Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

“ANALISA MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) PENGIRIMAN


DENGAN PARAMETER ASAM LEMAK BEBAS/FREE FATY
ACID (FFA), KADAR AIR (MOISTURE) DAN KADAR
KOTORAN (DIRTY) DI PT. PERMATA CITRA RANGGAU”
(18 JULI – 30 NOVEMBER 2023)
Diajukan Sebagai Tugas Akhir Dalam Pelaksaan
Praktik Kerja Lapangan (PKL)

DISUSUN OLEH :
VAREL JOSUA PUTRA
0076220172

KONSENTRASI KEAHLIAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


SMK NEGERI 3 MANDAU
PROVINSI RIAU
2023
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
“ANALISA MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) PENGIRIMAN
DENGAN PARAMETER ASAM LEMAK BEBAS/FREE
FATY ACID (FFA), KADAR AIR (MOISTUR) DAN KADAR
KOTORAN (DIRTY) DI PT. PERMATA CITRA RANGGAU”
(18 JULI – 30 NOVEMBER 2023)

DISUSUN OLEH :
VAREL JOSUA PUTRA
0076220172

KONSENTRASI KEAHLIAN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


SMK NEGERI 3 MANDAU
PROVINSI RIAU
2023
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusun dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan dan dalam menyusun laporan ini. Ucapan terima kasih sebesar-
besarnya penyusun sampaikan kepada:
1. Bapak Agus Subagiyo, ST, M. Si selaku Kepala SMK Negri 3 Mandau.
2. Bapak Zulkifli Siagian selaku KTU PT.Permata Citra Rangau
3. Ibuk Tesa Putri Utami, S.Pd selaku Kepala Kopetensi Keahlian Teknik Kimia
Industri.
4. Bapak Ridwan S, S.Pd selaku Guru Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
5. ibu E.Samosir sebagai orang tua Penulis yang Selalu Membantu Dan
Mendoakan Penulis Dalam Melaksanakan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan.
6. Bapak Dedi Suswanto selaku Kepala Departemen Laboratorium PT. Permata
Citra Rangau
7. Bapak Ari Julianda selaku Pembimbing Industri PT. Permata Citra Rangau
8. Abraham santoso siboro, Nurul Nissa, Dahlia, Fadilah Azhar rekan PKL di PT.
Permata Citra Rangau.

i
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN

Laporan Prakitik Kerja Lapangan (PKL) atas nama VAREL JOSUA


PUTRA, NIS. 24082, Teknik Kimia Industri, Dengan judul “ANALISA
MUTU CRUDE PALM OIL (CPO) PENGIRIMAN DENGAN
PARAMETER ASAM LEMAK BEBAS/FREE FATY ACID (FFA),
KADAR AIR (MOISTUR) DAN KADAR KOTORAN (DIRTY) DI PT.
PERMATA CITRA RANGGAU” ,Tahun Pelajaran 2023/2024. Telah dapat
disetujui dan disahkan sebagai tugas akhir dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).

Sebanga, 30 November 2023


Menyetujui,

KOORDINATOR PKL PEMBIMBING INDUSTRI

DEDI SUSWANTO ARI JULIANDA

Diketahui oleh:

KTU PT. PERMATA CITRA RANGAU

ZULKIFLI SIAGIAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpah Rahmat karunia dan hidayah serta nikmat kesehatan dan
kemudahan yang tiada tara karena dengan semua rahmat-Nya penyusun dapat
menyelesaikan laporan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan tanpa adalah
halangan apapun dan sesuai dengan waktu yang ditentukan laporan ini disusun
dengan pengalaman dan ilmu yang diperoleh penyusun selama melaksanakan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan di PT. Permata Citra Rangau.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja
lapangan yang telah dilaksanakan oleh penyusun di PT Permata Citra Rangau
yang dilakukan setiap Senin sampai Sabtu pada periode 18 Juli sampai 30
November 2023 laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
persyaratan tugas dari sekolah untuk melaksanakan Ujian Akhir Semester sebagai
pertanggung jawaban atas kegiatan Praktek Kerja Lapangan di dunia usaha atau di
dunia industri. Tujuan dibuatnya Praktek Kerja Lapangan ini yaitu untuk
melaporkan hasil yang kami dapat selama di PT Permata Citra Rangau.

Sebanga, 30 November 2023


Penyusun:

VAREL JOSUA PUTRA


NISN :0076220172

iii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN .................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABLE..................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
1.2 WAKTU DAN TEMPAT PKL ..........................................................................3
1.3 TUJUAN PKL ....................................................................................................3
1.4 MANFAAT PKL................................................................................................3
1.5 PROFIL PERUSAHAAN PKL ..........................................................................6
1.6 STRUKTUR ORGANISASI.................................................................................... 7
BAB II DASAR TEORI
2.1 CRUDE PALM OIL(CPO). ..................................................................................... 8
2.2 Kadar Asam Lemak Bebas ................................................................................ 9
2.3 Kadar Air ........................................................................................................ 11
2.4 Kadar Pengotor................................................................................................ 13
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Crude Palm Oil (Cpo) . ................. 14
2.3 STANDARDISASI LARUTAN NAOH ............................................................. 14
BAB III PEMBAHASAN
3.1 ANALISA FFA (FREE FATY ACID)/ALB (ASAM LEMAK BEBAS) ....... 17
3.2 ANALISA MOISTUR CPO................................................................................... 20
3.3 ANALISA KADAR KOTORAN .......................................................................... 22
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................................ 26
4.2 KRITIK DAN SARAN ........................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 PT. Permata Citra Ranga ................................................................... 6


Gambar 2 Letak Peta PT. Permata Citra Rangau ............................................... 7
Gambar 3 crude palm oil .................................................................................... 8
Gambar 4 reaksi hidrolis minyak ....................................................................... 9
Gambar 5 analisa asam lemak bebas .................................................................. 10
Gambar 6 analisa kadar air ................................................................................. 12
Gambar 7 analisa kadar kotoran ......................................................................... 13
Gambar 8 natrium hidroksida ............................................................................. 15
Gambar 9 titrasi .................................................................................................. 16

v
DAFTAR TABLE

Tabel 1 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit ................................................... 14


Tabel 2 alat analisa ALB ................................................................................. 17
Tabel 3 bahan analisa ALB .............................................................................. 17
Tabel 4 analisa kadar asam lemak bebas......................................................... 19
Tabel 5 Alat Analisa MOIST ............................................................................ 20
Tabel 6 bahan Analisa MOIST ......................................................................... 20
Tabel 7 analisa kadar Air ................................................................................. 21
Tabel 8 Alat Analisa Kotoran .......................................................................... 22
Tabel 9 Bahan Analisa Kotoran ....................................................................... 22
Tabel 10 analisa kadar kotoran ........................................................................ 24

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan satuan pendidikan yang


bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten untuk bekerja sesuai
dengan keahliannya. Keterserapan lulusan di dunia kerja1 menjadi salah satu
tantangan yang harus dihadapi oleh SMK beserta pemangku kepentingan
(stakeholder) pendidikan. Penguatan keterampilan teknis (hardskills) dan
keterampilan non-teknis (soft skills) merupakan kunci untuk meningkatkan angka
kebekerjaan lulusan SMK. Pembelajaran langsung di dunia kerja menjadi
kebutuhan peserta didik SMK agar dapat mengasah kompetensi dan menguatkan
budaya kerja. Oleh karena itu, penting sekali dibangun kerja sama antara SMK
dengan dunia kerja.
Pemerintah memberikan dukungan keterlibatan dunia usaha dalam
pendidikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2010 tentang
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam
Setahun Berjalan. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut disebutkan bagi wajib
pajak yang menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau
pembelajaran dalam rangka pembinaan manusia berbasis kompetensi tertentu
dapat diberikan pengurangan pajak dari penghasilan bruto paling tinggi 200%
dari jumlah yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan,
dan/atau pembelajaran. Peraturan Pemerintah tersebut menjadi dasar dari
Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 128/PMK.010/2019 tentang
Pengurangan Penghasilan Bruto Atas Penyelenggaraan Kegiatan Praktik Kerja,
Pemagangan, Dan/Atau Pembelajaran Dalam Rangka Pembinaan Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Berbasis Kompetensi Tertentu. Teknis
pengurangan pajak terdapat pada buku saku super tax deduction untuk mitra
vokasi.

1
Berdasarkan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020 tentang Praktik Kerja
Lapangan Bagi Peserta Didik, Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah
pembelajaran bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK) yang dilaksanakan melalui praktik kerja di dunia kerja
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan kerja.
Selanjutnya pada Kepmendikbudristek Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan
Atas Kepmendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan
Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran yang kemudian disebut
Kurikulum Merdeka, ditetapkan bahwa PKL merupakan salah satu mata
pelajaran sebagai wahana pembelajaran di dunia kerja (termasuk teaching
factory). Pada Kurikulum Merdeka, PKL menjadi mata pelajaran yang harus
diikuti oleh seluruh peserta didik SMK dengan ketentuan sekurang-kurangnya 6
bulan (792 jam pelajaran) di kelas XII pada SMK program 3 tahun dan sekurang-
kurangnya 10 bulan (1.368 jam pelajaran) di kelas XIII pada SMK program 4
tahun, Mata pelajaran PKL dilaksanakan di satuan pendidikan dan dunia kerja.
Sesuai dengan ketentuan Kepmendikbudristek tersebut, SMK/MAK
bersama dengan mitra dunia kerja berkewajiban untuk membuat perencanaan
pembelajaran yang meliputi: Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan
Pembelajaran (ATP), dan Perencanaan Pembelajaran sesuai dengan Capaian
Pembelajaran (CP) pada Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 033/H/KR/2022. Pada CP
tersebut ditegaskan bahwa PKL merupakan penyelarasan akhir atau kulminasi
dari seluruh mata pelajaran pada jenjang SMK. Pembelajaran PKL
diselenggarakan berbasis proses bisnis dan mengikuti Prosedur Operasional
Standar (POS) yang berlaku di dunia kerja. Sebagai mata pelajaran, pelaksanaan
PKL mengacu pada Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka.
Untuk pembelajaran PKL yang lebih dominan dilaksanakan di dunia kerja perlu
dibuatkan panduan PKL yang secara khusus mengacu pada Permendikbud
Nomor 50 Tahun 2020 guna memandu sekolah dan pihak-pihak lain yang terlibat
dalam pelaksanaanya.

2
1.2 WAKTU DAN TEMPAT PKL

1. Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan pada


tanggal 18 Juli 2023 hingga pada tanggal 30 November 2023. Dengan
waktu kerja yang berbeda yaitu sebagai berikut:
a. Jam pertama pukul 08:00 WIB S/D 12:00 WIB.

b. Jam istirahat Pukul 12:00 WIB S/D 13:00 WIB

c. Jam kedua Pukul 13:00 WIB S/D 16:00 WIB

2. Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan Di PT.
PERMATA CITRA RANGAU dengan posisi tempat kerja yang berbeda,
yaitu:
a. Departemen Laboratorium
b. Dapartemen Proses
c. Dapartemen Water Tritmen Plant
1.3 TUJUAN PKL

Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek kerja lapangan:


a. Internalisasi softskills di dunia kerja.
b. Penerapan hardskills yang dikuasai pada pekerjaan yang
sesungguhnya sesuai dengan Prosedur Operasional Standar (POS)
yang berlaku.
c. Peningkatan dan pengembangan hard skills dalam bidang
tertentu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.
d. Penyiapan kemandirian peserta didik untuk berwirausaha.

1.4 MANFAAT PKL


1.4.1 Manfaat PKL Bagi Peserta Didik
Adapun manfaad PKL bagi peserta didik sebagai berikut:
a. Meningkatnya kompetensi keahlian yang telah diperoleh di sekolah
b. Bertambahnya wawasan mengenai dunia kerja (pengalaman kerja nyata)
c. Meningkatnya kompetensi serta tertanamnya etos kerja yang tinggi

3
sesuai budaya kerja di dunia usaha/industri.
d. Menguatnya kemampuan produktif sesuai dengan konsentrasi
keahlian yang dipelajari.
e. Berkembangnya kemampuan sesuai perkembangan dunia kerja
dengan bimbingan/arahan pembimbing industri dan dapat berkontribusi
kepada dunia kerja.
f. Menguatnya kepribadian yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
dari budaya industri. yang tumbuh
g. Berkembangnya kemandirian belajar dan kemampuan kewirausahaan
peserta PKL
h. Bertumbuhnya keahlian melalui peningkatan kepercayaan diri yang
selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian
profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.

1.4.2. Manfaat PKL Bagi Sekolah


a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dan dunia kerja.
b. Meningkatnya kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung
selama PKL
c. Meningkatnya relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi.
d. Perencanaan, pelaksanaan, proses pembelajaran, Teaching Factory.
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di
tempat PKL.
e. Terwujudnya program penguatan pendidikan karakter secara terencana
dan implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya industri.

1.4.3. Manfaat PKL Bagi Tempat PKL (Dunia Kerja)

a. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK/MAK untuk


perkembangan dunia kerja.
b. Dunia kerja dapat mengenal kualitas peserta PKL dan mendapatkan calon

4
karyawan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meningkatnya citra positif dunia kerja karena dapat berkontribusi
terhadap dunia pendidikan.
d. Dunia kerja tempat PKL lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dapat menjadi wahana dalam promosi
produk.
e. Dunia kerja tempat PKL dapat mengembangkan produk/jasa sesuai
dengan kebutuhan sembari melatih soft skills dan hard skills peserta didik
PKL.
f. Dunia Kerja dapat memperoleh peluang untuk memanfaatkan insentif
pengurangan pajak super (Super Tax Deduction)

1.5 PROFIL PT.PERMATA CITRA RANGAU


1.5.1 Wilayah dan Daerah Operasi

Lokasi PKS PT Permata Citra Rangau yang dikaji terletak di Jl. Gajah
Mada km 3 Kelurahan Talang Mandi,Kecamatan Mandau dengan titik koordinat
lokasi berada sebagai berikut:
1) Sudut 1 N 1°14'50.067" E 101°15'17,24"
2) Sudut 2 N 1°14'57.913" E 101°15'22.73"
3) Sudut 3 N 1°15'08.155" E 101°15'06.533"
4) Sudut 4 N 1°14'0.381" E 101°15'0.517"

Berdasarkan Perda Kabupaten Bengkalis Nomor 19 Tahun 2004 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bengkalis 2004-2014, lokasi PKS PT
Permata Citra Rangau berada pada Kawasan Perkebunan (pbr), sedangkan
berdasarkan revisi RT/RW Kabupaten Bengkalis Tahun 2014-2034, PKS PT
Permata Citra Rangau juga berada pada Kawasan Perkebunan.
Luas areal PKS PT. Permata Citra Rangau menempati lahan seluas 17
hektar dengan jarak dari permukiman masyarakat sekitar 50 meter. Di lokasi ini
telah dibangun sarana utama dan prasarana pendukung pabrik berupa kantor,
laboratorium, pos jaga, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), instalasi

5
pengolahan air baku (water treatment plant), tempat pembuangan limbah
sementara (TPS) limbah B3.

Gambar 1 PT. Permata Citra Rangau


Sumber : Document Pribadi

PT. Permata Citra Rangau telah mendapatkan Izin Lingkungan dari Bupati
Bengkalis pada tanggal 18 Juni 2015 dan Izin Usaha Pengolahan Hasil
Perkebunan dari Gubernur Riau pada tanggal 26 September 2016.

Gambar 2 Peta Letak PT. Permata Citra Rangau


Sumber : Googlemap.com

1.5.2 Visi dan Misi PT. Permata Citra Rangau


PT Permata Citra Rangau sebagai salah satu perusahaan perkebunan
terbaik memiliki komitmen jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi dan
produktifitas sector perkebunan Indonesia yang mampu bersaing pada tingkat
global dan focus kepada:
a) Peningkatan produktifitas

6
b) Peningkatan kualitas produk
c) Peningkatan dan inovasi teknologi pemerosesan

Untuk mampu bersaing PT. Permata Citra Rangau memiliki visi misi dan
prinsip kerja kedepannya yakni:
• Visi
Menjadi perusahanan Argo Industri yang terintergrasi dan wawasan
lingkungan serta memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
• Misi

1. Melakukan pembangunan pabrik kelapa sawit yang berwawasan.

2. Lingkungan dan berkelanjutan.

3. Membuka lapangan kerja baru didaerah sekitar pabrik dengan konsep


berkelanjutan.
4. Membantu pemberdayaan masyarakat sekitar melalui program yang tepat
sasaran.

1.5.3 STRUKTUR ORGANISASI

7
BAB II
DASAR TEORI

2.1 CRUDE PALM OIL (CPO)


Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal
dari daging buah (mesokarp) berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai
minyak kelapa sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO). Sedangkan minyak yang
kedua berasal dari inti kelapa sawit, tidak berwarna, dikenal dengan minyak inti
sawit atau Kernel Palm Oil (KPO). Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit
adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. CPO berupa
minyak yang agak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan
Kandungan minyak tertinggi dalam buah adalah pada saat buah akan
memberondol (melepas dari tandannya). Minyak sawit merupakan bahan yang
tidak hanya digunakan dalam produk makanan seperti dalam pembuatan margarin,
biskuit, es krim dan minyak goreng, akan tetapi juga dimanfaatkan untuk produk-
produk nonmakanan seperti dalam pembuatan sabun, detergen, kosmetika, dan
lain-lain.Ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kalium dan
berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi
(pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami.

Gambar 3 Crude Palm Oil


Sumber : Dokumen Pribadi

Minyak kelapa sawit mengandung kolesterol rendah, antara 12-19 ppm

8
(rata-rata 16 ppm); sebagai perbandingan minyak kedele mengandung 20-35 ppm
(28 ppm), minyak rape 25-50 ppm, dan minyak jagung 10-95 ppm. Minyak kelapa
sawit yang dimurnikan (refined) menjadi minyak goreng kandungan kolesterolnya
akan turun sampai pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan manusia.
Telah dibuktikan bahwa minyak goreng kelapa sawit, terutama minyak goreng
merah (red cooking oil), cenderung mengurangi terjadinya trombosit.

2.2 KADAR ALB (ASAM LEMAK BEBAS)


Asam Lemak Bebas (ALB) adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisa
lemak. Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terkait dalam minyak
sawit sangat merugikan. Reaksi ini dipercepat dengan adanya faktorfaktor panas,
air, keasaman dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi berlangsung maka banyak
ALB yang terbentuk. Minyak atau lemak dapat dihidrolisis menjadi gliserol dan
asam lemak karena adanya air. Minyak yang telah terhidrolisis menjadi berwarna
coklat. Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asamasam
lemak bebas dan gliserol.Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak dan
lemak tersebut.
Secara umum, lemak diartikan sebagai trigliserida yang dalam kondisi suhu
ruang berada dalam keadaan padat sedangkan minyak adalah trigliserida yang
dalam kondisi suhu ruang berbentuk cair. Trigliserida merupakan lipid yang
paling banyak dalam jaringan hewan dan tumbuhan. Pembentukan lemak dalam
buah sawit mulai berlangsung beberapa minggu sebelum matang. Oleh karena itu,
penentuan saat panen adalah sangat menentukan (kritis).

Gambar 4. Reaksi Hidrolisis Minyak

9
Sumber:roboguru.ruanguru.com

Penentuan Free Fatty Acid atau FFA menggunakan metode titrasi asam
basa dengan larutan standart NaOH 0,1 N. Kemudian minyak ditambah alkohol
panas agar minyak dapat larut dan dapat bereaksi dengan basa alkali, sehingga
mudah untuk dititrasi. Metode ini sudah sesuai dengan yang dilakukan Rorong,
2008. Kadar asam lemak bebas merupakan persentase jumlah asam lemak bebas
yang terdapat dalam minyak yang dinetralkan oleh NaOH. Penambahan alkohol
panas berfungsi untuk mempercepat pelarutan lemak atau minyak agar bereaksi
dengan basa alkali.

Gambar 5 Analisa Asam Lemak Bebas


Sumber : Dokumen Pribadi

Pada penelitian ini pemanasan yang dilakukan yaitu sebanyak 5 kali pada suhu
tinggi (175-180 °C) dengan menggunakan deep frying. Minyak kelapa yang digunakan
untuk menggoreng dapat mengalami oksidasi karena suhu tinggi (175-180 ºC), sehingga
mengakibatkan kerusakan. Oksidasi menghasilkan produk bersifat racun dan berdampak
buruk bagi kesehatan. Selain itu oksidasi bisa merusak sifat organoleptik sehingga
minyak hampir tidak dapat digunakan lagi. Pembentukan asam lemak bebas dalam
minyak goreng diakibatkan oleh proses hidrolisis yang terjadi selama proses
penggorengan yang disebabkan oleh pemanasan pada suhu tinggi yaitu 160-180 °C
Rumus Analisa FFA CPO:

Jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak menjadi parameter kualitas
minyak, dimana semakin tinggi kadar asam lemak bebas maka kualitasnya semakin

10
menurun. Kenaikan kadar asam lemak bebas juga disebabkan oleh lamanya
penyimpanan. Selama penyimpanan, minyak dan lemak dapat mengalami perubahan
fisika maupun kimia yang disebabkan oleh hidrolisis dan oksidasi. Penyimpanan yang
salah dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan putusnya ikatan trigliserida pada
minyak lalu membentuk gliserol dan asam lemak bebas
2.3 KADAR AIR
Kadar air adalah banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam sampel.
Kadar air dapat mempengaruhi mutu CPO, semakin tinggi kadar air, maka
semakin rendah mutu CPO. Air dalam minyak hanya ada dalam jumlah kecil. Jika
kadar air dalam minyak sawit ( 0,15%) maka akan mengakibatkan terjadinya
hidrolisis lemak, dimana hidrolisis dari minyak sawit akan menghasilkan gliserol
dan asam lemak bebas yang menyebabkan ketengikan dan menghasilkan rasa bau
tengik pada minyak tersebut. Kadar air yang tinggi di dalam CPO dapat
disebabkan oleh buah yang rusak atau busuk. Hal ini dapat terjadi karena proses
alami sewaktu pembuatan dan akibat perlakuan dalam pengolahan di pabrik serta
penimbunan. Di PKS Tandun, untuk menganalisa kadar air dalam CPO
menggunakan Hot Plate.
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan sesudah
dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan dalam udara terbuka kadar
airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di sekitarnya.
Kadar air bahan ini disebut dengan kadar air seimbang. Penentuan kandungan air
dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung pada sifat bahannya.
Penetapan kadar air pada minyak dan lemak dapat ditentukan dengan Cara
hot plate digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan lain yang menguap
yang terdapat dalam minyak dan lemak. Cara tersebut dapat digunakan untuk
semua jenis minyak dan lemak seperti mentega dan margarin dengan kadar asam
lemak bebas yang tinggi. Untuk minyak yang diperoleh melalui ekstraksi dengan
pelarut menguap cara tersebut tidak dapat digunakan. Sebelum dilakukan
pengujian contoh minyak harus diaduk dengan baik karena air cenderung
menguap.

11
Gambar 6 Analisa Kadar Air
Sumber : Dokumen Pribadi

Rumus Analisa Kadar Air CPO:

Penetapan kadar air pada minyak dan lemak dapat ditentukan dengan berbagai
cara yaitu hot plate, cara oven terbuka, dan cara hampa udara, namun pada
penetapan kadar air yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara oven
terbuka (pemanasan). Penetapan kadar air dilakukan dengan metode gravimetris
berdasarkan SNI 01-2901-2006.
a) Cara Hot Plate
Cara hot plate digunakan untuk menentukan kadar air dan bahan lain yang
menguap yang terdapat dalam minyak dan lemak. Dan cara tersebut dapat
digunakan untuk semua jenis minyak dan lemak. Termasuk emulsi seperti
mentega, serta minyak kelapa dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi.
b) Oven Terbuka
Cara oven terbuka digunakan untuk lemak hewani dan nabati, tetapi tidak
dapat di gunakan untuk minyak yang mengering atau semi padat.
c) Hampa Udara
Cara hampa udara digunakan semua jenis minyak dan lemak kecuali
minyak kelapa dan minyak yanag sejenis yang tidak mengandung asam
lemak bebas lebih dari 1%

12
2.4 KADAR ZAT PENGOTOR (DIRTY).
Kadar zat pengotor adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak larut
dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen (%) zat
pengotor terhadap minyak atau lemak. Pada umumnya, hasil minyak sawit
dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan, dengan proses tersebut kotoran-
kotoran yang berukuran besar memang dapat disaring.
kotoran-kotoran atau serabut-serabut yang berukuran kecil tidak bias
disaring, hanya melayang-layang didalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama
dengan minyak sawit. Di PKS Tandun, dalam menganalisa kadar zat pengotor
adalah metode gravimetri. Analisa gravimetri merupakan jumlah zat didasarkan
pada penimbangan, dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah bahan yang
dianalisa direaksikan.

Gambar 7 Analisa Kadar kotoran.


Sumber : Dokumen Pribadi
Dalam analisa zat pengotor, penentuannya dengan menghitung selisih berat bahan
sebelum dipanaskan dengan berat bahan setelah dipanaskan. Setelah disaring,
kertas saring dimasukkan ke dalam oven untuk mendapatkan zat pengotor yang
terdapat dalam CPO. Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring, untuk
memisahkan minyak dengan zat pengotor.
Rumus analisa kotoran pada CPO:

KET: W2 =Berat Kotoran yang Tidak Larut


WI=Berat Cawan Krus Kosong

13
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU CRUDE PALM
OIL (CPO) .
Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak
faktor.Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu dari
PKS PT. Perkebunan Nusantara V Tandun yang meliputi kadar ALB (asam lemak
bebas), kadar air dan kadar zat pengotor. Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit
yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan
masing‐masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun
aspek higienisnya harus lebih diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit
sangat ditentukan oleh banyak faktor.
Faktor‐faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya,
penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemprosesan dan
pengangkutannya. Industri pangan dan non pangan selalu menghendaki minyak
sawit dalam mutu yang terbaik, yaitu minyak sawit dalam keadaan segar, asli,
murni, dan tidak bercampur dengan bahan tambahan lain yang dapat menurunkan
mutu minyak dan harga jualnya.
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit
No Kriteri Uji Satuan Persyaratan Mutu
1 Kadar Air %, fraksi massa 0,5 maks
2 Kadar Kotoran %, fraksi massa 0,5 maks
3 Asam Lemak Bebas %, fraksi massa 5,0 maks
(sebagai asam palmitat)
Sumber: SNI 01-2901-2006
2.3 STANDARDISASI LARUTAN NAOH

Standardisasi adalah proses yang digunakan untuk menentukan secara


telitikonsentrasi suatu larutan. Terdapat dua macam larutan standar yaitu standar
primer dan standar sekunder. Standar primer biasanya dibuat dengan cara
menimbang denganteliti suatu solut kemudian melarutkannya kedalam volume
larutan yang secara teliti diukur volumenya.

14
Gambar 8 Natrium Hidroksida
Sumber:dokumen pribadi

Pengendalian kualitas dapat juga dibagi menjadi empat langkah, yaitu


1. Penentuan standart kualitas, yang meliputi standar biaya, hasil, keamanan dan
kehandalan yang diperlukan untuk produk tersebut.
2. Menilai kesesuaian sifat produk yang dibuat dengan standart yang ditentukan
3. Mengambil tindakan korektif apabila diperlukan dengan mencari penyebabnya
melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen.
4.Merencanakan perbaikan standart, yaitu dengan melakukan usaha
pengembangan yang terus-menerus untuk memperbaiki standar biaya, kinerja,
keamanan dan kehandalan.
Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan munculnya penyimpangan dapat
dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang ingin
dicapai.Pengendalian kualitas dapat dikatakan efektif apabila dapat menekan
sampai batas minimum penyimpangan terhadap rencana.

2.4 METODE TITRASI ALKALIMETRI


Alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam
dengan menggunakan baku basa. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni
reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang
berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Proses titrasi alkali
metri di butuhkan larutan indikator yang dapat berfungsi untuk mengetahui titik

15
akhir titrasi.
Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna
diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Sebagai contoh
fenolftalein (pp), mempunyai pka 9,4 (perubahan warna antara pH 8,4- 10,4).
Struktur fenolftalein akan mengalami perataan ulang pada kisaran pH ini karena
proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga pH meningkat akibatnya
akan terjadi perubahan warna.

Gambar 9 Titrasi
Sumber:dokumen pribadi

16
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 ANALISA FFA (FREE FATY ACID)/ALB (ASAM LEMAK BEBAS)


3.1.1 Alat Dan Bahan
Tabel 2. Alat Analisa Asam Lemak Bebas
No Alat Spesipikasi
1 Gelas erlemeyer 250 ml

2 Beaker glass 250 ml

3 Gelas ukur 50 ml
4 Neraca analitik -

5 Pipet tetes -

6 Buret digital -
7 Hot plate -

Tabel 3. Bahan Analisa Asam Lemak Bebas


No Bahan kuantitas
1 CPO (Crude Palm Oil) ± 3gr
2 NaOH (0.1021 N) Tentatif
3 Alkohol 30 ml
4 Indikator Phenolftalein 3 tetes

3.1.2 Prosedur kerja:


a) Sampel CPO dimasukan kedalam erlenmeyer dan meniimbang sebanyak ±3
gram

17
b) Alkohol ditambahkan ke dalam erlenmeyer yang sudah berisi CPO
sebanyak 30 ml

c) Pemberian indikator phenolftalein sebanyak 3 tetes

d) Lakukan titrasi mengunakan larutan NaoOH 0,1021 N hingga berwarna


merah lembayung.

e) Catat volume NaOH yang dibutuhkan dan lakukan perhitungan kadar


asam lemak bebas.

18
3.1.3 Data Asam Lemak Bebas (ALB) Pada CP
Tabel 4. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas
No Sampel (gr) Volume Konsentrasi NaOH (N) FFA(%)
titrasi(mL)
1 1.3493 2,6 0,1021 5,00

2 1,1079 2 0,1021 4,71


3 1,8468 3,2 0,1021 4.52

3.1.4 Hasil Pembahaan


Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) merupakan parameter untuk menentukan
mutu CPO. Untuk menentukan kadar ALB pada CPO dilakukan dengan cara
titrasi Alkalimetri dengan larutan NaOH dengan kadar 0.1021 N. Dari data yang
telah diperoleh dapat diketahui bahwa kadar ALB pada CPO dari Oil Tank di PT.
Permata Citra Rangau telah memenuhi SNI dan standar pabrik sebesar 5.0%.
Berdasarkan hasil analisa pada tanggal 29 Agustus 2023 pada tiga sampel,
diperoleh kadar asam lemak bebas pada sampel pertama sebesar 5,00%, sampel
kedua sebesar 4,71%, dan sample ketiga sebesar 4,32%. Tingginya asam lemak
bebas dalam minyak CPO disebabkan oleh buah yang terlalu matang, buah yang
tidak langsung diolah, .
Dengan kadar Asam Lemak Bebas yang tinggi mengakibatkan warna dari
CPO merah pekat,membuat bau tengik dan perubahan rasa,jika kadar asam lemak
bebas pada cpo tinggi maka semakin rendah kualitas CPO tersebut.
Untuk mengatasi kadar asam lemak bebas yang tinggi dapat dilakukan
pemyortiran buah yang terlalu matang dan pemanasan CPO kembali karna bisa
jadi masih banyak kandungan air di dalam CPO karena jika kadar air pada cpo
tinggi maka kadar Asam Lemak Bebas juga akan tinggi maka melakukan
pemanasan kembali di CST dengan temperatur di atas 900C.

19
3.2 ANALISA MOISTURE CPO
3.2.1 Alat Dan Bahan
Tabel 5. Alat Analisa Moisture
No Alat Spesipikasi
1 Neraca analitik Standar 5 digit
2 Hot plate Standar
3 Cristalizador Diameter 10 cm

Tabel 6. Bahan Analisa Moisture


No Bahan Kuantitas
1 Sample CPO (Crude Palm Oil) ±10 gr

3.2.2 PROSEDUR KERJA


a) Berat kosong cristalizadordi ditimbang

Gambar 8 penimbangan cawan kosong


b) Sampel ditimbang ±10 gram ke dalam cristalizador yang sudah di tentukan
berat kosongnya

c) Sampel yang ditimbang diletakkan diatas hot plate selama ±2 menit pada
suhu 1300C

20
d) Kemudian dingikan sampel dan ditimbang kembali beratnya menggunakan
neraca analitik

e) Catat data hasil penimbangan dan lakukan perhitungan kadar air.


3.2.3 DATA PENGAMATAN
Tabel 7. Analisa Kadar Air
No Berat cawan kosong Berat sample Setelah di % moist
oven
1 66,6179 10,0579 76,6340 0,42%
2 65,3210 10,0579 75,3332 0,45%
3 57,3210 10,8545 68,1320 0,43%

3.2.4 Hasil Pembahasan


Penentuan mutu Crude Palm Oil dengan parameter kadar air di PT.Permata
Citra Rangau menggunakan metode pengovenan. Berdasarkan hasil penelitian
yang Penulis lakukan, diperoleh kadar air sampel Crude Palm Oil (CPO) yang
berasal dari Oil Tank di PT.Permata Citra Rangau telah memenuhi SNI yaitu
maksimal 0,5% dan standar pabrik yaitu maks. 0,45%.
Pada sampel 1 memiliki kadar air sebesar 0,042%. Pada sampel 2 memiliki
kadar air sebesar 0,45% dan pada sampel 3 memiliki kadar air sebesar 0,43%.
Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan CPO memiliki bau tengik dan kadar

21
asam lemak bebas yang tinggi.
Kandungan air pada CPO disebabkan oleh buah yang terlalu matang restand,
suhu penyimpanan pada Oil Tank tidak dijaga yaitu minimal 600C, steam pada
perebusan terlalu tinggi dan alatt vakum dryer pada pengiriman tidak berfungsi
dengan baik.
Kadar air dapat dijaga dengan memperhatikan temperatur pada setiap
pemanasan minyak pada setiap stasiun yaitu memastikan temperatur diatas 600C .
3.3 ANALISA KADAR KOTORAN
3.3.1 Alat Dan Bahan
Tabel 8. Alat Analisa Kadar Kotoran
No Alat Spesipikasi
1 Neraca Analitik Standar 5 digit
2 Cawan Krus Diameter 8 cm
3 Kertas Saring Whatman No.1
4 Botol Semprot 500 mL
5 Pompa Vakum 0,5 HP
6 Erlemeyer 1000 Ml

Tabel 9. Bahan Analisa Kadar Kotoran


No Bahan Kuantitas
1 N-Heksana 250 mL
2 Sampel CPO ±10 Gram

3.3.2 PROSEDUR KERJA


a) Siapkan cawan krus yang akan digunakan. membersihkan cawan krus
menggunakan alkohol dan kapas dan meletakkan kertas saring whatman
gf/b pada cawan krus

22
b) Melakukan pengeringan di oven selama 5 Menit

c) Menimbang Cawan Krus di Neraca Analitik

d) Meletakkan cawan krus pada erlenmeyer yang tersambung pada pompa


vakum

e) Hidupkan Pompa Vakum, menuangkan sampel pada cawan krus lalu


dilarutkan menggunakan heksana sampai tidak ada sampel yang tersisa

f) Kemudian cawan krus dimasukkan kedalam oven dan timbang setelah


didinginkan.

23
3.3.3 Data Pengamatan
Tabel 10. Analisa Kadar Kotoran
Berat Kotoran
Berat Cawan Kurs Berat
No Yang Tidak Larut + %Kotoran
Kosong (gr) Sampe
Cawan Kurs (gr)
1 45,6360 45,6398 10,1213 0.037%
2 46,8415 46,8454 10,2301 0,038%
3 48,1813 48,1854 10,4561 0,039%

3.3.4 Hasil Pembahasan

Penentuan mutu CPO dengan parameter kadar kotoran PT. Permata Citra
Rangau menggunakan metode pengeringan. Dari penelitian yang Penulis
lakukan, diperoleh kadar kotoran sampel Crude Palm Oil (CPO) yang berasal
dari Oil Tank telah memenuhi standar pabrik maks. 0,039% dan SNI maks.
0,5%.
Pada saat penelitian yang dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2023,
jumlah sampel yang dianalisa sebanyak tiga sampel. Pada sampel pertama
diperoleh kadar kotoran sebesar 0,037%. Pada sampel kedua memiliki kadar
kotoran sebesar 0,038% dan pada sampel ketiga memiliki kadar kotoran sebesar
0,039%.
Kadar kotoran yang tinggi disebabkan oleh pengayakan pada vibrating
screen yang tidak maksimal, seperti banyaknya lumpur pada ayakan sehingga
terjadi penyumbatan, ayakan yang memiliki ukuran ayakan yang terlalu besar,
dan ayakan yang bolong. Selain alat vibrating screen penyebab kadar kotoran
tinggi adalah pemisahan lumpur pada Contonius Storage Tank yang tidak

24
maksimal. Lumpur merupakan salah satu kotoran yang terdapat pada CPO,
sehingga akan mengendap pada dasar CPO. Penyebab berikutnya adalah
banyaknya kotoran dari fiber yang terbawa dari stasiun pressing. Pada stasiun
pressing, jika screw press tidak dialiri cairan maka kinerja pressing tidak
maksimal, sehingga banyak fiber yang terbawa.
Kadar kotoran perlu dijaga, jika kadar kotoran tidak dijaga maka akan
mengakibatkan cpo yang dihasilkan dari proses pengolahan memiliki kadar
kotoran yang tinggi mengakibatkan minyak menjadi tidak jernih.
Untuk menjaga kadar kotoran pada CPO tidak tinggi, maka dapat
dilakukan pengontoralan dan penambahan vibrating screen dengan lubang
ayakan yang lebih kecil sehingga minyak yang dihasilkan lebih maksimal.

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian analisa mutu CPO di PT Permata Citra Rangau
sebagai berikut:
1. Mutu minyak CPO yang diproduksi telah memenuhi SNI dan standar pabrik
2. Kadar Asam Lemak Bebas minyak CPO Dari ketiga sample sudah
memenuhi standar yaitu berkisaran 4.50-4,95% dengan standar SNI maks.
5%.
3. Analisa kadar air CPO pada sample memenuhi standar SNI dan memenuhi
standar pabrik yaitu di bawah 0,40-0,45%.
4. Kadar kotoran pada CPO telah memenuhi standar SNI dan standar standar
pabrik yaitu 0,039%
4.2 KRITIK DAN SARAN
1. Agar mutu di Storage Tank (OST) agar tetap standart mutu FFA, Moist,
dan diharapkan tetap menjaga temperatur / suhu di Storage Tank (OST)
dengan standart yang ditentukan 50°C - 55°C.
2. Diharapkan agar melakukan pengedrinan di Storage Tank (OST) setelah
produksi pabrik atau di pagi hari dan agar dilakukan pencucian storage
tank (OST) di delapan bulan sekali / setahun sekali.

26
Daftar PUSTAKA

Agustina, Reni. 2007. Elaeis guineensis (Kelapa Sawit). http://www. toiusd.


multiply.com. Diakses 10 september 2023

Herawati dan Syafsir Akhlus. 2006. Kinerja (BHT) Sebagai Antioksidan Minyak
Sawit PadaPerlindunganTerhadap Oksidasi Oksigen Singlet, Akta
Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006, Laboratorium Kimia Fisika Jurusan
Kimia, Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS
Keputih 60111. Diakses 10 september 2023.

Jumaliati. 2013. Penetapan Kadar Air Pada Crude Palm Oil Dengan Cara Oven
Terbuka, Di Pt. Tritunggal Sentra Buana Kutai Kartanegara, Kalimantan
Timur. Tugas Akhir. repository.polipangkep.ac.id, diakses pada tanggal 20
Oktober 2023, Pukul 21:29 WIB.

Maruli Pardamean. 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka.diakses 10 september 2023

Verent Putri Dewi, Florentia. Evaluasi Perubahan Kualitas Minyak Goreng “A”
Pasca Pemanasan Berulang Berdasarkan Uji Asam Lemak Bebas Dan
Angka Peroksida Serta Karakterisasinya Menggunakan FTIR.
Skripsi.Repository.Unika.ac.id diakses pada tanggal 20 Oktober 2023 Pukul
21:15 WIB.
Yuniva,Nina. 2010.Analisa Mutu Crude Palm Oil (Cpo) Dengan Parameter Kadar
Asam Lemak Bebas (Alb), Kadar Air Dan Kadar Zat Pengotor Di Pabrik
Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara-V Tandun Kabupaten Kampar.
diakses pada tanggal 24 Oktober 2023, Pukul 20:39 WIB

27
LAMPIRAN
1.perhitungan kadar asam lemak bebas

a. Sampel 1

b.sample 2

c.sample 3

2.perhitungan kadar air cpo

a.sample 1

b.sample 2

c.sample 3

3.Perhitungan Kadar Kotoran

28
a.sample 1

b.sample 2

c.sample 3

29
LAMPIRAN

30

Anda mungkin juga menyukai