Borang Ukm
Borang Ukm
Stadium II
• Papiloma sekunder papula kecil + 1 cm
• Tersebar pada kulit, ukuran sama milier, koribriformis, anuler, bergerombol (Liken frambosiacus =
Plandetre )
• Lokasi : badan, bagian yg berlipat, lubang tubuh
Stadium III
• Gumata : pertumbuhan jaringan akibat reaksi peradangan. ulkus sembuh sikatrik.
• Pada usia dewasa
Nodus / guma :
- Soliter
- Tulang Osis
- Multipel
- Kutis, Subkutis
Pengobatan juga harus diberikan kepada semua orang yang pernah kontak dengan penderita yaitu
keluarga, teman sekelas, teman sepermainan dan tetangga, karena kemungkinan besar sudah tertular
akan tetapi belum timbul gejalanya. Faktor utama yang menjadi pemicu penyakit frambusia adalah gaya
hidup yang kurang bersih. Maka pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga pola hidup
bersih dan sehat.
Penyakit Kusta dan Frambusia masih merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia. Untuk
frambusia, masih ditemukan 355 kasus baru frambusia pada tahun 2018, jumlah ini menurun
dibandingkan tahun 2017 dengan ditemukannya 1.999 kasus baru. Kasus ini tersebar di 79 kabupaten
kota dan 699 desa yang sebagian besar terkonsentrasi di Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tenggara, Maluku, Papua dan Provinsi Papua Barat. Eradikasi frambusia merupakan upaya pembasmian
berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah
kesehatan secara nasional. Menurut data dari Kemenkes, ada 47 kabupaten/kota yang telah memenuhi
persyaratan Bebas Frambusia.
Gambaran Kegiatan
Kegiatan dilakukan di SDN Gubug 4 pada tanggal 2 September 2023 pukul 08.30. para
siswa/siswi dikumpulkan di kelas 3, kemudian dilakukan kegiatan penyuluhan dan sharing
session dengan para siswa/siswi. Kegiatan dilanjutkan vekasinasi dan pemberian obat cacing.
Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia
dan juga mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan selama kehamilan dan nifas. AKI di
Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di negara Asia Tenggara. Preeklamsi
merupakan salah satu penyebab kematian ibu. WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh
kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju. Prevalensi preeklampsia di
Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara berkembang adalah 1,8% - 18%.5,6
Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Preeklampsia
merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia berdampak pada ibu saat hamil dan
melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di
berbagai organ, seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi
endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi
spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia
kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with
proteinuria). Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa
wanita lain menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multsistem lain yang menunjukkan
adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak mengalami proteinuri.
Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak
ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal.
Gambaran kegiatan
Kegiatan kelas ibi hamil dilaksanakan di balai desa Tambakan pada tanggal 4 September
2023 pukul 09.00 WIB. Kegiatan diawali pre test tentang pengetahuan ibu hamil seputar
persalinan normal,antepartum dan post partum. Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan
tentang preeklamsi dan persalinan normal serta sharing session, ibu hamil yang memiliki keluhan
selama kehamilan di anjurkan untuk periksa ke faskes terdekat. Setelah selesai penyuluhan
kegiatan dilanjutkan dengan senam ibu hamil. Target kegiatan 20 ibu hamil. Setelah kegiatan
kemudian diberikan PMT.
Latar belakang
Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan penyakit yang saling berkaitan yang
mempengaruhi seorang individu menjadi penyakit aterosklerosis. Prevalensi hipertensi dan
diabetes meningkat pada negara-negara industri karena peningkatan populasi. Hipertensi juga
berkontribusi untuk diabetik retinopati yang merupakan penyebab utama kebutaan dan juga
hipertensi berhubungan dengan 30% kematian pada pasien diabetes mellitus. Oleh karena itu
hipertensi dan diabetes harus diobati sedini mungkin dan secara agresif (Dionne, et al.,2012).
Prevalensi hipertensi pada tahun 2015 pada wanita usia> 18 tahun sebesar 20% dan pada pria
memiliki prevalensi sebesar 24% (WHO,2016).
Indonesia merupakan contoh negara berkembang dengan prevalensi penderita hipertensi yang
tinggi. Rata-rata prevalensi penderita hipertensi di seluruh Indonesia sebesar 31,7%.
Diperkirakan tahun 2025 persentasi penderita hipertensi meningkat 24% di negara maju dan 80%
di negara berkembang. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah Jawa
Tengah tahun 2015 menyebutkan bahwa penyakit hipertensi masih menempati proporsi terbesar
dari seluruh Penyakit Tidak Menular (PTM) sebesar 57,87% dan untuk urutan kedua diabetes
mellitus sebesar 18,33%.
Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik kronis akibat
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan hiperglikemia
yang berakibat pada komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati untuk jangka
panjang (DiPiro, et al., 2008). International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada
tahun 2005 di dunia terdapat 200 juta (5,1%) orang dengan DM dan diduga 20 tahun kemudian
(2025) akan meningkat menjadi 333 juta (6,3%) orang. Populasi di perkotaan di negara
berkembang diproyeksikan akan menjadi dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2030 (Wild et al.,
2004). Di negara berkembang, mayoritas penderita DM berusia antara 45–64 tahun.Namun
sebaliknya di negara maju, mayoritas penderita DM berusia di atas 64 tahun. Adapun pada tahun
2000, Indonesia berada di urutan keempat negara dengan penderita DM terbanyak, yakni 8,4 juta
orang. Diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia tetap menduduki urutan keempat negara dengan
penderita DM terbanyak dengan 21,3 juta orang (Wild et al., 2004). Diabetes melitus
menyumbang 4,2% kematian pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan dan
merupakan penyebab kematian tertinggi ke-6. Selain itu DM juga menjadi penyebab kematian
tertinggi ke-2 pada kelompok umur 45–54 tahun di daerah perkotaan (14,7%) dan tertinggi ke-6
di daerah pedesaan (5,8%).
Gambaran kegiatan
Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan di Desa Gubug pada tanggal 2 September 2023 pukul
09.00 WIB. Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang Diabetes Melitus dan Hipertensi yang
kemudian dilanjutkan dengan sharing session. Setelah selesai penyuluhan kegiatan dilanjutkan
dengan pengukuran Gula darah sewaktu. Target kegiatan posyandu 15 lansia. Lansia yang
memiliki gula darah yang tinggi dan tekanan darah tinggi kemudian di edukasi dan diberikan
catatan untuk periksa ke Faskes terdekat. Setelah kegiatan kemudian diberikan PMT.
SHK 2 bayi
Monitoring
5/9/2023 POSYANDU BALITA RINGIN HARJO + KUNJUNGAN IBU HAMIL +
KUNJUNGAN PASIEN TB + SHK + PENYLUHAN STUNTING
Posyandu Balita di Desa Tanggungharjo Vaksinasi DPT-HB-Hib
Latar Belakang
Program imunisasi merupakan salah satu program penting di sektor kesehatan. Program
imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) pada
tahun 1977 sebagai fase awal menurunkan angka kesakitan serta kematian balita atau Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Melalui PPI sejak tahun 1980 imunisasi rutin
dilakukan dan dikembangkan sampai sekarang dengan pemberian tujuh jenis vaksin yaitu BCG,
DPT, Polio, Campak, Hepatitis B (HB), TT dan DT. Imunisasi sangat penting bagi kesehatan
balita, semua tenaga kesehatan yang menangani seorang balita harus menekankan perlunya
imunisasi pada orang tua dan menjalankan kebijakan ini. Anak memiliki hak untuk terlindung
dari penyakit infeksi. Balita atau biasa disebut dengan bawah lima tahun adalah anak usia di
bawah lima tahun. Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada balita saat ini antara lain diare,
demam, kejang, cacar air, TBC, ISPA dan DBD. Imunisasi ini sangat berguna bagi balita yang
usianya masih rentan terhadap penyakit. Imunisasi itu sendiri merupakan salah satu pencegahan
penyakit menular. Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus
tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh
untuk membentuk antibodi. Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya
yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh
terhadap suatu antigen itu dimasa yang akan datang. Imunisasi pada anak balita yang wajib
diberikan diantaranya adalah DPT-HB-Hib, campak, DT dan Td.
Gambaran Kegiatan
Balita di kumpulkan di salah satu rumah bu kader di desa Tanggung Harjo pada tanggal 5
September 2023. Kemudian dilakuan penimbangnana dan pengukuran pada balita dan di tulis
pada buku KIA untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan balita. Setelah itu dilihat pada
buku KIA untuk melihat jadwal vaksin. Target kegiatan posyandu 80 balita.
Langkah-langkah kegiatan
1. Menanyakan identitas nama siswi sesuai sasaran
2. Meminta inform concent
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat vaksin DPT-HB-Hib
4. Menyiapkan alat dan vaksin
5. Mencuci tangan
6. Menyiapkan jarum suntik dan spuit steril yang sesuai
7. Mengambil vaksin dengan dosis yang benar
8. Membuang udara
9. Memposisikan anak dengan benar
10. Desinfeksi kulit sebelum penyuntikan
11. Menyuntik secara intramuscular :
Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
Masukkan jarum dengan posisi tegak lurus, sehingga masuk ke dalam otot.
Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas
12. Membuang limbah dengan benar
Letakkan jarum dan suntik di kotak buangan khusus
Jangan menutup kembali jarumnya atau mencopot jarum dari spuit
Bakarlah jika kotak tersebut sudah penuh
Kubur sisa bakaran
13. Melakukan pencatatan
Tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
Lokasi penyuntikan
Nama vaksin yang diberikan, merk dagang, no batch
14. Mencuci tangan setelah tindakan
Setelah pemberian vaksin kemudian ibu balita di edukasi jika muncul gejala demam setelah
diberikan vaksin sediakan obat penurun panas jika kejang, sesak nafas segera dibawa ke fasker
terdekat. Kemudian dibagikan PMT.
Gambaran Kegiatan
Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan di Desa Ringin harjo pada tanggal 12 September 2023
pukul 09.00 WIB. Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang Diabetes Melitus yang kemudian
dilanjutkan dengan sharing session. Setelah selesai penyuluhan kegiatan dilanjutkan dengan
pengukuran Gula darah sewaktu. Target kegiatan posyandu 50 lansia, dimana terdapat 32 lansia
yang memiliki gula darah sewaktu yang tinggi, dimana 2 diantaranya telah menggunkaan insulin
sebagai terapi, dan 18 temuan baru lansia dengan gula darah sewaktu yang tinggi. Lansia yang
memiliki gula darah yang tinggi kemudian di edukasi dan diberikan catatan untuk periksa ke
Faskes terdekat. Setelah kegiatan kemudia diberikan PMT.
Gambaran Kegiatan
Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan di Desa Ringin harjo pada tanggal 12 September
2023 pukul 09.00 WIB. Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang Hipertensi yang kemudian
dilanjutkan dengan sharing session. Setelah selesai penyuluhan kegiatan dilanjutkan dengan
pengukuran tekanan darah. Target kegiatan posyandu 50 lansia, dimana terdapat 23 lansia yang
memiliki tekanan darah tinggi. Lansia yang memiliki tekanan darah tinggi kemudian di edukasi
dan diberikan catatan untuk periksa ke Faskes terdekat. Setelah kegiatan kemudia diberikan
PMT.
Gambaran Kegiatan
Kegiatan posyandu dilaksanakan di Desa Tambakan pada tanggal 14 September 2023
pukul 09.00 WIB, Balita dikumpulkan di Balai desa untuk penimbangan dan pengukuran tinggi
badan anak rutin bulanan. Para ibu diwajibkan membawa buku KIA agar dapat dilakukan
pencatatan tiap bulannya. Anak yang datang kemudian ditimbang berat badannya dan diukur
tingginya oleh ibu kader. Setelah itu tinggi badan dan berat badan anak dinilai grafik posyandu
dan WHO. Target 40 balita yang ditimbang dan diukur tinggi badanya. Setelah itu dilakukan
pengecekan untuk balita yang tidak naik berat badan, balita dengan bawah garis merah, dan
stunting. Setelah kegiatan kemudian di bagikan pemberian makanan tambahan.