In
Disusun oleh:
Widiawati
Nim: E1121231040
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Pendidikan
Kewarganegaraan Dalam Konteks Multikultural: Mempromosikan Pemahaman
Dan Toleransi” dapat terselesaikan dengan tepat waktu yang berdasarkan
beberapa sumber yakni melalui buku dan jurnal daring.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dari Bapak Dr. Agus Sikwan, SH, M.Hum.\n. Selain itu,
penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
peranan pendidikan kewarganegaraan, dalam menerapkan sikap toleransi di
kehidupan sehari-hari.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. Agus Sikwan, SH, M.Hum.\n. dan semua pihak yang telah memberikan
semangat. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
terdapat banyak kesalahan, oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan
dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini, agar penulis bisa membuat makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
Pendahuluan........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
BAB II....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
BAB III................................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................................12
B. Saran......................................................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kewarganegaraan didefinisikan
sebagai hal yang berhubungan dengan warga negara dan keanggotaan sebagai
warga negara. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan
adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara. Dalam
bahasa Inggris, kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya
keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dengan
warga negara. Kewarganegaraan memiliki keanggotaan yang memperlihatkan
hubungan antar negara dan warga negaranya. Warga negara adalah orang-orang
yang sebagian dari suatu penduduk wilayah yang menjadi bagian dalam suatu
negara. Warga negara merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam
suku dan budaya, keanekaragaman budaya khususnya di Indonesia sudah
menjadi hal lumrah yang menjadikan Indonesia sebagai negara multikultural.
Multikultural atau multikulturalisme adalah suatu konsep atau ideologi
yang mengakui dan menerima keberagaman budaya, agama, etnis, bahasa, dan
latar belakang lainnya dalam suatu masyarakat atau negara. Prinsip dasar
multikulturalisme adalah bahwa setiap individu atau kelompok memiliki hak
untuk menjalani kehidupan sesuai dengan nilai, keyakinan, dan budaya mereka
sendiri, dan bahwa masyarakat harus menciptakan lingkungan yang inklusif
dan menghormati perbedaan ini. Aspek penting dari multikulturalisme adalah
kesetaraan, penghargaan terhadap perbedaan, inklusivitas, dialog antar budaya,
dan toleransi. Multikulturalisme bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
adil, harmonis, dan demokratis dimana semua warga negara dapat
berkontribusi dan merasa dihormati. Namun, konsep ini juga memiliki kritik
dan perdebatan, seperti isu-isu terkait dengan integrasi sosial, identitas nasional,
dan konflik budaya. Beberapa negara telah mengembangkan kebijakan
multikulturalisme sendiri dalam upaya untuk mengatasi tantangan di dalam
negara tersebut.
1
Pendidikan kewarganegaraan memiliki keterkaitan yang erat dengan
konsep multikulturalisme. Keterkaitan ini dapat dijelaskan melalui beberapa
aspek berikut:
1. Pemahaman Nilai-Nilai Multikulturalisme
Pendidikan kewarganegaraan menjadi platform untuk mengajarkan nilai-
nilai multikulturalisme kepada siswa. Platform ini termasuk pemahaman
tentang keragaman budaya, agama, bahasa, dan latar belakang etnis yang
ada dalam masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan dapat mengajarkan
pentingnya menghormati perbedaan-perbedaan ini dan menjalankan
kehidupan dalam masyarakat yang pluralistik.
2. Mendorong Toleransi dan Penghargaan Terhadap Perbedaan
Fokus utama multikulturalisme adalah menciptakan masyarakat yang
toleran terhadap perbedaan dan menghargai keragaman. Pendidikan
kewarganegaraan dapat mengajarkan siswa untuk menerima perbedaan
budaya dan pandangan sebagai bagian yang alami dari masyarakat. Ini
dapat membantu mencegah diskriminasi, rasisme, dan intoleransi terhadap
kelompok-kelompok minoritas.
3. Mengatasi Konflik dan Ketegangan
Terdapat banyak konflik antar kelompok dalam masyarakat yang seringkali
disebabkan oleh ketidakpahaman dan ketidaktahuan terhadap perbedaan
budaya. Pendidikan kewarganegaraan dapat mengajarkan siswa cara
mengatasi konflik melalui dialog, pemahaman, dan resolusi konflik yang
damai.
4. Membangun Identitas Warga Negara yang Multikultural
Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu siswa memahami identitas
mereka sebagai warga negara dalam konteks masyarakat multikultural. Hal
ini berarti bahwa siswa dapat merasa bangga dengan latar belakang budaya
mereka sendiri, tetapi juga menghargai dan berpartisipasi dalam budaya
dan tradisi kelompok-kelompok lain dalam masyarakat.
5. Mengajarkan Hak Asasi Manusia dan Kesetaraan
Pendidikan kewarganegaraan mencakup pengajaran tentang hak asasi
2
manusia, keadilan sosial, dan kesetaraan. Hal ini memiliki keterkaitan
langsung dengan multikulturalisme, karena multikulturalisme juga
mengusung prinsip-prinsip hak asasi manusia, keadilan dan kesetaraan
sosial dalam konteks keragaman budaya dan etnis.
3
undang No.20 Tahun 2003 yang mewajibkan isi kurikulum memuat pendidikan
kewargangaraan yang pada perinsipnya bertujuan membentuk good citizenship
dan menyiapkan warga negara untuk masa depan. Pentingnya peran pendidikan
kewarganegaraan untuk membangun rasa toleransi mulai dari peserta didik
yang masih di jenjang sekolah dasar ternyata memang berpengaruh untuk
membina karakter yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan. Pendidikan dan
pembinaan karakter bangsa ini memiliki peran yang besar untuk memajukan
bidang pendidikan dan perabadan bangsa untuk menjadikan bangsa Indonesia
bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang berilmu, berwawasan luas
dan berkarakter kebangsaan.
Pendidikan kewarganegaraan adalah aspek penting dalam membentuk
karakter dan nilai-nilai positif pada generasi muda. Dalam konteks kasus
perundungan dan penganiayaan siswa SMP di Cilacap yang diungkap oleh
polisi, telah menyoroti isu yang serius dalam pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan karakter di Indonesia. Motif di balik penganiayaan tersebut, yaitu
ketidakpuasan pelaku MK terhadap korban FF yang mengaku sebagai bagian
dari kelompok Barisan Siswa (Basis), hal ini mencerminkan kurangnya
pemahaman tentang nilai-nilai kewarganegaraan dan karakter yang dapat
berdampak buruk pada perilaku siswa. Kurangnya pemahaman tentang nilai-
nilai kewarganegaraan dapat didukung dengan memanfaatkan media sosial di
era digitalisasi saat ini. Media sosial memiliki potensi untuk memperluas
wawasan siswa tentang berbagai isu sosial, termasuk toleransi, dan etika dalam
interaksi sosial.
Pendidikan kewarganegaraan bukan lagi terbatas pada kelas-kelas di
sekolah. Media sosial memiliki kemampuan untuk menjangkau banyak orang
dengan cepat, dapat menjadi platform yang efektif untuk menyebarkan
informasi tentang nilai-nilai kewarganegaraan, toleransi, dan etika sosial.
Organisasi pendidikan dan pengajar seperti guru dan dosen dapat
memanfaatkan media sosial untuk membagikan artikel, video, dan konten
pendidikan yang mempromosikan pemahaman yang lebih baik. Selain itu,
media sosial juga memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
4
dalam diskusi dan debat tentang isu-isu sosial. Mereka dapat mengikuti akun-
akun yang mendukung nilai-nilai kewarganegaraan positif, mengikuti
kampanye sosial, dan berinteraksi dengan individu yang memiliki pandangan
yang beragam. Ini dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang
lebih luas tentang masyarakat yang majemuk dan pentingnya menghormati
perbedaan.
Dalam rangka mengatasi masalah seperti perundungan dan penganiayaan
siswa, pendidikan kewarganegaraan harus mencakup pengajaran nilai-nilai
kewarganegaraan dan karakter yang kuat, dan media sosial dapat menjadi alat
yang efektif untuk mendukung upaya tersebut. Dengan memadukan pendidikan
kewarganegaraan yang baik dengan pemahaman yang baik tentang penggunaan
media sosia, generasi muda dapat tumbuh menjadi warga negara yang lebih
sadar, berempati, dan mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran pendidikan kewarganegaraan dalam mempromosikam
pemahaman dan toleransi bagi masyarakat umum khususnya para pelajar?
2. Bagaimana pengaplikasian pendidikan kewarganegaraan yang berfokus
pada pemahaman sikap toleransi dalam kurikulum sekolah?
3. Bagaimana penggunaan teknologi dan media sosial dapat mempengaruhi
pendidikan kewarganegaraan dalam konteks pemahaman dan toleransi?
C. Tujuan Penulisan
1. Menganalisa peran pendidikan kewarganegaraan dalam lingkungan
pendidikan yang mendukung sifat toleransi di antara individu dari
berbagai latar belakang budaya.
2. Menganalisa pengaplikasian pendidikan kewarganegaraan dalam
kurikulum sekolah.
3. Mengetahui pengaruh teknologi dan media sosial dalam konteks
multikultural.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Pendidikan kewarganegaraan memainkan peran penting dalam
mempromosikan pemahaman dan toleransi bagi masyarakat umum, khususnya
para pelajar. Berikut adalah beberapa peran pendidikan kewarganegaraan dalam
mempromosikan pemahaman dan toleransi bagi masyarakat umum, khususnya
para pelajar:
1. Membentuk karakter kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk karakter
kewarganegaraan warga negara. Melalui pendidikan ini, generasi muda dapat
mengembangkan rasa kebangsaan, menghargai keanekaragaman budaya,
berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik dan sosial, serta memperkuat
persatuan dan solidaritas dalam masyarakat.
2. Meningkatkan pemahaman tentang toleransi
Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu meningkatkan pemahaman
tentang toleransi. Sejak sekolah dasar, pelajaran pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan selalu berkaitan dengan toleransi. Selain itu, ajaran tentang
toleransi dapat bersumber dari berbagai media serta bahan ajar lain termasuk
didalamnya mata pelajaran agama, bahasa Indonesia serta mata pelajaran
lainnya yang menyangkut rumpun ilmu sosial.
3. Mengajarkan prinsip-prinsip demokrasi
Melalui pendidikan kewarganegaraan, siswa mempelajari prinsip-prinsip
demokrasi, keadilan, toleransi, hak asasi manusia, memahami keragaman
masyarakat serta menghargai perbedaan individu. Selain itu pendidikan politik
juga mendorong siswa berpatisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan politik
serta mengembangkan pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara.
4. Membudayakan toleransi siswa
Menerapkan lima langkah dalam pembelajaran toleransi kelas, yaitu
menganalisis kemampuan dasar melalui identifikasi, merumuskan isi toleransi,
rencana pelaksanaan pembelajaran yang terfokus, pembelajaran sesuai rencana,
evaluasi proses, dan evaluasi hasil pembelajaran untuk memahami seberapa
baik siswa memahami apa yang diajarkan.
8
5. Meningkatkan keberagaman dalam berbagai dimensi kehidupan
Pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup multikulturalisme berperan
penting dalam mempromosikan keberagaman bangsa Indonesia. Melalui
pendidikan kewarganegaraan, siswa dapat berkembang secara demokratis dan
positif, membentuk karakter yang berlandaskan kebangsaan Indonesia, dan
berinteraksi secara langsung dan tidak langsung bersama negara lain di dunia,
melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan dapat membantu
mempromosikan pemahaman dan toleransi bagi masyarakat umum, khususnya
para pelajar.
9
akademis dalam pengembangan teori di bidang ilmu yang diteliti.
Berikut adalah penerapan pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum sekolah:
1. Pendidikan kewarganegaraan menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib di
sekolah-sekolah di Indonesia.
2. Penerapan pendidikan kewarganegaraan di kurikulum sekolah meliputi
pengembangan kurikulum dan pembelajaran kewarganegaraan, serta evaluasi
di lapangan.
3. Pendidikan kewarganegaraan sebagai alat yang digunakan sebagai wadsh
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
4. Pendidikan kewarganegaraan merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut
keaktifan guru dalam menjalankan rencana yang telah diprogramkan.
10
4. Meningkatkan partisipasi dalam dialog
Teknologi dan media sosial dapat digunakan untuk memfasilitasi dialog antar
budaya dan antar agama. Hal ini dapat membantu memperkuat toleransi dan
mempromosikan pemahaman antarbudaya.
5. Meningkatkan kesadaran tentang kerukunan beragama
Teknologi dan media sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran
tentang kerukunan beragama melalui konten-konten yang yang berkaitan
dengan keagamaan.
Dengan demikian, teknologi dan media sosial dapat memainkan peran penting
dalam mempromosikan pemahaman dan toleransi dalam masyarakat.
Beberapa contoh platform media sosial yang dapat digunakan untuk membangun
toleransi antar umat beragama:
1. Facebook
Salah satu media sosial yang dapat digunakan untuk membangun toleransi
antar umat beragama. Melalui Facebook, orang dapat berinteraksi dengan
orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan memperkuat toleransi dalam
masyarakat.
2. Twitter
Digunakan untuk membangun toleransi antar umat beragama. Melalui Twitter,
orang dapat berpartisipasi dalam dialog antar budaya dan antar agama, serta
mempromosikan pemahaman dan toleransi antar budaya.
3. Instagram
Mempromosikan toleransi antar umat beragama dengan membagikan foto dan
cerita tentang keragaman budaya dan agama.
4. YouTube
Mempromosikan toleransi antar umat beragama dengan membagikan video
tentang keragaman budaya dan agama, serta mengadakan dialog antar budaya
dan antar agama.
11
5. WhatsApp,
Digunakan untuk membangun toleransi antar umat beragama dengan
mengadakan grup diskusi antar budaya dan antar agama, serta membagikan
informasi tentang keberagaman budaya dan agama.
Dengan demikian, terdapat beberapa media sosial yang dapat digunakan untuk
membangun toleransi antar umat beragama, seperti Facebook, Twitter, Instagram,
YouTube, dan WhatsApp.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan memainkan peran penting dalam
mempromosikan pemahaman dan toleransi dalam masyarakat. Pendidikan ini
membantu membentuk karakter kewarganegaraan, meningkatkan pemahaman
tentang toleransi, mengajarkan prinsip-prinsip demokrasi, dan membudayakan
toleransi di antara siswa. Selain itu, teknologi dan media sosial juga memiliki
peran dalam mempromosikan pemahaman dan toleransi dengan meningkatkan
akses informasi, membangun jaringan sosial, meningkatkan kesadaran tentang isu
-isu sosial, memfasilitasi dialog antarbudaya, dan meningkatkan kesadaran
tentang kerukunan beragama. Beberapa platform media sosial seperti Facebook,
Twitter, Instagram, YouTube, dan WhatsApp dapat digunakan sebagai alat untuk
membangun toleransi antar umat beragama.
B. Saran
Sistem pendidikan di Indonesia bisa menekankan pentingnya pendidikan
kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang sama pentingnya dengan mata
pelajaran lainnya, dengan berfokus pada pengembangan karakter pelajar. Di
imbangi dengan peningkatan kualitas pengajaran, yang mana guru harus terus
meningkatkan kualitas pengajarannya untuk memastikan bahwa siswa terlibat dan
termotivasi untuk belajar, dengan tujuan membantu siswa menjadi warga negara
yang terinformasi dan terlibat yang siap hidup dalam masyarakat yang beragam
dan multikultural.
Memanfaatkan teknologi dan media sosial dalam sistem pendidikan di
Indonesia dengan mencapai tujuan yang lebih besar, dengan cara membantu siswa
menjadi warga negara yang terinformasi, terlibat, dan siap untuk menjalani
kehidupan dalam era dimana informasi tersedia dalam sekejap. Pendidikan
kewarganegaraan yang diperkaya oleh teknologi adalah kunci untuk
mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk masa depan yang penuh peluang
dan tantangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14