Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI BENIH & TEKNIK

PERSEMAIAN
Kegiatan Persemaian
Program Studi Pengelolaan Hutan
Universitas Sebelas Maret
Keperluan persemaian bagi tanaman hutan
berbeda dibandingkan dengan tanaman
pertanian karena:
• Semai-semai dari kebanyakan pohon akan bersaing
dengan gulma
• Hanya di persemaian rimbawan dapat memberikan
kondisi tumbuh yang optimal
Organisasi Di Persemaian (Permanen)

Manager Persemaian

K. Urusan Administrasi
Assisten Manajer Persemaian

K.Urs. Pengadaan K.Urs Pemeliharaan K.Urs.Seleksi dan


K. Urs Perlengkapan K.Urs Penaburan dan
Bahan dan alat Dan Pengendalian Packing bibit
Dan bengkel penyapihan
(Logistik) Hama penyakit

Mandor Mandor Mandor Mandor Mandor

Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga


kerja kerja kerja kerja kerja
Kegiatan Persemaian
• Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk
kegiatan memproses benih (atau bahan lain dari tanaman)
menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan
• Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara
langsung (direct planting) dan melalui persemaian
• Pengadaan bibit/semai melalui persemaian yang dimulai sejak
penaburan benih merupakan cara yang lebih menjamin
keberhasilan penanaman di lapangan
Pemeliharaan Persemaian
1. Penyiraman

Manual menggunakan Menggunakan water


gembor sprinkle
Pemeliharaan Persemaian
2. Penyiangan dan pewiwilan
– Dilakukan untuk menghilangkan rumput atau tumbuhan
lain (liar) yang tidak diinginkan tumbuh bersama semai
– Tujuannya ialah membebaskan semai dari persaingan
dengan tumbuhan liar dalam hal memperoleh cahaya,
udara, air dan unsur-unsur hara
– Cara pengendalian:
• Membersihkan areal persemaian
• Benih semai jangan tercampur dengan benih tumbuhan liar
• Tidak boleh ada ternak
• Media yang digunakan diusakan bersih dari biji dan rizoma
tumbuhan liar
Pemeliharaan Persemaian
2. Penyiangan dan pewiwilan
ada 2 cara penyiangan:
– Cara mekanis
Dengan cara mencabuti satu persatu
tumbuhan liar
Kerugian: memerlukan cukup banyak waktu
dan tenaga, tidak semua bagian tumbuhan liar
(rizoma) tercabut
– Cara kimiawi
tidak banyak membutuhkan tenaga, dituntut
suatu pengetahuan, dan ketrampilan yang
memadai.
Menggunakan herbisida, ada 2 jenis: herbisida
selektif (ex: klomazon, ametrin), herbisida tidak
selektif (ex: glifosat, paraquat)
Pemeliharaan Persemaian
2. Penyiangan dan pewiwilan
Wiwil adalah memetik atau membuang daun-daun tua, kering,
busuk, atau berpenyakit, dan disisakan beberapa pasang daun teratas. Wiwil
berfungsi untuk memperbaiki sirkulasi udara, mencegah berkembang dan
menularnya hama penyakit, serta mempercepat terbentuknya batang bibit
berkayu.
Pemeliharaan Persemaian
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
– Bentuk kerusakan
Bagian daun : Berlubang, bercak-bercak putih/coklat/hitam, berbintik-
bintik, menggulung, melipat, tinggal rangka daun, keriting, rontok, layu,
dan berbintil-bintil
Bagian pucuk : Layu, patah, berlubang, keriting, dan mati
Bagian batang dan akar : Berlubang, bengkak, akar putus, dan retak
Bagian buah, biji dan bunga : Berlubang, berubah warna, dan busuk
Pemeliharaan Persemaian
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
– Penyakit Fisiologi
• Tanda-tanda : daun kuning, pucat-kecoklatan, coklat
kemerahan, sebagian besar tanahnya kering dan daya
untuk menahan air kurang, disebabkan kekurangan air
Cara mengatasi : beri naungan ringan dan penyiraman yang
cukup
• Tanda – tanda : daun kuning (Chlorosis), penyebabnya :
kekurangan unsur hara N atau Fe
Cara mengatasi dengan pemupukan
Pemeliharaan Persemaian
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
– Penyakit oleh cendawan (damping off)
• ditandai dengan benih gagal kecambah atau semai lembek
Penyebabnya jamur : Pythium, Phytopthora, Fusarium, dan
Rhisoctonia
Cara mengatasi : media disteril atau dengan memberikan
Alumunium Sulfat dosis 7–28 gram dilarutkan dalam 0,5 liter
air untuk tiap 0,1 m2 atau diberikan asam sulfat 10% setelah
penaburan benih
Pemeliharaan Persemaian
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
– Hama tumbuhan
• gangguan atau kerugian disebabkan oleh binatang seperti
serangga, cacing, binatang pengerat
• Cara mengatasi : menggunakan insektisida (serangga),
nematosida (cacing), rodentisida (binatang pengerat)
4. Penyulaman
– Menggantikan beberapa semai yang mati ataupun
pertumbuhan kurang baik dengan semai yang baru
5. Pemupukan
– Pemupukan dilakukan untuk menambah
kebutuhan hara bagi semai yang dipelihara.
– Alat deteksi kebutuhan hara:
Kondisi semai berdasarkan pada kenampakan
morfologis, seperti warna dan kondisi daun,
pertumbuhan semai kurang bagus.
Cara lainnya dengan pemeriksaan laboratoris
pada sampel media semai
Cara Pemupukan
- Pre-fertilization

Dilakukan pada media yang


belum ditabur benih atau
ditanam semai. Pengalaman
menurut Fandeli (1981),
1 gram NPK untuk 500 gram
medium semai sudah memadai.

-Post fertilitation
Diberikan pada medium yang
sudah ada benih atau
semainya,yaitu pada saat terlihat
semai menunjukkan kekurangan
hara (defisiensi).
6. Grading Semai
Tujuan:
Menyeleksai semai, baik untuk semai yang mau dipindah ke
lapangan serta mengelompokkan semai-semai berdasarkan
tingginya, kemudian diberikan perlakuan khusus, sehingga
semai-semai yang dihasilkan dari persemaian tersebut
seragam.
Waktu grading :
Pada saat semai kelihatan pertumbuhannya tidak seragam,
atau pada saat akan dilakukan pemindahan semai ke
lapangan.
Kegiatan grading bisa dilakukan 2 – 3 kali selama dalam
masa pemeliharaan
7. Pengangkutan Semai
• Untuk pengangkutan semai diawali dengan
kegiatan persiapan, meliputi seleksi semai
yang siap untuk diangkut.
• Seleksi bisa dilakukan melalui grading atau
pengangkatan semai/lifting
• Memotong akar yang terlalu panjang
• Mengurangi jumlah atau memotong bagian
daun
8. Pemberian Label
• Jenis bibit
• Umur
• Asal benih
• Nama persemaian
• Tinggi tempat persemaian
• Tipe iklim persemaian
• Mulai ditabur, saat kecambah dan saat pemindahan
Pemeliharaan Istimewa di Persemaian

• Surfacing
• Pemotongan Pucuk
• Wrenching
Surfacing
Yaitu :
Penambahan daun-daunan di atas permukaan
tanah untuk 2 – 3 bulan sebelum semai dipindah
ke lapangan.
Tujuan :
untuk menambah pertumbuhan akar-akar semai
sebatas leher akar.
Pengalaman :
Efektif untuk jenis-jenis Eucalyptus spp., legum
dan casuarina.
Pemotongan Pucuk
Pemotongan pucuk dilakukan pada:
• Semai yang pertumbuhan panjang cepat tetapi
kurus/lemah.
• Tanaman bukan yang mempunyai pucuk terminal
seperti coniferae.
• Cocok untuk Leguminosae, Eucalyptus, Meliaceae
dan Dipterocarpaceae
• Panjang atau tinggi pangkasan sekitar 30 cm dari
permukaan tanah.
• Cocok untuk kebun pangkas.
Wrenching
Yaitu :
• Pemotongan akar pada persemaian, dengan
menggunakan sekop atau mesin pemotong.
• Kegiatan ini dilakukan pada waktu semai
masih berada dalam bedengan dan hanya
bagus untuk jenis leguminosae.

Anda mungkin juga menyukai