Ditulis sebagai "man" = laki-laki. Seperti dalam banyak tulisan, yang juga ditopang
oleh Bahasa Inggris yang memaknai "man" sebagai manusia, kebanyakan pemikir
menggunakan kata "man" yang dianggap merepresentasi manusia, laki-laki dan
perempuan.—penerj.
Laki-laki eksis di datam dunia sosial bisnis dan industri, sena di dalam keluarga,
dan karena itu mampu mengekspresikan dirinya dalam ranah-ranah yang berbeda
ini. Bagi perempuan, bagaimana- pun juga, tempatya adalah di dalam rumahnya.
Objektivikasi terhadap laki-laki di dalam industri, melalui pengambilalihan produk
dari kerja mereka, mewujud dalam alienasi. Tetapi efek alienasi 147 atas hidup dan
kesadaran perempuan, mewujud bahkan dalam bentuk yang Iebih opresif.
Laki-laki mencari kelegaan dari alienasi- nya melalui hubungannya dengan
perempuan; bagi perempuan, tidak ada kelegaan itu. Karena hubungan yang intim
ini adalah benar-benar hubungan yang merupakan struktur esensial dari opresi
terhadapnya.
asi
Dipindai dengan CamScanner
Feminisme Marxis dan Sosialis
rumah tangga dari suami proletar, tidak seperti otoritas suami borjuis,
mungkin tidak akan mendapat dukungan sepenuhnya dari lembaga hukum.
Untuk semua alasan itu, Engels menyimpulkan bahwa dengan pengecualian
"brutalitas residual" (kekerasan oleh pasangan), semua "dasar material
dominasi laki-laki sudah tidak ada lagi"38 dalam rumah kaum proletar.
Meskipun feminis MarxiS masih mengacu kepada teks Engels Origin secara
positif dalam tulisan-tulisannya, kebanyakan dari mereka, masih menunjukkan
kelemahannya. Misalnya, Jane Flax menyalahkan
Poin terakhir ini, yang diajukan deh Barbara Bergmann dalam The Economic
Emergence of Women (Kemunculan Ekonomi Perempuan), meringkas apa yang
dianggap banyak feminis Marxis sebagai hal yang tidak diinginkan dari kampanye
upah untuk pekerjaan rumah tangga. 161
Kedua, tidaklah benar, menurut pendapat Holmstorm (dan yang lain-lain), bahwa
"kapital" (modal) dilayani hanya oleh perempuan yang bekerja di rumah; kapital
juga dilayani oleh perempuan yang bekerja di luar rumah. Perempuan yang secara
ekslusif merupakan ibu rumah tangga, jumlahnya semakin lama semakin sedikit.
Semakin sedikit undang-undang dan kebijakan yang membatasi telah
memungkinkan mäsuknya erem n a•uan teknolo i engendali kehaml an telah
memungkinkan perempuan untuk membatasi kehamilan nya; telah
memudahkan ekerjaan domestik perempuan. Perkembangan ini, yang
dikombinasikan dengan e e emansipatori dari gerakan pem- 163 bebasan
perempuan tahun 1960-an, serta kebutuhan untuk penghasilan ganda yang
semakin meningkat dan menjamurnya pekerjaan yang berorientasi pelayanan
atau "pekerjaan perempuan", telah memberikan kontribusi bagi perubahan besar
dalam komposisi sumber daya masa kini. Pada awal tahun 1980-an, lebih dari 45%
tenaga kerja Amerika Seriet adalah perempuan.58
Bahwa hampir setengah tenaga kerja adaEah perempuan mengindikasikan
bahwa kapital menginginkan, dan tentu saja membutuhkan, perempuan di pasar
tenaga kerja. Apa yang tidak ditunjukkan oleh statistik yang tampaknya jelas itu
adalah bahwa kapital menginginkan dan membutuhkan perempuan karena
perempuan tidak menuntut kompensasi sebanyak laki-laki. Lebih dari itu,
statistik ini juga tidak menunjukkan ketidakbersediaan kapital untuk menjadikan
hidup perempuan Iebih mudah dengan menyediakan jenis pelayanan— terutama
perawatan yang memadai untuk mereka yang masih muda, yang sudah tua dan
yang cacat—yang akan melepaskan perempuan dari tekanan pekerjaan ganda.
Karena kapital tidak bersedia untuk mengurangi keuntungannya untuk membayar
pekerja dengan upah yang diperlukan mereka guna membayar pekerja
Apa yang kita kini dapat simpulkan dari cara hubungan seksual, ditata setelah
penghancuran produksi kapitalis yang akan terjadi, merupakan suatu
hal yang mempunyai sifat yang negatif, yang dibatasi pada sebagian besar
bagiannya terhadap apa yang akan menghilang. Tetapi apakah yang akan menjadi
baru? Itu akan
dijawab ketika generasi baru telah tumbuh dewasa: suatu generasi laki-laki
yang tidak akan pernah di dalam hidupnya mengetahui apa artinya membeli
penyerahan diri perempuan dengan uang dan instrumen kekuasaan sosial Iain;
suatu generasi perempuan yang tidak pernah mengetahui apa artinya
menyerahkan diri mereka sendiri kepada seorang lakì-laki atas pertimbangan
selain cinta yang sungguh-sungguh, atau untuk menolak menyerahkan dirinya
kepada kekasihnya, karena ketakutan akan konsekuensi ekonominya. Ketika
orang-orang ini ada di dunia, mereka akan peduli pada apa Yang orang-orang
pikir harus dilakukan; mereka akan melakukan cara-cara mereka sendiri dan
itulah akhir dari semua itu.n
Kritik Alison Jaggar terhadap feminisme Marxis ditulis dari perspektif seorang
feminis sosialis Yang khawatir bahwa feminis Marxis tidak membahas secara
memadai opresi terhadap perempuan oleh laki-laki. Ketika feminis Marxis
berbicara mengenaio resiterhadap perempuan, mereka berargumentasi bahwa
kapital adalah opresor utamate adap perempuan sebagai pekerja, dan laki-laki,
paling tinggi. adalah oprešor sekunderterhadap aerempuan sebaqai perempuan,
Karãü7JäÇgar mempertanyakan apa yang secara khusus feminis mengenai
anatisis
feminis Marxis, dan apakah benar bahwa laki-laki adalah sekadar opresor
sekunder, atau tidak langsung, terhadap perempuan. la.juga
mempertanyakan apakah ada ruang yang memadai dalam analisis feminis
Marxis untuk mengungkapkan ketidakpuasan mengenai isuisu perempuan
yang tidak ada hubungannya dengan sifat dan fungsi pekerjaan
perempuan.
Adalah sesuatu yang mengkhawatirkan bagi Jaggar bahwa feminis Marxisjarang
mendiskusikan isu yang berkaitan denqan seks. Ketika feminis Marxis
melakukannya, mereka cenderung untuk membandingkan seks d aratakan, misalnya,
bukan saja ubungan mucikari-pelacur, tetapi juga hubungan suami-istri terhadap
hubungan borjuis-proletar, seolah-olah hubungan laki-lakiperempuan dałam
perkawinan atau pelacuran adalah eksploitatif dan mengalienasi dengan cara yang
sama sebagaimana hubunganmajhn- p*er-ja. Feminis Marxis menarik analogi ini,
menurut Jaggar, karena mereka ingin "menghubungkan perlakuan Marxis mengenai
opresi
terhadap perempuan yang secara spesifik berkaitan dengan seks melalui sistem
teoretis ułama Marxisme, dengan menggabungkan dominasi, 171 baik oleh kelas dan
oleh gender, dengan penjelasan dalam kerangka pikir yang sama. ”73
Menurut pendapat Jaggar, feminis Marxis tidak dapat membuat hubungan yang
penting ini karena, alih-alih semua kesamaannya, pekerja yang tereksploitasi tidak
menderita dengan cara yang sama seperti istri dan pelacur yang teropresi.
dulunya dikenal sebagai Blok Timur tidak pernah sungguh-sungguh setara adalah
"kapitalisme residual". Sepanjang tahun 1980-an, pern- bela sosialisme
menekankan bahwa ideologi kapitalis tidak pernah mati tiba-tiba; perlu waktu bagi
gagasan dari populasi yang semula kapitalis untuk berubah. Tampaknya memang
demikian, sejak tahun 1990-an, Blok Timur mulai kembali ke kapitalisme. Hanya
Kuba dan Republik Rakyat Cina yang tetap dapat diidentifikasi sebagai komunis,
dan bahkan di kedua negara tersebut hanya langkah-langkah kecil yang telah
diambil menuju sosialisasi pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak.
perempuan merupakan subordinat laki-laki di dalam dan di Illat keluarga serta men a
atidaks likn a, Kate oriM rxis sepertika ital itu sen Ifi, ada/ah butajenis kelamin.
Kategori Marxisme tidak dapat memberitahu kita sia a an akan men isi tem at-tem at
ang 175 kosong. "_80
Untuk mengatasi apa yang mereka anggap sebagai keterbatasan pemikiran
feminis Marxis tradisional, feminis sosialis berusaha menjelaskan cara
kapitalisme berinteraksi dengàn patriarki secara jauh lebih buruk daripada laki-
laki.81 Meskipun feminis sosialis setuju dengan feminis Marxis bahwa
pembebasan perempuan bergantung pada penghapusan kapitalisme, mereka
mengklaim bahwa kapitalisme tidak dapat dihancurkan
materiat dan
ekonomi manusia tidak dapat berubah kecuali jika ideologi me reguga-beruhah.
Scarlet = merah, Letter huruf, Tradisi puritan di Amerika Serikat yang menandai
perempuan yang dianggap promiskuis dengan huruf merah, Lihat novel karya Nathaniel
Hawthorne Scarlet Letter, yang sudah difllmkan dan dibintangi oleh Demi
atau putih, cantik atau jelek, "datam hubungannya dengan Hukum Bapak" ia,
kurang Iebih, mempunyai status dan fungsi yang sama seperti perempuan
Iain.89
Yakin bahwa penyebab opresi terhadap perempuan terkuburjauh di dalam
psike manusia, Mitchell menotak klaim feminis liberal bahwa reformasi sosial bertujuan
untuk memberikan perempuan Iebih banyak kesempatan pendidikan dan pekerjaan
yang akan membuat perempuan setara dengan laki-laki. Gerakan hak pilih bagi
perempuan, kajian koedukasional, dan kebijakan tindakan afirmatif mungkin dapat
mengUbah "ungkapan femininitas", tetapi semua itu tidak dapat, menurut Mitchell,
secara signifikan mengûbah status perempuan secara umum. Sama halnya, Mitchell
juga menolak klaim feminis radikal bahwa teknologi reproduksi adalah kunci bagi
pembebasan perempuan karena, menurut pandangannya, pemecahan biologis semata
tidak dapat memecahkan masalah yang, pada dasarnya, bersifat psikologis.
Keuntungan dari analisis pembagian kerja, menurut Young, adalah bahwa analisis ini
menjadi lebih spesifik daripada analisis mengenai kelas yang standar. Sementara analisis
kelas bertujuan untuk memindai sistem produksi secara keseluruhan, dengan berfokus
pada alat dan hubungan produksi dalam istilah yang paling umum yang ada, analisis
pembagian kerja memberikan perhatian kepadaorang sebagai indiýiðú yang melakukan
suatu
suãmnya. Pada umumnya, mereka tetap mempertahankan hak milik merela, bekerja
berdampingan dengan suami mereka dalam bisnis yang berpusat di rumah, dan
bahkan berpartisipasi dalam pembuatan alatalat secara setara dengan pasangannya.
Kedatangan kapitalisme, mencairkan rekanan ekonomi antara suami dan istri. Suatu
peraturan baru bagi laki-laki dan perempuan tercipta ketika kekuatan kapitalisme
memberikan batas antara tempat kerja dan rumah, mengirim laki-laki, sebagai
sumber tenaga kerja primer, ke luar menuju tempat kerja dan memenjarakan
perempuan, sebagai tenaga kerja sekunder, di rumah. 181 Perempuan menjadi
kelompok cadangan tenaga kerja sebagaimana telah dibahas. itu, ketika
industri baru dibuka, seperti penenunan tekstil New England, perempuan biasanya
direkrut untuk mengisi kebutuhan awal; dan ketika perang harus dijalankan oleh laki-
laki, perempuan dengan cepat mengambil alih pekerjaan pabrik, untuk kemudian
dikirim kembali pulang ketika "Johnny" berbaris pulang. Young mengambil contoh
seperti itu untuk mendukung tesisnya bahwa perninggiran perempuan"
(marginalization of women) adalah suatu
Seperti Young, Alison Jaggar mengajukan suatu konsep, selain keEas, sebagai
konsep Marxis yang paling representatif. Dalam bukunya Feminist PolitiŒ and
Human Nature, Jaggar mengidentifikasi "alienasi" sebagai suatu konsep yang
cukup kuat untuk mengakomodasi pandangan utama pemikiran feminis Marxist
radikal bahkan liberal:
Feminis kontemporer disatukan dalam perlawanan mereka ter hadap opresi atas
perempuan, tetapi mereka berbeda bukan saja dalam pandangannya mengenai bagaimana
melawan opresi tersebut, tetapi bahkan dalam konsepsi mereka mengenai apa yang merupakan
opresi terhadap perempuan dalam masyarakat kontemporer. Feminis liberal ...percaya bahwa
perempuan teropresi selama perempuan mengalami diskriminasi; Marxis tradisional percaya
bahwa perempuan teropresi dalam peminggiran mereka dari produksi publik; feminis radikal
melihat opresi terhadap perempuan terjadi terutama karena kendali universal laki-laki terhadap
kapasitas seksual dan prokreatif perempuan; sementara feminis sosialis 182
mengkarakterisasi opresi terhadap perempuan dalam kerangka versi yang sudah
direvisi dari teori Marxis mengenai alienasi.97
yang sangat lemah atau bahkan tanpa alasan apa pun, ahli kandungan menguasai
secara total keseluruhan proses melahirkan, terkadang
dengan melakukan operasi Caesar yang sebenarnya secara medis tidak
dibutuhkan, atau menganestesi perempuan di luar kehendaknya. Di masa depan, teknologi
reproduksi baru berkembang, perempuan tampaknya akan lebih dialienasi dari produk dan
proses kelahiran bayinya. Fertilisasi invitro memungkinkan apa yang disebut sebagai
surrogacy penuh, yang dalam proses ini perempuan diambil telurnya sejumlah satu atau
lebih, difertilisasi invitro oleh sperma dari suaminya, dan kemudian ditransfer ke dalam
rahim perempuan lain untuk digestasi. Sama halnya, inseminasi buatan oleh donor juga
memungkinkan apa yang disebut sebagai "setengah surrogacy," dalam hal ini, seorang
perempuan menyetujui untuk mengandung seorang anak yang secara genetik merupakan
bagian dari dirinya, sehingga ayah genetik dari anak tersebut, serta istrinya, akan
memperoleh kebahagiaan dalam membesarkan anak hingga dan,pasa. Meskipun dapat
diargumentasikan bahwa keputusan perempuan tersebut untuk mengontrak seorang ibu
pinjaman, atau untuk memberikan pelayanan sebagai ibu pinjaman, merepresentasikan
pilihan bebas baginya, pilihannya mungkin tidak 184 dapat dianggap sebagai lebih bersifat
sukarela dibandingkan dengan beberapa jenis sterilisasi, aborsi, atau kehamilan
yang tidak diinginkan yang seringkali dipaksakan kepada perernpuan. 101
Pengasuhan anak, seperti juga mengandung seorang anak, adalah
pengalaman yang mengalienasi ketika ahli ilmu pengetahuan (yang kebanyakan laki-laki),
bukan perempuan, mengambil kendali dari pengalaman itu. Menurut Jaggar, tekanan
kepada ibu sangatlah besar karena, dengan hampir tidak ada bantuan, perempuan
harus melakukan setiap perintah dari sang ahli. Dengan terisolasi di dalam rumahnya di
pinggiran, setiap ibu bekerja lebih lama sepanjang hari, dan bahkan lebih lama sepanjang
malam, untuk dapat membesarkan anak-anaknya seperti yang diinstruksikan oleh para ahli
dan bukan dengan caranya sendiri.
Mengulang kata-kata Adrienne Rich dalam Of Woman Born (lihat Bab 2),
Jaggar menjelaskan bagaimana praktik pengasuhan anak masa kini pada
akhirnya mengalienasi, atau mengasingkan, ibu dari anakanaknya:
Kebergantungan mutual yang sangat ekstrim antara ibu dan anaknya mendorong
ibu untuk mendefinisi anak-anaknya semata-mata dengan mengacu kepada
kebutuhannya sendiri untuk mendapat- kan pengakuan, baik dalam hal makna,
cinta maupun pengakuan sosial. la melihat anak sebagai produknya, sebagai
sesuatu yang harus memperbaiki hidupnya, dan seringkali sebaliknya, sang anak
berbalik melawannya, sebagai sesuatu yang sangat bernilai, yang kemudian
Salah satu ciri-ciri yang paling menyedihkan atas alienasi ibu dari anaknya
adalah ketidakmampuannya untuk melihat anaknya sebagai manusia yang sama dengan
ketidakmampuan sang anak untuk melihat ibunya sebagai manusia. Dengan mengacu
kepada Dorothy Dinnerstein dan beberapa feminis psikoanalisis, Jaggar menggambarkan
bagaimana anak-anak secara perlahan-lahan berpaling kepada ibunya dengan
memandang ibunya bukan sebagai mánusia, melainkan sebagai objek yang
melakukan terlalu sedikit atau terlalu banyak bagi mereka. Selain memisahkan ibu dari
anaknya, kondisi motherhood masa kini juga
menarik batas antara ibu dan ayah. Terlalu banyak pertengkaran yang 185 dimulai
dengan seorang ayah yang terlalu banyak menuntut, yang menetapkan
aturan di dalam rumah tangga, dan seorang ibu yang kesal yang melêksanakannya.
Standar yang menentukan cara menjadi ibu yang "seharusnya" menghambat
tumbuhnya pertemanan antara perempuan, dan ibu bersaing satu sama lain untuk
menghasilkan dan untuk memproses "anak yang sempurna "103—yang akan saya ga
mbarkan sebagai anak laki-laki atau perempuan yang berperilaku baik, berbakat
banyak, sehat secara fisik, dan berorientasi pada prestasi, yang memenangkan
penghargaan di kelas dan yang fotonya muncul dalam setiap halaman buku tahunan.
Akhirnya, menurut Jaggar, bukan hanya perempuan an teralienasi dari
sel&ualitasnyae dan dari produ dan proses
mother.hQQd; asi dari ka asitas in ktualn pérempuan juga teralie a.
Seorang peremp I uat untuk merasa sangat
tidak yakin akan dirinya sendiri, ia ragu mengungkapkan gagasannya di depan
publik, karena takut pandangannya tidak cukup layak untuk diungkapkan; ia
berjalan kesana kemari di datam ruang akademis yang disakralkan, ketakutan
bahwa
Kesimpulan
Feminis Marxis-sosialis kontemporer, sebagaimana direpresentasi disini
oleh Iris Young dan Alison Jaggar, telah memungkinkan feminis untuk berhenti
mengajukan pertanyaan "Apakah kapitaiisme menyebabkan patriarki atau
sebaliknya?" dan sebaliknya menyadari, seperti yang dilakukan Nancy Fraser,
kesamaan dan penguatan mutual di antara, misalnya, keluarga inti yang dikepalai
laki-laki, dan ekonomi resmi yang diatur oleh negara di Amerika Serikat. Dalam
analisis yang provokatif mengenai teori sosial kritis Jürgen Habermas, Fraser
mengklaim bahwa ketiadaan perhatian relatif Habermas terhadap isu gender,
melemahkan 186 penjelasannya yang seharusnya menjadi sangat luar biasa baik
mengenai bagaimana kapitatisme negara kesejahteraan (welfaæ state)•
menggem bungkan peran kita sebagai konsumen, dan mentransformasi kita menjadi
klien yang pasif, sementara, secara bersamaan, kapitalisme itu mengempiskan
peran kita sebagai warga negara, dan mereduksi kita menjadi sekadar pernilih saja.
Mengamati bahwa peran warga negara dan pekerja adalah peran maskulin,
sementara peran sebagai konsumen dan pengasuhan anak adalah peran
feminin, Fraser berkomentar bahwa meskipun kapitalisme negara kesejahteraan
mengopresi setiap orang, negara mengopresi perempuan dengan cara yang
berbeda, dan bahkan dapat diargumen tasikan dengan cara yang lebih buruk
daripada opresinya terhadap lakiIaki. la mengklaim "peran klien yang baru
mempunyai dan gendernya adalah perempuan. Lebih dari itu, menurut
Fraser, logika dari sistem kesejahteraan kapitalis juga bergender. Misalnya, di
Amerika Serikat ada dua jenis program kesejahteraan yang fundamental:
program asuransi sosial yang "maskulin" dan program pembebasan yang
"feminin". Sementara, program asuransi sosial dihubungkan dengan partisipasi
tenaga kerja primer dan didesain untuk menguntungkan
negara yang memberikan kesejahteraan kepada seluruh warga negara melalui berbagai
tunjangan serta program-program lain.—penerj.
pencan' nafkah utama, program pembebasan ditujukan untuk
"kegagalarf domestik, yaitu bagi keluarga-keluarga yang tidak
memilikipencari nafkah utama laki-laki. Menurut perkiraan Fraser,
program asuransi sosial yang maskulin, serta program pembebasan
yang feminin, adalah "terpisah dan tidak setara" 107 Fraser
berkomentar: