Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AGAMA

“BAGAIMANA CARA MENCARI REZEKI YANG HALAL”

Dosen pengampu :
NS. SATRIANI, M.KEP
Kelompok
1. Amalia Febriyanzah (2314202205)
2. Ananda Satria Dwi Putra (2314201106)
3. Aura Dita Amelia (2314201109)
4. Felisha Aulia (2314201114)
5. Karel Syafira Mahesa Ayu (2314201118)
6. Maharani Widyatamaka (2314201121)
7. Nadia Nur Syafira (2314201127)
8. Riri Rosdiana (2314201138)
9. Vera Nofalia Putri (2314201146)
10. Zahwa Zul Khalida (2314201150)

STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO


2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat memyelesakan tugas makalah yang berjudul "BAGAIMANA CARA MENCARI
REZEKI YANG HALAL” dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Agama, yang dibimbing oleh NS. Satriani,
M.Kep

Makalah kami juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi bagaimana
cara mencari rezeki yang halal. Kami sangat berterimakasih kepada NS. Satriani, M.Kep
Selaku pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat memberikan kami
wawasan tentang bagaimana cara mencari resku yang halal, materi yang sedang kami pelajari
saat ini.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini mash jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 10 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

A. Menjemput Rezeki..............................................................................................2
1. Rezeki Yang Di Dapat Adalah Baik.......................................................2
2. Rezeki Harus Dilakukan Dengan Cara Yang Benar ...........................3
B. Cara Menjemput Rezeki ....................................................................................3
1. Bekerja Keras dan Berusaha .................................................................4
2. Taqwa (Taatilah Perintah dan Larangan Allah)................................. 4
3. Tawakal (Serahkan Diri Pada Allah) ...................................................4
4. Bersabar dan Bersyukur.........................................................................4
5. Berinfaq/Sadaqah/Zakat.........................................................................4
6. Silahtuhrahmi......................................................................................... 4
7. Ber Do’a dan Istigfar...............................................................................4
8. Berbuat Kebaikan....................................................................................4
9. Berdagang/Berniaga................................................................................5
10. Bangun Pagi.............................................................................................5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................6

A. KESIMPULAN ................................................................................................6
B. SARAN............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Islam mewajibkan setiap orang berusaha mencari rezeki yang baik, halal dan
bersih agar rezeki tersebut diridhoi oleh Allah. Allah menyediakan makanan bagi
seluruh makhluk di muka bumi ini tanpa terkecuali. Sebab, Allah mempunyai Ar-
Razzᾱq, sifat maha pemberi makanan. Oleh karena itu, masyarakat hanya disarankan
untuk berusaha sekuat tenaga.
Kebahagiaan berasal dari kata ‫رزقا‬-ْ ‫( رزْق ْ–يرزْق‬berarti segalanya).

Hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan, seperti hujan, nasib, gaji, gaji, dan
sebagainya. Sesuai dengan Arti makanan menurut kamus bahasa indonesia. Artinya,
makanan, penghidupan, dan apa pun yang diberikan Tuhan kepada kita yang
digunakan untuk menopang kehidupan, pendapatan, keuntungan dan lain sebagainya.

Allah telah menyediakan bumi sebagai tempat makhluk-Nya mencari makan.


Allah memerintahkan manusia untuk mencari makan di berbagai tempat di bumi dan
manusia juga diminta untuk merenung agar bisa maju dalam kehidupan.

Berusaha bekerja dan mencari nafkah berarti melaksanakan perintah-perintah


Allah. Oleh karena itu, orang yang mencari nafkah dengan bekerja berarti orang yang
taat kepada Tuhan, termasuk dalam beribadah. Dengan kata lain, berusaha mencari
makan tidak mengurangi ibadah, namun justru menguatkan dan meningkatkan ibadah
itu sendiri.

Islam memerintahkan dan memuji orang-orang yang mau bekerja dan


memotivasi saudara-saudara lainnya untuk bekerja keras dan meningkatkan kekayaan
dan keberlimpahan dalam hidup. Contohnya dari kehidupan para rasul yang
memanfaatkan tenaganya untuk bekerja, seperti Nabi Daud yang membuat besi, Nabi
Ibrahim, dan Nabi Isa. dan nabi Musa, yang beternak dan menggembalakan kambing.

Bahkan di zaman yang semakin modern ini, masih ada orang yang karena
keserakahan atau keinginan putus asa untuk mencari nafkah, beralih ke mata
pencaharian ilegal, dan akhirnya mencuri, mencuri, dan sebagainya. Mereka akhirnya
melakukan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Kasus kriminal yang melibatkan
pencopetan dan kegiatan keuangan lainnya. Sebab, pengetahuan mengenai rezeki
halal dan tepat masih belum mendalam.

Memahami konsep rezeki merupakan topik penting yang perlu dibahas


panjang lebar. Pemahaman yang benar tentang coping adalah baik bagi individu dan
masyarakat. Pengaruh baik ini dapat diwujudkan melalui perilaku jujur dalam

1
berbisnis dan perilaku mencari nafkah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah.
Sebaliknya jika pemahaman seseorang tentang daya tahan buruk maka akan membuat
seseorang terjerumus ke dalam jurang materialisme atau hal lain yang hanya bisa
diukur dengan mata telanjang.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rezeki
Kata rezeki berasal dari bahasa Arab yakni ‘rizqi’ yang secara etimologi memiliki arti
pemberian. Sedangkan menurut istilah, ‘rizq’ memiliki arti sebagai segala sesuatu
pemberian Allah SWT bagi makhluk ciptaan-Nya untuk dikonsumsi oleh mereka baik
itu yang halal maupun yang haram.

Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rezeki sendiri memiliki
2 arti. Arti yang pertama adalah segala hal (pemberian dari Allah) yang bermanfaat
dalam memelihara kehidupan seorang hamba misal makanan, udara, dan lainnya.

Sedangkan arti yang kedua adalah sebuah kiasan terhadap pendapatan, keuntungan,
peluang dan kesempatan mendapatkan makanan, uang, dan berbagai hal yang dapat
digunakan untuk hidup.

B. Jenis – Jenis Rezeki

1. Rezeki karena sedekah

Allah akan memberikan balasan bagi hambanya yang gemar menyisihkan


uangnya untuk bersedekah. Dijelaskan dalam Q.S.Al-Baqorah: 245,
‫ُۖط‬
‫َم ْن َذ ا اَّلِذ ْي ُيْقِر ُض َهّٰللا َقْر ًضا َحَس ًنا َفُيٰض ِع َفٗه َلٓٗه َاْض َع اًفا َك ِثْيَر ًةۗ َو ُهّٰللا َيْقِبُض َو َيْبُۣص َوِاَلْيِه ُتْر َج ُعْو َن‬

"Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah


melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan
melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."
Menjemput rezeki

2. Rezeki yang telah dijamin Allah SWT

Semua rezeki itu sudah di atur oleh Allah. Kita sebagai hamba hanya harus tetap
berusaha dan tetap bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Meskipun
sekarang belum di limpahkan rezeki, bisa jadi suatu saat nanti akan dilimpahkan.
Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Q.S.Hud: 6,

‫َو َم ا ِم ْن َد ۤا َّبٍة ِفى اَاْلْر ِض ِااَّل َع َلى ِهّٰللا ِر ْز ُقَها َو َيْع َلُم ُم ْسَتَقَّرَها َوُم ْسَتْو َدَع َهاۗ ُك ٌّل ِفْي ِكٰت ٍب ُّم ِبْيٍن‬

"Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya


dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat
penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."

3
3. Rezeki dari Bersyukur

Betapa besar keutamaan bersyukur telah berkali-kali ditegaskan Allah SWT dalam
Al-Quran. Bahkan Allah berjanji bahwa mereka yang pandai bersyukur atas
nikmat yang diberikan maka akan dilipatgandakan nikmat Allah yang diberikan.

Begitu pula sebaliknya, bagi mereka yang tak pandai bersyukur akan diberikan
azab yang sangat pedih. Al-Quran Surah Ibrahim ayat 7 dengan tegas menjelaskan
hal ini:

‫َو ِاْذ َتَاَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِٕىْن َشَكْر ُتْم َاَلِزْيَد َّنُك ْم َو َلِٕىْن َكَفْر ُتْم ِاَّن َع َذ اِبْي َلَش ِد ْيٌد‬

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS Ibrahim ayat 7).

4. Rezeki karena anak

Anak dan keluarga merupakan sumber kita mendapatkan rezeki. Karena mereka
kita harus bekerja untuk menghidupi semuanya. Maka keluarga dan anak bukan
lah beban melainkan sumber rezeki kita. Allah berfirman dalam Q.S.Al-Isra': 31,

‫َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْو اَل َد ُك ْم َخ ْش َيَة ِاْم اَل ٍۗق َنْح ُن َنْر ُز ُقُهْم َو ِاَّياُك ْۗم ِاَّن َقْتَلُهْم َك اَن ِخ ْطًٔـا َك ِبْيًرا‬

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah


yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu
sungguh suatu dosa yang besar."

5. Rezeki karena Menikah

Sebagai salah satu amal penyempurna ibadah, kedudukan menikah sangat


dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulullah. Bahkan disebutkan bahwa tidak akan
sempurna ibadah seseorang bila ia tidak melaksanakan sunnah Nabi yang satu ini.

Bagi mereka yang menikah, Allah berjanji untuk melancarkan rezeki baginya.
Allah telah berkali-kali menyebutkan bahwa rezeki mereka yang menikah akan
dicukupkan sehingga tak ada yang perlu ditakutkan dengan menikah.

Meski ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa dengan menikah maka
akan seret rezeki seseorang, sungguh hal ini sama sekali tidak berdasar. Kebijakan
perusahaan yang ada kalanya mensyaratkan calon pegawainya tidak menikah
untuk dapat diterima sebenarnya patut direvisi.

4
6. Rezeki karena berusaha

Untuk mendapatkan rezeki kita harus berusaha terlebih dulu, bisa dengan bekerja
dan lain sebagainya. Dan berusaha nya harus dengan cara yang halal. Allah telah
menjelaskannya dalan Q.S.An-Najm: 39,

‫َو َاْن َّلْيَس ِلِاْل ْنَس اِن ِااَّل َم ا َس ٰع ۙى‬

"dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,"

7. Rezeki yang tak terduga

Siapa sih yang tahu rencana Allah? Tidak ada satupun manusia yang
mengetahuinya. Maka jika kita dalam kesulitan maka percayalah bahwa Allah
pasti akan membantu kita. Dalam Q.S.At-Talaq: 3, Allah telah berfirman,

‫َّوَيْر ُز ْقُه ِم ْن َح ْيُث اَل َيْح َتِس ُۗب َو َم ْن َّيَتَو َّك ْل َع َلى ِهّٰللا َفُهَو َح ْسُبٗه ۗ ِاَّن َهّٰللا َباِلُغ َاْم ِر ٖۗه َقْد َجَعَل ُهّٰللا ِلُك ِّل َش ْي ٍء َقْد ًرا‬

"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah
telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."

8. Rezeki karena istiqhfar


Perbanyak beristighfar disaat kesulitan dapat memberikan kita kemudahan dalam
menyelesaikannya. Allah berfirman dalam Q.S.Nuh: 10-12 yang artinya,

"Maka aku berkata (kepada mereka), "Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu,


Sungguh, Dia Maha Pengampun (10), Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang
lebat dari langit kepadamu (11), dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu,
dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai
untukmu." (12)Semoga ilmu di atas tentang jenis rezeki bermanfaat. Jangan malas
untuk selalu melakukan perbuatan baik, misalnya berbagi.

C. Jenis Rezeki Menurut Sifatnya

Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis rezeki dalam islam yang diberikan Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan Fakhrizal Idris dalam bukunya yang berjudul Rezeki
Mengungkap Makna, Meraih Rezeki dalam Perspektif Al Quran dan Al Hadits,
sebagai berikut:

5
1. Rezeki yang Bersifat Maadi (materi)

Rezeki maadi adalah rezeki yang berupa materi. Seperti air hujan, buah-buahan,
pekerjaan, harta dan semacamnya. Rezeki jenis ini diberikan kepada setiap manusia,
baik orang mukmin maupun kafir.

2. Rezeki yang Bersifat Maknawi (non materi)

Rezeki maknawi adalah kebalikan dari rezeki maadi. Rezeki ini berbentuk rasa cinta
dan kebahagiaan, iman dan qanaah, serta hal semacamnya. Rezeki jenis ini
dikaruniakan kepada hamba yang dicintai-Nya.

D. Fungsi Rezeki

1. Menguatkan iman
“Barang siapa yang beramal shalih, baik laki-laki maupun
perempuan dan dia (dalam keadaan) beriman, maka sesungguhnya akan
kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia). Dan sesungguhnya
akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan (di akhirat kelak)”. (Q.S an-Nahl: 97)

2. Melatih Kesabaran
Pemahaman sesorang atas hakekat rezeki, bahwasanya rezeki berada
dalam genggaman dan kuasa Ilahi. Allah memberikan dan menahan rezeki
kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana Allah juga
melimpahkan dan mencabut rezeki kepada orang-orang yang diinginkanNya.

3. Intropeksi Diri
Sebuah contoh keteladan itu melalui seorang Nabi, yaitu Nabi
Ibrahim as, yang dikenal sebagai khalilullah atau sahabat Allah. Hingga
diusia yang tergolong senja Nabi Ibrahim belum juga dikaruniai putra,
padahal beliau sangat menginginkannya. Allah Maha Mendengar dan Maha
Pemurah, akhirnya keinginan itupun dikabulkan, lahirlah Ismail. Semenjak
kelahiran Ismail, kasih sayang kepadanya begitu b esar pada anaknya itu

4. Rezeki Adalah Tanda Kekuasaan Allah


Tiada kenikmatan apapun wujudnya yang dirasakan manusia,
melainkan datang dari Allah SWT. Atas dasar itu, Allah SWT mewajibkan
manusia untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya. Dengan cara senantiasa
mengingatkan bahwasanya kenikmatan tersebut datang dari Allah SWT,
diteruskan mengucapkan hamdalah, dan selanjutnya menafkahkan sebagai
kekayaannya dijalan-jalan yang diridhai Allah SWT

6
E. Menjemput Rezeki

Rezeki sangatlah luas dan dalam. Seluas bumi dan kedalaman lautan. Memang
setiap jengkal daratan dan lautan terdapat makanan yang bisa dipanen. Masalahnya,
seringkali orang lebih berorientasi pada menunggu rezeki dibandingkan
menerimanya. Rezeki seringkali di ambil dengan cara mementingkan selera pribadi
daripada memanfaatkan peluang yang datang. Daripada membuang-buang waktu
untuk mencapai tujuan, pilihlah rute yang lebih cepat. Lika-liku kehidupan tidak bisa
diukur dengan perhitungan. Manusia seolah mengabaikan fakta bahwa segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini mempunyai esensi yang mendefinisikannya. Allah swt.
berfirman: Artinya, “Dan tidak ada sesuatu pun yang merayap di muka bumi kecuali
Allah yang memberi rezeki kepada mereka” (QS. Hud: 6).
Oleh karena itu, Islam menekankan agar seluruh umat Islam mencari nafkah
dengan menggunakan segala sumber daya dan kekuatan yang mereka miliki. Tentu
saja, ada dua kebajikan yang harus diperhatikan :

1. Rezeki Yang Di Dapat Adalah Baik.


Seperti yang di jelaskan QS al-Baqarah 2:127, “Hai orang-orang yang
beriman, makanlah makanan yang baik yang telah Kami sediakan bagi kamu.”
Ahmad Mustafa Al-Maraghi menjelaskan betapa pentingnya bagi umat Islam
untuk mengonsumsi makanan yang halal, bersih dan jujur, mengacu pada ayat di
atas. Halal artinya tanpa kemaksiatan kepada Allah SWT. Kebersihan artinya
tidak mengandung sesuatu pun yang telah dilupakan Allah. Sebaliknya, hetero
berarti makanan dapat menekan nafsu dan menjaga rasionalitas.

2. Rezeki Harus Dilakukan Dengan Cara Yang Benar.


Islam melarang segala bentuk upaya mencari nafkah dengan cara yang kejam.
Contohnya seperti perbuatan riba, yang di jelaskan pada (Al-Baqarah [2]: 278-
279) “Maka jika kamu tidak melakukan hal itu (meninggalkan sisa riba),
ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangi kamu. Dan jika kamu
bertaubat (dari riba), maka sebagian besar hartamu menjadi milikmu. Anda tidak
akan dianiaya atau diperlakukan tidak adil.”
Selain itu, rezeki halal merupakan syarat diterimanya doa oleh Allah SWT.
rezeki halal menciptakan masyarakat dan bangsa yang kuat.

a. Cara Menjemput Rezeki


Keyakinan yang kuat menjadi modal utama dalam menjadikan asbab (usaha)
mencari rezeki. Ar- Rahman yang menjadikan dunia ini sebagai tempat uji coba,
memberikan solusi terhadap permasalahan umat manusia. Diantaranya :

1) Bekerja Keras dan Berusaha

7
Allah berfirman, artinya: “Jika kamu telah selesai shalat Jumat, tebarkanlah di
tanah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu berbahagia.” (QS. Al-
Jumu’ah :10)

2) Taqwa (Taatilah Perintah dan Larangan Allah)


Allah berfirman, artinya : “Dan kepada orang-orang yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan Dia akan memberi makan dari
arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Thala : 2)

3) Tawakal (Serahkan Diri Pada Allah)


Allah berfirman dan bermaksud: “Dan orang-orang yang bertawakal kepada Allah
niscaya akan tercukupi (kebutuhannya).” (QS. Ath Thalaq: 3)

4) Bersabar dan Bersyukur


Allah berfirman dan bermaksud: “Jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan
menambah (berkahku) kepadamu, dan jika kamu mengingkarinya, maka siksaku
berat.” (QS. Ibrahim: 7)

5) Berinfaq / Sadaqah / Zakat


Allah berfirman dan bermaksud: “Dan berapapun hartamu yang kamu keluarkan,
niscaya Allah akan menggantinya.” (QS.Saba: 39)

6) Silaturahmi
Rasul bersabda, artinya : ”Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan
rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung
silaturohmi.” (HR. Bukhori Muslim)

7) Ber Do’a dan Istigfar


Rasulullah bersabda, artinya: “Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah dan
yang selainnya)

Allah berfirman, artinya : “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia


adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

8) Berbuat Kebaikan
Rasulullah bersabda, artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada
hambaNya yang berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia
dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.” (HR. Ahmad)

9) Berdagang/Berniaga

8
Rasulullah bersabda, yang artinya: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh
pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (HR. Ahmad)

10) Bangun Pagi


Fatimah (Puteri Rasulullah) berkata bahwa saat Rasulullah melihatnya masih
terlentang di tempat tidurnya di pagi hari, beliau (S.A.W) mengatakan kepadanya,

“Puteriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan hati Allah, dan janganlah


menjadi seperti kebanyakan orang.
Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh
sampai terbitnya matahari.” (HR. Al-Baihaqi)

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Islam mewajibkan umatnya untuk berusaha mencari makanan yang baik, halal, dan
bersih agar diridhoi oleh Allah. Allah menyediakan makanan bagi seluruh makhluk di
muka bumi ini tanpa terkecuali.
Islam memerintahkan dan memuji orang-orang yang mau bekerja dan menganjurkan
saudara-saudara lainnya untuk bekerja keras dan meningkatkan kekayaan serta
kesejahteraan dalam hidup. Bahkan di zaman yang semakin modern ini, masih ada
orang-orang yang karena keserakahan atau keinginan putus asa untuk mencari nafkah,
beralih ke mata pencaharian ilegal dan akhirnya menjadi penjambret, perampokan,
dll. Mereka akhirnya melakukan tindakan yang tidak rasional. Pemahaman konsep
penghidupan merupakan topik penting yang perlu dibahas secara mendalam.
Pemahaman yang baik tentang cara mengatasinya akan bermanfaat bagi individu dan
masyarakat. Sebaliknya jika seseorang tidak memahami kemampuan tubuh untuk
pulih, maka akan menyebabkan ia terjerumus ke dalam jurang materialisme atau hal-
hal lain yang hanya bisa diukur dengan mata telanjang.

B. SARAN
Hendaknya sorang muslim dapat memperjuangkan sesuatu yang halal, banyak yang
merasa apa yang ia makan sudah halal, faktanya masih banyak makanan yang tidak
memenuhi syariat mengalir ditubuh kita. Penuhi lah apa yang di perintahkan oleh
Allah swt, sesungguhnya dialah Yang maha pengasih lagi maha pengampun

10
DAFTAR PUSTAKA

Faztin, I. (n.d.). Macam-macam Rezeki Menurut Kacamata Islam. Retrieved from


yatimmandiri.org:
https://yatimmandiri.org/blog/muamalah/macam-macam-rezeki/#:~:text=Kata
%20rezeki%20berakar%20dari%20bahasa,yang%20halal%20maupun%20yang
%20haram.
Jamilah, D. (2020, Agustus 3). repository.iiq.ac.id. Retrieved from Konsep Rezeki dalam Al-
Qur'an: https://repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1519/2/16210729_Publik.pdf
3
Kristina. (2021, Juli 1). Dua Jenis Rezeki dalam Islam yang Diberikan Allah SWT. Retrieved
from news.detik.com: https://news.detik.com/berita/d-5626368/dua-jenis-rezeki-
dalam-islam-yang-diberikan-allah-swt/amp
Ramadhan, S. (2020, September 19). Rezeki Halal dan Haram. Retrieved from suaraislam.id:
https://suaraislam.id/rezeki-halal-dan-rezeki-haram/
Tamar, M. (2018, November 17). Rezeki dalam Perspektif Al-Qur'an. Retrieved from
repository.ptiq.ac.id: https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/402/1/Skripsi
%20Muhammad%20Tamar.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai