Anda di halaman 1dari 48

Feminis Sosialis

ESKIPUN MEMANG dimungkinkan untuk membedakan pernikjran


feminis Marxis dan sosialis, namun tidaklah mudah melakükannya.
Telah bertahun-tahun tahun saya menjadi yakin bahwa perbedaan
antara dua kelompok pemikiran ini
lebih merupakan masalah penekanan erung
daripada rna%lah substansi. untu
kepada Marx, Engels,
dan pernikir abad 1 9 Iain. Mereka juga cenderung untuk
mengidentifikasi kelasisme (classism) dan buk-an seksisme sebagai
penyebab utama opresi terhadap perempuan. Sebaliknya, feminis
sosialis tampaknya lebih dipengaruhi oleh pernikir abad 20, seperti
Louis Althusser dan Jürgen Habermas. Lebih dari itu, feminis
sosialis juqa meneqaskan bahwa penyebab fundamental opresi
terhadap perempuan bukanlah
"ketaslsrne atau "seksisme" melainkan ana ISISa Ir,
n

suatu keterkaitan yang sangat rumtt perbedaan


antara kapitalisme dan patriarki. Pada antara feminis Marxis dan
sosialis tidaklah sepenting yang merela yakini bersama. Feminis
Marxis dan sosialis percaya bahwa opresi terhadap perempuan
bu•nlah hasil tin a nsengaja an sa kan produkdarj «trtlktur politik,
sosial, ane onomi tempat individu

Beberapa Konsep danTeori Marxis: Implikasi Feminisnya

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought

Konsep Marxis atas Sifat Manusia


Seperti konsep liberal atas sifat manusia yang hadir di dalam
pemikiran feminis liberal, konsep Marxis atas sifat manusia juga hadir di dalam
pemikiran feminis Marxis. Sebagaimana telah dibahas pada Bab Satu, orang-
orang liberal percaya bahwa yang membedakan manusia dengan binatang lain
mencakup: serangkaian kemampuan khusus, misalnya kapasitas nalar dan
penggunaan bahasa; serangkaian praktik khusus, misalnya agama, seni, dan
ilmu pengetahuan; dan serangkaian pola sikap dan perilaku khusus, misalnya
kebersaingan dan kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri di atas yang
lain. Marxis menolak konsepsi liberal atas sifat manusia, dan menekankan
bahwa apa yang membuat kita menjadi manusia adalah bahwa kita
menghasilkan cara kita untuk dapat tetap hidup. Kita adalah kita, karena apa
yang kita lakukan—terutama, apa yang kita lakukan untuk memenuhi
kebütuhan dasar kita melalui kegiatan produktif, misalnya, memancing,
bertani, 140 dan membangun. Tidak seperti lebah, berang-berang, dan semut,
yang kegiatannya diatur oleh insting, kita menciptakan diri kita
sendiri dalam proses yang sengaja, atau yang dilakukan dengan sadar yang
bertujuan untuk mentransformasi dan memanipulasi alam. l
Dalam tulisannya yang berjudul Introduction to Marx
and Engels, Richard Schmitt bersikeras bahwa pernyataan "Manusia
menciptakan dirinya sendiri" bukanlah untuk dibaca sebagai "Laki-
laki dan perem puan, secara indñ'idu menciptakan diri mereka
sendiri", melainkan harus dibaca sebagai "Laki-laki dan perempuan,
melalui produksi, secara kolektif menciptakan masyarakat yang, pada
gilirannya, membentuk mereka menjadi mereka sekarang "2
Penekanan pada apa yang kolektif merupakan cara pandang Marxis
terhadap sejarah.
Bagi orang liberal, gagasan, pemikiran, dan nilai-nilai individu
dapat berubah sejalan dengan waktu. Bagi orang Marxis,
dorongan material—produksi dan reproduksi kehidupan sosial—
adalah pendorong utama sejarah. Dalam satu bagian yang
mengartikulasikan doktrin mengenai bagaimana perubahan
terjadi dari waktu kewaktu, suatu doktrin yang biasanya diberi
istilah materisalisme historis, Marx menegaskan, "Modus produksi
dari kehidu an sosial men kondisikan proses urnum n
sosial, politik, dan
ksist a
intelektual. ehl upaBukanlah
kesadaran manusia• yang menentukan emelainkan

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis

eksstensl sostal menentu n kesadaran mereka. "3 Dengan


perkataan
lain, Marx percaya bahwa modus produksi suatu masyarakat—yaitu,
dorongan-dorongan produksinya (bahan baku, alat, dan pekerja yang
secara aktual menghasilkan produk) ditambah hubungan produksinya
(cara proses produksi ditata)—menghasilkan suatu suprastruktur
(lapisan gagasan hukum, politik, dan sosial) yang pada gilirannya
menyangga modus produksi. Karena itu, misalnya, orang Amerika
berpikir dengan cara tertentu mengenai kemerdekaan, kesetaraan,
dan kebebasan karena modus produksi mereka adalah kapitalis.
Seperti Marxis pada umumnya, feminis Marxis percaya bahwa eksistensi
sosial menentukan kesadaran. Komentar bahwa "pekerjaan perempuan tl ak
pernah selesai" bagi feminis Marxis adalah lebih dari sekadar aforisme; komentar
itu merupakan gambaran dari sifat pekerjaan perempuan. Dengan selalu siap
bertugas, seorang perempuan membentuk konsepsi_dirinya yang tidak akan
dimilikinyajika
perannya di dalam k an di tem at kefa tidak menahann a untuk
tetap subordinat
terhadap laki-laki, baik secara sosial maupun secara ekonomia Karena itu, feminis
Marxis percaya bahwa untuk q, memahami mengapa perempuan teropresi,
sementara laki-laki tidak, kita perlu menganalisis hubungan antara dan Citra diri
perempuan.4

Teori Ekonomi Marxis


Hingga pada tingkatan yang sama, feminis Marxis percaya bahwa pekerjaan
perempuan membentuk pemïkïiõÞëfëñÃñðäõEña itu, mem entu
Juga SI a -SI a a ama perempuan, mereka •u a þercaya bahwa Ita
Ismea aa suatu ststem u un an kekuasaan an juga ubungan
pertukaran. Jika kapitalisme dipandang sebagai suatu sistem
hubungan pertukaran, kapitalisme juga digambarkan sebagai suatu
masyarakat komoditi atau pasar yang di dalamnya segala sesuatu, termasuk
kekuatan kerja seseorang, mempunyai harga, dan semua transaksi ada dasarnya
merupakan transaksi ertukaran. Jika kapitalisme dipandang se agal suatu sistem
hubungan kekuasaan, maka kapitalisme digambarkan sebagai suatu masyarakat
yang di

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought

Ditulis sebagai "man" = laki-laki. Seperti dalam banyak tulisan, yang juga ditopang
oleh Bahasa Inggris yang memaknai "man" sebagai manusia, kebanyakan pemikir
menggunakan kata "man" yang dianggap merepresentasi manusia, laki-laki dan
perempuan.—penerj.

dB!amn a setia hubun an transaksio l, pada dasarnya, adalah e


sploitatif. Karena iłu, bergantung cara pandang masing-masing, hubungan
pekerja dan majikan dapat dilihat sebagai hubungan pertukaran yang,
dalam hubungan ini, segala sesuatu yang bernilai setara secara bebas
diperjualbelikan—bekerja untuk upah—atau sebagai suatu perjuangan di
tempat kerja ketika majikan, yang mempunyai kekuasaan lebih besar,
mengkoersi pekerja untuk bekerja lebih keras lagi tanpa
mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan perbaikan upah.
Sementara liberal memandang kapitalisme terutama sebagai
suatu sistem hubungan pertukaran sukarela, Marxis memandang
kapitalisme terutama sebagai hubungan kekuasaan yang eksploitatif. Menurut
Marx, nilai komoditi apa pun yang dihasilkan ditentukan oleh besarnxa
peke dib 'aan iłu, atau pengeluaran energi
dan
n inteligensi manusia aktual yan
5
silkann a. Lebih tepatnya, nilai komoditi apa pun juga adalahsetara
dengan pekerjaan langsung yang • digabungkan dengan komoditi
oleh pekerja, ditambah pekerjaan tidak langsung yang dicurahkan
kepada kepanjangan tubuh si pekerja—alat dan mesin yang dibuat
oleh pekerjaan langsung dari pekerja sebelum mereka 6 Karena
semua komoditi bemilai tepat sama dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk menghasilkannya, dan karena kekuatan bekerja pekerja
(kapasitas untuk bekerja) adalah suatu komoditi yang dapat dibeli dan dijual,
maka nilai dari kekuatan untuk bekerja seorang pekerja adalah biaya yang
tepat untuk menghasilkan kekuatan bekerja iłu (makanan, pakaian, dan
tempat tinggal), serta untuk menjaganya agar dapattetap bekerja sepanjang
hari. Tetapi, ada perbedaan antara jumlah yang dibeikan kepada pekerjaan
untuk kapasitas bekerjanya (kekuatan untuk bekerja) dan nilai yang
sesungguhnya dihasilkan yang oleh pekerja ketika mereka mencurahkan
kapasitas ini untuk digunakan dalam menghasilkan komoditi. 7 Marx menamai
perbedaan ini sebagai nilai surplus, yang merupakan nilai yang diambil majikan
sebagai keuntungan. Karena iłu, lgpitalisme adalah sistem an
sesun
eksploitatif, karena majikanme a ar ekerja hanya untuk kekuatan

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis

eker an a, tan a mem runtuk pďngeluaran energi da si manusiayan diam il dan


ditransfer meniadi komoditi yang dihasilkan
mer
Pada titik ini, adalah wajar untuk bertanya bagaimana
majikan dapat memaksa pekerja untuk bekerja berjam-jam lebih dari yang
dibutuhkan untuk menghasilkan komoditi yang senilai dengan subsistensi
mereka, terutama ketika pekerja tidak menerima kompensasi untuk
pekerjaan ekstra yang dilakukannya itu. Mengapa pekerja tidak berhenti
bekerja, setelah mensuplai majikan dengan nilai kerja yang setara dengan
biaya subsistensi mereka? Jawabannya adalah, sebagaimana dijelaskan
oleh Marx dalam Capital, adalah sederhana saja. Majikan mempunyai
monopoli terhada alat roduksi. Karena ituızkgğa_haws memı ı antara ieks
loitasi atau tidak mem un ai eker•aan sama se- dalah fiksi liberal yang
menyatakan bahwa pekerja secara bebas menandatangani perjanjian
kontraktual yang saling menguntungkan dengan majikannya. Kapitalisme
adalah sistem hubungan kekuasaan, dan kapitalisme adalah hubungan
pertukaran. Seorang pekerja "bebas" untuk melakukan kontrak dengan
majikan hanya dalam arti bahwa tidak ada seorang pun yang memegang
senjata yang tertuju pada kepalanya ketika pekerja menandatangani garis
titik-titik. Bahkan, tingkat kebebasan yang kecil ini diminimalkan, karena
pekerja tidak mempunyai alat prodüksinya sendiri; mereka harus bekerja
untuk mereka yang mempunyai alat prodüksi. Karena 'ıtu, dengan
keuntungan monopoli majikan atas pabrik, alat, tanah, alat transportasi,
dan komunikasi, majikan dapat 143 memaksa pekerja untuk bekerja
dalam kondisi yang eksploitatif.
Ada atasan yang tidak terlalu banyak dibahas untuk menjawab
mengapa majikan dapat mengeksploitasi pekerja di dalam kapitalisme.
Menurut Marx, ideologi kapitalis menuntun pekerja dan majikan untuk
terfokus kepada struktur kapitalisme yang dibangun atas hubungan
pertukaran.9 Sebagai akibat dati tipu muslihat ideologis ini, yang disebut Marx
sebagai fetişisme komoditi, pekerja perlahan meyakinkan diri mereka bahwa
meskipun sangat sulit bagi mereka untuk memperoleh uang, tidak ada yang
salah secara inheren dalam hubungan pertukaran spesifik yang telah
dimasukinya karena hidup—dalam semua dimensinya—adalah semata-mata
satu sistem kolosal dari hubungan pertukaran.
Feminis Marxis mengatakan bahwa ideologi liberal membela
hubungan kuasi-kontra tua , seperti prostıtusı an ı u pinjaman,
epr eputusa
ou n itü ı
ı, oersıdengan CamScanner
Dipindai
yan
Feminist Thought

keputusan secara bebas dan bukanlah sesuatu yang terjadi secara


kebetulan. ideologi ini mengklaim perempuan untuk menjadi
pelacur dan ibu pifijâF7fiTE57E"Ek7E6ih su pe er aan ını' arıpa a
pekerjaan yang ain. Tetapi, klaim feminis arxıs, jika seoran erem
uan yan mis ın, buta huruf dan tidak mempunyai keahlian memilih
untuk menjual pelayanan seksual atau an
atasnya dan bukan semata-mata keputusan yang bebas.
Bagaimanapun kdi•uallagi lebih dari dan di luar tubuhnya, ke uatan
tawarnya di pasar menjadi terbatas.

Teori Kemasyarakatan Marxis


Seperti analisis Mancis atas kekuasaan, analisis Marxis mengenai kelas

telah menyediakan bagi para feminis beberapa alat konseptual


yang diperlukan untuk memahami opresi terhadap perempuan.
Marx meng• amati bahwasetiap ekonomi politik—negara komunal
primitif, zaman budak, masyarakat prakapitalis, dan masyarakat
borjuis—mengandung benih•benih kehancurannya sendiri. Karena
iłu, di dalam kapitalisme ada cukup banyak kontradiksi yang dapat
mengakibatkan pembagian kelas yang begitu kuat yang akan
menggerogoti sistem yang menghasilkannya. Misalnya, banyaknya
pekerja yang miskin dan tidak memiliki properti. Pekerja ini hidup di dałam
kemelaratan, menerima upah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
subsisten atas 144
•pekerjaan yang sangat melelahkan, sementara majikan tempat
mereka :bekerja hidup dalam kemewahan. Ketika dua kelompok manusia
ini, yang punya dan yang•tidak, menjadi sadar akan dirinya sebagai kelas,
perjuangan kelas secara tidak terhindarkan akan menimbulkan, dan
pada akhirnya melucuti, sistem yang menghasilkan kelas ini.
Adalah penting untuk menekankan sifat dinamis dari kelas. Kelas
tidak begitu saja muncul. Kelas muncul dan bahkan secara perlahan- lahan
dibentuk oleh orang-orang yang berbagi kebutuhan dan keinginan yang sama.
Menurut Marx, orang-orang ini pada awalnya tidak

memiliki kesatuan lebih dari sekadar "kentang dalam sekarung ken


tang” Il tetapi melalui proses yang panjang dan kompleks dalam
berjuang bersama mengenai isu kepentingan lokal dan bahkan kepen
tingan nasional, perlahan mereka menjadi kesatuan, kelas sejati. Karena

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis

kesatuan kelas sulit dicapai, pentingnya kesatuan kelas tidak dapa t


diabaikan. Ketika sebagai kelompok manusia menyadári sepenuhnya
ketompoknya sebagai kelas, kelompok iłu mempunyai
kesempatan yang besar untuk mencapai tujuan fundamentalnya. Ada
kekuatan dalam jumlah.
Kesadaran kelas jelas merupakan lawan dari kesadaran semu, suatu
keadaan pikiran yang menghambat penciptaan dan kelangsunga n
kesatuan suatu kelas sejati. Kesadąran kelas menyebabkan orang-
orang yang tereksploitasi untuk percaya bahwa mereka bebas
untuk bertindak dan berbçra sma seperti orang-orang yang
mengelcploitasinya. Kaum borjuis, terutama, sangat mahir
membodohi kaum proletar. Untuk alasan init orang Marxis
mendiskreditkan liberalisme egaliter atau kesejahteraan, misalnya,
sebagai ideologi kelas dominan yang men jebak pekerja untuk
percaya bahwa para majikan sesungguhnya peduli pada mereka.
Dalam pandangan Marxis, tunjangan dan keuntungankeuntungan
seperti itu hanya berfungsi mencegah pekerja membentuk kelas
yang didedikasikan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan
yang nyata dari para pekerja. Terlalu merasa berterima kasih atas
bagian yang kecil, pekerja mengecilkan kesulitan dan penderitaan
mereka. Perlahan, para pekerja, seperti kelas dominant
mulai melihatstatus quo sebagai dunia yang paling mungkin, baik
untuk pekerja maupun majikan.
Karena feminis Marxis, seperti kebanyakan feminis, antusias untuk
memandang perem uanseba ai suatu ' ivitas" n a•aran Marxis mengenat
e as dan kesadaran kelas memainkan peran yang besar di

a am pemikiran feminis Marxis. Kebanyakan debat di dalam


komunitas 145 feminis Marxis berpusat pada pertanyaan-pertanyaan
berikut: Apakah perempuan per se membentuk kelas?
Mempertimbangkan bahwa sebagian perempuan adalah istri, anak
perempuan, teman, dan kekasih dari laki-laki borjuis, sementara
sebagian perempuan adalah istri, anak perempuan, teman, dan kekasih
dari laki-laki proletar, tampaknya perempuan tidak membentuk suatu
kelas dalam kerangka Marxis. Meskipun demikian, pengalaman
domestik perempuan borjuis dan proletar mempunyai cukup banyak
kesamaan untuk memotivasi perjuangan bersama seperti kampanye
upah-untuk-pekerjaan-rumah tangga (lihat baaian berikut). Karena itu,

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought

feminis Marxis percaya bahwa perempuan dapat mencapai kesadaran


diri sebagai kelas pekerja dengan bersikeras, misalnya, bahwa pekerjaan
rumah tangga akan diakui sebagai pekerjaan yang nyata..Bahwa
perempuan dan ibu biasanya mencintai orang-orang yang menjadi
tujuannya bekerja, tidak berarti bahwa memasak, mencuci, dan
mengasuh anak bukan merupakan pekerjaan. Pada tingkat yang paling
baik, hal itu berarti kondisi kerja ibu dan istri adalah lebih baik daripada
rata-rata. 12
Dengan memikirkan konsepsi MaD(is mengenai kelas dan
kesadaran kelas, kita dapat memahami konsep penting lain, baik
dalam teori feminis Marxis maupun teori Marxis, yaitu alienasi.
Seperti banyak istilah Marxís, alienasi sulit diuntuk dipahami
dalam definisi kamus yang
sederhana. Dalam bukunya Karl Marx, Allen Wood mengisyaratkan
bahwa kita teralienasi "jika kita mengalami hidup kita sebagai
sesuatu yang tidak bermakna, atau menganggap diri kita sendiri
tidak berarti, atau kita tidak mampu mempertahankan rasa
bermakna dan rasa penghargaan terhadap diri kecuali dengan
bantuan ilusi mengenai diri kita atau kondisi kita Robert Heilbroner
menambahkan bahwa alienasi adalah pengalaman yang secara
dalam mengakibaten perasaan terfragmentasifterpecah belah.
Suatu benda dan/atau manusia yang— atau yang seharusnya—
berhubungan dengan cara yang signifikan, sebaliknya dipandang
sebagai terpisah. Menurut Heilbroner, rasa terfragmentasi dan
tidak berarti sangat terasa kuat di bawah kapitalisme.
Sebagai akibat dari pemba ian kelas ang dapat menimbulkan
kebencian ini, an Juga
słfatyang ega, e I nsł n an esatuan an
tersegmentasł serta manusła ers esła
łsasł darł proses k nnya
dengan empatcara. ertam manusia teralienasi dari'broduk keja')
E@EüËüEňGFŐekerja tidak mempunyai hak untuk mengutarakan pendapat
dalam menentukan komoditi yang ingin dan tidak ingin 146 dihasilkan, tetapi
buah dari pekerjaan mereka direbut dari mereka. iłu, kepuasan untuk
menentukan kapan, di mana, bagaimana, dan kepada siapa komoditi tersebut
akan dijual, diambil juga dari mereka. Secara ringkas, apa yang seharusnya
secara parsial mengungkapkan dan membangun Diri mereo sebagai pekerja,
akan mengkonfrontasi mereka agai sesuatu yang terpisahi sesuatu yang
asing.14

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis

Kedua ekerja_teralienasi dari diri mereka sendir/kare • ka pekerł n


dialami sebagai sestłatu yang ti ak menyenangkan yang harus dilalui
sesegera mungkin, maka pekerjaan iłu da at mematikan.
lika er potensła un u memanusiakan pekerja menjadi sumber
nyata dari dehumanisasi (penghilangan kemanusian) mereka,
maka pekerja melewati suatu krisis psikologi yang sangat besar.
pekeria teralienasi dari"manusia lain"karena
struktur ekonomi kapitalis mendoronq, dan bahkan memakqa.
pekeria untuk mem an s u sama lain sebagai pesain untuk mem
eroleh púr•aan dan romosi. e I sum er potensial komunitas
pekerja (pekerja lain sebagai ko ega operator, teman,
seseorang untuk berbagł) menjadi sumber nyata atas isolasinya
(pekerja lain sebagai pesaing, musuh, seseorang yang harus
dihindari), pekerja akan kehilangan identifikasi dengan segala
sesuatu yang—paling tidak sebagian dari yan embangun
identitasnya.
Keempat dan terakhir, pekerla teralienasi dari alaďkarena ięnis
pekerjaan ang mereka lakukan, serta kondisi keia mereka, membuat
mereka metihat a am se agai hambatan
terhadap kelan sun an hidup mereka. etl sesungguhnya Hal
ini meng ast an OPOSISI keter- hubungan
seharusnya ada—keterhubungan antara semua elemen di alam.
Penghapusan alienasi, yang-mengharuskan kembalinya sistem kepada
jenis pekerjaan yang ramah kepada manusia, adalah pembenaran yang
penting bagi keruntuhan kapitalisme. 15
Atas gagasan bahwa dalam masyarakat kapitalis hubungan
manusia -mewujud dalam sifat yang teralienasi. dalam arti "seorang
individu merasa dirinya terpisah dari yang Iain." 16 Ann
Foreman berargumentasi bahwa situasi seperti itu adalah Iebih
buruk bagi perempuan daripada bagi laki-laki. la menulis:

Laki-laki eksis di datam dunia sosial bisnis dan industri, sena di dalam keluarga,
dan karena itu mampu mengekspresikan dirinya dalam ranah-ranah yang berbeda
ini. Bagi perempuan, bagaimana- pun juga, tempatya adalah di dalam rumahnya.
Objektivikasi terhadap laki-laki di dalam industri, melalui pengambilalihan produk
dari kerja mereka, mewujud dalam alienasi. Tetapi efek alienasi 147 atas hidup dan
kesadaran perempuan, mewujud bahkan dalam bentuk yang Iebih opresif.
Laki-laki mencari kelegaan dari alienasi- nya melalui hubungannya dengan

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought

perempuan; bagi perempuan, tidak ada kelegaan itu. Karena hubungan yang intim
ini adalah benar-benar hubungan yang merupakan struktur esensial dari opresi
terhadapnya.

Menurut pendapat Foreman, jika alienasi pada perempuan


sangatIah mengganggu perempuan mengalami dirinya bukan sebagai
Diri, melainkan sebagai "Liyan". Seringkali, menurut Foreman, rasa diri
perempuan sepenuhnya bergantung pada penghargaan keluarga dan
temannya. Jika mereka mengungkapkan perasaan sayang kepadanya. ia
merasa bahagia; tetapi jika mere}a bahkan tidak mengatakan "terirna
kasih" kepadanya, ia akan merasa sedih. Karena itu, feminis Marxis ingin
menciptakan duniatempat erempuan da at men alamidirinya sebagai
manusta ang utuh, se agat manusia an terinte an
n terfragmentasi. sebagai orang yang dapat berbahagia, bahkan

ketika mereka tidak mampu "membuat" keluarga dan temannya


bahagia.
Teori Politik Marxls
Seperti teori ekonomi dan kemasyarakatan, teori politik Marxis
juga menawarkan bagi feminis Marxis suatu analisis kelas yang
memberikan janji untuk membebaskan perempuan dari kekuatan yang
mengopresinya. Bahkan, sebagian besar pemikiran Marxis ditujukan untuk
membuat cetak biru agar untuk membentuk diri sebagai suatu kelas,
uñtuk kemUdiañ memberikân Sumbangañtëfhîãfrñsi dari kapitalisme ke
sosialismé, dan akhrnya untuk mencapai komunisme—komunitas yang
utuh dån kebebasan yang
Sebagaimäna dibahas sebelumnyat perjuangan kelas mewujud
dalam bentuk tertentu di tempat kerja, karena kepentingan majikan bukanlah
kepentingan buruh. Ketika taktik tertentu (pelecehan, peme catan, kekerasan)
dianggap perlu oleh majikan untuk memaksa buruhnya bekerja Iebih efisien
dan efektif dengan upah yang Iebih rendah, maka adalah kepentingan pekerja
untuk menggunakan counter-taktik apa pun (cuti sakit, rehat kopi, mogok)
untuk membatasi 148 kekuatan kerjanya yang akan dikonversi menjadi
pekerjaan nyata yang akan menghasilkan keuntungan bagi majikan.
Konflik kelas yang relatif kecil dan yanq terjadi setiap hari di
dalam ranah kerja seba ai endah berfun si rhadap pe 'uan an
kelas pa a skala penuh, dengan kekuatan

Dipindai dengan CamScanner


a
Feminisme Marxis dan Sosialis

penuh yang, menurut Marx, mendukung per'alanan se•arah. Jika ek 'a,


berdasarkan.eksploitasi dan a tenasl yang dialami bersama menca ai
kesadaran elast mereka akan m-ampu melawan ma'ikann a untuk
mempero e Osendalj_atas alat riknilik negara). Jika pe erp er. asil
merl§ãñ I a I a atproduksi, maka suatu ke ompo rev'0 usioneryang
berkomltmen memahami olitik, dan terlatih—Marx men ebutn a sebagai
"garda de an revo usi"—akan mampu -memimpin suatu penyerangan
am skala an besar terhadapse laps ru tur-politik d a nëk6ñòñlFka Jika
berhasil, penyerangan Ini akan mengara kan kepada penggantlan
kapitalisme menjadi sosialisme, suatu ékonomi politik yang tidak
mengeksploitasi ataupun mengalienasi pekerja, dan yang akan menjadi
jalan bagi kotnunisme, "kembalinya secara utuh dan sadar manusia
sebagai manusia sosial, UlB untuk dapat muncul eksistensinya.
Di bawah kapitalisme, menurut Marx, manusia sebagian
besar bebas untuk melakukan apa yang ingin dilakukan di
dalam batasan
sistem, tetapi mereka tidak dapat banyak bersuara dalam
penentuan batasan-batasan itu, yang membuat mereka bertingkah
laku seperti seorang egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
"Kepribadian", menurut Marx, "dikondisikan dan ditentukan oleh
hubungan kelas yang cukup jelas."19 Yang dimaksud Marx dengan
epigram tersebut, menurut Richard Schmitt, adalah sebagai berikut:

Selama seseorang melakukan suatu pekerjaan tertentu di dalam masyarakat,


mereka cenderung untuk memperoleh sifat-sifat, minat, kebiasaan, dan lain lain
tertentu. Tanpa adaptasi untuk memenuhi tuntutan Clari suatu pekerjaan
tertentu, mereka tidak akan mampu untuk bekerja dengan baik. Seorang
kapitalis yang tidak tahan memenangkan suatu kompetisi, atau memintari yang
lain, tidak akan dapat menjadi seorang kapitalis untuk waktu yang lama.
Seorang pekerja yang tidak bersedia untuk menerima perintah, tidak akan
bekerja terlalu sering. Dengan demikian, kita dibentuk oleh lingkungan
pekerjaan, dan kenyataan ini membatasi kebebasan personal karena kebebasan
itu membatasi pilihan kita ingin menjadi apa.20 149

Sebaliknya, bagi orang-orang yang hidup di dalam


kapitalisme, orang-orang yang hidup di dalam komunisme
adalah bebas, bukan saja untuk melakukan, tetapi juga untuk
menjadi apa yang mereka inginkan, karena mereka mempunyai
kekuatan sistem struktur yang membentuk mereka.

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought

Jika kita membaca apa yang diimplikasikan oleh pernyataan itu,


kita dapat menghargai seruan utama Marxis untuk kepentingan
perempuan: janjinya untuk merekonstitusi sifat manusia dengan
cara yang menghindari dikotomi berbahaya yang menjadikan
sebagian kita sebagai budak dari yang lain, dan sebagian yang lain
majikan dari yang lain. Marxisme juga menjanjikan untuk
menjadikan manusia bebas, suatu janji yang ingin dilihat sebagai
suatu kenyataan oleh perempuan. Bagaimanapun juga, ada sesuatu
yang sangat membebaskan mengenai gagasan bahwa perempuan
dan laki-laki dapat bersama-sama membangun struktur sosial dan
peran sosial yang memungkinkan kedua gender untuk
merealisasikan potensi kemanusiaannya secara penuh.
Friedrich Engels: The Origin of the Family, Private Property
and the State'
(Asal-Usul Keluarga, Kepemilikan Pribadi dan Negara)
Meskipun Bapak Marxisme tidak mempertimbangkan opresi terhadap
perempuan dengan keseriusan yang sama dengan pertimbangannya atas opresi
terhadap pekerja, beberapa dari mereka menawarkan penjelasan mengapa
perempuan teropresi sebagai perempuan. Dengan persetujuan yang kentara dari
Marx, Engels menulis Origin of the Family, Private Property and the State (1 845), yang
dalam buku ini Engels menuniukkan baqaimana pen Ibahan di dalam kondisi material
manusi mem engaruhi or anisasi hubungan keluar a la berargumentasi ba wa sebelum
keluarga, atau hubungan perkawinan, ada satu keadaan primitif "hubungan seksual
yang permisif"21 yang dalam hubungan ini setiap perempuan adalah permainan yang
adil bagi setiap laki-laki dan sebaliknya. Semua pada dasarnya menikah dengan semua.
Dalam proses seleksi alamiah, menurut Engels, berbagai golongan darah anggota
keluarga perlahan dipinggirkan untuk dipertim 150 bangkan sebagai partner
perkawinan yang mungkin.22 Karena perempuan yang tersedia bagi setiap laki-laki
semakin lama semakin sedikit, individu laki-laki mulai secara keras menyatakan
klaimnya atas individu perempuan tertentu sebagai hak milik mereka. Akibatnya,
timbulah keluarga yang berpasangan, yang mengatur setiap satu laki-laki menikah
dengan satu perempuan.
Dengan menekankan bahwa ketika seoranq laki-laki mengambil
seorang perempuan, ia kemudianñdup di dalam rumah tanqqa si
memaknai keadaan ini bukan sebagai tanda subordinasi erem u
melainkan sebagai tanda kekuatan ekonomi perempuan. IGrena
pekerjaan perempuan adalahvital agi kelangsungan hidup seluruh
sukun dan karena perempuan menghasilkan bendabenda material
(misalnya, tempat untuk tidur, pakaian, alat-alat masak, peralatan)

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis

yang dapat diturunkan kepada generasi berikutnya, Engels


menyimpulkan bahwa masyarakat berpasangan awal mungkin adalah
masyarakat matrilineal, dengan garis hak waris dan keturunan
ditelusuri dari garis ibu.
Sedikit agak menyimpang, Engels berspekulasi bahwa masyarakat
berpasangan mungkin bukan hanya matrilingal, tetapi juga matriarkal,

Merupakan judul buku karena itu saya biarkan sebagaimana adanya.—Penerj.


masyarakat ang di dalamn a erem uan mem un ai
kekuatan ekOnomli so24 Tetapi poin utamanya,
dan yang an tentu sajäti a terlalu banyak
diperdebatkan, tetap bahwa apa pun
status sial perempuan di masa lalu, status itu
diperoleh dari posisinya di dalam rumah tangga,
pusat produksi primitif 25 Hanya jika situs produksi berubah
perempuan akan kehilangan posisi superiornya. 26 Ternyata
perubahan itulah, klaim Engels, yang benar-benar terjadi.
"Domestikasi binatang dan pemþiakan ternak" membawa kepada
suatu sumber kekayaan yang baru ba i komunitas oleh kenda I
atas binataberitahu kita bagaimana atau men apa) 28 kekuasaan
relatif erem uan dah a i- aki berubah menjadi lebih
menguntungkan laki-laki, seialan dengan kemampuan baru yang
dipelajari laki-laki untuk menghasilkan
Iêbih dari cukup agar memenuhi kebutuhan susu dan daging kelompok-

Surplus binatang ini memberikan akumulasi kekayaan yang dapat


digunakan laki-laki sebagai alat dalam pertukaran antar gen. Jika lakilaki
mempunyai lebih dari cukup benda-benda bernilai sosial ekonomi, 151
masalah waris menjadi suatu kepentingan utama bagi mereka. Warisan,
yang diarahkan melalui garis ibu, pada awalnya merupakan pewarisan

atas hal-hal yang tidak penting, "rumah, pakaian, ornamen


mentah, dan alat-alat unuk memperoleh dan menyiapkan
makanan—perahu, senjata, dan alat-alat rumah tangga dari jenis
yang paling sederhana. Sejalan dengan mulainya produki di luar
rumah yang melampaui produksi di dalam rumah, pembagian
kerja tradisional berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan, yang mungkin muncul dari perbedaan psikologis

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought

antara kedua jenis kelamin—terutama tindak hubungan seksuaP0


—mempunyai makna sosial baru. Sejalan dengan semakin
dianggap pentingnya pekerjaan dan produksi laki-laki, bukan saja
nilai dan pekerjaan dan produksi perempuan menurun, melainkan
status perempuan di dalam masyarakatjuga menurun. Karena laki-
laki kini memiliki sesuatu yang lebih bernilai daripada yang dimiliki
perempuan, dan karena laki-laki, untuk alasan yang tidak dapat
dijelaskan, tiba-tiba menginginkan anak-anaknya sendiri yang akan
memperoleh hak milik mereka, laki-laki memberlakukan tekanan
yang san at r u s arakat dari matrilineal menjadi patrilinea Dalam
kalimat Engels, hak ibu harus "dl ancur an, an ihancurkanlah hak
ibu "31
Engels menganggap konversi ini sebagai pivotal dalam hak
dampaknya terhadap posisi perempuan di dalam masyarakat
karena "penghancuran hak-hak ibu" merupakan "kekalahan
bersejarah perempuan dunia"32 Setelah menghasilkan dan
menegaskan klaim terhadap kekayaan, laki-laki mengambil afih
kendali rurnah tangga, mereduksi perempuan menjadi "budak"
dari hasrat ragawi Eaki-laki, dan menjadi "sekadar alat produksi
anak-anaknya "33 Dalam tatanan keluarga baru ini, menurut
Engels, suami berkuasa atas a•
l- a ia a a or•uis sementara istrinya merepresentasi kaum
prole___iar'!34 Engels percaya bahwa kendali la i-laki atas
perempuan berakar dari fakta bahwa laki-laki, dan bukan
perempuan, yang mengendalikan kepemilikan. Opresi terhadap
perempuan akan berakhir hanya dengan penghancurañ Institusi
kepemilikan pribadi.
Munculnya kepemilikan pribadi, dan peru bahan dari garis patrilineal,
juga menjelaskan, bagi Engels, transisi ke arah perkawinan monogami. Karena
perempuan yang melahirkan, ibu dari si anak diketahui. Sebaliknya, identitas sang
ayah tidak pernah pasti, karena perempuan dapat saja menjadi hamil karena laki-
laki lain selain 152 suaminya. Untuk memastikan kesetiaan marital istrinya, laki-
lakilah yang tampaknya berusaha memberlakukan institusi keharusan
monogemi.p@da.peremuan. Idealnya, suami harus juga monogami seperti istrinya,
tetapi masyarakat patriarkal tidak menuntut kesetiaan marital dari laki-laki. Karena
itu, menurut Engels, tujuan satu-satunya dari institusi monogami adalah untuk
menjadi kpndar.aan agar terjadi pengalihan yang teratur atas kepemilikan sang
ayah kepada anaknya. Dominasi laki-laki, dalam bentuk sistem rilineal dan atriarkal,
semata-mata meru akan h mb i kelas atas laki-laki an berkepemilikan dan perem

asi
Dipindai dengan CamScanner
Feminisme Marxis dan Sosialis

uan an tidak mem un ai ke nge s mengomentari monogami sebagai "bentuk


pertama keluarga yang didasarkan bukan kepada alam, melainkan pada kondisi
ekonomi, "35 yang mengisyaratkan bahwa keluarga monogami bukanlah
merupakan produk dari cinta dan komitmen, melainkan dari permainan kekuatan
dan kebutuhan ekonomi yang mendesak. Hanya dengan penghapusan masyarakat
kelas—kebergantungan ekonomi perempuan pada laki-laki—yang memungkinkan
laki-laki dan perempuan untuk memasuki perkawinan berdasarkan cinta.
Karena perkawinan monogami adalah institusi sosial yang
tidak ada hubungannya dengan cinta, dan sangat berhubungan
dengan kepemilikan pribadi, Engels berarqumentasi bahwa iika
istri-istri akan diemansipasikan dari laki-laki, erem uan ertama-
tama harus men•adi

Dipindai dengan CamScanner


dan Sosialis
FeminismeMarxis

mandiri dan tidak ber antun ke da laki-laki. Bahen,


agi emansipasi perempuan adalah "masuknya perem syarat
uan m ind " • kedua, osialisasi ruma n a dankembali
en
3
asuhan anak. pengurusan
Layak untuk dicatat bahwa Engels percayaz perempuan
lebih sedikit kan erem enurutnya, keluarga borjuis
terdiri dari hubungan antara uan
suami
6
0 ) yang pengaturannya adalah suami menyetujui untuk istrinya asalkan
menghidupi
istrinya tersebut berjanji untuk secara seksual kepadanya dan
untuk mereproduksi hanya pewaris yang sah. "Perkawinan yang
nyaman ini," menurut Engels, "seringkali berbalik menjadi
bentuk pelacuran yang paling dalam—terkadang dari kedua
belah pihak, tetapi lebih banyak secara umum dari pihak istri,
yang berbeda dari pelacur biasa hanya dalam hal seorang istri
tidak hanya tubuhnya, seperti pekerja yang memperoleh upah,
dalam potongan-potongan pekerjaan, melainkan menjualnya
menjadi perbudakan sekali dan untuk selama-lamanya.u37
Tidak seperti perkawinan borjuis, perkawinan proletar, menurut 153
Engels, bukanlah merupakan modus pelacuran karena kondisi material
keluarga proletar secara substantial berbeda dari keluarga borjuis.
. Bukan saja karena ketiadaan kepemiljkan pribadi yang sangat penting dalam
rnenghilanglãÑiñšëñtïfiïãiñã1ãkViõÄtas monogami—yaitu, reproduksi hak
waris yang sah atas kepemilikan pribadinya—tetapi, karena kebanyakan
perempuan proletar bekerja di luar rumah an memung In na an a bentuk
kesetaraan antara suami dan eremp an. esetaraan ini, menurut Engels,
memungkinkan adanya dasar

rumah tangga dari suami proletar, tidak seperti otoritas suami borjuis,
mungkin tidak akan mendapat dukungan sepenuhnya dari lembaga hukum.
Untuk semua alasan itu, Engels menyimpulkan bahwa dengan pengecualian
"brutalitas residual" (kekerasan oleh pasangan), semua "dasar material
dominasi laki-laki sudah tidak ada lagi"38 dalam rumah kaum proletar.
Meskipun feminis MarxiS masih mengacu kepada teks Engels Origin secara
positif dalam tulisan-tulisannya, kebanyakan dari mereka, masih menunjukkan
kelemahannya. Misalnya, Jane Flax menyalahkan

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis

Engels atas pendapatnya bahwa "penentu paripurna dari seluruh sejarah"


adalah "produksi dan reproduksi dan kemudian berfokus secara
ekslusif pada produksi kehidupan, yang bagi Engels
tetap merupakan alat utama untuk memahami perjuangan kelas, dan karena itu
gerakan historis. Misalnya, Engels menjelaskan bahwa penghancuran "hak ibu" adalah
sekadar perubahan dalam modus produksi, kepemilikan komunitas dihancurkan oleh
kepemilikan pribadi. Tetapii k emilikan kon kan den an er uan, sementara e emilikan
pribadi den an laki-a i, Flax berteori bahwa peng ancuran "hak i u" I a memang ada)
mungkin merefleksí perubahan dalam modus reproduksi, paling tidak dalam tingkatan
yang sama dengan perubahan modus produksi. la mengatakan: "Penghancuran
matriarki merupakan revolusi politik dan ekonomi ketika lakila i sebagal a l-a l, mengen
ancurkan posisi ang istoris ang mu menemukan perannya dalam reproduksi dan/ atau
menegakkan kendali atas repro u I .
Bagi Flax, yang lebih mengkhawatirkan daripada
pengabaian iuntung n, an mung In setara, atas sguma aasan faktor reproduksi
In se erti aki-laki
a I an an meng kehidupan Engels adalah
keyakinannya atas suatu pembagian kerja asal berdasarkan
jenis kelamin. Tanpa menjelaskan bagaimana 154 pembagian ini muncul, Engels hanya
menyatakan bahwa di dalam kelompok, perempuan dibebani pekerjaan pengurusan
rumah tangga, sementara laki-laki menyediakan makanan dan melakukan pekerjaan
produktif. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pembagian kerja berdasarkan ienis
kelamin asal mulanya, menurut Engels, dan juga rngnu.rut Marx, muncul dari
"pembagian kerja di dalam tindakan seksual "41 Tetapi jika institusi heteroseksualitas
lebih merupakan penyebab opresi terhadap perempuan daripada institusi kepemilikan
pribadi, suatu ro ra ba i pembebasan perem uan an dimulai dengan masuknya
perempuan e In ustri publik. yang dilanjutkan dengan peker•aan rumah tan a perem ua
stri a anan, dan muncak dalam per•uan an kelas antara
pengeksploitasi kapitalis, tidak dapat dengan sendirin a adap
perempuan. Inĕ usl menga In o resi ter sebagaimana
eteroseksualitas,
institusi kepemilikaÑÞïE7hïrus dilawan,

Feminisme Marxis Kontemporer


Karena teori Marxis hanya memiliki ruang yang sempit bagi isu yang
berhubungan langsung dengan kepentingan reproduksi dan seksual perempuan
(kontrasepsi, sterilisasi, dan aborsi,' pornografi, pelacuran, pelecehan seksual,
perkosaan, dan kekerasan terhadap perempuan), banyak feminis Marxis yang
pada awalnya memfokuskan diri pada halhal yang berkenaan dengan pekerjaan
perempuan. Mereka menjelaskan, misalnya, bagaimana institusi keluarga
berkaitan dengan kapitalisme, bagaimana pekerjaan rumah tangga diremehkan

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
sebagai bukan pekerjaan yang sungguh-sungguh, dan bagaimana perempuan,
secara urnum, diserahi pekerjaan yang paling membosankan dengan upah yang
rendah. Seperti yang akan kita cermati, bahkan jika sifat dan fungsi pekerjaan
perempuan bukanlah penjelasan yang utuh atas opresi gender, penjelasan itu
secara parsial sangat meyakinkan.

Keluarga dan Rumah Tangga di Bawah Patriarki


Sebelum muncul ka italisme industri keluar a atau rumah tan ga a a ah tempat rodu
Orangtua, anak-anaknya, dan beberapa anggo a eluarga tertentu bekerja bersama-sama
untuk mereproduksi diri, baik di dalam satu generasi maupun antargenerasi. Pekerjaan
yang dilakukan perempuan—memasak, mengalengkan, menanam, mengawetkan,
mengandung anak, serta mengasuh anak—bersifat sentral bagi kegiatan ekonomi dari
keluarga besar sebagaimana pekerjaan yang 155 dilakukan laki-laki. Tetapi, dengan
industrialisasi dan transfer produksi barang-barang dari rumah tangga pribadi ke dalam
tempat kerja publik, perempuan, yang kebanyakan tidak memasuki tem atke 'a ublik
se•ak

awal, diangap "nonproduktif"; se a I nya, pekeriaan laki-laki yang


menghasilkan upah dian emandang pekerjaan perempuan—produksi
manusia—sebagai non-produktifjika dibandingkan pekerjaan laki-laki—
produksi barang— menurut teori Engels adalah suatu kegagalan memahami
apa yang termasuk ke dalam istilah produksi. 42

Menurut konsepsi materialistik, faktor penentu dalam sejarah, pada


akhirnya, adalah produksi dan reproduksi dari kehidupan yang palihg
dekat. Hal ini, sekali Iagi, merupakan sifat yang mempunyai dua sisi: di
satu sisi, produksi alat untuk eksistensi, makanan, pakaian, dan rumah
serta alat-alat yang penting untuk produksinya; di sisi lain, produksi
manusia sendiri, kelangsungan hidup spesies. Jtulah tatanan sosial yang
menentukan kedua jenis produksi manusia dalam suatu masa historis
tertentu.43

Meskipun demikian, kata-kata Engels, bahkan di negara-negara sosialis


kontemporer ada kecenderungan untuk mengkonsepsi pekerjaan
yang sangat besar di dalam memproduksi sumber daya manusia-pekerjaan yang
merupakan beban utama perempuan, baik di negara sosialis maupun kapitalis—
sebagai tidak produktif. Akibatnya, investasi di dalam sosialisasi pekerjaan rumah
tangga dan pengasuhan ana k, menurut Hilda Scott, menjadi "Cinderella dari
setiap budgetsosialis. "44 Semerffia perencana sosialis memperdebatkan

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
kebijakan untuk memindahkan dana dari pembangunan industri dan militer
kepada dana pengasuhan anak dan rumah tangga, perempuan sosialis,
menurutnya, menunggu untuk dibebaskan dari beban kerja ganda.
Jika pekerjaan perempuan adalah Cinderella dari budget sosialis, pekerjaan
perempuan juga merupakan anak tiri yang diabaikan dari budget kapitalis. Sedapat
mungkin, kapitalisme membutuhkan perem puan untuk tetap bekerja "tanpa dibayar" di
dalam rumah tangganya, bahkan ketika kapitalisme juga membutuhkan perempuan
untuk bekerja dengan upah rendah di tempat kerja. Marx dan Engels memprediksi
bahwa di bawah kapitalisme, seluruh kelas pekerja, termasuk perem-' puan dan anak-
anak di atas usia yang sangat rendah, harus menjadi 156 bagian dari sumber daya
manusia publik untuk secara bersama-sama menghasilkan upah bagi keluarga. Dengan
tidak ada lagi yang tersisa di dalam rumah tangga untuk mereproduksi kekuatan kerja
laki-laki kelas pekerja, laki-laki dan juga perempuan serta kebanyakan anak-anak "akan
dielcploitasi secara individual sebagai pekerja yang mengharapIan upah yang harus
mereproduksi kebutuhan individunya sendiri untuk konsumsi/reproduksi "45 Revolusi
proletar akan menjadi mudah untuk dipicu, erena hampir semua kelas pekerja
merasakan akibat langsung dari eksploitasi itu.
Meskipun Marx dan Engels secara tepat telah memprediksi bahwa perempuan dan
bahkan anak-anak kelas pekerja akan menjadi bagian dari pasar tenaga kerja, keduanya
gagal untuk menyadari bahwa sebagai korban dari kesadaran semu, orang-orang kelas
pekerja akan bereaksi terhadap peningkatan eksploitasi di dalam kapitalisme, bukan
dengan melakukan revolusi, melainkan dengan perlahah-lahan mengembalikan anak-
anak dan perempuan dari sumber daya manusia dalam usaha untuk meniru kehidupan
gaya borjuis. Hukum reformis liberal melarang anak-anak di Pmpat kerja dan membatasi
jumlah jam kerja perempuan, terutama pprempuan hamil. Pada saat yang sama, serikat
pekerja berusaha untu¥ meningkatkan upah laki-laki, sehingga mereka dapat membawa
"upah keluarga" sendirian. Mesk pun perempuanyan belum menikah ma ih d' di tempat
kerja, mereka diminta untuk melakukan pekerjaan•yang setara den an pekerjaan rùriiafr
merua It! menenun, menyetn , mengasuh, menqaiar, membersihkan. Perempuan yang
sudah menikah sesekali diterima di tempat Eé?õrutarna ada saat perang dunia, ketika
perem uan di erkenankan untuk melakukan semua pekerjaan aki-laki dan erem u Tapi,
yang paenikahtin gal di rumah bersama anak-anaknya. sementara suami mereka pergi
kerja.

Sosialisasi Pekerjaan Rumah Tangga


n sud
Yang paling menggusarkan
in senn a aa
femin peker•aan erem uan di bawah ka ita i is Marxis mengenai
gambaran dari sifat dan fungsi h
pereme an pe er aan erem uan. Perempuan semakin dianggap se agai onsumen
semata, seolah-olah peran laki-laki adalah untuk menghasilkan upah, sementara

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
peran perempuan adalah menghabiskannya untuk "produk yang tepat dari industri
kapitalis. "46 Tetapi, menurut Margaret Benston, perempuan pada awalnya
merupakan produsen, dan hanya merupakan konsumen sekunder. Bahkan, menurut
Benston, sesungguhnya perempuan merupakan kelas—yaitu kelas 157 manusia "yang
bertanggung jawab atas produksi nilai guna sederhana dalam kegiatan yang
diasosisasikan dengan rumah dan keluarga. 47
Hanya karena perempuan tidak menjual produk dati pekerjaannya (misalnya,
segala sesuatu seperti makanan yang habis dikonsg lmqi oleh
kéluarga) ak berarti tidda pëkerjaan an dihasilkan daladi asarkan
misaln a, an hidangan bekLJ). Benston
menekankan kecuali jika seorang perempuan dibebaskan
dari tugas domestiknya yang berat, termasuk pengasuhan anak, masuknya
ia ke pasar tenaga kerja akan merupakan langkah menjauh dari, dan bukan
menuju, pembebasan:

Setiap waktu, pekerjaan rumah tangga adalah tanggung jawab perempuan.


Ketika mereka bekerja di luar rumah', dengan cara apa pun mereka harus
mengatur untuk dapat mengerjakan baik pekerjaan di luar rumah maupun di
dalam rumah (atau mereka harus mengawasi pengganti bagi pekerjaan rumah
tangganya). Perempuan, terutama perempuan yang sudah menikah dan
mempunyai anak, yang bekerja di luar rumah, pada dasarnya melakukan dua
pekerjaan; partisipasi mereka dis pasar tenaga kerja hanya dimungkinkan jika
mereka terus memenuhi kewajiban utama mereka di rumah. Hal ini terutama
terlihat jelas di negara-negara

seperti Rusia dan negara-negara Eropa timur. Di negara-negara ini, kesempatan


yang lebih luas bagi perempuan belum membawa perluasan yang sama bagi
kebebasan perempuan. Akses setara terhadap pekerjaan di luar rumah,
walaupun merupakan satu dari prasyarat bagi pembebasan perempuan, tidak
akan dengan sendi rinya memadai untuk memberikan kesetaraan bagi
perempuan, selama pekerjaan di rumah tetap merupakan masalah produksi
pribadi, dan semata-mata merupakan kewajiban perempuan, perempuan akan
terus memikul beban ganda.46

Menurut Benston, memberikan peluang bagi seorang perempuan untuk


memasuki industri publik tanpa secara bersamaan mensosialisasikan pekerjaan
memasak, membersihkan dan mengasuh anak, berarti menjadikan kondisi

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
teropresinya lebih buruk. Kunç.i bagi pembebasan perempuan adalah sncialisasi
pekeriaan rumah tanqqa.
Benston mengakui bahwa sosialisasi pekerjaan rumah tangga dapat
menggiring perempuan untuk mengerjakan pekerjaan yang sama di luar rumah esok,
sebagaimana yang dilakukannya di rumah kini, 158 Suatu perubahan terhadap pengaturan
makan secara komunal, misal nya, dapat semata-mata bermakna memindahkan
perempuan dari dapurnya yang individual, pribadi, dan kecil, ke dalam dapur yang besar,
publik, dan komunal. Benston memprediksi bahkan perubahan kecil ini akan merepresentasi
kemajuan bagi perempuan. Pentingnya sosialisasi pekerjaan rumah tangga bukanlah bahwa
karena hal itu akan berarti membebaskan perempuan dari pekerjaan rumah tanggar
melainkan karena hal itu akan memungkinkan setiap orang untuk menyadari betapa
pentingnya pekerjaan itu secara sosial. Begitu setiap orang menyadari betapa sulitnya
pekerjaan rumah tangga, masyarakat tidak akan lagi mempunyai dasar bagi opresi terhadap
perempuan sebagai orang-orang yang bersifat parasit dan bernilai inferior. Singkatnya, ba i
Benston, sosialisasi pemeliharaan rumah tangga ribadi serta pengasuhan anak adala sa u-
satunya a or yang akan mengakhiri opresi terha ap perempuan sebagai kelompok, dana n
memberikan tap perempuan peng argaan yang ber a diterimanya.

Kampanye Upah untuk Pekerjaan Rumah Tangga


Beberapa Argumentasi yang mendukung Pekerjaan Rumah
Tangga yang dibayar. Meskipun Benston, berlawanan dengan Engels,
menempatkan prioritas pada sosialisasi pekerjaan rumah tangga daripada
masuknya secara massal perempuan ke dalam industri publik, ia tetap
berada dalam batasan pemikiran Marxis ortodoks. Dalarn Women and the
Subvetsì0ñ of the Community, Mariarosa Dalla Costa serta Selma James
menyampaikan klaim Marxis yang tidak ortodoks, menurut mereka,
peker•aan ru h tangga perempuan adalah n bukan da am
makna sehari-harl yang erarti "berguna 'T , melainkan dalam makna Marxis
yang tegas sebagai sesuatu "yang menciptakan nilai surpIus:'49 Tldak
seorang perempuan pun harus memasuki sumber produktif karena
semua perempuan sesungguhnya sudah berada di dalamnya, bahkan jika
tidak seorang pun menyadari kenyataan itu. Pekerjaan perempuan adalah
kondisi yang penting bagi semua jenis pekerjaan Iain, yang kemudian
diekstraksi menjadi nilai surplus. Dengan menyediakan bagi pekerja masa
kini (dan masa datang) bukan saja makanan dan pakaian. melainkan juga
kenyamanan emosional dan domestik, maka perempuan menjaga agar
roda mesin kapitalis terus bekerja
Mempertimbangkan pandangan mereka atas pekerjaan perempuan sebagai
pekerjaan produktift tidaklah mengherankan bahwa program 159 Dalla Costa dan

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
James bagi pembebasan perempuan berbeda bukan saja dari Benston, tetapi juga
dari Engels. Dalam pemahaman dua pemimpin kampanye upah untuk pekerjaan
rumah tangga ini, bahwa petempuan yang memasuki industri publik melakukan
dua pekerjaan dimulai dari pekerjaan yang dibayar dan diakui dalam tempat
perakitan dan diakhiri dengan pekerjaan yang tidak dibayar dan tidak diakui di
rumah. Cara untuk mengakhiri ketidaksejajaran init menurut Dalla Costa dan
James adalah perempuan harus menuntut upah atas pekerjaan rumah
Seperti pendukung upah atas pekerjaan rumah tangga Iain, Dalla Costa
dan James mengajukan agar negara (pemerintah dan majikan), dan bukan
Iaki-laki secara individu (suami, ayah, kekasih), membayar upah kepada ibu
rumah tanggaS0 karena kapital pada akhirnya mengambil keuntungan dari
eksploitasi terhadap perempuan. 51 Karena diharuskan untuk membayar
kepada perempuan atas pekerjaan rumah tangga, negara tidak akan
mampu mengakumulasi keuntungan yang besar, sementara ibu rumah
tangga sendiri bekerja keras untuk upah yang sangat kecil,
Pendukung upah atas pekerjaan rumah tangga yakin bahwa upah
Upah atas pekerjaan rumäfiffijïðäïat d}berikan
dalam bentuk pembayaran bagi kesejahteraan perempuan
ata; pekeriaan yang telah mereka lakukan di dalam rumah, atau di dalam bentuk
pengasuhan anak bagi ibu yang beban kerjanya berlebihan. lika negara menolak untuk
membayar upah ibu rumah tangga, maka ibu rumah tangga seharusnya melancarkan
pemogokan. Menurut pendukung upah atas pekerjaan rumah tangga, beberapa ibu rumah
tangga (perempuan menikah atau lajang yang tidak mendapat upah atau tidak mendapat upah
yang cukup untuk memberikan pelayanan bagi laki-laki dan/atau anak-anak) sudah
melancarkan pemogokan seperti itu. Jika seorang perempuan bercerai dari suaminya, ia
menolak untuk melakukan pekerjaan yang timbul karena adanya suami di dalam rumah. Sama
halnya, jika seorang perempuan mempraktikkan kontrasepsi atau aborsi, ia menotak untuk
menerima pekerjaan ekstra yang disebabkan oleh keluarga besar. Akhirnya, jika seorang
sekretaris mengatakan tidak untuk membuat kopi, atau seorang guru mengatakan tidak untuk
membawa murid-muridnya pergi karya wisata ekstra, atau seorang perawat mengatakan tidak
untuk bekerja dalam shift sepanjang delapan belas jam, itu berarti mereka menolak bekerja
"untuk 160 cinta"—yang kemudian berarti gratis. Perlawanan seperti itu yang

dilakukan perempuan mempunyai potensi revolusioner, karena italisme mem utu


kan perempuan yang menghasilkan kekuatan untuk
52
bekerja pada diri laki-laki dan anak- anak.

Beberapa Argumentasi Feminis Marxis Menentang Pekerjaan rumah tangga yang


dibayar. Alih-alih kuatnya alasan yang diberikan Dalla Costa dan James,

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
konsensus yang mulai muncul di antara feminis Marxis adalah, pada akhirnya,
membayary&h atas pekerjaan rumah tangga merupakan suatu hal yang tidak
mun kin dan ju a tidak dññïÑõsebagai strat i embe asan a i erem uan. Hal itu
tidak mung n rena bahkanjika negara membayar upah kepada ibu rumah tangga,
negara akan melakukannya dengan cara yang memungkinkannya untuk menjaga
kelangsungan dirinya sendiri. Berlawanan dengan mimpi kampanye upah untuk
pekerjaan rumah tangga, negara tidak merendahkan diri ketika negara
membayar ibu rumah tangga gaji yang, menurut perkiraan yang dapat
dipertanggungjawabkan, akan melebihi dua atau tiga kali gaji perempuan rata-
rata yang bekerja di sektor publik. 53 Apa yang kemungkinan akan dilakukan
negara, menurut BarbÄLB Bergmann, adalah membebani pajak sudah
kepada istri mereka olehlnterna Revenue Service (kantor paiak).
Bergantung berapa besar
pajak yang dibebankan kepada dollar suaminya—dan mudah diperkirakan beban
itü akan sa at hu ungannya dengan
pendapat real keluarga, hanya akan merepresentaşi suatu kenaikan status saja,
Jalan lain yang da at ditem uh adalah negara akan membebani pajak kepa a setia
oran tim ang napa ah yang ter ena pajak memang hidu mah tangga
d yang a an a. Efek pasti dari
i rencana im ada a pem
e anan yan uar biasa terhada tidak menikah dan euarga-keluarga yang dihidupi
oleh dua orang yangı secara rata-rata, su a e ı mıs ın arıpa a euarga- euarga yang
dihidupi deh satu orang, yang suaminya bekerja di luar rumah dan istrinya
bekerja di dalam rumah.Akibatnya, rencana ini akan "mendorong
perempuan untuk menjadi dan tetap menjadi ibu rumah

Poin terakhir ini, yang diajukan deh Barbara Bergmann dalam The Economic
Emergence of Women (Kemunculan Ekonomi Perempuan), meringkas apa yang
dianggap banyak feminis Marxis sebagai hal yang tidak diinginkan dari kampanye
upah untuk pekerjaan rumah tangga. 161

!Pertama-tama) upah untuk pekerpan rumah tangga akan menyebabkan


perempuan tetap terisolasi di da am rumahnyaı ketika ia se enarnya
rnefii@üfijâiRikiFkERGü5İKÜFÎRFRâkFan segala sesçıatu selain pekerjaan yang
semakin lama semakin tidak berarti. Carol Lopate mengamati:

Penurunan ukuran rumah dan mekanisasi rumah tangga berarti

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
bahwa ibu rumah tanga mempunyai potensi untuk ditinggalkan dengan
lebih banyak waktu santai; meskipun demikian, seringkali ia tetap sibuk,
mempergunakan dan memperbaiki alat-alat dan segala sesuatu yang
berkenaan dengan alat-alat itu, yang secara teoritis ditujukan untuk
menghemat waktunya. Lebih dari itu, tugas yang remeh dan disiapkan
oleh pabrik yang diberikan oleh penc» long teknologis ini, sama sekali
bukanlah sumber kepuasan,para ibu rumah tangga. Max-Pacs mungkin
dapat memberikan "kopi yang sempuma setiap saat," tetapi bahkan
pujian untuk kopinya hanya memberikan kepuasan kecil yang tidak
berarti bagi ibu rumah tangga. Akhi rnya, sekolah, taman kanak-kanak,
tempat pengasuhan anak, dan televisi mengambil alih dari para ibu
kewajiban mensosialisasi anak-anaknya.55

ah atas eker•aan rumah tan a, ibu


rumah tan a akan memberikan kontribusi ke ada kecenderungan
kapttalineuntukmeng omodifikasi ala sesuatu, termasuk hubungKetigaìdibayar untuk
pekerjaan rumah tangga akan memberikansentifba i erem üan untuk
belx•erja I uar rumah Akibatnya. inketika tampaknya melemah, pembagian
kerja berdasarkan jenis kelamin justru menguat. Laki-laki tidak akan merasa
ditekan untUk metakukàn "pekerjaan perempuan" , dan
perempuntidak memiliki insentif untuk melakukan "pekerjaan lakilaki" %
menghancurkan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin adalah tujuan alhir
feminis Maris, rruka membayar ibu rumah tangga untuk pekerjaan rumah tangga,
tampaknya yang paling baik merupakan pengalihan perhatian. yang terburukadalah
hambatan. Akan lebih baik untuk menerima rekomendasi Benston dan
mensosialisasikan ekerjaan ruma ta asetta asuhan a Bahkanjila seorang perempuan pa
a akhirnya melakukan "pekerjaan perempuan" di luar rumah, pekerjaan itu akan
memberibannya kesempatan untuk bekerja dengan 162 perempuan lain dan untuk
membentuk suatu kesadaran kelas; jika seseorang dibayar atas pekerjaannya sesuai
engan nilainya, pa ing tidak sebagian dari "pekerjaan perempuan" dapat menjadi
menarik untuk laki-laki yang dapat memperoleh pendapatan yang layak dari pekerjaan
itu.
Argumentasi tain yang menentang kampanye upah untuk pekerjaan rumah tangga
adalah bahwa kampanye itu mengabaiben penekanan tra<isional Marxis dalam
mereintegrasikan perempuan ke dalam produksi•sosial. Menurut Nancy
Holmstrom, tulisan Benston, Dalla Costa dan James, misatnya keliru paling tidak
berdasarkan dua hal. Pertäma, karena sama sekali tidak benar bahwa perempuan
merupakan suatu kelas dalam artian kelas dalam pernikiran Marxis. Semua
perempuan, menurut Holmstrom, adalah teropresi sebagai perempuan, tetapi
semua tidak teropresi secara sama, Ada perbedaanyang signifikan antara opresi

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
yang dialami perempuan kelas pekerja dengan opresi yang dia(ami perempuan
kelas menengah dan kelas atas:
Perempuan kelas pekerja mengalami eksploitasi luar biasa pada pekerjaan yang
memberikannya upah dan juga dieksploitasi pada pekerjaan domestiknya.
Mereka juga lebih menderita karena seksisme daripada perempuan kelas menengah
dan kelas atas• Mereka mempunyai kebebasan reproduksi yang lebih kecil, dalam arti
akses yang lebih kecil terhadap aborsi, kontrasepsi, da n pengasuhan anak, dan
seringkali mereka juga merupakan korban dari sterilisasi yang dipaksakan (sterilization
abuse). Mereka juga lebih sering menjadi korban pelecehan seksual di pekerjaan
dan di jalan-jalan. Karena itu, kepentingan perempuan kelas pekerja secara
konsisten, lebih sering dihadapkan kepada seksisme dan juga kapitalisme, daripada
kepentingan perempuan kelas menengah dan kelas atas.S7

Kedua, tidaklah benar, menurut pendapat Holmstorm (dan yang lain-lain), bahwa
"kapital" (modal) dilayani hanya oleh perempuan yang bekerja di rumah; kapital
juga dilayani oleh perempuan yang bekerja di luar rumah. Perempuan yang secara
ekslusif merupakan ibu rumah tangga, jumlahnya semakin lama semakin sedikit.
Semakin sedikit undang-undang dan kebijakan yang membatasi telah
memungkinkan mäsuknya erem n a•uan teknolo i engendali kehaml an telah
memungkinkan perempuan untuk membatasi kehamilan nya; telah
memudahkan ekerjaan domestik perempuan. Perkembangan ini, yang
dikombinasikan dengan e e emansipatori dari gerakan pem- 163 bebasan
perempuan tahun 1960-an, serta kebutuhan untuk penghasilan ganda yang
semakin meningkat dan menjamurnya pekerjaan yang berorientasi pelayanan
atau "pekerjaan perempuan", telah memberikan kontribusi bagi perubahan besar
dalam komposisi sumber daya masa kini. Pada awal tahun 1980-an, lebih dari 45%
tenaga kerja Amerika Seriet adalah perempuan.58
Bahwa hampir setengah tenaga kerja adaEah perempuan mengindikasikan
bahwa kapital menginginkan, dan tentu saja membutuhkan, perempuan di pasar
tenaga kerja. Apa yang tidak ditunjukkan oleh statistik yang tampaknya jelas itu
adalah bahwa kapital menginginkan dan membutuhkan perempuan karena
perempuan tidak menuntut kompensasi sebanyak laki-laki. Lebih dari itu,
statistik ini juga tidak menunjukkan ketidakbersediaan kapital untuk menjadikan
hidup perempuan Iebih mudah dengan menyediakan jenis pelayanan— terutama
perawatan yang memadai untuk mereka yang masih muda, yang sudah tua dan
yang cacat—yang akan melepaskan perempuan dari tekanan pekerjaan ganda.
Karena kapital tidak bersedia untuk mengurangi keuntungannya untuk membayar
pekerja dengan upah yang diperlukan mereka guna membayar pekerja

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
domestik, pekerja harus melakukan sebagian besar dari pekerjaan memasak,
membersihkan, dan merawat orang. 59
Tentu saja, kelas pekerja dapat menentukan untuk tidak hidup dalam
keluarga inti, karena itu dapat membebaskan perempuan dari kentajiban
domEtikyang diasosiasikan dengan modus tatanan manusia. Tetapi, terutama atas dasar
alasan ideologis dan emosional, laki-laki dan perempuan kelas pekerja tetap berharap
untuk dapat mempunyai, paling tidak, keluarga inti yang ideal. pekerjaan domestik menjadi
begitu membebani dan tidak dapat diatasi oleh dua orang yang bekerja penuh
waktu tanpa bantuan dari pihak luar (bayangen misalnya, jika pasangan yang bekerja
mempunyai kembar tiga, jika seorang orang tua mempunyai penyakit Alzheimer, atau jika
seorang remaja terkena AIDS), yang mungkin terjadi adalah salah satu akan turun
statusnya dengan bekerja paruh waktu atau tidak bekerja sama sekali- Meskipun tidak ada
undang-undang abstrak kapitalis yang bahwa orang yang keluar dari
pasar tenaga kerja harus perempuan dan bukan laki-lakj, dalam banyak kasus,
yang akan tMhenti bekerja, dan bukan laki-laki, karena secara rata-rata upah
perempuan lebih rendah daripada upah laki-laki. 60 Menurut pendapat feminis Marxis, 164
perempuan akan selalu menjadi orang yang mundur dari dunia publik, dan kembali
ke dunia pribadi, selama upah perempuan tetap lebih rendah daripada laki-laki, dan selama
perempuan dianggap lebih mampu untuk merawat mereba yang masih kecil, yang sudah
tua dan yang cacat daripada laki-laki.

Comparable Worth (Nilal Setara)


Di tahun-tahun terakhir, banyak feminis Marxis menjadi tidak lagi teõñkkepada cara
pemba ian eker•aan berdasar is kelamín y ng tangga, dan menjadi
lebih tertarik arja di dalam kepada cara pembagian ketja itu berfungsi di tempat
kerja. Para rumah pemikir ini berpendapat, ketika seorang perempuan
memasuki industri publik, ia cenderung untuk melakukan pekerjaan
perempuan: mengajar, merawat, melakukan tugas administrasi, memasak,
menjahit, dan yang serupa dengan itu. Lebih dari itu, sebagaimana di dalam rumah
tangga, pekerjaan ini juga tidak dihargai.
Karena gusar atas kenyataan bahwa perempuan seringkali hanya menerima dua
pertiga upah dari yang diterima laki-laki dalam pekerjaan yang setara, ban ak feminis
Marxis aktif dalam erakan an disebut sebagai gerakan nilai pendapat mereka, gerakan
ini setara. memastikan u pah yang lebih
baik bagi perempuan, tetapi juga
untuk memaksa masyarakat untuk
mempertimbangkan ulang
mengapa masyarakat membayar
sebagian orang dengan upah yang tinggit dan sebagian yang lain dengan upah
yang sangat keciI. 61 Perempuan di tahun 1990-an menerima hanya 69 sen untuk

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
setiap 1 dolar yang diterima laki-laki; situasi ini, meskipun telah banyak mengalami
perbaikan, tidaklah berubah sejak tahun 1960an, ketika perempuan menerima 64 sen
untuk setiap 1 dolar yang diterima lakizlaki. Bahkan, jika perbedaan upah ini
disesuaikan untuk faktor-faktor seperti persiapan pendidikan, pengalaman kerja, atau
komitmen terhadap pekerjaan, paling tidak setengah dari jurang antara upah laki-laki
dan perempuan tetap tidak dapat dijelaskan. Banyak ilmuwan sosial mengatribusikan
perbedaan gender dalam pengupahan kepada perbedaan kerja berdasarkan jenis
kelamin. Perempuan;di dalam pekerjaan yang didominasi oleh perempuan, biasanya
mendapat kan upah Iebih kecil daripada laki-laki yang bekerja pada pekerjaan yang
didominasi oleh laki-laki: Misalnya, perawat, yang 99% jumlèh keseluruhannya
adalah perempuan, memperoleh rata-rata $12,000 setiap tahunnya, sementara sopir
truk, yang 98% jurnlah keseluruhan- 165 nya adalah laki-laki, memperoleh $1 6,300
per tahun; pengasuh anak, yang 97% jumlah keseluruhannya adalah perempuan,
menghasilkan $7,900 per tahun; sementara tukang post yang 88% jumlah
keseluruhannya laki-laki, menerima $21 ,OOO per tahun. 62 Tetapi, mengapa sopir
truk harus menerima lebih daripada pengasuh anak? Apakah karena mengemudi truk
dan membawa surat Iebih menuntut secara fisik, psikologis, dan intelektual
daripada merawat dan mengasuh anak? Atau, apakah karena sopir truk dan tukang
pos jauh lebih berharga• bagi majikannya masing-masing daripada perawat dan
pengasuh anak? Atau, apakah hanya karena kebanyakan sopir truk dan tukang pos
adalah laki-laki, dan kebanyakan perawat dan pengasuh anak adalah perempuan?
Yakin bahwa gender seseorang adalah penjelasan yang paling baik untuk
menjawab pertanyaan mengapa seseorang menerima upah yang tinggi atau
rendah, pendukung nilai setara, baik yang Marxis maupun yang non-Marxis,
mendesak majikan untuk mengevaluasi lagi pekerja nya secara objektif
dengan memfokuskan pada "poin nilai t' untuk empat komponen yang
ditemukan pada kebanyakan pekerjaan: (1) "penge tahuan dan keahlian",
atau total jumlah informasi atau keahllãõg diperlukan untuk melaku an suatu
pe erpan tuntutanm l", atau *jauh mana pekeriaan membutuhkan penqam
ilan keputusan;
un jawaban" ataujumlah pen awasan dituntut dari pekerjaan itu;
dan (4) "kondisi kerja", seperti, sebera a ama ya pekerjaan itu terhadap fisik
pekerp. Ketika Norman D. Willis and

Associates menggunakan indeks ini untuk mencanangkan poin nilai bagi


berbagai pekerjaan yang dilakukan di negara bagian Washington, mereka menemukan
perbedaan sebagai berikut: "Pengantar Makanan l, pada 93 poin, menerima gaji rata-
rata $472 per bulan, sementara Sopir Truk l, pada 94 poin, menerima $792; Penyelia
Administrasi Ill, pada 305 poin, menerima penghasilan rata-rata $832, jumlah yang

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
sama yang diperoleh operator Boiler dengan hanya 144 poin. Ibu Rumah Tangga l,
dengan 198 poin, dan dengan upah rata-rata $462, berpenghasilan terendah dari
semua pekerjaan yang dievaluasi. "6' Setelah berefleksi atas kajian Willis and
Associates, seorang jaksa pengadilan federal di Tacoma, Washington, mengeluarkan
aturan bahwa negara bagian ini telah melanggar Title VI! dari Akta Hak-hak Sipil tahun
1964, yang melarang diskriminasi berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat kompensasi,
dan mengharuskan penghapusan 166 perbedaan upah tersebut dalam sistemnya. 6E
Feminis Marxis mendukung comparable worth atas dasar dua alasan—yang satu
berkaitan dengan akses terhadap kemiskinan, yang Iain berkaitan dengan akses
terhadap nilai kerja. Karena hampir setengah dari keluarga miskin dikepalai oleh
seorang perempuan yang tidak menikah, dan karena perempuan adalah penerima
utama dari kupon makanan, bantuan hukum, dan bantuan kesehatan, jika perempuan
yang mempunyai upah dibayar sesuai dengan nilai pekerjaannya, perempuan ini
mungkin akan dapat menghidupi diri dan keluarganya secara layak tanpa dipaksa,
dengan berbagai cara, untuk menggantungkan diri mereka kepada lakj-laki sebagai
sumber pendapatan tambahan. Sebagai jawaban atas keberatan bahwa kapital akan
menanggapi setiap kenaikan upah wajib bagi perempuan dengan "otomasi,
penghilangan program negara bagian, dan perelokasian pabrik ke negara-negara yang
masih menyediakan tenaga kerja yang mengalami super-eksploitasi," feminis
Marxis seperti Teresa Amott dan Julie Matthaei mengakui bahwa comparable
worth harus terus diusahakan sejalan dengan tuntutan keamanan tempat kerja,
program pelatihan kembali, dan undang-undang yang mengatur penutupan pabrik. 66
Menanggapi keberatan lebih jauh bahwa, seperti upah untuk pekerjaan rumah tangga,
comparable worth juga menghasilkan efek melanggengkan pekerjaan yang secara
tradisional dianggap pekerjaan perem-
puan tetap sebagai pekerjaan "perempuan", feminis Marxis tidak melihatnya
seperti itu. Mer± mengklaim bahwa karena pekerjaan yang secara
tradisional dianggap pekerjaan perempuan menawarkan upah yang lebih
tinggi daripada pekerjaan yang secara tradisional dianggap pekerjaan laki-
laki, maka akan banyak laki-laki yang tertarik pada "pekerjaan perempuan". 67
Dengan perkataan lain, secara perlahan-lahan akan
menghasilkan penqhapusan pembagian kerja secara seksual di tempat kerja.

Di samping menganggap comparable worth sebagai cara untuk


menghilangkan kemiskinan perempuan, dan untuk menghapuskan
pernisahan jenis kelamin di tempat kerja, feminis Marxis juga melihat
comparable worth sebagai cara untuk menekankan betapa tidak jelasnya
penilaian masyarakat atas apa yang dianggap sebagai pekerjaan "bernilai".

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
Menurut Arnott dan Matthaei, misalnya, kita perlu bertanya pada diri
sendiri pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

Mengapa mereka yang pekerjaannya memberikan mereka kesempatan untuk


berkembang dan menggunakan kemampuan mereka dibayar paling tinggi?
Argumentasi tradisional—bahwa bayaran 167 yang lebih tinggi harus ditawarkan
sebagai insentif bagi pekerja untuk memperoleh keahlian dan pelatihan—
dikontradiksikan oleh kenyataan bahwa pekerjaan yang dibayar mahal menarik
perhatian
lebih banyak pekerja daripada yang dibutuhkan oleh majikan. Dan
karena adanya akses yang tidak setara terhadap pendidikan dan
pelatihan, suatu skema pengupahan yang hirarkis menjadi mekanisme
bagi transmisi antargenerasi atas keuntungan kemakmuran, yang secara
historis berkaitan dengan rasisme, seksisme, dan kelasisme.68

Apakah nilai yang diatribusikan kepada pekerjaan oleh masyarakat


memang begitu "subjektif", tentu saja dapat diperdebatkan. Meskipun
demikian, banyak feminis Mari ke uasan dari pemikiran ba wa sebagai hasil
erakan com arable worth, asumsi IS mengenat pe enaan apa yang dianggap
berharga dapat secara senus, Jl permanen, dikikis.

Kritik terhadap Feminisme Marxis


Feminis Marxis tetap berkomitmen terhadap pengajaran inti dari Engels
dalam buku Origin. Pada tingkat tertentu, mereka masih mendesak
perempuan untuk memasuki industri publik, dan mereka masih
menekankan bagi terciptanya sosialisasi pekerjaan rumah tangga dan
pengasuhan anak. Lebih dati itu, mereka juga tetap tertarik kepada program-
program yang ditujukan untuk menghancurkan keluarga sebagai unit ekonomi—
suatu struktur yang dimanfaatkan untuk mendukung sistem kapitalis. Akhimya,
feminis Marxis, lebih daripada kemandirian
dan kesejahteraan ekonomi perempuan sebagai perhatian utama mereka, dan
memfokuskan pada xrşilangan arıtara pçngalaman perempuan sebagai pekerja

Meskipun feminis non-Marxis telah melemparkan beberapa kritik yang menentang


kampanye upah untuk pekerjaan rumah tangga, kritik utama mereka terhadap
feminisme Marxis adalah apa yang dianggap mereka sebagai suatu konsepsi simplistik
dari keluarga dan keasyikan dalam pikiran mengenaİ sifat dan fungsi pekerjaan
perempuan sebagai satu-satunya alat, dan sebagai alat terbaik, untuk memahami opresi

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
terhadap perempuan. Dalam dua bagian berikut ini, kita akan melihat bagaimana kriti
komunitarian, bahkan tradisionalis, dari Jean Bethke
168 Elshtain terhadap feminis Maris berbeda dari kritik yang lebih simpatik
tetapi tidak kurang menyeluruh dari Alison Jaggar.

Kritik Komunitarian terhadap Feminisme Marxis


Dalam bukunya Public Man, Private Woman, Jean Bethke Elshtain sangat ffitis
terhadap apa yang dikatakan deh feminis Marxis mengenaİ keluarga di bawah
kapitalisme.-Menurut pandangannya, keluarga bukanlah sekadar, dan secara
keseluruhan, kreasi Frankenstein yang dikonstruksi deh kapitalisme untuk
mereproduksi tenaga kerja dengan mengorbankan perempuan. Yang lebih tepat
adalah, kan satu-satun a tem at ketika manusia masih da at menemukan sebentu cınta,
rasa aman dan nyaman—tentu saia, juqa satu-satunya

tempat bagi manusia untukda at mengambil keputusan berdasarkan

hal di luar pertım ngan moneter.


Elshtain memperinga n feminis Maris bahwa institusi keluarga adalah
perlindungan terbaik manusia melawan kecenderungan negara yang totaliter yang
tidak dapat mgn_tgleçanşi-perhedğğp apa pun. -lika negara merupakan satu-satunya
mekanisme sosialisasi di dalam masyarakat, semua individü akan diajari rangkaian nilai
yang sama. Akibatnya, mereka akan menemukan keşulitan untuk mendapatkan
perspektif yang kritis terhadap masyarakat yang menghasilkan merek2.
Suatu keluarga individual akan memungkinkan perspektif kritis ini, karena
nilai-nilai yang dianutnya, berbeda dari yang lain. Misalnya, keluarga yang
pasifis akan bereaksi berbeda terhadap kegiatan sembahyang atau berdoa di
sekolah negeri, dengan keluarga yang ateis. Tentu saja, Elshtain mengakui,
nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing keluarga tidak selalu lebih baik
daripada nilai-nilai yang dianut masyarakat sebagai suatu keseluruhan; tetapi,
jika anak-anak tidak mengalami nilai-nilai yang dianut keluarganya sendiri
sebagai sesuatu yang, "baik't, maka mereka tidak akan mempunyai dasar
untuk melakukan perbandingan dengan nilai yang dianut oleh anak-anak yang
datang dari keluarga yang berbeda 70
Elshtain mengklaim bahwa menjadi anggota sebuah keluarga kecil adalah sangat
penting bagi anak-anak kecil. Mengakui betapa menyenangkannya memandang anak-
anak sebagai sekelompok manusiamanusia kecil yang seharusnya dicintai oleh setiap
orang, Elshtain, bersikeras bahwa sesuatu yang sangat penting telah hilang jika
kedekatan yang datang dari kontak setiap hari dengan satu atau dua orang dewasa

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
yang berkomitmen untuk membesarkannya direbut dari 169 seorang anak. Meskipun
ia mengakui bahwa masalah dapat dan akan muncul di dalam suatu
masyarakat yang orangtua di dalam masyarakat itu menganggap anak-anak
biologisnya maupun anak-anak angkatnya sebagai "milik" istimewa mereka, Elshtain
memprediksikan bahwa masalah yang lebih besar akan timbul di dalam
masyarakatyang anakanaknya merupakan "milik" setiap orang pada umumnya, dan
"milik" tidak seorang pun pada khususnya.71
Menanggapi kritik Elshtain, feminis Marxis menuduhnya menerima citra
stereotipikal dari kapitalis Amerika terhadap citra perempuan "komunis" yang
mengandung anak, dan kemudian membiarkan anaknya diasuh oleh pengasuhan anak
yang mengabaikannya. Feminis Marxis menyarankan Elshtain untuk mengingat
kutukan Marxisterhadap keluarga yang diarahkan pada keluarga sebagai unit
ekonomi, dan bukan sebagai unit emosional. Mereka mengamati bahwa Engels sendiri
berbicara dengan fasih mengenai masa depan keluarga.

Apa yang kita kini dapat simpulkan dari cara hubungan seksual, ditata setelah
penghancuran produksi kapitalis yang akan terjadi, merupakan suatu
hal yang mempunyai sifat yang negatif, yang dibatasi pada sebagian besar
bagiannya terhadap apa yang akan menghilang. Tetapi apakah yang akan menjadi
baru? Itu akan
dijawab ketika generasi baru telah tumbuh dewasa: suatu generasi laki-laki
yang tidak akan pernah di dalam hidupnya mengetahui apa artinya membeli
penyerahan diri perempuan dengan uang dan instrumen kekuasaan sosial Iain;
suatu generasi perempuan yang tidak pernah mengetahui apa artinya
menyerahkan diri mereka sendiri kepada seorang lakì-laki atas pertimbangan
selain cinta yang sungguh-sungguh, atau untuk menolak menyerahkan dirinya
kepada kekasihnya, karena ketakutan akan konsekuensi ekonominya. Ketika
orang-orang ini ada di dunia, mereka akan peduli pada apa Yang orang-orang
pikir harus dilakukan; mereka akan melakukan cara-cara mereka sendiri dan
itulah akhir dari semua itu.n

Meskipun kata-kata Engels menyerukan kepada feminis Marxis untuk


meramalkan bentuk baru yang radikal dari hubungan, komitmen, rumah tangga, dan
komunitas— "keluarga" yang memungkinkan heteroseksualt homoseksual, darvatau
lesbian hidup bersama—kebanyakan feminis Marxis, tetap melihat keluarga biologis
tradisional— dikurangi sifat-sifat opresif gender di dalamnya—sebagai bentuk 170
keluarga yang ideal. Dengan perkataan Iain, kebanyakan feminis Maris berspekulasi
bahwa di dalam masyarakat yang sungguh-sungguh, atau secara penuh sosialis, laki-laki
akan menikahi perempuan, tetapi perempuan inj akan menjadi orang yang setara
dengannya; pasangan heteroseksual akan mempunyai anak-anak biologisnya sendiri,

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
tetapi anak-anak ini akan dianggap sebagai tanggung jawab sosial setiap orang; dan
manusia akan membangun rumah tangga masing-masing, meskipun hanya akan
mengakomodasi sedikit dari keseluruhan kegiatan memasak, membersihkan, dar-Vatau
mengasuh anak. Alih-alih menolak gagasan Elshtain, banyak feminis Marxis yang
sesungguhnya memandang diri mereka sendiri sebagai pendukung gambaran Elshtain
atas bagaimana keluarga seharusnya tampil di dalam sosialisme sejati.

Kritik Feminis Sosìalis terhadap Feminisme Marxis

Kritik Alison Jaggar terhadap feminisme Marxis ditulis dari perspektif seorang
feminis sosialis Yang khawatir bahwa feminis Marxis tidak membahas secara
memadai opresi terhadap perempuan oleh laki-laki. Ketika feminis Marxis
berbicara mengenaio resiterhadap perempuan, mereka berargumentasi bahwa
kapital adalah opresor utamate adap perempuan sebagai pekerja, dan laki-laki,
paling tinggi. adalah oprešor sekunderterhadap aerempuan sebaqai perempuan,
Karãü7JäÇgar mempertanyakan apa yang secara khusus feminis mengenai
anatisis
feminis Marxis, dan apakah benar bahwa laki-laki adalah sekadar opresor
sekunder, atau tidak langsung, terhadap perempuan. la.juga
mempertanyakan apakah ada ruang yang memadai dalam analisis feminis
Marxis untuk mengungkapkan ketidakpuasan mengenai isuisu perempuan
yang tidak ada hubungannya dengan sifat dan fungsi pekerjaan
perempuan.
Adalah sesuatu yang mengkhawatirkan bagi Jaggar bahwa feminis Marxisjarang
mendiskusikan isu yang berkaitan denqan seks. Ketika feminis Marxis
melakukannya, mereka cenderung untuk membandingkan seks d aratakan, misalnya,
bukan saja ubungan mucikari-pelacur, tetapi juga hubungan suami-istri terhadap
hubungan borjuis-proletar, seolah-olah hubungan laki-lakiperempuan dałam
perkawinan atau pelacuran adalah eksploitatif dan mengalienasi dengan cara yang
sama sebagaimana hubunganmajhn- p*er-ja. Feminis Marxis menarik analogi ini,
menurut Jaggar, karena mereka ingin "menghubungkan perlakuan Marxis mengenai
opresi

terhadap perempuan yang secara spesifik berkaitan dengan seks melalui sistem
teoretis ułama Marxisme, dengan menggabungkan dominasi, 171 baik oleh kelas dan
oleh gender, dengan penjelasan dalam kerangka pikir yang sama. ”73
Menurut pendapat Jaggar, feminis Marxis tidak dapat membuat hubungan yang
penting ini karena, alih-alih semua kesamaannya, pekerja yang tereksploitasi tidak
menderita dengan cara yang sama seperti istri dan pelacur yang teropresi.

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
Untuk memutus eksploitasi kelas dari opresi gender, Jaggar mulai dengan
rekapitulasi rinci atas analisis feminis Marxis mengenai pelacuran dan
perkawinan. Karena perempuan di dalam sistem kapitalis tidak mempunyai
akses yang memadai terhadap tempat kerja, untuk menjaga kelangsungan
hidupnya, mereka harus menghubungkan diri secara finansial kepada laki-laki.
Dalam hal ini, feminis Marxis melihat perbedaan antara seorang pelacur dan
seorang istri semata-mata dalam konteks tingkat perbedaannya, bukan jenis
perbedaannya. Pelacur dan istri sama-sama menjual diri—menjual pelayanan
seksual dan, dalam hal istri, juga menjual pelayanan domestik serta pelayanan
merawat dan mengasuh—untuk ciapał menjaga kelangsungan hidupnya
secara ekonomi, Apakah hal tersebut mewujud dałam bentuk "melacur” atau
dalam bentuk '!pernikahan untuk kenyamanan” adalah isu sekunder bagi para
pemikir Marxis, 74
Dalam menggambarkan perkawinan borjuis sebagai suatu bentuk pelacuran, Marx
dan Engels secara implisit mengakui bahwa pelayanan, selain pelayanan seksual,
dapat dilacurkan. Pekerþan rumah tangga, pengasuhan anak, serta dukungan
emosional adalah juga pelayanan yang dijual oleh pelacur-istri. Dari sini, Jaggar
menunjukkan bahwa atribusi ini hanya selangkah kecil menuju penggambaran
penjualan sejumlah pelayanan sebagai jenis atau contoh prostitusi. 75 Bahkan, Marx
membuat argumentasi yang sama dalam tulisannya berjudul Economic and
Philosophical Manuscript: "Pelacuran hanyalah suatu ungkapan spesifik dari
pelacuran umum kaum buruh, dan karena ini adalah suatu hubungan yang tidak
hanya menyangkut si pelacur sendiri, melainkan juga orang yang melacurkan—dan
yang terakhir ini bahkan lebih menjijikkan—sang kapitalis, dan sebagainya, juga
termasuk dalam kategori "76
Pernyataan ini saja memberikan kita pemahaman yang lebih mendalam
mengenai pandangan Marxis atas prostitusi. Pertama, pandangan ini menunjukkan bahwa
pelacuran, seperti pekerjaan yang membayar upah lainnya, adalah fenomeru kelas. Situasi
ekonomi dari perempuan yang tidak bekerja, atau bekerja di bawah kapasitasnya, 172 dapat
menjelaskan mengapa mereka, seperti buruh, menjual dirinya kepada yang lain. Kedua,
pandangan ini menunjukkan alienasi yang dialami para pelacur. Sama seperti buruh yang
diasingkan dari pekerjaannya, dari dirinya, dan dari kemanusiaan itu sendiri, begitu juga
pelacur. Menjual diri* baik sebagai- istri ataupun sebagai pelacur, mengalienasi diri dari
pekerjaannya karena pekerjaannya dilakukan untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri.
Konsep ini terutama sangat mengganggu, dalam hal pelacur, karena yang dijualnya adalah apa
yang terdekat kepada dirinya: tubuhnya dan seksualitasnya. Di dalam kapitalisme, seksualitas
perempuan menjadi komoditi; dan hal ini berlaku baik bagi pelacur-istri maupun bagi pelacur
saja. Bagi kedua kelompok perempuan itu, kapasitas manusiawi- yang esen§ial itu mengalienasi.
Seperti buruh, pelacur-istri dan pelacur saja dijadikan bukan manusia
(dehumanized) dan nilai mereka sebagai manusia direduksi berdasarkån nilai pasar.

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
Ketidaksetaraan kekayaan adalah pényebab pelacutan, sébagai mana hal
yang sama terjadi pada buruh. Menu rut analisis tradiSional Marxis, karena itu,
pelacur yang tipikal adalah perempuan yang tidak bekerja atau bekerja di
bawahkapasitas/kemampuannya, dan patron' majikan yang tipikal
adatah laki-laki kelas atas atau kelas menengah. Selama masih ada laki-
laki yang mempunyai cukup uang untuk membeli pelayanan seksual
perempuan,77 dan selama masih ada
perempuan yang membutuhkan uang dan tanpa "keahlian yang dapat
dipasarkan," perempuan-perempuan ini sangat mungkin akan "memilih"
untuk menjual tubuhnya untuk menghidupi diri, dan dalam banyak kasus,
menghidupi anak-anaknya. Karena itu, melawan kapitalisme adalah juga
melawan pelacuran—dalam bentuk apa pun, termasuk perkawinan—
karena kebanyakan perempuan tidak akan mempunyai alces terhadap
pekerjaan yang bermakna dengan upah yang layak, hingga sistem kapitalis
yang menjadi dasar eksploitasi mereka dihancurkan.
Sudah menulis sebelum hancurnya komunisme di Uni Soviet dan Eropa Timur,
Jaggar menekankan bahwa penghapusan kapitalisme yang seharusnya terjadi di
negara-negara sosialis, belum secara substansial mengubah kehidupan perempuan
sosialis. la mengamati bahwa karena masu uan sosialis ke dalam asart jarang diikuti
oleh sosiali ra enuh peker•aan rumah tangga an pengasuhan anak, erem uan din
ara-n ara kom nis nga mungkin harus melakukan eker•aan anda— eker•aan
eg rumah gga an peker•aan di luar rumah—seba aimana erempuan di 173 -ne ara
a ka italis. Lebih dari itu, isu yang menjadi perhattan kh us perempuan—
seperti kekerasan seksual terhadap perempuan, serta kebebasan reproduksi—
sangat mungkin akan ditempatkan sangat rendah di antara prioritas pemerintah
Rusia sebagaimana yang terjadi pada prioritas pernerintah Amerika Serikat, jika tidak
lebih rendah.
Penjelasan yang biasanya diberikan untuk menjawab pertanyaan
mengapa perempuan dan laki-laki sosialis di negara-negara yang

dulunya dikenal sebagai Blok Timur tidak pernah sungguh-sungguh setara adalah
"kapitalisme residual". Sepanjang tahun 1980-an, pern- bela sosialisme
menekankan bahwa ideologi kapitalis tidak pernah mati tiba-tiba; perlu waktu bagi
gagasan dari populasi yang semula kapitalis untuk berubah. Tampaknya memang
demikian, sejak tahun 1990-an, Blok Timur mulai kembali ke kapitalisme. Hanya
Kuba dan Republik Rakyat Cina yang tetap dapat diidentifikasi sebagai komunis,
dan bahkan di kedua negara tersebut hanya langkah-langkah kecil yang telah
diambil menuju sosialisasi pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak.

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
Perempuan Cina dan Kuba masa kini tampaknya bekerja di rumah sama banyaknya
seperti yang dilakukan perempuan kapitalis masa kini, dan mereka tampaknya jauh
lebih sedikit mempunyai kebebasan seksual dan reproduksi dibandingkan dengan
perempuan kapitalis. Marxisme adalah untUk memastikan pembebasan perem-
puan, Marxisme harus menggabungkan beberapa pemahaman, bukan saja
mengenai kapitalisme, tetapi juga mengenai patriarki sebagai sistem yang sangat
kuat dan melekat. Marxisme harus menyadari, tegas Jaggar, kemungkinan
bahwa sebagian perempuan di Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, di Kuba,
dan di Rusia mempunyai kesamaan, yakni opresi terhadap mereka sebagai
perempuan oleh laki-laki sebagai laki-laki.

Feminisme Sosialis Kontemporer


Feminisme sosialis pada umumnya merupakan hasil ketidakpuasan feminis
Marxis atas sifat emikiran Marxis yang pa a dasarnya buta an atas
gen er,
kecenderungan Marxis u uk men an a opresi em n • uh di
bawa pentingnya opresi terhada ker•a. Maris mengasumsikan
bahwa perempuan men eri a Itangan kaum borjuis. iGrena itu -perempuan harus
menunggu gilirannya untuk dibebaskan.
Meskipun banyak feminis Marxis yang telah menunggu giliran 174
perempuan, beberapa menjadi tidak sabar. Clara Zetkin, salah satu koredusioner
Imin, memberikan contoh untuk menjelaskan maksudnya. Tentu saja, feminis Marxis-
mengingat Lenin dengan ketidaksenangan, terutama karena ia menegur Zetkin yang
mendorong perempuan anggota Partai Komunis untuk mendiskusikan isu seksual. Lenin
menyatakan:

Catatan dosædosamu, Clara, bahkan lebih buruk. Saya mendapat informasi


bahwa pada malanvmalam yang diatur untuk membaca dan berdiskusi dengan
perempuan pekerja, masalah seks, dan perkawinan menjadi prioritas.
Kedua topik itu dilaporkan menjadi objek utama kepentinganmu dalam
pekerjaan pendidikan dan instruksi politikmu. Saya tidak mempercayai telinga
saya ketika mendengar hal itu. Kondisi pertama atas kediktatoran proletar adalah
periawanan melawan counter-revolusioner di seluruh dunia. Situasi di Jerman
sendiri membutuhkan kesatuan yang sangat besar dari semua kekuatan
revolusioner proletar, sehingga mereka dapat menyerang balik counter-revolusi
yang terus mendororig. Tetapi perempuan anggota Komunis yang aktif
mendiskusikan masalah seks dan bentuk perkawinan—"masa lalu, masa kini dan
masa yang akan datang.' Mereka menganggapnya sebagai tugas mereka yang
paljng penting untuk mencerahkan perempuan atas pertanyaanoenanyaan inj, zø

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
Dari sudut pandang Lenin, Zetkin memfokuskan diri pada halhat remeh,
mengakomodasi kecenderungan perempuan untuk memanjakan diri, ketika ia
seharusnya bekerja untuk membangun kesadaran revolusionernya. Tetapi dalam
pandangan Zetkin, ada kebutuhan yang nyata bagi perempuan untuk memahami
bentuk opresi yang terjadi di ranah "pribadi tt dan ranah "publik".
Zetkin yang yakin memahami sifat opresi terhadap perempuan Iebih baik daripada
Lenin, feminis sosialis kontemporer menekankan bahwa meskipun feminis Marxis
menjelaskan bagaimana dan mengapa kapitalisme menyebabkan pernisahan tempat kerja
dan rumah, feminis Mamstidakdapat men elaskan men apaka italisme men irim
erempuan untu e er a di mentara laki-laki ke tem at kefa ada awa nya Kategori dari
analisis Marxis, yang dikomentari oleh feminis sosGIïÃeidi Hartmann,

perempuan merupakan subordinat laki-laki di dalam dan di Illat keluarga serta men a
atidaks likn a, Kate oriM rxis sepertika ital itu sen Ifi, ada/ah butajenis kelamin.
Kategori Marxisme tidak dapat memberitahu kita sia a an akan men isi tem at-tem at
ang 175 kosong. "_80
Untuk mengatasi apa yang mereka anggap sebagai keterbatasan pemikiran
feminis Marxis tradisional, feminis sosialis berusaha menjelaskan cara
kapitalisme berinteraksi dengàn patriarki secara jauh lebih buruk daripada laki-
laki.81 Meskipun feminis sosialis setuju dengan feminis Marxis bahwa
pembebasan perempuan bergantung pada penghapusan kapitalisme, mereka
mengklaim bahwa kapitalisme tidak dapat dihancurkan
materiat dan
ekonomi manusia tidak dapat berubah kecuali jika ideologi me reguga-beruhah.

satu, untuk dapat terbebas dari kekuatan opresi.

Berperang pada Dua Garis Depan:


Menyerang Binatang Kapitalis Patriarki Berkepala Dua
JulietMitchell

Juliet Mitchell menggabungkan gambaran materialis dan ekonomi dari


kapitalisme dengan gambaran yang , atau ideologis
mengenai patriarki.82 la mengatakan
urkan m ka elas
bahwa suatu revolusi Marxis an bertu•uan
harus
untuk men dl mbinasikan dengan
revolusi yang secara khusus feminis yang

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
dtM1kan untuk menghancurkan sistem seks/gender. B3 Dalam bukunya
meninggalkan posisïFminis Marxis tradisionali yang menurut pemikiran ini, kondisi
perempuan adalah sematamata suatu fungsi dari hubungannya dengan kapital, tidak
masalah apakah ia merupakan bagian dari tenaga kerja kapital ini atau bukan. Untuk
menggantikan penjelasan yang monokausal atas opresi terhadap perempuan init ia
mengajukan gagasan bahwa status dan fungsi perempuan ditentukan secara jamak oleh
perannya pada produksi reproduksi, serta sosialisasi anak-anak dan seksualitas: "kesalahan
dalam pemikiran Maris lama adalah melihat ketiga elemen ini sebagai sesuatu yang dapat
direduksi menjadi elemen ekonomi semata; karena itu seruan untuk memasuki produksi
diikuti oleh slogan yang sungguhsungguh abstrak mengenai penghapusan keluarga. Tuntutan
ekonomi masih merupakan sesuatu yang primer, tetapi harus diikuti oleh kebijakan yang
koheren bagi ketiga elemen yang lain (reproduksi, selsualitas dan sosialisasi), kebijakan yang
pada waktu tertentu dapat mengambil alih peran utama dalam pengambilan tindakan
langsung. "84 176 Dalam usahanya di tahun 1971 untuk menentukan elemen yang
mana yang paling mengopresi perempuan pada masa itu, Mitchell menyimpulkan dengan
agak pesimistis bahwa prempuan belum cukup membuat kemajuan pada area-area produksi,
reproduksi, dan sosialisasi anak-anak.85 Mitchell mencatat bahwa meskipun perempuan
mempunyai kualifikasi psikiologis dan fisik untuk mendapatkan pekerjaan yang prestisius dan
memberikan pembayaran yang besar. majikan tetap mengurung perempuan dalam
pekerjaan-pekerjan yang berstatus rendah dengan upah yang rendah pula. 86 Lebih dari itu,
menurut Mitchell, alih-alih ketersediaan yang banyak dan menyebar dari teknologi
pengendali kehamilan yang aman, efektif dan murah, perempuan tidak mampu atau
menolak untuk memanfaatkannya. Akibatnya, rangkaian sebab-akibat dari "kehamilan—
keluarga—ketidakhadiran dari kehidupan publik dan produksi—ketidaksetaraan seksual"
tetap menarik perempuan ke dalam status subordinatnya. Lebih jauh lagi, meskipun
perempuan mempunyai anal( yang jauh lebih sedikit jumlahnya dibandingkan pada awal
abad 20, mereka menghabiskan banyakwaktu untuk mensosialisasi mereka 87
Masih saja, Mitchell berpendapat, bahwa perempuan tahun 1970an telah
membuat kemajuan berarti di dalam area seksualitas, terutama berkat usaha
feminis radikal, Mitchell, memperingatkan bahwa, jika didorong hingga ke
tingkat yang ekstrim, pembebasan seksual yang batu dimenangkan perempuan
dapat bermutasi menjadi bentuk opresi seksual, Sementara masyarakat
tradisional, pada umumnya, mengutuk perempuan promiskuis secara seksual
sebagai "perempuan jalang" (wanton whoæs), masyarakat masa kini seringkali
merayakan mereka sebagai "pengeksperimen seks". Alih-alih melabeli
perempuan yang terbebaskan secara seksual dengan huruf merah (scarlet
letter),• masyarakat masa kini menawarkan mereka sebagai panutan yang sehat
bagi perempuan yang dianggap terepresi secara seksual. Jika masyarakat masa
kini memandang setiap kelompok perempuan sebagai tidak sehat, menurut
Mitchell, sangat mungkin karena kelompok itu terdiri dari perempuan yang

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
masih perawan. Tidaklah mengherankan, karena itu, bahwa perempuan yang
memandang hubungan seksual sebagai bagian, meskipun, tentu saja, bukan
sebagai keseluruhan dari hidup yang berarti, mulai merasa abnormal.
Mengomentari masalah ini,
Mitchell mengamati bahwa terlalu banyak hubungan seksual, seperti juga terlalu
sedikit hubungan seksual, dapat menjadi opresif.88
Mitchell berspekulasi bahwa ideologi patriarkal, yang memandang perempuan sebagai
kekasih, istri, dan ibu, lebih daripada sebagai 177 pekerja, bertanggung jawab paling
tidakatas posisi perempuan di dalam masyarakat, sebagaimana juga ekonomi
kapitalis. Bahkan, jika revolusi Marxis berhasil menghancurkan 'keluarga sebagai unit
ekonomi, revolusi itu tidak akan membuat perempuan menjadi setara dengan laki-laki. Hal
itu terjadi disebabkan oleh cara patriarki mengkonstruksi psike laki-laki dan perempuan,
perempuan akan terus menjadi sub ordinat laki-laki, hingga pemikiran perempuan dan
pemikiran laki-laki terbebaskan dari pernikiran bahwa perempuan kurang dari setara dengan
laki-laki.
Meskipun Mitchell tidak mengembangkan pemikirannya berdasarkan
kebutuhan untuk suatu "revolusi psikologis" dalam Woman's Estate, ia akhirnya
mengembangkannya dalam Psychoanalysis and Feminism. Mitchell mengklaim
bahwa psikologi perempuan, yang dihasilkan oleh kompleks kastrasi dan
Oedipus, pada dasarnya konstan di dalam masyarakat patriarkal, satu-satunya
jenis masyarakat yang ada kini. Tidak masalah apakah seorang perempuan kaya
atau miskin, hitam

Scarlet = merah, Letter huruf, Tradisi puritan di Amerika Serikat yang menandai
perempuan yang dianggap promiskuis dengan huruf merah, Lihat novel karya Nathaniel
Hawthorne Scarlet Letter, yang sudah difllmkan dan dibintangi oleh Demi

atau putih, cantik atau jelek, "datam hubungannya dengan Hukum Bapak" ia,
kurang Iebih, mempunyai status dan fungsi yang sama seperti perempuan
Iain.89
Yakin bahwa penyebab opresi terhadap perempuan terkuburjauh di dalam
psike manusia, Mitchell menotak klaim feminis liberal bahwa reformasi sosial bertujuan
untuk memberikan perempuan Iebih banyak kesempatan pendidikan dan pekerjaan
yang akan membuat perempuan setara dengan laki-laki. Gerakan hak pilih bagi
perempuan, kajian koedukasional, dan kebijakan tindakan afirmatif mungkin dapat
mengUbah "ungkapan femininitas", tetapi semua itu tidak dapat, menurut Mitchell,
secara signifikan mengûbah status perempuan secara umum. Sama halnya, Mitchell
juga menolak klaim feminis radikal bahwa teknologi reproduksi adalah kunci bagi
pembebasan perempuan karena, menurut pandangannya, pemecahan biologis semata
tidak dapat memecahkan masalah yang, pada dasarnya, bersifat psikologis.

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
Akhirnya, Mitchell menolak klaim feminis Marxis tradisional bahwa suatu
revolusi ekonomi yang ditujukan untuk menghapuskan tatanan 178 kapitalis akan
membuat laki-laki dan perempuan partner sepenuhnya di dalam tindakan,
90
dan teman di dalam kebaikan Hanya karena perempuan memasuki pasar tenaga
kerja produktif untuk bekerja bersama-sama dengan laki-laki. tidak berarti
perempuan akan kembali ke rumah bergandengan tangan dengan laki-laki.
Mitchell mengamati, bahkan Mao Zedong mengakui, bahwa "alih-alih pekerjaan
kolektif, undang-undang egaliter, pengasuhan anak sosial, dan sebagainya,

masih terlalu cepat bagi orang Cina untuk secara sungguh-sungguh,


mendalam dan ajeg untuk mengubah sikap mereka terhadap perem puan
"91 Menurut Mitchell, sikap terhadap perempuan tidakakan benarbenar
berubah selama psikologi perempuan dan laki=laki masih didominasi oleh
simbol falik. Karena itu, patriarki dan •u aka italisme harus dihapuskan
untuk secara sungqu -sungguh memanusiakan

Karena e asa aa tegoriyang buta gendera menurutŸóung,kelas


I ris
Young
bulentah kategori yang memadai bagi analisis opresi khususterhadaP perempuan. Karena
itu, Young menawarkan bahwa hanya kategori yang melek gender, seperti t'pembagian
kerja", mempunyai kekuatan konseptual untuk mentrasformasi teori feminis Marxis
menjadi teori feminis sosialis yang mampu membahas seluruh kondisi perempuan— yaitu,
posisi perempuan di dalam keluarga dan juga di tempai kerja, peran reprodl lkqi dan seksi

lal perempuan, dan juga peran produktif

Keuntungan dari analisis pembagian kerja, menurut Young, adalah bahwa analisis ini
menjadi lebih spesifik daripada analisis mengenai kelas yang standar. Sementara analisis
kelas bertujuan untuk memindai sistem produksi secara keseluruhan, dengan berfokus
pada alat dan hubungan produksi dalam istilah yang paling umum yang ada, analisis
pembagian kerja memberikan perhatian kepadaorang sebagai indiýiðú yang melakukan

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
proses produksi di dalam masyarakat. Dengan perkataan lain, analisis kelas menyerukan,
bukan saja diskusi umum mengenai peran masing-masing dari kaum borjuis dan proletar,
sementara analisis pembagian kerja menuntut suatu diskusi terinci mengenai siapa yang
memberi perintah, dan siapa yang melaksanakannya; siapa 179 yang melakukan pekerjaan
menstimulasi, dan siapa yang harus melakukan pekerjaan kotornya; siapa yang mengambil
jam kerja yang disukai, dan siapa yang bekerja pada jam kerja yang tidak disukai; serta
siapa yang mendapat bayaran lebih besar, dan siapa yang dibayar lebih rendah. Karena itu,
dibandingkan dengan analisis kelas, analisis pembagian kelas dapat menjelaskan dengan
lebih baik mengapa perempuan biasanya menerima perintah, melakukan pekerjaan kasar,
bekerja pada shift yang tidak disukai, dan dibayar lebih kecil, sementara laki-laki biasanya
memberi perintah, melakukan pekerjaan menstimulasi, bekerja pada shift yang disukai,
dan dibayar lebih tinggi.

Karena ia percaya bahwa kapitalisme dan patriarki saling berkaitan,


Young bersikeras bahwa analisis pembagian kerja adalah pengganti total
bagi, dan bukan sekadar tambahan terhadap, analisis kelas. Kita tidak
membutuhkan satu teori (Marxisme) untuk menjelaskan kapitalisme yang
hetral gender dan teori yang lain (feminisme) untuk menjelaskan
patriarkiyang bias gender. Yang lebih tepat adalah kita memerlukan teori
patriarkiypngbiasqender, Opitalisme kini, duu an a alahsecara esensial dan
fundamental adalah patriarki, "Tesis saya," tulis Young, "adalah bahwa
peminggiran perempuan dan, karena fungsi kita sebagai tenaga kerja
sekunder merupêkan karakteristik esensial dan
fundamental dari kapitalisme. "93
Tesis Young adalah tesis yang kontroversial, suatu titik totak penting dari
pandangan Marxis yang lebih tradisional, yang menurut pandangan ini, pekerja, baik laki-
laki maupun perempuan, adalah dapat saling dipertukarkan. 94 Menurut Young, kapitalisme
sangat menyadari gender dari pekerjaannya dan, saya dapat tambahkan, juga menyadari
ras dan etnik pekerjanya. Karena suatu cadangan yang sangat besar dari tenaga kerja,
adalah penting untuk menjaga upah tetap rendah dan untuk memenuhi tuntutan yang
tidak terantisipasi bagi supply barang dan pelayanan yang meningkat, kapitalisme
mempunyai kriteria yang implisit dan eksplisit untuk menentu kan siapa yang akan
menjadi tenaga kerja primer yang dipekerjakan. dan siapa yang menjadi tenaga kerja
sekunder yang fldak dipekerjakan. Untuk berbagai alasan, tidak kurang dari pembagian
kerja berdasarkan gender yang sudah sangat melekat di masyarakatr kriteria
kapitalisme mengidentifikasi laki-laki sebagai material tenaga kerja "primer", dan
perempuan sebagai material tenaga kerja "sekunder". Karena perempuan diperlukan di
rumah 180 dengan cara yang sama laki-laki tidak dibutuhkan—atau paling tidak seperti
diyakini patriarki—laki-laki Iebih bebas untuk bekerja di Iuar rumah dibandingkan
perempuan.

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
Di bawah kapitalisme, sebagaimana ideologi itu ada sekarang, perempuan
mengalami patriarki sebagai upah yang tidak setara untuk pekerjaan yang setara, sebagai
pelecehan seksual di tempat kerja, pekerjaan domestik yang tidak dikompensasi, dan
dinamika perpecahan publik-pribadi yang berbahaya. Generasi perempuan sebelumnya
juga mengalami patriarki, tetapi mereka hidup dengan itu mela lui cara yang berbeda
bergantung kepada dinamika dari sistem ekonomi yang tengah berkuasa. Sehubungan
dengan masyarakat kelas, menurut Young, patriark tidak seharusnya dipertimbangkan
sebagai suatu sistern yang terpisah dari kapitalisme, karena patriarki sudah ada
sebelumnya. Bahkan, struktur kelas dan gender begitu saling berkaitan sehingga tidaksatu
pun yang sesungguhnya mendahului yang lain, Suatu sistem feodal hubungan gender
mendampingi sistem feodal dari pengaturan kelas, dan hubungan sosial dari kelas dan
gender tumbuh bersama dan berubah sejalan dengan waktu menjadi bentuk yang kita kenal
sekarang (misalnya keluarga inti kapitalis). Mengatakan bahwa hubungan gender adalah
terpisah dari hubungan kelast berarti mengabaikan bagaimana sejarah bekerja.
Dengan mempelajari formasi dari jenis patriarki kapitalis tertentu,
atau kapitalisme patriarkal, akan membantu kita menghargai kebersikerasan
Young bahwa kapitalisme dan patriarki adalah disatukan di pinggul (binatang
berkepala dua ini). Dalam esainya Beyond the Unhappy Marriage: A Critique of
the Dual System Theory," Young memberikan analisis historis pembagian kerja
berdasarkan gender. la menelusuri kejatuhan status relatif perempuan sejalan
dengan berpindahnya mereka dari ekonomi prakapitalis manjadi ekonomi
kapitalis.

suatu
suãmnya. Pada umumnya, mereka tetap mempertahankan hak milik merela, bekerja
berdampingan dengan suami mereka dalam bisnis yang berpusat di rumah, dan
bahkan berpartisipasi dalam pembuatan alatalat secara setara dengan pasangannya.
Kedatangan kapitalisme, mencairkan rekanan ekonomi antara suami dan istri. Suatu
peraturan baru bagi laki-laki dan perempuan tercipta ketika kekuatan kapitalisme
memberikan batas antara tempat kerja dan rumah, mengirim laki-laki, sebagai
sumber tenaga kerja primer, ke luar menuju tempat kerja dan memenjarakan
perempuan, sebagai tenaga kerja sekunder, di rumah. 181 Perempuan menjadi
kelompok cadangan tenaga kerja sebagaimana telah dibahas. itu, ketika
industri baru dibuka, seperti penenunan tekstil New England, perempuan biasanya
direkrut untuk mengisi kebutuhan awal; dan ketika perang harus dijalankan oleh laki-
laki, perempuan dengan cepat mengambil alih pekerjaan pabrik, untuk kemudian
dikirim kembali pulang ketika "Johnny" berbaris pulang. Young mengambil contoh
seperti itu untuk mendukung tesisnya bahwa perninggiran perempuan"
(marginalization of women) adalah suatu

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
hal yang esensial bagi kapitalisme. la juga mengutip karya Esther Boserup, yang
menunjukkan bagaimana, dengan transformasi yang sedang berlangsung di
negara-negara yang menjadi ekonomi kapital, perempuan Dunia Ketiga secara
cepat berpindah dari tenaga kerja primer menjadi tenaga kerja sekunder.9S Begitu
yakinnya Young atas analisisnya, ia menantang pembacanya untuk menemukan
satu masyarakat kapitalis maju yang tenaga kerja perempuannya, pada dasarnya,
tidak dipinggirkan. Hanya jika contoh seperti itu dapat ditemukan, tulis Young, kita
dijamin dalam mengatakan bahwa perninggiran tenaga kerja perempuan sebagai
periferal terhadap kapitalisme.%
AlisonJaggar

Seperti Young, Alison Jaggar mengajukan suatu konsep, selain keEas, sebagai
konsep Marxis yang paling representatif. Dalam bukunya Feminist PolitiΠand
Human Nature, Jaggar mengidentifikasi "alienasi" sebagai suatu konsep yang
cukup kuat untuk mengakomodasi pandangan utama pemikiran feminis Marxist
radikal bahkan liberal:

Feminis kontemporer disatukan dalam perlawanan mereka ter hadap opresi atas
perempuan, tetapi mereka berbeda bukan saja dalam pandangannya mengenai bagaimana
melawan opresi tersebut, tetapi bahkan dalam konsepsi mereka mengenai apa yang merupakan
opresi terhadap perempuan dalam masyarakat kontemporer. Feminis liberal ...percaya bahwa
perempuan teropresi selama perempuan mengalami diskriminasi; Marxis tradisional percaya
bahwa perempuan teropresi dalam peminggiran mereka dari produksi publik; feminis radikal
melihat opresi terhadap perempuan terjadi terutama karena kendali universal laki-laki terhadap
kapasitas seksual dan prokreatif perempuan; sementara feminis sosialis 182
mengkarakterisasi opresi terhadap perempuan dalam kerangka versi yang sudah
direvisi dari teori Marxis mengenai alienasi.97

Jaggar mengungkapkan bahwa Marx menganggap bekerja sebagai kegiatan


memanusiakan par excellence; bekeria dimaksudkan untuk menghubunglan
manusia den an roduktubuh dan ikirann a al m, dàn manusiaïa(n. DI wah
kapitalisme, sebaliknya, bekerja menjadi kegiatan yang menghilangkan
kemanusiaan manusia. Pekerjaan diatur sedemikian sehingga menempatkan
manusla dalam ketidaksesuaian dengan segala sesuatu dan setiap orang, termasuk
dirinya sendiri. Menolak doktrin Marxis tradisional bahwa seseorang harus berpar-
tisipasi langsung di dalam hubungan produksi kapitalis untuk dianggap benar-benar
teralienasi, Jaggar mengklaim bukan saja perempuan yang tidak memperoleh upah
(tidak bekerja di sektor publik) yang teralienasi, melainen perempuan yang
mempunyai upah juga mengalami alienasi, sebagaimana laki-laki yang bekerja
untuk mendapatkan upah.98

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
Jaggár mengatur pembahasannya mengenai alienasi dan fragmentasi
perempuan dalam rubrik seksualitas, motherhood, dan intelek tualitas. Dengan
cara yang sama, seorang buruh dialienasi, atau dipisahkan, dari produk yang
dikerjakannya, seorang perempuan dialienasi dari produkyang dihasilkannya—
tubuhnya. Seorang perempuan mungkin dapat bersikeras bahwa ia melakukan
diet, latihan, dan
berpakaìan untuk menyenangkan diri, tetapi, pada kenyataannya, ia membentuk dan
menghias tubuhnya untuk kenikmatan laki-laki. Seorang perempuan hanya
mempunyai sedikit, atau tidak memiliki sama sekali, hak bicara mengenai kapan, di
mana, bagaimanat atau oleh siapa tubuhnya akan digunakan, karena tubuhnya dapat
diambil untuk dipakai tanpa izin darinya melalui tindakan beragam dari mulai
perkosaan atau "berdiri di pojok, memandangi semua gadis berlalu.'i Datam tingkatan
yang sama, buruh juga mengalami hal yang sama, buruh juga perlahan-lahan
teralienasi dari tubuhnya—tubuhnya mulai terasa seperti benda sematat sekadar
mesin untuk mengeluarkan tenaga untuk bekerja—perempuan juga perlahan-lahan
teralienasi dari tubuhnya. Sejalan dengan usaha yang dilakukan atas tubuhnya—
mencabut bulu alisnya dan mencukur bulu ketiaknya, melangsingkan pahanya dan
membesarkan payudaranya, mencat kukunya dan memasang korset di tubuhnya—
tubuhnya menjadi objek bagi laki-laki dan bagi dirinya sendiri. Akhirnyar sebagaimana
buruh selalu bersaing dengan buruh lain untuk mendapatkan "top dollar" (uang
terbanyak), perempuan juga selalu dalam persaingan dengan perempuan lain untuk
mendapat- 183 kan "male gaze" (pandangan laki-laki), untuk mendapatkan
persetujuan dan pengesahan dari laki-laki. MenurutJaggar, pertemanan
perempuan seringkali begitu kuat di antara perempuan lesbiant karena perempuan
lesbian bukanlah pesaing bagi satu sama lain untuk memperoleh perhatian laki-laki. 99
Motherhood, seperti seksualitas, juga merupakan pengalaman
yang mengalienasi bagi perempuan. Seorang perempuan, menurut
Jaggar, dialienasi dari produk pekerjaan reproduksinya ketika orang lain,
dan bukan dirinya sendiri, yang.memutuskant misalnya, berapa jumlah anak yang
seharusnya ia kandung. Dalam masyarakat yang tenaga kerja anak•anaknya
dimanfaatkan sebanyak tenaga kerja orang dewasa, perempuan ditekan untuk
hamil sebanyak mungkin selama fisiknya memungkinkan. Dalam masyarakat yang
anak-anak dipandang sebagai beban ekonomi, perempuan dicegah untuk memiliki
anak sebanyak yang diinginkannya, Banyak perempuan dipaksa untuk melakukan
aborsi atau sterilisasi.

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
Sama halnya, menurut Jaggar, perempuan dialienasi dari proses ketja
reproduksinya, Ahti kandungan mengatur kelahiran dengan peratàtan
teknologi tercanggih yang ada. Lebih buruk tagi, untuk alasan

yang sangat lemah atau bahkan tanpa alasan apa pun, ahli kandungan menguasai
secara total keseluruhan proses melahirkan, terkadang
dengan melakukan operasi Caesar yang sebenarnya secara medis tidak
dibutuhkan, atau menganestesi perempuan di luar kehendaknya. Di masa depan, teknologi
reproduksi baru berkembang, perempuan tampaknya akan lebih dialienasi dari produk dan
proses kelahiran bayinya. Fertilisasi invitro memungkinkan apa yang disebut sebagai
surrogacy penuh, yang dalam proses ini perempuan diambil telurnya sejumlah satu atau
lebih, difertilisasi invitro oleh sperma dari suaminya, dan kemudian ditransfer ke dalam
rahim perempuan lain untuk digestasi. Sama halnya, inseminasi buatan oleh donor juga
memungkinkan apa yang disebut sebagai "setengah surrogacy," dalam hal ini, seorang
perempuan menyetujui untuk mengandung seorang anak yang secara genetik merupakan
bagian dari dirinya, sehingga ayah genetik dari anak tersebut, serta istrinya, akan
memperoleh kebahagiaan dalam membesarkan anak hingga dan,pasa. Meskipun dapat
diargumentasikan bahwa keputusan perempuan tersebut untuk mengontrak seorang ibu
pinjaman, atau untuk memberikan pelayanan sebagai ibu pinjaman, merepresentasikan
pilihan bebas baginya, pilihannya mungkin tidak 184 dapat dianggap sebagai lebih bersifat
sukarela dibandingkan dengan beberapa jenis sterilisasi, aborsi, atau kehamilan
yang tidak diinginkan yang seringkali dipaksakan kepada perernpuan. 101
Pengasuhan anak, seperti juga mengandung seorang anak, adalah
pengalaman yang mengalienasi ketika ahli ilmu pengetahuan (yang kebanyakan laki-laki),
bukan perempuan, mengambil kendali dari pengalaman itu. Menurut Jaggar, tekanan
kepada ibu sangatlah besar karena, dengan hampir tidak ada bantuan, perempuan
harus melakukan setiap perintah dari sang ahli. Dengan terisolasi di dalam rumahnya di
pinggiran, setiap ibu bekerja lebih lama sepanjang hari, dan bahkan lebih lama sepanjang
malam, untuk dapat membesarkan anak-anaknya seperti yang diinstruksikan oleh para ahli
dan bukan dengan caranya sendiri.
Mengulang kata-kata Adrienne Rich dalam Of Woman Born (lihat Bab 2),
Jaggar menjelaskan bagaimana praktik pengasuhan anak masa kini pada
akhirnya mengalienasi, atau mengasingkan, ibu dari anakanaknya:

Kebergantungan mutual yang sangat ekstrim antara ibu dan anaknya mendorong
ibu untuk mendefinisi anak-anaknya semata-mata dengan mengacu kepada
kebutuhannya sendiri untuk mendapat- kan pengakuan, baik dalam hal makna,
cinta maupun pengakuan sosial. la melihat anak sebagai produknya, sebagai
sesuatu yang harus memperbaiki hidupnya, dan seringkali sebaliknya, sang anak
berbalik melawannya, sebagai sesuatu yang sangat bernilai, yang kemudian

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
dianggap murah oleh ìnasyarakat. Hubungan sosial dari motherhood kontemporer
memungkinkan perempuan untuk melihat anak sebagai seorang yang lengkap,
bagian dari komunitas yang lebih besar yang, baik anak maupun ibu, adalah bagian
dari komunitas itu. 102

Salah satu ciri-ciri yang paling menyedihkan atas alienasi ibu dari anaknya
adalah ketidakmampuannya untuk melihat anaknya sebagai manusia yang sama dengan
ketidakmampuan sang anak untuk melihat ibunya sebagai manusia. Dengan mengacu
kepada Dorothy Dinnerstein dan beberapa feminis psikoanalisis, Jaggar menggambarkan
bagaimana anak-anak secara perlahan-lahan berpaling kepada ibunya dengan
memandang ibunya bukan sebagai mánusia, melainkan sebagai objek yang
melakukan terlalu sedikit atau terlalu banyak bagi mereka. Selain memisahkan ibu dari
anaknya, kondisi motherhood masa kini juga

menarik batas antara ibu dan ayah. Terlalu banyak pertengkaran yang 185 dimulai
dengan seorang ayah yang terlalu banyak menuntut, yang menetapkan
aturan di dalam rumah tangga, dan seorang ibu yang kesal yang melêksanakannya.
Standar yang menentukan cara menjadi ibu yang "seharusnya" menghambat
tumbuhnya pertemanan antara perempuan, dan ibu bersaing satu sama lain untuk
menghasilkan dan untuk memproses "anak yang sempurna "103—yang akan saya ga
mbarkan sebagai anak laki-laki atau perempuan yang berperilaku baik, berbakat
banyak, sehat secara fisik, dan berorientasi pada prestasi, yang memenangkan
penghargaan di kelas dan yang fotonya muncul dalam setiap halaman buku tahunan.
Akhirnya, menurut Jaggar, bukan hanya perempuan an teralienasi dari
sel&ualitasnyae dan dari produ dan proses
mother.hQQd; asi dari ka asitas in ktualn pérempuan juga teralie a.
Seorang peremp I uat untuk merasa sangat
tidak yakin akan dirinya sendiri, ia ragu mengungkapkan gagasannya di depan
publik, karena takut pandangannya tidak cukup layak untuk diungkapkan; ia
berjalan kesana kemari di datam ruang akademis yang disakralkan, ketakutan
bahwa

ia akan disorot sebagai orang yang hanya berpura-pura memiliki, dan


bukan pernilik yang sungguh-sungguh dari, pengetahuan. Menurut Jaggar,
selama laki-laki yang menetapkan kerangka pernikiran dan wacana,
perempuan tidak akan pernah merasa nyaman.104
Jaggar menekankan, perempuan harus memahami bahwa di dalam
struktur patriarki kapitalis abad 20, opresi terhadap perempuan mewujud
dalam alienasi perempuan dari segala sesuatu dan dari setiap orang,

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
terutama dirinya sendiri. 105 Hanya jika perempuan memahami sumber
sesungguhnya dari ketidakbahagiaan mereka, perempuan akan berada di
dalam posisi untuk melawannya.

Kesimpulan
Feminis Marxis-sosialis kontemporer, sebagaimana direpresentasi disini
oleh Iris Young dan Alison Jaggar, telah memungkinkan feminis untuk berhenti
mengajukan pertanyaan "Apakah kapitaiisme menyebabkan patriarki atau
sebaliknya?" dan sebaliknya menyadari, seperti yang dilakukan Nancy Fraser,
kesamaan dan penguatan mutual di antara, misalnya, keluarga inti yang dikepalai
laki-laki, dan ekonomi resmi yang diatur oleh negara di Amerika Serikat. Dalam
analisis yang provokatif mengenai teori sosial kritis Jürgen Habermas, Fraser
mengklaim bahwa ketiadaan perhatian relatif Habermas terhadap isu gender,
melemahkan 186 penjelasannya yang seharusnya menjadi sangat luar biasa baik
mengenai bagaimana kapitatisme negara kesejahteraan (welfaæ state)•
menggem bungkan peran kita sebagai konsumen, dan mentransformasi kita menjadi
klien yang pasif, sementara, secara bersamaan, kapitalisme itu mengempiskan
peran kita sebagai warga negara, dan mereduksi kita menjadi sekadar pernilih saja.
Mengamati bahwa peran warga negara dan pekerja adalah peran maskulin,
sementara peran sebagai konsumen dan pengasuhan anak adalah peran
feminin, Fraser berkomentar bahwa meskipun kapitalisme negara kesejahteraan
mengopresi setiap orang, negara mengopresi perempuan dengan cara yang
berbeda, dan bahkan dapat diargumen tasikan dengan cara yang lebih buruk
daripada opresinya terhadap lakiIaki. la mengklaim "peran klien yang baru
mempunyai dan gendernya adalah perempuan. Lebih dari itu, menurut
Fraser, logika dari sistem kesejahteraan kapitalis juga bergender. Misalnya, di
Amerika Serikat ada dua jenis program kesejahteraan yang fundamental:
program asuransi sosial yang "maskulin" dan program pembebasan yang
"feminin". Sementara, program asuransi sosial dihubungkan dengan partisipasi
tenaga kerja primer dan didesain untuk menguntungkan

negara yang memberikan kesejahteraan kepada seluruh warga negara melalui berbagai
tunjangan serta program-program lain.—penerj.
pencan' nafkah utama, program pembebasan ditujukan untuk
"kegagalarf domestik, yaitu bagi keluarga-keluarga yang tidak
memilikipencari nafkah utama laki-laki. Menurut perkiraan Fraser,
program asuransi sosial yang maskulin, serta program pembebasan
yang feminin, adalah "terpisah dan tidak setara" 107 Fraser
berkomentar:

Dipindai dengan CamScanner


Feminisme Marxis dan Sosialis
Klien dari program pembebasan, pada dasarnya, secara ekslusif, perempuan dan
anak-anaknya, diposisikan dengan cara yang sangat memfemininkan sebagai
"yang negatif dari individu posesif": pada umumnya mereka dipinggirkan dari
pasar sebagai pekerja dan sebagai konsumen serta dibiasakan untuk diperlakukan,
yang dibuat sedemikian rupa untuk mefigklaim tunjangan, bukan sebagai individu,
melainkan sebagai anggota rumah tangga yang "cacat". Mereka juga mengalami
stigmasi, pengabaian hak„ dan menjadi korban pelecehan pengawasan dan
administrasi dan, pada umum- nyar dijadikan objek tertuduh dari birokrasi negara.
Tetapi hal itu berarti bahwa meningkatnya peran klien dalam kapitalisme
negara kesejahteraan...bukan sekadar perubahan dalam hubungan antara sistem
dan institusi kehidupan di dunia; melainkan perubahan di dalam sifat penguasaan
Oleh laki-laki, perubahan, dalam kalimat 187 Carol Brown, "dari patriarki pribadi
ke patriarki publik."10B
Adalah ironis bahwa seorang perempuan miskin yang berhasil melepaskan
diri dari kebergantungan ekonomi dari suami yang melakukan kekerasan
kepadanya, atau yang tidak melakukan perubahan terhadap
hidupnya, dan terus bergantung pada tunjangan kesejahteraan,
m ungkin alan mendapatkan dirinya secara ekonomi
bergantung pada suatu opresor laki-laki baru, birokrasi negara
yang androsentris dan patriarkal.
Betapa pun bergunanya analisis Fraser, ia tidak menekankan peran ras
dan umur, misalnya, yang bermain dalam sistem kesejahteraan. Agen dari
sistem ini memperlakukan perempuan Amerika keturunan Afrika, perempuan
latin, dan perempuan kulit putih dengan cara yang berbeda; mereka
memperlåkukan perempuan tua dan muda dengan cara yang berbeda.
Konsensus urnum dari perempuan-perempuan ini— yang semuanya
merupakan "klien" dari sistem kesejahteraan—adalah bahwa sebagian
klien perempuan diminta untuk melompati rintangan birokrasi yang lebih
panjang bulan karena mereka perempuan, melainkan karena mereka
adalah perempuan keturunan Afrika atau Latin Amerika yang mempunyai
sejumlah anak, Meskipun semua perempuan ini mungkin berbagi titik pijak
sebagai "klien", mereka tidak
akan memandang opresi yang dialaminya dengan cara yang sama.
Istilah titik pijak (stand point) berfungsl untuk mengundang tanggapan
atas pertanyaan yang merupakan perhatian dari berbagai kalangan feminis: Apakah
perempuan, semata-mata karena mereka perempuan, melihat realitas dengan cara
yang berbeda dari laki-laki? Meskipun jawaban atas pertanyaan ini adalah "ya" yang
memenuhi syarat, faktanya adalah bahwa bahkan jika perempuan melihat realitas

Dipindai dengan CamScanner


Feminist Thought
dengan cara yang berbeda dari laki-laki, tidak semua perempuan melihat realitas
dengan cara yang sama. Ras, latar betakang etnik, umur, kecenderungan seksual,
kondisi fisik, atau kondisi psikologis seorang perempuan, misalnya, akan
mempengaruhi posisi yang akan ditempatinya dalam landasan pijak pandangan
feminisnya. Menyadari akan hal ini/ banyak feminis sosialis mulai mempertimbangkan
secara serius "konsekuensi etimologis" dari perbedaan dan kesamaan di antara
perempuan. Atih-alih merasa takut akan perkembangan baru, feminis sosialis seperti
Alison Jaggar merangkul perkembangan itu. Tentu saja, Jaggar bahkan mengklaim
bahwa hanya dengan bekerja melalui 188 perbedaan yang sangat beragam, maka
perempuan dapat mengem bangkan "suatu representasi sistematis dari
realitas yang tidak didistorsi dengan cara yang malah akan mengedepankan
kepentingan laki-laki daräpada kepentingan perempuan."lœ
Fakta bahwa banyak perempuan yang tidak bersedia, atau bahkan tidak
mampu mengambil bagian dalam proses ini berarti, jelast bahwa perempuan
masih merupakan tahanan di dalam representasi realitas yang didistorsi yang
mengedepankan kepentingan laki-laki di atas kepentingan perempuan.
Sebagaimana diklaim oleh Jaggar, kabar buruk—"kita perempuan baru saja
memulai perlawanan"—adalah juga kabar baiknya, Titik pijak perempuan
bukanlah kebenaran kaku yang dipahat di batu yang akan menjadi tempat
pemujaan perempuan; sebaliknya, titik pijak perempuan adalah kebenaran
berangkai, yang terus-menerus membentuk dan membentuk ulang satu sama
lain, sejalan dengan semakin banyakdan semakin berbedanya perempuan
yang mulai bekerja dan berpikir bersama. Tantangan bagi feminis sosialis
karena ituj .adalah untuk menarik dari pengalaman semua perempuan, untuk
tidak menjadi korban godaan untuk menge depankan pengataman dari satu
kelompok perempuan—misalnya, kelompok perempuan yang paling teropresi
—sebagai semacam paradigma dari arti menjadi seorang perempuan.[)

Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai