Anda di halaman 1dari 5

IMAN KEPADA ALLAH (PEROSES MUNCULNYA IMAN SAD, DZAN DAN ILMU )

Authors
HUSNIYAH HAZIMAH AMIN1, SALSABILA RAMADHANI2, Muhammad Arsyam3
1
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia
Email: husniyahhazimahhazimah@gmail.com
2
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia
Email: sals.rmdhni@gmail.com
3
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia
Email: arsyam0505@gmail.com
ABSTRAK
Kata iman tersusun dari tiga huruf (hamzah-mim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab Mu’jam
Mufahros jumlah keseluruhan ayat di dalam Al-Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada huruf a-m-n
ada 387.3 Sedangkan kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai.
Iman kepada Allah adalah percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan keEsaannya dan mengikuti sesuai
dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan Rasulnya. Rasulullah mengajarkan keimanan secara totalitas;
dengan hati, lisan, dan perbuatan. Artinya kepercayaan dan keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
harus dibarengi dengan perbuatan-perbuatan yang baik (amal shalih) dalam setiap kesempatan dan di
manapun berada. Sebagai umat yang memeluk ajaran Islam kita harus meyakini akan keberadaan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Kita sebagai manusia dimana
makhluk paling sempurna memiliki kelebihan untuk berfikir dengan akal yang diberikan Allah kepada kita
umatnya.
Hampir-hampir umat Islam terfokus pada kajian iman dalam pengertian yang terbatas, parsial dengan
melihat aspek iman hanya persoalan teologis kepada Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikat, hari kiamat dan
takdir. Padahal al-Qur’an mulia dan hadis-hadis tentang iman menyatakan secara tegas bahwa iman selalu
dikaitkan dengan amal saleh dan akhlak.
Kata kunci : Iman, amal, mempercayai
I.PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH

Secara etimologi, iman berarti pembenaran hati. Secara terminologi, iman berarti
pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota badan.
“Pembenaran dengan hati” artinya, menerima seluruh ajaran yang dibawa Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam. “Pengakuan dengan lisan” artinya, mengucap dua kalimat syahadat. Yaitu,
bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Pengamalan dengan anggota
badan” artinya, hati mengamalkannya dengan keyakinan, dan anggota badan mengamalkannya
dengan melaksanakan ibadah.
Iman kepada Allah adalah percaya sepenuh hati akan eksistensi Allah dan keEsaannya dan
mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan Rasulnya yang tersebut di dalam Al
Qur’an dan Hadits Nabi, dan menjalankan ibadah amal sesuai dengan tuntunan al qur’an dan al
sunnah.
Keyakinan kita terhadap keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus dibentengi dengan
iman yang kuat, dimaksudkan yaitu iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita harus yakin
dengan sepenuh hati bahwa keberadaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu benar benar nyata.
II. PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMAN KEPADA ALLAH
Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “‫ ”امن‬yang artinya aman, damai, tentram. Dalam
pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan 1. Kata iman tersusun dari tiga huruf (hamzah-
mim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab Mu’jam Mufahros jumlah keseluruhan ayat di dalam
Al-Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada huruf a-m-n ada 3872. Sedangkan kata iman itu
sendiri mempunyai arti membenarkan atau mempercayai.
Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tercantum dalam rukun iman dimana posisi iman
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berada pada urutan pertama, karna pada dasarnya tidak ada
yang lebih agung dari pada Allah sang Pencipta alam semesta. 3 Di dalam Kitab Minhajul Muslim,
Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri menjelaskan arti Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala
sebagai sikap muslim yang meyakini wujud atau adanya Allah Yang Maha Suci. Orang yang
memiliki Iman kepada Allah.

Meyakini bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, mengetahui yang ghaib dan
yang tampak.Bahwasanya sebagai umat Islam yang beriman kita harus meyakini sepenuh hati
bahwa Allah itu benar ada dan selalu memantau tingkah laku umatnya, maka dari itu tidak ada satu
detikan yang membuat kita lupa atau tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai
umat manusia yang diciptakan secara sempurna, dimana kita diciptakan dengan diberi anugerah
akal dan pikiran oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pikiran yang kita emban ini senantiasa
mendorong kita untuk terus berpikir, dimana kita sebagai makhluk Allah yang paling sempurna
harus mempunyai pikiran bahwa alam semesta ini tidak secara mendadak ada tanpa diciptakan,
siapa lagi kalau bukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan seluruh keajaiban di alam
semesta ini.4 Hadits mengenai iman kepada Allah.

1 Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51


2Muhammad Shidqi ‘Athori, al-Mu’jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar Fikr,
2010). Hlm 14-20
3 DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021
4 DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021
‫س َوٱلأقَ َم َر‬ ‫ار يَ أ‬
َ ‫طلُبُهُۥ َحثِيثًا َوٱلشَّ أم‬ َ ‫علَى ٱلأعَرأ ِش يُغأشِى ٱلَّيأ َل ٱلنَّ َه‬
َ ‫ض فِى ِستَّ ِة أَي ٍَّام ثُ َّم ٱ أست ََو َٰى‬
َ ‫ت َو أٱْلَرأ‬
ِ ‫ٱَّلل ٱلَّذِى َخلَقَ ٱلسَّ َٰ َم َٰ َو‬
ُ َّ ‫ِإنَّ َربَّكُ ُم‬

َ‫ٱَّلل َربُّ ٱلأ َٰ َعلَمِين‬ َ ‫ت ِبأ َ أم ِر ِٓۦه ۗ أَ ََل لَهُ ٱلأخَلأ ُق َو أٱْل َ أم ُر ۗ تَ َب‬
ُ َّ َ‫ارك‬ ٍ ٍۭ ‫س َّخ َٰ َر‬ َ ‫َوٱلنُّج‬
َ ‫ُوم ُم‬

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

B. PROSES MUNCULNYA IMAN SAD, DZAN, DAN ILMU

Iman kepada Allah Adalah keyakinan atau membenarkan yang mantap dalam hati akan
wujud allah Adanya Allah maha mencipta, mengatur memberi rezeki, menghidupkan dan
mematikan (rububiyah) serta satu-satunya dzat yang berhak disembah oleh semua mahkluk dengan
segala bentuk peribadahan (khusu', hasyah, (takut) inabah (taubat) qasd (niat) thalab (memohon
doa dan nadzar. Imam = pasti (jelas, benar, bersih) Sad = mutlak (kebenaran mutlak) Dzan= kira-
kira, ragu-ragu, persangkaan Ilmu = proses pengertian dari belum tahu menjadi tahu yang
dilakukan oleh panca Indra secara terus menerus (rasa ingin tahu dari hal yang nyata sampai
abstrak).

Diakui atau tidak persoalan iman nampaknya dipahami hanya berhenti pada ranah teologis
(Rukun Iman yang enam) Hampir-hampir umat Islam terfokus pada kajian iman dalam pengertian
yang terbatas, parsial dengan melihat aspek iman hanya persoalan teologis kepada Allah, Rasul,
kitab-kitab, malaikat, hari kiamat dan takdir. Padahal al-Qur’an mulia dan hadis-hadis tentang
iman menyatakan secara tegas bahwa iman selalu dikaitkan dengan amal saleh dan akhlak.
Rasulullah mengajarkan keimanan secara totalitas; dengan hati, lisan, dan perbuatan. Artinya
kepercayaan dan keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala harus dibarengi dengan
perbuatan-perbuatan yang baik (amal shalih) dalam setiap kesempatan dan di manapun berada.

Bertambah dan berkurangnya iman

Kondisi iman masing-masing muslim berbeda-beda dan tidak konsisten. selalu


berubahubah terkadang naik dan terkadang turun. Dalam pembahasan ini diterangkan beberapa
ayat AlQur'an yang menjelaskan tentang bertambahnya iman.

1. Ayat al-Qur’an menerangkan bertambahnya Iman

َ‫علَ َٰى َربِ ِه أم يَت ََوكَّلُون‬ ُ َّ ‫إِنَّ َما ٱلأ ُمؤأ ِمنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُك َِر‬
َ ‫ٱَّلل َو ِجلَتأ قُلُوبُ ُه أم َوإِذَا تُ ِليَتأ‬
َ ‫علَيأ ِه أم َءا َٰيَتُهُۥ زَ ادَتأ ُه أم إِي َٰ َمنًا َو‬

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama
Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Tafsir al-Anfal ayat 2.
Dalam ayat diatas Allah menggambarkan bahwa hati orang-orang yang beriman merasa
takut dan bergetar ketika disebut nama Allah. takut disini berarti perasaan cemas terhadap siksaan
Allah. hal itu dikarenakan kuatnya iman yang ada di dalam hati mereka dan besarnya perhatian
terhadap tuhan, hingga merekapun merasa seakan-akan berada di hadapannya.

2. Ayat al-qur'an yang menerangkan tentang menurunnya iman

Iman orang mukmin dapat bertambah namun juga dapat berkurang. hal-hal yang dapat
mengurangi iman tentunya merupakan hal buruk yang sering dilakukan oleh orang-orang yang
buruk perangainya. Seperti melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Semakin buruk perangai
seseorang maka semakin berkurang iman orang tersebut, apalagi sampai orang muslim melakukan
kekafiran lalu masuk lagi kedalam Islam lalu keluar lagi dan begitu seterusnya maka orang tersebut
tidak akan diberikan petunjuk oleh Allah. hal ini sesuai dengan firman Allah Swt .surat an-Nisa
ayat 137
۟ ‫ٱزدَاد‬
ُ َّ ‫ُوا كُفأ ًرا لَّ أم يَكُ ِن‬
َ ‫ٱَّلل ِليَغأف َِر لَ ُه أم َو ََل ِليَ أه ِديَ ُه أم‬
‫سبِي ًل‬ ۟ ‫ُوا ثُ َّم َكف َُر‬
‫وا ثُ َّم أ‬ ۟ ‫وا ثُ َّم َءا َمن‬
۟ ‫ُوا ثُ َّم َكف َُر‬
۟ ‫إِنَّ ٱلَّذِينَ َءا َمن‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula),


kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya,Maka sekali-kali Allah tidak akan
memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

Ciri-ciri orang yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Sebagai umat yang memeluk ajaran Islam kita harus meyakini akan keberadaan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Kita sebagai manusia
dimana makhluk paling sempurna memiliki kelebihan untuk berfikir dengan akal yang diberikan
Allah kepada kita umatnya. Beberapa contoh ciri-ciri orang beriman kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala diantara sebagai berikut:

1. Takut kepada Allah


Ketakutan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan salah satu ciri beriman kepada
Allah, ketakutan yang dimaksud kan yaitu menyadari bahwa Allah merupakan zat yang maha
Agung dan maha menguasai apapun yang ada didunia ini. Dengan rasa takut yang terus kita pupuk
didalam hati kita maka diri dan pikiran kita hanya akan tertuju kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
2. Mendirikan Sholat
Selalu mendirikan sholat dengan tepat waktu dan khusuk merupakan ciri umat yang
beriman kepada Allah, karena saat melakukan sholat secara tidak langsung kita sejenak meninggal
kan urusan dunia dan hanya teringat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
3. Selalu bersyukur Sikap
Bersyukur menjadi salah satu rasa cinta kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena
pada dasarnya saat kita sedang bersyukur berartikan kita mengingat Allah Tuhan sang Pencipta
alam semesta atas segala karunia yang telah Allah berikankepada kita.
4. Berakhlak baik
Pada dasarnya seseorang yang beriman akan selalu berjalan dijalan kebaikan untuk
mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang yang beriman akan senantiasa berbuat
baik dalam hal apapun karana mereka sadar bahwa setiap apa yang diperbuat sesungguhnya dalam
pantauan Allah.
5. Bersikap sabar
Kita semua pasti tidak asing dengan kata sabar, pada dasarnya iman dan sabar merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mengetahui tingkat keimanan umatnya Allah
terkadang memberi kita cobaan dimana saat menerima cobaan kita harus bersabar untuk mengubah
tingkat keimanan kita menjadi lebih tinggi.
6. Tawakal
Tawakkal bukanlah sifat pasrah, melainkan menyandarkan diri kepada Allah saat sedang
susah, berteguh hati saat ditimpa kesukaran dalam kondisi hati yang tenangdan tenteram.
Tawakkal harus disertai dengan usaha sayangnya, konsep tawakal sering diartikan hanya sebagai
kepasrahan tanpa usaha.

A. KESIMPULAN

Iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala tercantum dalam rukun iman dimana posisi iman
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berada pada urutan pertama, karna pada dasarnya tidak ada
yang lebih agung dari pada Allah sang Pencipta alam semesta. Percaya sepenuh hati akan
eksistensi Allah dan keEsaannya dan mengikuti sesuai dengan tuntutan atau bimbingan Tuhan dan
Rasulnya yang tersebut di dalam Al Qur’an dan Hadits Nabi, dan menjalankan ibadah amal sesuai
dengan tuntunan al qur’an dan al sunnah.

B. SARAN

Sebagai umat yang memeluk ajaran Islam kita harus meyakini akan keberadaan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Orang yang beriman akan
senantiasa berbuat baik dalam hal apapun karana mereka sadar bahwa setiap apa yang diperbuat
sesungguhnya dalam pantauan Allah. Maka dari itu kita sebagai makhluk ciptaan Allah harus
patuh dan taat kepada perintahnya dan menjauhi larangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Zaini, Syahminan, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas,1983), hlm.51

Muhammad Shidqi ‘Athori, al-Mu’jam al-Mufahros li Ahfadz Al-Qur’an al-Karim, (Beirut: Dar Fikr,
2010). Hlm 14-20

DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021

DetikNews. 2020. “Iman Kepa Allah”.Diakses pada 2 September 2021

Anda mungkin juga menyukai