Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS KAUSALITAS

Disusun Oleh
Kelompok 11:
Abdi Setiawan 2141913050
Dimas 2141913016

PRODI S1 MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik. Saya
mengucapkan terimakasih kepada Guru Pembimbing karena telah memberikan arahan
sehingga tugas ini dapat selesai dengan sebaik-baiknya. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Saya mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun. Atas perhatiannya kami mengucapkan terimakasih, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda , 15 Mei 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................................................ 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 3
D. Manfaat ........................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hubungan Kausalitas .................................................................................... 4
B. Metode Induksi MiII ....................................................................................................... 4
C. Kekeliruan Dalam Penalaran Kausalitas ......................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kausalitas atau hukum sebab-akibat dalam sejarah merupakan hal yang tidak dapat
dinafikan. Hal ini terbukti bahwa kondisi sosial, politik, ekonomi, dan kondisi seluruh aspek
kehidupan manusia pada masa ini di tentukan kondisi kehidupan manusia pada masa lalu.
Demikian juga kehidupan manusia pada masa yang akan datang sangat tergantung pada
kehidupan manusia dimasa ini. Dalam sebuah seminar seorang Profesor Sosiologi
mengatakan bahwa dalam membangun keilmuan terdapat empat pilar pokok yang harus ada
di dalamnya, meskipun dalam filsafat ada dua. Keempat pilar keilmuan tersebut yaitu
penomena, konsep, generalisasi dan teori. Adapun tugas keilmuan adalah mencari sebab dan
akibat dari penomena sosial tersebut (atau dikenal dengan hukum kausalitas).
Dengan mencari kausalitas dari sebuah penomena sosial yang menjadi kajian kita maka
kita akan mengetahui makna dibalik makna, sehingga yang kita dapatkan bukan hanya
mengetahui bahwa pacar kita suka warna pink, namun apa yang menyebabkan sang pujaan
hati suka dengan warna tersebut. Karena kita akan mencari makna dibalik makna yang
tersembunyi, maka strategi analisis data (bukan metode analisis data) yang digunakan dalam
hal ini bisa berupa strategi analisis data kualitatif-verifikatif dan strategi grounded research,
atau mungkin pula bisa menggunakan strategi analisis data deskriptif-kualitatif yang sekedar
menggambarkan penomena. Namun proses terakhir cendrung untuk hanya pengungkapan
penomena tentang pertanyaan apakah, dimana, dan kapan.
Ketiga proses analisis data di atas sudah pasti yang dapat memberikan makna di balik
penomena yang tampak adalah proses analisis yang pertama dan dan proses analisis yang
kedua, sedangkan proses analisis yang ketiga hanya dapat memberikan gambaran. Lebih
lanjut sang profesor mengatakan bahwa yang masih menggunakan pertanyaan apakah adalah
Sejarah dan Bahasa sehingga keduanya bukan bertujuan untuk mengembangkan keilmuan,
jadi keduanya juga bukan ilmu melainkan seni, berbeda dengan sosiologi, antopologi,
ekonomi dan lain-lain yang bertujuan untk mengembangkan keilmuan, sehingga rumpun
kajian tersebut adalah ilmu dan bukan hanya pengetahuan. Jadi kesimpulan sang profesor
yang mungkin tidak pernah membaca metodologi sejarah atau perkembangan metodologi
sejarah bahwa sejarah adalah pengetahuan atau seni bukan ilmu untuk membangun keilmuan.

1
Setelah mendengar secara langsung pernyataan sang professor tadi, saya kembali
teringat dengan beberapa buku yang pernah saya abaca yang berkaitan dengan sejarah
sebagai ilmu dan rivalitas sejarah dan bidang studi sosiologi yang tidak pernah akur padahal
merupakan bidang studi serumpun yang sangat bertetangga dekat. Bagaimana rivalitas dan
saling ketidak pengertian antara sosiolog dan Sejarwan dapat kit abaca pada bukunya Peter
Burke yang berjudul Sejarah dan Teori Sosial. Saling tuduh yang berlebihan dapat kita simak
pada pernyataan Sejarawan yang mengatakat bahwa “sosiologi adalah ilmu icak-icak yang
mempersulit orang untuk memahami realitas sosial yang sudah jelas”.
Sedangkan Sosiolog menyambutnya dengan menuduh Sejarawan hanya sebagai
seorang kolektor bangunan yang belum tentu bahan yang mereka sediakan akan terpakai oleh
seorang Sosiolog. Terkait dengan hukum sebab akibat yang harus ada dalam ilmu sosial
tersebut sehingga baru dikatakan sebuah ilmu, dan mengatakan sejarah bukan ilmu melainkan
seni perlu kita diskusikan, walaupun tempat yang saya sediakan ini sangat singkat. Karena
apa yang saya tulis ini merupakan jawaban saya terhadap tuduhan bahwa sejarah bukan ilmu,
tentu dengan alasan yang sebisa mungkin saya akan jelaskan menurut paradigm keilmuan
saya.
Dalam ilmu alam hukum sebab akibat ini memang sudah jelas adanya, hal ini sama
dengan generalisasi dalam ilmu alam tersebut. Misalnya jika besi dipanaskan maka akibatnya
akan meleleh dan semua besi yang di panaskan akan meleleh. Hal ini bukan saja penerangan
adanya generalisasi dalam ilmu alam namun secara tidak langsung sebab akibat yang di
timbulkan. Sedangkan dalam ilmu sosial, sudah barang tentu penomena sosial yang sama di
tempat yang berbeda tidak akan menghasilkan akibat yang sama. Jadi hubungan sebab akibat
dalam ilmu sisi lain bukan berupa sebab akibat mutlak melainkan sebab akibat yang
berintaeraksi, malahan tidak jelas mana sebab dan mana akibat yang ditimbulkan.
Beberapa hal tentang pencarian sebab dari sebuah penomena sosial sebagai jawaban
dari pertanyaan kemengapaan yang merupakan tingkatan pertanyaan bahwa kita sedang
bermain dalam ranah keilmuan memang tidak menjadi masalah. Namun yang menjadi
permasalahan bagi saya adalah pernyataan bahwa sejarah bukan ilmu sehingga tidak akan
dapat membangun keilmuan. Pada kesemmpatan ini saya tidak akan membahas mengenai
kenapa sejarah dikatakan sebagai ilmu dan bilamana sejarah dikatakan seni. Namun yang
menjadi titik perhatian saya berkisar pada ranah kemengapaan dalam ilmu sejarah. Untuk
lebih memahami kausalitas sejarah, berikut akan dikemukakan tentang penafsiran kausalitas
yang beraneka ragam, masalah sebab, motif, dan pengaruh, serta gerak sejarah.

2
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Kausalitas
2. Metode Induksi Mill
3. Kekeliruan dalam penalaran Kausalitas
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui arti Kausalitas, metode-metode yang
digunakan sehingga tidak adanya kekeliruan dalam Penalaran Kausalitas.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat mengetahui penjelasan Kausalitas
b. Menguasai berbagai macam metode dan mampu memanfaatkan metode-metode tersebut
menjadi sebuah penalaran yang jelas, efektif dan mudah dimengerti
c. Ketepatan dalam Penalaran Kausalitas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hubungan Kausalitas

Kausalitas merupakan prinsip sebab-akibat ilmu dan pengetahuan yang secara otomatis
bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain; bahwa
setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya akibat sesuatu atau berbagai hal lain yang mendahuluinya, merupakan hal-hal
yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem
kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak
diliputi keraguan apapun. Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab)
dan kejadian kedua (akibat atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai
konsekuensi dari yang pertama

B. Metode Induksi MiII

Secara prinsip metode ini adalah bentuk pengembangan dari kausalitas berdasarkan
metode induktif. Metode ini sering pula disebut sebagai metode penyimpulan induktif Mill.
Metode ini kali pertama lahir di tangan seorang filosof Inggris, John Stuart Mill (1806—
1873). Metode induksi ini memiliki empat bagian, yaitu: metode persetejuan, metode
perbedaan, metode persamaan variasi, dan metode sisasisihan. Pada penelitian selanjutnya,
menambahkan satu lagi metode, adalah metode gabungan persetujuan dengan perbedaan.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di bawah ini:
1. Metode persetujuan (method of agreement)
Maksud metode ini adalah apabila ada dua macam peristiwa atau lebih pada gejala
yang diselidiki dan masing-masing peristiwa itu mempunyai faktor yang sama, maka
faktor itu merupakan satu - satunya sebab bagi gejala yang diselidiki.
Contoh : dalam suatu Kelas, tiba-tiba seluruh penghuninya terserang penyakit diare,
separuh dari mereka diwawancarai untuk menemukan sebab dari malapetaka itu. Mereka
ditanya tentang apa yang dimakan hari itu.
a. Orang pertama : Makan Nasi, Telur, Ayam, Pisang, Nughet, Pizza, Opor Kiriman.
b. Orang kedua : Makan Nasi, Ayam, Pisang, Nughet, Pizza, Opor Kiriman.

4
c. Orang ketiga : Makan Nasi, Telur, Pisang, Nughet, Pizza, Opor Kiriman
d. Orang Keempat : Makan Nasi, Telur, Nughet, Pizza, Opor Kiriman.
e. Orang Kelima : Makan Nasi, Telur, Pizza, Opor Kiriman.
f. Orang Keenam : Makan Telur, Ayam, Pisang, Opor Kiriman.
Jika Nasi = A. Telur = B. Ayam = C. Pisang = D. Nughet = E. Pizza = F. Opor Kiriman =
G. Maka, akan terbentuk tabel sebagai berikut :

Peristiwa Faktor Dalam Peristiwa Gejala

1. A, B, C, D, E, F, G Diare

2. A, -, C, D, E, F, G Diare

3. A, B, -, D, E, F, G Diare

4. A, B, -, -, E, F, G Diare

5. A, B, -, -, -, F, G Diare

6. -, B, C, D, -, -, G Diare

Di sini terlihat gejala yang diselidiki adalah diare, peristiwanya adalah makan dari
makan kiriman sedangkan jumlah peristiwanya enam. Dari data tersebut maka akan
tersimpulkan bahwa G (Opor kiriman) adalah penyebab Diare.
2. Metode Perbedaan

Maksud metode ini adalah “jika sebuah peristiwa mengandung gejala yang
diselidiki dan sebuah peristiwa lain yang tidak mengandungnya, namun faktornya sama
kecuali satu, dan yang satu itu terdapat pada peristiwa pertama maka faktor satu-satunya
itu yang menyebabkan peristiwanya berbeda itu adalah faktor yang tidak bisa dilepaskan
dari sebab terjadinya gejala”
Contohnya dalam suatu rumah terdapat 2 orang pemuda yang sedang berbincang –
bincang mengenai pacarnya.
Pemuda pertama: Pacarnya Manja, Cuek, Tidak perhatian, Sudah dijodohin oleh orangtua.
Pemuda kedua: Pacarnya Manja, Cuek, Tidak perhatian, Tidak di jodohin oleh orang tua.

5
Maka, akan terbentuk tabel sebagai berikut :
Peristiwa Faktor Dalam Peristiwa Gejala

1. 1.Pacarnya Manja Putus

2.Cuek

3.Tidak perhatian

4.Sudah dijodohin oleh orang tua

2. 1.Pacarnya Manja Lanjut

2.Cuek

3.Tidak perhatian

4. Tidak dijodohin oleh orang tua

Dari peristiwa di atas, bisa disimpulkan bahwa dari beberapa sebab atau faktor
yang sama dari Pemuda pertama dan pemuda kedua, ada satu sebab yang tidak dimiliki
oleh salah satunya, yaitu dijodohkan. Dengan demikian, sebab mengapa pemuda pertama
memutuskan pacarnya adalah dojodohkannya dia oleh orang tuanya.
3. Metode Persamaan Variasi
Maksud metode ini adalah : “apabila suatu gejala yang dengan sesuatu cara
berubah ketika gejala lain berubah dengan cara tertentu, maka gejala itu adalah sebab atau
akibat dari gejala lain, atau berhubungan secara sebab akibat”.
Contohnya : Dalam kehidupan sehari-hari; seorang petani dapat mengetahui dengan
mudah hubungan kausalitas antara kesuburan tanah dengan hasil pertanian. Semakin tinggi
derajat kesuburan tanah semakin bagus hasil panen dan demikian juga sebaliknya.
Metode variasi sangat penting dalam penyelidikan induktif yang bersifat
kuantitatif, mendahului bersifat kualitatif. Gunanya adalah sebagai peramal dalam
mengukur dan menduga, meskipun secara kasar, atas perilaku yang mempunyai feomena
yang bervariasi.
4. Metode Sisasisihan
Maksud metode ini adalah Jika ada peristiwa dalam keadaan tertentu dan keadaan
tertentu ini menjadi akibat dari faktor yang mendahuluinya, maka sisa akibat yang terdapat
pada peristiwa itu pasti disebabkan oleh faktor lain.
Contoh : dalam penemuan planet Neptunus, pada tahun 1846. Penemuan ini sebagai akibat
perhitungan terhadap orbit planet Uranus. Perhitungan terhadap orbit Uranus ini

6
berdasarkan atas akibat yang telah diketahui dan akibat ini berasal dari sebab yang dimiliki
oleh planet-planet yang sudah diketahui. Tetapi ternyata ditemui perbedaan antara orbit
yang diperhitungkan dengan orbit yang disaksikan melalui teleskop. Timbul pendapat
bahwa tentu ada planet lain yang menjadi sebab bagi sisa akibat itu. Berdasarkan dugaan
itu maka adams dari Cambridge dan leverrier dari perancis bekerja sama menetapkan
posisi planet lain yang menyebabkan gangguan terhadap orbit Uranus. Pada tanggal 23
septmber 1846 Dr. Gill dari Royal Academy Of Berlin mengarahkan teleskop kearah
posisi planet pengganggu yang telah diperhitungkan dan dalam tempo setengah jam saja
ditemukan planet baru yaitu planet Neptunus.
5. Metode gabungan persetujuan dan perbedaan

Maksud metode ini adalah Jika dua atau lebih kejadian yang didalamnya gejala itu
terjadi mempunyai hanya satu keadaan yang sama, sedangkan dua atau lebih kejadian
yang didalamnya ia tidak terjadi tidak mempunyai sesuatu apapun yang sama kecuali
ketidakadaan keadaan itu, maka keadaan yang hanya didalamnya kedua kelompok
kejadian itu berbeda adalah akibat, atau sebab, atau suatu bagian yang tidak terpisahkan
dari sebab, dari gejala itu. Sedangkan mundiri berpendapat: “Jika ada sekumpulan
peristiwa dalam gejala tertentu hanya memiliki sebuah factor yang bersamaan, sedangkan
dalam beberapa peristiwa dimana gejala itu tidak terjadi, digejala itu terjadi kecuali sebuah
faktor yang bersamaan, maka faktor ini merupakan faktor yang mempunyai hubungan
kausal dengan gejala itu”
Contoh : Kandiyas memberi makan pada sekelompok ayam dengan beras yang betul-betul
putih. Ternyata ayam itu semuanya terserang polyneuritis (radang saraf) dan sebagian
besar mati. Ia member makan kepada sekolompok ayam yang lain dengan beras yang
masih bercampur dedak. Ternyata tidak satu ayampun ini sakit. Kemudian ia
mengumpulkan ayam-ayam yang terkena radang saraf ayam yang sehat ini dan diberi
makan beras yang bercampur dedak. Ayam-ayam yang sakit itu kemudian sembuh.

C. Kekeliruan Dalam Penalaran Kausalitas


Kekeliruan yang sering terjadi di kalangan orang-orang yang kurang cermat berpikir
adalah POST HOC PROPTER HOC artinya suatu penalaran yang menyatakan bahwa ini
terjadi sesudah itu terjadi maka ini merupakan akibat dari itu. Kekeliruan bernalar serupa,
tidak saja melanda orang yang tak terdidik, tetapi juga dapat kita temukan di antara orang-
orang mengecap pendidikan cukup jelas, kekeliruan itu terjadi karena melihat peristiwa

7
secara sepintas, untuk menentukan bahwa suatu peristiwa lainnya tidaklah sekedar menunjuk
bahwa peristiwa pertama adalah sebab dari peristiwa kedua.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kausalitas merupakan prinsip sebab – akibat yang ilmu dan pengetahuan yang secara
otomatis bisa diketahui tanpa membutuhkan pengetahuan dan perantaraan ilmu yang lain.
Kausalitas dibangun oleh hubungan antara suatu kejadian (sebab) dan kejadian kedua (akibat
atau dampak), yang mana kejadian kedua dipahami sebagai konsekuensi dari yang pertama.
Secara umum kausalitas di bagi menjadi 4 macam, yaitu : Sebab yang mesti, sebab yang
menjadikan, Sebab langsung dan sebab jauh, Sebab satu dan sebab banyak.
Metode ini kali pertama lahir di tangan seorang filosof Inggris, John Stuart Mill
(1806-1873). Metode induksi ini memiliki empat bagian, yaitu: metode persetejuan, metode
perbedaan, metode persamaan variasi, dan metode sisasisihan. Selanjutnya penelitian
selanjutnya, menambahkan satu lagi metode, adalah metode gabungan persetujuan dengan
perbedaan. Suatu kekeliruan terjadi karena mengakui sesuatu yang terjadi berurutan maka
peristiwa yang kedua merupakan akibat dari peristiwa pertama atau yang mendahuluinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, Kausalitas https://id.wikipedia.org/wiki/Kausalitas akses /05nov2017

Intani,Nur. Hubungan Kausalitas kajian Logika

,http://nintani.blogspot.co.id/2016/12/hubungan-kausalitas-kajian-logika.html. akses

05nov2017.

Munir, Misbahul. Hubungan Kausalitas dan Penjelasan

http://krmubtadiin.blogspot.co.id/2015/01/hubungan-kausalitas-dan-penjelasan.html. akses

05nov2017

10

Anda mungkin juga menyukai