Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENDIDIKAN ESTETIKA

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir ayat tarbawi

Dosen Pengampu : Dr. Kompri M Pd

Disusun Oleh : Ananda Eka Putri

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

AL-FALAH RIMBO BUJANG


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Segala puji syukur hanya bagi Allah swt. Hanya kepada-Nya segala makhluk
menyembah.Semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW.keluaraga, sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun isi dari makalah ini
kamikutip dari buku ataupun dari situs-situs internet.

Makalah ini menjelaskan tentang “Pendidikan Estetika”

atas pengertian dan macam-macamnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Billahi taufik walhidayah

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Estetika dan Pendidikan Islam ...............................................2


B. Tafsir surah Al-a'raf ayat 26 .....................................................................2
C. Tafsir surah Yusuf ayat 111 ………………...…………………………..3
D. Tafsir surah as-sajadah ayat 12 ………………………………………….3

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ............... ..........................................................................................7

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya seni Islam dalam deretan khazanah pengetahuan tergolong karya cukup langka.

Berbeda dengan manuskrip bidang keislaman lainnya seperti tafsir, teologi, fiqh dan tasawuf,
perkembangan estetika Islam, agaknya, jauh tertinggal daripada bidang kajian di atas.

Perhatian kaum muslim terhadap nilai estetika Islam tampaknya juga tidak begitu antusias.

Buktinya masyarakat Indonesia, sebagai pemeluk mayoritas Islam, masih minim pengetahuannya

terhadap aspek-aspek estetika Islam monumental yang pernah tercipta saat peradaban Islam

berkembang spektakuler, baik di kawasan Arabia maupun Timur Tengah, khususnya Persia dan

Bagdad.

Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dengan pengalaman-

pengalaman kita yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan seni didasarkan atas prinsip-prinsip

yang dapat dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk dsb.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Estetika

Istilah estetika muncul pertama kali pada pertengahan abad ke -18, melalui seorang filsuf
Jerman, Alexander Baumgarten. Sang filsuf memasukkan estetika sebagai ranah pengetahuan
sensoris, yaitu pengetahuan rasa yang berbeda dari pengetahuan logika, sebelum akhirnya ia sampai
kepada penggunaan istilah tersebut dalam kaitan persepsi atas rasa keindahan, khususnya keindahan
karya seni. Selanjutnya, Emmanuel Kant menggunakan istilah tersebut dengan menerapkannya untuk
menilai keindahan, baik yang terdapat dalam karya seni maupun dalam alam secara luas.[1]

Menurut Kant, keindahan itu merupakan sifat obyek bukan terletak pada subyek.[2]

Estetika adalah nilai-nilai indah dan jeleknya sesuatu. Perasaan estetis disebut pula sebagai
perasaan keindahan. Perasaan keindahan ini biasa terungkap dalam seni, namun ada pula yang
mengendap dalam diri menjadi cinta tanpa pamrih.

Selanjutnya, nilai baik sebanding dengan nilai indah, tetapi kata” indah” lebih sering
dikenakan pada seni, sedangkan “baik” pada perbuatan. Di dalam kehidupan, indah lebih berpengaruh
ketimbang baik. Orang lebih tertarik pada rupa ketimbang pada tingkah laku. Orang yang tingkah
lakunya baik(etika), tetapi kurang indah(estetika), akan dipilih belakangan, yang dipilih lebih dulu
adalah orang yang indah, sekalipun kurang baik.[3]

Jadi estetika adalah nilai keindahan suatu hal. Sedangkan pendidikan estetika adalah
mengajarkan hal-hal yang berupa keindahan dari suatu hal.

B. Tafsir Surat Al-A’raf ayat 26

َ‫ّللا لَ َعلَّ ُه ْم َيذَّكَّ ُرون‬


ِ‫ت ه‬ َ ‫اس التَّقْ َو‬
ِ ‫ى ذَلِكَ َخي ٌْر َذلِكَ م ِْن آ َيا‬ ُ ‫س ْو َءاتِكُ ْم َو ِريشًا َو ِل َب‬
َ ‫اري‬ َ ‫َيا َبنِي آد ََم قَدْ أَنزَ لْنَا‬
ِ ‫علَيْكُ ْم ِل َباسًا ي َُو‬

“Wahai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi auratmu
dan pakaian indah sebagai perhiasan. Sedangkan pakaian takwa itulah yang lebih baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat.” (Qs. Al-A’raf: 26)

Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah menurunkan pula bagi Adam dan anak keturunannya
sgala sesuatu yang menjadi kebutuhannya dalam urusan dunia atau agama mereka, seperti pakaian
yang digunakan untuk menutup aurat, atau yang digunakan sebagai perhiasan. Juga pakaian yang
digunakan mereka dalam perang, seperti baju-baju dan rompi-rompi besi, dan sebagainya, maka

5
wajiblah kalian bersyukur kepada Allah Ta’ala atas anugrah besar inidan menyembah kepada-Nya
semata-mata tanpa mensyarikatkan sesuatu dengan-Nya.[4]

Allah menyeru kepada anak cucu Adam, dan menyebutkan anugrah-Nya kepada mereka,
yakni nikmat yang Dia anugrahkan kepada mereka berupa pakaian yang bermacam-macam tingkat
dan kualitasnya, dari sejak pakaian rendah yang digunakan untuk menutup aurat, sampai ke pakaian
yang paling tinggi, berupa perhiasan-perhiasan yang menyerupai bulu burung dalam memelihara
tubuh dari panas dan dingin, disamping merupakan keindahan dan keelokan. [5]

Ayat ini mengingatkan kita bahwa setan adalah musuh manusia. Dengan demikian kita harus
senantiasa mewaspadai berbagai tipu dayanya dan mengingat serta janji setan kepada Allah bahwa
kita hanyaberibadah kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya, menyucikan jiwa dengan akhlak yang
mulia dan adab yang terpuji, serta memperbaiki diri agar kita dapat mewujudkan kebahagian yang
abadi di akhirat, dan juga menunaikan risalah dalam kehidupan ini dengan pelaksanaan yang
sesempurna mungkin.

Kesimpulannya adalah bahwa Allah berfirman, hai anak cucu adam, dengan kekuasaan Kami,
sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu dari langit Kami, untuk mengatur urusan kalian.
Pakaian yang menutupi aurat kalian dan perhiasan yang kamu pakai di majlis-majlis dan pertemuan-
pertemuan. Yaitu pakaian yang paling tinggi dan sempurna, juga pakaian yang rendah dari itu. Yaitu
pakaian yang digunakan untuk memelihara diri dari panas dan dingin.

Adapun maksud diturunkan hal-hal tersebut dari langit ialah diturunkannya bahan berupa
kapas, wool bulu sutera, bulu burung dan lainnya. Yang ditimbulkan oleh kebutuhan, dan manusia
telah terbiasa memakainya. Setelah mereka mempelajari cara-cara membuatnya, berkat naluri dan
sifat yang Allah adakan dalam diri mereka. Dengan naluri dan sifat-sifat tersebut, mereka dapat
memintal, menenun, dan merajut semua itu dengan berbagai cara, lalu menjahitnya dengan bentuk
yang beragam. Terutama di zaman sekarang pabrik-pabrik telah berkembang pesat dan modern.

Ibnu Katsir menulis dalam buku tafsirnya,” Pakaian untuk menutupi aurat yaitu perkara yang
dianggap buruk bila terlihat. Perhiasan ialah perkara untuk keindahan lahiriah. Yang pertama
merupakan kebutuhan primer dan yang kedua sebagai kebutuhan sekunder”.

Jadi hal yang dapat diambil dari ayat ini adalah:

1. Pakaian indah sebagai perhiasan diri

2. Pakaian yang paling baik adalah pakaian takwa yaitu pakaian yang menutup aurat

3. Miliki lah ahlak yang indah sebagai perhiasan diri

C. Tafsir Surat Yusuf ayat 111

‫ش ْيءٍ َوهُدًى‬ ِ ْ‫صدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْ ِه َوتَف‬


َ ‫صي َل كُ ِهل‬ ِ ‫ص ِه ْم ِعب َْرةٌ ِألُُ ولِي األلْبَا‬
ْ َ‫ب َما كَانَ َحدِيثًا يُفْت ََرى َولَك ِْن ت‬ َ َ‫لَقَدْ كَانَ فِي ق‬
ِ ‫ص‬
ً
َ‫َو َر ْح َمة ِلق َْو ٍم يُؤْ ِمنُون‬

6
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat akan tetapi membenarkan (kitab-
kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman. (Q.S. Yusuf: 111)

Allah Taala berfirman, sesungguhnya, dalam kisah-kisah para rasul bersama kaumnya itu dan
bagaimana kami menyelamatkan kaum mukminin dan bagaimana kami membinasakan kaum kafir
benar-benar “terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Ia bukanlah pembicaraan
yang di ada-adakan.” Al-Qur’an ini bukanlah kitab yang dibuat-buat dan diada-adakan. Namun,
membenarkan apa yang ada sebelumnya,” yaitu membenarkan kitab-kitab sanawi yang shahih serta
meniadakan penyimpangan dan pengubahan yang terdapat di dalamnya. “menjelaskan segala
sesuatu,” berupa perintah dan larangan yang menyangkut akidah, ibadah dan muamalah, berita
tentang umat-umat yang telah lalu, dan pengambilan pelajaran dari berita itu berupa bantuan kepada
para rasul atau permusuhan kaum kafir kepada para rasul serta hasil yang diperoleh dari bantuan itu.
Oleh karena itu Al-quran merupakan “petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Al-quran
digunakan untuk menunjukkan hati mereka dari kesesatan kepada petunjuk, digunakn untuk
memperoleh rahmat dari tuhan segala hamba dalam kehidupan dunia ini dan pada hari akhir.[18]

Hal yang dapat dipetik dari ayat ini adalah:

1. Pengajaran Allah hanya bisa didapatkan bagi orang-orang yang menggunakan akal
dan pikirannya.

2. Kita bisa mengambil semua pengajaran atau pendidikan dari kisah-kisah nabi
terdahulu.

D. Tafsir Surat As-Sajdah ayat 12

َ‫صا ِلحًا ِإنَّا ُموقِنُون‬


َ ْ‫س ِمعْنَا فَارْ ِجعْنَا نَعْ َمل‬ َ ْ‫َولَ ْو ت ََر ٰى ِإ ِذ الْ ُم ْج ِر ُمونَ نَا ِكسُو ُر ُءو ِس ِه ْم ِعنْدَ َر ِهب ِه ْم َربَّنَا أَب‬
َ ‫صرْ نَا َو‬

Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu
menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah
melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin". (Q.S. As-Sajdah: 12)

Sesudah Allah menetapkan hari berbangkit, yaitu hari semua makhluk dikembalikan kepada-
Nya, lalu Dia menjelaskan tentang keadaan orang-orang musyrik disaat mereka menyaksikan azab
dan di waktu mereka berdiri dihadapan Allah, dalam keadaan seraya menundukkan kepalanya karena
malu dan seraya meminta agar dikembalikan lagi kedunia untuk memperbaiki perbuatan mereka.
Kemudian Allah menjelaskan, bahwasanya tiada jalan untuk kembali ke dunia. Karena sesungguhnya
seandainya mereka dikembalikan ke dunia, niscaya mereka akan kembali mengulanggi hal-hal yang
mereka cegah untuk melakukannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari ayat ini adalah:

7
1. Al-quran itu indah karena di dalamnya berisi peringatan-peringatan tentang hal-hal
yang akan terjadi pada manusia nantinya.

2. Sebagai manusia sebaiknya kita harus menundukkan kepala jika ingin meminta atau
memohon sesuatu.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:

1. Pakaian yang paling baik adalah pakaian takwa yaitu pakaian yang menutup
aurat dan indah
2. Pengajaran Allah hanya bisa didapatkan bagi orang-orang yang menggunakan
akal dan pikirannya
3. Al-quran itu indah karena di dalamnya berisi peringatan-peringatan tentang
hal-hal yang akan terjadi pada manusia nantinya

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Maraghi, Ahmad Mustofa. 1986. Tafsir Al-Maraghi, jilid 8, Semarang: CV Toha Putra Semarang.

Al-Maraghi, Ahmad Mustofa. 1986. Tafsir Al-Maraghi, jilid 13, Semarang: CV Toha Putra Semarang

Al-Maraghi, Ahmad Mustofa, 1986. Tafsir Al-Maraghi, jilid 21, Semarang: CV Toha Putra Semarang

Az-Zuhaili, Wahbah. 2012. Tafsir Al-Wasith. Jakarta: Gema Insani

Nasib ar-Rofa’i, Muhammad. 1410/1989 Masehi. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2. Riyadh:
Maktabah Ma’arif.

Nasib ar-Rofa’i, Muhammad. 1410/1989 Masehi. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 3. Riyadh:
Maktabah Ma’arif

Praja, Juhaya S. 1997. Aliran-aliran Filsafat Dan Etika. Bandung: Yayasan Piara.

Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak,Cet I. Jakarta: PT Bumu Aksar.

Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai