Anda di halaman 1dari 21

MODUL AJAR

CERITA
HIKAYAT
Oleh Suyanti
A. INFORMASI UMUM
1. IDENTITAS
Nama Penyusun : Suyanti, S.Pd.
Jenjang Sekolah : SMA
Tahun Penyusunan Modul 2022
Fase/Kelas : E/X
Materi Pokok : Teks Hikayat
Alokasi Waktu : 2JP x 45 Menit (1 x Pertemuan)

2. KOMPETENSI AWAL
Peserta didik sudah mengetahuai unsur-unsur cerpen dan hikayat. Peserta didik juga
telah memahami konsep teks narasi, kemampuan menyampaikan pendapat, kritik, dan
solusi.

3. PROFIL PELAJAR PANCASILA


a) Berpikir Kritis
Peserta didik mampu menerima dan memproses informasi, menganalisis,
mengevaluasi, merefleksi dan mengambil keputusan.
b) Bergotong Royong
Peserta didik mampu untuk berkolaborasi, memiliki kepedulian dan berbagi dengan
suka rela agar kegiatan berjalan lancar, mudah, dan ringan.
c) Kreatif
Pelajar mampu menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinil, memiliki
keluwesan berpikir dalam mencari alternative solusi permasalahan

4. SARANA DAN PRASARANA


a) Laptop, proyektor, papan tulis.
b) Ppt berisi bahan ajar.
c) Media video sinopsis Hikayat “Hang Tuah”
d) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
e) Buku teks Bahasa Indonesia. Kemendikbud (Buku siswa dan buku guru)
 Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
 Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
f) Modul Pembelajaran SMA kelas X (Teks Hikayat)

5. TARGET PESERTA
DIDIK Peserta didik
reguler.

6. MODA, PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN


a) Moda Pelaksanaan: Pembelajaran Tatap Muka
b) Pendekatan : Saintifik
c) Model pembelajaran : Problem Based Learning PBL
d) Metode : Diskusi, tanya-jawab, ceramah, penugasan.
B. KOMPONEN INTI

1. ELEMEN CP
Menulis
Menulis adalah kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam
bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan
perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam
menulis di antaranya penggunaan ejaan, kosakata, kalimat, paragraf, struktur bahasa ,
makna, dan metakognisi dalam beragam jenis teks.

2. TUJUAN PEMBELAJARAN
a) Mengolah dan menyajikan ide gagasan, unsur atau pesan dari cerita hikayat
menjadi cerpen secara logis, runtut, kritis, dan kreatif dengan meperhatikan isi dan
nilai-nilai dalam hikayat.
b) Mengembangkan cerita rakyat ke dalam bentuk cerpen secara kritis, kreatif, cermat
dan terampilan dengen memerhatikan isi dan nilai-nilai secara lisan atau tertulis.

3. PEMAHAMAN BERMAKNA
Kemampuan mengembangkan hikayat menjadi cerpen akan berkontribusi dalam
mengembangkan kemampuan dalam menafsirkan dan memaknai berbagai informasi
baik lisan maupun tulisan. Melatih untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mengkritik atau
memberikan solusi ide suatu permasalahan dalam kehidupan. Selain itu, dapat
melestarikan budaya luhur rakyat Indonesia karena hikayat adalah bentuk prosa lama
yang diwariskan melalui lisan secara turun temurun yang mengandung nilai-nilai teladan
bagi kehidupan.

4. PERTANYAAN PEMANTIK
a) Apakah kalian pernah mengetahui cerita rakyat yang ada di Indonesia khususnya
Jambi?
b) Dari mana kalian mengetahuinya cerita rakyat tersebut?
c) Upaya apa yang dapat kita lakukan untuk melestarikan cerita rakyat (hikayat)
tersebut?

5. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan 1. Pendidik memberi salam dan mempersilahkan peserta didik
(10 Menit) mempersiapkan diri berdoa bersama untuk memulai pembelajaran.
(PPK religius, ramah, sopan, santun)
2. Pendidik mengecek kesiapan belajar dan kehadiran peserta didik.
3. Pendidik melakukan apersepsi mengenai pembelajaran yang lalu.
4. Pendidik memotivasi dan menghubungkan manfaat pembelajaran
dalam kehidupan sehari-hari. .
5. Pendidik mengemukakan capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan menyampaikan penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan bersama peserta didik.
6. Pendidik melakukan asesmen diagnostik peserta didik dalam
pembelajaran melalui google form.
Inti Mengorientasi peserta didik pada masalah (10 menit)
(70 Menit) 1. Pendidik menyampaikan pertanyaan pemantik mengenai
pembelajaran yang akan dilakukan.
a) Apakah kalian pernah mengetahui cerita rakyat yang ada di
Indonesia? Kalau cerita rakyat Jambi? Sebutkan!
b) Dari mana kalian mengetahuinya cerita rakyat tersebut?
c) Upaya apa yang dapat kita lakukan untuk melestarikan cerita
rakyat (hikayat) tersebut?
2. Pendidik menampilkan media pembelajaran berupa video hikayat
“Hang Tuah”
3. Peserta didik mengamati dan menafsirkan isi sinopsis video hikayat
tersebut (menumbuhkan semangat literasi)
4. Pendidik menanya hal-hal terkait dengan isi video hikayat tersebut
kepada peserta didik, seperti siapa tokohnya, bagaimana alurnya,
dan apa pesannya.
Mengorganisasi kegiatan pembelajaran (5 menit)
Pendidik membagi peserta didik menjadi 4 kelompok. Masing-
masing kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik.
Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok (30 menit)
1. Pendidik memberikan lembaran LKPD dan teks hikayat “Hang
Tuah”.
2. Peserta didik dalam kelompoknya menggali informasi mengenai
langkah-langkah mengembangkan hikayat menjadi cerpen (buku
siswa halaman 145) . (meningkatkan kemampuan berpikir kritis)
3. Peserta didik berdiskusi mengenai unsur-unsur, isi pokok per
paragraf, dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat “Hang
Tuah”. (meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan gotong
royong)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (15 menit)
1. Peserta didik dengan dibimbing pendidik berdiskusi
mengembangkan teks hikayat “Hang Tuah” menjadi cerpen sesuai
dengan isi dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat dan
menuliskan hasil diskusinya dalam LKPD. (meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
2. Peserta didik dari setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil
diskusinya dan peserta didik dari kelompok yang berbeda
memberikan tanggapan dengan bimbingan pendidik.
(meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif).
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah (10 menit)
1. Peserta didik dalam kelompoknya melakukan koreksi kelengkapan
pokok isi, unsur-unsur, dan nilai-nilai yang terkandung dalam
hikayat “Hang Tuah”. (meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
menumbuhkan sikap gotong royong)
2. Peserta didik membuat perbaikan dari hasil presentasi.
(meningkatkan kemampuan berpikir kritis)
Penutup 1. Pendidik melakukan asesmen sumatif melalui google form.
(10 Menit) 2. Peserta didik bersama pendidik melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran.
3. Pendidik memberikan umpan balik dan peserta didik mendengarkan
penjelasan guru dengan sikap peduli dan merespon apaibila
terdapat permasalahan yang belum dipahami.
4. Peserta didik mengumpulkan LKPD kelompok.
5. Pendidik menyampaikan informasi tentang pembelajaran berikutnya.
6. Pendidik menutup pembelajaran dan mempersilahkan peserta didik
mempersiapkan diri berdoa bersama untuk mengakhiri
pembelajaran.

4. ASESMEN
a) Diagnostik
- Bentuk asesmen: tertulis
- Instrumen: Kuisioner

b) Formatif
BENTUK ASESMEN TEKNIK PENILAIAN
Sikap Observasi
Tes Tertulis LKPD

c) Sumatif
- Teknik : Tes tertulis
- Instrumen: Soal pilihan ganda
Rimbo Bujang, November 2022
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 19 Tebo Guru Mata Pelajaran,

INCE TORADINA. B, M.Pd. NIP: 19740822 200501SUYANTI,


2 006 S.Pd. NIP.

Catatan Kepala Sekolah


.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.........................
C. LAMPIRAN
Lampiran 1: ASESMEN
A. ASESMEN
DIAGNOSTIK Kuisioner
1. Apakah kamu pernah membaca sebuah hikayat?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Tahukah kamu jika hikayat bisa dikembangkan menjadi cerpen?
a. Tahu
b. Tidak Tahu
3. Tahukah kamu apa saja unsur-unsur cerpen dan hikayat?
a. Tahu
b. Tidak Tahu
4. Apakah kamu sudah mengetahuui nilai-nilai kehidupan apa saja yang ada dalam
hikayat?
a. Sudah
b. Belum
5. Setujukah kamu, bahwa sebagai generasi muda perlu melestarikan hikayat sebagai
warisan luhur bangsa Indonesia dengan mempelajari dan mengaplikasikan nilai-
nilai hikayat dalam kehidupan sehari-hari?
a. Setuju
b. Tidak Setuju
B. ASESMEN FORMATIF

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)

Kelas: X IPA
Kelompok:
Anggota: 1.
2.
3.
Dst.
Langkah-langkah Kegiatan:
1. Baca dan pahamilah kerangka/isi pokok teks hikayat berjudul “Hang
Tuah” yang sudah kalian buat pada pertemuan sebelumnya!
2. Salinlah kerangka/isi pokok teks hikayat berjudul “Hang Tuah”
tersebut kedalam tabel berikut!
No. Paragraf Isi Pokok Hikayat “Hang Tuah”
1. Pertama

2. Kedua

3. Ketiga

4. Keempat

5. Kelima

3. Kembangkanlah hikayat “Hang Tuah” menjadi cerpen berdasarkan kerangka/isi pokoknya


dengan memperhatikan isi dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat tersebut!

No. Cerpen “Hang Tuah”

1.

2.

3.

4.

5.
Teks Hikayat
Hang Tuah
Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak Hang Mahmud.
Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orang di Sungai Duyung
mendengar kabar tentang Raja Bintan yang baik dan sopan kepada semua rakyatnya. Ketika Hang
Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepada istrinya yang bernama Dang
Merduwati, “Ayo kita pergi ke Bintan, negeri yang besar itu, apalagi kita ini orang yang miskin. Lebih
baik kita pergi ke Bintan agar lebih mudah mencari pekerjaan.”
Maka pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya
penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmud pun terbangun dan mengangkat anaknya serta
menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau seperti wangi-wangian. Siang harinya, Hang
Mahmud pun menceritakan mimpinya kepada istri dan anaknya. Setelah mendengar kata
suaminya, Dang Merduwati pun langsung memandikan dan melulurkan anaknya. Setelah itu, ia
memberikan anaknya itu kain, baju, dan ikat kepala serba putih. Lalu Dang Merduwati memberi
makan Hang Tuah nasi kunyit dan telur ayam, ibunya juga memanggil para pemuka agama untuk
mendoakan selamatan untuk Hang Tuah. Setelah selesai dipeluknyalah anaknya itu. Lalu kata
Hang Mahmud kepada istrinya, “Adapun anak kita ini kita jaga baik-baik, jangan diberi makan jauh-
jauh.”
Keesokan harinya, seperti biasa Hang Tuah membelah kayu untuk persediaan. Lalu ada
pemberontak yang datang ke tengah pasar, banyak orang yang mati dan luka-luka. Orang-orang
pemilik toko meninggalkan tokonya dan melarikan diri ke kampung. Gemparlah Negeri Bintan itu
dan terjadi kekacauan di mana-mana. Ada seorang yang sedang melarikan diri berkata kepada
Hang Tuah,” Hai, Hang Tuah, hendak matikah kau tidak mau masuk ke kampung?” Maka kata Hang
Tuah sambil membelah kayu,” Negeri ini memiliki prajurit dan pegawai yang akan membunuh, ia
pun akan mati olehnya.” Waktu ia sedang berbicara ibunya melihat bahwa pemberontak itu menuju
Hang Tuah sambil menusukkan kerisnya. Maka ibunya berteriak dari atas toko, katanya,” Hai,
anakku, cepat lari ke atas toko!” Hang Tuah mendengarkan kata ibunya, ia pun langsung bangkit
berdiri dan memegang kapaknya menunggu amarah pemberontak itu. Pemberontak itu datang ke
hadapan Hang Tuah lalu menikamnya bertubi-tubi. Maka Hang Tuah pun melompat dan mengelak
dari tikaman orang itu. Hang Tuah lalu mengayunkan kapaknya ke kepala orang itu, lalu terbelahlah
kepala orang itu dan mati. Maka kata seorang anak yang menyaksikannya, “Dia akan memjadi
perwira besar di Tanah Melayu ini.” Terdengarlah berita itu oleh keempat kawannya, Hang Jebat,
Hang Kesturi, Hang Lekir, dan Hang Lekui. Mereka pun langsung berlari-lari mendapatkan Hang
Tuah. Hang Jebet dan Hang Kesturi bertanya kepadanya.”Apakah benar engkau membunuh
pemberontak dengan kapak?” Hang Tuah pun tersenyum dan menjawab,”Pemberontak itu tidak
pantas dibunuh dengan keris, melainkan dengan kapak untuk kayu.” Kemudian karenaa kejadian
itu, baginda raja sangat mensyukuri adanya Hang Tuah.
Jika ia tidak datang ke istana, pasti ia akan dipanggil Sang Raja. Maka Tumenggung pun
berdiskusi dengan pegawai-pegawai lain yang juga iri hati kepada Hang Tuah. Setelah diskusi itu,
datanglah mereka ke hadapan Sang Raja. Maka saat Sang Baginda sedang duduk di tahtanya
bersama para bawahannya, Tumenggung dan segala pegawai-pegawainya datang berlutut, lalu
menyembah Sang Raja,”Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, ada banyak berita tentang
penghianatan yang sampai kepada saya. Berita-berita itu sudah lama saya dengar dari pegawai-
pegawai saya.” Setelah Sang Baginda mendengar hal itu, maka Raja pun terkejut lalu bertanya,
“Hai kalian semua, apa saja yang telah kalian ketahui?” maka seluruh menteri-menteri itu
menjawab, “Hormat tuanku, saya mohon ampun dan berkat, untuk datang saja hamba takut, karena
yang melakukan hal itu, tuan sangat menyukainya. Baiklah kalau tuan percaya pada perkataan
saya, karena jika tidak, alangkah buruknya nama baik hamba, seolah-olah menjelek-jelek kan orang
itu. Setelah Baginda mendengar kata-kata Tumenggung yang sedemikian itu, maka Baginda
bertitah,”Siapakah orang itu, Sang Hang Tuah kah?” Maka Tumenggung menjawab ,”Siapa lagi
yang berani melakukannya selain Hang Tuah itu. Saat pegawai-pegawai hamba memberitahukan
hal ini pada hamba, hamba sendiri juga tidak percaya, lalu hamba melihat Sang Tuah sedang
berbicara dengan seorang perempuan di istana ini. Perempuan tersebut bernama Dang Setia.
Hamba takut ia melakukan sesuatu pada perempuan itu, maka hamba dengan dikawal datang
untuk mengawasi mereka.” Setelah Baginda mendengar hal itu, murkalah ia, sampai mukanya
berwarna merah padam. Lalu ia bertitah kepada para pegawai yang berhati jahat itu, “Pergilah,
singkirkanlah si durhaka itu!” Maka Hang Tuah pun disembunyikan disebuah hutan oleh Bendahara
Kerajaan.
Di pihak lain Hang Jebat dilantik oleh Raja menggantikan Hang Tuah. Lalu keris Hang Tuah
telah dianugerahkan kepada Hang Jebat yang dulu adalah kawan dekat Hang Tuah. Han Jebat
menyangka Hang Tuah telah meninggal karena hukuman mati yang dijatuhkan Raja. Kemudiah
Hang Jebat melakukan pemberontakan kepada Raja dan mengambil alih kekuasaan istana. Tidak
seorang pun yang bisa melawan Hang Jebat baik itu pendekar atau panglima yang ada di Malaka,
karena Hang Jebat sudah kebal dengan bantuan keris Hang Tuah. Raja terpaksa melarikan diri dan
berlindung di rumah bendahara. Akhirnya pada waktu itu Raja baru menyesal telah membunuh
Hang Tuah yang tidak bersalah. Inilah saatnya Bendahara menberi tahu bahwa Hang Tuah masih
hidup. Hang Tuah kemudiannya telah dipanggil pulang dan ditugaskan untuk membunuh Hang
Jebat. Akhirnya Hang Tuah berhasil merampas keris miliknya dari Hang Jebat, setelah tujuh hari
pertarungan. Lalu Hang Tuah membunuh Hang Jebat. Dalam pertarungan ini, Hang Jebat
menjelaskan bahwa dulu dia membela sahabatnya Hang Tuah yang telah difitnah dan dijatuhi
hukuman mati oleh Raja. Tapi dipihak lain, Hang Tuah telah membantu Raja yang sebelum itu
menjatuhkan hukuman tanpa bukti yang kuat.
C. ASESMEN SUMATIF
SOAL PILIHAN GANDA
Google Form:
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeJXbGZEG5Qz3k2RME27jupfNjFOiLmunBtKk
TqL3MRREt0sw/viewform?usp=share_link

PETUNJUK UMUM
Tulis namamu di sudut kanan atas.
1. Bacalah setiap soal dengan teliti.
2. Kerjakan dulu soal yang kamu anggap mudah.
3. Periksa kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada pengawas.

Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf A, B,
C, D, atau E!
1. Bacalah penggalan hikayat “Bayan Budiman” berikut dengan saksama!

Maka marahlah istri khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya
dandihempaskannya sampai mati..........Bibi Zainab pun pergi mendapatkan
Bayan
yang sedang berpura-pura tidur.

Konjungsi urutan kejadian yang tepat untuk melengkapi hikayat tersebut adalah …..
a. Setelah
b. Setelah itu
c. Lalu
d. Kemudian
e. Maka
2. Bacalah penggalan hikayat “Bayan Budiman” dan cerpen “Menjemput Maut di
Mogadishu” dengan saksama!
Kutipan Hikayat

Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah
dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitrah di dunia amat besar lagi
tajam daripada senjata.
Kutipan Cerpen

Ketika Leyla memutuskan untuk mengungsi, meninggalkan kampong halamannya, perih yang melilit
perutnya kian menjadi-jadi. Terlampau perihnya, hingga seluruh pandangannya terasa buram.

Konjungsi urutan waktu pada hikayat dan cerpen tersebut adalah ….


a. Jika dan hingga
b. Sebelum dan hingga
c. Karena dan untuk
d. Sebelum dan ketika
e. Daripada dan hingga
3. Bacalah hikayat “Indera Bangsawan” berikut dengan saksama!
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam

Nilai moral yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah …
a. Lawanlah kejahatan
b. Jangan menyombongkan diri
c. Tunjukkanlah jika memiliki suatu kemampuan
d. Hendaklah menolong orang yang dalam kesulitan
e. Bersyukurlah jika mendapat pertolongan

4. Bacalah kutipan cepen berikut dengan saksama!


Semuanya karena sepanjang hidup ketiga gadis kecil kakak beradik itu telah menyaksikan bagaimana ibu

Nilai yang terkandung dalam kutipan cerpen tersebut adalah ....


a. Teks mengandung nilai agama
b. Teks mengandung nilai budaya
c. Teks mengandung nilai moral
d. Teks mengandung nilai sosial
e. Teks mengandung nilai estetika

5. Bacalah penggalan hikayat berikut saksama!


”Janganlah adinda bertanya jua” jawab baginda dengan sedihnya. ”Pertanyaan itu hanya menambah luka Tuank
”Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa sekali pun bagaimana juga cobaan yang datang ke atas
”(Hikayat Kalilah dan Dimnah)

Nilai sosial yang tertuang dalam penggalan cerita di atas tampak pada perbuatan ….
a. Menghormati orang lain
b. Mendahulukan kepentingan umum
c. Menegur orang dengan bahasa yang sopan
d. Ikut menolong orang yang sedang menderita
e. Ikut merasakan kesedihan orang lain
Lampiran 2. PEDOMAN PENSKORAN
A. ASESMEN FORMATIF
1) Pedoman Observasi Nilai Sikap
Sikap yang diintegrasikan dan dikembangkan adalah perilaku berpikir kritis, gotong
royong, dan kreatif..
NO. NAMA Berpikir Kritis Gotong Royong Kreatif
SISWA
BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK
1.
2.
3.
4.
Dst.

Berilah tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas.
2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum konsisten.
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai konsisten.
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan konsisten.

Keterangan:
MK = sangat baik skor 4
MB = baik skor 3
MT = cukup skor 2
BT = kurang skor 1

𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡


Nilai akhir = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 x 100
2. Pedoman Penskoran LKPD
1. Isi pokok teks hikayat “Hang Tuah” setiap paragrafnya.

Rentang
Aspek penilaian isi pokok Kriteria
skor
Menjawab lengkap dan benar
10
semua isi 5 paragraf
Menjawab lengkap dan benar 8
semua isi 4 paragraf
Menjawab lengkap dan benar 6
Hikayat “Hang Tuah” semua isi 3 paragraf
Menjawab lengkap dan benar 4
semua isi 2 paragraf
Menjawab kurang tepat atau 2
hanya benar 1 paragraf
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 x 100
Nilai akhir = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥

2. Pengembangan hikayat ‘Hang Tuah” menjadi cerpen.

JUMLAH SKOR MAKSIMAL = 100


Cerpen ‘Hang Tuah”

Hang Tuah
Hang Tuah lahir dari Ibu yang bernama Dang Merduwati, sementara Ayahnya bernama
Hang Mahmud yang bertempat tinggal di Sungai Duyung. Karena kesulitan hidupnya, mereka
pindah ke Pulau Bintan, sebuah negeri yang besar, dengan harapan mendapat rezeki di situ. Di negeri
tersebut, mereka hidup sangat sederhana dan bekerja keras untuk mencukupi kehidupannya.
Suatu malam, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit. Cahayanya penuh di atas
kepala Hang Tuah. Mimpinya tersebut, kemudian diberitahukan kepada anaknya, Hang Tuah dan
istrinya, Dang Merduwati. Lalu, istrinya pun memandikan, membuatkannya nasi kunyit dan telur
ayam, dan memakaikan pakaian serba putih kepada Hang Tuah, serta didoakan oleh para pemangku
adat.
Hingga pada pagi harinya, terjadi pemberontakan di tengah pasar. Semua orang berlarian
menyelamatkan diri, namun Hang Tuah tetap meneruskan pekerjaannya. Sampai ibunya, Dang
Merduwati menyuruhnya untuk naik ke atas toko. Saat itulah, Hang Tuah melawan semua
pemberontak seorang diri, dan semua pemerontak itu tewas di tangan Hang Tuah.
Peristiwa tersebut diketahui oleh keempat kawannya, Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir,
dan Hang Lekui, hingga sampai kepada Sang Raja.
Sang Raja lalu menyuruh ajudannya untuk mengundang Hang Tuah datang ke Istana. Namun,
karena sikap iri yang dimiliki ajudan Sang Raja. Ia lalu menghasut Sang Raja dengan memfitanh
Hang Tuah.
Sang Raja pun murka, dan memerintahkan untuk membunuh Hang Tuah. Namun, saat itu
Bendahara Kerajaan telah lebih dulu menyembunyikan Hang Tuah di sebuah hutan.
Tergantilah posisi Hang Tuah di kerajaan oleh Hang Jebat, sahabatnya. Keris sakti yang Hang
Tuah miliki sekarang dimiliki oleh Hang Jebat. Dengan kekuatan keris tersebut, Hang Jebat dengan
mudah merebut tahta kerajaan dari Sang Raja. Tak ada satupun yang bisa melawannya saat itu.
Sang Raja pun pergi dari istana dengan menyesali keputusannya membunuh Hang Tuah. Saat
itulah, Bendahara Kerajaan memberitahu kepada Sang Raja bahwa Hang Tuah masih hidup. Setelah
mengetahuinya, Hang Tuah kemudian ditugaskan untuk merebut kembali keris sakti yang saat itu
dikuasai oleh Hang Jebat. Dan, Hang Tuah pun berhasil merebutnya kembali bersama dengan tahta
kerajaan. Sedangkan, Hang Jebat harus tewas terbunuh di tangan sahabatnya sendiri, Hang Tuah. Dan
sebelum kematian, Hang Jebat menjelaskan kepada Hang Tuah alasannya melakukan tindakan
tersebut.
B. ASESMEN FORMATIF
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda (Skor 20 per soal)
1. C
2. D
3. D
4. C
5. E
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
Nilai akhir = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥 x 100

JUMLAH SKOR MAKSIMAL = 100


Lampiran 3. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
URAIAN MATERI

1. Pengertian Hikayat dan Cerpen


Hikayat adalah salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa. Hikayat
biasanya mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum
bangsawan, atau orang-orang ternama dengan segala kehebatan,
kesaktian, maupun aksi kepahlawanannya.
Hikayat juga menceritakan tentang kekuatan, mukjizat, dan segala
keanehannya. Terkadang hikayat seperti cerita sejarah yang di dalamnya
tidak masuk akal danpenuh dengan keajaiban.
Cerpen adalah jenis karya sastra yang diparkan atau dijelaskan dalam bentuk tulisan
yang berwujud sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta ringkas. Cerpen bisa
disebut juga dengan sebuah prosa fiksi yang isinya tentang pengisahan yang hanya
terfokus pada satupermasalahan

2. Kebahasaan Hikayat dan Cerpen


Kaidah Bahasa yang dominan dalam hikayat dan cerpen adalah
penggiunaan gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang
menyatakan urutan waktu dan urutan kejadian.
a) Penggunaan Majas
Penggunaan majas dalam cerpen dan hikayat berfungsi untuk
membuat ceritalebih menarik jika dibandingkan menggunakan bahasa
yang bermakna lugas. Diantara majas yang sering digunakan dalam
cerpen maupun hikayat adalah majas antonomasia, metafora, hiperbola,
dan majas perbandingan.
1) Majas Antonomasia
Adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau
sifatnya yang mononjol.
Contoh: Si Miskin, Si Cantik, Si Pintar, dll.
2) Majas Simile
Adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya
menggunakan kata penghubung atau kata pembanding.
Contoh: Seperti, laksana, bak, dan bagaikan.
3) Majas Metafora
Adalah majas yang mengungkapkan perbandingan dua hal atau
obyek yang tidak sama menjadi paduan persamaan.
Contoh: Hati seorang wanita memang selembut sutera
4) Majas Hiperbola
Adalah majas yang menjelaskan sesuatu secara berlebihan dibanding
aslinnya.Pembuatan kata yang dilebih-lebihkan ini digunakan untuk menarik
perhatian pembaca.
Contoh: Suaramu yang merdu itu dapat menggemparkan dunia
5) Majas Retoris
Adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak
membutuhkanjawaban.
Contoh: Apakah kalian mencintai orang tua kalian?

b) Penggunaan Konjungsi
Hikayat dan cerpen menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan waktu
dankejadian / konjungsi temporal.
1) Konjungsi urutan waktu
Contoh: ketika, tatkala, selama, sebelum, sesudah,sehingga, saat.
2) Konjungsi urutan kejadian
Contoh: Mula-mula, awalnya, lalu, kemudian, setelahnya, sesudahnya

3. Persamaan Hikayat dan Cerpen


a) Berbentuk Teks Narasi Fiksi
Baik hikayat dan cerpen, keduanya berbentuk teks narasi fiksi. Teks narasi fiksi adalah teks
atau karangan yang menceritakan kisah-kisah yang imajiner atau khayalan.
Sehingga dalam kedua cerita tersebut, banyak ditemukan tokoh-tokoh pahlawan atau
kejadian luar biasa.
b) Memiliki Unsur Intrinsik yang Sama
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang terkandung di dalam sebuah teks atau karangan.
Dalam hal ini berkaitan dengan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan alur cerita.
1) Penokohan berhubungan dengan dengan sifat atau karakter yang diciptakan oleh penulis
dalam sebuah cerita.
2) Gaya bahasa berkaitan dengan penggunaan bahaya yang bisa menonjolkan atau
menunjukkan jenis ceritanya. Seperti penggunaan bahasa Melayu dalam hikayat.
3) Alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan baik, agar bisa dibuat jalan
cerita yang menarik.
4. Nilai-nilai dalam Hikayat dan Cerpen
a) Nilai Sosial, nilai yang berhubungan dengan kehidupan sosial.
b) Nilai Moral, nilai yang berhubungan dengan budi pekerti, baik dan buruk.
c) Nilai Agama / religious, nilai yang berhubungan dengan ajaran agama.
d) Nilai Pendidikan, nilai yang berhubungan dengan pengetahuan bidang pendidikan.
e) Nilai Budaya, nilai yang berkaitan dengan hal-hal sosial dan budaya di lingkungan
masyarakat

5. Cara mengembangkan hikayat menjadi cerpen


a) Bacalah dengan cermat teks hikayat yang ada
b) Pahamilah isi dan unsur-unsurnya dengan baik.
c) Buatlah kerangka cerpen berdasarkan pokok isi setiap paragrafnya.
d) Kembangkan kerangka tersebut dengan memerhatikan isi dan nilai dalam bentuk cerpen.
Lampiran 4. GLOSARIUM
Prosa : Karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi
Fiksi : Cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya)
Narasi : Kisah, cerita
Hikayat : Salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa.
Cerpen : Sebuah cerita atau kisah secara pendek, jelas, serta
ringkas Majas : Gaya bahasa
Konjungsi : Kata hubung
Instrinsik : Unsur pembangun dari dalam cerita
Penokohan : Berhubungan dengan dengan sifat atau
karakter Alur : Rangkaian peristiwa dalam cerita
Nilai Sosial : Nilai yang berhubungan dengan kehidupan sosial.
Nilai Moral : Nilai yang berhubungan dengan budi pekerti, baik dan buruk.
Religius : Berhubungan dengan ajaran agama.

Lampiran 5. DAFTAR PUSTAKA


1) Suherli, dkk. 2017. Buku Peserta didik Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
2) Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3) Media video sinopsis Hikayat “Hang Tuah” https://youtu.be/Fm7X0H2HgIc
4) Teks hikayat “Hang Tuah”
https://sederhanakuitudisini.blogspot.com/2017/02/mengubah-hikayat-menjadi-cerpen-
untur.html?m=1
5) Modul Pembelajaran SMA Bahasa Indonesia (Teks Hikayat)
https://repositori.kemdikbud.go.id/19409/1/Kelas%20X_Bahasa%20Indonesia_KD%203
.8.pdf, diakses pada tanggal 30 September 2022
6) Perbedaan Hikayat dan Cerpen dalam Bahasa Indonesia. DosenBahasa.com. 2020.
https://dosenbahasa.com/perbedaan-hikayat-dan- cerpen, diakses pada tanggal 30
September 2022
7) Mengembangkan isi cerita rakyat menjadi cerita pendek.
https://www.bospedia.com/2021/01/materi-pengembangan-cerita-rakyat-hikayat-dalam-
bentuk-cerpen.html, diakses pada tanggal 29 September 2022
Lampiran 6. FORMAT MEDIA PEMBELAJARAN

Nama Media : Video Sinopsis Hikayat


Nama Sekolah : SMA Negeri 19 Tebo
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/Ganjil
Alokasi Waktu : 2jp x 45 menit (1 x Pertemuan)

A. Deskripsi
Media pembelajaran ini berbentuk video sinopsis hikayat “Hang Tuah” yang diunduh melalui
youtube dengan link https://youtu.be/Fm7X0H2HgIc.
Link tersebut berisi video sinopsis hikayat “Hang Tuah” dengan judul “Hang Tuah
Laksamana Hebat yang Akhir Kisahnya Berakhir Memilukan”. Ilustrasi gambar dalam video
tersebut disajikan dengan menarik. Video tersebut juga mengandung pesan moral. Hal
tersebut bertujuan agar pembaca dapat mengambil pesan dan dapat dijadikan pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan menggunakan video cerita rakyat tersebut akan menstimulus siswa,
sehingga siswa akan lebih mudah memunculkan ide untuk mengembangkan teks hikayat
menjadi cerpen.

B. Tujuan Pembuatan Media


a) Mempermudah siswa dalam menanggapi sebuah informasi.
b) Menjadi stimulus munculnya ide siswa.
c) Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran mengidentifikasi isi, karakteristik
dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat.

C. Alat dan Pembuatan


a) Laptop/gawai
b) Unduh video cerita rakyat melalui link https://youtu.be/Fm7X0H2HgIc..
c) Menampilkan video saat pembelajaran.

D. Bentuk Media

E. Langkah Penggunaan Media


Media video ini nantinya akan diputarkan kepada kepada peserta didik saat kegiatan
pembelajaran. Ketika peserta didik menonton video synopsis hikayat “Hang Tuah”
secara langsung akan membuatnya tertarik dan lebih mudah memunculkan ide dalam
memahami maupun mengembangkan pengetahuan dalam pembelajaran yang sedang
dilakukannya.

Anda mungkin juga menyukai