Dosen pengampu :
NS. SATRIANI, M.KEP
Kelompok
1. Amalia Febriyanzah (2314202205)
2. Ananda Satria Dwi Putra (2314201106)
3. Aura Dita Amelia (2314201109)
4. Felisha Aulia (2314201114)
5. Karel Syafira Mahesa Ayu (2314201118)
6. Maharani Widyatamaka (2314201121)
7. Nadia Nur Syafira (2314201127)
8. Riri Rosdiana (2314201138)
9. Vera Nofalia Putri (2314201146)
10. Zahwa Zul Khalida (2314201150)
Puji syukur ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat memyelesakan tugas makalah yang berjudul "BAGAIMANA CARA MENCARI
REZEKI YANG HALAL” dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Agama, yang dibimbing oleh NS. Satriani,
M.Kep
Makalah kami juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi bagaimana
cara mencari rezeki yang halal. Kami sangat berterimakasih kepada NS. Satriani, M.Kep
Selaku pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat memberikan kami
wawasan tentang bagaimana cara mencari resku yang halal, materi yang sedang kami pelajari
saat ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini mash jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
A. LATAR BELAKANG........................................................................................ 1
A. Menjemput Rezeki..............................................................................................2
1. Rezeki Yang Di Dapat Adalah Baik.......................................................2
2. Rezeki Harus Dilakukan Dengan Cara Yang Benar ...........................3
B. Cara Menjemput Rezeki ....................................................................................3
1. Bekerja Keras dan Berusaha .................................................................4
2. Taqwa (Taatilah Perintah dan Larangan Allah)................................. 4
3. Tawakal (Serahkan Diri Pada Allah) ...................................................4
4. Bersabar dan Bersyukur.........................................................................4
5. Berinfaq/Sadaqah/Zakat.........................................................................4
6. Silahtuhrahmi......................................................................................... 4
7. Ber Do’a dan Istigfar...............................................................................4
8. Berbuat Kebaikan....................................................................................4
9. Berdagang/Berniaga................................................................................5
10. Bangun Pagi.............................................................................................5
A. KESIMPULAN ................................................................................................6
B. SARAN............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam mewajibkan setiap orang berusaha mencari rezeki yang baik, halal dan
bersih agar rezeki tersebut diridhoi oleh Allah. Allah menyediakan makanan bagi
seluruh makhluk di muka bumi ini tanpa terkecuali. Sebab, Allah mempunyai Ar-
Razzᾱq, sifat maha pemberi makanan. Oleh karena itu, masyarakat hanya disarankan
untuk berusaha sekuat tenaga.
Kebahagiaan berasal dari kata رزقا-ْ ( رزْق ْ–يرزْقberarti segalanya).
Hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan, seperti hujan, nasib, gaji, gaji, dan
sebagainya. Sesuai dengan Arti makanan menurut kamus bahasa indonesia. Artinya,
makanan, penghidupan, dan apa pun yang diberikan Tuhan kepada kita yang
digunakan untuk menopang kehidupan, pendapatan, keuntungan dan lain sebagainya.
Bahkan di zaman yang semakin modern ini, masih ada orang yang karena
keserakahan atau keinginan putus asa untuk mencari nafkah, beralih ke mata
pencaharian ilegal, dan akhirnya mencuri, mencuri, dan sebagainya. Mereka akhirnya
melakukan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Kasus kriminal yang melibatkan
pencopetan dan kegiatan keuangan lainnya. Sebab, pengetahuan mengenai rezeki
halal dan tepat masih belum mendalam.
1
berbisnis dan perilaku mencari nafkah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah.
Sebaliknya jika pemahaman seseorang tentang daya tahan buruk maka akan membuat
seseorang terjerumus ke dalam jurang materialisme atau hal lain yang hanya bisa
diukur dengan mata telanjang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rezeki
Kata rezeki berasal dari bahasa Arab yakni ‘rizqi’ yang secara etimologi memiliki arti
pemberian. Sedangkan menurut istilah, ‘rizq’ memiliki arti sebagai segala sesuatu
pemberian Allah SWT bagi makhluk ciptaan-Nya untuk dikonsumsi oleh mereka baik
itu yang halal maupun yang haram.
Berdasarkan KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rezeki sendiri memiliki
2 arti. Arti yang pertama adalah segala hal (pemberian dari Allah) yang bermanfaat
dalam memelihara kehidupan seorang hamba misal makanan, udara, dan lainnya.
Sedangkan arti yang kedua adalah sebuah kiasan terhadap pendapatan, keuntungan,
peluang dan kesempatan mendapatkan makanan, uang, dan berbagai hal yang dapat
digunakan untuk hidup.
Semua rezeki itu sudah di atur oleh Allah. Kita sebagai hamba hanya harus tetap
berusaha dan tetap bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Meskipun
sekarang belum di limpahkan rezeki, bisa jadi suatu saat nanti akan dilimpahkan.
Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Q.S.Hud: 6,
َو َم ا ِم ْن َد ۤا َّبٍة ِفى اَاْلْر ِض ِااَّل َع َلى ِهّٰللا ِر ْز ُقَها َو َيْع َلُم ُم ْسَتَقَّرَها َوُم ْسَتْو َدَع َهاۗ ُك ٌّل ِفْي ِكٰت ٍب ُّم ِبْيٍن
3
3. Rezeki dari Bersyukur
Betapa besar keutamaan bersyukur telah berkali-kali ditegaskan Allah SWT dalam
Al-Quran. Bahkan Allah berjanji bahwa mereka yang pandai bersyukur atas
nikmat yang diberikan maka akan dilipatgandakan nikmat Allah yang diberikan.
Begitu pula sebaliknya, bagi mereka yang tak pandai bersyukur akan diberikan
azab yang sangat pedih. Al-Quran Surah Ibrahim ayat 7 dengan tegas menjelaskan
hal ini:
َو ِاْذ َتَاَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِٕىْن َشَكْر ُتْم َاَلِزْيَد َّنُك ْم َو َلِٕىْن َكَفْر ُتْم ِاَّن َع َذ اِبْي َلَش ِد ْيٌد
Anak dan keluarga merupakan sumber kita mendapatkan rezeki. Karena mereka
kita harus bekerja untuk menghidupi semuanya. Maka keluarga dan anak bukan
lah beban melainkan sumber rezeki kita. Allah berfirman dalam Q.S.Al-Isra': 31,
َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْو اَل َد ُك ْم َخ ْش َيَة ِاْم اَل ٍۗق َنْح ُن َنْر ُز ُقُهْم َو ِاَّياُك ْۗم ِاَّن َقْتَلُهْم َك اَن ِخ ْطًٔـا َك ِبْيًرا
Bagi mereka yang menikah, Allah berjanji untuk melancarkan rezeki baginya.
Allah telah berkali-kali menyebutkan bahwa rezeki mereka yang menikah akan
dicukupkan sehingga tak ada yang perlu ditakutkan dengan menikah.
Meski ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa dengan menikah maka
akan seret rezeki seseorang, sungguh hal ini sama sekali tidak berdasar. Kebijakan
perusahaan yang ada kalanya mensyaratkan calon pegawainya tidak menikah
untuk dapat diterima sebenarnya patut direvisi.
4
6. Rezeki karena berusaha
Untuk mendapatkan rezeki kita harus berusaha terlebih dulu, bisa dengan bekerja
dan lain sebagainya. Dan berusaha nya harus dengan cara yang halal. Allah telah
menjelaskannya dalan Q.S.An-Najm: 39,
Siapa sih yang tahu rencana Allah? Tidak ada satupun manusia yang
mengetahuinya. Maka jika kita dalam kesulitan maka percayalah bahwa Allah
pasti akan membantu kita. Dalam Q.S.At-Talaq: 3, Allah telah berfirman,
َّوَيْر ُز ْقُه ِم ْن َح ْيُث اَل َيْح َتِس ُۗب َو َم ْن َّيَتَو َّك ْل َع َلى ِهّٰللا َفُهَو َح ْسُبٗه ۗ ِاَّن َهّٰللا َباِلُغ َاْم ِر ٖۗه َقْد َجَعَل ُهّٰللا ِلُك ِّل َش ْي ٍء َقْد ًرا
"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah
telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis rezeki dalam islam yang diberikan Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan Fakhrizal Idris dalam bukunya yang berjudul Rezeki
Mengungkap Makna, Meraih Rezeki dalam Perspektif Al Quran dan Al Hadits,
sebagai berikut:
5
1. Rezeki yang Bersifat Maadi (materi)
Rezeki maadi adalah rezeki yang berupa materi. Seperti air hujan, buah-buahan,
pekerjaan, harta dan semacamnya. Rezeki jenis ini diberikan kepada setiap manusia,
baik orang mukmin maupun kafir.
Rezeki maknawi adalah kebalikan dari rezeki maadi. Rezeki ini berbentuk rasa cinta
dan kebahagiaan, iman dan qanaah, serta hal semacamnya. Rezeki jenis ini
dikaruniakan kepada hamba yang dicintai-Nya.
D. Fungsi Rezeki
1. Menguatkan iman
“Barang siapa yang beramal shalih, baik laki-laki maupun
perempuan dan dia (dalam keadaan) beriman, maka sesungguhnya akan
kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia). Dan sesungguhnya
akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan (di akhirat kelak)”. (Q.S an-Nahl: 97)
2. Melatih Kesabaran
Pemahaman sesorang atas hakekat rezeki, bahwasanya rezeki berada
dalam genggaman dan kuasa Ilahi. Allah memberikan dan menahan rezeki
kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Sebagaimana Allah juga
melimpahkan dan mencabut rezeki kepada orang-orang yang diinginkanNya.
3. Intropeksi Diri
Sebuah contoh keteladan itu melalui seorang Nabi, yaitu Nabi
Ibrahim as, yang dikenal sebagai khalilullah atau sahabat Allah. Hingga
diusia yang tergolong senja Nabi Ibrahim belum juga dikaruniai putra,
padahal beliau sangat menginginkannya. Allah Maha Mendengar dan Maha
Pemurah, akhirnya keinginan itupun dikabulkan, lahirlah Ismail. Semenjak
kelahiran Ismail, kasih sayang kepadanya begitu b esar pada anaknya itu
6
E. Menjemput Rezeki
Rezeki sangatlah luas dan dalam. Seluas bumi dan kedalaman lautan. Memang
setiap jengkal daratan dan lautan terdapat makanan yang bisa dipanen. Masalahnya,
seringkali orang lebih berorientasi pada menunggu rezeki dibandingkan
menerimanya. Rezeki seringkali di ambil dengan cara mementingkan selera pribadi
daripada memanfaatkan peluang yang datang. Daripada membuang-buang waktu
untuk mencapai tujuan, pilihlah rute yang lebih cepat. Lika-liku kehidupan tidak bisa
diukur dengan perhitungan. Manusia seolah mengabaikan fakta bahwa segala sesuatu
yang ada di alam semesta ini mempunyai esensi yang mendefinisikannya. Allah swt.
berfirman: Artinya, “Dan tidak ada sesuatu pun yang merayap di muka bumi kecuali
Allah yang memberi rezeki kepada mereka” (QS. Hud: 6).
Oleh karena itu, Islam menekankan agar seluruh umat Islam mencari nafkah
dengan menggunakan segala sumber daya dan kekuatan yang mereka miliki. Tentu
saja, ada dua kebajikan yang harus diperhatikan :
7
Allah berfirman, artinya: “Jika kamu telah selesai shalat Jumat, tebarkanlah di
tanah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu berbahagia.” (QS. Al-
Jumu’ah :10)
6) Silaturahmi
Rasul bersabda, artinya : ”Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan
rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung
silaturohmi.” (HR. Bukhori Muslim)
8) Berbuat Kebaikan
Rasulullah bersabda, artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada
hambaNya yang berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia
dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.” (HR. Ahmad)
9) Berdagang/Berniaga
8
Rasulullah bersabda, yang artinya: “Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh
pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (HR. Ahmad)
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam mewajibkan umatnya untuk berusaha mencari makanan yang baik, halal, dan
bersih agar diridhoi oleh Allah. Allah menyediakan makanan bagi seluruh makhluk di
muka bumi ini tanpa terkecuali.
Islam memerintahkan dan memuji orang-orang yang mau bekerja dan menganjurkan
saudara-saudara lainnya untuk bekerja keras dan meningkatkan kekayaan serta
kesejahteraan dalam hidup. Bahkan di zaman yang semakin modern ini, masih ada
orang-orang yang karena keserakahan atau keinginan putus asa untuk mencari nafkah,
beralih ke mata pencaharian ilegal dan akhirnya menjadi penjambret, perampokan,
dll. Mereka akhirnya melakukan tindakan yang tidak rasional. Pemahaman konsep
penghidupan merupakan topik penting yang perlu dibahas secara mendalam.
Pemahaman yang baik tentang cara mengatasinya akan bermanfaat bagi individu dan
masyarakat. Sebaliknya jika seseorang tidak memahami kemampuan tubuh untuk
pulih, maka akan menyebabkan ia terjerumus ke dalam jurang materialisme atau hal-
hal lain yang hanya bisa diukur dengan mata telanjang.
B. SARAN
Hendaknya sorang muslim dapat memperjuangkan sesuatu yang halal, banyak yang
merasa apa yang ia makan sudah halal, faktanya masih banyak makanan yang tidak
memenuhi syariat mengalir ditubuh kita. Penuhi lah apa yang di perintahkan oleh
Allah swt, sesungguhnya dialah Yang maha pengasih lagi maha pengampun
10
DAFTAR PUSTAKA
11