Anda di halaman 1dari 27

KEPERAWATAN KRITIS

TUGAS KELOMPOK
MENEJEMEN KASUS ASKEP PADA PASIEN DENGAN HEMOFILIA

Tugas ini ditulis Untuk Memenuhi Nilai Pada Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Pengampu:
Ns. Riska Subhianti P, S,Kep.,M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Nama Anggota :

1. PUTRI AL ZAHRA (030320772) 5. REZA ZAKIA (030320775)


2. ERLANGGA SAPUTRA (030320751) 6. ANNISA AGUSTIAN (030320743)
3. JUNITA PATRIA (030320760) 7. DESRI AJENG OCVI HARYONO (030320748)
4. RAIHAN JAMALUDIN (030320812) 8.MUHAMMAD HISYAM (030320768)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MEDIKA SUHERMAN
TAHUN 2023/2024

Jl. Raya Industri Pasir Gombong, Jababeka Cikarang-Bekasi 17530. Telp. (021)89111110. Fax.
(021) 8905196 E-Mail: info@imds.ac.id Website: www.imds.ac.id
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Tugas Keperawatan Kritis ini kami susun berdasarkan materi yang kami
peroleh selama mencari dari baerbagai sumber.
Tugas ini di susun sedemikian rupa dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh dosen
yang bersangkutan serta dapat dipakai sebagai gambaran dalam pembelajaran. Kami menyadari
bahwa hal tersebut terlaksana berkat bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ns. Riska Subhianti P, S,Kep.,M.Kep selaku dosen Keperawatan Kritis UNIVERSITAS
MEDIKA SUHERMAN.
2. Keluarga besar S1 Keperawatan yang telah membantu dan memberikan ilmu kepada kami
dalam penyusunan tugas Keperawatan Kritis.
3. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah terlibat banyak
untuk membantu kami sehingga tugas ini dapat diselesaikan.
4. Anggota kelompok kami yang membantu dan memberikan motivasi hingga terselesainya
tugas Keperawatan Kritis ini.
Kami menyadari akan kekurangan-kekurangan dalam pembuatan tugas ini. Akhir kata penulis
mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Semoga Tugas Keperawatan Kritis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan. ................................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan ...............................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Hemofilia ........................................................................................................... 3
B. Etiologi Hemofilia. .............................................................................................................. 3
C. Tanda dan Gejala Hemofilia. ............................................................................................... 4
D. Pengobatan Hemofilia. ........................................................................................................4
E. Komplikasi hemofilia. .........................................................................................................4
BAB III URAIAN PERMASALAHAN
A. Penatalaksanaan Hemofilia. ................................................................................................. 5
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan…......................................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manifestasi klinis hemofilia yang tersering adalah perdarahan terutama pada sendi lutut, siku, bahu,
dan pergelangan kaki (hamartrosis) yang dapat terjadi secara akut, yang ditandai dengan nyeri dan
bengkak serta keterbatasan gerak sendi. Apabila tidak diobati secara adekuat dapat menjadi kronik dan
walaupun ditangani dengan baik tetap menyebabkan artritis kronik yang dapat berupa kerusakan sendi
permanen, disebut dengan artropati hemofilia. Tanda perdarahan yang sering dijumpai yaitu berupa
hemartrosis, hematom subkutan/ intramuskular, 2 perdarahan mukosa mulut, perdarahan intrakranial,
epistaksis, dan hematuria. Sering pula dijumpai perdarahan yang berkelanjutan pasca operasi kecil
(sirkumsisi, ekstraksi gigi).
Data penggunaan rituximab pada hemofilia saat ini masih terbatas, banyak laporan penelitian hanya
sebatas percobaan pada binatang, laporan kasus dan kelompok kecil kasus, belum dilakukan suatu
penelitian dengan jumlah sampel yang besar dan jangka waktu yang lama. Selain itu bagaimana korelasi
antara ekspresi limfosit B CD20 dengan kadar inhibitor FVIII belum diketahui secara jelas.
Berdasarkan kondisi inilah dirasakan perlu untuk mengetahui korelasi jumlah sel limfosit B CD20
dengan kadar inhibitor FVIII pada pasien hemofilia A yang mempunyai inhibitor FVIII yang
diharapkan dapat menjadi tambahan literatur dalam penggunaan antibodi monoklonal anti CD20 dalam
penatalaksanaannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, kami membuat rumusan masalah yang diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hemofilia?
2. Penyebab hemofilia yaitu?
3. Sebutkan tanda dan gejala hemofilia?
4. Bagaimana penatalaksaan pada pasien hemofilia?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah tentang konsep diri ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
2. Sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Keperawatan Medika Bedah I.
3. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
4. Sebagai penyemangat dan menginspirasi dalam kehidupan sehari-hari.

1
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dibuatnya makalah tentang konsep diri ini, yaitu sebagai berikut:
1. Dapat dibaca dan dipahami oleh mahasiswa/i.
2. Mengenalkan teori tentang hemofilia ini kepada mahasiswa/i.
3. Untuk menambah teori tentang hemofilia yang baik dan benar.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit genetik/turun, merupakan suatu bentuk kelainan perdarahan yang
diturunkan dari orang tua kepada anaknya diamana yang diperlukan untuk pembekuan darah tidak ada
atau jumlah nya sangat sedikit. Penyakit ini ditandai dengan sulitnya darah untuk membeku secara
normal. Apabila penyakit ini tidak ditanggulangi dengan baik maka akan menyebabkan kelumpuhan,
kerusakan persendian hingga cacat dan kematian dini akibat perdarahan yang berlebihan. Hemofilia
memiliki dua tipe yakni :
1. Hemofilia A, yang dikenal juga dengan nama:
a. Hemofilia klasik : karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor
pembeluan pada darah.
b. Hemofilia kekuranga faktor VIII :terjadi karena kekurangan faktor VIII (faktor VIII) protein
pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah
c. Penyakit ini dijumpai pada anak laki-laki yang mewarusi gen deyektif pada kromosom X dari
ibunya . Ibu biasanya bersifat heterozigot dan tidak memperlihatkan gejala. Akan tetapi 25%
kasus terjadi akibat mutasi abru pada kromos X.
2. Hemofilia B dikenal juga dengan nama :
a. Chrismast Disiase,karena ditemukan untuk yang pertama kali pada seorang bernama Stiven
Chrismast asal Kanada
b. Hemofilia kekurangan faktor IX :terjadi karena kekurang faktor IX (faktor IX) protein pada
darah yang dilakukan masalah pada proses pembekuan darah.

B. Etiologi Hemofilia
Trombosit tidak bisa membuat faktor VII (AHF)
Faktor penunjang:
1. Adanya anak perempuan dari seorang pria penderita hemofilia menjadi seorang karir
2. Kemungkinan 50% anak laki-laki dari keturunan anak wanita yang menjadi karir hemofilia
3. Anak yang dilahirkan dari ayah yang menderita hemofolia dan ibu yang menderita karir hemofilia
4. Hemofilia paling banyak diderita hanya pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia
jika ayahnya seorang hemofilia dan ibunya adalah pembawa sifat (carrier). Dan ini sangat jarang
terjadi

3
5. Sebagai penyakit yang diturunkan, orang yang terkena hemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi
kenyataannya hemofilia selalu terdeteksi ditahun pertama kelahirannya.

Pathway

Kerusakan darah atau


berkontrak dengan kolagen

XII XII teraktivasi

(HMW Kinogen, prekalikren)

XI XI teraktivasi

Ca ++

Tanpa IX X tidak teraktivasi

Hemofilia Tanpa VIII Kumpulan trobosit

Sirkulasi Darah ke
Fasfolipid Trombosit Pemanjangan APTT jantung

Trombin tidak terbentuk Keletihan

Stabilitas fibrin tidak memadai

Risiko Perdarahan
Perdarahan

Sintesa energi
Jaringan dan sendi Vasokontriksi pembuluh darah otak
terganggu

Nekrosis jaringan otak


Kehilangan Banyak
Nyeri Mobilitas
Darah
Defisit fungsi Neurologi terganggu

Letargi Hambatan mobilitas


Syok Risiko injuri fisik

Inefektif Koping
Keluarga

4
C. Tanda dan Gejala Hemofilia
Gejala yang mudah dikenali adalah bila terjadi luka yang menyebabkan sobeknya kulit permukaan
tubuh, maka darah terus akan mengalir dan memelurkan waktu berhari-hari untuk membeku. Bila luka
terjadi dibawah kulit karna terbentur, maka akan timbul memar atau lebam kebiruan disertai rasa nyeri
yang hebat pada bagian tersebut. Pendarahan yang berulang-ulang pada persendian akan menyebabkan
perusakan pada sendi sehingga pergerakan jadi terbatas (kaku), selain itu terjadi pula kelemahan pada
otot disekitar sendi tersebut
Gejala akut yang di alami penderita hemofilia adalah sulit menghentikan penderahan, kaku sendi
tubuh bengkak, muncul rasa panas dan nyeri pasca pendarahan. Sedangkan yang gejala kronis penderita
mengalami perusakan jaringan persendian permanen akibat peradangan parah, perubahan bentuk sendi
dan pergeseran sendi, penyusutan otot sekitar sendi hingga penurunan kemampuan motorik penderita
dan gejala lainnya. Hemofilia dapat membahayakan jiwa penderitanya jika pendarahan terjadi pada
bagian tubuh yang vital seperti pendarahan pada otak

D. Pengobatan Hemofilia
Hemofilia tidak dapat disembuhkan, namun hemofilia dapat ditangani dengan mencegah timbulnya
perdarahan (profilaksis) dan menangani pendarahan (On-demand). Jika anda menderita hemofilia,
lakukan langkah yang dapat mencegah terjadinya luka dan cedera berikut:
1. Hindari kegiatan yang berisiko menimbulkan cedera dan menggunakan pelindung.
2. Lakukan kontrol rutin ke dokter untuk memantau kondisi hemofilia dan kadar faktor pembekuan
yang dimiliki oleh pasien.
3. Hati-hati ketika mengkonsumsi obat yang dapat mempengaruhi proses pembekuan darah.
4. Jaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut, termasuk dengan rutin melakukan pemeriksaan ke
dokter gigi.

E. Komplikasi Hemofilia
Jika perdarahan terus terjadi, hemofilia dapat menyebabkan syok hipovolemik, yaitu kegagalan
fungsi organ akibat kehilangan darah dalam jumlah yang banyak. Selain itu, komplikasi lain yang bisa
terjadi saat mengalami hemofilia adalah perdarahan di otot, sendi, saluran cerna, dan organ lainnya

5
BAB III
URAIAN PERMASALAHAN

A. Penatalaksanaan Hemofilia
Pasien laki-laki berusia 35 tahun datang ke Instalasi Gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Kencana
Medika dengan keluhan terjadi perdarahan pada hidung kurang lebih selama 3 kali sebelum dibawa ke
rumah Sakit, merasa lemas dan pucat, dan terdapat beberapa luka memar pada bagian sendi dan
lututnya. Pasien mengatakan sebelumnya dia mengalami kecelakaan kecil di tempat kerjanya. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan pada pasien, pasien terlihat lemas dan pucat, aktivitas terganggu, TD:
110/80 mmHg, Suhu: 36,5℃, RR: 23 kali/menit, Nadi: 80 kali/menit. Pasien tidak mendapat terapi obat
apapun. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa nilai leukosit: 10,9 K/uL, hemoglobin: 1,7
gr/dl, hematokrit: 14,3%, MCV 82,4 fl, MCH 28,7 pg, trombosit 66 K/uL.
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 35 Tahun
Agama : Kristen
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Kp. Cakung, Kec. Jakarta Timur
Pendidikan :-
Pekerjaan : Karyawan
Status perkawinan : Sudah menikah
Diagnosa medis : Gangguan pembekuan darah (Hemofilia)
Tanggal masuk : 10 Mei 2021, pukul 11.40 WIB
Tanggal pengkajian : 10 Mei 2021, pukul 12.00 WIB
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 18 Tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Kp. Cakung, Kec. Jakarta Timur
Hubungan klien : Anak kandung

6
c. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami perdarahan pada hidung kurang
lebih selama 3 kali sebelum dibawa ke rumah Sakit, merasa lemas dan pucat, dan terdapat
beberapa luka memar pada bagian sendi dan lututnya.
d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengalami
perdarahan pada hidung kurang lebih selama 3 kali sebelum dibawa ke rumah Sakit, merasa
lemas dan pucat, dan terdapat beberapa luka memar pada bagian sendi dan lututnya.
2) Riwayat Penyakit Dahulu: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki
riwayat penyakit dahulu.
3) Riwayat Penyakit keluarga: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki
riwayat penyakit keluarga.
4) Riwayat Alergi: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap obat, binatang, ataupun makanan.
e. Genogram

Keterangan:
Bentuk Keterangan
Kotak Laki-laki
Bulat Perempuan
Tanda panah Pasien

7
f. Pola Kesehatan Fungsional Gordon
1) Pola Nutrisi
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelum sakit makan dengan
teratur, tidak ada pantangan, dan nafsu makan.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selama sakit tetap makan dengan
teratur, tidak ada pantangan, tetap nafsu makan.
2) Pola Asupan Cairan
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelum sakit selalu minum air
putih dengan cukup, kurang lebih 8 sampai 9 gelas dalam sehari.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selama sakit minum kurang lebih
hanya 8 gelas dalam sehari.
3) Pola persepsi: keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum pasien dibawa ke Rumah Sakit,
pasien diberikan obat kompres dingin saat mimisan, dan kompres dingin untuk luka
memar.
4) Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelum sakit sangat aktif, selalu
bekerja, dan bermain dengan keluarga.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selama sakit terlihat sangat lemas
dan pucat, aktivitas terganggu.
5) Nilai dan kepercayaan: keluarga pasien mengatakan bahwa penyakit pasien disebabkan
oleh kecelakaan keil yang dialami pasien di tempat kerjanya.
6) Istirahat dan tidur
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelum sakit istirahatnya
normal kurang lebih 7 jam perhari, dan tidur siang setiap hari.
Selama sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selama sakit istirahatnya
terganggu, dan merasa tidak nyaman.
7) Personal hygiene
Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sebelum sakit mandi 2 kali
sehari, sikat gigi setiap mandi, dan keramas 3 kali seminggu,
Selama sakit: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selama sakit hanya dibersihkan
dengan handuk kecil dan air hangat sekali dalam sehari, dan sikat gigi selama sekali dalam
sehari.
8) Pola Eliminasi
Sebelum sakit;

8
BAB: Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien BAB dengan lancar
dengan konsistensi fases lembek, dengan frekuensi kurang lebih sekali dalam sehari.
BAK: Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien BAK dengan lancar,
dengan frekuensi kurang lebih 5 kali sehari, dengan warna urine kuning jernih.
Selama sakit;
BAB: Keluarga pasien mengatakan bahwa selama sakit pasien BAB tetap normal.
BAK: Keluarga pasien mengatakan bahwa selama sakit pasien BAK tetap normal.
9) Pola seksual dan Reproduksi: Pasien merupakan kepala keluarga dan orang tua dari 2
anak dengan usia 35 tahun.
10) Pola peran dan Hubungan: Pola peran disini yaitu pasien sebagai orang tua.
g. Psikososial
1) Status Emosi: Keluarga pasien mengatakan bahwa status emosional pasien tidak ada
gangguan.
2) Status Mental: keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki gangguan dalam
jiwanya.
3) Konsep Diri;
a) Gambar Diri: Selama pengkajian gambaran diri pasien tidak terganggu.
b) Identitas Diri: Selama pengkajian identitas diri pasien tidak terganggu.
c) Peran Diri: Selama pengkajian peran diri pasien tidak terganggu.
d) Ideal Diri: Selama pengkajian ideal diri pasien tidak terganggu.
e) Gaya Komunikasi: pasien dapat berbicara, namun masih kurang lancar.
h. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Kesadaran pasien composmentis.
2) Keadaan Umum: Pasien terlihat lemas dan pucat.
3) Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 Mmhg.
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 23 kali/menit
Suhu : 36,5°C
Berat badan : 73 Kg.
Tinggi badan : 174 cm.

9
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
➢ Bentuk : Bentuk simestris
➢ Benjolan : Tidak ada benjolan
➢ Lesi : Tidak ada lesi
b. Mata
➢ Bentuk : Bentuk simestris
➢ Konjungtiva : Normal
➢ Sklera : Tidak ikterik
➢ Fungsi : Fungsi normal
c. Hidung
➢ Bentuk : Bentuk normal
➢ Secret : Terdapat secret
➢ Kebersihan : Kurang bersihan
➢ Lesi : Tidak ada lesi
➢ Fungsi : Fungsi normal
d. Telinga
➢ Bentuk : Bentuk Simetris
➢ Kebersihan : Bersih
➢ Cairan : Tidak ada cairan
➢ Fungsi : Fungsi normal
e. Mulut dan Gigi
➢ Kebersihan : Bersih
➢ Jumlah gigi : 20 gigi
➢ Lidah : Bersih
➢ Lesi : Tidak ada lesi
➢ Bibir : Tidak ada lesi
f. Leher, tenggorokan
➢ Bentuk : Bentuk simetris
➢ Lesi : Tidak ada lesi
➢ Benjolan : Tidak ada benjolan
g. Thorax (paru)
➢ Bentuk : Bentuk simetris
➢ Fungsi : Normal

10
h. Dada
➢ Jantung : Normal
➢ Ketiak : Tidak ada benjolan
i. Kulit
➢ Kondisi : pucat
➢ Kebersihan : Bersih
➢ Lesi : memar pada beberapa bagian siku dan lututnya.
j. Abdomen
➢ Lesi : Tidak ada lesi
➢ Benjolan : Tidak ada benjolan
➢ Nyeri : Terdapat nyeri pada bagian bawah
k. Ekstremitas Atas : Tidak ada alat medis yang terpasang.
l. Ekstremitas Bawah : Tidak ada alat medis yang terpasang.

3. Terapi obat
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum ke Rumah Sakit, pasien tidak mendapatkan
terapi obat apapun.

4. Data Penunjang
No Jenis pemeriksaan Hasil Normal
1 Hemoglobin 1,7 gr/dl 13,5 – 18,0 gr/dL
2 Hematokrit 14,3% 40 – 54%
3 Trombosit 66 K/uL 150 – 440 K/uL
4 Leukosit 10,9 K/uL 4,5 – 11 K/uL
5 MCV 82,4 fl 80 – 94 fl
6 MCH 28,7 pg 27 – 32 pg

5. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
- Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien - TD: 110/80 mmHg,
mengalami perdarahan pada hidung kurang - Suhu: 36,5℃,
lebih selama 3 kali sebelum dibawa ke - RR: 23 kali/menit,
rumah Sakit - Nadi: 80 kali/menit.

11
- Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien - Berat badan 73 Kg.
merasa lemas dan pucat - Tinggi badan 174 cm.
- Keluarga pasien mengatakan bahwa - Pasien tidak mendapat terapi obat apapun.
terdapat beberapa luka memar pada bagian - leukosit: 10,9 K/uL.
sendi dan lututnya.
- hemoglobin: 1,7 gr/dl
- hematokrit: 14,3%
- MCV 82,4 fl
- MCH 28,7 pg
- trombosit 66 K/uL.
- Pasien nampak lemas dan pucat.
- Terdapat beberapa memar pada bagian sendi
dan lututnya.
- Aktivitas terganggu dan merasa tidak
nyaman

6. Analisa Data
Gejala (Syntom) Permasalahan (Problem) Penyebab (Etiologi)
Data Subjektif Resiko ketidakseimbangan Trauma/perdarahan yang
- Keluarga pasien cairan diakibatkan dari kecelakaan
mengatakan bahwa pasien di tempat kerja
merasa lemas dan pucat
- Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien
mengalami perdarahan
pada hidung kurang lebih
selama 3 kali sebelum
dibawa ke rumah Sakit
Data Objektif
- TD: 110/80 mmHg,
- Suhu: 36,5℃,
- RR: 23 kali/menit,
- Nadi: 80 kali/menit.
- leukosit: 10,9 K/uL.
- hemoglobin: 1,7 gr/dl
- hematokrit: 14,3%

12
- MCV 82,4 fl
- MCH 28,7 pg
- trombosit 66 K/uL
- berat badan 73 Kg,
- Tinggi badan 174 cm
Data Subjektif Nyeri akut Agen pencedera fisiologis
- Keluarga pasien (Inflamasi)
mengatakan bahwa ↓
terdapat beberapa luka
Agen pencedera fisik
memar pada bagian sendi
(trauma)
dan lututnya.
Data Objektif
- Terdapat beberapa memar
pada bagian sendi dan
lututnya.
- Aktivitas terganggu dan
merasa tidak nyaman
- Pasien tidak mendapat
terapi obat apapun
- TD: 110/80 mmHg,
- RR: 23 kali/menit,

7. Diagnosa Keperawtan
a. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan trauma/perdarahan yang diakibatkan
dari kecelakaan di tempat kerja yang ditandai dengan Keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien merasa lemas dan pucat.(D.0036)
b. Nyeri akut yang berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (Inflamasi) → agen pencedera
fisik (trauma) yang ditandai dengan beberapa luka memar pada bagian sendi dan lututnya.
(D.0077)
c. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri yang ditandai dengan beberapa luka
memar pada bagian sendi dan lututnya (D.0054)

13
8. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi keperawatan
Resiko ketidakseimbangan Tujuan: setelah dilakukan Observasi:
cairan berhubungan dengan tindakan keperawatan ➢ Monitor tstatus
trauma/perdarahan yang selama 2 kali 24 jam hemodinamik
diakibatkan dari kecelakaan diharapkan pasien akan ➢ Observasi TTV setiap 4-6
di tempat kerja yang merasa nyaman dengan jam
ditandai dengan Keluarga kriteria hasil: ➢ Monitor berat badan.
pasien mengatakan bahwa - Asupan ciran klien Intervensi:
pasien merasa lemas dan meningkat. ➢ Memberikan asupan
pucat. (D.0036) Kelembapan membran cairan yang cukup.
. mukosa klien Edukasi:
meningkat ➢ Anjurkan untuk minum
- Cairan masuk dan cairan yang banyak.
keluar seimbang ➢ Anjurkan pasien untuk
- TTV membaik. menjaga pola makan,
- (L.05020) termasuk asupan cairan.
Kolaborasi:
➢ Kolaborasi dalam
pemberian dieuretik
.(I.03098)

Nyeri akut yang Tujuan: setelah dilakukan Observasi:


berhubungan dengan agen tindakan keperawatan ➢ Lakukan pengkajian skala
pencedera fisiologis selama 2 kali 24 jam nyeri secara
(Inflamasi) → agen diharapkan pasien akan komprehensif termasuk
pencedera fisik (trauma) merasa nyaman dengan lokasi, karakteristik,
yang ditandai dengan kriteria hasil: durasi, frekuensi, kualitas
keluarga pasien - Klien mengetahui dan faktor yang
mengatakan bahwa terdapat penyebab nyeri memperberat timbulnya
beberapa luka memar pada - Klien mengetahui cara nyeri

14
bagian sendi dan lututnya. untuk mengurangi dan Intervensi:
(D.0077) menghilangkan rasa ➢ berikan kompres hangat
nyeri pada lokasi nyeri
- Klien dapat melakukan ➢ fasilitasi istirahat dan
tindakan yang telah tidur.
dianjurkan oleh ➢ Pertimbangkan jenis dan
perawat untuk su,ber nyeri dalam
menghilangkan rasa pemilihan strategi
nyeri meredakan nyeri
- Skala nyeri berkurang Edukasi:
atau bahkan hilang ➢ Jelaskan penyebab dan
pemicu nyeri

➢ Jelaskan strategi
meredakan nyeri

➢ Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
➢ Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
Analgetik
(I.08238)

15
Gangguan mobilitas fisik Tujuan: setelah dilakukan Observasi:
➢ Identifikasi adanya
yang berhubungan dengan tindakan keperawatan nyeri atau keluhan fisik
nyeri yang ditandai dengan selama 2 kali 24 jam lainnya
➢ Monitor kondisi
beberapa luka memar pada diharapkan pasien akan umum selama mabulasi
bagian sendi dan lututnya mampu melakukan
Intervensi:
(D.0054) pergerakan secara mandiri ➢ Fasilitasi aktivitas
dengan kriteria hasil : ambulasi dengan alat bantu
(tongkat, kruk)
➢ Pergerakan ➢ Libatkan keluarga
ektrimitas meningkat untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
➢ Nyeri menurun ambulasi
➢ Kaku sendi menurun Edukasi:
➢ Anjurkan melakukan
➢ Gerakan terbatas ambulasi dini
➢ Anjurkan ambulasi
menurun
sederhana yang harus
➢ Kelemahan fisik dilakukan (berjalandari tempat
tidur ke kursi roda. Berjalan
menurun. (L.05042) sesuai toleransi).
➢ (I.06171)

9. Implementasi Keperawatan
No Waktu Pelaksanaan Implementasi Keperawatan
1 10 Mei 2021 Melakukan pengkajian tentang kondisi pasien

Pukul 12.00 WIB

Pukul 12.25 WIB Melakukan pemeriksaan TTV dan menganjurkan pasien


untuk mengerjakan shalat dengan bantuan keluarga pasien
Pukul 12.35 WIB Mengajarkan atau mengedukasi pasien tentang menjaga
asupan cairan, serta memberitahu pasien mengenai timbul
rasa nyeri
Pukul 12.40 WIB Mengkaji rasa nyeri pada pasien
Pukul 14.10 WIB Memberikan kompres hangat
Pukul 14.15 WIB Mengkaji rasa nyeri pada pasien setelah dikompres
Pukul 15.30 WIB Menganjurkan pasien untuk mengerjakan shalat dengan
bantuan keluarga pasien dan
Mengedukasi atau mengajarkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (berjalandari tempat tidur ke kursi roda. Berjalan
sesuai toleransi).
Pukul 15.35 WIB Memberikan asupan cairan
Pukul 16.00 WIB Melakukan TTV

16
2 11 Mei 2021 Melakukan follow up tentang perkembangan kesehatan
Pukul 08.00 WIB pasien
Pukul 08.05 WIB Melakukan pemeriksaan TTV

17
Pukul 09.00 WIB
Mengedukasi atau mengajarkan ambulasi sederhana yang
harus dilakukan (berjalandari tempat tidur ke kursi roda.
Berjalan sesuai toleransi).
Pukul 09.15 WIB Mengkaji rasa yeri pada pasien

Pukul 09..20 WIB Memberikan asupan cairan yang cukup

Pukul 09.30 WIB Memberikan kompres hangat

Pukul 10. 45 WIB Mengkaji rasa nyeri pada pasien setelah dikompres

Pukul 10.55 WIB Melakukan pemeriksaan TTV

10. Evaluasi (SOAP)


DX Hari

10 Mei 2021 11 Mei 2021


Hari 1 Hari 2
1 Subjective : Subjective :
Pukul 12.00 WIB Pukul 08.00 WIB
- Keluarga pasien mengatakan - Keluarga pasien mengatakan kondisi
bahwa pasien mengalami mimisan pasien membaik, rasa nyeri berkurang,
kurang lebih 3 hari, pasien lemas, dan sudah tidak lemas.
terdapat memar dibagian sendi dan Pukul 09.00 WIB
lututnya. - Keluarga pasien mengatakan selalu
Pukul 12.25 WIB mengikuti anjuran yang diberikan.
- keluarga pasien mengatakan Pukul 09.15 WIB
badannya masih lemas dan - Pasien mengatakan rasa nyerinya mulai
mengerjakan shalat dibantu berkurang ketika bergerak
keluarga. Pukul 09.20 WIB
Pukul 12.35 WIB - Keluarga pasien mengatakan kebutuhan
- keluarga pasien dan pasien cairan pasien mulai stabil dan terpenuhi.
mengatakan akan melakukan Pukul 09.30 WIB
semua yang diajarkan oleh - Orang tua pasien mengatakan akan
perawat. memerikan obatnya sendiri.
Pukul 12.40 WIB Pukul 10.45 WIB
- Orang tua pasien mengatakan - Pasien mengatakan nyeri pasien mulai
pasien merasa lemas, dan nyeri berkurang dan mulai berjalan sendiri.

18
dibagian memarnya bila bergerak
Pukul 14.10 WIB

19
- Keluarga pasien mengatakan Pukul 10.55 WIB
pasien nyeri pada bagian - Orang tua pasien mengaatakan bahwa
memarnya, dan membutuhkan pasien terlihat lebih sehat, keadaan
kompres pasien membaik, rasa nyeri berkurang.
Pukul 14.15 WIB
- Pasien merasanya nyaman karena Objective :
sudah diberikan kompres hangat. Pukul 08.00 WIB
Pukul 15.30 WIB - Kondisi pasien terlihat membaik.
- Keluarga pasien mengatakan akan Pukul 08.05 WIB
melakukan anjuran dari perawat - Hasil pemeriksaan TTV normal
untuk mengerjakan shalat dengan Pukul 09.15 WIB
bantuan keluarga pasien. - Pasien terlihat lebih nyaman dan tidak
Pukul 15.35 WIB merasa nyeri.
- Keluarga pasien mengatakan akan Pukul 09.20 WIB
membantu anaknya untuk - Pasien terlihat mulai memenuhi asupan
memberikan asupan cairan. cairan.
Pukul 16.00 WIB Pukul 10.45 WIB
- Keluarga pasien mempersilahkan - Pasien terlihat sehat, dan terlihat tidak
perawat untuk meakukan merasa nyeri ketika bergerak.
pemeriksaan TTV Pukul 10.55 WIB
Objective : - Hasil pemeriksaan TTV normal.
Pukul 12.00 WIB
- Pasien terlihat lemas, tersapat luka Assesment :
memar pada bagian sendi dan Masalah sudah teratasi.
lututnya.
Pukul 12.25 WIB Planing :

- Pasien hanya diam saat dilakukan - Tidak ada intervensi lagi.

pemeriksaan TTV. - Melakukan dokumentasi.

Pukul 12.35 WIB - Mendiskusikannya dengan tenaga

- Keluarga pasien terlihat kesehatan yang lain.

memahami apa saja yang - Memberi edukasi sebelum pasien

diajarkan oleh perawat. selesai dirawat.


Pukul 14.10 WIB
- Pasien sedikit hangat, dan terlihat
merasa nyeri.
20
Pukul 14.15 WIB
- Perineasien terlihat merasa nyeri.
Pukul 15.30 WIB
- Keluarga pasien dan pasien terlihat
memahami apa yang disampaikan
oleh perawat
Pukul 15.35 WIB
- Pasien terlihat membutuhkan
asupan cairan.

Assesment :
Masalah belum teratasi.

Planing :
- Lanjutkan intervensi
- Monitor asupan cairan
- Monitor berat badan.
- Kaji tingkat pendarahan dan
pembekuan pada pada pasien
- Observasi TTV setiap 4-6 jam
- Lakukan pengkajian skala nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor yang
memperberat timbulnya
Nyeri

21
BAB IV
PENUTUP

EVALUASI KOMPERENSHIF
Komprehensif berarti menyeluruh, sehingga evaluasi terhadap pembelajar harus dilakukan
pada semua aspek. Evaluasi hendaknya dilakukan terhadap seluruh aspek yang ada pada tugas
Askep HEMOFILIA yaitu kognitif, afeksi dan juga psikomotorik, Sehingga dari penjelasan ini
menjadi jelas.
Psikososial
– Status Emosi: Keluarga pasien mengatakan bahwa status emosional pasien tidak ada gangguan.
– Status Mental: Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak memiliki gangguan dalam
jiwanya.
Konsep Diri
– Gambar diri: Selama pengkajian gambaran diri pasien tidak terganggu.
– Identitas diri: Selama pengkajian identitas diri pasien tidak terganggu.
– Peran diri: Selama pengkajian peran diri pasien tidak terganggu.
– Ideal diri: Selama pengkajian ideal diri pasien tidak terganggu.
– Gaya komunikasi: Pasien dapat berbicara, namun masih kurang lancar.
Spiritual : Pasien dapat melakukan ibadah shalat sesuai waktunya dengan bantuan keluarga pasien.

A. Kesimpulan
Hemofilia adalah penyakit genetik/turun, merupakan suatu bentuk kelainan perdarahan
yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya diamana yang diperlukan untuk pembekuan
darah tidak ada atau jumlah nya sangat sedikit. Penyakit ini ditandai dengan sulitnya darah
untuk membeku secara normal. Apabila penyakit ini tidak ditanggulangi dengan baik maka
akan menyebabkan kelumpuhan, kerusakan persendian hingga cacat dan kematian dini akibat
perdarahan yang berlebihan. Hemofilia memiliki dua tipe yaitu Hemofilia A dan Hemofilia B.
Penyebab dari Hemofilia adalah Trombosit tidak bisa membuat faktor VII (AHF) dan
adapun beberapa Faktor penunjang diantaranya Adanya anak perempuan dari seorang pria
penderita hemofilia menjadi seorang karir, Kemungkinan 50% anak laki-laki dari keturunan
anak wanita yang menjadi karir hemofilia, Anak yang dilahirkan dari ayah yang menderita
hemofolia dan ibu yang menderita karir hemofilia, Hemofilia paling banyak diderita hanya
pada pria. Wanita akan benar-benar mengalami hemofilia jika ayahnya seorang hemofilia dan
22
ibunya adalah pembawa sifat (carrier). Dan ini sangat jarang terjadi, serta Sebagai penyakit
yang diturunkan, orang yang terkena hemofilia sejak ia dilahirkan, akan tetapi kenyataannya
hemofilia selalu terdeteksi ditahun pertama kelahirannya.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat
berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/95124730/MAKALAH-HEMOFILIA diakses pada tanggal 12 Oktober 2021


pukul 15.00 WIB
https://www.scribd.com/document/419440612/Pathway-Hemofilia-2-docx
http://repository.stikes-garudaputih.ac.id/id/eprint/72
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/2089

24

Anda mungkin juga menyukai