Anda di halaman 1dari 15

BORANG UKM

29/8/2023 BIAS SDN GUBUG 4 (HPV + TT), + PEMBERIAN OBAT CACING


29/8/2023 Pemberian Obat Cacing di SDN Gubug 4
Latar Belakang
29/8/2023 Penyuluhan Bahaya frambusia
Latar Belakang
Yaws (frambusia) adalah infeksi kronis yang mengenai kulit, tulang dan sendi. Penyakit ini
mengenai terutama masyarakat dengan sosioekonomi yang rendah, lingkungan yang lembab dan daerah
tropis. Yaws terutama ditularkan melalui kontak kulit langsung dengan penderita frambusia.
Stadium I
• Gejala (-) / Asimtomatis, Sakit (-), gatal (-)
• UKK :
– papula 3-4 cm
– eritema
– kulit bagian atas mengelupas  serum  kering - krusta - kuning, tebal 1 - 5 mm
– permukaan kasar, papilomatosa (“frambos”)
– ulkus, dasar papilomatosa, serum bau amis  banyak treponema

Stadium II
• Papiloma sekunder papula kecil + 1 cm
• Tersebar pada kulit, ukuran sama milier, koribriformis, anuler, bergerombol (Liken frambosiacus =
Plandetre )
• Lokasi : badan, bagian yg berlipat, lubang tubuh

Stadium III
• Gumata : pertumbuhan jaringan akibat reaksi peradangan.  ulkus  sembuh  sikatrik.
• Pada usia dewasa

Nodus / guma :
- Soliter
- Tulang Osis
- Multipel
- Kutis, Subkutis

Pengobatan juga harus diberikan kepada semua orang yang pernah kontak dengan penderita yaitu
keluarga, teman sekelas, teman sepermainan dan tetangga, karena kemungkinan besar sudah tertular
akan tetapi belum timbul gejalanya. Faktor utama yang menjadi pemicu penyakit frambusia adalah gaya
hidup yang kurang bersih. Maka pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga pola hidup
bersih dan sehat.
Penyakit Kusta dan Frambusia masih merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia. Untuk
frambusia, masih ditemukan 355 kasus baru frambusia pada tahun 2018, jumlah ini menurun
dibandingkan tahun 2017 dengan ditemukannya 1.999 kasus baru. Kasus ini tersebar di 79 kabupaten
kota dan 699 desa yang sebagian besar terkonsentrasi di Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tenggara, Maluku, Papua dan Provinsi Papua Barat. Eradikasi frambusia merupakan upaya pembasmian
berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah
kesehatan secara nasional. Menurut data dari Kemenkes, ada 47 kabupaten/kota yang telah memenuhi
persyaratan Bebas Frambusia.

Gambaran Kegiatan

Kegiatan dilakukan di SDN Gubug 4 pada tanggal 2 September 2023 pukul 08.30. para
siswa/siswi dikumpulkan di kelas 3, kemudian dilakukan kegiatan penyuluhan dan sharing
session dengan para siswa/siswi. Kegiatan dilanjutkan vekasinasi dan pemberian obat cacing.

29/8/2023 Vaksinasi Td SDN Gubug 4


Latar Belakang
S a l a h s a t u p e n i l a i a n k i n e r j a p u s k e s m a s p r o g r a m i m u n i s a s i a d a l a h penc
apaian imunisasi pada anak sekolah dasar hingga mencapai 98 %. Olehkarena itu kegiatan
imunisasi pada anak sekolah harus dilaksanakan. Untuk
menyempurnakan pelaksanaan BIAS, maka setelah kegiatan perludilaksanakan evalu
asi dan sweping yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan BIAS .
Pelayanan imunisasi bagi anak sekolah diatur oleh Subdit Sepimkesma, Dirjen P2M &
PLP. Sejak tahun 1990, Indonesia telah berhasil mencapai target Universal Child Immunization
(UCI) dimana lebih dari 80 % anak Indonesia sebelum mencapai usia 1 tahun telah menerima
imunisasi DPT sebanyak 3 dosis. Efektivitas program imunisasi tersebut dibuktikan dengan hasil
penelitian serologis, dimana daya lindungnya sangat tinggi. Dengan perkataan lain, sebagian
besar anak masuk sekolah mulai tahun 1997 telah memperoleh kekebalan dasar terhadap
penyakit Diptheri dan Tetanus. Imunisasi di sekolah dulu bertujuan memberikan imunisasi dasar,
sedangkan sekarang tujuannya adalah meninggikan tingkat imunitas yang sudah ada (booster).
Vaksin Difteri Tetanus (DT, D besar T, kecil) dan Vaksin Tetanus difteri (Td, T besar, d kecil)
adalah dua jenis vaksin yang berbeda. Kandungan dalam Vaksin Difteri Tetanus (DT) memiliki
toksoid Difteri yang lebih tinggi
Intervensi Kegiatan BIAS yang dilakukan pada bulan november ini, mencakup anak kelas
1 SD, kelas 2 SD dan kelas 3 SD. Imunisasi yang diberikan adalah Dt (Difteri tetanus) pada anak
kelas 1 SD dan Td (Tetanus difteri) pada anak kelas 2 SD dan kelas 3 SD.
Gambaran Kegiatan
Kegiatan sweeping BIAS pemberian vaksin Td dilakukan di SDN Gubug 4 pada tanggal 2
September 2023 pukul 09.00. kegiatan dilaksanakan di kelas 3 dengan sasaran 20 siswa.
Langkah-langkah kegiatan
1. Menanyakan identitas nama siswi sesuai sasaran
2. Meminta inform concent
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat vaksin Td
4. Menyiapkan alat dan vaksin
5. Mencuci tangan
6. Menyiapkan jarum suntik dan spuit steril yang sesuai
7. Mengambil vaksin dengan dosis yang benar
8. Membuang udara
9. Memposisikan anak dengan benar
10. Desinfeksi kulit sebelum penyuntikan
11. Menyuntik :
 Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
 Masukkan jarum dengan posisi 450
 Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
 Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas
12. Membuang limbah dengan benar
 Letakkan jarum dan suntik di kotak buangan khusus
 Jangan menutup kembali jarumnya atau mencopot jarum dari spuit
 Bakarlah jika kotak tersebut sudah penuh
 Kubur sisa bakaran
13. Melakukan pencatatan
 Tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
 Lokasi penyuntikan
 Nama vaksin yang diberikan, merk dagang, no batch
14. Mencuci tangan setelah tindakan

29/8/2023 Vaksinasi HPV SDN Gubug 4


Latar belakang
S a l a h s a t u p e n i l a i a n k i n e r j a p u s k e s m a s p r o g r a m i m u n i s a s i a d a l a h penc
apaian imunisasi pada anak sekolah dasar hingga mencapai 98 %. Olehkarena itu kegiatan
imunisasi pada anak sekolah harus dilaksanakan. Untuk
menyempurnakan pelaksanaan BIAS, maka setelah kegiatan perludilaksanakan evalu
asi dan sweping yang akan menentukan keberhasilan pelaksanaan BIAS .
Guna mencegah kanker serviks, vaksinasi human papillomavirus ( HPV) penting
diberikan untuk anak usia kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar. Vaksinasi HPV baik diberikan untuk
anak-anak SD yang belum aktif melakukan aktivitas seksual. Selain itu, anak memiliki sistem
imunitas yang lebih baik dibandingkan orang dewasa. Vaksin HPV diberikan pada siswi kelas 5
dan 6 SD dan sebanyak dua kali. Vaksinasi HPV termasuk pencegahan primer supaya wanita
tidak terinfeksi HPV dan belum lama ini ditetapkan Menteri Kesehatan sebagai salah satu
vaksinasi wajib bagi remaja. Vaksin HPV nantinya bermanfaat agar tubuh membentuk antibodi
untuk melawan virus sehingga tidak sampai terinfeksi. vaksin ini bisa diberikan mulai pada
perempuan berusia 10-45 tahun yang belum aktif berhubungan seksual. Dosis pada yang berusia
10-13 tahun dua kali, yakni pada bulan 0 dan ke-6. Sementara untuk perempuan berusia 13 tahun
ke atas disarankan pemberiannya tiga dosis, yakni bulan ke-0, bulan ke-1 atau ke-2, dan ke-6.
Gambaran Kegiatan
Kegiatan sweeping BIAS pemberian vaksin HPV dilakukan di SDN Gubug 4 pada
tanggal 2 Agustus 2023 pukul 10.30. kegiatan dilaksanakan di kelas 5 dengan sasaran 8 siswa
Perempuan
Langkah-langkah kegiatan
1. Menanyakan identitas nama siswi sesuai sasaran
2. Meminta inform concent
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat vaksin HPV
4. Menyiapkan alat dan vaksin
5. Mencuci tangan
6. Menyiapkan jarum suntik dan spuit steril yang sesuai
7. Mengambil vaksin dengan dosis yang benar
8. Membuang udara
9. Memposisikan anak dengan benar
10. Desinfeksi kulit sebelum penyuntikan
11. Menyuntik secara intramuscular :
 Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
 Masukkan jarum dengan posisi tegak lurus, sehingga masuk ke dalam otot.
 Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
 Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas
12. Membuang limbah dengan benar
 Letakkan jarum dan suntik di kotak buangan khusus
 Jangan menutup kembali jarumnya atau mencopot jarum dari spuit
 Bakarlah jika kotak tersebut sudah penuh
 Kubur sisa bakaran
13. Melakukan pencatatan
 Tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
 Lokasi penyuntikan
 Nama vaksin yang diberikan, merk dagang, no batch
14. Mencuci tangan setelah tindakan

31/8/2023 KELAS BUMIL DI DESA TAMBAKAN + PENYLUHAN PRE EKLAMSI


Penyuluhan Pre Eklamsi Kelas Ibu Hamil Desa Di Tambakan
Latar belakang

Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia
dan juga mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan selama kehamilan dan nifas. AKI di
Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di negara Asia Tenggara. Preeklamsi
merupakan salah satu penyebab kematian ibu. WHO memperkirakan kasus preeklampsia tujuh
kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju. Prevalensi preeklampsia di
Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara berkembang adalah 1,8% - 18%.5,6
Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Preeklampsia
merupakan masalah kedokteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi.
Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia berdampak pada ibu saat hamil dan
melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di
berbagai organ, seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya
disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi
endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi
spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia
kehamilan diatas 20 minggu. Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya
hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with
proteinuria). Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa
wanita lain menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multsistem lain yang menunjukkan
adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak mengalami proteinuri.
Sedangkan, untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak
ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal.
Gambaran kegiatan
Kegiatan kelas ibi hamil dilaksanakan di balai desa Tambakan pada tanggal 4 September
2023 pukul 09.00 WIB. Kegiatan diawali pre test tentang pengetahuan ibu hamil seputar
persalinan normal,antepartum dan post partum. Kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan
tentang preeklamsi dan persalinan normal serta sharing session, ibu hamil yang memiliki keluhan
selama kehamilan di anjurkan untuk periksa ke faskes terdekat. Setelah selesai penyuluhan
kegiatan dilanjutkan dengan senam ibu hamil. Target kegiatan 20 ibu hamil. Setelah kegiatan
kemudian diberikan PMT.

2/9/2023 POSYANDU LANSIA DI DESA GUBUG + SHK 2


POSYANDU LANSIA DI DESA GUBUG

Latar belakang
Hipertensi dan diabetes mellitus merupakan penyakit yang saling berkaitan yang
mempengaruhi seorang individu menjadi penyakit aterosklerosis. Prevalensi hipertensi dan
diabetes meningkat pada negara-negara industri karena peningkatan populasi. Hipertensi juga
berkontribusi untuk diabetik retinopati yang merupakan penyebab utama kebutaan dan juga
hipertensi berhubungan dengan 30% kematian pada pasien diabetes mellitus. Oleh karena itu
hipertensi dan diabetes harus diobati sedini mungkin dan secara agresif (Dionne, et al.,2012).
Prevalensi hipertensi pada tahun 2015 pada wanita usia> 18 tahun sebesar 20% dan pada pria
memiliki prevalensi sebesar 24% (WHO,2016).
Indonesia merupakan contoh negara berkembang dengan prevalensi penderita hipertensi yang
tinggi. Rata-rata prevalensi penderita hipertensi di seluruh Indonesia sebesar 31,7%.
Diperkirakan tahun 2025 persentasi penderita hipertensi meningkat 24% di negara maju dan 80%
di negara berkembang. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah Jawa
Tengah tahun 2015 menyebutkan bahwa penyakit hipertensi masih menempati proporsi terbesar
dari seluruh Penyakit Tidak Menular (PTM) sebesar 57,87% dan untuk urutan kedua diabetes
mellitus sebesar 18,33%.
Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik kronis akibat
abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan hiperglikemia
yang berakibat pada komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati untuk jangka
panjang (DiPiro, et al., 2008). International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada
tahun 2005 di dunia terdapat 200 juta (5,1%) orang dengan DM dan diduga 20 tahun kemudian
(2025) akan meningkat menjadi 333 juta (6,3%) orang. Populasi di perkotaan di negara
berkembang diproyeksikan akan menjadi dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2030 (Wild et al.,
2004). Di negara berkembang, mayoritas penderita DM berusia antara 45–64 tahun.Namun
sebaliknya di negara maju, mayoritas penderita DM berusia di atas 64 tahun. Adapun pada tahun
2000, Indonesia berada di urutan keempat negara dengan penderita DM terbanyak, yakni 8,4 juta
orang. Diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia tetap menduduki urutan keempat negara dengan
penderita DM terbanyak dengan 21,3 juta orang (Wild et al., 2004). Diabetes melitus
menyumbang 4,2% kematian pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan dan
merupakan penyebab kematian tertinggi ke-6. Selain itu DM juga menjadi penyebab kematian
tertinggi ke-2 pada kelompok umur 45–54 tahun di daerah perkotaan (14,7%) dan tertinggi ke-6
di daerah pedesaan (5,8%).

Gambaran kegiatan
Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan di Desa Gubug pada tanggal 2 September 2023 pukul
09.00 WIB. Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang Diabetes Melitus dan Hipertensi yang
kemudian dilanjutkan dengan sharing session. Setelah selesai penyuluhan kegiatan dilanjutkan
dengan pengukuran Gula darah sewaktu. Target kegiatan posyandu 15 lansia. Lansia yang
memiliki gula darah yang tinggi dan tekanan darah tinggi kemudian di edukasi dan diberikan
catatan untuk periksa ke Faskes terdekat. Setelah kegiatan kemudian diberikan PMT.

SHK 2 bayi
Monitoring
5/9/2023 POSYANDU BALITA RINGIN HARJO + KUNJUNGAN IBU HAMIL +
KUNJUNGAN PASIEN TB + SHK + PENYLUHAN STUNTING
Posyandu Balita di Desa Tanggungharjo Vaksinasi DPT-HB-Hib
Latar Belakang
Program imunisasi merupakan salah satu program penting di sektor kesehatan. Program
imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) pada
tahun 1977 sebagai fase awal menurunkan angka kesakitan serta kematian balita atau Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Melalui PPI sejak tahun 1980 imunisasi rutin
dilakukan dan dikembangkan sampai sekarang dengan pemberian tujuh jenis vaksin yaitu BCG,
DPT, Polio, Campak, Hepatitis B (HB), TT dan DT. Imunisasi sangat penting bagi kesehatan
balita, semua tenaga kesehatan yang menangani seorang balita harus menekankan perlunya
imunisasi pada orang tua dan menjalankan kebijakan ini. Anak memiliki hak untuk terlindung
dari penyakit infeksi. Balita atau biasa disebut dengan bawah lima tahun adalah anak usia di
bawah lima tahun. Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada balita saat ini antara lain diare,
demam, kejang, cacar air, TBC, ISPA dan DBD. Imunisasi ini sangat berguna bagi balita yang
usianya masih rentan terhadap penyakit. Imunisasi itu sendiri merupakan salah satu pencegahan
penyakit menular. Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus
tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh
untuk membentuk antibodi. Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya
yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh
terhadap suatu antigen itu dimasa yang akan datang. Imunisasi pada anak balita yang wajib
diberikan diantaranya adalah DPT-HB-Hib, campak, DT dan Td.
Gambaran Kegiatan
Balita di kumpulkan di salah satu rumah bu kader di desa Tanggung Harjo pada tanggal 5
September 2023. Kemudian dilakuan penimbangnana dan pengukuran pada balita dan di tulis
pada buku KIA untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan balita. Setelah itu dilihat pada
buku KIA untuk melihat jadwal vaksin. Target kegiatan posyandu 80 balita.
Langkah-langkah kegiatan
1. Menanyakan identitas nama siswi sesuai sasaran
2. Meminta inform concent
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat vaksin DPT-HB-Hib
4. Menyiapkan alat dan vaksin
5. Mencuci tangan
6. Menyiapkan jarum suntik dan spuit steril yang sesuai
7. Mengambil vaksin dengan dosis yang benar
8. Membuang udara
9. Memposisikan anak dengan benar
10. Desinfeksi kulit sebelum penyuntikan
11. Menyuntik secara intramuscular :
 Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
 Masukkan jarum dengan posisi tegak lurus, sehingga masuk ke dalam otot.
 Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
 Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas
12. Membuang limbah dengan benar
 Letakkan jarum dan suntik di kotak buangan khusus
 Jangan menutup kembali jarumnya atau mencopot jarum dari spuit
 Bakarlah jika kotak tersebut sudah penuh
 Kubur sisa bakaran
13. Melakukan pencatatan
 Tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
 Lokasi penyuntikan
 Nama vaksin yang diberikan, merk dagang, no batch
14. Mencuci tangan setelah tindakan
Setelah pemberian vaksin kemudian ibu balita di edukasi jika muncul gejala demam setelah
diberikan vaksin sediakan obat penurun panas jika kejang, sesak nafas segera dibawa ke fasker
terdekat. Kemudian dibagikan PMT.

Posyandu Balita Di Desa Tanggung Harjo Pemberain Vaksin MR


Latar Belakang
Program imunisasi merupakan salah satu program penting di sektor kesehatan. Program
imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Pengembangan Program Imunisasi (PPI) pada
tahun 1977 sebagai fase awal menurunkan angka kesakitan serta kematian balita atau Penyakit
yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Melalui PPI sejak tahun 1980 imunisasi rutin
dilakukan dan dikembangkan sampai sekarang dengan pemberian tujuh jenis vaksin yaitu BCG,
DPT, Polio, Campak, Hepatitis B (HB), TT dan DT. Imunisasi sangat penting bagi kesehatan
balita, semua tenaga kesehatan yang menangani seorang balita harus menekankan perlunya
imunisasi pada orang tua dan menjalankan kebijakan ini. Anak memiliki hak untuk terlindung
dari penyakit infeksi. Balita atau biasa disebut dengan bawah lima tahun adalah anak usia di
bawah lima tahun. Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada balita saat ini antara lain diare,
demam, kejang, cacar air, TBC, ISPA dan DBD. Imunisasi ini sangat berguna bagi balita yang
usianya masih rentan terhadap penyakit. Imunisasi itu sendiri merupakan salah satu pencegahan
penyakit menular. Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus
tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang sistem imun tubuh
untuk membentuk antibodi. Imunisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya suatu penyakit dengan cara memberikan mikroorganisme bibit penyakit berbahaya
yang telah dilemahkan (vaksin) kedalam tubuh sehingga merangsang sistem kekebalan tubuh
terhadap suatu antigen itu dimasa yang akan datang. Imunisasi pada anak balita yang wajib
diberikan diantaranya adalah DPT-HB-Hib, campak, DT dan Td.
Gambaran kegiatan
Balita di kumpulkan di salah satu rumah bu kader di desa Tanggung Harjo pada tanggal 5
September 2023. Kemudian dilakuan penimbangnana dan pengukuran pada balita dan di tulis
pada buku KIA untuk melihat perkembangan dan pertumbuhan balita. Setelah itu dilihat pada
buku KIA untuk melihat jadwal vaksin. Target kegiatan posyandu 80 balita.
Langkah-langkah kegiatan
1. Menanyakan identitas nama siswi sesuai sasaran
2. Meminta inform concent
3. Menjelaskan tujuan dan manfaat vaksin MR
4. Menyiapkan alat dan vaksin
5. Mencuci tangan
6. Menyiapkan jarum suntik dan spuit steril yang sesuai
7. Mengambil vaksin dengan dosis yang benar
8. Membuang udara
9. Memposisikan anak dengan benar
10. Desinfeksi kulit sebelum penyuntikan
11. Menyuntik secara subkutan :
 Regangkan kulit di bagian yang akan disuntik
 Masukkan jarum dengan posisi tegak lurus, sehingga masuk ke dalam otot.
 Tekan plunger dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
 Keluarkan jarum dan tekan tempat bekas suntikan dengan kapas
12. Membuang limbah dengan benar
 Letakkan jarum dan suntik di kotak buangan khusus
 Jangan menutup kembali jarumnya atau mencopot jarum dari spuit
 Bakarlah jika kotak tersebut sudah penuh
 Kubur sisa bakaran
13. Melakukan pencatatan
 Tanggal, bulan, dan tahun kunjungan
 Lokasi penyuntikan
 Nama vaksin yang diberikan, merk dagang, no batch
14. Mencuci tangan setelah tindakan
Setelah pemberian vaksin kemudian ibu balita di edukasi jika muncul gejala demam setelah
diberikan vaksin sediakan obat penurun panas jika kejang, sesak nafas segera dibawa ke fasker
terdekat. Kemudian dibagikan PMT
Posyandu Balita di desa tanggung Harjo vaksinasi polio
Latar belakang
12/9/2023 POSYANDU LANSIA RINGIN HARJO PENYULUHAN DM
Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik kronis akibat abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ditandai dengan hiperglikemia yang berakibat
pada komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati untuk jangka panjang (DiPiro, et
al., 2008). International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada tahun 2005 di dunia
terdapat 200 juta (5,1%) orang dengan DM dan diduga 20 tahun kemudian (2025) akan
meningkat menjadi 333 juta (6,3%) orang. Populasi di perkotaan di negara berkembang
diproyeksikan akan menjadi dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2030 (Wild et al., 2004). Di
negara berkembang, mayoritas penderita DM berusia antara 45–64 tahun.Namun sebaliknya di
negara maju, mayoritas penderita DM berusia di atas 64 tahun. Adapun pada tahun 2000,
Indonesia berada di urutan keempat negara dengan penderita DM terbanyak, yakni 8,4 juta
orang. Diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia tetap menduduki urutan keempat negara dengan
penderita DM terbanyak dengan 21,3 juta orang (Wild et al., 2004). Diabetes melitus
menyumbang 4,2% kematian pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan dan
merupakan penyebab kematian tertinggi ke-6. Selain itu DM juga menjadi penyebab kematian
tertinggi ke-2 pada kelompok umur 45–54 tahun di daerah perkotaan (14,7%) dan tertinggi ke-6
di daerah pedesaan (5,8%).

Gambaran Kegiatan

Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan di Desa Ringin harjo pada tanggal 12 September 2023
pukul 09.00 WIB. Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang Diabetes Melitus yang kemudian
dilanjutkan dengan sharing session. Setelah selesai penyuluhan kegiatan dilanjutkan dengan
pengukuran Gula darah sewaktu. Target kegiatan posyandu 50 lansia, dimana terdapat 32 lansia
yang memiliki gula darah sewaktu yang tinggi, dimana 2 diantaranya telah menggunkaan insulin
sebagai terapi, dan 18 temuan baru lansia dengan gula darah sewaktu yang tinggi. Lansia yang
memiliki gula darah yang tinggi kemudian di edukasi dan diberikan catatan untuk periksa ke
Faskes terdekat. Setelah kegiatan kemudia diberikan PMT.

12/9/2023 POSYANDU LANSIA RINGIN HARJO PENYULUHAN HT


Latar Belakang
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan
140 mmHg, dan peningkatan tekanan diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah, baik faktor yang dapat diubah maupun tidak.
Salah satu faktor yang dapat diubah adalah gaya hidup (life style), dimana gaya hidup seseorang
sangat dipengaruhi oleh pengetahuannya akan suatu penyakit. Dan faktor yang tidak dapat
diubah adalah genetik. Dislipidemia adalah kondisi dimana tidak seimbangnya kadar satu atau
lebih jenis lipid dalam darah, yaitu kolesterol, low-density lipoproteins (LDL), trigliserida,
dan high-density lipoproteins (HDL). Dislipidemia bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Salah satunya pada penderita dislipedimia yang
dapat dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol dengan alat meter kolesterol. Skrining Penyakit
Tidak Menular (PTM) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap
penyakit tidak menular mengingat hampir semua faktor risiko penyakit tidak menular tidak
memberikan gejala pada yang mengalaminya. Faktor resiko penyakit tidak menular meliputi
merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik,
obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol, serta menindaklanjuti secara dini faktor
resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasiitas pelayanan
kesehatan dasar.

Gambaran Kegiatan
Kegiatan posyandu lansia dilaksanakan di Desa Ringin harjo pada tanggal 12 September
2023 pukul 09.00 WIB. Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang Hipertensi yang kemudian
dilanjutkan dengan sharing session. Setelah selesai penyuluhan kegiatan dilanjutkan dengan
pengukuran tekanan darah. Target kegiatan posyandu 50 lansia, dimana terdapat 23 lansia yang
memiliki tekanan darah tinggi. Lansia yang memiliki tekanan darah tinggi kemudian di edukasi
dan diberikan catatan untuk periksa ke Faskes terdekat. Setelah kegiatan kemudia diberikan
PMT.

14/9/2023 POSYANDU BALITA DI TAMBAKAN


Latar Belakang
Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat
sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari
yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan
gizi.Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasirisiko kelebihan
gizi. Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normalanak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur.
Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini,
sehingga dapatdilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya
lebih beratKMS di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an,sebagai sarana
utamakegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian
kegiatan yang terdiri dari (1) penilaian pertumbuhan anak secara
teratur melalui penimbangan berat badan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status
pertumbuhan berdasarkan hasil penimbangan berat badan; dan (2) menindaklanjuti setiap
kasusgangguan pertumbuhan. Tindak lanjut
hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupakonseling, pemberian makanan tambahan, pemberian
suplementasi gizi dan rujukan.Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama
Posyanduyang jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwasebanyak
74.5% (sekitar 15 juta) balita pernah dit mbang minimal 1 kali selama 6 bulanterakhir,
60.9% diantaraanya ditimbang lebih dari 4 kali. Sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki
KMS.

Gambaran Kegiatan
Kegiatan posyandu dilaksanakan di Desa Tambakan pada tanggal 14 September 2023
pukul 09.00 WIB, Balita dikumpulkan di Balai desa untuk penimbangan dan pengukuran tinggi
badan anak rutin bulanan. Para ibu diwajibkan membawa buku KIA agar dapat dilakukan
pencatatan tiap bulannya. Anak yang datang kemudian ditimbang berat badannya dan diukur
tingginya oleh ibu kader. Setelah itu tinggi badan dan berat badan anak dinilai grafik posyandu
dan WHO. Target 40 balita yang ditimbang dan diukur tinggi badanya. Setelah itu dilakukan
pengecekan untuk balita yang tidak naik berat badan, balita dengan bawah garis merah, dan
stunting. Setelah kegiatan kemudian di bagikan pemberian makanan tambahan.

16/9/2023 Penjaringan di MAN 2 GROBOGAN


Latar Belakang
Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar segeramendapatkan
penanganan sedini mungkin. Penjaringan kesehatan dilakukan pada pesertadidik kelas SD,
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit
dan kuku) pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman
indera (penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran jasmani. Tujuan
dilakukan penjaringan guna Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksisecara dini,
tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta didik, maupun
untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program pembinaankesehatan sekolah dan
termanfaatkannya data untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauandan evaluasi program
pembinaan peserta didik.
Gambaran Kegiatan
Kegiatan dilakukan di MAN 2 GROBOGAN pada tanggal 16 September 2023 pada pukul 08.00
WIB. Para siswa kelas 11 dan 12 dikumpulkan di aula untuk dilakukan pemeriksaan Kesehatan
secara lengkap. Alat-alat pemeriksaan yang di butuhkan saat kegiatan berupa tensimeter, set alat
cek GDS, Timbangan, alat ukut tinggi, Snellen chart
Langkah -langkah kegiatan sebagai berikut
1. Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didikdimaksudkan untuk menilai keadaan fisik
secara umum, yang meliputi hygiene perorangandan indikasi kelainan gizi yang dapat
dinilai dengan melihat rambut warna kusam dan ataumudah dicabut, bibir kering, pecah
pecah dan mudah berdarah, sudut mulut luka, pecah pecahdan kulit tampak pucat/keriput.
Diperiksa pula tekanan darah, denyut nadi dan kelainan jantung
2. Penilaian Status Gizi
Untuk menilai status gizi anak dapat dilakukan pemeriksaansecara klinis, riwayat
asupan makanan, ukuran tubuh (antropometri) dan penunjang(laboratorium). Dalam
kegiatan penjaringan, penilaian status gizi siswa dilakukan melalui pengukuran
antropometri yaitu mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks tersebut diperoleh
dengan membandingkan berat badan (BB) dalamkilogram terhadap tinggi badan (TB)
dalam meter kuadrat. Kemudian disimpulkan status gizi anak
3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis yang sederhana bertujuan untuk
mengetahuikeadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi: a. Keadaan rongga mulut b. Kebersihan mulut c.Keadaan gusi d. Keadaan gigi
4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan pendengatan
Pemeriksaan indera penglihatan dan pendengaran adalah pemeriksaan yang
dilakukan setiapawal tahn ajaran baru (penjaringan) untuk mengetahui adanya kelainan
tajam penglihatan dan kelainan tajam pendengaran serta kelainan organik pada mata dan
telinga setiap siswa baru. Alat bantu yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah; a.
Pemeriksaan Tajam Penglihatan /Kelainan Organik -Snellen chart / E chart untuk
memeriksa visus. Pemeriksaan menggunakan senter untuk melihat apakah ada serumen
prop/infeksi
5. Pemeriksaan gula darah
6. Pemeriksaaan merokok
Setelah kegiatan selesai kemudian hasil di rekap, dari hasil beberapa siswa/siswi
memiliki kadar gula darah yang cukup tinggi dan caries dentis cukup banyak, dikarenakan
cukup banyak siswa yang merokok

PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK UNTUK KESEHATAN MULUT DAN GIGI DI


MAN 2 GROBOGAN
Latar belakang
Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari merokok adalah karies gigi atau gigi berlubang.
Kandungan nikotin dan tar pada rokok dapat menyebabkan kerusakan lapisan jaringan gigi.
Kandungan ini dapat mengurangi produksi saliva, sehingga mulut terasa kering dan bakteri lebih
mudah berkembang biak. Selain itu, kandungan nikotin juga bisa memperparah penumpukan
bakteri kariogenik yang dapat mengakibatkan terjadinya karies. Mulut yang kering ditambah
banyak karies dapat mengakibatkan masalah bau mulut. Masalah lain yang muncul yaitu karang
gigi. Hal ini diakibatkan penumpukan bakteri yang terus menerus, dalam waktu tertentu terjadi
karang gigi sehingga tampak berwarna kuning kecoklatan yang melekat erat. Merokok juga
dapat menyebabkan peradangan pada jaringan gusi atau periodontitis. Periodontitis itu ditandai
dengan rasa sakit ketika mengunyah, gusi keluar cairan, dan linu saat dipakai. Berbagai zat yang
terkandung dalam rokok juga dapat menyebabkan efek inflamasi pada mulut sehingga dapat
menimbulkan iritasi pada mukosa mulut. Berbagai masalah gigi dan mulut tersebut seperti
karies, peradangan, dan infeksi juga dapat mengakibatkan gigi menjadi goyang. Penumpukan
zat-zat kimia dari rokok juga dapat menyebabkan mutasi DNA yang lama-lama dapat menjadi
kanker mulut. Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, harus rajin membersihkan gigi, rutin
melakukan pemeriksaan ke dokter gigi, dan jika ada masalah pada gigi segera ke dokter gigi dan
mengurangi penggunaan rokok.
Dampaknya Bagi Kesehatan Mulut
Merokok dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit gusi. Tergantung jumlah dan
lamanya merokok, para perokok berisiko mengalami masalah-masalah berikut ini :
1. Kanker Mulut
Kanker mulut adalah peradangan mulut yang disertai luka. Biasanya penyakit ini disebabkan
oleh rusaknya sel yang ada di dalam mulut. Tahukah Anda kalau penyebab sel rusak adalah
kebiasaan Anda merokok? Jika tidak ini penjelasannya.
Rokok mengandung zat nikotin yang bisa bekerja sebagai racun atau detox. Racun ini akan
menyerang mulut sehingga mulut kehilangan filterisasinya dan sel kanker pun menjadi radikal.
2. Bau Mulut Menyengat
Kebiasaan merokok bukan cara menghilangkan alergi di bibir karena justru bisa membuat mulut
kehilangan mineral. Sehingga mulut menjadi kering. Akibat kekeringan ini, liur dan ludah
menjadi kental. Nah disinilah bakteri leluasa menyemprotkan zat sulfur yang berbau menyengat
hingga menyeruak ketika Anda berbicara dan bernapas.
3. Sariawan
Sariawan adalah peradangan mulut yang disebabkan oleh bakteri. Pada umumnya sariawan ini
menyerang bibir bagian dalam hingga ke bagian lidah. Penyakit sariawan ternyata juga
disebabkan oleh kebiasaan Anda menghisap rokok. Sebab, asap rokok bisa membuat bibir Anda
mengering dan tipis. Sehingga bibir mudah mengelupas dan luka. Nah luka inilah yang akan
diserang oleh bakteri penyebab stomatitis sehingga sariawan muncul tanpa bisa dicegah.
4. Radang Mulut
Bahaya merokok bagi kesehatan mulut yang keempat adalah radang mulut. Radang mulut akibat
tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut bukan masalah sepele. Penyakit ini juga termasuk
bahaya rokok yang harus Anda jauhi. Ketika Anda merokok, antioksidan dan zat pelindung
mulut lainnya dipaksa harus berhadapan dengan detox yang dihasilkan oeh rokok. Jika
antioksidan Anda lemah, tentu mulut akan semakin kritis sehingga bakteri mudah untuk
menginfeksi disana.
5. Radang Kelenjar Ludah
Ludah yang terinfeksi bakteri bukan hanya menimbulkan bau tidak sedap tetapi juga bisa
menimbulkan masalah pada kelenjar ludah. Salah satu masalahnya adalah radang kelenjar ludah.
Maka dari itu, jauhi apapun yang menyebabkan bakteri masuk ke dalam ludah. Temasuk
menjauhi sejauh jauhnya aktifitas merokok.
6. Luka pada Gusi dan Gigi
Jika Anda baru mengalami pencabutan gigi, seharusnya lokasi pencabutan harus steril dari zat-
zat berbahaya termasuk makanan yang harus dihindari saat sariawan. Tetapi sayang, masih
banyak orang tidak tahu, kalau rokok salah satu benda yang terlarang untuk dihisap pada saat
kondisi gigi seperti itu. Karena zat nikotin bisa masuk ke dalamnya. Akibatnya luka akibat
pencabutan tidak kunjung sembuh.
7. Penyakit Oral Leukoplakia
Penyakit ini dikenal dengan istilah pra kanker mulut. Gejalanya adalah luka dan bintik merah di
daerah mukosa oral yang apabila disentuh terasa panas dan gatal. Menurut ahli, penyakit ini juga
disebabkan oleh keseringan gonta ganti rokok yang mengakibatkan bakteri menyerang jaringan
lunak mulut dari segala sisi.
8. Napas Tidak Sedap
Bahaya rokok bagi kesehatan mulut yang kedelapan adalah napas berbau tidak sedap. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya pengeringan ekstrim di daerah mulut sehingga ludah menjadi kental
yang diakibatkan oleh sirnanya cara menghilangkan gatal di bibir dan akibat banyaknya asap
rokok yag mengendap di dalamnya.
9. Suara Serak dan Berat
Rokok bisa membuat tenggorokan Anda kering. Selain itu, kebiasaan merokok juga bisa
menimbulkan pengentalan mineral di dalam tenggorokan. Akibatnya keluarnya suara menjadi
tidak stabil. Seakan terhadang oleh tonjolan padat. Ini cikal bakal munculnya penyakit radang
tenggorokan.
10. Bibir Terasa Bengkak
Kebiasaan menghisap rokok akan mengganggu kelenturan otot otot bibir. Sehinga pada situasi
tertentu, bibir terasa lebih berat dari sebelumnya. Jika ini terjadi berhati-hatilah, karena sebentar
lagi bibir akan terasa panas dan pecah-pecah.
Gambaran kegiatan
Kegiatan dilakukan di MAN 2 GROBOGAN pada tanggal 16 September 2023 pada pukul 08.00
WIB. Para siswa kelas 11 dan 12 dikumpulkan di aula sekolah, kemudian dilaksanakan
penyuluhan tentang bahaya merokok untuk Kesehatan gigi dan mulut, kemudian dilanjutkan
pemeriksaan lengkap. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan hampir setengah siswa merokok.

Anda mungkin juga menyukai