Anda di halaman 1dari 11

-Feren Juniardy-

TUGAS BAB 8 KELAS X

1. Analisis terhadap perilaku di masyarakat


a. Bullying kepada siswa oleh teman-temannya
Analisis:
 Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan/risak,
perundungan”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang
dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang
lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain yang lebih lemah, dengan
tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Ada berbagai
macam bentuk bullying, yaitu:
- bullying yang menggunakan kontak fisik langsung (mendorong,
memukul, merusak barang milik orang lain dengan sengaja, mengunci
seseorng dalam ruangan dengan sengaja, dsb)
- bullying dengan kontak verbal langsung (mengancam,
mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan
nama atau name-calling, sarkasme, merendahkan atau put-downs,
mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gossip,
dsb)
- bullying non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan
lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, dsb)
- bullying non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang,
memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja
mengucilkan atau mengabaikan, hingga mengirimkan surat kaleng)
- cyber bullying (menyakiti orang lain melalui rekaman video
intimidasi, pencemaran nama baik, mempermalukan, hingga
melecehkan)
- sexual bullying atau pelecehan seksual (komentar kasar, gerakan
vulgar, sentuhan tanpa persetujuan kedua belah pihak, hingga
memanggil seseorang dengan nama yang tak pantas).
 Bullying terjadi di lingkungan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, bahkan
dilingkungan kerja. Namun, bullying banyak terjadi dilingkungan
pendidikan. Dampak bullying bagi para korban bullying yaitu depresi dan
bahkan ada yang melakukan aksi bunuh diri.
 Kita sebagai umat Kristiani diajarkan oleh Tuhan Yesus untuk selalu
mengasihi sesama kita. Umat Kristen diperintah untuk mengasihi orang
lain dan menjaga kepentingan kaum yang lebih lemah, bukan
mengintimidasi atau memanipulasi (Yakobus 1:27; 1 Yohanes 3:17-18;
Galatia 6:9-10). Maka dari itu kita tidak boleh melakukan penindasan
kepada sesama kita karena kita semua adalah saudara dan harus saling
mengasihi sesuai dengan ajaran Yesus. Kita harus menjalani gaya
kehidupan sehari-hari kita seperti Yesus Kristus yang hidup penuh dengan
kasih, keadilan, dan kebenaran. Yesus Kristus telah rela mati di kayu salib
demi menyelamatkan kita umat manusia karena Tuhan Yesus mengasihi
kita meskipun kita berbuat dosa.
 Namun jika kita yang menjadi korban bullying, janganlah kita membalas
perbuatan bullying tsb. Hal ini tertulis dalam Roma 12:17-21, "Janganlah
membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi
semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu,
hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang
terkasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah
tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah
hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi,
jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!
Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan
dengan kebaikan!". “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan
demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. –
Matius 5:44-45”.
 Bullying yang dilakukan oleh kalangan remaja biasanya dikarenakan
perbedaan latar belakang, suku, ras, agama, budaya, dsb. Namun, seperti
yang dikatakan dalam Kitab Amsal 22:2, “orang kaya dan orang miskin
bertemu, yang membuatnya adalah Tuhan. Di hadapan Tuhan semua
manusia sama. Dialah yang menciptakan manusia menurut gambar dan
rupa-Nya”. Semua manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah
serta memiliki harkat dan martabat yang sama dihadapan Allah. Maka dari
itu jika kita menindas dan menjelek-jelekkan sesama kita maka hal itu
sama saja dengan kita menindas dan menjelek-jelekkan Allah. Jadi, kita
harus selalu mengasihi sesama kita tidak perduli latar belakang, ras, suku,
atau agamanya.
b. Kekerasan kepada kaum perempuan yang dilakukan oleh laki-laki
Analisis:
 Dikutip dari buku M, Rahmat yang berjudul Ensiklopedia Konflik Sosial,
dalam bahasa Latin, kekerasan sering disebut dengan violentia yang
berarti kebengisan, keganasan, aniaya, dan kegarangan. Kekerasan bisa
dilakukan sebagai perilaku yang disengaja atau tidak disengaja dengan
tujuan untuk melukai orang lain. Kekerasan adalah sebuah tindakan yang
memang sengaja dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan
menindas yang lemah agar terus mendapatkan penderitaan. Kekerasan ini
bisa dalam bentuk fisik atau bisa juga dalam bentuk psikis. Adapun tindak
kekerasan fisik, seperti seseorang memukul atau menendang, dan
sebagainya. Sedangkan kekerasan psikis, seperti memaksa orang lain
untuk melakukan hal yang tidak disukainya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok
orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau
menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
 Kekerasan kepada kaum perempuan yang dilakukan oleh laki-laki
merupakan salah satu bentuk dari fenomena ketidakadilan gender.
Terjadinya kekerasan terhadap perempuan, merupakan akibat dari
stereotype (penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi
terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan),
marginalisasi (suatu proses peminggiran akibat perbedaan jenis kelamin
yang mengakibatkan kemiskinan), dan subordinasi (penomorduaan gender
baik terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Namun banyak kasus
umumnya terjadi pada perempuan. Sehingga subordinasi perempuan
merupakan penomorduaan perempuan, artinya peran, fungsi dan
kedudukan perempuan berada di bawah laki-laki).
 Definisi tentang kekerasan terhadap perempuan menurut Soetandyo
(2000), mendefisikan kekerasan sebagai suatu tindakan yang dilakukan
oleh seseorang atau sejumlah orang yang berposisi kuat (merasa kuat)
kepada seseorang atau sejumlah orang yang berposisi lemah (dipandang
lemah/ dilemahkan), yang dengan sarana kekuatannya, baik secara fisik
maupun non-fisik dengan sengaja dilakukan untuk menimbulkan
penderitaan kepada obyek kekerasan. Definisi menurut Soetandyo ini
mengandung aspek ketidakdadilan gender, yakni posisi kuat (laki-laki)
menjadi alat melakukan kekerasan terhadap pihak yang berposisi lemah
(perempuan).
 Bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan, yaitu:
- Perkosaan
Perkosaan terjadi karena keterpaksaan yang pada umumnya korban
merasa malu, takut, keterpaksaan ekonomi, kultural maupun struktural
dan tidak ada pilihan lain. Hal ini bisa terjadi di wiyah domestik
maupun publik.
- Pemukulan
Pemukulan dan serangan fisik yang terjadi karena perempuan
dianggap lemah. Termasuk dalam kategori ini adalah penyiksaan
terhadap anak-anak (child abuse).
- Genital multilation
Yakni penyiksaan yang menarah pada organ alat kelamin seperti
penyunatan perempuan (dorsumsisi/sirkumsisi) dengan tujuan agar
perilaku seksual perempuan terkontrol.
- Prostitusi
Pemerintah dan aparat penegak hukum seringkali menggunakan
standart ganda dalam menyikapi prostitusi ini. Di satu sisi para pekerja
seks ditangkap tetapi di sisi lain harus membayar pajak dan
lokalisasipun dibuka dimana-mana.
- Pornografi
Pornografi merupakan bentuk kekerasan psikis, yakni pelecehan
seksual terhadap perempuan di mana tubuh perempuan dieksploitasi
dan djadikan sebagai obyek demi keuntungan seseorang, sekelompok
orang atau bahkan institusi.
- Sterilisasdi alat kontrasepsi (KB)
Alat kontrasepsi tidak semuanya memilki karakteristik yang cocok
bagi semua perempuan meningat perbedaan kondisi fisik dan
kesehatannya.Tetapi perbedaan kondisi seperti ini tidak pernah
diertimabagkan oleh pemerintah,a sal memenuhi target pengontrolan
jumlah penduduk.
- Pelecehan seksual
Pelecehan seksual merupakan bentuk kekerasan yang paling umum
dilakukan masyarakat, misalnya lelucon jorok, membuat malu dengan
ungkapan kotorl, mengintogras peremuan agar menceritakan
kehidupan seksual pribadinya, minta imbalan seksual untuk
memberikan pekerjaan kepada prempuan dan sebagainya.
 Para laki-laki sering kali melakukan kekerasan kepada perempuan karena
perempuan yang secara umum memiliki fisik yang lebih lemah
dibandingkan laki-laki, juga mengakibatkan pelabelan (stereotyping)
bahwa perempuan juga lemah dalam segala hal. Sehingga seringkali
dimanfaatkan laki-laki untuk mendiskriminasikan perempuan atau
meminggirkan perempuan, sehingga tidak melibatkan perempuan dalam
peran-peran strategis. Akibat dari labelling ini pula, seringkali laki-laki
memanfatkan kekuatannya untuk melakukan kekerasan terhadap
perempuan, baik secara fisik, psikis maupun seksual.
 Budaya patriarkhi juga menjadi salah satu penyebab kekerasan pada
perempuan oleh laki-laki, yakni budaya yang berpusat pada laki-laki dan
untuk kepentingan laki-laki. Dari budaya ini, lahir banyak sistem dan
kebijakan yang tidak mengakomodir kebutuhan dan kepentingan
perempuan.
 Allah membedakan jenis kelamin manusia tetapi tidak membedakan peran
antara keduanya. Anggapan masyarakat terkait peran laki-laki dan
perempuan yaitu peran yang kaitannya dengan urusan publik diambil alih
oleh kaum laki-laki, sedangkan kaum perempuan hanya diberikan peran
yang berurusan dengan rumah tangga.
 Tokoh-tokoh Kristen di masa lalu juga pernah mengungkapkan
pendapatnya mengenai hal kesetaraan gender di lingkungan masyarakat.
Adapun beberapa tokoh Kekristenan tersebut, yaitu:
1) Johanes Calvin, perempuan diciptakan lebih rendah dari laki-laki,
sehingga perempuan memiliki peran nomor dua dalam hal menentukan
fungsinya dalam kehidupan masyarakat, terlebih dalam urusan
kepemimpinan publik;
2) Thomas Aquinas, perempuan adalah manusia yang diciptakan dari
laki-laki yang cacat dan memiliki kekurangan;
3) Immanuel Kant, perempuan memiliki perasaan kuat, cantik, anggun,
lemah-lembut, dan sebagainya, namun perempuan kurang dalam aspek
kognitif yang berkaitan dengan nalar, sehingga perempuan tidak dapat
untuk memutuskan tindakan moral yang tepat. Oleh karena itu,
perempuan tidak layak untuk mengambil peran yang lebih luas di
dalam lingkungan masyarakat.
 Kesetaraan gender bukanlah ingin membuat perempuan dapat menyaingi
laki-laki dalam mengambil alih tugas, tanggung jawab, fungsi dan haknya,
melainkan ialah untuk memberikan keadilan antara laki-laki dan
perempuan dalam menentukan perannya di kehidupan masyarakat.
 Gender adalah suatu karakteristik sifat pembeda antara laki-laki dan
perempuan yang diciptakan oleh lingkungan sosial dan budaya. Misalnya
laki-laki kuat, tegas, pemberani, rasional, pemimpin, dan sebagainya,
sementara perempuan penyayang, perhatian, lemat-lembut, keibuan dan
sebagainya. Walaupun demikian, karakteristik tersebut tidaklah bersifat
kodrat melainkan dapat saling dipertukarkan antar satu sama lain,
contohnya perempuan juga dapat menjadi seorang yang rasional,
pemimpin, dan sebagainya. Sedangkan laki-laki juga dapat mejadi seorang
yang lemah-lembut, penyayang, perhatian, dan sebagainya. Hal ini dapat
dilihat di Kejadian pasal 37-45, Yusuf mendapat perlakukan yang tidak
baik dari saudara-saudaranya. Namun Yusuf lemah lembut, penyabar,
perhatian, penyayang, dan mudah memaafkan terhadap perlakuan saudara-
saudaranya. Karakteristik tersebut seharusnya dimiliki oleh kaum
perempuan, namun Yusuf juga memilikinya meskipun dia laki-laki. Oleh
sebab itu, seharusnya karakteristik tersebut haruslah terlepas dari tindakan
diskriminasi, karena laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama
dalam menentukan peran dan fungsinya di kehidupan masyarakat luas.
 Berdasarkan Alkitab, laki-laki adalah manusia pertama yang diciptakan
setelah itu Allah menciptakan perempuan dari tulang rusuk laki-laki untuk
menjadi penolong laki-laki. Namun, maksud Allah menciptakan
perempuan dari tulang rusuk laki-laki, bukan berarti kedudukan
perempuan lebih tinggi atau pun lebih rendah. Di dalam Kejadian 2:18
menjelaskan, Allah menciptakan perempuan sebagai penolong laki-laki
yang sepadan, artinya sepadan bahwa laki-laki dan perempuan sejajar dari
segi penciptaan Allah. Perempuan diciptakan Allah untuk laki-laki bukan
sebagai budaknya, melainkan sebagai permaisuri yang sepadan yang
menunjukkan kepada kesesuaian dan kesamaan. Tertulis di dalam
Kejadian 1:26-28 bahwa, Allah menciptakan manusia yakni laki-laki dan
perempuan secara sejajar. Allah memberkati laki-laki dan perempuan serta
memberikan hak dan peran yang sama untuk bertanggung jawab mengurus
segala ciptaan-Nya.
 Baik laki-laki ataupun perempuan, keduanya sama-sama merupakan
manusia yang mencerminkan gambar Allah serta keduanya juga diberkati
dan diberikan kuasa yang sama oleh Allah. Jadi, walaupun laki-laki dan
perempuan diciptakan Allah dengan jenis yang berbeda secara biologis
dan memiliki karakteristiknya masing-masing, namun Allah tidak
membuat perlakuan yang berbeda terhadap keduanya, melainkan
memberikan tugas dan tanggungjawab yang setara/seimbang, serta
memberkati kedua ciptaannya tersebut.
 Selain Yusuf masih banyak laki-laki di dalam Alkitab yang memiliki
karakteristik lemah lembut, seperti cerita Ishak dengan gembala-gembala
Gerar yang mengakui sumur kepunyaan Ishak sebagai milik mereka,
namun Ishak selalu mengalah, sabar, dan tetap rendah hati (Kej. 26:1-31).
Kemudian, seorang laki-laki bernama Yesaya yang memiliki sikap yang
sangat lembut dan rendah hati (Yes. 6:5). Yesus Kristus yang memiliki
karakteristik yang lemah lembut, pengasih, dan penyayang kepada semua
orang (Mat. 8:5-7; 11:29). Rasul Paulus yang memiliki karakteristik yang
rendah hati (1 Kor. 2:4-5; 15:8-10; 1 Tim. 1:15-16), dan masih banyak lagi
tokoh Alkitab lainnya.
2. Ayat Alkitab favorit yang memberikan pengaruh besar dalam hidup saya untuk
menghargai sesama yang dianggap rendah oleh masyarakat umum
a. Tuliskan dua ayat Alkitab (alamat ayat Alkitab dan isi ayat). Hafalkan untuk
dipresentasikan minggu depan
- Roma 12:10, “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan
saling mendahului dalam memberi hormat”.
- 1 Yohanes 4:7-8, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita
saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang
yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
b. Jelaskan alasan ayat tersebut penting untuk Anda.
i. Roma 12:10, isi “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara
dan saling mendahului dalam memberi hormat”, ayat ini penting
karena di dalam ayat tersebut terdapat kata saling mengasihi dimana kita
sebagai umat Kristiani, antar anggota Gereja harus saling mengasihi satu
sama lain. Jadi bukan hanya salah satu pihak saja yang mengasihi. Orang
Kristen saling mengasihi karena mereka adalah satu keluarga. Allah
adalah Bapa mereka, dan mereka satu sama lain adalah saudara dan
saudari di dalam Tuhan. Mereka bukanlah orang asing satu sama lain.
Gereja Kristen merupakan satu keluarga di dalam Allah. Di dalam ayat
tersebut juga dikatakan bahwa saling mendahului dan memberi hormat.
Contoh dari hal tersebut yaitu kita memuji orang yang bertemu dengan
kita karena pakaiannya bagus. Hal itu sudah termasuk ke dalam
menghormati sesama dan menghormati sesama merupakan salah satu
bentuk perwujudan dari kasih. Tindakan menghormati sesama ini dapat
membuat hidup menjadi lebih rukun satu dengan yang lainnya. Contoh
lain dari menghormati satu sama lain yaitu ketika saat kita mengendarai
kendaraan dan dijalan ada sebuah kendaraan yang ingin putar balik atau
menyebrang, kita bisa memberi mereka jalan terlebih dahulu dan mereka
pun berterima kasih dengan cara membunyikan klakson kendaraannya.
Dengan kita mengasihi, menghargai, dan menghormati satu sama lain
maka antar satu sama lainnya bisa lebih rukun dan damai terhindar dari
perpecahan. Tanpa kita sadari pun sebenernya dalam satu hari saja, banyak
orang yang berjasa di dalam hidup kita yang jasanya tidak bisa dibalas
dengan uang atau tenaga. Namun dengan senyuman manis, ucapan terima
kasih, serta pujian, kita bisa menyatakan rasa hormat dengan penghargaan
kepada mereka. Ayat Roma 12:10 ini penting bagi saya karena ayat ini
selalu menyadarkan saya bahwa setiap manusia di dunia ini adalah sama
dengan kita, satu saudara dengan Tuhan, anak-anak Allah. Maka sebagai
satu saudara lebih baik jika saling menghormati dan mengasihi. Setelah
saya menerapkan hal ini, hidup saya menjadi lebih damai dari sebelumnya.
Hal-hal yang saya lakukan yaitu seperti memuji mama saya, menyapa
teman-teman saya terlebih dahulu, mendengarkan pendapat orang lain,
dsb. Saya percaya bahwa jika kita menghormati orang lain maka mereka
juga akan menghormati kita. Dengan berperilaku menghormati, maka itu
artinya kita menghormati Tuhan, diri kita sendiri, dan orang lain karena
kita manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dan kita
adalah anak Tuhan Allah.
ii. 1 Yohanes 4:7-8, isi “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita
saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang
yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”,
ayat ini penting karena melalui ayat ini kita diingatkan bahwa Allah
adalah Kasih, jadi barang siapa tidak mengasihi Allah ia tidak benar-benar
mengenal-Nya. Karena melalui kasih kita dapat mencerminkan
kepribadian dan prilaku kita sebagai anak-anak Allah. Walaupun kasih
merupakan suatu aspek dari buah Roh (Gal 5:22-23) dan bukti kelahiran
baru (1Yoh 2:29; 3:9-10; 5:1), namun kasih juga merupakan sesuatu yang
harus dikembangkan. Oleh karena itu, Yohanes menasihati kita untuk
saling mengasihi, memperhatikan sesama kita, dan berusaha memajukan
kesejahteraan mereka. Yohanes tidak berbicara mengenai itikad baik,
tetapi mengenai keputusan dan sikap untuk menolong orang lain (1 Yoh
3:16-18; bd. Luk 6:31). Yohanes mendorong kita untuk memperlihatkan
kasih karena tiga alasan:
1. Kasih adalah sifat Allah sendiri (ayat 1Yoh 4:7-9), yang dinyatakan
dengan mengaruniakan Anak-Nya kepada kita (ayat 1Yoh 4:9,10). Kita
mengambil bagian dalam sifat-Nya karena kita lahir dari Dia (ayat
1Yoh 4:7).
2. Oleh sebab Allah mengasihi kita, maka kita yang sudah mengalami
kasih, pengampunan, dan pertolongan-Nya wajib menolong orang lain,
meskipun untuk itu kita harus berkorban secara pribadi.
3. Jikalau kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih-Nya
disempurnakan di dalam kita (ayat 1Yoh 4:12).
Sebagaimana dikatakan di dalam 1 Yohanes 4:7-8: “Barangsiapa tidak
mengasihi, ia tidak mengenal Allah”. Sesungguhnya, Allah memberikan
Kitab Suci kepada kita agar kita dapat mengenal-Nya karena di dalamnya
Dia mengungkapkan Diri-Nya sendiri. Namun dilihat dari ayat tersebut
bahwa hal itu tidak akan terjadi apabila kita hanya memiliki pengetahuan
di kepala saja. Untuk dapat mengenal Allah diperlukan juga kasih. Bahkan
jika seseorang memiliki pengetahuan Alkitab yang lengkap dan sudah
paham betul isi dari Alkitab, namun orang itu tidak akan mengenal Allah
apabila pengetahuan itu tidak disertai dengan kasih.

Anda mungkin juga menyukai