your
reader’s
REFERAT
GANGGUAN KONVERSI
Disusun oleh:
Anjelia Krispila
216100802031
Pembimbing:
dr. Dini Mirsanti, Sp. KJ
1
[Grab
your
reader’s
LEMBAR PENGESAHAN
GANGGUAN KONVERSI
ANJELIA KRISPILA
216100802031
REFERAT
Telah diujikan dan memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir
di bagian SMF Ilmu Psikiatri/Kedokteran Jiwa
2
[Grab
your
reader’s
PERNYATAAN KEASLIAN
Anjelia Krispila
216100802031
3
[Grab
your
reader’s
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah karena atas berkat dan
rahmat-Nya referat yang berjudul “Gangguan Konversi” ini akhirnya dapat diselesaikan.
Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik di bagian
Ilmu Psikiatri/Kedokteran Jiwa di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Dini Mirsanti,Sp.
KJ selaku pembimbing saya yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
membantu saya dalam penyusunan referat ini.
Referat ini disusun dengan kemampuan saya yang sangat terbatas dan masih banyak
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Anjelia Krispila
4
BAB I
PENDAHULUAN
hilangnya sebagian atau seluruh integrasi normal ingatan masa lalu, kesadaran
akan identitas dan penghayatan, kendali terhadap gerakan tubuh. Secara fisiologis
asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas pribadi dan memori,
sensori dan fungsi motoric. Ciri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak
dapat dijelaskan secara medis. Istilah konversi didasarkan pada teori kuno bahwa
kriteria studi metodologi dan evaluasi. Dengan demikian tingkat misdiagnosis saat
untuk skizofrenia (8%). Gangguan konversi lebih sering terjadi pada wanita dan
anggota kelompok sosial dengan ekonomi rendah. Onsetnya biasa dimulai pada
masa remaja, dan tidak berkelanjutan. Salah satu gangguan konversi yang tidak
biasa adalah pesudocyesis atau “Hysterical Pregnancy”, yang meliputi gejela fisik
5
BAB II
GANGGUAN KONVERSI
2.1 Defenisi
Gangguan konversi adalah gangguan pada fungsi tubuh yang tidak sesuai
dengan konsep anatomi dan fisiologi dari sistem saraf dan tepi. Hal ini secara
terjadi dengan adanya stres dan menuculkan disfungsi berat. Kumpulan gejala
yang saat ini disebut dengan gangguan konversi dengan gangguan somatisasi,
2.2 Epidemiologi
Beberapa gejala- gejala konversi yang tidak cukup parah untuk dapat
didiagnosis sebagai gangguan konversi dapat terjadi pada 1/3 populasi umum
pada suatu hari dalam hidupnya. Satu komunitas melaporkan insiden tahunan 22
gangguan konversi pada konsultasi psikiatrik di rumah sakit umum, dan 25% -
30% dari pasien yang dirawat di sebuah rumah sakit veteran (Amerika). DSM-IV-
TR memberikan kisaran dari yang paling rendah 11 kasus sampai yang tertinggi
Rasio wanita dibanding pria 2:1 sampai 10:1. Pada anak-anak, anak
perempuan juga lebih tinggi angka kejadiannya dibandingkan anak laki- laki. Pria
dengan gangguan ini sering kali mengalami kecelakaan kerja atau kecelekaan
militer. Awitan gangguan konversi dapat terjadi kapan pun, dari usia kanak- kanak
sampai usia tua, namun yang tersering pada remaja dan dewasa muda. Gangguan
ini juga banyak terjadi pada populasi pedesaan, individu dengan strata pendidikan
6
yang rendah, tingkat kecerdasan rendah, kelompok sosioekonomi rendah, dan
anggota militer yang pernah terpapar dengan situasi peperangan. Gangguan ini
konversi.3
2.3 Etiologi
Penjelasan ini juga kembali tercermin dalam berbagai hal alternatif yang digunkan
Faktor psikodinamik 3
7
3. Teori biologi, Brain imaging: hipometabolisme pada hemisphere
gejala konversi. 3
Gejala dapat disebabkan karena area kortikal terangsang berlebihan
sehingga menimbulkan umpan balik negatif antara korteks serebral dan formasi
Gejala gangguan konversi yang paling sering muncul adalah paralisis, buta
dan dan mutisme. Gangguan konversi sering kali berkaitan dengan gangguan
8
kepribadian pasif-agresif, dependen, antisosial, dan histrionik. Gejala depresi dan
cemas sering menyertai gejala gangguan konversi, dan pasien- pasien ini berisiko
Gejala sensosrik yang sering timbul adalah anastesi dan parastesi, terutama
kebutaan, pasien berjalan tanpa menabrak atau mencederai diri, pupil bereaksi
kelemahan dan paralisis. Mungkin terdapat tremor ritmik kasar, gerak koreoform,
tik, dan menghentak- hentak. Gerakan tersebut memburuk bila pasien mendapat
perhatian. Gangguan motor yang sering adalah paralisis dan paresis yang
mengenai dua atau seluruh anggota tubuh, meskipun demikian distribusi dari otot
yang terlibat tak sesuai dengan jaras persarafan. Refleks tetap normal, tidak
terdapat fasikulasi maupun atrofi otot, kecuali setelah paralisis konversinya terjadi
sudah lama. 3
didapat pada gangguan konversi. Namun sekitar 1/3 pasien dengan pseudo-
9
kesadarannya. Gejala memiliki nilai simbolik, yang mencerminkan konfilik
kewajiban dalam situasi kehidupan yang sulit, mendapat dukungan dan bimbingan
dalam situasi normal tak akan didapatkannya, dapat mengontrol perilaku orang
lain. 3
2.5 Diagnosis
Satu atau lebih gejala/defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau
sensorik yang mengarah pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain,
karena awal atau eksaserbasi dari gangguan ini biasanya didahului oleh
dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung
10
suatu zat, atau sebagai perilaku atau pengalaman yang diterima secara
kultural.
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain atau
Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak
kesadaran) antara:5
tersebut.
11
3. Bukti adanya penyebab psikologis dalam bentuk hubungan waktu yang
jelas dengan problem dan peristiwa yang stressful atau hubungan
interpersonal yang terganggu (meskipun disangkal pasien).
telah berjalan jalan secara fisik dari rumah dan situasi kerjanya dan tidak dapat
12
kurang lengkap dibandingkan kepribadian ganda yang terlihat pada gangguan
identitas disosiatif.
Untuk diagnosis pasti harus ada :
1. Ciri-ciri amnesia disosiatif
2. Dengan sengaja melakukan perjalanan tertentu melampaui jerak yang
biasa dilakukannya sehari-hari.
3. Tetap memepertahankan kemampuan mengurus diri yang mendasar dan
melakukan interaksi sosial sederhana dengan orang yang belum
dikenalnya.
F.44.2 Stupor Disosiatif
Perilaku individu memenuhi kriteria untuk stupor, akan tetapi dari
pemeriksaan tidak didapatkan adanya tanda penyebab fisik. Seperti juga pada
gangguan-gangguan konversi lain, didapat bukti adanya penyebab psikogenik
dalam bentuk kejadian-kejadian yang penuh stress ataupun masalah sosial atau
interpersonal yang menonjol. Stupor Disosiatif bisa didefinisikan sebagai
sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan –gerakan voulunter dan respon
normal terhadap rangsangan luar, seperti misalnya cahaya, suara, dan perabaan
( sedangkan kesadaran dalam artian fisiologis tidak hilang ).
Untuk diagnosis pasti harus ada :
1. Stupor, seperti yang sudah disebutkan tadi.
2. Tidak ditemukan adanya gangguan fisik atau gangguan psikiatrik lain
yang dapat menjelaskan keadaan stupor tersebut.
3. Adanya masalah atau kejadian-kejadian baru yang penuh stress.
Gangguan trans yang terjadi selama suatu keadaan skizofrenik atau psikosis
13
akut disertai halusinasi atau waham atau kepribadian multiple tidak boleh
dimasukkan dalam kelompok ini.
14
Ciri utama adanya dua atau lebih kerpibadian yang jelas pada satu
individu dan hanya satu yang tampil untuk setiap saatnya. Masing-masing
kepribadian tersebut adalah lengkap, dalm arti memiliki ingatan, perilaku dan
kesenangan sendiri-sendiri yang mungkin sangat berbeda dengan kepribadian
pramorbidnya.
Gangguan konversi sementara terjadi pada masa kanak dan remaja
Gangguan Disosiatuf lainnya YDT
2.6 Terapi
15
Penggunaan obat-obatan untuk mengobati gejala yang diyakini somatoform lebih
transaksi ilegal.1
gangguan konversi biasanya spontan. Pada pasien dengan gangguan ini dapat
dilakukan psikoterapi suportif berorientasi tilikan dan terapi perilaku. Bila pasien
peristiwa traumatik.3
dari gejala pada gangguan konversi. Psikoterapi jangka pendek juga dapat
digunakan. Semakin lama pasien menghayati peran sakit, makan pasien akan
semakin sulit.3, 6
bertujuan untuk proses treatment dan rehabilitasi pada penderita dengan gangguan
16
seluruh) dari integrasi normal (dibawah kendali kesadaran) seperti ingatan masa
lalu, kesadaran akan identitas dan peng-indera-an segera serta control terhadap
gerakan tubuh. Keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
kekambuhan.7
2.7 Prognosis
konversi membaik dalam waktu beberapa hari sampai kurang dari sebulan.
Sebanyak 75% pasien tidak pernah mengalami gangguan ini lagi, namun 25%
stresor yang bermakna, riwayat pramorbid baik, tak terdapat komorbid dengan
gangguan psikiatrik lain atau gangguan medik, tak ada proses hukum yang sedang
berlangsung.3
17
DAFTAR PUSTAKA
label changes the perspective for the neurologist, the psychiatrist and the
Prevensi2010.
18
7. Roffman JL, Stern TA. Conversion disorder presenting with
19