Anda di halaman 1dari 3

Pres t a s i K es u lt a n a n Sa f a w i

K e s u lt a n a n d a n p re s t a s i d u a la h s ya f a w i

Kesultanan Safawi merupakan salah satu dinasti yang berkuasa di Persia (sekarang Iran) pada
abad ke-16 hingga ke-18. Dinasti ini memiliki sejumlah prestasi yang signifikan, di antaranya:

•Pengenalan Agama Syiah Twelver: Dinasti Safawi memainkan peran penting dalam pengembangan
dan penyebaran agama Syiah Twelver. Mereka membuat Syiah sebagai agama resmi Kesultanan
Safawi dan berupaya memperkuat pengaruhnya di seluruh wilayah.

•Pembentukan Kekuatan Militer: Kesultanan Safawi membangun angkatan bersenjata yang kuat,
terutama dengan membentuk tentara yang terdiri dari pasukan infanteri dan kavaleri yang
terlatih dengan baik, yang dikenal sebagai "Qizilbash". Ini membantu mereka mempertahankan
kekuasaan dan memperluas wilayah ke berbagai wilayah.

•Kesenian dan Kebudayaan: Era Safawi juga menciptakan kemajuan dalam seni, sastra, dan
arsitektur. Mereka membangun bangunan megah seperti Masjid Imam di Isfahan, yang dikenal
karena arsitektur indahnya.

•Hubungan Internasional: Safawi menjalin hubungan internasional dengan negara-negara Eropa dan
Asia. Hubungan dagang dengan negara-negara Eropa membawa kemakmuran ekonomi ke kesultanan
ini.

Namun, Kesultanan Safawi juga menghadapi tantangan dan konflik selama pemerintahannya,
terutama melawan Kesultanan Ottoman dan konflik dalam negeri. Kesultanan Safawi akhirnya
runtuh pada abad ke-18, tetapi warisan budaya dan agama Syiah yang mereka tinggalkan tetap
berpengaruh di wilayah tersebut hingga hari ini.

Pr o s e s b er d i r i d a u l a h s y a f a w i

Proses berdirinya Kesultanan Safawi (bukan "daulah Syafawi") adalah sebuah perjalanan sejarah
yang menarik. Kesultanan Safawi didirikan oleh Shah Ismail I pada awal abad ke-16. Berikut
langkah-langkah utama dalam proses berdirinya Kesultanan Safawi:

•Pemberontakan Terhadap Timurid: Pada awalnya, Ismail I adalah pemimpin suku di wilayah
Azerbaijan. Dia memimpin pemberontakan terhadap penguasa Timurid yang ada di wilayah
tersebut. Pada tahun 1501, Ismail I berhasil menaklukkan Tabriz, yang merupakan kota penting di
Azerbaijan.

•Pengadopsian Syiah Twelver: Salah satu langkah penting dalam proses berdirinya Kesultanan
Safawi adalah pengadopsian agama Syiah Twelver sebagai agama resmi negara. Ini membedakan
mereka dari mayoritas Muslim Sunni di wilayah tersebut dan menjadi dasar identitas Kesultanan
Safawi.
•Ekspansi Wilayah: Setelah mengukuhkan kekuasaannya di Azerbaijan, Ismail I dan penerusnya,
terutama Shah Abbas I, melakukan ekspansi militer yang signifikan. Mereka merebut banyak
wilayah di Persia, Irak, dan Kaukasus, sehingga memperluas wilayah Kesultanan Safawi.

•Pembentukan Struktur Pemerintahan: Kesultanan Safawi membangun struktur pemerintahan


yang kuat dengan pemerintahan sentral yang efisien. Mereka juga mengembangkan angkatan
bersenjata yang kuat, terutama dengan membentuk tentara Qizilbash.

•Peningkatan Hubungan Internasional: Safawi menjalin hubungan dengan negara-negara Eropa,


termasuk Portugal dan Inggris, serta negara-negara Muslim lainnya. Hubungan dagang dengan Eropa
membantu mereka mendapatkan dukungan ekonomi dan politik.

•Pusat Budaya dan Kesenian: Di bawah pemerintahan Shah Abbas I, Kesultanan Safawi mengalami
masa keemasan dalam bidang seni, sastra, dan arsitektur. Ini mencakup pembangunan berbagai
struktur megah seperti Masjid Imam di Isfahan.

•Kesultanan Safawi berkembang dan berkuasa selama hampir dua abad sebelum akhirnya
menghadapi kemunduran pada akhir abad ke-18. Meskipun berakhirnya Kesultanan Safawi,
warisan budaya dan agama Syiah yang mereka tinggalkan masih berpengaruh di Iran dan wilayah
sekitarnya hingga saat ini.

Pr o s e s r u n t u h d a u l a h s y a f a w i

Proses runtuhnya Kesultanan Safawi adalah hasil dari berbagai faktor internal dan eksternal yang
saling terkait. Berikut beberapa faktor utama yang menyebabkan runtuhnya Kesultanan Safawi:

•Peperangan dan Konflik Internal: Kesultanan Safawi menghadapi sejumlah konflik internal yang
merusak stabilitas mereka. Pemberontakan suku-suku Qizilbash, kelompok yang sebelumnya
merupakan pendukung setia kesultanan, menyebabkan ketidakstabilan dalam pemerintahan.
Selain itu, konflik suksesi di antara penguasa Safawi menyebabkan perpecahan dan pertumpahan
darah di dalam keluarga kerajaan.

•Peperangan dengan Kesultanan Ottoman: Salah satu faktor utama dalam runtuhnya Kesultanan
Safawi adalah serangkaian perang dengan Kesultanan Ottoman yang disebut "Perang Ottoman-
Safawi." Konflik ini berlangsung selama bertahun-tahun dan merusak kedua belah pihak. Perjanjian
-perjanjian yang merugikan dan pertempuran berkepanjangan berdampak negatif pada kesultanan
Safawi.

•Ancaman Eksternal Lainnya: Selain Kesultanan Ottoman, Kesultanan Safawi juga menghadapi
tekanan dari berbagai kekuatan eksternal seperti Afghan, Rusia, dan Inggris. Serangan Afghan pada
awal abad ke-18, terutama Pemberontakan Safawi, mengakibatkan kerusakan besar pada
Kesultanan Safawi dan perubahan signifikan dalam peta politik wilayah tersebut.
•Korupsi dan Penurunan Kualitas Pemerintahan: Seiring berjalannya waktu, korupsi dan
penurunan kualitas pemerintahan dalam Kesultanan Safawi memengaruhi efektivitas
pemerintahan mereka. Hal ini melemahkan kemampuan kesultanan untuk mengatasi tantangan
internal dan eksternal.

•Krisis Ekonomi: Kesultanan Safawi mengalami masalah ekonomi yang serius, termasuk inflasi yang
tinggi dan tekanan ekonomi akibat perang berkepanjangan. Hal ini mengakibatkan ketidakstabilan
ekonomi yang merugikan rakyat dan pemerintah.

•Penyebutan Pemberontakan Pemberontakan: Pemberontakan dan ketidakpuasan rakyat,


terutama di wilayah-wilayah perbatasan, juga berperan dalam runtuhnya Kesultanan Safawi.
Beberapa kelompok etnis dan agama yang merasa terpinggirkan turut dalam pemberontakan
melawan kesultanan.

•Kesultanan Safawi secara resmi berakhir pada tahun 1736 ketika Nadir Shah mengambil alih
kekuasaan. Meskipun upaya pemulihan dilakukan oleh beberapa penguasa setelah itu, Kesultanan
Safawi tidak pernah mencapai kejayaan sebelumnya. Dengan demikian, runtuhnya Kesultanan
Safawi adalah hasil dari kombinasi faktor internal dan eksternal yang melemahkan dan mengakhiri
masa pemerintahan mereka.

Anda mungkin juga menyukai