (Waiver)
 Menyatakan bahwa keterlambatan atau kelalaian suatu pihak
untuk memaksakan berlakunya perjanjian tidak berarti
merupakan pengesampingan/pelepasan ketentuan tersebut
ataupun untuk memaksakan berlakunya ketentuan tersebut di
kemudian hari.

 Klausul pengesampingan dimasukkan karena salah satu


pembelaan debitur yang lalai adalah bahwa kreditur sudah
mengesampingkan haknya untuk mengajukan tuntutan.

17
V. Biaya (Costs)
Ketentuan ini mengatur siapa yang menanggung biaya
perundingan, penandatanganan dan (apabila ada)
pendaftaran, penerjemahan dan pelaksanaan perjanjian ini.

VI. Perubahan (Amendment)


Ketentuan ini berisikan bahwa segala perubahan perjanjian
harus dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh wakil
yang sah para pihak.

18
VII. Penandatanganan dokumen dalam salinan yang
berbeda (Counterparts)
 Pada umumnya penandatanganan dokumen dilakukan
melalui pertemuan tatap muka. Namun terkadang para
pihak tidak selalu dapat bertemu untuk bersama-sama
menandatangani perjanjian karena masalah jarak, biaya,
waktu, atau pandemi seperti yang kita alami saat ini.

 Ketentuan Counterparts memungkinkan para pihak untuk


menandatangani salinan dokumen yang berbeda secara
terpisah namun keseluruhan dokumen itu dianggap
sebagai asli dari dokumen yang sama.
19
VIII. Notice (Pemberitahuan)
Mekanisme pemberitahuan kepada pihak lain seandainya ada hal-hal yang
harus disampaikan oleh suatu pihak, misalnya:

i. kepada siapa pemberitahuan harus dikirim, misalnya kepada Direktur


Utama atau Direktur Operasional dari pihak lainnya;
ii. ke alamat mana;
iii. dengan cara apa pemberitahuan harus dikirim, apakah melalui surat
elektronik bisa diterima?
iv. siapa yang harus membayar biaya pengiriman;
v. kapan harus dianggap diterima, bagaimana misalnya kalau diterima
bukan pada hari kerja di tempat tujuan dan kemungkinan pindah alamat.

20
IX. Bahasa (Prevailing Language)
 UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan mensyaratkan
digunakannya bahasa Indonesia di dalam komunikasi dan
perjanjian yang melibatkan pihak Indonesia.

 Pihak asing biasanya meminta digunakannya bahasa yang


lebih universal yaitu bahasa Inggris di dalam perjanjian
apalagi mengingat mereka tidak menguasai bahasa
Indonesia dengan baik dan negosiasi mungkin dilakukan
dalam bahasa Inggris. Umumnya: Bilingual

21
X. Keseluruhan Perjanjian (Entire Agreement)
Terkadang negosiasi perjanjian memakan waktu lama dan selama
perundingan ada hal-hal yang disepakati para pihak namun ada pula
yang dihapus karena ditolak oleh salah satu pihak. Terkadang
kesepakatan tercapai melalui korespondensi, pertemuan informal
atau dalam perundingan resmi dan dituangkan dalam berita acara.

Ketentuan Entire Agreement bermaksud menegaskan bahwa


perjanjian yang ditandatangani merupakan keseluruhan
kesepakatan para pihak dan menggantikan ketentuan lainnya yang
selama ini dibicarakan ataupun disepakati baik secara lisan ataupun
tertulis, termasuk yang ada dalam surat penawaran, korespondensi
atau berita acara. Hal ini juga untuk mempermudah para pihak
karena hanya ada satu dokumen saja yang perlu dirujuk.
22
Ketentuan Lain
Untuk perjanjian-perjanjian khusus atau yang memuat ketentuan
yang lebih detail, hal-hal berikut juga sering dianggap boiler plate:
● Ganti rugi (Indemnity)
● Perubahan kendali (Change of control)
● Larangan berkompetisi (Non-competition clause)
● Kontraktor Independen (Independent contractor)
● Jaminan lebih lanjut (Further Assurance)
● Larangan memberikan pengumuman (No Announcement)
● Perjumpaan utang (Set off)
● Interpretasi perjanjian (Interpretation of agreement)
 Judul
 Kata dalam bentuk tunggal/jamak, dalam jenis kelamin
laki-laki/perempuan
23
24

Anda mungkin juga menyukai