PROPOSAL TESIS
KHAIRUNNISA
NIM.30000221410019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
KHAIRUNNISA
NIM.30000221410019
Telah diujikan pada tanggal April 2023 oleh tim pembimbing Program Studi
Magister Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro dan dapat
melaksanakan penelitian tesis
Dr. drh. Dwi Sutiningsih, M. Kes. Prof. Dr. dr. Suhartono, M.Kes
ii
PEMBERITAHUAN SIAP UJIAN PROPOSAL TESIS
Nama : Khairunnisa
NIM : 30000221410019
Judul : Faktor Risiko Kejadian Campak Pada Balita (Studi Kasus Pada
Batang)
Dr. drh. Dwi Sutiningsih, M. Kes. Prof. Dr. dr. Suhartono, M.Kes
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................ii
PEMBERITAHUAN SIAP UJIAN PROPOSAL TESIS...................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................8
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................9
E. Keaslian Penelitan......................................................................................9
F. Ruang Lingkup........................................................................................10
BAB II................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................11
A. Penyakit Campak.....................................................................................11
B. Karakteristik Responden..........................................................................15
BAB III...............................................................................................................22
Kerangka Teori, Kerangka Konsep Dan Hipotesis............................................22
A. Kerangka Teori........................................................................................22
B. Kerangka Konsep.....................................................................................23
C. Hipotesis..................................................................................................23
BAB IV...........................................................................................................25
METODE PENELITIAN...............................................................................25
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pernapasan (batuk dan bersin). Virus campak ditularkan secara langsung dari
droplet infeksi. Masa penularan penyakit campak sebelum ruam sampai 4 hari
setelah timbul ruam, puncak penularan pada saat gejala awal (fase
1
prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Di daerah dengan cakupan
imunisasi campak yang rendah selama beberapa tahun akan terjadi akumulasi
2
kelompok rentan campak sehingga dapat menimbulkan KLB. Apabila
terdapat 5 atau lebih kasus campak dalam waktu 4 minggu secara berturut-
3
turut, terjadi mengelompok dan adanya hubungan epidemiologis.
demam ringan dan terdapat efek kemerahan/bercak merah pada pipi di bawah
yaitu pada anak dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam, gangguan
serta pada anak dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin,
4
dan eritromisin (antibiotik).
1
2
dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu. Hal tersebut merupakan
peningkatan risiko penyebaran virus yang sangat menular dan penyakit lain
yang dapat dicegah dengan vaksin, peningkatan yang dilaporkan ini adalah
awal dari wabah campak besar secara global. Dari data Word Health
2022 – Mei 2023 yaitu India 67.592, Yemen 23.680, Pakistan 5.853,
setiap tahun. Namun, pada tahun 2022 dan 2023, telah terjadi peningkatan
yang dilaporkan setiap tahun sejak 2018 ada 920 kasus yang dilaporkan pada
tahun 2018, 639 pada tahun 2019, 310 pada tahun 2020, dan 132 pada tahun
2021. Wabah saat ini ditandai dengan kekebalan populasi yang kurang
Tambahan (SIA) dilaksanakan pada tahun 2022 dengan target anak usia <15
Antara 1 Januari dan 3 April 2023, total 2161 kasus campak (848
kasus), Papua Tengah (770 kasus), dan Banten (197 kasus). Pada tahun 2022,
total 4845 kasus campak yang dikonfirmasi laboratorium dan enam kematian
terkena dampak adalah Aceh (978 kasus), Sumatera Barat (859 kasus), Riau
(500 kasus), dan Jawa Timur (459 kasus). Analisis tren tahunan menunjukkan
jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahun pada tahun 2022 dan saat ini pada
tahun 2023 lebih tinggi dari biasanya: ada 920 kasus pada tahun 2018, 639
kasus pada tahun 2019, 310 kasus pada tahun 2020, dan 132 kasus pada tahun
6
2021.
Campak merupakan penyakit endemik di negara berkembang termasuk
menyerang terutama pada bayi dan balita. Pada tahun 2014 di Indonesia ada
12.943 kasus campak. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013
sebanyak 11. 521 kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 8 kasus yang
terjadi di 5 provinsi yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau dan
Kalimantan Timur. Incidence rate (IR) campak pada tahun 2014 sebesar 5,13
per 100.000 penduduk. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yang
sebesar 4,64 per 100.000 penduduk. Kasus campak terbesar pada kelompok
7
umur 5-9 tahun dan kelompok umur 1- 4 tahun sebesar 30% dan 27,6%.
Pada tahun 2019, terdapat 8.819 kasus suspek campak, meningkat jika
Provinsi Jawa Tengah (1.562 kasus), DKI Jakarta (1.374 kasus), dan Aceh
(972 kasus). Proporsi kasus campak terbesar pada umur 1-4 tahun (29,3%),
8
sedangkan terendah pada umur 10-14 tahun (11,6%). Pada tahun 2020
3 provinsi yang tidak terdapat kasus suspek campak. Pada tahun 2021,
terdapat 2.931 kasus suspek campak, menurun jika dibandingkan tahun 2020
Provinsi Jawa Tengah (493 kasus), DKI Jakarta (489 kasus), dan Jawa Timur
(366 kasus). Suspek campak pada tahun 2021 tersebar hampir di seluruh
wilayah Indonesia, dengan Incidence Rate (IR) sebesar 0,48 per 100.000
sebesar 1,14 per 100.000 penduduk. Diketahui bahwa tren kasus suspek
campak tahun 2021 cenderung rendah pada awal tahun dan meningkat pada
terdapat pada bulan Juli (71 kasus). Penurunan jumlah kasus ini antara lain
yang pernah kejadian KLB Campak. Dari data pada tahun 2012 terjadi KLB
campak sebanyak 63 kasus dengan presentase 53% Perempuan dan 47% Laki-
5
laki. Sebagian besar kasus campak tersebut adalah anak-anak dengan gejala
deman, batuk, pilek, konjungtivitis dan rash. Tahun 2013 kasus menurun
tercatat 46 kasus campak, tahun 2014 kembali menurun menjadi 41 kasus dan
Dinkes Kabupaten Batang penurunan kasus ini merupakan hasil dari kegiatan
dan Respon (SKDR) dimana ketika adanya lonjakan kasus akan muncul alert
terjadinya penularan kasus campak yang lebih banyak. Pada tahun 2016 kasus
Kecamatan Batang. Yang menjadi salah satu faktor munculnya kembali kasus
campak adalah cakupan imunisasi campak yang kurang dari 100 % yaitu
95,66 % dan Bias campak 95,66 %. Sebagian besar penderita yaitu Balita
dengan gejala demam, batuk, pilek, konjungtivitis, disertai rash. Pada tahun
pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu 2 kasus dan di tahun 2021 tidak
ditemukan kasus campak confirm. Hal ini dipengaruhi oleh adanya lonjakan
mulai muncul kembali pada kasus rawat inap dirumah sakit. Cakupan
imunisasi campak tahun 2022 belum mencapai 100% yaitu sebesar 98,9%, ini
yang lain atau ke orang dewasa. Cakupan imunisasi yang lebih dari 90% akan
dilakukan oleh Salim.et al., pada tahun 2007 bahwa indikator prediksi KLB
11
campak salah satunya yaitu dapat dilihat dari hasil cakupan imunisasi. Dari
demam, batuk, pilek, dan keluar ruam merah yang kemudian menghitam.
orang ibu yang anaknya menderita campak diketahui bahwa 3 orang ibu tidak
sebagai pemicu munculnya kasus campak. Kasus campak ini masih akan
ditambah 15% anak yang tidak terbentuk imunitas. Faktor host adalah semua
faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya
serta perjalanan penyakit, seperti umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan dan lain-
perjalanan suatu penyakit, seperti bakteri, virus, parasit, jamur dan lain-lain.
Faktor environment adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi
Kabupaten Batang).
B. Perumusan Masalah
merupakan salah satu penyakit yang berpotensi untuk menjadi Kejadian Luar
Kabupaten Batang merupakan salah satu wilayah yang pernah terjadi KLB
Campak pada tahun 2016. Pada tahun 2022 kembali muncul kasus campak dan
menjadi KLB. Kasus yang muncul kebanyakan adalah anak-anak usia 1-10
tahun dengan gejala demam, batuk, pilek, dan keluar rash merah. Berbagai
campak tersebut.
1. Faktor Host apa saja yang mempengaruhi kejadian campak pada balita
Kabupaten Batang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
di Kabupaten Batang.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
E. Keaslian Penelitan
bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian campak pada balita studi
Meilani dan Risna Endah Budiati tahun 2012 dengan pendekatan Case
control yang didasarkan pada kriteria inklusi. Dari hasil penelitian tersebut
F. Ruang Lingkup
Oktober 2023
Penelitian ini meneliti adanya faktor risiko kejadian campak pada balita
Faktor risiko kejadian campak pada balita studi kasus di Kabupaten Batang
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Campak
1. Pengertian
panas dan akan mati pada pH kurang 4,5. Menurut WHO penyakit
didahului panas 38℃ atau lebih, juga disertai salah satu gejala batuk,
15
pilek atau mata merah. Virus campak dikenal hanya mempunyai satu
endemika dan parainfluenza. Setelah timbulnya ruam kulit, virus ini dapat
ditemukan pada secret nasopharing, darah, dan air kencing dalam waktu
sekitar 34 jam pada suhu kamar, penyakit ini mudah ditularkan melalui
saluran pernafasan pada saat penderita batuk, bersin atau sekresi dari
16
pernapasan.
2. Patogenesis
11
12
banyak spesies lain termasuk kera, anjing dan tikus, dapat terinfeksi
17
secara percobaan.
masa prodormal 2-3 hari dengan gejala batuk, pilek demam dan
Virus menyebar lewat udara dan masuk dalam tubuh melalui saluran
termasuk kulit, ginjal, saluran cerna dan hati. Setelah terjadi amplifikasi
virus pada kelenjar limpa regional, maka terjadi viremia dimana virus
pertama yang diinfeksi dalam darah adalah monosit, sel-sel leukosit selain
monosit dapat juga diinfeksi secara in vitro dan mungkin juga secara in
replikasi virus. Ruam kulit yang muncul diseluruh tubuh disebabkan oleh
pembuluh kapiler, karena gejala ini tidak muncul pada anak-anak yang
16
menderita immunodefisiensi sel T.
a. Fase Inkubasi
b. Fase Prodromal
paru, dan hepar. Pada organ-organ limfoid dan non-limfoid ini, virus
fase replikasi dan fase laten infeksi campak. Respon imun bawaan
c. Fase Exanthema
ruam ini dapat hilang bila ditekan. Pada fase ini, demam, faringitis,
dan konjungtivitis dapat tetap muncul. Selain itu, gejala klinis lain
yang dapat muncul pada fase ini adalah petechiae, limfadenopati dan
d. Fase Penyembuhan
imunitas terhadap virus campak. Clearance RNA virus dari darah dan
15
bertahan sangat lama sampai seumur hidup dan hanya sedikit orang
B. Karakteristik responden
1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Pendidikan
4. Tempat tinggal
16
(panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara
kegiatan posyandu
RT atau RW. Hal ini agar jarak posyandu tidak terlalu jauh sehingga
22
tidak menyulitkan masyarakat untuk mengimunisasikan anaknya.
5. Status imunisasi
mendapatkan imunisasi BCG 1x, HB < 7 hari 1x, DPT – HB 3x, Polio
- Imunisasi Lengkap
6. Status gizi.
antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang
dari asupan zat gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan
dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dapat pula diartikan sebagai
dalam underweight (BB/U < -2 SD), stunting (TB/U < -2 SD), dan
hamil dan menyusui serta anak balita adalah kelompok rawan gizi.
Demikian pula dengan ibu hamil yang membutuhkan zat gizi untuk
7. Pengetahuan Ibu
tingkatan, yakni :
a. Tahu (know)
b. Comprehension (Memahami)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
8. Kepadatan Hunian
hidung atau mulut. Penularan dapat terjadi pada hari pertama hingga
9. Ventilasi rumah
BAB III
A. Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Teori Faktor Risiko Terjadinya Campak Pada Balita
23
B. Kerangka Konsep
Agent
Paramyxovirus
Host
Umur Penderita
Jenis Kelamin Penderita
Status Imunisasi Campak Kejadian Campak
Usia Pemberian Imunisasi Pada Balita
Campak
Status Gizi Penderita
Pengetahuan Ibu
Hunian
n Ventilasi Rumah
ayanan Imunisasi
C. Hipotesis
tahun 2022.
3. Status gizi penderita menjadi faktor risiko kejadian campak pada balita
2022.
2022.
25
BAB IV
METODE PENELITIAN
akan diamati terdiri variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat
vaksinasi campak, status gizi, pengetahuan ibu, dan Enviroment terdiri dari
imunisasi campak.
1. Populasi Target
terkena campak tahun 2022 di wilayah Kabupaten Batang (kasus) dan balita
2. Populasi Studi
a. Populasi Kasus
26
b. Populasi Kontrol
3. Sampel
kelompok kasus.
c. Kriteria Eksklusi
d. Besar Sampel
sebelumnya.
No Determinan OR P2 P1 n
Imunisasi
sampel minimal yang paling tinggi adalah variabel status gizi pada
1. Tahap persiapan
pembimbing lapangan.
refrensi.
2. Tahap pelaksanaan
Kategori:
1. ≤ 2 Tahun
2. > 2 Tahun
5 Jenis Kelamin Karakteristik Biologis yang dilihat dari penampilan Kuesioner Wawancara Nominal
luar.
1. Instrumen Wawancara
a. Kuesioner
b. Alat Tulis
2. Instrumen Observasi
a. Lembar Observasi
b. Alat Tulis
1. Pengolahan Data
a. Editing
tidak valid.
b. Coding
variabel yang akan diteliti yaitu campak, Status imunisasi, status gizi,
2. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada setiap variabel dalam penelitian ini
Dengan ketentuan apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya
berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan ini.
Batang, 2023
Peneliti Responden
(Khairunnisa) ( )
37
KUESIONER PENELITIAN
Faktor Risiko Kejadian Campak Pada Balita
(Studi Kasus di Kabupaten Batang Tahun 2022)
A. Data Khusus
1. Tanggal Wawancara :
2. Pewawancara :
3. Kategori Responden
1. Kasus
2. Kontrol
B. Data Ibu
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
5. Tingkat Pendidikan :
1. Tidak Sekolah
2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD
4. Tidak Tamat SMP
5. Tamat SMP
6. Tidak Tamat SMA
7. Tamat SMA
8. Perguruan Tinggi
C. DATA BALITA
1. Nama Balita :
2. Umur / Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Berat Badan :
38
5. Tinggi badan :
6. Status Gizi Balita (lihat pada buku KMS)
a. Kurang
b. Baik
7. Riwayat Imunisasi Campak
a. Tidak Imunisasi
b. Imunisasi
8. Usia Pemberian Imunisasi Campak
a. ≤ 2 Tahun
b. > 2 Tahun
9. Riwayat penyakit campak
a. Tidak Pernah
b. Pernah
10. Riwayat kontak dengan penderita campak pada tahun 2022
a. Tidak Kontak
b. Kontak
D. DATA LINGKUNGAN
1. Kepadatan Hunian
Luas lantai rumah : Orang
Jumlah penghuni rumah : M2
a. < 8 m2 / org
b. ≥ 8 m2 / org
2. Luas Ventilasi
a. < 10 % luas lantai
b. ≥ 10 % luas lantai
39
Bulan (Tahun2023)
NO
Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret April
1 2 1 1 1 1 1 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Perbaikan Proposal
5 Pelaksanaan Penelitian
Analisa data & Penyusunan
6
Hasil
7 Ujian Skripsi
8 Perbaikan Hasil Tesis
9 Pengumpulan Tesis
40
DAFTAR PUSTAKA
22. Irmayanti. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dan Pemeriksaan Kehamilan dengan
Komplikasi Persalinan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Medan. 2011
23. Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, D. R.
PEDOMAN PRAKTIS MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DI PUSKESMAS.
2021
24. T, P. H, dkk. Bahan Ajar Gizi Penilaian Status Gizi. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Kemenkes RI. 2017
25. SS, A. Status gizi anak usia sekolah (7-12 tahun) dan hubungannya dengan tingkat
asupan kalsium harian di Yayasan Kampung Kids Pejaten Jakarta Selatan Tahun
2009. Universitas Indonesia. 2011
26. Pollitt, E. Developmental sequel from early nutritional deficiencies: conclusive and
probability judgements. J Nutr 130, 350S-353S. 2000
27. Merlinta. Hubungan Pengetahuan Tentang Vaksin MR (Measles Rubella) Dan
Pendidikan Bayi Terhadap Minat Keikutsertaan Vaksinasi MR Di Puskesmas
Kartasura. Unviersitas Muhammadiyah Surakarta. 2018
28. Rofiasari, Y. S. Universitas P, Kencana B. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi
Booster DPT Dan Campak Mother’s Knowledge About DPT Booster And Campak
Immunization. J Ilm Kebidanan. ;7(1):31-4. 2020
29. Ardhiansyah, F., Rahardjani, K. B., Suwondo, A., Setiawati, M. & Kartini, A. Faktor
Risiko Campak Anak Sekolah Dasar pada Kejadian Luar Biasa di Kabupaten
Pesawaran, Provinsi Lampung. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas 4, 64–72.
2019